Tugas Kelompok
description
Transcript of Tugas Kelompok
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ’’ Bahaya Rokok Pada Kesehatan Tubuh ” tepat pada waktunya. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, saya mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca.
Banjarmasin, September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Batasan Masalah...................................................................................................2
E. Metode...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti & Pengertian Rokok.........................................................................................3
B. Bahan-bahan Kimia Yang Ada Pada Rokok............................................................3
C. Ciri-ciri Remaja Perokok............................................................................................4
D. Alasan Remaja Mulai Merokok.................................................................................5
E. Dampak Rokok.......................................................................................................7
F. Upaya Pencegahan................................................................................................8
G. Strateginya Adalah Sebagai Berikut:.........................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran-saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga,
membaca, menulis, mengarang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak
kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan
bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan
oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok sendiri bukanlah hal
yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang melakukannya
adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini sangat
memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat
banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.
Untuk itu dengan dibuatnya karya ilmiah ini diharapkan warga masyarakat
dapat sadar dan segera meninggalkan atau mengurangi kebiasaan mereka
yang tidak baik. Karena bagaimanapun juga dampak rokok bagi kesehatan
pelaku ( perokok aktif ) maupun kesehatan orang yang terkena paparan asap
rokok perokok aktif (perokok pasif) sangat besar, karena zat beracun yang
terkandung di dalamnya.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis dapat
merumuskan masalah yang akan di bahas dalam laporan karya ilmiah ini.
Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari rokok?
2. Apa saja zat zat kimia yang terkandung dalam rokok ?
3. Apa saja ciri-ciri remaja perokok ?
4. Mengapa remaja mulai merokok ?
5. Bagaimana dampak rokok Terhadap kesehatan ?
6. Bagaimana cara pencegahan agar remaja berhenti merokok ?
7. Apakah strategi yang harus dilakukan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menyadarkan para remaja akan bahaya merokok
2. Agar para remaja tahu tentang bahan kimia yang ada di rokok
3. Untuk membiasakan para remaja jauh dari rokok
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah lebih terfokus penulis memberikan batasan yaitu:
1. Karya ilmiah ini di batasi oleh pokok bahasan bahaya merokok bagi
remaja
E. Metode
Dalam menyusun karya ilmiah ini penulis menggunakan dua buah metode,
yaitu metode internet dan metode bacaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti & Pengertian Rokok
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok
sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak
orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan
jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan
pembuluh darah,kanker paru - paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan
kehamilan dan cacat pada janin. Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini
sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi
orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi,
lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang
tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari
seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan
perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok
pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni
tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan bahan – bahan lain
dicampur untuk dibuat rokok kretek.Selain kretek tembakau juga dapat
digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau
tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah yang
nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh kita.
B. Bahan-bahan Kimia yang Ada Pada Rokok
3
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
- Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
- Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia
di antaranya bersifat karsinogenik.
- Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
- Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna.
- Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
- Metanol (alcohol kayu), alcohol yang paling sederhana yang juga dikenal
sebagai metil alkohol.
- Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan
hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
- Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi
dengan unsur-unsur tertentu.
- Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
- Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh
semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
- Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
- Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil.
C. Ciri-ciri Remaja Perokok
Masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah
memasuki fase dari anak-anak menuju fase dewasa. Pada umumnya masa
remaja yaitu antara 12-21 tahun. Pada perkembangan manusia, terdapat
tuntutan – tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan
menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga seperti itu, jika
tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan
dalam perkembangannya menuju kedewasaan.
4
Ciri-ciri khusus pada remaja antara lain :
- pertumbuhan fisik yang sangat cepat
- emosinya tidak strabil
- cerkembangan seksual sangat menonjol
- cara berfikirnya bersifat kausalitas ( hukum sebab akibat )
- terikat erat dengan kelompoknya
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi 2 periode, yaitu :
1. Periode masa puber usia 12-18 tahun
a. Masa prapubertas : peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya :
- tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
- mulai bersikap kritis
b. Masa pubertas 14-16 tahun : masa remaja awal, cirinya :
- mulai cemas dengan perubahan fisiknya
- memperhatikan penampilan
- sikapnya tidak menentu/plin plan
- suka berkelompolk dengan teman seumuran
c. Masa akhir pubertas 17-18 tahun : peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen, cirinya :
- pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tapi kedewasaan psikologisnya belum
mencapai sepenuhnya
- proses kedewasaan jasmani remaja putri lebih awal dari remaja putra
2. Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja, cirinya :
- perhatiannya tertutup kepada hal yang realistis
- mulai menyadari kenyataan
- sikapnya mulai jelas tentang hidup
- mulai nampak bakat dan minatnya
D. Alasan Remaja Mulai Merokok
5
Para perokok biasanya mulai merokok sejak usia remaja. Bahkan ada
beberapa yang sudah memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum memutuskan apa
yang akan dilakukan pada anak yang ketahuan merokok, sebaiknya pahami dulu
mengapa mereka memulainya. Dengan pemahaman,siapatahu malah bisa
menghindari anak dari rokok sejak awal. Berikut beberapa alasan mengapa
remaja/anak-anak mulai merokok:
1. Sekadar coba-coba lalu ketagihan.
2. Terbiasa melihat anggota keluarga dan orang-orang di sekelilingnya
merokok, sehingga
menganggap ini perbuatan normal.
3. Diajak teman. Tekanan teman sebaya yang sudah mencobanya dan anak
takut dianggap
tidak bergaul kalau tidak ikut merokok.
4 Merasa rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
5. Mengira merokok adalah kegiatan orang orang yang sudah dewasa,
dan mereka
ingin dianggap sudah besar. Punya pandangan ini adalah tindakan
pemberontakan
terhadap orang tua.
6. Menganggap merokok adalah kegiatan yang keren, seperti halnya para idola
mereka
seperti selebritas dan sebagainya.
7. Terpengaruh gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film, media massa,
poster, jadi
sponsor kegiatan anak-anak muda seperti konser musik dan sebagainya.
8. Tak ada yang menegur dan mengingatkan ketika melihat anak kecil atau
remaja
merokok di tempat umum.
9. Murahnya harga rokok, bahkan anak dan remaja bisa mengeteng per batang.
10. Tak cukup paham dampak rokok pada kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.
6
E. Dampak Rokok
Saat ini, rokok telah mulai dikonsumsi oleh para remaja bahkan juga
anak-anak. Hal ini memunculkan keprihatinan mengingat bahaya rokok bagi
seseorang. Kenakalan remaja identik juga dengan remaja yang merokok.
Kebanyakan remaja nakal dan remaja yang suka tawuran adalah perokok.
Bahaya rokok terutama adalah bagi kesehatan. Kita tahu bahwa
rokok mengandung banyak sekali racun dan nikotin yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penyakit, kanker paru, impotensi dan bahkan serangan
jantung. Semakin dini seseorang mengkonsumsi rokok maka semakin banyak
racun yang terkumpul di tubuhnya. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan fisik
atau menyebabkan serangan penyakit pada masa dewasa atau masa tuanya.
Padahal masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
penting.
Selain kesehatan, rokok juga berdampak kurang baik bagi
perkembangan psikologis remaja. Rokok identik dengan pergaulan remaja
yang lebih rentan terhadap kenakalan daripada pergaulan remaja tanpa
rokok. Pergaulan remaja dengan rokok cenderung memberi remaja pemikiran
bahwa rokok bisa menjadi pelarian akan tiap masalah. Remaja kemudian
akan merokok ketika mendapat masalah dalam hidupnya. Di dalam rokok
memang mengandung zat yang bisa membuat perokok merasa lebih baik
namun tentunya hal ini juga menyebabkan kecanduan. Kecanduan akan rokok
terbilang sulit untuk diatasi.
Pergaulan remaja dalam lingkungan perokok juga dapat mengantarkan
pada kenakalan remaja yang lebih besar lagi yakni penggunaan obat terlarang
dan pergaulan bebas. Menghisap rokok yang sebenarnya adalah obat terlarang
bisa saja dialami. Dengan demikian, remaja bisa dengan mudah masuk dalam
pengaruh obat terlarang dan mengalami kecanduan. Selain itu, rokok juga
menyebabkan remaja menjadi lebih boros karena harus mengeluarkan uang
secara rutin untuk membeli rokok. Apalagi jika sudah terkena pergaulan
remaja yang negatif, bisa-bisa anak berusaha mengambil harta orang tuanya.
7
Oleh sebab itu, perkenalkanlah sejak dini mengenai bahaya rokok bagi
remaja Anda. Hal ini setidaknya membuat remaja berpikir dua kali untuk
menjadi kecanduan. Berikan nasihat untuk menghindari pergaulan dengan
remaja perokok lainnya. Rokok memang membuat diri menjadi lebih enak untuk
sementara namun dapat berdampak fatal nantinya.
F. Upaya Pencegahan
Sebagian besar perokok yang udah atau berniat untuk menghentikan
kebiasaan merokok perlu menggunakan cara mereka sendiri. Para perokok
ringan, yang sangat berkeinginan untuk untuk menghentikan kebiasaan merokok,
akan dapat berhasil dalam usaha mereka bila menggunakan cara mereka sendiri
yang paling sesuai untuk mereka.
Setiap orang yang ingin berhenti merokok memerlukan suatu cara
yang sesuai untuk masing-masing. Hasil studi baru-baru ini di Inggris
menunjukkan bahwa 69% perokok dewasa ingin berhenti merokok. Nikotin
adalah zat yang paling membuat orang ketagihan sehingga berhenti merokok
tidaklah mudah walaupun motifasinya amat tinggi. Perokok menyadari bahwa
upaya awal untuk menghentikan kebiasaan merokok seringkali tidak berhasil
sehingga perokok yang ingin berhenti harus siap untuk melakukan usaha
berkali kali. Upaya berulang kali ini penting artinya karena akan berupa
intervensi awal. Setiap orang harus mencoba berbagai teknik intervensi untuk
menentukan mana yang paling sesuai, dengan menyadari bahwa mungkin
diperlukan tiga sampai empat kali percobaan sebelum menemukan cara
yang sesuai. Harus dijelaskan kepada setiap perokok yang berupaya untuk
menghentikan kebiasaannya bahwa gagal sekali dan mengulangi kembali
bukanlah berarti kegagalan program, melainkan hanya suatu hambatan kecil
menuju suatu langkah yang akhirnya menuju keberhasilan.
Model tahapan perubahan dari Prochaska dan DiClemente penting
bagi perokok yang jelas kurang termotivasi untuk secara aktif melaksanakan
suatu program menghentikan kebiasaan merokok. Model ini, yang berawal dari
praa-kontemplasi ke kontemplasi kemudian periaan dan akhirnya tindakan,
8
mencakup lingkup yang luas dari posisi para perokok. Petugas kesehatan,
penyuluh kesehatan, peraturan perundang – undangan dan dukungan sosial,
perlu mendorong kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Walaupun
suatu Intervensi tidak membuat perokok berhasil menghentikan kebiasaan
merokok sepenuhnya, mungkin saja ia sudah maju dari tahap pra-kontemplasi
ke kontemplasi. Dengan intervensi berikutnya si perokok akan dapat maju lebih
jauh lagi sampai ke persiapan dan akhirnya ke tindakan dan menghentikan
kebiasaan merokok; upaya berulangkali dengan pelajaran yang diperoleh pada
tiap tahap dan setiap tahap mengarah pada sasaran akhir yaitu berhenti
sepenuhnya.
Pada tahap pre-kontemplasi perokok memerlukan informasi, pada
tahap persiapan dan tahap tindakan perokok perlu menentukan suatu program
dan menetapkan tanggal untuk berhenti merokok. Para professional dalam
bidang kesehatan perlu mengetahui tahap-tahap ini dan harus siap melaksanakan
tindakan yang proaktif dan positif, pertama untuk membuat si perokok
meningkat sampai ke tahap tindakan, kemudian untuk membantu si
perokok agar berhasil menyelesaikan program menghentikan kebiasaan merokok.
Seringkali program menghentikan kebiasaan merokok mahal biayanya
atau tidak dapat dijangkau oleh sebagian besar penduduk. Oleh karena itu para
petugas pemeliharaan kesehatan, keluarga dan teman menjadi mekanisme
pendukung bagi sebagian besar perokok yang ingin berhenti merokok.
program umum yang dapat direkomendasikan oleh para profesional
pemeliharaan kesehatan tidak memerlukan biaya atau tambahan, selain keinginan
kuat dari para perokok serta keluarga dan teman-teman.
G. Strateginya Adalah Sebagai Berikut:
Tetapkan hati untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan motivasi
tertentu dan keinginan untuk berhenti.
Bicara dengan seorang klinisi, bahas cara pengobatan dan strategi untuk
mengatasi keinginan merokok kembali, maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
9
Tetapkan hari untuk berhenti merokok, jangan berusaha mengurangi
rokok secara bertahap, tetapi berhenti total setelah tanggal yang telah ditetapkan.
Singkirkan semua peralatan yang berkaitan dengan tembakau dan
bersihkan semua pakaian dan mobil sebelum tanggal yang ditetapkan, segeralah
berhenti merokok di rumah dan di dalam mobil, jangan pergi ke tempat-tempat
yang menimbulkan godaan untuk merokok.
Jangan kuatir diet sampai sepenuhnya berhenti merokok.
Pastikan dan minta dukungan dari rekan sekerja, teman dan keluarga
untuk mendorong upaya berhenti merokok dan terus berhenti.
Sebagai orang tua, sadarilah contoh yang Anda berikan kepada anak-anak.
Pelajari bagaimana menghindari atau mengatasi keadaan dan perilaku yang
membuat Anda berhenti merokok.
Suatu gabungan antara sejumlah intervensi menghapus kebiasaan merokok
dapat membawa hasil yang baik. Terapi perilaku rasa seringkali tidak dapat
mendorong perhentian kebiasaan merokok, sehingga pemakaian obat
pengganti nikotin atau terapi pemakaian obat-obatan non-nikotin akan lebih
membantu bagi si perokok. Karena perokok sudah ketagihan nikotin, obat
pengganti nikotin berbentuk pil, "koyo" atau permen karet, akan memuaskan
kebutuhan perokok atau nikotin. Terapi dengan pengganti nikotin telah terbukti
dua kali lebih berhasil-guna dalam menghentikan kebiasaan merokok
disbanding dengan upaya tanpa cara itu. Bagi kebanyakan orang yang berhasil
berhenti merokok, terapi dengan pengganti nikotin membuat mereka mampu
mengatasi gejala putus obat (gejala putus nikotin) dan membuat alat bantu
psikologis maupun fisiologis dalam upaya menghentikan kebiasaan merokok.
Terapi farmakologis non-nikotin seperti bupropin, berfungsi melalui berbagai
cara disbanding dengan pengganti nikotin dan juga telah terbukti dua kali
lebih berhasil dalam membantu perokok berhenti merokok. Terapi perilaku
dapat membantu perokok mengatasi motivasi sosial untuk merokok. Sebelum
menjalani upaya berhenti merokok, seorang perokok harus menyadari tentang
kemungkinan timbulnya gejala putus obat, berupa sifat lekas marah, ketidak-
10
sabaran, sikap bermusuhan, kecemasan, rasa tertekan, kesulitan berkonsentrasi,
sulit tidur dan bertambahnya nafsu makan dan kenaikan berat badan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan
dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun
sudah diketahui dengan jelas. Para perokok biasanya mulai merokok sejak
usia remaja. Bahkan ada beberapa yang sudah memulainya sejak kanak-
kanak. Sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan pada anak yang
ketahuan merokok, sebaiknya pahami dulu mengapa mereka
memulainya. Dengan pemahaman, siapa tahu malah bisa menghindari
anak dari rokok sejak awal.
Merokok dapat dicegah dengan berbagai upaya,seperti :
Tetapkan hati untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan motivasi
tertentu dan keinginan untuk berhenti., bicara dengan seorang klinisi,
bahas cara pengobatan dan strategi untuk mengatasi keinginan merokok
kembali, maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
Tetapkan hari untuk berhenti merokok, jangan berusaha mengurangi
rokok secara bertahap, tetapi berhenti total setelah tanggal yang telah
ditetapkan.
12
B. Saran-saran
Setelah membaca karya ilmiah ini, semoga remaja dapat
tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera
meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap
terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar
dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
Sebaiknya pemerintah mengadakan seminar atau penyuluhan
mengenai bahaya merokok agar para remaja terhindar dan sadar akan bahaya
merokok.
13
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, M. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.GramediaDanusanto, H. 1991. Rokok dan Perokok. Jakarta :AksaraLevy , M. R. 1984.Life and Health. New York :Random Househttp://www.proquest.com/http://www.mqmedia.com/tabloid_mq/apr/03/mq_remaja_pernik.htmhttp://www.e-psikologi.com/remaja.050602
14