TUGAS KELOMPOK

21
OLEH ARSY PRESTICA ROSADI DONI TRINANDA SULUH BAYU WASKITO PEMBIMBING DR.SYABRIANSYAH, SP.THT - KL TUGAS KELOMPOK RHINITIS ALERGI

description

rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang terjadi pada hidung orang yang atopi karena sensitasi dengan alergen dan keluarnya mediator inflamasi akibat paparan kedua alergen yang sama

Transcript of TUGAS KELOMPOK

TUGAS KELOMPOK RHINITIS ALERGI

OlehArsy Prestica rosadiDoni trinandaSuluh bayu waskito

PembimbingDr.syabriansyah, sp.tht - klTUGAS KELOMPOKRHINITIS ALERGI

Rhitis AlergiDefinisiRhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen spesifik tersebutRhinitis alergi adalah kelainan berupa inflamasi pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar allergen yang diperantarai oleh IgE.Etiologi Rhinitis alergi jenis musimanRagweedSerbuk sari rumputSerbuk sari pohonJamur

Rhinitis alergi jenis sepanjang tahunBulu binatang peliharaanDebu dan tungau rumahKecoaJamur yang tumbuh di dinding, tanaman rumah, karpet, dan kain pelapisKlasifikasi Intermitten Kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 mingguPersistenLebih dari 4 hari./minggu dan lebih dari 4 mingguRingan (mild)Ditemukan dengan tidur normal, aktivitas sehari-hari, saat olah raga dan saat santai normal, bekerja dan sekolah normal, dan tidak ada keluhan mengganggu.Sedang-berat (moderate severe)Ditemukan satu atau lebih gejala berikut; todir tergamggu, aktivitas sehari-hari, saat olah raga, dan saat santai terganggu, masalah saat bekerja dan sekolah, ada keluhan yang menggangguPatofisiologiDiawali dari tahap sensitisasi dan diikuti dengan tahap provokasi/reaksi alergi.Kontak pertama , makrofag dan monosit menjadi sel penyaji yg menangkap alergen dan memperesentasikan, kemudian akan bergabung dengan HLA kelas II menjadi MHC kelas II, dipresentasikan pada sel T helper.IL 1 akan keluar mengaktifkan Th0 sehingga berproliferasi menjadi Th1 dan Th2Th2 akan mengasilkanIL 3IL 4IL 5IL 13IL 4 dan IL 13 dapat diikat pada limfosit B sehingg Limfosidt B teraktivasi dan memproduksi IgE, IgE akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor nya di sel mast dan basofil.Bila ada alergen spesifik terjadi ikatan sehingga menyebabkan degranulasi melepaskan histamin dan mediator lainEfek histaminMerangsang reseptor saraf vidianus (gatal, dan bersin.Hipersekresi sel gobletHidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoidPada fase lambatPenambahan sel inflamasi : eosinofil, limfosit, netrofil, basofil, dan mastosit di mukosa hidungHipereaktif dan hiperresponsif hidung akibat peranan eosinofil dan granulnyaPeran faktor non spesifik dapat memperberatAsap rokokBau yg merangsangPerubahan cuacaKelambaban cuaca yg tinggiJenis alergenCara masuknyaAlergen inhalanAlergen ingestanAlergen injektan Diagnosis Anamnesis Serangan bersin berulangRinore yang encer dan banyakHidung tersumbatHidung dan mata gatal, terkadang lakrimasiPemeriksaan fisikRinoskopi anteriorMukosa edemaBasahWarna pucat atau lividSekret encer yang banyakGejala persestenMukosa inferior hipertrofiPada anakAllergic shinnerBayangan gelap disekitar mata Allergic saluteMenggosok hidung dengan punggung tanganAllergic creaseGaris melintang di dorsum nasi

Hubungan antara rhinitis alegri dengan berbagai penyakit alergi lainHubungan anatomi dan patofisiologiFungsi menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara ini pada dasarnya untuk melindungi saluran napas bagian bawah terhadap pengarug udara dingin, panas dan polusiAlergen pada yg ditemukan pada pasien rhinitis dapat dengan cepat menimbulkan inflamasi yang berarti di paruHubungan imunopatologisPerangsangan sal napas atas akan diteruskan oleh refleks vagus, dan mempengaruhi pembuluh darah atas adan bawahGangguan fungsi akibat mediator inflamasi menyebabkan ganguan pada sal napas bawahHubungan vertikal dan horizontal dalam rhinitis dan asmaHorizontalSemakin berat gejala rhinitis semakin besar gejala asmaVertikalGangguan fungsi saluran nafas atas memicu gangguan saluran nafas bawahRefleks refleks neuralRefleks nasobronkial dan bronkial, terjadi akibat stimulasi saraf sensoris nasal, terjadi bronkokonstriksi akibat rangsangan saraf parasimpatis disebut refleks nasobronkial, dan peningkatan respon bronkus melalui saraf pusat disebut refleks bronkialDaftar pustakaSoepardi, Efiaty. Iskandar, Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok edisi IV cetakan I. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 2000 Soepardi, Efiaty. Hadjat, Fachri. Iskandar, Nurbaiti. Penatalaksanaan dan Kelainan Telinga Hidung Tenggorok edisi II. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta 2000 Kapita Selekta Kedokteran edisi III jilid I hal. 113 114. Penerbit Media Aesculapius FK-UI 2000Adam Boies H. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi keenam. 1997. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCArsyad, Soepardi, dkk. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. 2007. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaEstuningtyas, Ari, dan Azalea Arif. Obat Lokal. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Gunawan, Sulistia Gan, dkk. Ed. Kelima. Jakarta: Departemen Farmakologi FKUI, 2008: 531-2Adams, George. Boies, Lawrence. Higler, Peter. Buku Ajar Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. W.B. Saunders, Philadelphia 1989Ballenger, John Jacob. Diseaes of The Nose Throat Ear Head and Neck. Lea & Febiger 14th edition. Philadelphia 1991