Tugas Kelompok
-
Upload
anita-ulandari -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of Tugas Kelompok
Tugas KelompokMata Kuliah Manajemen K3 Rumah Sakit
INSPEKSI K3 DI RUMAH SAKIT
OLEH :NURLAELAH (K11110
A ANITA ULANDARI AM (K11110363)
AHMAD ISWANDY (K11110
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Inspeksi K3 di Rumah Sakit” ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Adapun dalam penulisan makalah ini tentunya penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Sungguh merupakan suatu hal yang membahagiakan penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
walaupun demikian penulis tetap menyadari bahwa apa yang tertuang dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga makalah ini dapat berguna bagi
semua pihak.
Makassar, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………….……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………..………………………………………………….iii
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang………………...…………...………………………………………...……………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………...………………………..………………………..….2
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..…..………………2
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)
A. Definisi……………………………………………………...…………………………….……….3
B. Tujuan Inspeksi K3 Tempat Kerja………………………………………………………………………3
C. Jenis-Jenis Inspeksi K3 Di Tempat Kerja……………………………………………………………….3
D. Langkah-Langkah Inspeksi K3 Di Tempat Kerja…………………………………………………….…4
E. Manfaat Inspeksi K3 Di Tempat Kerja……………………………………………………………….…6
BAB III (PEMBAHASAN)
A. Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit…………..………………………… 7
BAB IV (PENUTUP)
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………......9
B. Saran…………………………………………………………………………………..…………..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………... 11
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat banyak sektor menggunakan
teknologi yang canggih, utamanya pada peralatan-peralatan kerjanya. Salah satunya yaitu sektor industri,
dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan
menggunakan alat-alat produksi yang semakin kompleks. . Semakin kompleknya peralatan kerja yang
digunakan, maka semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak
dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin. Penggunaan peralatan kerja sering tidak
diimbangi dengan tenaga kerja berkualitas yang tersedia.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan
tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi,
bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya
(cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja menyediakan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat pendidikan dan penelitian kedokteran
(Selbyute, dkk, 2010). Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan bahwa
terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering
terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi,
dan sebagainya. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan kompensasi pada pekerja rumah sakit yaitu
sprains, strains: 52%; contussion, crushing, bruising: 11%; cuts, laceration, puncture: 10,8%; fractures:
5,6%; multiple injuries: 2,1%; thermal burns: 2%; scratches, abrasions: 1,9%; infections: 1,3%; dermatitis
: 1,2%; dan lain-lain: 12,4% (US Departement of Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statistics, 1983).
Gun (1983) memberikan catatan bahwa terdapat beberapa kasus penyakit kronis yang diderita
petugas rumah sakit, yaitu hipertensi, varises, anemia (kebanyakan wanita), penyakit ginjal dan saluran
kemih (69% wanita), dermatitis dan urtikaria (57% wanita), serta nyeri tulang belakang dan pergeseran
discus intervertebrae. tambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit akut yanng diderita
petugas rumah sakit lebih besar 1,5 kali dari petugas atau pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit,
saluran pernapasan, saluran cerna, dan keluhan lain seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan saluran
kemih, masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan sistem otot dan tulang
rangka.
Oleh karena itu diperlukan inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit untuk
meminimalisir sumber bahaya dan kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut
:
Apa definisi bahaya, inspeksi, K3 dan tempat kerja serta inspeksi k3 di tempat kerja ?
Apa tujuan Inspeksi K3 tempat kerja ?
Apa jenis-Jenis Inspeksi K3 di tempat Kerja ?
Bagaimana Langkah-Langkah Inspeksi K3 di tempat Kerja ?
Apa Manfaat inspeksi K3 di tempat kerja?
Bagaimana inspeksi K3 yang seharusnya diterapkan di rumah sakit ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui definisi bahaya, inspeksi, K3 dan tempat kerja serta inspeksi k3 di tempat kerja
serta rumah sakit .
Untuk mengetahui tujuan Inspeksi K3 tempat kerja .
Untuk mengetahui jenis-Jenis Inspeksi K3 di tempat kerja.
Untuk mengetahui Langkah-Langkah Inspeksi K3 di tempat Kerja.
Untuk mengetahui Manfaat inspeksi K3 di tempat kerja.
Untuk mengetahui inspeksi K3 yang seharusnya di terapkan di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bahaya adalah susbstansi yang dikaji ketika kita melaksanakan inspeksi di tempat kerja. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahaya adalah yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan
(bencana, kesengsaraan, kerugian, dsb). Potensi bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau
berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan berupa cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau kemampuan
melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Oktavi Dwi Ernawati, 2010). Hazard atau bahaya
merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu
disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif (Cross, 1998).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Inspeksi adalah pemeriksaan dengan saksama
atau pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan peraturan, tugas, dsb. Inspeksi adalah suatu proses
pemeriksaan, peninjauan dan indentifikasi. Inspeksi merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang
bersifat klasik, tetapi masih sangat relevan dan secara luas sudah banyak diterapkan dalam upaya
menemukan masalah yang dihadapi dilapangan, termasuk untuk memperkirakan besarnya resiko.
Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang dimaksud dengan
tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Tempat kerja
adalah lingkungan kerja termasuk tenaga kerja dan proses kerja yang dilaksanakan atau terjadi di tempat
kerja tersebut (Atjo Wahyu, 2003).
Inspeksi tempat kerja adalah pemeriksaan secara langsung ke lokasi (On The Spot) dengan
melihat keadaan yang sebenarnya, mengukur dengan menggunakan instrument khusu dan melakukan
analisis untuk menentukan dan menemukan masalah kesehatan kerja (Atjo Wahyu, 2003). Inspeksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Inspeksi K3) adalah Suatu aktivitas untuk menemukan masalah-
masalah atau potensi bahaya dan menilai resikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat
kerja benarbenar terjadi (Tuti Syartini, 2010).
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelengarakan upaya kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Charles, 2004).
B. Tujuan Inspeksi K3 Tempat Kerja
Program Inspeksi K3 yang efektif merupakan suatu program pencegahan untuk menjamin agar
lingkungan kerja selalu aman, sehat dan selamat. Inspeksi tidak ditujukan untuk mencari kesalahan orang,
melainkan untuk menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang dapat mengakibatkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Menurut Tarwaka (2011) tujuan inspeksi K3 di tempat kerja adalah sebagai berikut :
1. Sebagai upaya melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-sumber bahaya K3.
2. Inspeksi dilakukan untuk menjamin agar setiap tempat kerja berjalan sesuai dengan UU, standart,
norma maupun petunjuk teknis yang berkaitan dengan bidang K3 yang ditetapkan baik oleh
pemerintah maupun kebijakan perusahaan.
3. Inspeksi secra regular dan khusus akan dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan TK
terhadap isu-isu K3 yang sedang dihadapi. TK merupakan orang yang paling mengenal terhadap
aspek kerja, peralatan, mesin-mesin dan proses operasional di tempat kerja sehingga mereka
merupakan sumber informasi yang berharaga. dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang
lancar antara manajemen dengan TK diharapkan dapat memperbaiki performansi atau kinerja K3
di perusahaan.
C. Jenis-Jenis Inspeksi K3 Di Tempat Kerja
Inspeksi di tempat kerja , terbagi menjasi 2 , yaitu :
Inspeksi Informal merupakan inspeksi yang tidak terencana dan bersifat sederhana.Inspeksi ini
Dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah K3 di dalam
pekerjaanya sehari – hari. Jika ditemukan masalah maka langsung dapat dideteksi, dilaporkan dan
segera dapat dilakukan tindakan korektif.Keterbatasan inspeksi ini adalah Inspeksi tidak
dilakukan secara sistematik sehingga tidak bisa mencakup gambaran permasalahan secara
keseluruhan. Inspeksi ini akan sangat efektif bila inspeksi informal ini dijadikan kebijakan
manajemen. Masalah-masalah yang ditemukan langsung dapat didokumentasikan berupa catatan
singkat / foto sesuai prosedur dan di buat laporan secara sederhana
Inspeksi terencana adalah inspeksi yang telah diprogramkan oleh pihak perusahaan. Inspeksi ini
terbagi 2, yaitu :
o Inspeksi Rutin / Umum direncakan dengan cara WALK-THROUGH SURVEY
keseluruh area kerja dan bersifat komprehensif. Jadwal pelaksanakan rutin ( Sudah
ditentukan : 1x bulan). Inspeksi ini dilakukan bersama-sama ahli K3 atau
perwakilan tenaga kerja dengan pihak manajemen. Bagi perusahaan yang tidak
memiliki ahli K3 sendiri, dapat menggunakan ahli K3 dari luar perusahaan yang
akan membantu memberikan saran-saran tentang penanganan masalah-masalah K3
di tempat kerja. Pelaksanaan Inspeksi terhadap sumber-sumber bahaya pada area
khusus sebaiknya dilakukan dengan melibatkan seseorang yang mempunyai
keahlian khusus. Hasil yang ditemukan segera ditindak lanjuti, dan setiap
permasalahan yang telah diidentifikasi dari hasil survey harus selalu tercatat dan
dibukukan. Setiap laporan inspeksi harus inspeksi harus ditandatangani oleh
penanggung jawab kegiatan inspeksi. Hasil inspeksi yang telah ditulis dalam
bentuk laporan harus disampaiakan kepada pihak manajemen, sehingga langkah
perbaikan segera dilakukan.
o Inspeksi Khusus direncanakan hanya untuk diarahakan kepada kondisi-kondisi
tertentu, seperti : Mesin-mesin, alat kerja dan tempat-tempat khusus yang meiliki
resiko kerja tinggi.Langkah dalam membuat daftar inventarisasi objek inspeksi
khusus adalah :
Kategorikan dan buat daftar objek yang dianggap penting & krusial di
perusahaan
Rencanakan atau gambarkan area yang menjadi tanggung jawab masing-
masing unit kerja
Susun daftar inventarisasi dengan baik dan terstruktur.
Buatlah Recordkeeping : Identifikasi setiap mesin & peralatan, indikasi apa
yang akan di inspeksi, identifikasi siapa petugas dan penanggung jawab
inspeksi n berapa sering dilakukan inspeksi.
D. Langkah-Langkah Inspeksi K3 Di Tempat Kerja
Adapun langkah-langkah yang efektif untuk melakukan inspeksi di tempat kerja , diuraikan
sebagai berikut:
Tahap Persiapan 1. Mulai dengan sikap & perilaku positif2. Rencanakan inspeksi3. Tentukan apa yang dilihat & pahami apa yang akan dicari4. Buat checklist & siapkan peralatan serta bahan nspesksi.5. Lihat laporan inspeksi sebelumnya
Pelaksanaan Inspeksi
1. Berpedoman pada peta pabrik ( Work place mapping ) & checklist
2. Cek setiap point checklist3. Ambil tindakan perbaikan sementara bila ada masalah K34. Jelaskan hasil temuan5. Klasifikasikan hazard & tentukan faktor penyebab.
Pengembangan Upaya Perbaikan
1. Perlu melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya kerugian nyata. Upaya pengendalian dapat terus dikembangkan dari waktu ke waktu sampai ditemukan sistem pengendalian yang efektif.
Tindakan Korektif 1. Membuat skala prioritas upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan
2. Monitoring terhadap program perbaikan dan anggaran beaya sampai implementasi perbaikan selesai
3. Verifikasi / pembuktian bahwa tindakan perbaikan dimulai sesuai jadwal yang telah direncanakan.
4. Monitoring selama pengembangan tindakan korektif5. Lakukan uji kelayakan setelah selesai implementasi sarana
perbaikan
Laporan Inspeksi 1. Suatu alat atau sarana yang dapat digunakan sebagai bahan informasi dan komunikasi yang efektif .
Review 1. Lakukan tindakan review terhadap implementasi sarana perbaikan secara
2. berkala untuk memastikan bahwa tidak ada masalah lain yang ditimbulkan.
E. Manfaat Inspeksi K3 Di Tempat Kerja
Dalam melakukan inspeksi seseorang seharusnya tidak hanya mendeteksi atau mencari tindakan
tidak standar / aman atau kondisi tidak standar / aman secara phisik, tetapi harus pula dapat mengevaluasi
dan menentukan penyebab dasar, mengapa tindakan dan kondisi tidak standar / aman dapat terjadi.
Selanjutnya menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Adapun manfaat inspeksi kesehetan
dan keselamatan kerja di tempat kerja adalah sebagai berikut :
1. Dapat melakuakan pembetulan segera terhadap tindakan atau kondisi tidak standar ( tidak aman)
yang ditemukan selama inspeksi.
2. Inpeksi secara teratur dan berkelanjutan mendorong para pekerja untuk lebih tanggap terhadap
tindakan tidak aman yang dilakukan oleh sesama pekerja serta akan lebih giat memeriksa kondisi
tidak aman suatu alat / tempat kerja.
3. Menetapkan secara tepat alat-alat pelindung keselamatan yang diperlukan untuk setiap jenis dan
kondisi kerja.
4. Inspeksi dapat memberikan semangat serta meningkatkan keseadaran setiap pekerja terhadap
pentingnya K-3
5. Inspeksi membantu apresiasi serta sekaligus merealisasikan program K-3 dikalangan para
karyawan.
BAB III
PEMBAHASAN
Setiap perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan hasilnya harus dianalisa guna
menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No : PER. 05/MEN/1996). Inspeksi
kesehatan dan keselamatan kerja menjadi salah satu bagian dari sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3). Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Inspeksi K3) adalah Suatu aktivitas
untuk menemukan masalah-masalah atau potensi bahaya dan menilai resikonya sebelum kerugian atau
kecelakaan dan penyakit akibat kerja benarbenar terjadi (Tuti Syartini, 2010).
A. Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit dapat berjalan dengan baik jika seluruh
komponen rumah sakit, mulai dari pimpinansanpai dengan staf pelaksana mempunyai komitmen,
pemahaman, perhatian dan kesadaran, yangmenjadi budaya dalam melaksanakan kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang
mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia
yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di
atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan RS.
UU Kesehatan Nomor 23 tahun 2002 pasal 23 tentang kesehatan kerja menyatakan bahwa setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.05/Men. 2006 juga mengatur bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih dari
100 orang atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajemen K3
(Bab III Pasal 3). Rumah sakit tidak terlepas dari peraturan-peraturan ini karena teknologi dan sarana
kesehatan, kondisi fisik rumah sakit dapat membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja. Jika tidak
dikelola, rumahsakit tidak terhindar dari kebakaran, bencana, atau dampak buruk pada kesehatan.
Inspeksi area kerja merupakan salah satu langkah kesehatan dan keselamatan kerja yang
diterapkan di American Hospital Association & Nasional Safety Council. Inspeksi K3 merupakan suatu
kegiatan untuk menilai keadaan kesehatan dan keselamatan secara umum dan tidak terlalu mendalam.
Inspeksi Kesehatan dan Keselamatn Kerja di rumah sakit dilakukan secara berkala atau rutin.Inspeksi
kesehatan dan keselamatn kerja ini dilakukan oleh petugas K3 rumah sakit. Sesuai dengan tujuannya ,
dengan inspeksi ini kejadian Penyakit akibat kerja dan Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah sedini
mungkin. Sehingga potensial-potensial bahaya yang terdapat di rumah sakit dapat diminimalisir. Jika
ditemukan potensial bahaya dari hasil inspeksi, maka akan dilakukan audit kemudian dilaporkan pada
stakeholder yang ada di rumah sakit. Selain itu, kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan
rumah sakit maupun pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja berisiko.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan
kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif
(Cross, 1998). Inspeksi merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang bersifat klasik, tetapi masih sangat
relevan dan secara luas sudah banyak diterapkan dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi dilapangan,
termasuk untuk memperkirakan besarnya resiko. Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Inspeksi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Inspeksi K3) adalah Suatu aktivitas untuk menemukan masalah-masalah atau potensi bahaya dan
menilai resikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benarbenar terjadi (Tuti Syartini,
2010).
. Inspeksi ditujukan untuk menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang dapat mengakibatkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi karena adanya sumber-sumber
bahaya di lingkungan kerja. Adapun sumber-sumber bahaya tersebut adalah bangunan, instalasi, peralatan, bahan,
proses, cara kerja dan lingkungan kerja.
Inspeksi di tempat kerja , terbagi menjasi 2 , yaitu Inspeksi Informal dan Inspeksi terencana adalah
inspeksi yang telah diprogramkan oleh pihak perusahaan. Inspeksi ini terbagi 2 lagi yaitu : Inspeksi Rutin / Umum
dan Inspeksi Khusus.
Adapun langkah inspeksi terbagi menjadi beberapa tahapan , yaitu tahap persiapan, pelaksanaan inspeksi,
pengembangan upaya perbaikan, tindakan korektif, laporan inspeksi dan review.Manfaat inspeksi kesehetan dan
keselamatan kerja di tempat kerja adalah dapat melakuakan pembetulan segera terhadap tindakan atau kondisi tidak
standar ( tidak aman) yang ditemukan selama inspeksi, inpeksi secara teratur dan berkelanjutan mendorong para
pekerja untuk lebih tanggap terhadap tindakan tidak aman yang dilakukan oleh sesama pekerja serta akan lebih giat
memeriksa kondisi tidak aman suatu alat / tempat kerja, menetapkan secara tepat alat-alat pelindung keselamatan
yang diperlukan untuk setiap jenis dan kondisi kerja, Inspeksi dapat memberikan semangat serta meningkatkan
keseadaran setiap pekerja terhadap pentingnya K-3, Inspeksi membantu apresiasi serta sekaligus merealisasikan
program K-3 dikalangan para karyawan.
B. Saran
1. PihakRumah sakit harus lebih memperhatikan aspek K3 di rumah sakit, terutama bagi petugas kesehatan
yang beresiko.
2. Inspeksi dilakukan secara rutin dibarengi dengan peninjauan kualitas lingkungan dan pemeriksaan
kesehatan petugas kesehatan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, 2010. Peranan K3 di Rumah Sakit atau Instansi Kesehatan.
(http://abrarenvirolink.blogspot.com/2010/03/peranan-k3-di-rumah-sakit-instansi.html, diakses 2 Oktober
2012)
Azmi,Rahimah., 2008. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk
Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2008
HSE PLIB., 2011. Inspeksi Tempat Kerja. (http://hseplib.blogspot.com/2011/07/inspeksi-tempat-kerja.html,
diakses 5 Mei 2012)
Oktaviani, DE., 2010. Penerapan Smk3 Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT. Indofood Cbp Sukses
Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.
Selbyute,dkk. 2010. SMK3 Rumah Sakit. (http://ariagusti.wordpress.com/2010/11/04/makalah-kelompok-5-smk3-
rumah-sakit/, diakses 2 oktober 2012)
Syartini, Tuti., 2010. Penerapan Smk3 Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT. Indofood Cbp Sukses
Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang. Laporan Khusus. Program Diploma III Hiperkes Dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tarwaka., 2008. Inspeksi Tempat Kerja. (http://safelindo.blogspot.com/2008/12/inspeksi-tempat-kerja.html,
diakses 5 Mei 2012)