TUGAS JURNAL
-
Upload
vasista-sanjaya -
Category
Documents
-
view
36 -
download
2
Transcript of TUGAS JURNAL
1. Ketoasidosis diabetikum
a. Topik penelitian: Gambaran Klinis Ketoasidosis Diabetikum Anak
b. Keywords: Anak, gambaran klinis, ketoasidosis diabetikeum
c. Pemeriksaan diagnostik: tidak ada penjelasan tentang pemeriksaan diagnostik
dalam jurnal namun pada kasus ketoasidosis diabetikum pada umumnya
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi Tes toleransi Glukosa (TTG),
Gula darah puasa, Urinalisi, Essei hemoglobin glikolisat, Kolesterol dan kadar
trigliserida serum.
d. Pengkajian fokus: Karakteristik yang dikaji meliputi data umum yaitu usia dan
jenis kelamin, gambaran klinis yaitu status gizi, keluhan klinis serta profile
metabolik dari hari pemeriksaan laboratorium.
e. Masalah keperawatan: Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diuresis
osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah;
pembatasan intake akibat mual
f. Intervensi keperawatan:
Intervensi Rasional
1.Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah
dan berkemih berlebihan
2.Monitor vital sign dan perubahan tekanan
darah orthostatik
3.Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau
aceton
Membantu memperkirakan pengurangan
volume total. Proses infeksi yang
menyebabkan demam dan status
hipermetabolik meningkatkan pengeluaran
cairan insensibel.
Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardia. Hipovolemia
berlebihan dapat ditunjukkan dengan
penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi
berbaring ke duduk atau berdiri.
Pelepasan asam karbonat lewat respirasi
menghasilkan alkalosis respiratorik
terkompensasi pada ketoasidosis. Napas bau
aceton disebabkan pemecahan asam keton dan
akan hilang bila sudah terkoreksi
4.Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot
asesori dan cyanosis
5.Observasi ouput dan kualitas urin.
6.Timbang BB
7.Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika
diindikasikan
8.Ciptakan lingkungan yang nyaman,
perhatikan perubahan emosional
9.Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri
abdomen, muntah dan distensi lambung
10.Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang
meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak
teratur dan adanya distensi pada vaskuler
Kolaborasi:
- Pemberian NS dengan atau tanpa dextrosa
- Albumin, plasma, dextran
- Pertahankan kateter terpasang
- Pantau pemeriksaan lab :
Hematokrit
BUN/Kreatinin
Osmolalitas darah
Natrium
Kalium
- Berikan Kalium sesuai indikasi
- Berikan bikarbonat jika pH <7,0
Peningkatan beban nafas menunjukkan
ketidakmampuan untuk berkompensasi
terhadap asidosis
Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan
keefektifan terapi
Menunjukkan status cairan dan keadekuatan
rehidrasi
Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume
Mengurangi peningkatan suhu yang
menyebabkan pengurangan cairan, perubahan
emosional menunjukkan penurunan perfusi
cerebral dan hipoksia
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
motilitas lambung, sering menimbulkan
muntah dan potensial menimbulkan
kekurangan cairan & elektrolit
Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat
mungkin sangat berpotensi menimbulkan
beban cairan dan GJK
Pemberian tergantung derajat kekurangan
cairan dan respons pasien secara individual
Plasma ekspander dibutuhkan saat kondisi
mengancam kehidupan atau TD sulit kembali
normal
Memudahkan pengukuran haluaran urin
Mengkaji tingkat hidrasi akibat
hemokonsentrasi
Peningkatan nilai mencerminkan kerusakan sel
karena dehidrasi atau awitan kegagalan ginjal
Meningkat pada hiperglikemi dan dehidrasi
Menurun mencerminkan perpindahan cairan
- Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai
dengan indikasi
dari intrasel (diuresis osmotik), tinggi berarti
kehilangan cairan/dehidrasi berat atau
reabsorpsi natrium dalam berespons terhadap
sekresi aldosteron
Kalium terjadi pada awal asidosis dan
selanjutnya hilang melalui urine, kadar absolut
dalam tubuh berkurang. Bila insulin diganti
dan asidosis teratasi kekurangan kalium
terlihat
Mencegah hipokalemia
Memperbaiki asidosis pada hipotensi atau syok
Mendekompresi lambung dan dapat
menghilangkan muntah
2. Hiperglikemia
a. Topik penelitian: Dampak hiperglikemia terhadap kelangsungan hidup penderita
stroke
b. Keywords: Stroke, hyperghycemia, diabetes mellitus.
c. Pemeriksaan diagnostik;
1) Glukosa darah : Meningkat 100 – 200 mg/dl, atau lebih
2) Aseton plasma : Positif secara mencolok.
3) Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4) Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
5) Elektrolit :
Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluller), selanjutnya
akan menurun.
6) Fospor : Lebih sering menurun.
7) Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM ) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan
kontrol tidak adekuat Versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
8) Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
9) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi ), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
10) Ureum / kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal).
11) Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
12) Insulin darah : Mungkin menurun / bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi ( tipe II ) yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya ( endogen /eksogen ). Resisiten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi. (auto
antibodi).
13) Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
14) Urine :Gula dan aseton positif; berat jenis dan osmolalitas mungkin menigkat.
15) Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.
d. Pengkajian fokus:
Primary survey
1) Airway : --
2) Breathing: hiperventilasi, napas bau aseton
3) Circulation: lemah, tampak pucat ( disebabkan karena glukosa Intra Sel
Menurun sehingga Proses Pembentukan ATP/Energi Terganggu)
4) Disability: perubahan kesadaran (jika sudah terjadi ketoasidosis metabolik)
Secondary assesment
1) Exposure: -
2) Five Intervension: Glukosa darah: meningkat 100-200 mg/dL, atau lebih,
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok, Asam lemak bebas : kadar
lipid dan kolesterol meningkat, Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya
kurang dari 330mOsm/l, Elektrolit : Natrium: mungkin normal, meningkat atau
menurun, Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun, Fosfor : lebih sering menurun, Hemoglobin
glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan
kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM) dan
karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak
adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
3) Pemeriksaan mikroalbumin, Mendeteksi komplikasi pada ginjal dan
kardiovaskular
4) Nefropati Diabetik, Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit
diabetes adalah terjadinya nefropati diabetic, yang dapat menyebabkan gagal
ginjal terminal sehingga penderita perlu menjalani cuci darah atau hemodialisis.
Nefropati diabetic ditandai dengan kerusakan glomerolus ginjal yang berfungsi
sebagai alat penyaring. Gangguan pada glomerulus ginjal dapat menyebabkan
lolosnya protein albumin ke dalam urine. Adanya albumin dalam urin
(=albuminoria) merupakan indikasi terjadinya nefropati diabetic.
5) Pemeriksaan HbA1C atau pemeriksaan A1C, Dapat Memperkirakan Risiko
Komplikasi Akibat DM HbA1c atau A1C Merupakan senyawa yang terbentuk
dari ikatan antara glukosa dengan hemoglobin (glycohemoglobin). Jumlah A1C
yang terbentuk, tergantung pada kadar glukosa darah. Ikatan A1c stabil dan
dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan sel darah merah) Kadar A1C
mencerminkan kadarglukosa darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan
sebelum pemriksaan. Give Comfort: Nyeri di bagian abdomen karena
ketoasidosis diabetik
e. Masalah Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan insulin
(penurunan ambilan dan penggunaan glokosa oleh jaringan mengakibatkan
peningkatan metabolisme protein/lemak).
f. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk
memasukkan atau
mencerna nutrisi oleh
karena faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.
DS:
- Nyeri abdomen
- Muntah
- Kejang perut
- Rasa penuh tiba-tiba
setelah makan
DO:
- Diare
- Rontok rambut yang
berlebih
- Kurang nafsu makan
- Bising usus berlebih
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah
NOC:
a. Nutritional status:
Adequacy of nutrient
b. Nutritional Status :
food and Fluid Intake
c. Weight Control
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama….nutrisi kurang
teratasi dengan indikator:
Albumin serum
Pre albumin serum
Hematokrit
Hemoglobin
Total iron binding
capacity
Jumlah limfosit
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
Monitor adanya penurunan BB
dan gula darah
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti
emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oval
3. Hipoglikemia