Tugas Ilmu Perilaku & Etika Profesi

download Tugas Ilmu Perilaku & Etika Profesi

of 17

description

ilmu perilaku dan etika profesi kefarmasian

Transcript of Tugas Ilmu Perilaku & Etika Profesi

Disusun Oleh : Akbar Syamsuri PO. 713.251.11.1.051

Andi Alimuddin PO. 713.251.11.1.054 Canradewi

PO. 713.251.11.1.058 Hardiyanti Iswan PO. 713.251.11.1.065 Hikmayani PO. 713.251.11.1.067 Indah Pertiwi S PO. 713.251.11.1.069 Mutia Rahayu PO. 713.251.11.1.080 Widyawati

PO. 713.251.11.1.097Kelas : Reguler B / 2011

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Makassar

2012

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan untuk menyusun tugas ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang memunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam tugas ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki tugas kami di masa yang akan datang. Sehingga semoga tugas berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

TerimaKasih

PenyusunDaftar IsiKata Pengantar ..

Daftar Isi .

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang .

Bab II Pembahasan

II.1 Pengertian Pemahaman Sosial .

II.2 Konsep tentang Masalah Sosial

II.3 Pemahaman Sosial Tentang Perilaku Menyimpang ..

II.4 Ciri Ciri Perilaku Menyimpang ...

II.5 Hakikat Ilmu Sosial Dasar ..

II.6 Tujuan Ilmu Sosial Dasar

II.7 Implikasi-implikasi

Bab III Penutup

Daftar Pustaka .

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDi kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap orang lain, sehingga sering dikatakan sebagai mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pada dunia pendidikan pun istilah sosial dipakai untuk menyebut salah satu jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan antar manusia.

Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari kenyataan-kenyataan tentang istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari istilah tersebut yang berkaitan dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan tersebut pada dasarnya mengarah pada bentuk atau sifatnya yang humanis atau kemanusiaan dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia.

Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakatBAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Pemahaman Sosiala. PengertianPemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608)Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses,(2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalamerlebnis(sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.Memiliki pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.b. Pengertian SosialIstilah Sosial berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Sosial memiliki beberapa istilah antara lain:1. Struktur sosial - urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi. Contoh: kasta.2. Diferensiasi sosial - suatu sistem kelas sosial dengan sistem linear atau tanpa membeda-bedakan tinggi-rendahnya kelas sosial itu sendiri. Contoh: agama3. Integrasi sosial - pembauran dalam masyarakat, bisa berbentuk asimilasi, akulturasi, kerjasama, maupun akomodasiPemahaman sosial merupakan suatu kemampuan untuk mempersepsi orang lain/kelompok lain secara akurat dan menafsirkan perilaku mereka. Meskipun tak seorangpun memiliki waktu atau energi yang tak terbatas untuk mengevaluasi secara cermat suatu individu atau kelompok masyarakat tertentu. Perilaku yang relatif menetap yang diperlihatkan oleh individu di dalam berinteraksi dengan orang lain. Orang yang berperilakunya mencerminkan keberhasilan dalam proses sosialisasinya dikatakan sebagai orang yang sosial, sedangkan orang yang perilakunya tidak mencerminkan proses sosialisasi tersebut disebut non sosial.

Apabila di analisis menggunakan teori ini, diketahui bahwa masyarakat umum telah menilai atau mempersepsikan kelompok suporter di Indonesia sebagai suatu komunitas yang berperilaku negatif, yang gemar melakukan tindakan-tindakan anarkis seperti kerusuhan, pengrusakan, dan sebagainya apabila tim kesayangannya mendapat hasil yang kurang memuaskan. Walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya benar, tetapi konsep tersebut seperti sudah melekat pada diri suporter Indonesia dan seakan menjadi ciri khas mereka.

Proses sosialisasi yang dibangun melalui interaksi sosial tidak selamanya menghasilkan pola-pola perilaku yang tidak sesuai dengan dikehendaki masyarakat atau tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka terjadilah penyimpangan. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna.

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah - masalah sosial, khususnya masalah - masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori-teori (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) MK.Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial mengandung pengertian bahwa manusia merupakan makhluk unik, dan merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau masyarakat.

Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan tingkah laku tertentu, akan terjadi peristiwa pengaruh - mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Hasil dari peristiwa saling mempengaruhi tersebut maka timbulah perilaku sosial tertentu yang akan mewarnai pola interaksi tingkah laku setiap individu. Perilaku sosial individu akan ditampilkan apabila berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini individu akan mengembangkan pola respon tertentu yang sifatnya cenderung konsisten dan stabil sehingga dapat ditampilkan dalam situasi sosial yang berbeda-beda.

Yang termasuk ke dalam perilaku non sosial adalah perilaku a-sosial dan anti sosial. Seseorang yang berperilaku a-sosial tidak mengetahui apa yang yang dituntut oleh kelompok sosial, sehingga berperilaku yang tidak memenuhi tuntutan sosial. Mereka akan mengisolasi diri atau menghabiskan waktunya untuk menyendiri. Sedangkan yang berperilaku anti sosial mereka mengetahui hal-hal yang dituntut kelompok tetapi karena sikap permusuhannya, mereka melawan norma kelompok tersebut.Skinner mengemukakan bahwa perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku yang alami (innate behavior) dan perilaku operan (operat behavior).Perilaku yang alami adalah perilaku yang dibawa sejak lahir, yang berupa repelks dan insting, sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku operan merupakan perilaku yang dibentuk, dipelajari dan dapat dikendalikan, oleh karena itu dapat berubah melalui proses belajar. Perilaku sosial berkembang melalui interaksi dengan lingkungan. Lingkungan akan turut membentuk perilaku seseorang. Lewin mengemukakan formulasi mengenai perilaku dengan bentuk B=F (E - O) dengan pengertian B = behavior, F = function, E = environment, dan O = organism, formulasi tersebut mengandung pengertian bahwa perilaku (behavior) merupakan fungsi atau bergantung kepada lingkungan (environment) dan individu (organism) yang saling berinteraksi.

Berdasarkan deskripsi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku social sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan individu secara positif, maka seseorang akan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang. Namun sebaliknya apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan yang kasar dari orang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang tidak baik, maka perilaku sosial cenderung menampilkan perilaku yang menyimpang.

II.2 Konsep tentang Masalah Sosial

Secara sederhana, konsep masalah sosial seringkali dikaitkan dengan masalah yang tumbuh dan/atau berkembang dalam kehidupan komunitas. Apa pun masalah itu pokoknya jika berada dalam kehidupan suatu komunitas akan selalu dikatakan sebagai masalah sosial. Benarkah ? Jika ditinjau dari dimensi sosiologi sebagai sebuah ilmu sosial yang selama ini sering menganalisis, mensintesis dan juga memprognosis berbagai masalah sosial pernyataan itu salah. Dalam perspektif sosiologi, tidak semua masalah yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan suatu komunitas adalah masalah sosial. Istilah sosial di sini tidaklah identik dengan komunitas, namun hanya menunjukkan bahwa masalah itu berkaitan dengan tata interaksi, dan interdependensi antar -anggota komunitas. Dengan kata lain, istilah sosial dalam masalah sosial menunjukkan bahwa masalah itu berkaitan dengan perilaku masyarakat.II.3 Pemahaman Sosial Tentang Perilaku MenyimpangProses sosialisasi yang dibangun melalui interaksi sosial tidak selamanya menghasilkan pola-pola perilaku yang tidak sesuai dengan dikehendaki masyarakat atau tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka terjadilah penyimpangan. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna.Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah orang besar atau yang dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat .

II.4 Ciri Ciri Perilaku MenyimpangMenurut B. Horton, dia membagi ciri-ciri perilaku menyimpang ada dalam 6 (enam) kriteria, yaitu:a. Penyimpangan harus dapat diindentifikasikan; suatu perbuatan dikatakan menyimpang jika memang diindentifikasikan menyimpang. Tidak ada satu pun perbuatan menyimpang yang berdiri sendiri. Penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.b. Penyimpangan bisa diterima atau bisa juga ditolak; perilaku menyimpang tidak selalu hal negatif, ada beberapa penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati.c. Penyimpangan yang bersifat relatif dan penyimpangan mutlak;tidak ada seorang pun yang sepenuhnya penurut/konformis ataupun sepenuhnya menyimpang. d. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal; antara aturan pada kenyataannya cenderung banyak dilanggar.e. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan norma penghindaran adalah pola pernbuatan yang dilakukan untuk memenuhi keinginan seseorang tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Norma penghindaran merupakan suatu bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengan melembaga (semi institutionalized)f. Penyimpangan sosial bersifat adaptif ( menyesuaikan); di satu sisi perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.II.5 Hakikat Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar (ISD) membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Hubungan ini dapat diwujudkan kenyataan sosial dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik perhatiannya. Dengan Demikian Ilmu Sosial Dasar memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial. Ilmu sosial bukanlah suatu bidang keahlian ilmu-ilmu sosial tertentu, seperti politik, antropologi dan sebagainya, tetapi menggunakan pengertian-pengertian berasal dari berbagai bidang ilmu sosial seperti ilmu politik, sosiologi, sejarah dan sebagainya.II.6 Tujuan Ilmu Sosial DasarIlmu Sosial Dasar mempunyai tujuan,yaitu :

a. Ilmu Sosial Dasar Bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.

b. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.

c. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usahamenanggulanginya.

d. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya) secara kritis-interdisipliner.

e. memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.II.7 Implikasi-implikasi

Jika dicermati secara teoritis dan empiris mengenai pemahaman social, berbagai implikasi akan dengan sendirinya muncul sebagai akibat dari adanya suatu masalah sosial yaitu sebagai berikut :1. Akan terjadi konflik dalam komunitas atau kelompok masyarakat , baik konflik yang menyangkut struktur mau pun kultur atau konflik antara das sein dan das sollen.2. Akan menyebabkan terjadinya perubahan social , baik perubahan yang

menyangkut sistem, struktur maupun kultur itu sendiri.

3. Akan menyebabkan terjadinya polarisasi sosial di mana masing-masing komponen dalam komunitas saling terpisah satu sama lain.

4. Akan menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial di mana masing -masing komponen dalam komunitas atau masyarakat mengalami disfungsi.

5. Akan menyebabkan munculnya kasus -kasus lain sebagai akibat dari adanya kesenjangan antara cultural goals dan institutionalized means.

Untuk mencari bagaimana solusi terbaiknya dalam mengatasi suatu masalah sosial yang tumbuh dan/atau berkembang dalam suatu komunitas memang tidaklah mudah, karena apapun solusi itu semuanya akan tetap tergantung pada apa akar penyebabnya. Ditinjau secara metodologis, untuk mencari apa akar penyebab dari suatu masalah sosial biasanya dengan melakukan penelitian secara empiris, baik dalam skala mikro maupun makro. Penelitian secara mikro misalnya, dilakukan dengan cara melakukan suatu studi kasus. Sedangkan penelitian secara makro, dilakukan dengan cara melakukan survai terhadap suatu masalah sosial. Namun, apa pun skala penelitian yang di -lakukan, semuanya itu akan berupaya untuk menemukan apa akar penyebab dari suatu masalah sosial. Berbagai kegagalan atau setidak-tidaknya disebut sebagai kurang efektifnya dalam mengatasi suatu masalah sosial biasanya dikarenakan kurangnya pemahaman secara empiris tentang dinamika perkembangan sosial.BAB III

PENUTUPDemikian bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada pemahaman sosial dan berhubungan erat dengan tata cara bersosialisasi sehingga kita sebagai peserta didik dapat memperdalam tentang pemahaman sosial yang mendasari untuk menatap luas nya unsur-unsur perkembangan jaman,kultur budaya yang dalam kurun waktu tertentu semakin berkembang dan bermacam-macam aspek di dalamnya yang tentu mempunyai perbedaan di setiap daerah atau negara tertentu. Untuk itu perlu ada nya pengetahuan lebih dari kita untuk memilih atau mencari jati diri kita dengan sosialisasi yang tepat dan tidak menyimpang dari etika dan norma yang ada.DAFTAR PUSTAKA

Lessa, William A (1979). Reader in Comparative Religion an Anthropological Approach, New York: Harper and Row.

Rudito, Bambang dan Adi Prasetijo, Kusairi (Ed) (2003) Akses Peran Serta Masyarkat, Jakarta: Sinar Harapan dan ICSD.

Rudito, Bambang dan Adi Prasetijo, Arif Budimanta (2004) Corporate Social Responsibility,Jakarta: ICSD.http://sulfikar.com/ilmu-sosial-dasar-defenisi-kuliah-i.html http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_8856/title_pengertian-ilmu-sosial-dasar/Narwoko, Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta: Prenada Media, 2004).

Ritzer, George dan Douglas J. Googman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prenada Media, 2004).

Ritzer, George, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda (Jakarta: CV Rajawali, 1980).

Tugas !

Ilmu Perilaku Dan Etika Profesi

Pemahaman Sosial