Tugas Jurnal Perikon

download Tugas Jurnal Perikon

of 7

description

Jurnal kuliah

Transcript of Tugas Jurnal Perikon

Nama

: Eveline Septiana

NRP

: F24050318

Fakultas: Fateta

Departemen: ITP

Perspektif Lansia terhadap Pengetahuan Konsumen,Asuransi Kesehatan, dan Doctor Shopping

Salah satu strategi untuk meminimalisasi biaya untuk kesehatan adalah penyediaan informasi terutama perkiraan harga kepada para konsumen. Bagaimanapun juga, efektivitasnya tergantung pada sejauh manakah penyedia jasa kesehatan dalam menyalurkan informasi.

Kaum Lansia (Lanjut Usia) merupakan salah satu pemakai jasa kesehatan yang unik. Para lansia menghadapi kemungkinan yang lebih tinggi akan risiko penyakit dan gangguan kesehatan sedangkan bagian pendapatan dari lansia yang digunakan untuk jasa kesehatan lebih terbatas.

Analis kebijakan kesehatan menyarankan agar adanya kontrol harga jasa kesehatan dan pengobatan. Adanya kontrol harga ini akan mengurangi masalah keuangan yang biasa dihadapi oleh para pengguna jasa kesehatan, terutama para lansia.

Kontrol harga dapat berupa market-oriented controls (kontrol berorientasi pasar) atau consumer-oriented market (kontrol berorientasi konsumen). Kontrol berorientasi pasar berfokus pada kompetisi antar penyedia jasa kesehatan. Umumnya pendekatan kontrol berorientasi pasar diterapkan jika adanya alternatif jasa kesehatan yang baru.

Kontrol berorientasi konsumen mengasumsikan konsumen dapat memesan jasa kesehatan. Kontrol ini berfokus pada pengetahuan konsumen yang tersedia. Selanjutnya, pengetahuan ini akan digunakan untuk memilih jasa kesehatan dan pengobatan dari berbagai alternatif yang ada. Efektivitas kontrol berorientasi konsumen tergantung pada persepsi konsumen dalam mengumpulkan informasi dan biaya yang dikeluarkan dalam pengumpulan informasi tersebut.

Penelitian telah membuktikan bahwa lansia menyadari seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk jasa kesehatan. Menurut Jackson dan Jensen (1984), lansia cenderung memilih jasa kesehatan yang lebih murah. Selain itu, lansia lebih sulit mengandalkan jasa kesehatan dibandingkan kelompok usia lainnya, baik informasi tentang jasa kesehatan maupun pelayanan yang disediakan penyedia jasa kesehatan tersebut (Klippel dan Sweeny 1979; Boscarino 1982).

Marquis (1985) mengemukakan bahwa asuransi dapat mempengaruhi keputusan dalam shopping. Shopping dapat diartikan sebagai pengumpulan informasi. Marquis mengembangkan model shopping dimana shopping dan asuransi dapat mengurangi pengeluaran berlebih.

Pauly dan Satterthwaite (1981) mengemukakan bahwa shopping tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik konsumen tetapi juga dipengaruhi oleh karakteristik pasar dan karakteristik konsumen lain. Selain itu, mereka juga mengemukakan theoretical model yang menyatakan peningkatan pengetahuan konsumen berperan penting dalam peningkatan elastisitas permintaan dan penurunan harga.THEORETICAL MODELGeneral Framework

Shopping didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi yang berperan penting dalam efisiensi pembelanjaan jasa kesehatan. Efisiensi dapat diamati dari total waktu yang tersedia, T = s + h + t , dimana T = total available time (total waktu yang tersedia), s = waktu yang digunakan dalam mengumpulkan informasi, h = labor market hours (waktu kerja), dan t = waktu luang dan waktu yang digunakan untuk pekerjaan rumah tangga.

Penerimaan konsumen akan jasa kesehatan tergantung pada adanya alternatif jasa lainnya (X), asuransi kesehatan (I), jasa kesehatan lainnya (M), waktu luang (t), dan selera konsumen (Z) atau dapat dinyatakan sebagai U = U (X, I, M, t, Z )

Pendapatan digunakan untuk pembelian alternatif jasa kesehatan, asuransi kesehatan, dan jasa kesehatan lainnya. Budget untuk pengeluaran tersebut dapat dinyatakan sebagai : Y = wh + a = MPM + XPX + IPI, dimana Y = total pendapatan,

wh = pendapatan dari gaji,

a = pendapatan nongaji,

PM = out of pocket price,

PX = harga alternatif jasa kesehatan,

IPI = pengeluaran untuk asuransi.Two-Stage Budgeting

Teori general framework menyatakan bahwa pemilihan alternatif jasa, pelayanan kesehatan, asuransi, dan waktu penggunaan mempengaruhi konsumen dalam porsi yang sama. Teori ini tidak membahas tentang tingkah laku konsumen (Bryant 1983).

Berbeda dengan teori general framework, teori Two-Stage Budgeting menyatakan bahwa pengaruh asuransi dan pengaruh jam kerja tidak sama. Oleh karena itu, ada perubahan waktu dan budget. Jika pengambilan keputusan asuransi sudah dilakukan terlebih dulu, pendapatan yang disisihkan untuk biaya jasa kesehatan dan alternatif jasa akan dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk asuransi. Waktu dan budget yang baru dapat dinyatakan sebagai : T* = s + t Y* = MPM + XPX,

dimana T* = T h dan Y* = wh + a - IPI.

PM tergantung pada asuransi, struktur pasar, waktu yang digunakan untuk belanja, dan biaya pelayanan atau dapat dinyatakan sebagai :

PM = (1- rR) (1-rS1) PRM + (1-rS2) (PCM(s) - PRM) + TC, dimana :

rR = persentase medicare reasonable charge

rS1 = biaya asuransi untuk medicare reasonable charge

rS2 = biaya asuransi untuk biaya yang tak terdugaPRM = medicare reasonable charge

PCM = biaya aktual dari penyedia jasa kesehatanTC = biaya transportasiJumlah Asuransi

Jika penyedia jasa asuransi menagih kelebihan PRM, pasien bertanggung jawab untuk pembayaran (1-rS) PRM dan kelebihan PCM - PRM. Biaya tambahan polis asuransi kesehatan ditambahkan saat pembayaran kembali medis.

Kelayakan Biaya Medis

Kelayakan biaya medis ditentukan dari harga terendah, yaitu :

(1) jumlah tagihan untuk jasa dokter (2) tagihan prevailing (3) jumlah biaya tetapBiaya Aktual dari Penyedia Jasa Kesehatan

PCM tergantung pada karakteristik pasar dan dokter. Karakteristik pasar digambarkan sebagai pasar monopoli uang kompetitif (Jacobs, 1987). Pada pasar monopoli kompetitif, dokter memperhitungkan permintaan pasar, usaha konsumen, dan biaya input dalam menentukan harga (Pauly dan Satterthwaite, 1981). Tiga faktor inilah yang menentukan distribusi harga di pasar. PCM dapat dinyatakan sebagai PCM = PCM (s;CE,D,MS0,ME), dimana CE = efisiensi konsumen,

D = permintaan pasar,

MS0 = biaya input,

ME = efisiensi pasar.

Biaya Pelayanan (Cost of services)

Biaya ini dapat dinyatakan sebagai PM = PM (I, PRM, PCM(s), TC). Semakin tinggi permintaan pasar dan biaya input pasar akan semakin tinggi nilai PCM dan PRM.EMPIRICAL MODEL

Data

Dua set data yang digunakan adalah National Medical Care Utilization dan Expenditure Survey yang diatur oleh National center for Healthy Statistics dan Area Resource File of the Division of Health Professions Analysis, Bureau of Health Professions. Set data yang pertama adalah sample nasional dari populasi US yang tidak terdaftar institusi tertentu pada tahun 1980 (n = 17123). Informasi yang dikumpulkan adalah status kesehatan, utilisasi pelayanan jasa kesehatan, biaya untuk jasa kesehatan, asuransi, dan karakteristik sosialdemografis. Set data yang kedua memperhitungkan informasi yang disediakan oleh ahli kesehatan dan penyedia jasa kesehatan. Definisi Variabel

Variabel yang digunakan dalam analisisa empirik adalah shopping, harga alternatif, asuransi, permintaan pasar, biaya input dokter, efisiensi konsumen, efisiensi pasar, jam kerja, pendapatan, biaya preferensi yang diperkirakan, dan biaya preferensi medis. Beberapa variabel membutuhkan perhitungan lebih lanjut, misalnya shopping, jumlah asuransi, pendapatan, efisiensi konsumen, dan efisiensi pasar.Shopping

Istilah shopping dapat didefinisikan dalam berbagai arti. Menurut Booth dan Babchuck (1972), shopping adalah penggunaan jasa kesehatan untuk pertama kalinya. Menurut Kasteler dan Olsen (1976), shopping adalah usaha yang dilakukan konsumen untuk mengganti dokter. Menurut Marquis, Davies, dan Ware (1983), shopping adalah penggantian dokter dan pelayanan kesehatan yang biasa digunakan konsumen.

Definisi shopping yang dikemukakan oleh Greene et al. (1979) adalah penggunaan jasa kesehatan tertentu. Greene mengelompokkan konsumen jasa kesehatan ke dalam tiga kelompok, yaitu konsumen sebenarnya (true shoppers), konsumen sekunder (secondary shoppers), dan nonshopper. True shoppers adalah konsumen yang menggunakan berbagai jasa kesehatan. Konsumen sekunder adalah konsumen yang menggunakan jasa kesehatan tertentu karena danya pelayanan gratis. Nonshoppers adalah konsumen yang telah menggunakan jaasa kesehatan tertentu secara tetap.

Marquis (1985) mendefinisikan shopping sebagai pengeluaran relatif pasien dalam menggunakan jasa dokter. Teori Marquis berfokus pada pengeluaran yang telah diperkirakan konsumen.

Jumlah Asuransi

Jumlah asuransi didefinisikan sebagai jumlah polis asuransi. Nilai asuransi nol menunjukkan bahwa konsumen tidak memakai jasa asuransi atau konsumen hanya memakai jasa rumah sakit. Jumlah asuransi yang dipilih pemakai asuransi tergantung pada persepsi komsumen tersebut terhadap keuntungan dan kerugian asuransi.Pendapatan

Pendapatan didefinisikan sebagai pendapatan keluarga dikurangi pembayaran premium asuransi. Premium asuransi ditentukan oleh National Medical Care Expenditure Survey : Health Insurance / Employer Survey (Cafferata 1984b).Efisiensi Pasar

Indikator efisiensi pasar adalah jumlah populasi per square mili dan persentase populasi minimal yang lulus sekolah menengah atas. Menurut Pauly dan Satterthwaite (1981), semakin besar efisiensi pasar akan semakin rendah biaya yang dikeluarkan untuk jasa dokter.Efisiensi Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi konsumen adalah pendidikan, status pernikahan, dan aktivitas. Semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi efisiensi konsumen. Status konsumen yang sudah menikah atau berkeluarga akan meningkatkan jumlah informasi karena adanya interaksi atau pertukaran informasi di antara sesama anggota keluarga. Aktivitas yang terlalu padat akan menyebabkan kurangnya interaksi sehingga pengumpulan informasi terbatas.Perkiraan Prosedur dan Hasil secara Empirik

Karena adanya variabel terikat dalam menganalisa shopping, prosedur ordinary least squares kurang tepat untuk digunakan dan mungkin adanya ketidaksesuaian asumsi yang digunakan. Oleh karena itu, prosedur ordered multinomial logistic regression lebih tepat untuk digunakan. Prosedur ini dapat dinyatakan sebagai : , dimana Xi melambangkan variabel bebas dan j melambangkan grup shopping.

Hasil regresi logistik untuk shopping dipresentasikan dalam tabel 2. Chi-square mengidentifikasi bahwa model cukup signifikan dalam pengumpulan informasi shopping. Faktor yang paling signifikan adalah asuransi, efisiensi konsumen, efisiensi pasar, asal daerah, penerimaan, dan jenis kelamin.

Hasil penelitian menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori. Sesuai teori, asuransi kesehatan menurunkan PM dan selanjutnya menurunkan insentifitas belanja. Pengaruh total asuransi dalam shopping dapat dianggap sebagai koefisien minus asuransi[(premium rata-rata asuransi)(koefisien pendapatan)] dan hasilnya adalah -0.230612. Secara statistik, koefisien ini signifikan pada tingkat lima persen (t = -2.18).

Aktivitas meningkatkan probabilitas shopping. aktivitas rumah tangga meningkatkan efisiensi shopping. Untuk lansia yang tidak tergabung dalam institusional, mungkin akan dihasilkan korelasi positif antara aktivitas dan pengalaman dalam menggunakan jasa kesehatan dan/atau akses terhadap jaringan informasi kesehatan.

Hasil efisiensi pasar cukup mengejutkan. Pauly dan Satterthwaite (1981) mengemukakan bahwa peningkatan efisiensi pasar akan menurunkan harga pasar. Selanjutnya, akan terjadi peningkatan elastisitas permintaan (sensitivitas harga). Value pada tabel 2 menunjukkan semakin besar efisiensi pasar akan semakin sulit lansia dalam mengurangi biaya provider dan biaya prevailing sehingga keefektifitasan konsumen akan berkurang.PEMBAHASAN

Analisa data di atas menunjukkan pemilihan jasa kesehatan dan insentifitas shopping dipengaruhi oleh karakteristik individual, baik karakteristik konsumen maupun karakteristik pasar. Hasil analisa ini konsisten dengan literatur yang ada.

Menurut Marquis (1985), juga menunjukkan bahwa jumlah asuransi cukup signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap shopping. Analisa data ini menggunakan metode yang sama dalam mengukur variabel terikat dan hasilnya menunjukkan bahwa asuransi tidak signifikan. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Marquis. Hal ini dapat disebabkan model yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan model yang digunakan Marquis. Model Marquis tidak memasukkan variabel pasar sebagai determinan bebas dari shopping. Selain itu, ketidaksesuaian dengan teori dapat disebabkan Marquis menggunakan jumlah asuransi aktual (coinsurance rates), sedangkan analisa data dala penelitian ini menggunakan biaya perceived.

Ketidaksesuaian dengan teori juga ditemukan dalam hubungan shopping dan efisiensi pasar. Menurut Pauly dan Satterthwaite (1981), hubungan di antaranya adalah positif sedangkan hasil analisa data menunjukkan hasil yang negatif. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan adanya diskriminasi harga yang muncul dalam pasar.

Upaya untuk memahami pola shopping lansia membutuhkan studi lebih lanjut. Penelitian lebih lanjut membutuhkan data-data yang diperoleh secara langsung, seperti data tentang waktu dan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen._1257870582.unknown