TUGAS JURNAL

11
1. Ketoasidosis diabetikum a. Topik penelitian: Gambaran Klinis Ketoasidosis Diabetikum Anak b. Keywords: Anak, gambaran klinis, ketoasidosis diabetikeum c. Pemeriksaan diagnostik: tidak ada penjelasan tentang pemeriksaan diagnostik dalam jurnal namun pada kasus ketoasidosis diabetikum pada umumnya pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi Tes toleransi Glukosa (TTG), Gula darah puasa, Urinalisi, Essei hemoglobin glikolisat, Kolesterol dan kadar trigliserida serum. d. Pengkajian fokus: Karakteristik yang dikaji meliputi data umum yaitu usia dan jenis kelamin, gambaran klinis yaitu status gizi, keluhan klinis serta profile metabolik dari hari pemeriksaan laboratorium. e. Masalah keperawatan: Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual f. Intervensi keperawatan: Intervensi Rasional

Transcript of TUGAS JURNAL

Page 1: TUGAS JURNAL

1. Ketoasidosis diabetikum

a. Topik penelitian: Gambaran Klinis Ketoasidosis Diabetikum Anak

b. Keywords: Anak, gambaran klinis, ketoasidosis diabetikeum

c. Pemeriksaan diagnostik: tidak ada penjelasan tentang pemeriksaan diagnostik

dalam jurnal namun pada kasus ketoasidosis diabetikum pada umumnya

pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi Tes toleransi Glukosa (TTG),

Gula darah puasa, Urinalisi, Essei hemoglobin glikolisat, Kolesterol dan kadar

trigliserida serum.

d. Pengkajian fokus: Karakteristik yang dikaji meliputi data umum yaitu usia dan

jenis kelamin, gambaran klinis yaitu status gizi, keluhan klinis serta profile

metabolik dari hari pemeriksaan laboratorium.

e. Masalah keperawatan: Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diuresis

osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah;

pembatasan intake akibat mual

f. Intervensi keperawatan:

Intervensi Rasional

1.Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah

dan berkemih berlebihan

2.Monitor vital sign dan perubahan tekanan

darah orthostatik

3.Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau

aceton

Membantu memperkirakan pengurangan

volume total. Proses infeksi yang

menyebabkan demam dan status

hipermetabolik meningkatkan pengeluaran

cairan insensibel.

Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh

hipotensi dan takikardia. Hipovolemia

berlebihan dapat ditunjukkan dengan

penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi

berbaring ke duduk atau berdiri.

Pelepasan asam karbonat lewat respirasi

menghasilkan alkalosis respiratorik

terkompensasi pada ketoasidosis. Napas bau

aceton disebabkan pemecahan asam keton dan

akan hilang bila sudah terkoreksi

Page 2: TUGAS JURNAL

4.Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot

asesori dan cyanosis

5.Observasi ouput dan kualitas urin.

6.Timbang BB

7.Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika

diindikasikan

8.Ciptakan lingkungan yang nyaman,

perhatikan perubahan emosional

9.Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri

abdomen, muntah dan distensi lambung

10.Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang

meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak

teratur dan adanya distensi pada vaskuler

Kolaborasi:

- Pemberian NS dengan atau tanpa dextrosa

- Albumin, plasma, dextran

- Pertahankan kateter terpasang

- Pantau pemeriksaan lab :

Hematokrit

BUN/Kreatinin

Osmolalitas darah

Natrium

Kalium

- Berikan Kalium sesuai indikasi

- Berikan bikarbonat jika pH <7,0

Peningkatan beban nafas menunjukkan

ketidakmampuan untuk berkompensasi

terhadap asidosis

Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan

keefektifan terapi

Menunjukkan status cairan dan keadekuatan

rehidrasi

Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume

Mengurangi peningkatan suhu yang

menyebabkan pengurangan cairan, perubahan

emosional menunjukkan penurunan perfusi

cerebral dan hipoksia

Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah

motilitas lambung, sering menimbulkan

muntah  dan potensial menimbulkan

kekurangan cairan & elektrolit

Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat

mungkin sangat berpotensi menimbulkan

beban cairan dan GJK

Pemberian tergantung derajat kekurangan

cairan dan respons pasien secara individual

Plasma ekspander dibutuhkan saat kondisi

mengancam kehidupan atau TD sulit kembali

normal

Memudahkan pengukuran haluaran urin

Mengkaji tingkat hidrasi akibat

hemokonsentrasi

Peningkatan nilai mencerminkan kerusakan sel

karena dehidrasi atau awitan kegagalan ginjal

Meningkat pada hiperglikemi dan dehidrasi

Menurun mencerminkan perpindahan cairan

Page 3: TUGAS JURNAL

- Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai

dengan indikasi

dari intrasel (diuresis osmotik), tinggi berarti

kehilangan cairan/dehidrasi berat atau

reabsorpsi natrium dalam berespons terhadap

sekresi aldosteron

Kalium terjadi pada awal asidosis dan

selanjutnya hilang melalui urine, kadar absolut

dalam tubuh berkurang. Bila insulin diganti

dan asidosis teratasi kekurangan kalium

terlihat

Mencegah hipokalemia

Memperbaiki asidosis pada hipotensi atau syok

Mendekompresi lambung dan dapat

menghilangkan muntah

2. Hiperglikemia

a. Topik penelitian: Dampak hiperglikemia terhadap kelangsungan hidup penderita

stroke

b. Keywords: Stroke, hyperghycemia, diabetes mellitus.

c. Pemeriksaan diagnostik;

1) Glukosa darah : Meningkat 100 – 200 mg/dl, atau lebih

2) Aseton plasma : Positif secara mencolok.

3) Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.

4) Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.

5) Elektrolit :

Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.

Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller), selanjutnya

akan menurun.

6) Fospor : Lebih sering menurun.

7) Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang

mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup

SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan

kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.

Page 4: TUGAS JURNAL

8) Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan

pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

9) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis,

hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

10) Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan

fungsi ginjal).

11) Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya

pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.

12) Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau

normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi

insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten

insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto

antibodi).

13) Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat

meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

14) Urine :Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.

15) Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,

infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.

d. Pengkajian fokus:

Primary survey

1) Airway : --

2) Breathing: hiperventilasi, napas bau aseton

3) Circulation: lemah, tampak pucat ( disebabkan karena glukosa Intra Sel

Menurun sehingga Proses Pembentukan ATP/Energi Terganggu)

4) Disability: perubahan kesadaran (jika sudah terjadi ketoasidosis metabolik)

Secondary assesment

1) Exposure: -

Page 5: TUGAS JURNAL

2) Five Intervension: Glukosa darah: meningkat 100-200 mg/dL, atau lebih,

Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok, Asam lemak bebas : kadar

lipid dan kolesterol meningkat, Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya

kurang dari 330mOsm/l, Elektrolit : Natrium: mungkin normal, meningkat atau

menurun, Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),

selanjutnya akan menurun, Fosfor : lebih sering menurun, Hemoglobin

glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan

kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM) dan

karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak

adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden.

3) Pemeriksaan mikroalbumin, Mendeteksi komplikasi pada ginjal dan

kardiovaskular

4) Nefropati Diabetik, Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit

diabetes adalah terjadinya nefropati diabetic, yang dapat menyebabkan gagal

ginjal terminal sehingga penderita perlu menjalani cuci darah atau hemodialisis.

Nefropati diabetic ditandai dengan kerusakan glomerolus ginjal yang berfungsi

sebagai alat penyaring. Gangguan pada glomerulus ginjal dapat menyebabkan

lolosnya protein albumin ke dalam urine. Adanya albumin dalam urin

(=albuminoria) merupakan indikasi terjadinya nefropati diabetic.

5) Pemeriksaan HbA1C atau pemeriksaan A1C, Dapat Memperkirakan Risiko

Komplikasi Akibat DM HbA1c atau A1C Merupakan senyawa yang terbentuk

dari ikatan antara glukosa dengan hemoglobin (glycohemoglobin). Jumlah A1C

yang terbentuk, tergantung pada kadar glukosa darah. Ikatan A1c stabil dan

dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan sel darah merah) Kadar A1C

mencerminkan kadarglukosa darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan

sebelum pemriksaan. Give Comfort: Nyeri di bagian abdomen karena

ketoasidosis diabetik

e. Masalah Keperawatan

Page 6: TUGAS JURNAL

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan insulin

(penurunan ambilan dan penggunaan glokosa oleh jaringan mengakibatkan

peningkatan metabolisme protein/lemak).

f. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Berhubungan dengan :

Ketidakmampuan untuk

memasukkan atau

mencerna nutrisi oleh

karena faktor biologis,

psikologis atau ekonomi.

DS:

- Nyeri abdomen

- Muntah

- Kejang perut

- Rasa penuh tiba-tiba

setelah makan

DO:

- Diare

- Rontok rambut yang

berlebih

- Kurang nafsu makan

- Bising usus berlebih

- Konjungtiva pucat

- Denyut nadi lemah

NOC:

a. Nutritional status:

Adequacy of nutrient

b. Nutritional Status :

food and Fluid Intake

c. Weight Control

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama….nutrisi kurang

teratasi dengan indikator:

Albumin serum

Pre albumin serum

Hematokrit

Hemoglobin

Total iron binding

capacity

Jumlah limfosit

Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien

Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

Monitor adanya penurunan BB

dan gula darah

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

tindakan tidak selama jam

makan

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut

kusam, total protein, Hb dan

kadar Ht

Monitor mual dan muntah

Monitor pucat, kemerahan, dan

kekeringan jaringan konjungtiva

Page 7: TUGAS JURNAL

Monitor intake nuntrisi

Informasikan pada klien dan

keluarga tentang manfaat nutrisi

Kolaborasi dengan dokter

tentang kebutuhan suplemen

makanan seperti NGT/ TPN

sehingga intake cairan yang

adekuat dapat dipertahankan.

Atur posisi semi fowler atau

fowler tinggi selama makan

Kelola pemberan anti

emetik:.....

Anjurkan banyak minum

Pertahankan terapi IV line

Catat adanya edema, hiperemik,

hipertonik papila lidah dan

cavitas oval

3. Hipoglikemia