TUGAS INOVASI PEMBELAJARAN

14
PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) A. KARAKTERISTIK Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu dimunculkannnya masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Arends (Trianto, 2007), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pengajuan pertanyaan atau masalah 1) Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswadaripadaberakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmutertentu. 2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalahbaru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkanpenyelesaian siswa. 3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudahdipahami siswa dandisesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. 4) Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harusmencakupseluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai denganwaktu, ruang, dansumber yang tersedia. 5) Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagaipemecah masalah danguru sebagai pembuat masalah. 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu. Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagaidisiplin ilmu.

description

TUGAS INOVASI PEMBELAJARAN

Transcript of TUGAS INOVASI PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING)

A. KARAKTERISTIK Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu dimunculkannnya masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Arends (Trianto, 2007), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

1) Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswadaripadaberakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmutertentu.

2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalahbaru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkanpenyelesaian siswa.

3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudahdipahami siswa dandisesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

4) Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harusmencakupseluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai denganwaktu, ruang, dansumber yang tersedia.

5) Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagaipemecah masalah danguru sebagai pembuat masalah.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu. Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagaidisiplin ilmu.

3. Penyelidikan autentik (nyata)

Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,mengembangkan danmeramalkan hipotesis, mengumpulkan danmenganalisis informasi, melakukaneksperimen, membuat kesimpulan, danmenggambarkan hasil akhir. 4. Menghasilkan produk dan memamerkannya

Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasilkaryanya. 5. Kolaboratif

Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.

1. Adapun beberapa karakteristik proses PBL menurut Tan (Amir, 2007) diantaranya : Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. 2. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang. 3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnyatelah diajarkan atau lintas ilmu kebidang lainnya.4. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning). 6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.7. Pembelajarannya kolaboraif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerjadalam kelompok,berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), danmelakukan presentasi.

Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses PBL dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses PBL yaitu adanya suatupermasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, danbelajar dalam kelompok kecil. B. TUJUAN DIKEMBANGKANNYA PEMBELAJARAN PBLTujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Pemodelan peranan orang dewasa.

Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan.

1) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

2) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.

3) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.

3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

C. MATERI/BAHAN PEMBELAJARANBanyak materi kimia yang dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh materi kimia yang dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Materi ini merupakan konsep kimia yang fenomenanya dapat dilihat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.Contoh Permasalan nyata (real) tentang kimia yang berhubungan dengan Ksp yang ada di dalam kehidupan sehari-hari:

1. Mengumpulkan informasi tentang cara memunculkan sidik jari yang terdapat pada suatu benda, reaksi yang terjadi serta menghubungkaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Mengumpulkan informasi minuman yang baik dikonsumsi saat beraktivitas berat dan menghubungkaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, contoh-contoh minuman isotonik, kandungan ion serta prinsip pembuatannya.

3. Mengumpulkan informasi tentang kesadahan air meliputi macam-macam air sadah, kandungan ion, cara menghilangkan kesadahan air beserta reaksi kimianya dan menganalisis penerapan sains kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam bidang teknologi beserta dampaknya ditinjau dari segi masyarakat dan lingkungan.

4. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang faktor apa saja yang menyebabkan terbentuknya batu ginjal, bagaimana cara mendeteksinya, serta cara pencegahannya.

5. Peserta didik mendiskusikan proses terbentuknya stalagtit dan stalagmit dalam gua kapur.

6. Menjelaskan manfaat penambahan senyawa Fluorida dalam pasta gigi dan tentang peluruhan gigi sebagai akibat dari bakteri gigi menghasilkan media yang bersifat asam akibat metabolisme gula serta menghubungkaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

7. Peserta didik mencari dan mengumpulkan informasi yang relevan dengan permasalahan dari berbagai sumber dengan membaca/mendengar/mengamati tentang kandungan obat maag, yaitu antasida yang umumnya mengandung Magnesium hidroksida dan Alumunium hidroksida.

8. Peserta didik mengemukakan informasi, pendapat dan kesimpulan tentang penerapan sains reaksi pengendapan pada topik pemurnian garam dalam bidang teknologi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam diskusi kelompok.Melalui permasalahan-permasalahan diatas, guru dengan bertindak sebagai fasilitator akan membantu siswa didalam belajar materi Ksp. Pembelajaran di mulai dengan mengangkat masalah-masa;ah nyata yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini membuat pembelajaran menjadi bermakna, sesuai dengan pendapat Ausubel (Dahar, 1986) yang menyatakan bahwa merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Bruner (Trianto, 2007) juga mengungkapkan bahwa dbelajar dengan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Suatu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan kemampuan berpikir siswakhususnya pada pelajaran kimia dengan membuat pelajaran itu menantang, merangsang daya cipta untuk menemukan, serta membuat pelajaran itumengesankan dan bermakna yaitu pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL).Melalui strategi ini, maka hal yang ingin saya pecahkan adalah

1. Bagaimana penerapan proses pembelajaran model Problem Based Learning pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan?

2. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui penerapan model Problem Based Learning?

3. Bagaimana keterampilan proses merencanakan percobaan siswa pada pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui penerapan model Problem Based Learning?

Melalui strategi Problem Based Learning, tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapaiketerampilan mengarahkan diri. Jadi guru hanya berperan sebagai penyajimasalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, danpemberi fasilitas pembelajaran. Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :

1. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap iniguru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, danmengajukan masalah.

2. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik.Pada tahap ini guru membagi pesertadidik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

3. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yangdibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkanpenjelasan dan pemecahan masalah.

4. Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan,dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesame temannya.

5. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahanmasalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksiatau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan

PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING)A. KARAKTERISTIK

Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu:

1. Konstruktivisme (Contructivism) yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. 2. Bertanya (Questioning)merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. 3. Menemukan (Inquiry), dimana pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik diperoleh dari menemukan sendiri bukan dari mengingat seperangkat fakta-fakta. 4. Masyarakat belajar (Learning Community), diharapkan hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.5. Pemodelan (Modeling), maksudnya dalam pembelajaran keterampilan ada model yang ditiru.6. Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari/berpikir tentang apa yang kita pelajari dimasa lalu.7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik.Menurut Muslich (2007), pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).

2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).

3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing).

4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman (learning in a group).

5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).

6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).

7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as enjoy activity).Sedangkan menurut Sanjaya (2008), terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL seperti dijelaskan oleh , sebagai berikut:

1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activtinging knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan atau penyempurnaan strategi.

B. TUJUAN DIKEMBANGKANNYA PEMBELAJARAN CTL1. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari bukan hanya menghafalkan.

2. Strategi pembelajaran tidak hanya menuntut siswa menghafalkan fakta, konsep, generalisasi, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.

3. Memperbaiki kebiasaan sehari-hari dalam PBM, yaitu dari siswa dipaksa menerima dan menghafal kearah strategi pembelajaran yang berpihak dan memberdayakan siswa.4. Siswa mampu membangun keterkaitan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata sepeti kerja, bisnis, maupun praktis di lembaga masyarakat.

5. Siswa mampu melakukan pekerjaan yang berarti, dalam hal ini siswa menyadari bahwa materi yang mereka pelajari memiliki tujuan dan menghasilkan produk nyata.6. Siswa diharapkan mampu menggunakan pemikiran tingkat tinggi yang kreatif dan kritis dalam hal menganalisis materi yang dipelajari.

7. Potensi siswa dapat lebih terlihat karena melalui pembalajaran CTL siswa dapat mengembangkan kemampuan individunya masing-masing.C. MATERI/BAHAN PEMBELAJARANKarakteristik materi yang sesuai dengan model pembelajaran CTL adalah sebagai berikut:1. Materi memiliki hubungan bermakna dengan pengalaman/kehidupan sehai-hari (making meaningful connection). Peserta didik dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).2. Materi dapat diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work). Peserta didik melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuan, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya atau hasil yang sifatnya nyata. 3. Materi dapat digunakan oleh siswa untuk belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Peserta didik membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat. 4. Materi dapat digunakan oleh siswa untuk bekerjasama atau dapat didiskusikan (collaborating). Peserta didik dapat bekerja sama. Guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

5. Materi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa (critical and creative thinking). Peserta didik dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif yaitu dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti-bukti. 6. Materi selanjunya dapat menggunakan penilaian yang autentik (using authentic assesment). Proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar peserta didik. Gambaran perkembangan pengalaman peserta didik perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar peserta didik. Dengan demikian, penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisa, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran peserta didik berlangsung, bukan hanya pada hasil pembelajaran. Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar-mengajar. Adapun bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.