tugas kelompok

41
BAB II PEMBAHASAN PERENCANAAN KEUANGAN A. Definisi Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan sistematis baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam konsep jangka pendek biasanya 1 tahun atau dua tahun saja. Sedangkan jangka panjang beberapa pakar menyatakan jangka waktunya 2 hingga 5 tahun ke depan, bahkan beberapa pakar juga menyebutkan bahwa jangka waktunya bisa lebih dari 5 tahun. Periode jangka panjang menurus Ross dkk., disebut sebagai cakrawala perencanaan (planning horizon). Cakrawala perencanaan (planning horizon) adalah periode waktu jangka panjang yang menjadi focus perencanaan keuangan.

description

kwh 2

Transcript of tugas kelompok

BAB IIPEMBAHASANPERENCANAAN KEUANGANA. Definisi Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan sistematis baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam konsep jangka pendek biasanya 1 tahun atau dua tahun saja. Sedangkan jangka panjang beberapa pakar menyatakan jangka waktunya 2 hingga 5 tahun ke depan, bahkan beberapa pakar juga menyebutkan bahwa jangka waktunya bisa lebih dari 5 tahun. Periode jangka panjang menurus Ross dkk., disebut sebagai cakrawala perencanaan (planning horizon). Cakrawala perencanaan (planning horizon) adalah periode waktu jangka panjang yang menjadi focus perencanaan keuangan.Perencanaan keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan pertumbuhan yang terjadi di dalam perusahaan. Memang salah satu tujuan perencanaan keuangan untuk memberikan arah perubahan dan perkembangan perusahaan secara berkelanjutan. Jika suatu perusahaan berkeinginan untuk menciptakan perubahan yang bersifat berkelanjutan maka artinya perencanaan keuangan bersifat jangka panjang. Namun jika ingin mengejar profit jangka pendek maka perencanaan perusahaan bersifat jangka pendek. Namun harus diingat perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bersifat jangka panjang.Perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memprakirakan pendapatan dan pengeluaran perusahaan yang akan datang. Untuk memprakirakan pendapatan, pertama, anda perlu memprakirakan volume penjualan. Prakiraan volume penjualan harus mencakup permintaan. Aspek teknis proses pasokan perlu dipikirkan, termasuk tenaga kerja, kebutuhan alat, dan waktu serta transportasi selama tahapan-tahapan pemasokan. Suatu prakiraan dan perencanaan keuangan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan / organisasi karena, memuat misi dan tujuan usaha, cara kerja dan rincian keuangan, susunan menajemen dan bagaimana cara mencapai tujuan usahanya sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan.Perencanaan Keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana. Tujuan hidup itu termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun. Menurut Senduk (2001) perencanaan keuangan adalah proses merencanakan tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Yang dimaksud dengan tujuan keuangan itu adalah keinginan keuangan yang ingin direalisasikan Salah satu perencana keuangan seperti Gozali (2002) mendefinisikan rencana keuangan sebagai Sebuah strategi yang apabila dijalankan bisa membantu anda mencapai tujuan keuangan dimasa datang. Sedangkan Dorimulu (2003) dalam artikelnya, menyatakan bahwa perencanaan keuangan atauFinancialplanningmerupakan Proses mencapai tujuan hidup yakni masa depan yang sejahtera dan bahagia lewat penataan keuangan .Perencanaan keuangan adalah proses dari :1. Menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi perusahaan.2. Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini, guna menghidari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan saat ini dan masa yang akan datang.3. Menentukan alternatif mana yang akan dipilih4. Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.Manfaat Perencanaan KeuanganMengacu pada Stanley B. Block dan Geofrrey A. Hirt (2002), bahwa manfaat perencanaan keuangan adalah :1. Sebagai bahan pertimbangan sebelum pembuatan keputusan mengenai keuangan.2. Sebagai dasar penilaian mengenai apakah rencana yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan memiliki prospek yang baik atau tidak.3. Sebagai standar mengenai kinerja keuangan yang akan mendatang.

B. Peran Anggaran Dalam Penyiapan Laporan Proforma Laporan Proforma adalah Ikhtisar laporan keuangan yang menunjukkan harta dan utang, atau pendapatan dan pengeluaran yang mungkin diakui pada masa mendatang; laporan ini juga menunjukkan proyeksi pendapatan apabila perusahaan akan merger dengan perusahaan lain, atau penjualan sebagian dan operasinya; perusahaan sering diminta untuk menyampaikan laporan proforma ketika mengajukan aplikasi kredit (pro forma statement). Laporan keuangan proforma adalah estimasi atau perkiraan susunan laporan keuangan pada waktu yang akan dating berdasarkan rasio-rasio pada tahun-tahunnya sebelumnya. Penyusunan laporan keuangan proforma cukup penting bagi perusahaan dan investor pada umumnya, terutam dari segi perencanaan keuangan.Jadi dalam hal ini laporan keuangan pro forma ini akan memasukkan serangkaian kemungkinan atau skenario yang terjadi di masa depan, sehingga laporan keuangan pro forma merupakan output dari model perencanaan keuangan.

Dalam penyiapan laporan laba rugi proforma, sebelumnya pengusaha harus mengembangkan sebuah anggaran penjualan yang merupakan perkiraan dari volume penjualan yang diharapkan per bulan. Dari ramalan-ramalan penjualan pengusaha akan menentukan biaya dari penjualan-penjualan tersebut. Dalam sebuah perusahaan manufaktur, pengusaha dapat membandingkan biaya untuk memproduksi secara internal atau mengontrakannya ke luar ke perusahaan manufaktur lainnya. Perkiraan persediaan akhir yang dibutuhkan sebagai sebuah penahan terhadap kemungkinan fluktuasi dalam permintaan dan biaya tenaga kerja langsung dan bahan baku juga akan dimasukkan.Setelah melengkapi anggaran penjualan, pengusaha dapat berfokus pada biaya operasi. Pertama-tama harus dilengkapi sebuah daftar beban tetap (yang keberdaannya tidak begitu dipengaruhi oleh volume penjualan) seperti sewa, utilitas, gaji, pengiklanan, depresiasi, dan asuransi. Perkiraan beban-beban untuk sebagian besar hal tersebut dapat diterapkan dari pengalaman pribadi atau tolak ukur(benchmark)industri, atau melalui hubungan langsung dengan para pialang real estate, agen-agen asuransi, dan para konsultan. Antisipasi penambahan ruang dan karyawan baru serta meningkatnya biaya iklan juga dapat dimasukkan dalam proyeksi-proyeksi ini sebagai sesuatu yang layak dipertimbangkan.Anggaran-anggaran modal dimaksudkan untuk memberikan sebuah dasar untuk mengevaluasi pengeluaran-pengeluaran yang akan berdampak pada bisnis selama lebih dari satu tahun. Sebagai contoh, sebuah anggaran modal dapat memproyeksikan pengeluaran-pengeluaran untuk perlengkapan baru, kendaraan, computer, atau bahkan sebuah bangunan yang baru.Dalam menyiapkan laporan laba rugi proforma, pertama-tama penjualan per bulan harus dihitung. Riset pemasaran, penjualan industri, dan sejumlah pengalaman percobaan dapat memberikan dasar untuk angka-angka ini. Teknik-teknik ramalan seperti survei tujuan pembeli, gabungan dari pendapat tim penjualan, pendapat ahli, atau rangkaian waktu dapat digunakan untuk memproyeksikan penjualan. Seperti yang diharapkan, akan memakan waktu sebentar bagi perusahaan baru manapun untuk membangun penjualan. Biaya-biaya untuk mencapai berbagai peningkatan ini mungkin lebih tinggi secara tidak proporsional dalam beberapa bulan, bergntung pada situasi selama periode tertentu.Laporan laba rugi proforma tersebut juga memberikan proyeksi-proyeksi dari semua beban operasi untuk setiap bulan selama tahun pertama. Setiap beban harus dicantumkan dan dinilai secara hati-hati untuk memastikan bahwa peningkatan-peningkatan beban tersebut ditambahkan pada bulan yang sesuai. Gaji dan upah harus mencerminkan jumlah personel yag diperkerjakan serta peran mereka dalam organisasi di perusahaan. Seiring dengan diperkerjakannya personel-personel baru untuk mendukung peningkatan bisnis, biaya-biayanya harus dimasukkan Dalam laporan proforma.Selain pada laporan laba rugi proforma bulanan untuk tahun pertama, proyeksi-proyeksi harus dibuat untuk tahun kedua dan ketiga. Biasanya, investor lebih suka melihat proyeksi pendapataan untuk tiga tahun. Dalam memproyeksikan beban-beban operasi untuk tahun kedua dan ketiga, akan membantu untuk pertama-tama melihat pada biaya-biaya yang kemungkinan akan stabil seiring dengan berjalannya waktu. Hal-hal seperti depresiasi, utilitas, sewa, asuransi, dan bunga dapat lebih mudah ditentukan jika mengetahui penjualan yang diramalkan untuk tahun kedua dan ketiga.

Contoh penggunaan rasio-rasio untuk penyusunan laporan keuangan proforma.Rasio perusahaan tahun sebelumnya:Financial leverage0,5XGross profit margin40%

Acid test ratio1,5XInventory turn over8X

Asset turn over2XModal saham40 juta

Collection period36 hariSaldo laba ditahan36 juta

Catatan:-Semua kewajiban adalah kewajiban lancar-Penjualan adalah penjualan kredit seluruhnya-Diasumsikan 1 tahun = 360 hari

Berdasarkan data diatas, maka sususnlah laporan keuangan proforma

Besarnya kewajiban= financial leverage X totsl ekuitas= 0,5 X (40.000.000 + 36.000.000)= 38.000.000Total aktiva= kewajiban + ekuitas= 38.000.000 + 76.000.000= 114.000.000

Kas & piutang= acid test ratio X kewajiban= 1,5 X 38.000.000= 57.000.000Penjualan= asset turn over X total aktiva= 2 X 114.000.000= 228.000.000Piutang = (collection period X penjualan)/ 360= (36 X 228.000.000)/360= 22.800.000Kas= (kas + piutang) piutang= 57.000.000 22.800.000= 34.200.000Laba kotor = gross profit margin X penjualan= 40% X 228.000.000= 91.200.000Harga pokok penjualan = penjualan laba kotor= 228.000.000 91.200.000= 136.800.000Persediaan = harga pokok penjualan / inventory turn over= 136.800.000 / 8= 17.100.000

Aktiva tetap= total aktiva ( kas + piutang + persediaan)= 114.000.000 (34.200.000+22.800.000+17.100.000)= 39.900.000

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disusun laporan keuangan proforma di bawah ini:Laporan neraca (proforma)aktivaKewajibanekuitas

Kas34.200.000Hutang 38.000.000Modal saham 40.000.000

Piutang 22.800.000Laba ditahan 36.000.000

Persediaan 17.100.000

Aktiva tetap 39.900.000

Total aktiva 114.000.000Total kewajiban 38.000.000Total ekuitas 76.000.000

Laporan laba rugi (proforma)penjualan228.000.000

Harga pokok penjualan136.800.000

Laba kotor91.200.000

C. Pentingnya Proses Pencatatan Transaksi Bisnis Menuju Sebuah Sistem InformasiMendirikan sebuah usaha tanpa dukungan sistem pembukuan yang rapi dan terstruktur bagaikan prajurit maju perang tanpa membawa senjata. Itu berarti sia-sia. Meski entrepreneur memiliki teknik berbisnis andal namun tak punya cukup wawasan akan pembukuan, sukses pun dengan sendirinya akan menjauh.Secara harfiah, pembukuan diartikan sebagai pencatatan transaksi keuangan oleh perorangan atau organisasi yang meliputi penjualan, pembelian, pendapatan dan pengeluaran. Proses pencatatan transaksi ini sangat penting bagi keberhasilan sebuah usaha. Pencatatan transaksi keuangan itu merupakan sebuah senjata bagi entrepreneur dalam mengambil keputusan ekonomis seperti pengembangan pasar, penetapan harga, pembayaran gaji pegawai dan lain sebagainya. Sayangnya, tak banyak pengusaha yang menguasai sistem pembukuan ini. Kebanyakan diantara mereka mengandalkan pembukuan sederhana yang hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran saja. Bahkan banyak pula entrepreneur, terutama yang bergerak di bidang usaha dalam skala mikro, yang sama sekali tak memiliki catatan pembukuan usahanya.Hal itu tentunya memberi kerugian tersendiri. Mereka tak mengetahui secara tepat omzet serta laba yang diperoleh dan berapa besar biaya produksi atau investasi peralatan dan sewa tempat yang telah dikeluarkan. Tanpa sistem pembukuan yang benar, kemungkinan tercampurnya dana usaha dan pribadi sangat besar. Ini bisa membawa pada kerugian atau bahkan kebangkrutan.Di zaman modern seperti sekarang ini dimana penggunaan teknologi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, sistem pembukuan manual tak cukup untuk mengantarkan sebuah usaha pada keberhasilan. Kesalahan penghitungan akan kerap terjadi sehingga pembukuan menjadi tak akurat dan akibatnya kontrol serta analisa usaha tak dapat dilakukan. Karena itulah, entrepreneur saat ini disarankan untuk mempunyai sistem pembukuan yang terkomputerisasi.Pembukuan terkomputerisasi memberi manfaat bagi entrepreneur untuk mengadakan penghitungan, pengawasan serta penyusunan laporan keuangan usaha yang terpada sehingga usaha itu pun berjalan dengan lancar. Selain menghasilkan data yang akurat, pembukuan yang terkomputerisasi juga memperkokoh image usaha dan membantu pencairan kredit yang diajukan ke bank atau lembaga keuangan lain.Sehebat dan sebesar apapun seorang pebisnis memonopoli arus barang, hal tersebut tidak berarti apa-apa jika dia tidak memiliki informasi yang akurat, terkini, mudah diakses dan terkendali dalam menguasai distribusinya. Oleh sebab itu maka salah satu aset perusahaan bisnis modern yang sangat berharga adalah sistem informasi yang memiliki tingkat respon tinggi serta fokus kepada para penggunanya dari segala aspek.Sistem informasi yang dibangun dengan baik dan benar antara lain dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi stok material produksi, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai tambah), meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan, mengkoordinasikan setiap bagian dalam perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan manajemen.Sedangkan secara umum manfaat-manfaat tersebut dapat dikategorikan sebagai manfaat berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible benefit). Manfaat Berwujud (tangible benefit)Sebuah sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat berwujud yang secara faktual dapat dilihat pergerakannya melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.Indikator dari keberhasilan/manfaat yang berdampak pada peningkatan pendapatan adalah meningkatnya penjualan dalam pasar yang sudah ada serta perluasan ke pasar yang baru.Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak hanya untuk penyimpanan data secara elektronik saja tetapi harus mampu mendukung proses analisis yang diperlukan oleh manajemen.Sehingga dengan dukungan sistem informasi yang baik maka dapat diperoleh informasi yang akurat, terpercaya, mutakhir dan mudah diakses mengenai kondisi penjualan perusahaan.Dengan adanya laporan yang tersaji dengan cepat dan setiap saat dapat diakses tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil pun dapat lebih cepat dan presisi terhadap dinamika pasar yang ada.Sedangkan dari sisi pengurangan biaya dapat dilakukan analisis faktual atas pengurangan jumlah sumber daya manusia yang dilibatkan dalam bisnis, pengurangan biaya operasional seperti pasokan maupun overhead, pengurangan barang/material dalam stok gudang, pengurangan biaya pemeliharaan dan penyediaan perlengkapan yang tidak terlalu mahal.Contoh dari pengurangan jumlah sumber daya manusia adalah dalam proses pencatatan transaksi keuangan. Jika sebelumnya proses di akunting harus dikelola minimalnya oleh lima orang maka dengan implementasi SIA (sistem informasi akuntansi) yang baik cukup dikerjakan oleh satu orang saja.Hal ini disebabkan dengan SIA yang terintegrasi maka setiap proses pembukuan dapat diproses langsung dari masing-masing bagian terkait tanpa harus melalui proses pengisian ulang data.Selain itu secara otomatis dengan penerapan SIA maka laporan-laporan keuangan dapat disajikan berdasarkan data-data transaksi tersebut tanpa re-entry.Masalah penumpukan pasokan material produksi yang selama ini sering menjadi beban aktiva perusahaan dengan penerapan modul SCM (supply chain management) dalam sistem informasi yang dikembangkan sangat membantu memecahkan masalah tersebut.Dengan dukungan SCM yang baik maka penumpukan stok material produksi dapat ditekan seminimal mungkin. Dimana perusahaan cukup memesan kepada para pemasok hanya pada saat mencapai batas minimum persediaan.Harga yang didapat pun bisa sangat kompetitif karena diperoleh dari beberapa pemasok sehingga tentunya hal ini sangat menguntungkan perusahaan.Penekanan pada jumlah tenaga kerja tentunya berdampak pada turunnya jumlah investasi perlengkapan yang harus diinvestasikan yang berdampak pula pada turunnya biaya pemeliharaan.Manfaat Tak Berwujud (intangible benefit). Seringkali manfaat tak berwujud inilah yang menjadi titik kritis pada jalannya roda bisnis sebuah perusahaan.Karena bersifat tak berwujud, aspek-aspek berikut seringkali diabaikan atau tidak terlacak resistensinya, yaitu:1. Peningkatan kepuasan konsumenMisalkan Anda datang ke sebuah toko swalayan. Mana yang kira-kira akan Anda pilih sebagai tempat berbelanja, toko yang waktu antrian di kasirnya lebih singkat atau sebaliknya?Tentunya Anda akan memilih yang pertama sekalipun mungkin harus membayar sedikit lebih mahal dibandingkan dengan toko kedua. Ternyata toko pertama sudah menerapkan sistem informasi penjualannya yang lebih cepat dalam pemrosesan dan kemudahan pemasukan datanya.2. Peningkatan kepuasan karyawanSeringkali muncul dari pihak karyawan yang merasa haknya tidak terpenuhi seperti misalkan insentif lemburnya.Ternyata hal ini terjadi akibat kesalahan perhitungan pihak manajemen yang masih melakukannya secara manual atau dengan sistem pemasukan ulang data.Padahal jika misalkan perusahaan menyediakan sistem absensi yang terintegrasi dalam sistem informasi kepegawaian dan SIA maka secara otomatis dapat dibuat laporan insenstif yang lebih akurat dan benar.Hal tersebut baru salah satu contoh di luar misalkan perhitungan angka kredit, hak cuti, jenjang karier, pendidikan dan latihan, dsb.3. Peningkatan mutu dan jumlah informasiInformasi adalah komponen penting di jaman bisnis sekarang. Anda yang kuasai informasi akan bertindak lebih responsif terhadap perubahan dan tren di masa depan.Penerapan sistem informasi yang baik tentunya akan menghasilkan laporan-laporan hasil kompilasi data yang dikelola oleh database yang berkualitas serta menyeluruh.Hal tersebut dapat diwujudkan karena setiap proses pembuatan laporan tersebut dieksekusi secara otomatis oleh mesin komputer.

4. Peningkatan mutu dan jumlah keputusan manajemenTidak dapat dipungkiri bahwa setiap pengambilan keputusan sangat bergantung kepada informasi yang mendukung kebijakan yang akan diambil tersebut.Hal tersebut hanya dapat terwujud jika sistem informasi dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan dapat diambil setiap saat.5. Peningkatan mutu dan jumlah respon atas kondisi pesaingAspek intelijen bisnis adalah hal yang sangat penting sejak kurun waktu yang lama dengan berbagai format dan keperluannya.Untuk mencapai titik respon yang cepat dan tepat atas dinamika para pesaing maka diperlukan sistem informasi yang mampu mengumpulkan, menganalisis dan mengkompilasi informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan di perusahaan.6. Peningkatan efisiensi dan keluwesan operasionalPemilik bisnis mana yang tidak menginginkan ini?Semakin efisien dan luwesnya sebuah operasional maka hal ini menunjukkan semakin rendahnya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankannya.Hal tersebut dapat dicapai karena dipangkasnya rantai birokrasi dalam perusahaan setelah implementasi sistem informasi yang baik.

7. Peningkatan mutu komunikasi internal dan eksternalSebuah sistem informasi yang baik tentunya harus didukung oleh sistem jaringan komunikasi data elektronik yang handal juga.Dengan penerapan sistem informasi yang baik maka setiap pihak baik di dalam maupun di luar perusahaan dapat bertukar informasi secara lebih efektif dan efisien.8. Peningkatan mutu perencanaanPerencanaan adalah proses yang penting bagi bisnis. Namun apapun perencanaan yang akan dibuat maka tentunya diperlukan dukungan informasi yang memadai dalam melaksanakannya. Jika tidak maka perencanaan tersebut dapat kehilangan arah dan tidak mencapai sasarannya karena kesalah informasi yang menjadi basisnya.9. Peningkatan mutu pengendalian dan pengawasanDengan sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik maka setiap aktivitas di dalam lingkungan bisnis dapat terus-menerus dipantau.Pemantauan tersebut tentunya berdampak pada peningkatan pengendalian atas setiap prosedur dan kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan.

D. Laporan Keuangan Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Keuangan Sebuah Usaha Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.Menurut Munawir (2000:31) Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebelum memahami masalah penilaian kinerja lebih jauh, maka ada beberapa pengertian kinerja seperti yang telah dijelaskan oleh Helfert (1996:67) bahwa Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.Pengertian lain tentang kinerja yaitu Performance adalah ukuran seberapa efisien dan efektif sebuah organisasi atau seorang manajer untuk mencapai tujuan yang memadai. (Stoner et al, 1996:9)Adapun pengertian efektif dan efisien menurut Stoner et al (1996:9):Efisien adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi berarti melakukan dengan tepat, sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai berarti melakukan hal yang tepat.Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja (Performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah sebagai berikut:a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis

E. Penerapan Titik Impas ( Break Even Point ) Sebagai Upaya Penyelamatan BisnisBreak Even Point (BEP)ialah titik impas di mana posisijumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.Break Even Pointini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.Rumus yang digunakan untuk analisis Break Event Pointini terdiri dari dua macam sebagai berikut:1. Dasar Unit Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC)2. Dasar Penjualan Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 (VC/P))* Penghitungan (1 (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilahMargin Kontribusi Per Unit.

Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi:Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 100 juta Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribua. Penghitungan BEP UnitBEP = FC/ (P VC) BEP = 100.000.000/ (80.000 60.000) BEP = Rp 5000b. Penghitungan BEP RupiahBEP = FC/ (1 (VC/P)) BEP = 100.000.000/ (1 (60.000/80.000)) BEP = Rp 400.000.000Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:BEP Laba = (FC + Target Laba) / (P VC)Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini.Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan.BEP Laba = (FC + Target Laba) / (P VC) BEP Laba = (100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 60.000) BEP Laba = 180.000.000 / 20.000 BEP Laba = 9.000 unit atau BEP Laba = Rp 720 juta (9000 unit x Rp 80.000)Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit perusahaan akan mendapatkan laba Rp 720 juta, mari kita periksa berikut ini: Penjualan Rp 720.000.000 FC Rp 100.000.000 Total VC (Rp 60.000 x 9000 unit) Rp 540.000.000 Total Biaya Rp 640.000.000 Laba Rp 80.000.000Dalam berbisnis, tentunya analisis break event point sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang/ pendapatan yang diterima. BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen bisnis.

Robert D. Hisrich, dkk. (2008).Kewirausahaan.Jakarta: Salemba Empat.