Tugas Ilmu Kebumian 5
-
Upload
ayu-rindia-loesasi -
Category
Documents
-
view
127 -
download
4
description
Transcript of Tugas Ilmu Kebumian 5
1. Jelaskan arti penting geomorfologi dalam kajian kebencanaan!
Jawab : Bencana sabenarnya adalah sebuah hasil dari proses geologi dan
geomorfologi. Oleh karena itulah geologi dan geomorfologi dikatakan sebagai dasar
kajian bahaya dan bencana alam (geo.hazard). Hasil proses geomorfologi disebut
sebagai bentuk lahan. Masing-masing bentuk lahan mempunyai potensi bencana nya
sendiri-sendiri. Oleh karenanya dengan mempelajari geomorfologi dapat mengetahui
potensi bencana apa yang akan mungkin terjadi pada suatu bentuk lahan tertentu dan
perkembangan bentuk lahan tertentu, sehingga dapat diupayakan mitigasi yang paling
efektif dan dapat mengurangi resiko bencana yang akan terjadi. Sebuah proses
geomorfologi dikatakan sebagai sebuah bencana apabila luasan, cakupan , Intensitas
dan skalanya besar.
2. Apabila anda akan mempelajari bencana alam pada suatu daerah konsep dasar
geomorfologi manakah yang digunakan!
Jawab :
Konsep-Konsep utama dalam geomorfologi yang dapat dilakukan untuk mempelajari
bencana alam ialah sebagai berikut :
1) Proses fisikal yang sama dan hukum- hukumnya yang bekerja saat ini telah
bekerja sepanjang jaman geologi meskipun intensitasnya tidak selalu sama.
Contoh : Dari jaman dulu terdapat erosi sampai sekarang masih terdapat erosi
walaupun dengan intensitas yang tidak sama. Hukum-hukum yang bekerja salam
proses erosi dari dulu sampai sekarang masih sama yaitu semakin terjal semakin
tinggi erosi.
2) Strutur geologi merupakan faktor kontrol dominan terhadap evolusi bentuklahan
dan tercermin padanya.
Contoh : Ketika ada sesar biasanya terdapat patahan dan terjal tercermin pada
dindingnya
3) Pada derajad tertentu permukaan Bumi mempunyai relief karena proses geomorfik
bekerja dengan kecepatan yang berbeda. Konsep ini menjelaskan bahwa bencana
alam yang terjadi dapat dianalissi melalui tingkat perkembangan relief permukaan
bumi, misalnya nalisis bencana pada relief dataran rendah antara lain banjir,
sedangkan pada dataran tinggi antara lain longsor.
4) Proses geomorfik meninggalkan bekas pada bentuklahan, dan setiap bentuklahan
berkembang sesuai dengan karakteristik penyusun bentuk lahannya. Konsep ini
menjelaskan bahwa bencana ekologis seperti gempa bumi, longsor, atau gunung
api pada suatu daerah dapatdijelakan memlaui jejak nyata bentuk lahan tersebut.
Misalnya pada jejak lahan yang terbentuk pada batuan pasir akan mudah terjadi
longsoran atau pada daerah vulkano akan berpotensi terhadap bencana gunung
api.
5) Karena tenaga erosional di permukaan Bumi berbeda-beda maka akan
menghasilkan urutan tingkat perkembangan bentuklahan.
Contoh : terdapat stadium erosi yang mengakibatkan stadium perkembangan
bentuk lahan. Seperti adanya Dome yang berusia muda, dewasa dan tua yang
mana masing-masing bentuk lahannya dari kenampakan fisiknya sudah dapat
dibedakan. Proses dan tenaga erosional berbeda merupakan pengaruh dari banyak
hal, misalnya hujan, bentuk lahan, kecuraman yang beda dan lain sebagainya.
6) Evolusi bentuklahan yang kompleks lebih umum berbanding yang sederhana.
7) Topografi permukaan Bumi lebih sedikit yang lebih tua dari Tersier dan
kebanyakan tidak lebih tua dari Pleistosen.
Contoh : Lempeng tektonik mengakibatkan adanya aktivitas gunung api dan
kegiatan pensesaran yang mengakibatkan bentuk lahan pegunungan, patahan dan
sebagainya, kegiatan- kegiatan tersebut terjadi pada jaman pleistosin kemudian
pada jaman sekarang terjadi proses pembentukan dan perkembangan bentuk lahan
seperti erosi, pelapukan, longsor dan sebagainya
8) Interpretasi yang tepat bentang lahan saat ini tidak mungkin tanpa penilaian yang
mendalam terhadap pengaruh perubahan geologik dan klimatik pada kala
Pleistosen.
9) Suatu penilaian iklim dunia perlu untuk memahami secara tepat terhadap variasi
peran dari proses geomorfik yang berbedabeda.
Contoh : Perbedaan besar dan tekanan angin pada jaman pleistosin data dilihat
dari adanya bentuk lahan karst di Pegunungan Kendeng, pada batu gamping
terdapat join dan diaklas (lubang-lubang), lubang-lubang membentuk sungai
bawah tanah, diaplas terisi oleh pasir pantai dari utara. Kekuatan angin pada
jaman pleistosin begitu besar sehingga mampu mengangkut pasir dari pantai
sampai ke lahan gamping pada pegunungan kedeng.
Contoh lainnya adalah pada jaman pleistosin terdapat guaval berupa bentuk lahan
yang terdapat batu pecah-pecah, lancip. Menunjukkan adanya proses fisikal
berupa kekeringan pada jaman pleistosin di bentuk lahan tersebut.
10) Geomorfologi, meskipun lebih menekankan terhadap bentanglahan saat ini, akan
memperoleh manfaat yang maksimum jika memperhatikan sejarah yang lebih
panjang. Oleh karenanya dapat dijadikian contoh dan pelajaran dari sejarah
tersebut contohnya ketika memlilih permukiman diarea yang sejarahnya sering
terjadi banjir maka untuk selanjutnya dimungkinkan akan tetap terjadi banjir pula
di area tersebut.
3. Jelaskan peranan aspek utama geomorfologi dalam kajian kebencanaan!
Jawab:
Aspek utama geomorfologi
1) Geomorfologi static
terkait dengan bentuklahan aktual
Peranan aspek ini dapat digunkan untuk menganalisis rona actual bentuk lahan
sehingga mampu menjawab jika terjadi permasalahan atau bencana pada
bentuk lahan tersebut.
2) Geomorologi dinamik:
terkait dengan proses dan perubahan jangka pendek
Aspek ini mempunyai peranan dalam menganalisis lingkungan berkaitan
dengan perubahan ekologis jangka pendek pada bentuk lahan tersebut.
contoh:Analisis dampak lingkungan pada perubahan penggunaan lahan hutan
lindung menjadi hutan produksi. Contoh menganalisis dampak abrasi laut
setiap tahunnya.
3) Geomorfologi genetik:
Terkait dengan perkembangan relief jangka panjang
Aspek ini dapat digunakan untuk menganalisis aspek lingkungan berkaitan
dengan asal-usul bentuk lahan dalam waktu jangka panjang, misalnya kajian
tentang struktur batuan atau sifat permeabilitas tanah yang menyerap air pada
suatu daerah kekeringan. Dalam kebencanaan dapat dikaitkan pula dengan
pergerakkan lempeng tektonik yang menyebabkan pembentukan struktural
daerah pegunungan sehingga berkaitan dengan adanya bencana-bencana
semisal gempa dan gunung meletus.
4) Environmental geomorphology:
Berurusan dengan keterkaitan ekologik antara geomorfologi dan ilmu terkait
dan atau elemen-elemen lahan.
Peranan ini peting dalam kaitannya untuk mengkaji sumberdaya yang terjadi
pada lingkungan, semisal lingkungan karst selalu dikaitkan dengan bencana
kekeringan.
4. Mengapa peta geomorfologi penting untuk kajian kebencanaan?
Dalam peta geomorfologi mempunyai aspek utama yaitu :
1) Morfologi:
a. Morfografi
b. Morfometri
Morfometri mecakup ukuran-ukuran dan bentuk unsur-unsur penyusun bentuk
lahan. Data kuantitatif dapat diperoleh dengan cara pengukuran langsung
dilapangan, maupun peta topografi, citra satelit, dan foto udara
2) Morfogenesis:
a. Morfostruktur pasif
b. Morfostruktur aktif
c. Morfodinamik
Morfogenesa merupakan asal-usul pembentukan bentuk lahan dan
perkembangannya. Proses ini dapat dibedakan berdaarkan tenaga
geomorfologi pembentuk bentuk lahan yaitu proses fluvial, proses marine,
proses aeolin, proses glacial, proses solusional, proses vulkanis dan proses
tektonis. Proses-proses tersebut membentuk konfogurasi bentuk permukaan
bumi yang berbeda-beda.
3) Morfo-kronologi
a. Relatif
b. Absolut
Morfokronologi merupakan urutan bentuk lahan yang ada dipermukaan bumi
sebagai hasil proses geomorfologi. Adanya perbedaan urutan secara alami
menyebabkan terjadinya perbedaan urutan umur bentuk lahan dari yang paling
awal hingga yang paling akhir, masing0masing dari yang paling tua sampai yang
paling muda.
4) Morfo-aransemen (tatanan keruangan)/ Morfo Asosiasi
Merupakan kaitan antara bentuk lahan satu dengan yang lainnya dalam susunan
keruangan/ sebaran dipermukaan bumi. Morfoasosiasi sangat penting dalam
geomorfologi karena bentuk lahan yang ada dipermukaan bumi pembentukannya
sangat dipengaruhi oleh beberpa faktor lain topografi, batuan, proses , iklim,
vegetasi, organism dan waktu.
Dalam peta geomorfologi penting untuk kajian kebencanaan karena dalam peta
geomorfologi terdapat keterangan-keterangan jenis bentuk lahan seperti apa yang ada
disuatu wilayah, dapat menggambarkan proses dan perkembangannya. Dalam setiap jenis
bentuk lahan terdapat potensi-potensi proses geomorfologis yang apabila dalam skala
besar dapat dikatakan sebagai bencana. Oleh karenanya peta geomorfologi penting dalam
kajian kebencanaan digunakan sebagai salah satu instrument/ cara dalam upaya mitigasi
untuk mereduksi dampak bencana yang mungkin akan terjadi dalam bentuk lahan
tersebut.
5. Buat deskripsi dari masing-masing bentuk lahan asal genetic (9 macam) dan
kemungkinan bencana yang mungkin terjadi.
Jawab:
Klasifikasi bentuk lahan genetik (biasanya berkaitan dengan proses pembentukannya )
adalah sebagai berikut :
1) Asal Struktural
Bentuk lahan struktural biasanya terdapat tanda-tanda struktural. Seperti
contohnya pegunungan struktural. Bentuk lahan struktural berhubungan
dengan perlapisan batuan sedimen yang berbeda ketahanannya terhadap
erosi.Plateau struktural terbentuk pada suatu daerah yang berbatuan berlapis
horizontal, sedang cuesta dan pegunungan monoklinal bila terdapat dip
geologis yang nyata. Batuan berlapis yang terlipat selalu tercermin pada
bentuk lahan. Terkadang bentuk lahan struktural dipengaruhi oleh proses-
proses eksogenesa dari berbagai tipe sehingga mengubah bentuk lahan
struktural menjadi denudasional.
2) Asal denudasional
Pegunungan denudasional tidak ada kenampakan struktural. Bentuk-bentuk ini
terdapat pada daerah yang sangat luas terutama pada daerah-daerah berbatuan
lunak dan pada daerah yang berkondisi iklim basah sehingga bentuk-bentuk
strukturalnya tidak bisa bertahan lama. Dengan demikian dibutuhkan
pembagian yang lebih detail didasarkan pada karakteristik morfometrik nya
seperti amplitude relief , kemiringan lereng atau kepadatan aliran pengikisan.
3) Asal vulkanik
Bentuk lahan vulkanik dibentuk oleh adanya erupsi vulkanik atau erupsi
gunung api. Bentuk lahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi :
a. Bentuk-bentuk eksplosif, yang terdiri dari krater letusan hingga ash
dan cinder cones
b. Bentuk-bentuk effusif secara umum tergantung kepada kepakatan
keasaman dari lava yang mengalir keluar.
Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan
effusif. Dalam hal ini terbentuk vulkan strato.Bila vulkanisme menghasilkan
bentuk-bentuk vulkanik yang nyata dan tetap dapat dikenali dalam periode
waktu yang panjang, tetapi karena sesuatu pertimbangan terrain tersebut
diklasifikasikan ke dalam bentuk lahan denudasional, mungkin saja
ditambahkan istilah “yang terjadi pada batuan vulkanik”
4) Asal marin
Pembedaan utama kenampakan bentuk lahan dalam kelas ini ialah antara
pantai yang berbatu, bila terdapat tebing laut dan permukaan abrasi dan pantai
daratan rendah yang dijumpai bukit-bukit pantai dan “swales”, atau dengan
pantai penghalang dan bar dan laguna.
Dalam bentuk lahan marine terdapat coast, shore dan beach. Apabila dalam
bentuk lahan marine terdapat teras marine, pastinya dulu muka air laut setinggi
teras marine yang paling tinggi bisa karena penurunan air laut ataupun
pengangkatan.
5) Asal fluvial
Bentuk lahan yang disebabkan akibat adanya aliran air. Berhubungan dengan
daerah-daerah penimbunan seperti lembah-lembah sungai besar dan dataran
alluvial.Perbedaan utama terletak pada sungai-sungai yang permeander
debedakan dengan tanggul alam, relief barawa, guguk pasir sungai, dan sungai
teranyam. Kipas alluvial, teras sungai dan meander terdapat lengkung dalam
dan lengkung luar sebagai tempat erosi dan deposisi, ditengah sungai biasanya
terdapat bar atau gosong semuanya merupakan bentukan lain yang termasuk
dalam kelas ini,
6) Asal solusional
Solusi atau pelarutan sebagai tenaga geomorfological terdapat pada batuan
yang permeable dan mudah larut seperti pada batu kapur. Berupa topografi
karst, terdapat kelurusan akibat pensesaran. Bentuk lahan yang berkembang
pada tipe terrain ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yang tepenting
ialah karakteristik litologi dan kondisi klimatologinya. Porositas dan kapasitas
penyerapan air dari batu kapur dan tingkat retakan-retakannya merupakan
faktor-faktor yang penting pada perkembangan bentuk-bentuk karst. Tidak
semua bentuk karst dapat mudah ditelusuri dari udara. Studi lapies yang
berasal dari pelarutan pada permukaan, secara baik memerlukan foto udara
skala besar. Pada iklim basah sedang bentuk negative seperti hollow, sinhole
dan uvala sangat karakteristik, sedang pada daerah tropik basahbentuk-bentuk
posotif seperti bentuk bukit yang bervariasi dari konikal hingga menara karst
(“mogotes”) banyak dijumpai. Jenis tanah yang ada nya biasanya alluvium dan
kolovium.
7) Asal glacial
Pembedaan bentuk-bentuk dalam klas ini ialah antara terbatasnya glasiasi pada
lembah dan luasnya daerah glasiasi continental baik pada saat ini maupun
masa lampau. Di dalam masing-masing ke dua sub klas ini, bentuk-bentuk e
situ sendiri, sedimentasi oleh es dan pengelupasan glacial merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Bentangan es atau bukit-bukit es yang luas menvirikan
bentangan es continental. Pada saat ini marine yang tinggal ditandai dengan
lembah-lembah gletsyer.
8) Asal Aeolian
Kerja angin mempunyai 2 aspek yakni erosive dan akumulatif. Bentuk lahan
yang berkembang terdahulu berkembang dengan baik bila dipadang pasir
terdapat batuan lunak. “Yardang” adalah bentuk yang paling umum dalam tipe
ini. Akumulasi oleh angin sangat dipengaruhi oleh ukuran butir dari
materialnya. Hal ini tidak efektif bila hanya pasir kasar dan kerikil yang ada,
dan ini pun sangat terbatas guguk pasir kecil bila ada material
berlempung.Material berdebu akan membentuk Iqess plateau yang ekstensif
dan bentuk yang berhubungan ialah tebing atau lereng vertical, tetapi juga
terbentuk pada daerah yang bermaterial pasir. Bentangan pasir dan guguk
pasir berbagai bentuk merupakan hasilnya. Bentuk gugukpasir seperti
barchans, parabolic, longitudinal dan traversal merupakan tipe guguk pasir
yang berkembang dibawah pengaruh tenaga angin.
9) Asal organic/ asal proses biologis
Terpisah dengan pulau karang beberapa terrain tipe lain seperti pantai
mangrove, peatboge dan sebagainya terasuk kedalam kelas ini. Karang koral
pada umumnya tenggelam karena pengaruh tektonik dan gerakan muka air
laut. Pada daerah yang tenggelam muka karang atau stoll adalah tipe yang
paling umum. Bentuk-bentuk teras karang merupakan pengaruh gabungan
perubahan muka air laut baik positif dan negatif sebagaihasil dari kerja
tektonik atau isostasi. Patahan, gerak massa batuan, pelarutan dan erosi
mungkin saja berpengaruh pada karang penutup pada kedudukan saat
tenggelam.
Referensi
JS, Sunardi. 1985. Dasar-Dasar Pemikiran Klasifikasi Bentuk Lahan.
Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Lihawa, Fitriana. 2009. Pendekatan Geomorfologi Dalam Survei Kejadian
Erosi. Jurnal PelangiIlmu Vol. 2 No. 5. Diakses pada tanggal 17
April 2014
http://purewhitehome.blogspot.com/2013/02/pendalaman-materi-
fisiografi.html. diakses pada 17 April 2014
Tugas Ilmu KebumianDisusun dalam rangka memenuhi tugas ilmu kebumian untuk kajian
kebencanaanDosen Pengampu : Prof. Sutikno
Oleh
Ayu Rindia Loesasi
( 13/353898/PMU/07796)
MAGISTER MANAJEMEN BENCANA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014