Tugas Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Putusan Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap Dalam Perkara...

18
JURNAL ILMIAH TUGAS HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT TERHADAP PUTUSAN YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DALAM PERKARA PIDANA ( Studi di Pengadilan Negeri Mataram) Oleh : Arif Wahyudi D1A 009 195 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2013

description

fakultas hukum

Transcript of Tugas Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Putusan Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap Dalam Perkara...

  • JURNAL ILMIAH

    TUGAS HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT TERHADAP PUTUSANYANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DALAM

    PERKARA PIDANA( Studi di Pengadilan Negeri Mataram)

    Oleh :Arif WahyudiD1A 009 195

    FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS MATARAM

    MATARAM2013

  • 2Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah

    TUGAS HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT TERHADAP PUTUSANYANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DALAM PERKARA

    PIDANA

    ( Studi di Pengadilan Negeri Mataram)

    Oleh :

    Arif WahyudiD1A 009 195

    Menyetujui,

    Mataram, 04 Mei 2013

    Pembimbing Pertama,

    H. Fatahullah, SH., MH.

    NIP. 19561231.198603.1.021

    2

    Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah

    TUGAS HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT TERHADAP PUTUSANYANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DALAM PERKARA

    PIDANA

    ( Studi di Pengadilan Negeri Mataram)

    Oleh :

    Arif WahyudiD1A 009 195

    Menyetujui,

    Mataram, 04 Mei 2013

    Pembimbing Pertama,

    H. Fatahullah, SH., MH.

    NIP. 19561231.198603.1.021

    2

    Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah

    TUGAS HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT TERHADAP PUTUSANYANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DALAM PERKARA

    PIDANA

    ( Studi di Pengadilan Negeri Mataram)

    Oleh :

    Arif WahyudiD1A 009 195

    Menyetujui,

    Mataram, 04 Mei 2013

    Pembimbing Pertama,

    H. Fatahullah, SH., MH.

    NIP. 19561231.198603.1.021

  • 3ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tugas hakim pengawasdan pengamat terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam perkarapidana dan tindakan hakim pengawas dan pengamat jika putusan tidak dilaksanakansebagaimana mestinya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif danempiris dengan pendekatan statute approach, conseptual approach, dan empirichapproach.

    Bahwa pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat di mulai sejakeksekusi terhadap suatu putusan dilaksanakan oleh jaksa sampai narapidana selesaimenjalani pidana dan hakim pengawas dan pengamat dapat bertindak jika putusantidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal tersebut sesuai ketentuan KUHAPdan SEMA Nomor 7 Tahun 1985, hakim pengawas dan pengamat harus melaporkepada ketua pengadilan hasil pengawasan dan pengamatannya.

    Kesimpulannya bahwa pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat dititikberatkan pada pelaksanaan putusan dan pembinaan narapidana yang dilakukansecara priodik, dan jika putusan tidak dilaksanakan ketua pengadilan mengirim suratkepada kepala kejaksaan sebagai eksekutor agar putusan dilaksanakan sebagaimanamestinya. Saran yang perlu diterbitkan peraturan yang khusus mengatur tentanglembaga hakim pengawas dan pengamat,termasuk sanksi tegas jika tidakdilaksanakan dengan baik pengawasan dan pengamatan.

    Kata kunci : Hakim Pengawas dan Pengamat, Pelaksanaan Putusan

    ABSTRACT

    This study aims to determine the duties of supervisors and observers judgesto decisions that have permanent legal force in criminal and actions of supervisorsand observers judges if the decision was not implemented properly. This researchuses empirical research and normative approach to the statute approach, conseptualapproach, and empirich approach.

    That the duties of supervisors and observers judges start since the executionof a decision carried out by prosecutors till the convict finishes a sentence andsupervisors and observers judge may act if the decision was not implementedproperly. This is in accordance with the Criminal Procedure Code and the 1985SEMA No. 7, supervisors and observers judges must report to the chairman of thecourt monitoring results and observations.

    The conclusion that the duties of supervisors and observers judges is focus onthe implementation and guidance on of decisions made periodicly for the prisoners,and if the decision is not implemented the court chairman sent a letter to chiefprosecutor as executor of that rule implemented properly. Suggestions that needed isto published regulations specifically governing institutions of supervisors andobservers judges, including strict sanctions if the monitoring and observation is notproperly implemented.

    Keywords: Supervisory Judge and Observer, Execution Decision

  • 4A. PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Tugas pokok Hakim dalam proses peradilan pidana adalah untuk

    mengadili dan memberikan putusan, sedangkan tugas tambahan hakim adalah

    mengamati dan mengawasi pelaksanaan putusan yang telah berkekuatan hukum

    tetap. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum

    Acara Pidana (KUHAP) Pasal 277-283, menentukan tugas pengawasan dan

    pengamatan dilaksanakan setelah pengadilan menjatuhkan putusan yang telah

    mempunyai kekuatan hukum tetap, artinya putusan tersebut sudah tidak ada

    upaya hukum lagi. Jadi yang menjadi obyek pengawasan dan pengamatan oleh

    hakim pengawas dan pengamat yakni terhadap putusan pengadilan, termasuk

    tingkah laku narapidana yang menyebabkan pengaruh timbal balik dari

    pelaksanaan putusan yang telah di jatuhkan.

    Hakim sebagai pejabat peradilan diharapkan dapat memberikan keadilan

    kepada semua pihak atas putusan yang telah dijatuhkan, hakim selain melihat

    pelaksanaan putusan juga melihat hasil perkembangan selama melaksanakan

    pengawasan dan pengamatan terhadap narapidana, khususnya terhadap

    narapidana yang di jatuhi pidana penjara atau kurungan, selain itu pengawasan

    diharapkan akan lebih mendekatkan pengadilan dengan kejaksaan juga terhadap

    pemasyarakatan di dalam rangkaian proses pidana dan pemberian tugas pada

    hakim untuk tidak berakhir pada saat putusan pengadilan dijatuhkan.

    Pelaksanaan pengawasan dan pengamatan merupakan tugas khusus yang

    diberikan oleh ketua pengadilan kepada hakim pengawas dan pengamat, yang

  • 5harus direalisasikan tentang pelaksanaan putusan oleh jaksa dan tingkah laku

    narapidana.

    Perumusan Masalah

    Dari latar belakang, maka permasalahan yang di angkat, yaitu : 1)

    Bagaimanakah pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat terhadap

    putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam perkara pidana, 2) Apa

    tindakan Hakim Pengawas dan Pengamat jika putusan yang telah berkekuatan

    hukum tetap dalam perkara pidana tidak dijalankan semestinya

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian 1) untuk mengetahui pelaksanaan tugas hakim

    pengawas dan pengamat terhadap putusan yang berkekuatan hukum tetap, 2)

    untuk mengetahui tindakan hakim pengawas dan pengamat jika putusan yang

    telah berkekuatan hukum tetap dalam perkara pidana tidak dijalankan

    semestinya.. Sedangkan Manfaat Penelitian terdiri dari 1) secara akademik hasil

    penelitian dijadikan bahan penyusunan skripsi, 2) secara teoritis di harapkan

    dapat memberikan kontribusi untuk tambahan pengembangan ilmu pengetahuan

    hukum, 3) secara praktis hasil penelitian dapat di jadikan pertimbangan dalam

    pelaksanaan dan pembentukan hukum.

    Metode Penelitian yang digunakan

    Jenis Penelitian ; Normatif-Empiris, dengan memadukan hasil

    wawancara yang diperoleh dilapangan dengan aturan perundang-undangan yang

    terkait dengan Hakim Pengawas dan Pengamat. Metode pendekatan : 1)

    Pendekatan perundang-undangan (statute approach) merupakan suatu

  • 6pendekatan yang dalam membahas permasalahan berpedoman pada peraturan

    perundang-undangan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 2)

    Pendekatan Konseptual (conceptual approach) merupakan pendekatan yang

    bersumber dari teori-teori maupun pendapat para sarjana atau ahli. 3)

    Pendekatan empiris yaitu pendekatan lapangan guna mendapatkan informasi

    tentang kenyataan dan penerapannya. Data bersumber dari penelitian

    kepustakaan dan data lapangan. Data lapangan terdiri dari bahan hukum primer,

    sekunder dan bahan hukum tersier. Jenis data terdiri dari data primer dan

    sekunder dengan tehnik mengumpulkan bahwa data sekunder dengan cara

    mengumpulkan, membaca dan menganalisis aturan perundang-undangan,

    sedangkan data primer dengan tehnik mewawancarai. Adapun analisis data

    dengan metode kualitatif induktif, kualitatif deskriptif yaitu menguraikan secara

    umum ke khusus, menjelaskan, menganalisis dan menyimpulkan untuk

    menjawab pokok masalah.

  • 7B. PEMBAHASAN

    Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat di Pengadilan Negeri

    Mataram

    Berdasarkan hasil penelitian di pengadilan negeri mataram diperoleh data

    bahwa pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat di mulai sejak eksekusi

    putusan dilaksanakan oleh jaksa sampai narapidana selesai menjalani pidana;1

    Bahwa pelaksanaan tugas pengawasan dan pengamatan yang dilakukan

    oleh hakim dimaksud tidak hanya dalam tahap pelaksanaan putusan tetapi

    menyangkut pola prilaku dan pembinaan narapidana dalam lembaga

    pemasyarakatan sampai dengan selesai menjalani pidana dan kembali di tengah-

    tengah masyarakat.

    Dalam melaksanakan tugas pengawasan itu hakim pengawas dan

    pengamat menitikberatkan pengawasannya pada apakah Jaksa telah

    menyerahkan terpidana kepada lembaga pemasyarakatan tepat pada waktunya,

    apakah masa pidana dijatuhkan oleh pengadilan benar-benar dilaksanakan secara

    nyata dalam Lembaga Pemasyarakatan dan apakah pembinaan terhadap

    narapidana benar-benar manusiawi sesuai prinsip-prinsip pemasyarakatan, yaitu

    benar-benar narapidana memperoleh hak-haknya sesuai sistim pemasyarakatan.

    Adapun pelaksanaan tugas pengamatan adalah ditujukan sebagai bahan

    penelitian untuk kepentingan pembinaan narapidana antara lain dengan evaluasi

    hubungan prilaku narapidana dengan pidana yang dijatuhkan.

    1 Wawancara dengan Bapak Erry Iriawan, SH, Hakim Pengawas dan Pengamat PadaPengadilan Negeri Mataram, Tanggal 14 mei 2013

  • 8Petrus Irwan Panjaitan dan Padopotan Simorangkir bahwa untuk

    mengetahui kebenaran pelaksanaan putusan hakim pengawas dan pengamat

    mengadakan checking on the spot paling sedikit tiga bulan sekali ke lembaga

    pemasyarakatan.2 sesuai ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 7 Tahun

    1985 yang menggariskan perlu diadakan mengadakan checking on the spot

    paling sedikit tiga bulan sekali.

    Dengan kunjungan ke lembaga pemasyarakatan hakim pengawas dan

    pengamat dapat mengetahui apakah jaksa sudah melakukan eksekusi putusan

    pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dengan melihat secara langsung

    dan apakah terpidana secara fisik sudah berubah statusnya menjadi narapidana.

    Jika ada terpidana yang harus di eksekusi oleh jaksa sebagai eksekutor, maka

    hakim pengawas dan pengamat dapat melakukan teguran kepada jaksa yang

    bersangkutan agar segera melakukan eksekusi.

    Pada saat kunjugan itu hakim pengawas dan pengamat juga melakukan

    observasi terhadap, keadaan suasana dan kegiatan yang berlangsung di lembaga

    pemasyarakatan dengan pengertian bahwa pemidanaan tidak di maksudkan

    untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia,

    sesuai dengan prinsip-prinsip kemasyarakatan. Dalam observasi itu hakim

    pengawas dan pengamat melihat keadaan kamar, makanan dan minuman, kamar

    mandi narapidana apakah sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan dan

    kebersihan, melihat perlakuan narapidana yang sedang menjalani hukuman

    disiplin di tempat sel tempat pelaksanaan hukuman disiplin hukuman tersebut

    2 Petrus Irwan Panjaitan dan Padopotan Simorangkir. Lembaga PemasyarakatanDalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana.( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995 ), hal. 76

  • 9tidak bersifat penyiksaan fisik atau psikis dan sebagainya. Halhal tersebut di

    atas merupakan hak-hak narapidana yang perlu mendapatkan perhatian dari

    hakim pengawas dan pengamat.

    Hakim pengawas dan pengamat dapat pula memberikan masukan tentang

    pembinaan narapidana tertentu, hal tersebut sesuai ketentuan Kitab Undang-

    Undang Hukum Acara Pidana Kuhap (KUHAP) Pasal 282 yang menentukan

    demi pendayagunaan pengamatan, hakim pengawas dan pengamat dapat

    membicarakan dengan kepala lembaga pemasyarakatan tentang cara pembinaan

    narapidana tertentu, dari hasil penelitian bahwa masukan diberikan apabila

    diminta oleh lembaga pemasyarakatan, sebab kewenangan untuk membina

    narapidana ada pada lembaga pemsyarakatan.

    Pada saat kunjugan itu hakim pengawas dan pengamat juga melakukan

    observasi terhadap, keadaan suasana dan kegiatan yang berlangsung di lembaga

    pemasyarakatan dengan pengertian bahwa pemidanaan tidak di maksudkan

    untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia,

    sesuai dengan prinsip-prinsip kemasyarakatan. Dalam observasi itu hakim

    pengawas dan pengamat melihat keadaan kamar, makanan dan minuman, kamar

    mandi narapidana apakah sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan dan

    kebersihan, melihat perlakuan narapidana yang sedang menjalani hukuman

    disiplin di tempat sel tempat pelaksanaan hukuman disiplin hukuman tersebut

    tidak bersifat penyiksaan fisik atau psikis dan sebagainya. Halhal tersebut di

    atas merupakan hak-hak narapidana yang perlu mendapatkan perhatian dari

    hakim pengawas dan pengamat.

  • 10

    Dari hasil pengawasan dan pengamatan itu juga hakim pengawas dan

    pengamat melaporkan kepada kepala lembaga pemasyarakatan dan ketua dewan

    pembina pemasyarakatan bila perlu menghubungi koordinator pemasyarakatan

    pada kantor wilayah Departemen Kehakiman yakni dalam rangka saling tukar

    pendapat dan memecahkan masalah mengenai perlakuan terhadap narapidana

    yang bersifat tehknis baik di luar lembaga pemasyarakatan ataupun didalamnya.

    Dalam hal ini hakim pengawas dan pengamat bukan bertindak sebagai atasan

    kepala lembaga pemasyarakatan akan tetapi ia hanyalah mitra sejajar. Oleh

    karena itu apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh petugas, maka hakim

    pengawas dan pengamat cukup melaporkan kepada kepala lembaga

    pemasyarakatan dan untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut merupakan

    kewenangan kepala lembaga pemasyarakatan.

    Jadi dalam hal ini hakim pengawas dan pengamat haruslah secara aktif

    menjaga agar tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak narapidana yang

    memperoleh putusan pidana penjara dan semua ini merupakan inti dari peran

    dan tanggung jawab utama hakim pengawas dan pengamat.

    Pada pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat di samping

    mewawancarai pula narapidana.Hasil pengawasan dan pengamatan hakim

    pengawas dan pengamat melaporkan kepada Ketua Pengadilan. Tentang laporan

    itu sesuai ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP )

    Pasal 283 yang menetapkan kewajiban hakim pengawas dan pengamat untuk

    melaporkan kepada ketua pengadilan pengadilan negeri hasil pengawasan dan

    pengamatannya.

  • 11

    Menurut Benny K. Herman dan Herdardi, Ed dengan adanya pengawas

    dan pengamatan oleh hakim pengawas dan pengamat, maka putusan dapat

    dilaksanakan dengan baik dan petugas lembaga pemsyarakatan dapat terkontrol

    untuk tetap melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan hak asasi manusia

    narapidana.3 Pengawasan dan pengamatan ini penting oleh karena pada

    kenyataannya idealisme konsepsi pemasyarakatan tidak relevan dengan

    pelaksanaannya.

    Dari uraian dan pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa keberadaan

    hakim pengawas dan pengamat itu penting yang pelaksanaan tugasnya adalah

    secara priodik ke lembaga pemasyarakatan untuk memastikan putusan

    dilaksanakan dan mengamati prilaku pembinaan narapidana.

    3 Benny K. Herman dan Herdardi, Ed. Pembaharuan Hukum Pidana Dalam PerpektifHak Asasi Manusia. ( Jakarta : Jaringan Informasi Masyarakat, Yayasan Lembaga Bantuan HukumIndonesia, 1992 ).Hal. 76-

  • 12

    Tindakan Hakim Pengawas dan Pengamat jika Putusan Itu Tidak

    dilaksanakan Sebagaimana Mestinya

    Pada hakekatnya tugas Hakim Pengawas dan Pengamat merupakan tugas

    khusus pengadilan negeri untuk memperoleh kepastian bahwa putusan

    pengadilan sudah dilaksanakan (eksekutor) sesuai dengan pidananya dan

    bermanfaat pula untuk pengawasan. Berarti tugas ini hanya dapat dijalankan

    setelah adanya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

    Dalam arti putusan tersebut diterima oleh jaksa penuntut umum dan terdakwa

    untuk selanjutnya dijalankan oleh jaksa sebagai eksekutor.

    Pengaturan mengenai hakim Pengawas dan Pengamat sendiri dapat

    ditemukan pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) Bab

    XX Pasal 277-283. Hakim Pengawas dan Pengamat tidak hanya bertugas

    pengawasan kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan, akan tetapi juga

    pengawasan ditujukan kepada jaksa sebagai eksekutor, hal ini dilakukan untuk

    mengetahui apakah jaksa telah melaksanakan putusan pengadilan sebagaimana

    mestinya.Dengan memperhatikan hal tersebut maka Hakim Pengawas dan

    Pengamat keberadaannya sangatlah penting dan memiilik tujuan mulia

    sehingga menjadi penting untuk didorong efektifitas keberadaannya.

    Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua putusan pengadilan yang

    berkekuatan hukum tetap harus segera dilaksanakan, tetapi jika putusan itu tidak

    dilaksanakan sebagaimana mestinya bukan merupakan kewenangan dari

    pengadilan, tetapi merupakan kewenangan oleh instansi lain yaitu kejaksaan,

    dikatakan juga bahwa setiap putusan pengadilan itu harus dilaksanakan oleh

    jaksa/penuntut umum sebagai eksekutor. Tetapi jika di lapangan tidak sesuai

  • 13

    dengan semestinya, maka tindakan hakim pengawas dan pengamat melaporkan

    kepada ketua pengadilan, kemudian ketua pengadilan mengirim surat kepada

    kepala kejaksaan karna instansi kejaksaan sebagai eksekutor.4 Penyampaian

    laporan itu sesuai ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (

    KUHAP ) Pasal 283 yang menentukan hasil pengawasan dan pengamatan di

    laporkan kepada ketua pengadilan.

    Penanggung jawab pelaksanaan putusan adalah jaksa, tanggung jawab

    ini menempatkan jaksa pada posisi strategis sebagai penerima terpidana dari

    tangan hakim. Selanjutnya, berkewajiban menyerahkan kepada lembaga

    pemasyarakatan dalam keadaan sebagaimana mestinya, dalam arti terpidana

    sudah harus berada di tempat pembinaanya tempat pada waktunya. Jika jaksa

    tidak melaksanakan dengan baik dapat mengakibatkan pembinaan terhadap

    pidana yang bersangkutan menjadi terlambat, sehingga menyulitkan petugas

    lembaga pemasyarakatan dalam proses pembinaan dan pada akhirnya

    merugikan narapidana yang sudah memenuhi syarat untuk memperoleh remisi

    atau pelepasan bersyarat. Kondisi seperti inilah yang menuntut peranan hakim

    pengawas dan pengamat.

    Bersumber dari laporan hakim pengawas dan pengamat ketua pengadilan

    dapat bertindak dalam kapasitasnya untuk bersurat kepada kepala kejaksaan

    negeri sebagai atasan jaksa eksekutor bahwa putusan hakim atas perkara tertentu

    belum dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam arti bahwa narapidana belum

    diserahkan kepihak lembaga pemsayarakatan sekaligus pola pembinaan terhadap

    4 Wawancara dengan Bapak Erry Iriawan, SH, Hakim Pengawas dan Pengamat PadaPengadilan Negeri Mataram, Tanggal 14 mei 2013

  • 14

    pembinaan narapidana, padahal pembinaan itu penting untuk merobah pola

    prilaku dan pada saatnya kembali baik di tengah masyarakat.

  • 15

    C. PENUTUP

    Kesimpulan

    1) Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawasan dan Pengamatan terhadap putusan

    yang telah berkekuatan hukum tetap adalah secara priodik ke lembaga

    pemasyarakatan untuk memastikan pelaksanaan putusan sebagaimana mestinya

    dan pembinaan terhadap narapidana telah dijalankan sesuai dengan prinsip

    kemasyarakatan. 2) Tindakan Hakim Pengawas dan Pengamat jika putusan itu

    tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya adalah hakim pengawas dan

    menyampaikan laporan kepada Ketua Pengadilan Negeri, kemudian ketua

    pengadilan negeri berperan untuk menyampaikan kepada Kepala Kejaksaan

    untuk dilaksanakan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap sesuai

    semestinya.

    Saran

    1) Pelaksanaan tugas pengawasan dan pengamatan secara priodik dengan

    penetapan sekali dalam 3 bulan kiranya kurang efektif untuk mengamati

    perubahan tingkah laku narapidana tertentu dan pembinaannya, dengan demikian

    pula hasil pengawasan dan pengamatan pelaksana putusan hakim yang telah

    berkekuatan hukum tetap oleh Jaksa harus transparan sesuai tuntutan reformasi

    dan era transparansi sehingga tidak ada dusta dalam pelaksanaan hukum. 2)

    Dalam realita sekarang Hakim Pengawas dan Pengamat hanya merupakan tugas

    tambahan Hakim Pengadilan Negeri yang telah memang banyak beban dengan

    tugas pokok padahal Hakim Pengawas dan Pengamat dalam Kitab Undang-

    Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) merupakan suatu lembaga untuk

  • 16

    menjamin guna profesionalitas, efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan tugas,

    kedepan Hakim Pengawas dan Pengamat sebaiknya menjadi lembaga tersendiri.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Buku, Skripsi, Makalah dan Artikel

    Adji, Oemar Seno.1984.Hukum (Acara) Pidana Dalam Propeksi, Jakarta : Erlangga._______________.1985. KUHAP Sekarang, CetakanPertama, Jakarta :Erlangga_______________.1989.Hukum Pidana, Jakarta : Erlangga.Asikin Zainal, dan Amiruddin. 2010. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta :

    Rajawali Pers.Chazawi, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana, Bagian 1, Jakarta : PT. Raja

    Grafindo Persada.Cressey, dan Sutherland (disadur oleh Sudjono D). 1974. The Control of Crime

    Hukuman dalam Perkembangan Hukum Pidana. Bandung : Tarsito.Ed, Herdardi. dan Benny K. Herman. 1992. Pembaharuan Hukum Pidana Dalam

    Perpektif Hak Asasi Manusia. Jakarta : Jaringan Informasi Masyarakat,Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

    Gandasabrata, Purwoto S. 1991. Peran dan Tanggung Jawab Hakim Pengawas danPengamat Terhadap Putusan Pidana Yang Dijatuhkan, Makalah, SeminarNasional Kajian Hukum Pidana, Jakarta: LK2SM FHUI.

    Hamzah, Andi. 1993. Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia. Jakarta: PradnyaParamita.

    Hamzah, Andi. 2002. Hukum Acara Pidana. Jakarta: SinarGrafika.____________,2008. Hukum Acara Pidana, Edisi Kedua, Jakarta : Sinar Grafika.____________,2009 Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Cetakan Keenam,

    Jakarta : Sinar GrafikaHarahap, Yahya. 1998. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jakarta

    : Garuda Metropolitan Press.Koeswadji, 1995. Perkembangan Macam-macam Pidana dalam Rangka

    Pembangunan Hukum Pidana. Cetakan I. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

    Marpaung Leden, 1995. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian Kedua, Jakarta:Sinar Grafika.

    _______________,2009. Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Cetakan KeenamJakarta : Sinar Grafika.

    Mertokusumo, Sudikno, 1984. Bunga Rampai Ilmu Hukum, Cetakan Pertama,Yogyakarta : Liberty,

    Muhammad, Abdul Kadir. 2001. Etika Profesi Hukum, Bandung : PT. Citra AdityaBakti.

    Mulyani, Lilik. 2002. Suatu Tinjauan Khusus Terhadap Putusan Peradilan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

    _____________,2007. Hukum Acara Pidana, Normatif, Teoritis, Praktik danPermasalahannya, Bandung : PT Alumni.

    _____________,2010. Seraut Wajah Putusan Hakim dalam Hukum Acara PidanaIndonesia (Perspektif, Teoritis, Praktik, Tehnik Membuat, danPermaslahannya). Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

    Prakoso, Djoko. 1988. Hukum Penitensier di Indonesia. Liberty : Yogyakarta.

  • 18

    Prodjodikoro, Wirjono.1981. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Jakarta : PTEresco.

    __________________,2008. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung : PT.Refika Aditama.

    Prodjohamidjoyo, Martiman. S.H, 1983. Pemeriksaan di Persidangan. Jakarta:Ghalia Indonesia.

    Poernomo, Bambang, 1993. Pola Dasar Toeri-Asas Umum Hukum Acara Pidanadan Penegakkan Hukum Pidana, Yogyakarta : Liberty.

    Reksodiputro, Mardjono. 1984. Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana,Kumpulan Karangan Buku Ketiga, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan d/hLembaga Kriminologi UI.

    ____________________. Boy. 1997. Hak Asasi Manusia Dalam Sistem PeradilanPidana, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan Dan Pengabdian Hukum UniversitasIndonesia.Sholehuddin. 2003. Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana, Ide Dasar Double Track

    Sistem dan Implementasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Simorangkir, Padopotan dan Petrus Irwan Panjaitan. 1995. Lembaga

    Pemasyarakatan dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: PustakaSinar Harapan,

    Soemodiprojo, R. Achmad. 1981. Pokok-pokok Hukum Acara Pidana Indonesia.Bandung : Alumni.

    Wahid, Abdul. 1990. Menggugat Idealisme KUHAP. Bandung : Tarsito.Widiartana, G. dan Al Wisnubroto. 2005. Pembaharuan Hukum Acara Pidana.

    Bandung : Citra Aditya Bakti.Widogdo, HendrustantoYudo. 1987. Kapita Selekta Hukum Acara Pidana. Jakarta:

    Bina Aksara.Yudisial, Komisi. 2012. Kode Etik dan Pedoman Prilaku Hakim, Jakarta: Komisi

    Yudisial.

    B. Peraturan-PeraturanIndonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, UU No. 8 Tahun 1981, LN

    No. 76 Tahun 1981 TLN No. 3209.Indonesia, Undang-Undang Tentang Kekuasaan Kehakiman, UU No. 48 Tahun

    2009. LN No. 157 Tahun2009 TLN No. 5076.Indonesia, Undang-Undang Tentang Peradilan Umum, UU No. 49 Tahun 2009. LN

    No. 158 Tahun 2009 TLN N0. 5077Mahkamah Agung, Surat Edaran Mahkamah Agung Tentang Petunjuk Pelaksanaan

    Hakim Pengawas dan Pengamat, No : MA/Pemb/1205/85.

    C. WebsiteHeryfirmansyah, http://www.analisadaily.com.http://www.analisadaily.com.http://pengawasan-dan-pengamatan-pelaksanaan-putusan-pengadilan-oleh-hakim-

    pengawas-dan-pengamat/wordpress.com.http://hakim-pengawas-dan-pengamat wasmat.html.