tugas imun soal

13
1. pengertian Leukimia merupakan penyakit akibat proliperasi sel leukosit yang imature dan berlebihan sehingga dapat mengganti umur sel yang normal, menyebabkan anemia, trombositopenia, bahkan kematian dengan etiologi yang belum diketahui, diduga sebagai penyakit virus atau genetik. a. Klasifikasi Leukemia Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel asal yaitu : 2.4.1. Leukemia Akut Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. 32 Leukemia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan. 33 a. Leukemia Limfositik Akut (LLA) LLA merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi

description

imunologi

Transcript of tugas imun soal

Page 1: tugas imun soal

1. pengertian

Leukimia merupakan penyakit akibat proliperasi sel leukosit yang imature dan berlebihan sehingga dapat mengganti umur sel yang normal, menyebabkan anemia, trombositopenia, bahkan kematian dengan etiologi yang belum diketahui, diduga sebagai penyakit virus atau genetik.

a. Klasifikasi Leukemia

Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel

dan tipe sel asal yaitu :

2.4.1. Leukemia Akut

Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat

terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang

disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain.

32

Leukemia akut memiliki perjalanan

klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6

bulan.

33

a. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi

dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan

organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ.

19

LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur

dewasa (18%).

21

Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7

Page 2: tugas imun soal

tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah

terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang

19

(gambar 2.8. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa perbesaran

1000x).

27

Universitas Sumatera UtaraGambar 2.8. Leukemia Limfositik Akut

b. Leukemia Mielositik Akut (LMA)

LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang

akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia

nonlimfositik yang paling sering terjadi.

31

LMA atau Leukemia Nonlimfositik Akut (LNLA) lebih sering

ditemukan pada orang dewasa (85%) dibandingkan anak-anak (15%).

20

Permulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan

durasi gejala yang singkat. Jika tidak diobati, LNLA fatal dalam 3 sampai 6

bulan.

18

(gambar 2.8. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa

perbesaran 1000x).

27

Gambar 2.9. Leukemia Mielositik Akut

Universitas Sumatera Utara2.4.1. Leukemia Kronik

Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi

Page 3: tugas imun soal

neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan

hematologi.

22

a. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).

Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang

berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.

34

(gambar 2.8. a dan

b. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa perbesaran 1000x).

27

LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang

individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk

laki-laki.

35

a b

Gambar 2.10. Leukemia Limfositik Kronik

b. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)

LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan

produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.

34

LGK/LMK mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang

dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). Abnormalitas genetik yang

Page 4: tugas imun soal

Universitas Sumatera Utaradinamakan kromosom philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita

LGK/LMK.

36

(gambar 2.8. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa

a. perbesaran 200x, b. perbesaran 1000x).

27

Sebagian besar penderita LGK/LMK akan meninggal setelah memasuki

fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda

leukosit, biasanya berupa mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil,

trombosit dan sel darah merah yang amat kurang.

21

a b

Gambar 2.11. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik

2. Mekanisme

Leukimia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih yang mengalami gangguan dan menghasilkan oerubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom, translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari perubahan sel ehingga sel membelah tidak terkenbali dan menjadi ganas. Sel ini menguasai sum –sum tulang dan menggantikan tempat dari sel yang menghasilkan sel darah normal.

Fibroblast growth factors (FGFs) termasu kedalam kelompok pleiotropic heparin – binding growth factors. FGFs yang diproduksi sel leukemia mengacaukan fungsi autokrin dan parakrin pada tulang sum – sum dan dapat menstimulasi diproduksonya sitokin oleh sel stromal dan endothelium. FGFs juga mengacaukan variasi tipe sel mesodermal dan neuroectodermal yang mengakibatkan perubahan proliferasi, pergerakan, ketahanan, dan diferensiasi sel. FGFs mengacaukan aktifitas itu dengan berikatan dengan reseptor proteinkinase dan permukaan sel heparat sulfate proteoglykan.

Page 5: tugas imun soal

3. terapi farmakologi

. Kemoterapi

b.1.1. Kemoterapi pada penderita LLA

Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua

fase yang digunakan untuk semua orang.

a. Tahap 1 (terapi induksi)

Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh

sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang.

29

Terapi induksi kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit

yang panjang karena obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam

proses membunuh sel leukemia.

9

Page 6: tugas imun soal

Pada tahap ini dengan memberikan

kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin, vincristin, prednison dan

asparaginase.

19

b. Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)

Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi

yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah

relaps dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini

dilakukan setelah 6 bulan kemudian.

21

c. Tahap 3 ( profilaksis SSP)

Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP.

Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis

yang lebih rendah.

29

Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang

Universitas Sumatera Utaraberbeda, kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk

mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf pusat.

9

d. Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi.

Tahap ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.

29

Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat

Page 7: tugas imun soal

dramatis. Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60%

menjadi sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan

sepertiganya mengalami harapan hidup jangka panjang, yang dicapai

dengan kemoterapi agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.

18

b.2.1. Kemoterapi pada penderita LMA

21

a. Fase induksi

Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk

mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi

komplit. Walaupun remisi komplit telah tercapai, masih tersisa sel-sel

leukemia di dalam tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi. Bila

dibiarkan, sel-sel ini berpotensi menyebabkan kekambuhan di masa yang

akan datang.

b. Fase konsolidasi

Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.

Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi

dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar

dari dosis yang digunakan pada fase induksi.

Universitas Sumatera UtaraDengan pengobatan modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka ratarata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya

10%.

18

b.3.1. Kemoterapi pada penderita LLK

Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menetukan strategi

Page 8: tugas imun soal

terapi dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah

klasifikasi Rai:

20

a. Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang

b. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.

c. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.

d. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).

e. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm

3

dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.

21

Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi

bersifat konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala.

20

Pengobatan

tidak diberikan kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang

hidup. Pada stadium I atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah

pengobatan biasa. Pada stadium III atau IV diberikan kemoterapi intensif.

9

Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25%

pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1

dapat bertahan hidup rata-rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan

stadium III atau IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.

32

Page 9: tugas imun soal

Universitas Sumatera Utarab.4.1. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK

a. Fase Kronik

Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yag mampu

menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen

dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronis

LMK yang tidak diarahkan pada tindakan transplantasi sumsum tulang.

35

b. Fase Akselerasi,

Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.

Terapi non farmakolgi

b.2. Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh selsel leukemia. Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian

lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi

gelombang atau partikel seperti proton, elektron, x-ray dan sinar gamma.

Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat keluhan pendesakan

karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.

21

b.3. Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum

tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang

rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain

itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah

yang rusak karena kanker.

49

Page 10: tugas imun soal

Pada penderita LMK, hasil terbaik (70-80%

angka keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1 tahun

setelah terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen (HLA) yang

Universitas Sumatera Utarasesuai.

33

Pada penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita

yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia

muda yang pada awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.

30

b.4. Terapi Suportif

Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan

penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah

untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk

mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

36

4.