Tugas Kdk Trend Issue

16
TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN “TREND ISSUE KESIAPAN PERAWAT MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015” Penyusun : Diah Retnani (P1337420114061) Regular 1A2

Transcript of Tugas Kdk Trend Issue

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATANTREND ISSUE KESIAPAN PERAWAT MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015

Penyusun :Diah Retnani (P1337420114061)Regular 1A2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANGTAHUN PELAJARAN 2014/2015

A.TREND KEPERAWATAN

MEA ibarat dua sisi mata uang?Saat indonesia siap ,Indonesia akan siap sebagai identitas ekonomi terbesar Asia Tenggara dan berpeluang menjadi regional champion.Namun,saat Indonesia tidak siap,ini merupakan tantangan berat bagi bangsa indonesia sendiri karena ketersdiaan SDM yang kurang mumpuni untuk mengejar perkembangan dunia di era globalisasi ini.Indonesia juga bahkan akan di banjiri produk barang dan jasa ASEAN.Dan tentunya indonesia hanya akan menjadi penonton integrasi ASEAN.Siap tidak siap,tenggat berlakunya MEA 2015 semakin dekat.Saat pasar bersama itu terbuka,hanya tinggal satu pilihan,aktif sebagai pemain regional atau tertinggal sebagai peserta yang hanya dimanfaatkan negara-negara tetangga.MEA ibarat suatu pertandingan.Dikatakan seperti itu di karenakan setiap negara ASEAN akan adu kuat mendominasi dan memanfaatkan semua peluang.MEA 2015 tidak cukup hanya bertahan di pasar dalam negeri,tapi harus aktif sebagai pemain di tingkat regional.Bangsa Indonesia memasuki era globalisasi setelah tahun 2000, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif. Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.3.Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi ).Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan sehat untuk semua pada tahun 2010 , maka solusi yang harus ditempuh adalah :1. Pengembangan pendidikan keperawatan.Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.2. Memantapkan system pelayanan perawatan professionalDepertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.3. Penyempurnaan organisasi keperawatanOrganisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

B.ISSUE KEPERAWATAN

Merdeka.com - Masyarakat seakan belum merasakan dampak percepatan pelaksanaan ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Padahal sejak 2010, beberapa prasyarat liberalisasi perdagangan barang dan jasa di Asia Tenggara ini sudah berlangsung.Kepala Sub-Direktorat Kerja Sama Antar dan Sub Regional Kementerian Perdagangan, Donna Gultom, menyatakan liberalisasi jasa merupakan salah satu sektor usaha yang paling mengkhawatirkan pemerintah. Pasalnya, sudah ada 7 profesi yang dibuka luas kepada pekerja dari 11 negara anggota ASEAN."Yang kita takutkan adalah masuknya tenaga profesional asing, kita enggak bisa lagi membuka sektor hanya yang terkait modal. Mereka boleh berusaha dengan kepemilikan saham sampai 70 persen," ujarnya dalam Diskusi Kesiapan Indonesia Menghadapi AEC 2015 di Kuningan, Jakarta, Kamis (4/4).Donna menyatakan sektor jasa yang sudah membuka kesempatan tenaga kerja asing masuk adalah telekomunikasi dan industri medis, khususnya dokter dan perawat. Tenaga kerja terdidik dari negara-negara ASEAN tersebut dapat membuka usaha di Tanah Air."Di bidang perawat kita sudah buka lho, mereka bisa buka usaha klinik gigi di Indonesia dengan kepemilikan 70 persen, tenaga pun bisa datang dari luar," ungkapnya.Dari kesepakatan antar menteri ASEAN, pergerakan tenaga kerja profesional dibuka untuk tujuh bidang yakni dokter umum, dokter gigi, perawat, insinyur teknik, tenaga ahli konstruksi, akuntan, dan surveyor tanah. Ketujuh bidang itu akan dibuka dua tahun mendatang.Deputi Perdagangan Perindustrian Kementerian Koordinator Perekonomian, Edy Putra Irawadi, menyatakan penguatan tenaga kerja terdidik harus jadi fokus setiap pemangku kepentingan. Apalagi kalau menengok strategi negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina fokus ke tenaga kerja."Malaysia, dari 12 economic reform untuk hadapi AEC, 7 strateginya sektor jasa. Sementara Filipina akan habis-habisan di human capital. Kita masih berkutat pada barang doang," tuturnya.AEC adalah integrasi ekonomi seluruh negara Asia Tenggara. Proses pelaksanaannya mencakup 10 pilar pengembangan ekonomi melalui empat fase persiapan sejak 2008. Kini di bidang perdagangan barang dan komoditas, hampir 99 persen tarif bea masuk barang antar negara ASEAN sudah di-nolkan.Untuk sementara, Kemendag mengaku persiapan dari empat fase itu mencapai 81 persen. Dengan demikian, kesiapan Indonesia melakoni AEC berada di bawah Singapura dan Malaysia

C.ISI DAN MAKNA ISSUE

1.Pengaruh Era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 Terhadap Tenaga Kesehatan Profesional Di Indonesia Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, dan untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis seperti tahun 1997.

2.Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Namun banyak peluang yang dapat kita lihat dari Ekonomi ASEAN 2015 ini. Banyak kalangan yang merasa ragu dengan kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Dalam kekhawatiran mengenai terhantamnya sektor-sektor usaha dalam negeri kita, jika kita mengingat bagaimana hubungan bilateral Indonesia dengan China. Kini China mampu menguasi pasar domestik kita yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas Indonesia. Berdasarkan fakta peringkat daya saing Indonesia periode 2012-2013 berada diposisi 50 dari 144 negara, masih berada dibawah Singapura yang diposisi kedua, Malaysia diposisi ke dua puluh lima, Brunei diposisi dua puluh delapan, dan Thailand diposisi tiga puluh delapan. Melihat kondisi seperti ini, ada beberapa hal yang menjadi faktor rendahnya daya saing Indonesia menurut kajian Kementerian Perindustrian RI yaitu kinerja logistik, tarif pajak, suku bunga bank, serta produktivitas tenaga kerja.

3.Mempersiapkan Langkah StrategisPelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sudah di depan mata. Indonesia harus mulai mempersiapkan diri jika tidak ingin menjadi sasaran masuknya produk-produk negara anggota ASEAN. Indonesia harus banyak belajar dari pengalaman pelaksanaan

free trade agreement (FTA) dengan China, akibatnya China menguasai pasar komoditi Indonesia. Tidak ada pilihan lain selain menghadapi dengan percaya diri bahwa bangsa Indonesia mampu dan menjadi lebih baik perekonomiannya dalam keikutsertaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini. Beberapa langkah strategis yang perlu dilaksanakan oleh pemerintah ialah dari sektor usaha perlu meningkatkan perlindungan terhadap konsumen, memberikan bantuan modal bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, memperbaiki kualitas produk dalam negeri dan memberikan label SNI bagi produk dalam negeri. Dalam sektor tenaga kerja Indonesia perlu meningkatkan kualifikasi pekerja, meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataannya dan memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat. Selain itu, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan kita akan mampu menghadapi berbagai macam tantangan dalam. Apabila kita mempunyai daya saing yang kuat, persiapan yang matang, sehingga produk-produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah dinegeri sendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran, untuk kepentingan bersama dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4.Standar Profesi Tenaga KesehatanEra globalisasi mengharuskan tenaga kesehatan berbenah diri. Peluang dan tantangan yang menghadang harus diterobos (breakthrough) dengan peningkatan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia yang hanya dapat dicapai bila tenaga kesehatan Indonesia dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan Standar Profesinya.Standar Profesi sebagai acuan oleh tenaga kesehatan merupakan persyaratan yang mutlak harus dimiliki. Mengukur kemampuan tenaga kesehatan dapat diketahui dari standar profesi yang harus dipatuhi terlebih lagi apabila dalam penyusunan standar profesi tersebut disusun setelah mengadakan bedah buku dengan profesi yang sama dari negara lain yang berstandar internasional.Profesi Kesehatan di Indonesia diharuskan memiliki standar profesi sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 pasal21 dan 22 menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan profesinya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi ditetapkan oleh Menteri.

Puspronakes LN (Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaka Keshatan Luar Negeri) sesuai dengan salah satu dari Tupoksinya yaitu Pemberdayaan Profesi telah memfasilitasi 10 Organisasi Profesi untuk menyusun standar profesi mulai dari 2002 - 2006 dan telah ditetapkan oleh menteri Kesehatan.

Ke 10 standar Profesi tersebut adalah:1. Profesi Bidan2. Sanitarian3. Ahli Laboratorium Kesehatan4. Rekam Medis5. Keperawatan6. Tekniker Gigi7. Gizi8. Radiologi9. Elektro medik10. Fisioteraspis

Dengan ditetapkannya standar profesi oleh Menteri Kesehatan, maka uji kompetensi untuk setiap jenis tenaga kesehatan dapat dilaksanakan sehingga kualitas tenaga kesehatan sama baik di seluruh Indonesia.

Uji KompetensiPraktek Kerja Lapangan (PKL)Pilihan Ganda (Multiple Choice)Ketrampilan (OSCE = Objective Structure Clinical Examination)

Pengabdian Bertanggung jawab kepada Tuhan dan Masyarakat;Siap bertanggung gugat (aspek legal)

E.KESIMPULAN

Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.

Indonesiamerupakan negara yang cukup diminati oleh negara asing. Pertama karena memiliki potensi pasar yang besar terkait dengan jumlah penduduk yang besar. Kedua, sekarang ini kondisi pertumbuhan ekonomiIndonesiacukup menjanjikan. Dengan potensi pasar yang besar tidak mengherankan jika kelak banyak dokter atau tenaga kesehatan asing yang berniat bekerja diIndonesia. Hal ini tampaknya menakutkan profesi kesehatan, karena ketakutan untuk bersaing, seperti kita ketahui kualitas sumber daya manusia kesehatan kita rendah serta penguasaan teknologi yang terbatas pula.Dalam bidang kesehatan era globalisasi lebih banyak diartikan pada perdagangan jasa pelayanan kesehatan, seperti yang tercantum dalam perjanjian GATS, poin nomor 4 dari perjanjian mengenai masuknya tenaga profesional kesehatan keIndonesia. Perdagangan jasa pada era globalisasi berlangsung secara bebas. Pembatasan yang bersifat protektif, misal melalui lisensi yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti yang dilakukan oleh negara-negara berkembang lainnya, namun hal tersebut sudah tidak boleh dilakukan.Seharusnya liberalisasi pada bidang kesehatan justru menjadi cambuk bagi kita, dimana kita perlu pemusatan diri untuk meningkatkan mutu atau profesionalisme sehingga apapun yang terjadi di masa mendatang dokter Indonesia tidak perlu takut lagi di negeri sendiri dan diluar negeri. Bila Indonesia dapat menambah jumlah, jenis serta dapat meningkatkan mutu dokter, dokter spesialis, maka akan turun minat rumah sakit asing di Indonesia mempekerjakan dokter asing, karena Indonesia sudah dapat memenuhi kuota dokter atau dokter spesialis dan biaya yang dikeluarkanpun relatif murah, sebab biaya mempekerjakan dokter asing lebih mahal.Kalau dianalisis dari sudut pandang yang lain, sebenarnya dokter Indonesia tidak perlu takut dengan masuknya dokter asing karena ada kemungkinan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh dokter asing tidak sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat Indonesia sebagai akibat dari sistem pendidikan serta latar belakang sosial budaya yang berbeda.Bila pemerintah Indonesia tidak segera memperbaiki sistem pendidikan dan kebijakan dalam bidang kesehatan maka tenaga kesehatan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi akan dihadapkan pada dua pilihan : Jadi tuan rumah di negeri sendiri, atau tergusur.Atau jadi tuan rumah di negeri sendiri serta tamu terhormat di luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

http://ejjariza.wordpress.com/2013/02/15/makalah-dokumentasi-keperawatan/http://indisaputri20.wordpress.com/2013/02/14/etika-keperawatan/