Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

31
TUGAS ILMU PENYAKIT DAN KESEHATAN TERNAK PENANGANAN TERNAK PADA IDUL ADHA OLEH : Firdaus 1110612105 PARALEL 02 ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013

description

fir

Transcript of Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

Page 1: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

TUGAS ILMU PENYAKIT DAN KESEHATAN TERNAK

PENANGANAN TERNAK PADA IDUL ADHA

OLEH :Firdaus

1110612105

PARALEL 02

ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013

Page 2: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Peaper ini yaitu

sebagai tugas mata kuliah” Ilmu Penyakit dan Kesehatan Ternak”.

Peaper ini disusun berdasarkan hasil pengamatan penyembelihan ternak kurban idul

adha di musalllah uswatun hasanah cupak kab.solok. Tersusunnya peaper ini penulis ucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibuk Prof.drh.Hj.Endang P.R.N,M.S,PhD selaku dosen yang mengajar mata kuliah

Ilmu Penyakit dan Kesehatan Ternak.

2. .Semua pihak yang ikut serta dalam membantu penulis dalam menyusun peaper ini

sehingga dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa peaper ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifat nya membangun serta bermanfaat dari berbagai

pihak baik bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.

Padang, 18 oktober 2013

Penulis

Page 3: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di

bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan

itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Al-Baqarah: 168)

Daging yang Halal Proses penyembelihan menurut aturan yang berlaku dalam agama

Islam. Daging yang Baik (Tayyib) Daging yang mempunyai mutu yang tinggi.

Karakteristiknya adalah: bebas penyakit menular, tidak terkontaminasi mikrobia pathogen,

tidak ada residu senyawa kimia yang membahayakan, komposisi gizi yang masih utuh,

bersih.

Dari pengamatan yang dilakukan bahwa prosesi pengolahan daging kurban jauh dari

higienis. Sapi disembelih di tanah bercampur kotoran hewan dan kadang kala tanahnya basah.

Pemisahan jeroan pun dilakukan di tempat yang sama. Daging sapi tersebut sudah bercampur

dengan berbagai benda asing lainnya seperti isi perut, kotoran, tanah dan lain sebagainya.

kotoran tersebut akan dengan mudah meresap ke dalam daging. Maka daging yang di potong

pada perayaan idul Adha itu menjadi tidak tayyib (baik).

B. Tujuan Pengamatan

Tujuan pengamatan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemotongan hewan qurban yang dilakukan di

Mushallah uswatun hasanah cupak kab.solok

2. Untuk mengatahui penyakit-penyakit yang umum terjadi dalam saluran

pencernaan ternak tesebut.

3. Untuk mengetahui ternak yang baik untuk dikurbankan.

Page 4: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

BAB IILANDASAN TEORI

A. TANDA-TANDA TERNAK YANG SEHAT

Secara umum, tanda-tanda ternak yang sehat untuk kurban adalah sebagai berikut :

1. Matanya jernih dan tidak sayu

Mata sapi harus jernih, terbuka penuh, pupil bereaksi cepat, tidak keluar air, tidak

berwarna merah, dan selaput lendir bagian dalam berwarna merah terang. Jika ada

sapi yang matanya sangat kotor dan keruh, maka menandakan bahwa hewan

tersebut sedang sakit dan sebaiknya jangan Anda beli.

2. Bentuk tubuh standar

Bentuk tubuh sapi harus standar. Sapi harus memiliki tulang punggung yang

relatif rata, tanduknya seimbang, keempat kakinya simetris, dan postur tubuhnya

ideal. Postur tubuh yang ideal, seperti kombinasi perut, kaki depan, dan belakang,

kepala, dan leher seimbang

3. Kulitnya bersih Kulit sapi harus terlihat bersih. Pastikan hewan yang akan

dikurbankan itu tak memiliki bisul atau penyakit kulit lainnya. Untuk

memastikannya, Anda bisa mencubit kulitnya, lalu lihat apakah kulitnya kembali

seperti semula atau tidak. Jika kulit kembali seperti semula, maka sapi dalam

keadaan sehat.

4. Mulut dan hidung bersih Jika mulut sapi sangat basah dan banyak mengeluarkan

air liur atau terdapat bintil-bintil merah, maka menandakan bahwa sapi sedang

mengindap penyakit. Begitu juga dengan hidung, pastikan hidung sapi bersih dan

tak mengeluarkan cairan.

5. Anus bersih

Perhatikan juga anus atau dubur sapi. Bisa saja sapi yang dijual sedang diare.

Untuk itu, pastikan dubur yang dimilikinya bersih dan tak ada tanda-tanda bahwa

sapi sedang diare.

6. Aktif bergerak Saat didekati, pergerakan sapi aktif.

Gerakannya lincah dan terlihat sangat kuat dan bersemangat. Selain itu, sapi juga

memiliki nafsu makan yang baik. Itulah cara memilih sapi yang sehat untuk

kurban. Jadi, jangan sampai Anda salah memilih hewan yang untuk dikurbankan.

Bila perlu, pilih hewan kurban yang terdapat stiker sehatnya.

Page 5: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

B. SYARAT-SYARAT HEWAN YANG LAYAK DIQURBANKAN

Hewan yang layak untuk diqurbankan adalah berkelamin jantan, cukup umur, tidak

cacat, dan tidak kurus.

a. Cukup umur dapat dilihat dari kondisi gigi hewan

1. Sapi dan kerbau berumur diatas 2 tahun ditandai dengan sudah tumbuhnya lebih dari

sepasang gigi tetap

2. Domba dan kambing berumur diatas 1 tahun ditandai dengan sudah tumbuhnya lebih

dari sepasang gigi tetap.

b. Tidak cacat

1. Tanduk lengkap (sepasang) dan tidak dipotong

2. Buah zakar lengkap (2 buah). Hewan tidak boleh dikebiri.

3. Kulit mulus, tidak ada luka atau borok

4. Tidak pincang.

c. Tidak kurus dan bergizi baik

1. Sapi: melihat tulang rusuk dan otot di sekitar pantat. Pada hewan kurus, bayangan

tulang rusuk terlihat jelas

2. Domba: Tertutup bulu sehingga harus meraba daerah punggung. Jika teraba atau

terasa sekali tulang punggung maka hewan tersebut kurus.

C,TANDA-TANDA HEWAN YANG TIDAK SEHAT

Tanda-tanda hewan yang tidak sehat: mata sayu, tidak mau atau tidak nafsu makan,

menyendiri atau memisahkan diri dari kelompoknya, berbaring saja, tidak aktif, dan

memperlihatkan gejala sakit.

D. PENYAKIT YANG DAPAT MENYERANG HEWAN QURBAN

Penyakit yang dapat menyerang hewan qurban diantaranya:

Page 6: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

a. Penyakit individual (tidak menular)

1. Demam akibat kepanasan atau kehujanan

2. Kembung perut akibat makan rumput muda/ basah

3. Gangguan pencernaan (mencret)

4. Peradangan pada mata

5. Kaki patah akibat jatuh pada saat diturunkan dari kendaraan pengangkut

6. Luka akibat terkena benda tajam.

b. Penyakit menular diantara hewan, misalnya Orf yang ditandai dengan lepuh-lepuh

pada bibir

c. Zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia, misalnya anthrax

(radang limpa), scabies (infeksi tungau pada kulit), dll.

E. IDENTIFIKASI TERNAK SIAP POTONG

Penentuan harga pada saat jual beli ternak siap potong, umumnya didasarkan pada

taksiran pada saat ternak masih hidup, meskipun di beberapa tempat terutama ternak besar,

penentuan harga ditentukan oleh berat karkas yang dihasilkan oleh ternak yang bersangkutan.

Bila harga ternak hidup ditentukan berdasarkan penaksiran, maka pembeli harus sudah bisa

memperkirakan berapa banyak karkas yang akan didapat, berapa nilai dari hasil ikutan seperti

kulit, jeroan dan sisa karkas lainnya.(Arganosa: 1975, 7).

Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Ketepatan

penaksir dalam menaksir nilai ternak tergantung pada pengetahuan penaksir dan kemampuan

menterjemahkan keadaan dari ternak itu. Keadaan ternak yang perlu mendapat perhatian pada

saat menaksir pro-duktivitas ternak adalah :

1. Umur dan berat.

2. Pengaruh kelamin.

3. Perdagingan.

4. Derajat kegemukan.

5. Persentase karkas

1.Umur dan Berat

Umumnya daging yang berasal dari sapi tua akan lebih liat dibandingkan dengan

daging yang berasal dari sapi muda. Hasil penelitianpun menunjukkan bahwa umur potong

Page 7: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

sapi berkorelasi positif dengan keempukan daging yang dihasilkannya, artinya makin tua

ternak sudah dapat dipastikan dagingnya akan lebih liat. Daging yang berasal dari sapi tua

baunya lebih menyengat dibandingkan dengan daging yang berasal dari sapi muda. Namun

pada kenyataannya, kuat lemahnya bau daging pada sapi tidak dipermasalahkan konsumen,

lain halnya dengan daging domba dan daging kambing, karena ke dua ternak kecil ini bau

dagingnya sangat unik dan lebih kuat dibandingkan dengan sapi (Paeco Agung: 1989, 2). 

Oleh karena itu konsumen daging domba atau kambing lebih menyukai daging yang

berasal dari ternak muda.Ternak sapi tua yang gemuk akan menghasilkan daging yang

berlemak oleh karena itu rasanya akan lebih gurih dan banyak disukai konsumen. Selain itu

daging yang berlemak kandungan airnya lebih sedikit sehingga pada saat dimasak

penyusutannya tidak terlalu besar.

2. Pengaruh Kelamin

Sapi dara siap potong umumnya lebih murah dibandingkan dengan sapi jantan kebiri,

hal ini disebabkan karena persentase karkas sapi dara akan lebih rendah dibandingkan dengan

sapi jantan kebiri. Selain itu pada umur yang sama dengan kondisi pemeliharaan yang sama,

sapi dara akan sedikit lebih gemuk dibandingkan dengan jantan sehingga akan lebih banyak

lemak yang dibuang untuk menghasilkan daging tanpa lemak.

Harga sapi jantan muda setiap kilogram hidup umumnya akan lebih murah dibandingkan

dengan sapi jantan kebiri, hal ini disebabkkan kualitas daging dari sapi jantan lebih rendah

dibandingkan dengan daging dari sapi jantan kebiri pada umur yang sama. Namun produksi

dagingnya akan lebih tinggi baik dibandingkan dengan produksi sapi jantan kebiri atau sapi

dara.

3 Perdagingan

Tujuan akhir produksi ternak daging adalah menghasilkan karkas yang pro-porsi dan

kualitas dagingnya prima, yaitu yang kandungan lemaknya disela –sela urat daging termasuk

"moderat", namun demikian tidak dapat dihindari adanya lemak yang berlebih diantara otot –

otot, dan keadaan seperti ini tidak disukai oleh konsumen. Pada karkas ada 3 komponen

utama, yaitu : daging, lemak dan tulang.

Bila pada suatu karkas kandungan dagingnya tinggi maka kandungan tulang dan atau

kandungan lemaknya akan lebih rendah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

antara kandungan daging dengan tulang, namun hubungannya tidak begitu kuat. Artinya bila

proporsi daging tinggi maka proporsi tulangnya akan lebih tinggi dan proporsi lemaknya akan

relatif lebih kecil. (Setyawan Budiharta: 2009,19)

Page 8: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

4.Derajat Kegemukan (Finish)

Selama penggemukan dengan pemberian pakan yang baik, lemak akan dibentuk

berturut-turut diluar bundel otot yaitu dibawah kulit dibagian luar karkas (lemak subkutan),

dalam rongga perut, sekitar bundel-bundel otot dan juga pada serat –serat otot. Sebagian

besar lemak berada diluar bundel otot dan lemak ini akan dilepaskan pada saat prosessing.

Lemak yang terbentuk diantara serat otot disebut "marbling" atau kepualaman dan lemak ini

akan sangat berpengaruh terhadap kelezatan daging, kegurihan, bau rasa, penampilan dan

keempukan. Kegurihan mungkin merupakan faktor yang sangat penting yang disumbangkan

oleh adanya "marbling", selain itu penampilan daging jadi lebih menarik. (Lawrie: 1966, 25)

5.      Persentase Karkas

Persentase karkas tidak banyak berpengaruh terhadap kualitas karkas namun penting pada

penampilan ternak sebelum dipotong. Pembeli ternak akan memperkirakan nilai karkas dari

penampilan ternak sewaktu ternak tersebut masih hidup. Bila pembeli menaksir persentase

karkas terlalu tinggi misalnya 1% saja, maka pada ternak yang beratnya 500 kg, pembeli

tersebut akan kehilangan 5 kg daging.

   F.PERLAKUAN PADA TERNAK SEBELUM DIPOTONG

1. Syarat Ternak yang akan dipotong dan Kebersihan Tempat.

Syarat ternak yang akan dipotong (Arganosa, 1975:32) adalah kondisi ternak harus

dalam keadaan sehat dan segar, untuk itu setelah ternak tiba dirumah potong perlu

diistirahatkan terlebih dahulu sampai kondisi ternak kembali segar. Untuk hewan betina besar

bertanduk, boleh dipotong dengan syarat :

a.  Tidak dipotong untuk diperjual belikan.

b.  Betina tersebut mendapat kecelakaan.

c. Betina itu terkena penyakit yang bisa menimbulkan kematian. (misalnya penyakit

kembung perut).

d.  Betina tersebut dapat membahayakan manusia.

e.  Menurut peraturan yang dibuat harus disembelih (umumnya dalam rangka

memberantas penyakit).

Bila ternak telah melakukan perjalanan yang panjang dan ternak  terlihat lelah, segera

setelah diturunkan dari truk atau alat angkut lainnya, ternak –ternak ini digiring ketempat

yang sudah tersedia air untuk minum dan dilakukan penyemprotan dengan air dingin, hal ini

Page 9: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

bukan saja agar ternak menjadi bersih namun juga akan dapat mengurangi stress serta

menekan adanya bilur-bilur darah pada bagian dibawah kulit (sub-cutan). Lama waktu

istirahat dianjurkan selama 2 hari, meskipun kadang-kadang istirahat selama 2 hari ini belum

mencukupi. Pada saat istirahat semua ternak harus diberi makan dan minum yang baik dan

cukup meskipun beberapa ternak mungkin tidak mau makan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah keadaan dari tempat penampungan ternak di Rumah

Potong, yang kadang-kadang merupakan sumber kontaminasi bakteri pathogen (penyebab

penyakit). Karena ada kemungkinan ternak yang pernah datang berasal dari suatu daerah,

sedang ada dalam keadaan infeksi subklinis dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap

kualitas daging.

Lantai tempat penampungan ternak harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah

dibersihkan, karena jika diantara ternak yang sehat terdapat ternak yang menderita penyakit

Salmonelosis, maka besar kemungkinan akan terjadi penularan yang cepat yang dapat

menimbulkan resiko dimana dalam Rumah Potong Hewan itu timbul pencemaran.

Kandang untuk peristirahatan ternak harus cukup luasnya serta menyenangkan bagi ternaknya

dan lebih baik lagi bila kandang disekat –sekat menjadi unit-unit yang lebih kecil, guna

mencegah gerombolan yang terlalu banyak (Setyawan Budiharta: 2009,19). Jalan menuju

ruang penyembelihan harus mudah dan apabila ternak yang akan dipotong itu adalah ternak

besar yang dipelihara di padang penggembalaan maka pada sisi lorong harus dipagari dengan

menggunakan tiang-tiang yang kuat. Pada saat ternak beristirahat pemeriksaan ante-mortem

(sebelum ternak disembelih) sudah mulai dijalankan. Pemeriksaan ante-mortem ini

sangat penting dilakukan karena merupakan salah satu proses pencegahan penyakit terhadap

konsumen.

Dalam hal ini "pemeriksa" harus memiliki pengetahuan mengenai kesehatan masyarakat dan

juga cukup berpengalaman dalam menangani ternak –ternak yang akan dipotong. Hal lain

yang juga penting yaitu perlakuan terhadap ternak itu sendiri. Perlakuan yang kasar pada

ternak sebelum dipotong akan menyebabkan memar pada daging sehingga akan menurunkan

kualitas dari pada karkas. Oleh karena itu untuk mengurangi penurunan kualitas karkas, stres

lingkungan harus dihindari dan ternak harus diperlakukan dengan baik. Pada umumnya

petugas Rumah Potong yang sepanjang dan setiap waktu kerjanya berhubungan dengan

ternak cenderung kasar dalam memperlakukan ternak yang akan dipotong.

2.  Cara menditeksi ternak yang tidak sehat

Page 10: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

Ternak yang sedang demam dapat diketahui pada saat ternak sedang beristirahat (Lawrie,

1966:1). Ternak tersebut akan terlihat lemah dan tidak bergairah dan kadang-kadang terlihat

telinganya terkulai. Ternak babi yang terkena demam akan memisahkan diri dari

kelompoknya dan rebahan di teempat yang basah meskipun udara lingkungan sedang dingin.

a. Ternak domba yang terkena penyakit "myasis" akan  sering mengibasngibaskan ekornya

atau menggisir dan juga bulu pada daerah pantat terdapat kotoran dan basah.

b. Penyakit "Pneumonia" dan "Heat-Stroke" akan mudah diditeksi pada saat ternak

beristirahat. Ternak yang terkena penyakit ini akan terlihat kembang kempis kesakitan dan

pernafasan cepat.

c. Penyakit "Peritonitis" yang akut juga akan bisa dilihat pada ternak bila sedang istirahat.

Hal ini banyak terjadi pada babi. Babi yang terserang penyakit ini memperlihatkan perut yang

sedikit gembung dan terlihat lemah dan loyo.

d. Penyakit "Enteritis" juga bisa dilihat pada saat ternak istirahat. Ternak akan terlihat

bungkuk karena pada abdomennya ada luka dan akan mencret bila buang kotoran.

Memperhatikan ternak yang akan dipotong sangat penting dilakukan, karena bila ada tingkah

laku yang tidak normal perlu dicurigai bahwa ternak tersebut ada kelainan. Disamping

diperhatikan pada saat istirahat ternak pun harus diperhatikan pada saat berjalan. Usahakan

ternak berjalan perlahan dan dilihat apa ada kelainan atau tidak.

Pengawasan sebaiknya dilakukan pada :

    1. Sisi sebelah kiri.

    2. Sisi sebelah kanan.

    3. Bagian depan dan kepala.

    4. Bagian belakang (kaki dan anus).

Bila ada sedikit saja yang mencurigakan maka harus dilakukan pemeriksaan yang lebih

intensif. Untuk melihat kelainan –kelainan ini membutuhkan pengalaman yang cukup.

3. Penimbangan pada Ternak

Pada saat ternak akan dipotong, sebelum memasuki rumah potong, bila ada fasilitas

penimbangan ternak, maka sebaiknya ternak ditimbang terlebih dahulu. Maksudnya untuk

mengetahui berapa berat potong dari ternak tersebut dan berapa kira –kira karkas yang akan

dihasilkan. Rumah potong di Indonesia, umumnya tidak memiliki timbangan untuk ternak

hidup, baik untuk ternak kecil maupun untuk ternak besar. Untuk ternak kecil kapasitas 100-

Page 11: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

150 kg sudah memadai, namun untuk ternak besar sebaiknya yang berka-pasitas 750 kg.

(Arganosa, 1975:12)

Menimbang ternak kecil tidak terlalu sulit karena tenaganya masih bias diatasi oleh

manusia. Pada ternak domba dan kambing cukup dengan menyatukan keempat kakinya dan

diikat kemudian digantung pada kait timbangan gantung. Pada sapi karena tenaganya jauh

lebih kuat, maka sebaiknya timbangannya dibuat seperti kerangkeng dengan lebar dan

panjang lebih besar sedikit dari badan sapi. Pada saat ditimbang pintu kerangkeng sebaiknya

tertutup karena dikhawatirkan sapi jadi lebih galak akibat suasana yang berbeda dari

biasanya.

G. CARA PEMOTONGAN TERNAK

Pada proses pemotongan ternak di Indonesia harus benar-benar memperhatikan hukum-

hukum agama Islam, karena ada kewajiban menjaga ketentraman batin masyarakat. Pada

pelaksanaannya ada beberapa cara yang digunakan di Indonesia, yaitu :

1. Tanpa "Pemingsanan"

Cara ini banyak dilakukan di Rumah –rumah Potong Tradisional. Penyembelihan

dengan cara ini ternak direbahkan secara paksa dengan menggunakkan tali temali yang

diikatkan pada kaki –kaki ternak yang dihubungkan dengan ring –ring besi yang tertanam

pada lantai Rumah Potong, dengan menarik tali –tali ini ternak akan

rebah. Pada penyembelihan dengan sistem ini diperlukan waktu kurang lebih 3 menit untuk

mengikat dan merobohkan ternak. Pada saat ternak roboh akan menimbulkan rasa sakit

karena ternak masih dalam keadaan sadar.

2. Dengan Pemingsanan

Biasanya di lakukan Di Rumah Potong Hewan yang besar dan modern, sebelum

ternak dipotong terlebih dahulu dilakukan "pemingsanan", maksudnya agar ternak tidak

menderita dan aman bagi yang memotong.

3. Proses Pemingsanan

Ada beberapa cara pemingsanan, yaitu :

   a. Pemingsanan dengan cara memukulkan palu yang terbuat dari kayu keras pada bagian

atas dahi, sehingga ternak jatuh dan tidak sadar.

Page 12: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

   b. Pemingsanan dilakukan dengan menggunakan "senapan"  yang mempunyai "pen". Pen

ini akan menembus tempurung kepala ternak dan mengenai otak, sehingga ternak pingsan

dan roboh.

   c. Pemingsanan dilakukan dengan menggunakan sengatan listrik. Ada 2metoda

pemingsanan yang digunakan bila menggunakan sengatanlistrik.      

   4. Cara Pemotongan

Pemotongan dilakukan pada ternak dalam keadaan posisi rebah, kepalanya diarahkan

ke arah kiblat dan dengan menyebut nama Allah, ternak tersebut dipotong dengan

menggunakan pisau yang tajam.Pemotongan dilakukan pada leher bagian bawah, sehingga

tenggorokan, vena yugularis dan arteri carotis terpotong.

Menurut Ressang (1962) hewan yang dipotong baru dianggap mati bila pergerakan –

pergerakan anggota tubuhnya dan lain –lain bagian berhenti. Oleh karena itu setelah ternak

tidak bergerak lagi leher dipotong dan kepala dipisahkan dari badan pada sendi

Occipitoatlantis.

Pada pemotongan tradisional, pemotongan dilakukan pada ternak yang masih sadar

dan dengan cara seperti ini tidak selalu efektif untuk menimbulkan kematian dengan cepat,

karena kematian baru terjadi setelah 3-4 menit. Dalam waktu tersebut merupakan penderitaan

bagi ternak, dan tidak jarang ditemukan kasus bahwa dalam waktu tersebut ternak berontak

dan bangkit setelah disembelih. Oleh karena itu pengikatan harus benar –benar baik dan kuat.

Cara penyembelihan seperti ini dianggap kurang berperikemanusiaan. Waktu yang diperlukan

secara keseluruhan lebih lama dibandingkan dengan cara pemotongan yang meng-gunakan

pemingsanan.

Pada saat pemotongan diusahakan agar darah secepatnya dan sebanyak –banyaknya

keluar serta tidak terlalu banyak meronta, karena hal ini akan ada hubungannya dengan :

a. Warna daging.

b. Kenaikan temperatur urat daging.

c. pH urat daging (setelah ternak mati).

d. Kecepatan daging membusuk.

Agar darah cepat keluar dan banyak, setelah ternak disembelih, kedua kaki belakang

pada sendi tarsus dikait dengan suatu kaitan dan dikerek ke atas sehingga bagian leher ada di

bawah. Keadaan seperti ini memungkinkan darah yang ada pada tubuh ternak akan mengalir

menuju ke bagian bawah yang akhirnya keluar dari tubuh.

Page 13: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

5.  Pengulitan

Setelah tetesan darah tidak mengalir, selanjutnya dilakukan pengulitan. Pengulitan

dilakukan dengan menggunakan pisau yang bentuknya khusus agar pada saat pengulitan tidak

banyak kulit ataupun daging yang rusak.

6. Pengeluaran Jeroan

Setelah pengulitan selesai dilakukan, organ dalam yaitu isi rongga dada dan rongga

perut dikeluarkan. Pada saat pengeluaran isi rongga perut harus dijaga agar isi saluran

pencernaan dan kantong kemih tidak mencemari karkas. Selanjutnya isi rongga dada dan

rongga perut ini dibawa ke tempat yang terpisah untuk dibersihkan.

7. Pembelahan Karkas

Setelah isi rongga dada dan rongga perut dikeluarkan, karkas dibagi menjadi dua

bagian yaitu belahan kiri dan kanan. Pembelahan dilakukan sepanjang tulang belakang

dengan menggunakan kapak yang tajam. Di Rumah Potong yang modern sudah ada yang

menggunakan "Automatic Cattle Splitter".

Setelah karkas dibelah dua, bila akan dijual di pasar –pasar tradisional untuk

konsumsi segar, maka karkas akan dipotong menjadi 2 bagian, yaitu bagian depan dan bagian

belakang. Pemotongan dilakukan antara tulang rusuk ke 12 dan ke 13. Perlakuan pemotongan

seperti ini karkas menjadi 4 potongan, masing –masing dinamakan “Quarter” atau

“Perempat”, sehingga akan didapat “Perempat belakang” (Hind-quarter) dan “Perempat

depan” (Forequarter). Untuk dijual di pasar swalayan atau konsumsi hotel –hotel berbintang

biasanya dilakukan pelayuan terlebih dahulu, dan pada saat pelayuan karkas dalam keadaan

tergantung.

8. Menggantung Karkas

Peneliti –peneliti daging telah menemukan bahwa cara menggantung karkas juga

berpengaruh terhadap keempukan beberapa macam otot.

a. Bila karkas digantung pada "tendon Achilles yang harganya mahal akan lebih

panjang 50% dibandingkan dengan yang normal dan selama rigormortis otot ini tidak

berkontraksi sehingga akan lebih empuk. Namun menggantung dengan cara ini beberapa otot

lainnya di bagian "proximal hind limb" (kaki belakang bagian atas) akan berkontraksi

dibawah normal (lebih pendek) selama rigormortis sehingga otot –otot ini akan lebih keras

dari biasanya.

b. Menggantung karkas pada "abdurator foramen" akan  membatasi kontraksi dari

beberapa otot penting diantaranya adalah "semimembranosus" (round), "glutaeus medius"

(sirloin), "longissimus dorsi" (loin). Dengan menggantung karkas seperti ini "hind limb"

Page 14: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

(kaki belakang) akan turun dan tulang belakang akan lurus, hasilnya otot pada "hind limb"

dan sepanjang sisi luar tulang belakang akan memanjang.

H. SYARAT PENYEMBELIH MENURUT ISLAM

1. Laki-laki muslim dewasa (baligh),

2. Sehat jasmani dan rohani,

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam penyembelihan halal yang

baik dan benar.

Syarat Peralatan

1. Pisau yang digunakan harus tajam, cukup panjang, bersih dan tidak berkarat,

2. Alat plastik, wadah, talenan, pisau dan seluruh peralatan yang kontak dengan

daging dan jeroan harus bersih dan senantiasa dijaga kebersihannya.

Syarat Sarana

1. Kandang penampung sementara harus bersih, kering dan mampu melindungi

hewan dari panas matahari dan hujan. Pada kandang tersebut, tersedia pula air

minum bersih dan pakan yang cukup untuk hewan,

2. Tempat penyembelihan harus kering dan terpisah dari sarana umum

3.  Lubang penampung darah berukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m untuk tiap 10 ekor

kambing atau 0,5 m x 0,5 m x 1 m untuk tiap 10 ekor sapi,

4. Tersedia air bersih untuk minum hewan, mencuci peralatan dan membersihkan

jeroan,

5. Tersedia tempat khusus untuk penanganan daging yang harus terpisah dari

penanganan jeroan, serta selalu dijaga kebersihannya.

Perlakuan pada Hewan Sebelum Disembelih

Page 15: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

1. Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum penyembelihan atau pemeriksaan antemortem

dilaksanakan oleh dokter hewan atau paramedis kesehatan hewan di bawah

pengawasan dokter hewan,

2. Hewan diperlakukan secara baik dan wajar dengan memperhatikan azas kesejahteraan

hewan, agar hewan tidak stres, tersiksa, terluka dan sakit,

3. Hewan diistirahatkan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum disembelih,

4. Hewan diberi pakan dan minum yang cukup,

5.  Saat penyembelihan, hewan direbahkan secara hati-hati, tidak dengan paksa dan

kasar, agar hewan tidak stres, takut, tersiksa dan tersakiti/terluka, serta tidak

menimbulkan risiko bagi penyembelih.

I. TATA CARA PENYEMBELIHAN YANG HALAL

Penyembelihan dilakukan menurut syariat Islam, serta memperhatikan persyaratan

teknis higiene dan sanitasi, yaitu:

1. Hewan dirobohkan pada bagian sisi kiri dengan kepala menghadap ke arah kiblat,

2. Membaca basmallah ketika akan menyembelih,

3. Hewan disembelih di lehernya dengan sekali memutuskan/memotong tiga saluran,

yaitu (a) saluran nafas (trakea/hulqum), (b) saluran makanan (esofagus/mar’i), (c)

pembuluh darah (wadajain),

4. Proses selanjutnya dilakukan setelah hewan benar-benar mati,

5. Hewan yang telah disembelih digantung pada kaki belakangnya agar pengeluran

darah berlangsung sempurna, kontaminasi silang dapat dicegah dan memudahkan

penanganan,

6. Saluran makanan dan anus diikat dengan tali agar isi lambung dan usus tidak

mencemari daging,

7. Pengulitan hewan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, diawali dengan membuat

sayatan pada bagian tengah sepanjang kulit dada dan perut, dilanjutkan dengan

sayatan pada bagian medial kaki,

8. Isi rongga dada dan rongga perut dikeluarkan secara hati-hati agar dinding lambung

dan usus tidak tersayat atau terobek,

Page 16: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

9. Jeroan merah (hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal, lidah) dan jeroan hijau

(lambung, usus, esofagus dan lemak) dipisahkan,

10. Pemeriksaan kesehatan daging (karkas), jeroan dan kepala setelah penyembelihan

atau pemeriksaan postmortem dilaksanakan oleh dokter hewan atau paramedis

kesehatan hewan di bawah pengawasan dokter hewan,

11. Daging segera dipindahkan ke tempat khusus untuk penanganan lebih lanjut. Jeroan

dicuci dengan air bersih, dan limbah cucian tidak dibuang pada selokan, sungai/kali.

J. PENANGANAN DAGING KURBAN YANG HIGIENIS

1. Petugas yang menangani daging harus senantiasa menjaga kebersihan tangan, tempat

dan pakaian.

2. Cucilah tangan dengan air bersih sebelum menangani daging, setelah keluar dari

kamar mandi/toilet, jika tangan terkena/memegang kotoran atau bahan-bahan yang

kotor, setelah menyentuh rambut, muka, mulut, lubang telinga, lubang hidung, setelah

menggaruk, sebelum dan setelah makan

3. Daging harus selalu terpisah dari jeroan (jangan disatukan dan bercampur). Tempat

penyimpanan, penanganan dan pemotongan menjadi potongan daging dan jeroan

harus terpisah, mengingat jeroan lebih banyak mengandung kuman dibandingkan

dengan daging.

4.  Daging dan jeroan yang ditangani harus selalu dicegah terhadap pencemaran dari

tangan manusia yang kotor, air yang kotor, peralatan (pisau, talenan, meja, wadah)

yang kotor, lalat atau serangga lainnya dan alas daging yang kotor.

5. Alas plastik atau wadah daging dan jeroan harus bersih dan senantiasa dijaga

kebersihannya.

6. Bagikan potongan daging dalam kantong/wadah yang bersih dan terpisah dari jeroan.

7. Usahakan daging dan jeroan tidak dibiarkan tersimpan pada suhu ruang/kamar (25-

300C) lebih dari 4 jam.

Page 17: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan penanganan sapi pada idul Adha dilakukan di mushallah uswatun

hasanah di jorong tangah padang, nagari cupak,Kecamatan gunung talang, kabupaten solok

Jumlah sapi yang akan di potong berjumlah dua ekor yang satun ekor di beli sebelum hari

raya idul adha di pasar muoro panas yang terletak di muaro panas kecAmatan gunung talang

kab.solok dan yang satunya lagi merupakan ternak milik warga sekitar musalla uswatun

hasanah waktu penyemblihan dimulai sekitar jam 10 .00 wib selesai pembagian seluruh

warga sekitar jam 15.00 wib

Page 18: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

Penagannan yang dilakukan waktu pemotongan dilakukan secara tradisional dengan

menggunakan tali untuk mengikat kaki ternak lalu di rebahkan dalam proses perebahan disini

di lakukan 7 orang sehingga ternak roboh dengan cepat penyemblihan di lakukan oreng

seorang bapak H.ZAINAL sengan menggunakan sebilah pisau yang tajam sehingga tidak

menyakiti ternak dengan penutupan pada leher ternak dengan mengunakan daun talas

Sapi pertama

Page 19: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

Sapi ke dua

Page 20: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

Setelah itu dilakukan pross pengulitan dengan banyak orang sekitar 7-8 orang

kekurangan nya yaitu tidak dilakukan ditempat yg bersih sehingga dalam proses ini terbaur

dengan tanah dan rumput di sekitar area penyemblihan

Page 21: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

Setelah dilakukun ppengulitan sapi di keluarkan isi perutntnya kemudian di pisahkan

dipotong –potong setelah itu di bagi- kepada warga sekitar muslla uswatun hasanah tersebut

Dari kedua sapi yang di amati ti dak terdapat penyakit yang ditemukan sesuai dengan penulils

Pelajari inyha allah dalam keadaaan sehat dari penyakit .hanya proses penganangannya yang

tidah bersih dan profosional

Page 22: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

BAB IVPENUTUP

KESIMPULANKesimpulan dari pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat yang ikut dalam pemotongan hewan kurban di mushallah uswatun hasanah cupak

kab.solok kurang memperhatikan persyaratan tayyib (baik) yang sebenarnya diperintahkan

juga oleh Allah swt

Page 23: Tugas Ilmu Kesehatan Ternak

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Ihsan ,memelihara sapi kreman,trubus,no.165

http://tribasapi.blogspot.com/p/landasan-berqurban.html

Sarwono,B.,sapi mana yang bias dipotong,trubus,no.180

http://ciricara.com/2013/10/09/cara-memilih-sapi-yang-sehat-untuk-kurban