Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

14
A. Ilmu adalah: 1. Pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau social, yang berlaku umum dan sistematis. 2. Pengetahuan yang sudah terorganisir dan tersusun secara sistematis menurut kaidah umum. 3. Pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti seta menyeluruh dan sistmatis. 4. Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu 5. Dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang terus-menerus yang telah menghasilkan kebenaran yang bersifat umum. 6. Ilmu merupakan suatu metodelogi yang mana tanpa ilmu semua itu hanya kebutuhan saja. B. Proses berfikir: 1. Suatu refleksi yang diatur dan hati-hati. 2. Lahir dari suatu rasa gengsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. 3. Befikir reflective adalah berfikir pemecahan masalah dengan metode-metode tertentu. C. Menurut Kelly proses berfikir mempunyai langkah berikut: 1. Timbul rasa sakit 2. Rasa sulit tersebut didefinsikan 3. Mencari suatu pemecahan sementara 4. Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut benar. 5. Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental (percobaan) 1

description

pengertian populasi dan sampel

Transcript of Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

Page 1: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

A. Ilmu adalah:

1. Pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau social, yang berlaku

umum dan sistematis.

2. Pengetahuan yang sudah terorganisir dan tersusun secara sistematis

menurut kaidah umum.

3. Pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti seta

menyeluruh dan sistmatis.

4. Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu

5. Dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang

terus-menerus yang telah menghasilkan kebenaran yang bersifat umum.

6. Ilmu merupakan suatu metodelogi yang mana tanpa ilmu semua itu hanya

kebutuhan saja.

B. Proses berfikir:

1. Suatu refleksi yang diatur dan hati-hati.

2. Lahir dari suatu rasa gengsi akan sesuatu dan keinginan untuk

memperoleh suatu ketentuan yang kemudian tumbuh menjadi suatu

masalah yang khas.

3. Befikir reflective adalah berfikir pemecahan masalah dengan metode-

metode tertentu.

C. Menurut Kelly proses berfikir mempunyai langkah berikut:

1. Timbul rasa sakit

2. Rasa sulit tersebut didefinsikan

3. Mencari suatu pemecahan sementara

4. Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada

kepercayaan bahwa pemecahan tersebut benar.

5. Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental

(percobaan)

6. Mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan eksperimental

menuju pemecahan secara mental untuk diterima/ditolak sehingga

kembali menimbulkan rasas sakit.

7. Memberikan suatu pandangan ke depan/gambaran mental tentang situasi

yang akan dating untuk menggunakan pemecahan tersebut secata tepat.

D. Berfikir memiliki 2 kriteria penting:

1. Ada unsur logis didalmanya

2. Ada unsur analitis didalamnya.

1

Page 2: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

E. Metode Deskriptif dan Induktif

1. Deduktif: pernyataan yang bersifat umum dan ditarik kesimpulan yang

bersifat khusus (Silogisme)

2. Induktif: Cara berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat

umum dan kasus-kasus yang bersifat individual.

F. Pengertian Penelitian

Penelitian berasal dari kata research, re artinya kembali, sedangkan search

yang artinya mencari. Jadi reseach artinya adalah mencari kembali.

Menurut Webster’s New International

1. Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis terhadap fakta dan

prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan

sesuatu.

2. Kehati-hatian dan sempurna terhadap suatu msalah, sehingga diperoleh

pemecahan yang tepat terhadap masalah itu.

G. Penelitian adalah:

1. Pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa

pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat

dipecahkan.

2. Penyelidikan yang terorganisasi

H. Metode Ilmiah (Sciencetific Method)

1. Unsur observasi, merupakan kerja dengan nama pengetahuan mengenai

fakta-fakta yang diperoleh melalui kinerja mata dengan menggunakan

persepsi.

2. Nalar, suatu kekuatan dengan mana arti dari fakta-fakta, hubungan

dengan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul, sebegitu jauh

ditetapkan sebagai pengetahuan yang sekarang.

I. Kebenaran ilmiah dapat diterima oleh 3 hal:

1. Koheren

Suatu pernyataan dianggpa benar jika pernyataan tersebut konsisten

dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

2. Koresponden

Suatu pernyataan dianggap benar, jika materi pengetahuan yang

terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan.

3. Pragmatis

2

Page 3: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

Pernyataan dipercaya benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat

fungsional.

Secara pragmatis orang percaya terhadap agama, karena agama bersifat

fungsional dalamm memberikan pegangan dan aturan hidup manusia.

J. Kebenaran Non-Ilmiah:

1. Penemuan kebenaran secara kebetulan

2. Penemuan dengan cara akal sehat (common sense)

3. Penemuan kebenaran secara wahyu

4. Penemuan kebenaran secara intuitif

5. Penemuan kebenaran secara trial (error)

6. Penemuan kebenaran secara spekulasi

7. Penemuan kebenaran karena wibawa

K. Preposisi adalah:

1. Pernyataan tentang sifat dan realita.

2. Jika preposisi sudah dirumuskan dan dapatditerima untuk diujji

kebenarannya, preposisi tersebut adalah hipotesis.

L. Dalil adalah:

1. Preposisi yang sudah mempunyai jangkauan cukup luas dan telah

didukung oleh data empiris.

2. Singkatan dari pengetahuan tentang hubungan sifat-sifat tertentu.

M. Teori dan Fakta:

Teori adalah, hubungan antar variable atau antar konsep, sehingga

padangan yang sistematis dari fenomena-fenomena yang diterangkan variabel

jelas-jelas kelihatan.

Fakta adalah:

1. Pengamatan yang sudah diverifikasi secara empiris.

2. Fakta dapat menjadi ilmu/tidak

Teori mempunyai peranan:

1. Teori sebagai orientasi utama dari ilmu

2. Teori sebagai konsepsualisasi dan klasifikasi

3. Teori meringkaskan fakta

4. Teori memprediksi fakta-fakta

5. Teori memperjelas celah kosong

Fakta mempunyai peran:

1. Fakta memprakarsai teori

3

Page 4: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

2. Fakta memformulasikan kembali teori yang ada.

3. Fakta dapat menolak teori

4. Fakta mengubah orientasi teori

N. Jenis-jenis penelitian:

1. Penelitian dasar (Basic Research)

a) Pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan

keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas.

b) Dikerjakan tanpa memikirkan titik terapan.

2. Penelitian Terapan

Penyelidikan penuh kehati-hatian dan terus-menerus terhadap suatu

masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan

tertentu.

O. Ciri Penelitian:

1. Penelitian harus berkisar disekeliling masalah yang ingin dipecahkan.

2. Sedikit-dikitnya harus mengandung unsur-unsur orisinilitas.

3. Didasarkan pada pandangan ingin tahu

4. Berdasarkan pada asumsi bahwa suatu fenomena mempunyai hukum &

pengaturan.

5. Berkehendak untuk menemukan generaliasi/dalil

6. Merupakn studi sebab-akibat

7. Menggunkana pengukuran yang akurat.

8. Menggnakan teknik secara sadar diketahui.

P. Syarat Utama Berhasilnya Penelitian:

1. Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingya penelitian untuk suatu

Negara ataupun daerah.

2. Harus ada sarana dan pembiayaan yang cukup.

3. Hasil penelitian harus dengan segera diterapkan.

4. Harus ada kebebasan dalam melakukan penelitian.

5. Penelitian harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan.

Q. Kriteria Metode Ilmiah:

1. Berdasarkan fakta.

2. Bebas dari prasangka.

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis.

4. Menggunakan hipotesis.

5. Menggunakan ukuran objektif.

4

Page 5: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

6. Menggunakan teknik kualifikasi.

R. Langkah-langkah Metode Ilmiah:

1. Merumuskan dan mendefinisikan maslaah.

2. Mengadakan studi kepustakaan.

3. Memformulasikan hipotesis.

4. Menentukan model untuk menguji Hipotesis.

5. Mengumpulkan data.

6. Menyusun, menganalisis, memberikan interpretasi.

7. Membuat genaralisasi dan kesimpulan

8. Membuat laporan ilmiah.

S. Jenis Metode Ilmiah:

1. Metode Eksperimen.

2. Metode Sejarah.

3. Metode Deskriptif.

4. Metode Kuesioner.

T. Populasi dan Sample

a. Populasi dan sampel

Hakekat dari sampling adalah mengukur karakter asli (true character) dari

populasi melalui anggota (elemen, kasus atau unit) populasi yang diambil dari

populasi tersebut berdasarkan suatu teknik pengambilan sampel tertentu.

Adapun populasi adalah keseluruhan kasus atau elemen yang memenuhi kriteria

tertentu, dan dapat berupa orang, tindakan sosial, kejadian, tempat, waktu atau

sesuatu.

Contoh Populasi:

Jumlah penduduk suatu Kecamatan Sukabumi dalam periode waktu

tertentu, mahasiswa yang mengikuti kelas Studio III, jumlah penduduk

Kecamatan Sukabumi dengan rentang umur tertentu, artikel tentang administrasi

kecamatan dalam periode waktu tertentu. Dari contoh populasi tersebut, kita

selanjutnya dapat mengenali elemen dari masing-masing populasi, yaitu: setiap

anggota penduduk dari Kecamattan Sukabumi dalam periode waktu tertentu,

setiap mahasiswa yang mengikuti kelas Studio III, jumlah penduduk Kecamatan

Sukabumi setiap penduduk dengan rentang umur tertentu, dan setiap artikel

tentang administrasi negara dalam periode waktu tertentu.

Dalam proses pengukuran karakter dari suatu populasi, peneliti

menggunakan pengukuran pada seluruh elemen dari populasi. Proses

5

Page 6: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

pengukuran yang demikian disebut dengan sensus (census). Sensus ini pada

umumnya dilakukan terhadap populasi dengan jumlah elemen sedikit, yang

memungkinkan semua dapat dijangkau dengan biaya dan waktu yang tersedia.

Sementara untuk populasi dengan jumlah elemen banyak, sensus sangat jarang

dilakukan kecuali untuk kepentingan tertentu seperti sensus penduduk dari suatu

negara. Untuk populasi dengan banyak elemen, pengukuran karakter populasi

dilakukan melalui sejumlah elemen yang dipilih dari populasi tersebut dengan

suatu metode tertentu. Cara pengambilan sejumlah elemen dari populasi ini

disebut dengan sampling, dan elemen yang dipilih melalui cara ini disebut

sebagai sampel (sample).

Contoh:

Pada suatu Survey Studio III yang beranggotakan 50 orang warga akan

digali informasi tentang persepsi mereka tentang degradasi lingkungan. Jika 50

orang tersebut semuanya diminta mengisi kuesioner tentang data-data yang

diperlukan, maka penelitian tersebut dilakukan dengan cara sensus. Adapun

sampling, hanya memilih beberapa orang saja dari 50 warga untuk diminta

mengisi kuesioner atau diwawancarai. Selanjutnya, jika hasil sampling adalah 40

orang yang akan diukur, maka 40 orang tersebut disebut sebagai sampel

penelitian.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dapat dibedakan dalam dua dimensi: probability

versus non-probability dan single-stage versus multi stage (Blaiki, 2000).

1. Dimensi pertama, probability versus non-probability, mencerminkan

tingkat kerandoman dari proses pemilihan sampel.

2. Sedangkan dimensi kedua, menunjuk pada banyaknya tahap atau

langkah dalam proses pengambilan sampel.

Beberapa metode yang termasuk probability sampling adalah sebagai

berikut:

1. Single-stage probability sampling

Pada single-stage probability sampling ini proses sampling dilakukan hanya

satu tahap, dalam artian hanya menggunakan metode probability sampling

tertentu sekali untuk menghasilkan sampel penelitian.

Contoh:

6

Page 7: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

20 orang sampel kuesioner dari populasi yang berjumlah 100 orang, peneliti

menggunakan simple random sampling. Proses pengambilan sampel ini tidak

digabungkan dengan teknik pengambilan sampel yang lain.

2. Simple random sampling

Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan

secara acak (random) sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi

memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

Teknik ini memilki tingkat keacakan yang sangat tinggi, sehingga sangat

efisien digunakan untuk mengukur karakter populasi yang memiliki elemen

dengan homoginitas tinggi. Sedangkan untuk populasi yang memiliki elemen

cukup hetergen, penggunaan teknik ini justru dapat menimbulkan bias.

Syarat penggunaan teknik sampling adalah, bahwa setiap elemen dari

populasi harus dapat diidentifikasi. Elemen dari populasi tersebut kemudian

disusun dalam suatu sampling frame, yaitu suatu daftar yang dapat

menggambarkan seluruh elemen dari populasi. Keberadaan sampling frame ini

sangat penting dalam teknik simple random sampling, karena proses pemilihan

sampel akan menjadi lebih sederhana, cepat dan murah.

Prosedur penggunaan simple random sampling, diawali dari pembentukan

sampling frame oleh peneliti. Selanjutnya, dari sampling frame tersebut dipilih

sampel yang dilakukan secara acak hingga terpenuhi jumlah sampel yang

dibutuhkan.

Contoh:

20 orang sampel dari populasi yang beranggotakan 100 orang, dengan teknik

simple random sampling maka setiap orang pada populasi tersebut memilki

peluang yang sama untuk menjadi satu dari 20 sampel yang dipilih.

3. Systematic sampling

Teknik systematic sampling memiliki kemiripan prosedur dengan teknik

simple random sampling. Oleh karena itu, systematic sampling juga memerlukan

sampling frame, dan proses pemilihan sampel dilaksanakan secara random.

Namun, berbeda dengan simple random sampling, random dilakukan hanya

untuk memilih sampel pertama. Sedangkan pemilihan sampel kedua, ketiga dan

seterusnya dilakukan secara sistematis berdasarkan interval yang telah

ditetapkan.

Penggunaan interval dalam pemilihan sampel ini merupakan metode quasi-

random, karena sebenarnya tidak dilaksanakan random secara murni. Namun,

7

Page 8: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

hasil penggunaan systematic sampling dengan simple random sampling ternyata

tidak jauh berbeda (Neuman, 1997). Oleh karena itu, penggunaannya bisa saling

menggantikan, kecuali untuk populasi dengan elemen yang tersusun secara

terpola atau membentuk siklus. Pada populasi dengan elemen yang terorganisir

membentuk pola atau siklus, systematic sampling justru menimbulkan bias.

Prosedur penelitian systematic sampling adalah,

1. Pertama, disusun sampling frame.

2. Kedua, peneliti menetapkan sampling interval (k) dengan menggunakan

rumus N/n; dimana N adalah jumlah elemen dalam populasi dan n adalah

jumlah sampel yang diperlukan. Ketiga, peneliti memilih sampel pertama

(s1)secara random dari sampling frame.

3. Keempat, peneliti memilih sampel kedua (S2), yaitu S1 + k. selanjutnya,

peneliti memilih sampel sampai diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan

dengan menambah nilai interval (k) pada setiap sampel sebelumnya.

Contoh:

Contoh penggunaan systematic sampling untuk memilih 20 sampel dari

populasi yang berisi 100 elemen, adalah sebagai berikut. Pertama, susun

sampling frame. Kedua, tetapkan nilai k = 5. Ketiga, tentukan sampel pertama

secara random, misal diperoleh 6. Selanjutnya kita dapat menetukan sampel

berikutnya adalah 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, 56, 61, 66, 71, 76, 81, 86,

91, 96, dan 1.

4. Stratified sampling(Proporsional random sampling)

Jika memiliki informasi tambahan bahwa populasi sebenarnya terdiri dari

beberapa subpopulasi atau strata, maka stratified sampling lebih cocok untuk

memilih sampel penelitian. Sebagai contoh, penelitian akan dilakukan terhadap

peserta kelas Studio III yang semuanya berjumlah 80 orang. Informasi tambahan

bagi peneliti adalah bahwa dari 80 orang tersebut 60 orang adalah perempuan

dan sisanya laki-laki. Jika peneliti menganggap informasi ini penting untuk

analisa, maka stratified sampling lebih cocok digunakan untuk memilih sampel.

Prosedur penggunaan stratified sampling adalah sebagai berikut:

1. Pertama, peneliti membagi populasi kedalam beberapa subpoplasi

atau strata berdasarkan informasi yang didapat.

2. Kedua, peneliti merumuskan sampling frame pada masing-masing

subpopulasi atau strata.

8

Page 9: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

3. Ketiga, peneliti memilih sampel pada masing-masing subpopulasi atau

strata dengan menggunakan simple random atau systematic sampling.

Dalam pemilihan sampel ini, proporsi jumlah sampel antar strata

adalah sama dengan proporsi jumlah elemen antar strata.

Contoh:

Dengan demikian, jika telah ditetapkan bahwa 20 orang akan dipilih sebagai

sampel penelitian pada kelas Studio III yang jumlah elemennya adalah 80 orang,

maka perbandingan jumlah sampel antara perempuan dan laki-laki adalah 60:20.

Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya diperoleh sampel untuk perempuan

adalah 15 orang dan untuk laki-laki adalah 5 orang.

5. Cluster sampling

Cluster sampling disebut juga dengan area sampling. Cluster sampling ini

digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis tersebar luas sehingga

sulit untuk disusun sampling frame. Keuntungan penggunaan teknik ini adalah

menjadikan proses sampling lebih murah dan cepat daripada jika digunakan

teknik simple random sampling. Akan tetapi, hasil dari cluster sampling ini pada

umumnya kurang akurat dibandingkan simple random sampling.

Adapun cluster adalah suatu unit yang berisi sekumpulan elemen-elemen

populasi. Namun, terhadap populasi yang lebih tinggi, Cluster sendiri

berkedudukan sebagai elemen dari populasi tersebut. Seoarang peneliti yang

menggunakan cluster sampling, pertama-tama memilih sampel yang berbentuk

cluster dari suatu populasi. Selanjutnya, dari tiap-tiap cluster sampel tersebut,

diturunkan sampel yang berbentuk elemen.

Contoh:

Pemilihan sampel pegawai Departemen Pekerjaan Umum yang pegawainya

tersebar pada berbagai dinas yang juga tersebar secara geografis. Pada kasus

ini, peneliti dapat menjadikan setiap dinas sebagai cluster dan selanjutnya secara

random memilih beberapa dinas sebagai sampel. Pada setiap Unit kerja yang

terpilih tersebut kemudian seluruh pegawai dijadikan sampel  penelitian.

Beberapa metode yang termasuk non-probability sampling adalah

sebagai berikut:

1. Purposive sampling   atau  judgmental sampling 

Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang

dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan

peneliti. 

9

Page 10: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

Contoh:

Seorang surveyor meneliti sosil budaya di Kecamatan Sukabumi, surveyor

melakukan perburuan (hunting) sampel masyarakat yang memiliki karakter sosial

budaya yang unik, tidak semua masyarakat dilakukan survey.

2. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).

Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama.

Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama,

sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan

seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola

salju. 

Contoh:

Surveyor di Kecamatan Sukabumi akan mengidentifikasi jumlah pengguna air

sumur namun tidak ditemukan daftar pengguna sumur gali, maka ditemukan satu

narasumber yang bias dijadikan ibforman awal sekaligus yang pertama. Dari

sampel pertama inilah kemudian berkembang hingga jumlah sampel terus

bertambah hingga sampel terakhir, mirip dengan bola salju yang menggelinding.

3. Quota sampling (penarikan sample secara jatah).

Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah

ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang

mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

Contoh:

Surveyor di Kecamatan Sukabumi membagikan kuesioner yang dibagi

berdasarkan tingkatan, kantor kepala desa dan kecamatan. Sampel setiap

tingkatan bias dipilih atas dasar kedekatan, kesengajaan atau factor lain.

4. Accidental sampling  atau convenience sampling

Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak

direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek

tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya

sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

Contoh:

Surveyor mengadakan jajak pendapat mengenai luas wilayah Kecamatan

Sukabumi, surveyor hanya akan menyimpulkan dari hasil jajak pendapat. Jenis

sampel ini cocok untuk penelitian pendahuluan atau ujicoba.

10

Page 11: Tugas II Pengertian Populasi Dan Sampel

11