tugas karmat

2
3. a) 5 keunggulan metode adsorpsi/desorpsi gas N2 sebagai teknik karakterisasi material 1. Panas adsorpsi rendah sehingga tidak ada kerusakan maupun perubahan struktur sampel yang dikarakterisasi. 2. Dapat terjadi multilayer adsorpsi (adsorpsi yang berlapis ) sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengukuran pori-pori 3. Kesetimbangan adsorpsi tercapai dengan cepat, karena tidak membutuhkan energi aktivasi yang harus dilampaui 4. Adsorpsi ini sangat reversible sehingga adsorbat dapat dengan mudah terserap dan terlepas 5. Temperature tinggi dapat menghambat terjadinya adsorpsi sehingga prosesnya cenderung lebih baik dilakukan pada suhu yang lebih dingin dan rendah saja b) Dari grafik tersebut, nampak bahwa dengan tekanan relative yang sama, sampel A memiliki volume askorbat yang lebih nesar yang diserap sehingga dengan jelas menunjukan bahwa volume pori sampel A lebih besar jika dibandungkan dengan sampel B. Sedangkan luas permukaan diinterpretasikan dari terjadinya titik infleksi, titik infleksi terjadi apabila adsorpsi telah sempurna pada layer pertama dan mulai terjadi pembentukan layer selanjutnya. Pada kurva ini, titik infleksi pada sampel lebih dulu tercapai artinya sampel B mengalami pembentukan multilayer kebih dahulu dibandingkan sampel A yang mengindikasikan bahwa luas permukaan pori sampel B lebih kecil jika dibandingkan dengan sampel A sehingga dengan menggunakan rumus r= 2 Vliq S Dengan r sebagai diameter pori, Vliq sebagai volume adsorbat dan S sebagai luas permukaan sampel, maka dengan demikian rA : rB

description

Tugas

Transcript of tugas karmat

3. a) 5 keunggulan metode adsorpsi/desorpsi gas N2 sebagai teknik karakterisasi material 1. Panas adsorpsi rendah sehingga tidak ada kerusakan maupun perubahan struktur sampel yang dikarakterisasi.2. Dapat terjadi multilayer adsorpsi (adsorpsi yang berlapis ) sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengukuran pori-pori 3. Kesetimbangan adsorpsi tercapai dengan cepat, karena tidak membutuhkan energi aktivasi yang harus dilampaui 4. Adsorpsi ini sangat reversible sehingga adsorbat dapat dengan mudah terserap dan terlepas 5. Temperature tinggi dapat menghambat terjadinya adsorpsi sehingga prosesnya cenderung lebih baik dilakukan pada suhu yang lebih dingin dan rendah saja b) Dari grafik tersebut, nampak bahwa dengan tekanan relative yang sama, sampel A memiliki volume askorbat yang lebih nesar yang diserap sehingga dengan jelas menunjukan bahwa volume pori sampel A lebih besar jika dibandungkan dengan sampel B. Sedangkan luas permukaan diinterpretasikan dari terjadinya titik infleksi, titik infleksi terjadi apabila adsorpsi telah sempurna pada layer pertama dan mulai terjadi pembentukan layer selanjutnya. Pada kurva ini, titik infleksi pada sampel lebih dulu tercapai artinya sampel B mengalami pembentukan multilayer kebih dahulu dibandingkan sampel A yang mengindikasikan bahwa luas permukaan pori sampel B lebih kecil jika dibandingkan dengan sampel A sehingga dengan menggunakan rumus

Dengan r sebagai diameter pori, Vliq sebagai volume adsorbat dan S sebagai luas permukaan sampel, maka dengan demikianrA : rB

Sehingga Vliq A > Vliq B dan SA>SB, maka dapat disimpulkan bahwa diameter pori sampel A lebih besar jika dibandingkan dengan diameter sampel B. Selain itu hal ini juga dapat diperkuat dari grafik yang menunjukan bahwa proses desorpsi sampel B terjadi lebih dahulu artinya penurunan tekanan yang baru sedikit menyebabkan terjadinya desorpsi yang mengindikasi bahwa diameter pori lebih kecil dan membutuhkan tekanan lebih kecil untuk terjadinya proses desorpsi Kesimpulannya adalah sampel yang memiliki porositas lebih baik adalah sampel B dengan ukuran pori yang lebih kecil dan lebih homogeny/merata. Perkiraan kurva distribusi ukuran pori adalah sebagai berikut :

Volume LiqUkuran poriSampel BSampel A