TUGAS HOLTI

33
1. Sagu (Metroxylon sp) Tanaman sagu (Metroxylon sp) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sulawesi. Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, kerupuk dan laksa (Harsanto, 1986). Sagu (Metroxylon spp) termasuk tumbuhan monokotil dari famili Palmae, marga Metroxylon dan ordo Spadiciflorae (Ruddie et al., 1976) dalam Haryanto dan Pangloli (1992). Metroxylon berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Metra berarti isi batang atau empelur dan xylon yang berarti xylem (Flach, 1977). Morfologi sagu Sagu tumbuh dalam bentuk rumpun. Setiap rumpun terdiri dari 1-8 batang sagu, pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan. Pada kondisi liar rumpun sagu akan melebar dengan jumlah anakan yang banyak dalam berbagai tingkat pertumbuhan (Harsanto, 1986). Lebih lanjut Flach (1983) dalam Djumadi (1989) menyatakan bahwa sagu tumbuh berkelompok membentuk rumpun mulai dari anakan sampai tingkat pohon. Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun sirip dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17 meter tergantung dari jenis dan tempat tumbuhnya. Batang

Transcript of TUGAS HOLTI

Page 1: TUGAS HOLTI

1. Sagu (Metroxylon sp)

Tanaman sagu (Metroxylon sp) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sulawesi.  Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

baku industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, kerupuk dan laksa (Harsanto, 1986).

Sagu (Metroxylon spp) termasuk tumbuhan monokotil dari famili Palmae, marga Metroxylon dan ordo Spadiciflorae (Ruddie et al., 1976) dalam Haryanto dan Pangloli (1992).  Metroxylon berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Metra berarti isi batang atau empelur dan xylon yang berarti xylem (Flach, 1977).

Morfologi saguSagu tumbuh dalam bentuk rumpun.  Setiap rumpun terdiri dari 1-8 batang sagu,

pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan.  Pada kondisi liar rumpun sagu akan melebar dengan jumlah anakan yang banyak dalam berbagai tingkat pertumbuhan (Harsanto, 1986).  Lebih lanjut Flach (1983) dalam Djumadi (1989) menyatakan bahwa sagu tumbuh berkelompok membentuk rumpun mulai dari anakan sampai tingkat pohon.  Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun sirip dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17 meter tergantung dari jenis dan tempat tumbuhnya.

BatangBatang sagu merupakan bagian terpenting karena merupakan gudang

penyimpanan aci atau karbohidrat yang lingkup penggunaannya dalam industri sangat luas, seperti industri pangan, pakan, alkohol dan bermacam-macam industri lainnya (Haryanto dan Pangloli, 1992).Batang sagu berbentuk silinder yang tingginya dari permukaaan tanah sampai pangkal bunga berkisar 10-15 meter, dengan diameter batang pada bagian bawah dapat mencapai 35 samapi 50 cm (Harsanto, 1986), bahakan dapat mencapai 80 sampai 90 cm (Haryanto dan Pangloli, 1992).  Umumnya diameter batang bagian bawah agak lebih besar daripada bagian atas, dan batang bagian bawah umumnya menagndung pati lebih tinggi daripada bagian atas (Manuputty, 1954 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992)

Pada waktu panen berat batang sagu dapat mencapai lebih dari dari 1 ton, kandungan acinya berkisar antara 15 sampai 30 persesn (berat basa), sehingga satu pohon sagu mampu menghasilkan 150 sampai 300 kg aci basah (Harsanto, 1986; Haryanto danPangloli, 1992).

Page 2: TUGAS HOLTI

Daun

Daun sagu berbentuk memanjang (lanceolatus), agak lebar dan berinduk tulang daun di tengah, bertangkai daun dimana antara tangkai daun dengan lebar daun terdapat ruas yang mudah dipatahkan (Harsanto, 1986).

Daun sagu mirip dengan daun kelapa mempunyai pelepah yang menyerupai daun pinang.  Pada waktu muda, pelepah tersusun secara berlapism tetapi setelah dewasa terlepas dan melekat sendiri-sendiri pada ruas batang (Harsanto, 1986; Haryanto dan Pangloli, 1992).  Menurut Flach (1983) dalam Haryanto dan Pangloli (1992) menyatakan bahwa sagu yang tumbuh pada tanah liat dengan penyinaran yang baik, pada umur dewasa memiliki 18 tangkai daun yang panjangnya sekitar 5 sampai 7 meter.  Dalam setiap tangkai sekitar 50 pasang daun yang panjangnya bervariasi antara 60 cm sampai 180 cm dan lebarnya sekitar 5 cm. Pada waktu muda daun sagu berwarna hijau muda yang berangsur-angsur berubah menjadi hijau tua, kemudian berubah lagi menjadi coklat kemerah-merahan apabila sudah tua dan matang.  Tangkai daun yang sudah tua akan lepas dari batang (Harsanto, 1986).

Bunga dan Buah

Tanaman sagu berbunga dan berbuah pada umur sekitar 10 sampai 15 tahun, tergantung jenis dan kondisi pertumbuhannya dan sesudah itu pohon akan mati (Brautlecht, 1953 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992).  Flach (1977) menyatakan bahwa awal fase berbunga ditandai dengan keluarnya daun bendera yang ukurannya lebih pendek daripada daun-daun sebelumnya.

Bunga sagu merupakan bunga majemuk yang keluar dari ujung atau pucuk batang sagu, berwarna merah kecoklatan seperti karat (Manuputty, 1954 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992).  Sedangkan menurut Harsanto (1986), bunga sagu tersusun dalam manggar secara rapat, berkuran secara kecil-kecil, waranya putih berbentuk seperti bunga kelapa jantan dan tidak berbau.

Bunga sagu bercabang banyak yang terdiri dari cabang primer, sekunder dan tersier (Flach, 1977).  Selanjutnya dijelaskan bahwa pada cabang tersier terdapat sepasang bunga jantan dan betina, namun bunga jantan mengeluarkan tepung sari sebelum bunga betina terbuka atau mekar.  Oleh karena itu diduga bahwa tanaman sagu adalah tanaman yang menyerbuk silang, sehingga bilamana tanaman ini tumbuh soliter jarang sekali membentuk buah.

Bilamana sagu tidak segera ditebang pada saat berbunga maka bunga akan membentuk buah.  Buah bulat kecil, bersisik dan berwarna coklat kekuningan, tersusun pada tandan mirip buah kelapa (Harsanto, 1986).  Waktu antara bunga mulai muncul sampai fase pembentukan buah diduga berlangsung sekitar dua tahun (Haryanto dan Pangloli, 1992).

Page 3: TUGAS HOLTI

Lingkungan Tumbu Tanaman Sagu

Tanaman sagu merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah khatulistiwa, di daerah tepi pantai dan sepanjang aliran sungai pada garis lintang antara 10˚ LU dan 10˚ LS dan pada ketinggian 300 sampai 700 meter di atas permukaan laut (dpl), mempunyai curah hujan lebih dari 2000 mm per tahun (Tan, 1982; Harsanto, 1986). Menurut Harsanto (1986) bahwa jumlah curah hujan yang menguntungkan bagi pertumbuhan sagu diduga antara 2000 sampai 4000 mm per tahun, tersebar merata sepanjang tahun dengan temperatur rata-rata 24˚C sampai 30˚C.

Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan sagu adalah daerah yang berlumpur, dimana akar napas tidak terendam, kaya mineral dan bahan organik, air tanah berwarna cokelat dan bereaksi agak asam (Flach, 1977).  Selanjutnya dikatakan habitat yang demikian cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman sagu.  Pada tanah-tanah yang tidak cukup mengandung mikroorganisme pertumbuhan sagu kurang baik.  Selain itu pertumbuhan sagu juga dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang disuplai dari air tawar terutama unsur P, K, Ca, dan Mg.  Apabila akar napas sagu terendam terus menerus, maka pertumbuhan sagu terhambat dan pembentukan aci atau karbohidrat dalam batang juga terhambat.

Selain kondisi tersebut di atas, sagu juga dapat tumbuh pada tanah-tanah organik akan tetapi sagu yang tumbuh pada kondisi tanah demikian menunjukkan berbagai gejala kekahatan beberapa unsur hara tertentu yang ditandai dengan kurangnya jumlah daun dan umur sagu akan lebih panjang yaitu sekitar 15 sampai 17 tahun (Flach, 1977).  Sagu banyak juga yang tumbuh dengan baik secara alamiah pada tanah liat yang berwarna dan kaya akan bahan-bahan organik seperti di pinggir hutan mangrove atau nipah.  Selain itu, sagu juga dapat tumbuh dengan tanah vulkanik, latosol, andosol, podsolik merah kuning, alluvial, hidromorfik kelabu dan tipe-tipe tanah lainnya (Manan et al., 1984 dalam Haryanto dan Pangloli, 1992)

2.Bunga Kemuning (Murraya Paniculata)

Ciri-ciri:

Bunganya berwarna putih dan berbau

harum/wangi. Sering digunakan dalam acara

perkawinan/dekorasi. Kemuning mempunyai

akar tunggang, berwarna kuning keputih-putihan. Kemuning termasuk tanaman perdu,

tingginya sekitar 3 - 7 meter. Batangnya berkayu cukup keras, berwarna kekuning-

kuningan, beralur, tidak berduri. Kulitbatang juga berwana ke-kuning-kuningan.

Kemuning berdaun majemuk, menyirip ganjil dengan anak daun 3 - 9,. letak berseling.

Page 4: TUGAS HOLTI

Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan

pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3cm,

permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak ber Kemuning dikenal

menghasilkan wangi yang tajam terutama pada malam hari. Bunga

Kemuning ( Murraya paniculata ) merupakan tiruan bunga melati yang tidak

sekedar wangi. Bunga kemuning termasuk bunga tunggal atau majemuk tandan semu,

setiap tandan berjumlah 8 bunga. warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau

ujung ranting. Daun mahkota bunga berwarna putih. Buah buni berdaging berbentuk

bulat telur atau lonjong, panjang 8 - 12 mm, dengan pangkal dan ujungnya lancip buah

masih muda hijau setelah tua merah mengilap dan berbiji dua.

Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai

tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400

m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam untuk memagari pekarangan,

biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang banyak,

tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil

dengan anak daun 3 - 9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur

sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi Kemuning (Murraya Paniculata)

rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap,

wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8,

warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging,

bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau setelah tua

merah mengilap, berbiji dua.

Kemuning memiliki beberapa nama, antara lain Kamuning (Sunda), kemuning,

kumuning (Jawa).; Kajeni, kemuning, kemoning (Bali), kamoneng (Madura),;

Kamuning (Menado, Makasar), kamoni (Bare), palopo (Bugis).; Kamuni (Bima). eseki,

tanasa, kamone, kamoni (Maluku).; Jiu li xiang, yueh chu (China), Orange jessamine

(Inggris)

Cara perawatan:

Page 5: TUGAS HOLTI

Kemuning sangat menyukai sinar matahari, sehingga cocok ditanam di tempat

terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Perawatan kemuning sama seperti tanaman

hias pada umumnya, kemuning juga perlu disiram dan dipupuk sesuai kebutuhan. Dengan

demikian tanaman akan hidup sehat, dan akan selalu berbunga. Kemuning dapat

diperbanyak dengan stek batang, pencangkokan, atau dengan bijinya. Biji yang tua

diambil, kemudian disemai di dalam polybag. Setelah tumbuh sekitar 30 - 50 cm, bibit

kemuning dapat ditanam sebagai tanaman hias. [Sumber: dari berbagai sumber]bau.

3. Cempaka Putih (Michelia alba)

Regnum : PlantaeDivisio : SpermatophytaSub Divisio : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeSub Kelas : DialypetalaeBangsa : Polycarpicae/Ranales/RanunculalesFamili : MagnoliaceaeGenus : MicheliaSpesies : Michelia alba D.C.

Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna

putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang

mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa

(cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.

Mitos yang berkembang di masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh

kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut

mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai rumah tempat

tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi

masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan maupun

kematian.

Tanaman kantil mempunyai beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia.

Nama-nama lokal tersebut diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka

bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh

Page 6: TUGAS HOLTI

(Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja

mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).

Dalam bahasa Inggris, fauna identitas Jawa Tengah ini disebut White champaca. Di

Filipina tanaman ini dikenal sebagai Tsampakang puti. Dalam bahasa ilmiah (latin) bunga

kantil disebut sebagai Michelia alba yang bersinonim dengan Michelia longifolia

(Blume).

Ciri-ciri.

Pohon kantil mempunyai tinggi yang mampu mencapai 30 meter dan mempunyai

batang yang berkayu. Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi

bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.

Daun kantil (cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau.

Tangkai daun lumayan panjang, mencapai hampir separo panjang daunnya. Kantil

(Michelia alba) mempunyai bunga berwarna putih yang mempunyai bau harum yang

khas. Tanaman yang dimitoskan sebagai rumah kuntilanak ini jarang ditemukan

mempunyai buah karena itu perbanyakan dilakukan secara vegetatif.

Habitat dan Persebaran.

Pohon kantil (cempaka putih) tersebar mulai daratan Asia beriklim tropis hingga

beberapa pulau di kawasan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini yang menjadi flora

identitas provinsi Jawa Tengah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Habitat tumbuhan kantil meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah

hingga ketinggian mencapai 1.600 meter dpl.

Manfaat dan Kegunaan.

Bunga Kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama

di Jawa Tengah. Bunga Kantil banyak di gunakan pada upacara perkawinan terutama

sebagai hiasan sanggul dan keris. Selain itu bunga kantil juga digunakan pada upacara

kematian dan tabur bunga (nyekar).

Page 7: TUGAS HOLTI

Dalam bahasa Jawa, kantil berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga

Kantil mempunyai makna ritual ‘kemantilkantil’ yang berarti selalu ingat dimanapun

berada dan selalu mempunyai hubungan yang erat sekalipun sudah berbeda alam.

Secara medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid

mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik.

Karena kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi

berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostata, infeksi

saluran kemih, dan sulit kencing.

Sayangnya khasiat yang dipunyai oleh bunga cempaka putih ini belum

tereksplorasi secara maksimal. Sehingga meski saat ini mulai ada yang berusaha

membudidayakan tanaman ini tetapi pemanfaatannya lebih banyak untuk acara-acara

spiritual dan tradisi.

Menyimak mitos dan kandungan medis yang menyertai fauna identitas provinsi

Jawa Tengah ini, kini tergantung kepada masing-masing kita. Apakah lebih mempercayai

tanaman ini sebagai rumah kuntilanak atau justru menyadari khasiat medis sebagai obat

alternatif yang amat bermanfaat.

4. Mangga (Mangifera indica L)

Klasifikasi Mangga

Kingdom     : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi         : Magnoliophyta Kelas          : Magnoliopsida Sub Kelas : RosidaeOrdo           : SapindalesFamili         : AnacardiaceaeGenus           : MangiferaSpesies        : Mangifera indica L.

Page 8: TUGAS HOLTI

Akar

Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

cabang kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar

tunggang pohon mangga sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m., pemanjangan akar

tunggang akan berhenti bila mencapai permukaan air tanah. akar cabang makin kebawah

makin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.

BatangBatang merupakan bagian tengah dari suatu tumbuh-tumbuhan yang tumbuh lurus

keatas. Bagian ini mengandung zat-zat kayu, sehingga tanaman mangga tumbuh tegak, keras, dan kuat. Bentuk batang mangga tegak, bercabang agak kuat, daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang. Kulitnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.

DaunDaun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun

bertulang dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-sel yang tak terhingga banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran.Macam-macam bentuk daun:

Lonjong dan ujungnya seperti mata tombok. Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.

Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombok.

Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.

Tepi daun biasanya halus, tetapi kadang-kadang, sedikit bergelombang/ melipat atau menggulung. Panjang helaian daun 8-40 cm dan lebarnya 2-12,5 cm, tergantung varietas dan kesuburannya. jumlah tulang daun yang kedua (cabang) 18-30 pasang. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan yang dikemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas berubah menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah bewarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 th atau lebih.

BungaBunga mangga dalah bunga majemuk. Dalam keadaan normal bunga majemuk tumbuh dari tunas ujung, sedang tunas yang asalnya bukan dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi ranting daun biasa. rangkaian bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang tidak berbulu. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok

Page 9: TUGAS HOLTI

yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000. Setiap rangkaian bunga ada bunga jantan dan bunga hermaprodit (bunga byang berkelamin dua yakni jantan dan betina). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak dari bunga hermaprodit. dan jumlah bunga hermaprodit inilah yang menentukan terbentuknya buah, dan yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%. Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang dan baunya harum. Prosentase bunga hermaprodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya\, yaitu dari 1,25%-77,9%.

Kelopak bunga dan mahkotaKelopak bunga biasanya ada 5, demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun

bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8, warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. warna bagian tepi daun mahkota bewarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.

Benang sariJumlah benang sari ada 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua sedangkan

yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan benang sari yang steril hanya pendek.

Kepala putik dan tepung sariWarna kepala putik kemerah-merahan dan akan berubah warnenya menjadi ungu

p[ada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.

Bakal buahBakal buah ini tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak

pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.

BuahBuah mangga termasuk kelompok buah batu yang berdaging. Panjang buah kira-

kira 2,5-30 cm.Bentuk buah ada yang bulat, bulat telur atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih. Warnanya bermacam-macam, ada yang hijau, kuning, merah atau campuran. Pada bagian ujung buah,ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Diatas paruh ada bagian yang memebengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan kebagian perut. Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya tebal dan ada kelenjer, dagingnya tebal dan ada yang kuning tergantung jenisnya. Daging buah ada yang besar dan ada juga yang tidak besar, ada yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang manis dan ada yang kurang manis.

Page 10: TUGAS HOLTI

BijiBiji letaknya didalam kulit niji yang keras, besarnya bervariasi. Biji terdiri dari

dua keping, biji ada yang monoembryonal dan ada yang poliembryonal.

5. Miana (Coleus Hybridus)

Klasifikasi Miana

Regnum : Plantae

Divisi : Spermathopita

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Dicotylidonae

ordo : Solanales

Famili : Labinatae

Genus : Coleus

Spesies : Coleus Hybridus

Ciri-ciri:

Tanaman hias daun dengan warna-warna kontras. Cocok ditanam masal sebagai

tanaman hamparan atau border. Menurut literatur, beberapa jenis coleus berasal dari

daratan Afrika yang beriklim tropis dan negara-negara Asia. Tanaman yang masih

keluarga Labiatae alias bayam-bayaman ini memang cantik dan memikat mata. Warna

daunnya beraneka ragam mulai dari keemasan, kehitaman (Curly lava) pink (Alabama

sunset), merah (Plum parfait), kekuningan (Yellow parfait) ungu hingga kombinasi dari

beragam warna. Bentuk daun juga bervariasi, oval, tepi bergerigi, hingga keriting.

Majunya teknologi pertanian, kini banyak dihasilkan coleus hibrida hasil silangan

sehingga dihasilkan warna daun yang kian beragam.

Cara perawatan:

Miana sebaiknya ditanam pada area yang terkena sinar matahari langsung.

Meletakkan miana di tempat tertutup/ternaungi akan membuat daun dominan warna hijau

dan tidak cerah. Agar tampil prima, pupuk tanaman ini dengan pupuk NPK setiap 2 bulan

sekali dengan dosis 1 sendok teh setiap tanaman.

Page 11: TUGAS HOLTI

Tanaman coleus biasanya akan menurun kualitasnya jika tanaman sudah tua,

seperti daun mengecil, warna memudar, percabanganya tak beraturan dan pertumbuhanya

lambat. Untuk peremajaan, lakukan pemangkasan habis pada seluruh cabang.

Pemangkasan akan merangsang timbulnya tunas baru sehingga tanaman semarak lagi.

Miana cocok ditanam sebagai tanaman penutup tanah/hamparan atau sebagai tanaman

pembatas/border. Tanaman ini juga cantik sebagai tanaman hias dalam pot, namun

jika Anda meletakannya di dalam rumah atau diteras, sebaiknya 2 hari sekali harus

diletakan di luar ruangan agar terkena sinar matahari dan daun kembali cerah.

Hama dan penyakit miana tidak terlalu banyak. Umumnya yang menyerang hanya

ulat daun, belalang dan busuk akar karena kelebihan air siraman. Jaga sanitasi area

tanam, jangan berlebihan memberi air siraman dan semprotkan insektisida secara

berkala untuk memberantas hama

6. MENGKUDU (Morinda citrifolia)

Klasifikasi Mengkudu :

Kerajaan          : Plantae

Divisi              : magnoliophyta

Kelas              : magnoliopsida

Ordo                : Gentianales

Famili              : Rubiaceae

Genus              : Morinda

Spesies            : Morinda citrifolia

Morfologi Tanaman

Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan (perenial) yang berbentuk perdu, dengan ketinggian antara 3-8 m. batang tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak percabangan. Cabang-cabang tumbuh mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap, sedagkap permukaan bagian bawah berwarna

Page 12: TUGAS HOLTI

hijau agak pucat. Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling atau berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar ukuran daunnya.

Tanaman mengkudu bebunga sempurna (hermaprodite) dan menghasilkan buah semu majemuk. Buah mengkudu mempunyai bentuk yang bervariasi (agak bulat, agak lonjong atau panjang), dengan permukaan yang tidak rata. Buah stadium muda berwarna kahijau-hijauan dan berubah menjadi hijau keputih-putihan ketika memasuki stadium tua (matang). Tanaman mengkudu belum banyak diteliti untuk pemuliaan tanaman. Di alam ditemukan dua jenis mengkudu, didasarkan pada struktur buahnya, yaitu jenis mengkudu berbiji (mengandung banyak biji)dan jenis mengkudu tanpa biji. Buah mengkudu yang tak berbiji sering dikenal sebagai “pace sukun”.

PohonPohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-

bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.   Daun

Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A. BungaPerbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.    Buah

Buah dari tanaman mengkudu diketahui ada yang berbiji sedikit dan sebagian lagi berbiji banyak. Buah mengkudu yang berbiji sedikit tentunya lebih disukai orang karena lebih mudah untuk mengkonsumsinya jika dibandingkan dengan buah mengkudu yang memiliki biji banyak  yang membuat orang lebih enggan untuk memakannya  karena repot dan demi alasan kepraktisan semata. Di kalangan masyarakat, buahnya yang berbenjol tidak beraturan itu telah digunakan secara luas sebagai bahan rujak terutama buah yang setengah masak. Banyak sedikitnya biji pada buah mengkudu tentunya dapat

Page 13: TUGAS HOLTI

ikut menentukan tingkat kesukaan orang dalam memilih buah mengkudu sebagai bahan rujak tersebut.

Bentuk dan ukuran buah mengkudu ternyata juga beranekaragam, ada yang berukuran besar dengan berbentuk lonjong, memanjang dan membulat atau juga ada yang berukuran lebih kecil dengan berbentuk lonjong atau membulat. Buah mengkudu yang berukuran besar diperkirakan akan lebih menguntungkan untuk dibudidayakan karena dapat menghasilkan volume sari buah yang lebih besar. Seperti diketahui, di dalam sari buah mengkudu terkandung berbagai senyawa penting yang sangat berguna dalam pengobatan dan nutrisi seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin A, Niamcin, Thiamin, Riboflavin, Besi, Kalsium, Natrium, Kalium, Protein,

Lemak, Karbohidrat dan Kalori (Solomon, 1998). Hirazumi dan Furuzawa (1999) melaporkan bahwa sari buah mengkudu dapat berperan sebagai efek anti tumor pada tikus percobaan karena adanya kandungan polisakarida pada sari buah mengkudu yang dapat merangsang respon kekebalan tubuh. Wan dan Su (2001) melaporkan pula bahwa sari buah mengkudu juga mempunyai efek pencegahan pada tahap awal pembentukan sel kanker yang diinduksi pada jantung, paru-paru, hati, dan ginjal tikus percobaan.

Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.

Biji Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara

yang tampak jelas. Biji itu tetap memiliki daya  tumbuh tinggi, walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9 minggu setelah biji disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, tinggi tanaman  dapat mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan pembuahan  dimuali pada tahun ke-3 dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkudu adalah sekitar 25 tahun.

Page 14: TUGAS HOLTI

7. Klasifikasi Tanaman Markisa Besar

Klasifikasi Markisa Besar   Kingdom : Plantae  Divisi : Spermatophyta 

Sub divisi : Angiospermae 

Kelas : Dicotyledoneae 

Bangsa : Parietales 

Suku : Passifloraceae 

Marga : Passitlora 

Jenis/ Spesies : Passiflora quadrangularis L., Granadilla buto 

Markisa termasuk tanaman semak hidupnya menjalar panjang kuang lebih 10 m. Batang : Markisa mempunyai batang kecil, langsing, dan panjang sekali, bentuk persegi,semu, lunak, halus, warna hijau kecoklatan. Batangnya merambat dengan bantuan sulur berbentuk pilin (spiral). Daun : Tunggal, lonjong, tersebar, panjang 7-20cm, lebar 5-15cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, permuka`n licin, tangkal persegi, panjang 2-6cm, dan berwarna hijau.

Nama Umum/dagang : Markisa Nama daerah Sumatera : Rubis (Palembang), Balewa (Melayu) Jawa : Markusa (Sunda), Markisa (jawa). Diluar Negeri sering disebur Giant Markisa, granadilla Buto

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Markisa BesarBunga tunggal, bulat berbentuk mangkok, berkelamin dua(hermafrodit) dan

menempel di ketiak daun, tangkal bergerigi, panjang 3-4cm hijau, mahkota berbentuk lonjong, permukaannya beralur, warna ungu, benang sari bertangkai, bentuk tabung, panjang ± 6cm warna ungu, kepala sari silindris, panjang ± 6cm warna putih, putiknya pendek warna kuning dengan kelopak bunga berbntuk lonjong warna hijau. beraroma khas harum. Semua jenis markisa (Passiflora) termasuk penyerbuk silang dengan bantuan lebah madu.penyerbukan sendiri masih dapat berlangsung baik. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, biasanya penyerbukan di lakukan oleh manusia seperti halnya penyerbukan pada tanaman fanily.

Buah Markisa berbentuk lonjong dengan panjang ± 20 cm, diameter ± 15 cm berat 3-5 kg warna hijau ke putih putihan.Buah yang sudah masak/ranum berwarna

Page 15: TUGAS HOLTI

kekuningan dan beraroma khas harum buah markisa. Biji : Bulat pipih panjang ± 0,3 cm, putih. Akar : Tunggang warna putih kotor

Kandungan :

Buah, biji, dan daun pada tanaman ini mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Sementara buah yang masak mengandung Ca, P, Fe.

Manfaat dan Khasiat

Daun Markisa/ Passiflora quadrangularis L berkhasiat untuk peluruh air seni, kencing nanah, sedangkan buahnya selain untuk sari buah segar (dicampur dengan sirup).juga dimanfaatkan untuk obat penenang juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri (analgesik) dan memperkuat paru. Beberapa Herbalis memanfaatkan Seluruh bagian Markisa untuk digunakan sebagai obat dan berkhasiat sebagai anti radang, penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik), serta bersifat membersihkan panas dan racun.

Seorang herbalis yang mantan seorang Pendeta di daerah Malang (Perumahan Sawojajar.) malah menggunakan markisa besar untuk pengobatan kanker

8. TANAMAN MELON

KLASIFIKASI MELOM ( Cucumis melo

L. )

Kingdom : Plante

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis melo

    

Melon ( Cucumis melo L. ) merupakan termasuk dalam suku labu-labuan atau

Cucurbitaceae. Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris

sebagai campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp).

Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya. Melon

merupakan tanaman buah semusim yang berasal dari lembah panas Persia atau daerah

Page 16: TUGAS HOLTI

Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat, Eropa dan Afrika. Kemudian

tanaman ini tersabar ke timur tengah dan ke eropa. Pada abad ke -14 melon dibawa ke

Ameraika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas.

Selain Colombus, Bangsa Moor juga banyak berjasa mengembangkan tanaman ini.

Melon kemudian mengalami perkembangan jenis di Jepang, Cina, India, Spanyol, dan

Iran. Pada perkembangannya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah

tropis dan subtrois ternasuk indonesia.

      Buah melon masuk ke Indonesia dan mulai dibudidayakan pada tahun 1970. pada saat

itu, melon menjadi buah yang bergengsi tinggi dan sangat mahal. Konsumennya pun

terbatas, hanya kalangan yang tergolong ekonomi tinggi. Namun , buah yang

mengandung banyak air kini sudah bisa dinikmati semua kalangan. Bahkan, tanaman ini

sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Kalianda (Lampung) dan Cisarua (Bogor)

merupakan daerah pertama yang mengembangbiakkan melon secara serius.

MORFOLOGI MELON

Morfologi akar

    Tanaman melon ini mempunyai akar berupa perakaran tunggang terdiri atas akar

utama (primer) dan akar literal (sekunder).akar melon juga di penuhi akar-akar serabut

pada ujungnya.

  

Morfologi batang

    Batang tanaman melon berwarna hijau muda, berbentuk segi lima,memiliki duri duri

kecil yang apabila tersentuh akan bembuat gatal-gatal pada kulit, memiliki ruas-ruas

sebagai tempat munculnya tunas dan daun, serta batang melon tidal berkayu

Morfologi bunga

    Bunga melon memiliki mahkota bunga berwarna kuning dengan jumlah lima helai,

kelopak bunga berwarna hijau pada bunga jantan tidak terdapat benjolan pada kelopak

bunga sedangkan pada bunga betina terdapat benjolan besar pada kelopak bunga. Bunga

melon biasa tumbuh pada keliak daun, pada kelopak bunga juga terdapat duri duri kecil

yang dapat membuat kulit gatal gatal.

Page 17: TUGAS HOLTI

  

Morfologi buah

    Buah melon berbentuk bulat, beberapa jenis melon memiliki net/jaring di sekitar buah

seperti jenis melon japanise, warna buah berwarna kuning, pitih, hijau tergantung jenis

melon, daging buah kenyal namun ada juga yang renyah, berwarna orange, kuning, putih,

hingga hijau tergantung varietas, rasa buah manis dan

baunya harum. Buah melon mempunyai kandungan Vitamin C yang dapat mencegah

terjadinya sariawan dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.

SYARAT TUMBUH TANAMAN MELON

Iklim

   1. Suhu yang sesuai dengan tanaman melon antara 25-30 C. Tanaman melon

      tidak dapat tumbuh optimal apabila kurang dari 18 C, kecuali jenis melon Apel.

  2. Kelembapan yang tinggi menyebabkan melon mudah terserang penyakit

      oleh karena itu melon melon menghendaki kondisi kelembapan yang rendah.

  3. Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah dan juga akan

     mengurangi kadar gula dalam buah.

Media Tanam

   1. Tanah yang sesuai dengan tanaman melon adalah tanah liat berpasir untuk

memudahkan akar melon berkembang.

   2. PH yang sesuai 5,8-7,2 

Ketinggian Tempat

    Tanaman melon dapat tumbuh pada ketinggian 300-900 meter dpl. Apabila ketinggian

lebih dari 900 meter dpl melon tidak tumbuh optimal, kecuali jenis melon apel yang

dapat tumbuh pada ketinggian 100-1500 meter dpl.

Page 18: TUGAS HOLTI

9. MAHONI

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: TracheobiontaSuper Divisi: SpermatophytaDivisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: RosidaeOrdo: SapindalesFamili: MeliaceaeGenus: Swietenia (Tumbuhan berpembuluh) (Menghasilkan biji)Spesies: - Swietenia macrophylla (Mahoni daun besar)

               - Swietenia mahagoni (Mahoni daun kecil)

Tanaman mahoni merupakan tanaman tahunan, dengan tinggi rata-rata 5 - 25 m (bahkan ada yang mencapai lebih dari 30 m), berakar tunggang dengan batang bulat, percabangan banyak, dan kayunya bergetah. Daunnya berupa daun majemuk, menyirip genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, tulang menyirip dengan panjang daun 3 - 15 cm. Daun yang masih muda berwarna merah dan setelah tua jreng..jreng.. bukan sulap bukan sihir, berubah menjadi hijau. Bunga tanaman mahoni adalah bunga majemuk, tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, berwarna coklat muda. Kelopak bunganya lepas satu sama lain dengan bentuk menyerupai sendok, berwarna hijau. Mahkota bunga silindris, berwarna kuning kecoklatan. Benang sari melekat pada mahkota. Kepala sari berwarna putih/kuning kecoklatan. Tanaman mahoni ini baru akan berbunga setelah usia 7 atau 8 tahun. Setelah berbunga, tahap selanjutnya adalah berbuah. Buah mahoni merupakan buah kotak dengan bentuk bulat telur berlekuk lima. Ketika buah masih imut berwarna hijau, dan setelah besar berwarna coklat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan warnanya coklat kehitaman. Buah yang sudah renta alias tua sekali kulit buahnya akan pecah dengan sendirinya dan biji-biji pipih itu akan bebas berterbangan kemana angin meniup. Bila jatuh ke tanah yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman mahoni generasi baru

Syarat Tumbuh dan Perbanyakan

Tanaman mahoni ini merupakan tanaman tropis dan banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai. Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat dengan pantai. Tanaman ini menyukai tempat yang

Page 19: TUGAS HOLTI

cukup sinar matahari langsung (tidak ternaungi). Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang tahan banting, maksudnya... tahan hidup di tanah gersang. Walaupun tidak disirami selama berbulan-bulan, mahoni masih mampu untuk bertahan hidup. Syarat lokasi untuk budi daya mahoni diantaranya adalah ketinggian lahan maksimum 1.500 meter dpl, curah hujan 1.524-5.085 mm/tahun, dan suhu udara 11-36 C.  Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan biji, bisa juga dengan cangkok atau okulasi. Untuk tanaman mahoni yang akan digunakan sebagai tanaman obat, maka tidak boleh diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida.Syarat lokasi untuk budi daya mahoni diantaranya adalah ketinggian lahan maksimum 1.500 meter dpl, curah hujan 1.524-5.085 mm/tahun, dan suhu udara 11-36 C.

Pemanfaatan

Tanaman mahoni banyak ditemukan di pinggir-pinggir jalan sebagai pohon pelindung. Pohonnya yang besar cocok untuk berteduh. Disamping itu karena sifatnya yang tahan panas/hidup di tanah gersang sehingga tanaman ini tetap bertahan menghiasi tepi jalan di beberapa daerah. Bagi penduduk Indonesia khususnya Jawa, tanaman ini bukanlah barang baru, karena sejak jaman penjajahan Belanda mahoni dan rekannya, pohon asan, sudah banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh terutama di sepanjang jalan Daendels (dari Merak sampai Banyuwangi). Dan sejak 20 tahun terakhir ini, tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubeler, furniture, barang-barang ukiran dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat penggaris karena sifatnya yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati sehingga sering dijuluki sebagai primadona kedua (primadona utamanya tetep jati donk..). Untuk mahoni yang tua kayunya berwarna merah kecoklatan. Ada beberapa jenis mahoni yaitu mahoni berdaun kecil (Swietenia mahagoni) dan mahoni berdaun lebar (Swietenia macrophilea). Swietenia mahagoni kualitas kayunya lebih bagus dibanding Swietenia macrophilea. Sedangkan kelebihan Swietenia macrophilea adalah lebih cepat tumbuh menjadi besar dan kayunya lempeng. Pemanfaatan lain dari tanaman mahoni adalah kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit mahoni akan menjadi kuning dan wantek (tidak luntur). Sedangkan getah mahoni yang disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku lem (perekat), dan daun mahoni untuk pakan ternak.

Pemanfaatan mahoni sebagai obat sudah sejak tahun 70-an. Yang diambil adalah bijinya. Pada waktu itu cara konsumsinya masih sederhana (tanpa diolah) yaitu dengan menelan langsung bijinya setelah membuang bagian yang pipih. Konon banyak penyakit yang kabur setelah diobati dengan biji mahoni ini. Tapi rasanya yang pahit banyak dikeluhkan. Dewasa ini sejalan dengan semboyan back to nature, pengobatan dengan bahan-bahan dari alam mulai banyak dilirik. Manusia mulai lebih kreatif mengolah bahan-bahan dari alam yang akan digunakan sebagai obat. Biji mahoni sebagai bahan baku obat dikeringkan terlebih dahulu kemudian digiling halus menjadi serbuk. 

Page 20: TUGAS HOLTI

10. APEL (Pyrus malus)

Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut.

Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya

merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.

Klasifikasi Tanaman Apel (Pyrus malus)Regnum : Plantae (Tumbuhan)Sub Regnum : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)Sub Divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeSub Kelas : DialypetalaeOrdo : RosalesFamili : Rosaceae (suku mawar-mawaran)Genus : PyrusSpesies : Pyrus malus   L.

JENIS-JENIS APEL YANG BERADA DI INDONESIA

1. Apel Rome beauty 2. Manalagi 3. Ana 4. Hijau (New Zeland)

Cara budidaya tanaman Apel :Apel dasar ( alas) di stek / dengan sistem

Page 21: TUGAS HOLTI

belah dengan menggunakan mata atau batang baru dari jenis jenis apel di atas, apel dasar biasanya dapat diperoleh dari batang bawah apel yang sudah berumur dari 1 tahun sampai 10 tahun

Cara penyetekan : 1. Apel dasar yang sudah siap di sayat bentuk (T) di atas permukaan tanah setinggi 30

cm, kemudian dengan menggunakan mata tunas dari jenis–jenis apel yag di kehendaki baik rome beauty,manalagi,ana, hijau, setelah di isi dengan mata tunasnya maka di tutup (balut) dengan palstik bisa menggunakan tali rafia maupun tali dari palstik es yang direntangkan untuk menghindari pembusukan karena air hujan. Setelah stek berumur 2 sampai 3 bulan dapat di buka dan dibiarkan untuk tumbuh setelah 5 bulan maka muncul bibit baru dari apel yang sudah di stek. Biasanya yang cepat dan baik pertumbuhannya untuk stek adalah apel manalagi.

2. Setelah apel yang sudah di stek berumur 1 tahun, bisa di pindah di tempat yang sudah di sediakan.

Cara penanaman apel baru: 1. Sediakan tanah yang dilobangi dengan ukuran lobang ukuran 1m x 1m x 50cm

kemudian di beri pupuk kandang dengan ukuran per lobang 30 kg, jarak tanam apel adalah 1,5 sampai 2 m.

2. Setelah mulai tumbuh dapat di semprot dengan menggunakan perangsang tubuh atau menggunakan pupuk daun di campur dengan insektisida untuk menghindari ulat daun yang sering memakan pucuk tunas apel.

Cara perawatan apel supaya berbuah 1. Setelah berumur sekitar 6 sampai 8 bulan apel mulai dapat di rompes (di rontokan), setelah itu di lakukan pemotongan tunas dengan ukuran 50 cm dari batang awal ini bertujuan untuk membuat tunas baru dan pembuahan, setelah itu apel di lengkung dengan menggunakan tali plastik (rafia) bertujuan untuk membuat apel tetap pendek guna memudahkan petani untuk perawatan dan juga dapat merangsang pertumbuhan tunas baru.

2. Biasanya setelah semua perawatan awal di lakukan petani menyemprot apel yang belum berdaun itu menggunakan perangsang tumbuh yang biasa di gunakan adalah DORMEX. Dormex juga dapat di gunakan dengan cara tutul atau memberi perangsang pada bakal buah saja ini bertujuan menghemat perangsang tumbuh.

3. Setelah perangsangan kira-kira berumur 28 hari maka mulai muncul tunas baru yang di barengi bunga apel yang masih berwarna merah setelah 3 hari maka bunga apel mulai mekar, disaat bunga apel mulai mekar maka di sinilah pembentukan buah mulai terjadi, setelah 1 minggu bunga mulai kelihatan kecoklatan dan buah apel kecil (pentil) mulai kelihatan biasanya buah apel setiap bakal buah ada yang 3 sampai 5 buah. Setelah berumur 1,5 bulan buah apel mulai sebesar telur puyuh disaat seperti ini biasanya diadakan penjarangan buah dengan mengurangi buah

Page 22: TUGAS HOLTI

apel yang berbuah 3 sampai 5 di jadikan Cuma 2 buah perbakal buah ini dimaksudkan untuk membuat buah menjadi besar-besar. 4. Setelah berumur 5 sampai 6 bulan apel siap dipanen.

5. Dalam pemanenan ini para petani menggunakan jasa tengkulak yang akan menjual keluar daerah maupun keluar pulau. Apabila apel dalam keadaan bagus maka apel dapat menghasilkan buah per batang mencapai 50kg sampai 200 kg perbatang apabila apel berumur 5 sampai 10 tahun dan biasanya petani di wilayah kecamatan Tutur memiliki 100 batang sampai 6.000 batang apel yang berproduksi dan harga per kilogram bisa mencapai Rp 5.000 sampai Rp 7.000 yang membedakan harga adalah kualitas apel.