TUGAS GPKB

download TUGAS GPKB

of 25

Transcript of TUGAS GPKB

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Tujuan1C.Rumusan Masalah2BAB II PEMBAHASAN3A.Konsep Keluarga3B.Pengertian Keluarga Berkualitas11C.Kegiatan Pokok Pemberdayaan Keluarga12D.Gerakan Pembangunan Kesehatan Keluarga Berkualitas15BAB III PENUTUP24A.Kesimpulan24B.Saran24DAFTAR PUSTAKA25

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat memegang peranan penting sebagai aset bangsa. Keluarga bukan hanya dianggap sebagai sekedar sasaran pembangunan tetapi sebagai pelaku (subjek) pembangunan. Untuk itu perlu diatur tentang pembangunan tentang keluarga sejahtera, terutama dalam mempersiapkan sumber daya anggota keluarga yang potensial.Kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas masyarakat. Penduduk yang besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan berharga dalam pembangunan. Sebaliknya penduduk yang besar dengan kualitas rendah, akan menjadi beban yang sangat berat bagi pembangunan bangsa.Salah satu tujuan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan adalah pembangunan keluarga sejahtera. Pembangunan keluarga sejahtera diarahkan kepada terwujudnya nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan.B. Tujuan 1. Tujuan UmumTujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah Keperawatan Komunitas IV.2. Tujuan KhususTujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui tentang Grakan Pembangunan Kesehatan Keluarga Berkualitas.

C. Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep keluarga?2. Apa yang dimaksud keluarga berkualitas?3. Bagaimana Kegiatan Pokok Pemberdayaan Keluarga? 4. Bagaimana Gerakan Kesehatan Keluarga Berkualitas?

BAB IIPEMBAHASANA. Konsep Keluarga1. Konsep Dasar Teori Keluargaa. Pengertian Keluarga1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut kedalam satu keluarga (Whall, 1986).2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah (Friedman, 1998).b. Bentuk-bentuk Keluarga1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)a) Keluarga Tradisional(1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama(2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau ditinggalkan(3) Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka(4) Bujang dewasa yang tinggal sendirian (5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja(6) Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan dalam daerah geografisb) Keluarga Non tradisional(1) keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah (2) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah (3) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)(4) keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah(5) keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang sama2) Menurut Anderson Cartera) Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkatb) Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darahc) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga intid) Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat yang disebabkan karena perceraian atau kematiane) Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-samaf) Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahanc. Fungsi keluargaFungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) yaitu1) Fungsi afektifMerupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga mengekspresikan kasih sayang.2) Fungsi sosialisasiTercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai2 budaya keluarga.3) Fungsi perawatan kesehatanMerupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.4) Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan hari tua).5) Fungsi biologisFungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.6) Fungsi psikologisFungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga.7) Fungsi Pendidikan Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya

d. Tugas keluargaTugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas keluarga yang dimaksud :1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan 5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatane. Tingkat kemandirian keluarga Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006) sebagai berikut :1) Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan2) Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakatb) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatanc) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benard) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkane) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif3) Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakatb) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatanc) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benard) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkane) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktiff) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran4) Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakatb) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatanc) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benard) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkane) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktiff) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjurang) Melakukan tindakan promotif secara aktif

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikahTugas :a) Saling memuaskan antar pasanganb) Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihakc) Merencanakan dengan matang jumlah anakd) Memperjelas peran masing-masing pasangan2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anakTugas:a) Mempersiapkan biaya persalinanb) Mempersiapkan mental calon orang tuac) Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayiTugas: a) Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6 bln)b) Memberikan kasih sayangc) Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangand) Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga baru termasuk siklus hubungan sexe) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolahTugas:a) Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupanb) Mulai menanamkan keyakinan beragamac) Mengenalkan kultur keluargad) Memenuhi kebutuhan bermain anake) Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitarf) Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecilg) Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak 5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolahTugas:a) Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya sekolahb) Membiasakan belajar teratur c) Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnyad) Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anake) Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitarnya6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remajaTugas:a) Memberikan perhatian lebih pada anak remajab) Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah/kegiatan di luar sekolahc) Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawabd) Mempertahankan komunikasi dua arah7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakatTugas:a) Mempertahankan keintiman pasanganb) Membantu anak untuk mandiric) Mempertahankan komunikasid) Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantue) Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembaliTugas:a) Menjaga keintiman pasanganb) Merencanakan kegiatan yang akan datangc) Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucud) Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tuaTugas:a) Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar pasanganb) Memperhatikan kesehatan masing-masing pasanganc) Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucud) Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan inig. Level Pencegahan Perawatan keluargaPencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi yaitu1) Pencegahan primer (primary prevention)2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)B. Pengertian Keluarga BerkualitasKeluarga Berkualitas menurut definisi versi baru BKKBN, ialah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Tujuannya menyiapkan keluarga, penduduk, masyarakat yang maju, mandiri dan berketahanan agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Orientasinya tidak lagi sekadar pendekatan demografis, demikian Imam Hariyadi.Proses pemberdayaan keluarga dilakukan secara terpadu oleh pemerintah bersama masyarakat, melalui pemantapan sosialisasi dan pelaksanaan delapan fungsi keluarga sesuai dengan kondisi tiap-tiap keluarga melalui siklus perkembangan keluarga guna menjadikan setiap anggotanya sebagai insan pembangunan yang produktif dan kompetitif dalam rangka menuju persaingan pasar bebas.Pemberdayaan keluarga diawali dengan pengenalan kondisi dan potensi keluarga sasaran, melalui pendataan keluarga yang dilakukan para kader setempat dari rumah ke rumah. Hasilnya, menjadi data basis yang sifatnya sangat operasional dan bermanfaat untuk digunakan pada setiap tingkat pemerintahan. Dengan menggunakan 23 indikator hasil pendataan, keluarga dapat diidentifikasi atas lima tahapan keluarga sejahtera. Indikator ini juga memperjelas profil keluarga menurut siklus perkembangan keluarga. Identifikasi sasaran berdasarkan siklus keluarga.Untuk memperjelas proses pengembangan potensi keluarga, maka identifikasi sasaran melalui pendataan keluarga sangat penting dalam rangka pengembangan paket kegiatan di lapangan. Prioritas sasaran adalah Keluarga Pra Sejahtera dan sejahtera I. Dengan pengertian, mereka adalah keluarga tertinggal yaitu keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya karena itu merupakan prioritas untuk dibantu. Indikatornya meliputi :1. Tidak bisa makan 2 x sehari2. Bisa sakit/ingin KB tidak bisa ke fasilitas kesehatan3. Tidak bisa memenuhi gizi yang baik4. Tidak ada anggota keluarga yang bekerja (berpenghasilan tetap)5. Punya anak usia sekolah tetapi tidak sekolahDalam upaya memprioritaskan pemberdayaan keluarga pra sejahtera dan sejahtera Perlu dibagi segmentasi sasaran yang lebih tajam lagi dengan rincian berdasarkan siklus kehidupan keluarga, agar dapat membantu pengembangan paket kegiatan yang lebih tajam. Penajaman sasaran keluarga tersebut dikelompokkan dalam :1. Keluarga Baru2. Keluarga Hamil 3. Keluarga melahirkan dan menyusui4. Keluarga Balita5. Keluarga Remaja dan 6. Keluarga Lansia.C. Kegiatan Pokok Pemberdayaan KeluargaUpaya pemberdayaan keluarga meliputi tiga aspek, yaitu:1. Aspek Dasar yaitu Sistim reproduksi sebagai sarana untuk melanjutkan keturunan. Proses ini sebaiknya dapat berlangsung dalam keadaan sehat jasmani, jiwa dan sosial. Untuk menjaga kesehatan pasangan suami istri menetapkan perilaku reproduksi sehat yakni tidak melakukan hubungan seks secara bebas dan berisiko yaitu dalam ikatan perkawinan yang syah. Kesehatan reproduksi merupakan keperluan yang mendasar sebagai prasyarat terjadinya proses pengembangan keturunan yang tangguh. Setelah membentuk keluarga, pasangan yang bersangkutan diberdayakan sebaik mungkin untuk menjaga dan memeliharan kesehatan reproduksinya seperti bagaimana melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat, cara merawat kehamilan serta mengatur jarak kelahiran pertama dengan kelahiran kedua dsb. Oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya advokasi, KIE dan fasilitas agar keluarga dan masyarakat mempunyai akses terhadap informasi, pelayanan dan perlindungan hak-hak reproduksi guna mewujudkan keluarga berkualitas.2. Aspek AjarYaitu proses pendidikan yang dapat meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan keterampilan keluarga/orangtua dalam menanamkan nilai-nilai luhur terhadap anggota keluarga terutama anaknya, sesama dan lingkungan sekitarnya.a. Anak Balita/Pra SekolahDalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun (balita) adalah priode paling kritis yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Pada masa balita proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat dan dikatakan masa tersebut sebagai masa emas yang apabila tidak dibina dengan baik akan mengalami gangguan dalam perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Karena pada masa ini merupakan tahap awal pembentukan dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang sangat menentukan sikap, nilai dan pola perilaku seseorang di kemudian hari. Untuk mencapai tingkat kecerdasan yang optimal, kecukupan gizi sangat penting dan dibutuhkan untuk pembentukan sel otak sejak dalam kandungan sampai anak berusia 3 5 tahun dimana perkembangan otak berlangsung sangat cepat. Kunci keberhasilan dalam pembinaan anak balita berada di tangan orang tua karena hampir seluruh waktu anak berada dekat dengan orang tuanya.b. Dewasa ini pendidikan untuk anak pra sekolah (taman bermain dan taman kanak-kanak) tumbuh semakin marak, baik yang ada di pedesaan maupun di perkotaan. Sayangnya, banyak lembaga penyelenggara pendidikan TK yang menonjolkan lembaganya dengan menawarkan program pendidikan yang terlalu canggih untuk anak pra sekolah, seperti pelajaran bahasa asing, komputer, pelatihan drumband, membaca, menulis, menghitung dsb. Hal ini menimbulkan ketegangan pada anak didik, padahal pendidikan untuk anak pra sekolah dinilai apresiasinya atau pencapaiannya pada diri si anak terakumulasi dalam bentuk bermain, bernyanyi dan membuat pekerjaan tangan untuk melatih keterampilan.c. Proses Pendidikan Orang tua (parenting school)Untuk menyempurnakan proses ajar anak pra sekolah orang tua hendaknya diberikan kemajuan dalam mengikuti proses proses pendidikan dan pengajaran anak sekolah. Sebab, orangtua dianggap sebagai pengasuh pendidik anak pertama dan utama yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang yang optimal melalui pemenuhan dasar kasih sayang anak, rasa aman, serta stimulasi mental dan emosional.Pakar pendidikan berharap lembaga pendidikan pra sekolah mempunyao manfaat dalam hal : 1) Memberikan pendidikan pada anak sebelum masuk usia Sekolah Dasar.2) Meringankan beban ibu rumah tangga sebagai pendidik di rumah.3) Memberikan contoh kepada kaum ibu begaimana seharusnya mendidik anak.4) Memberikan kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan temannya sebagai latihan awal bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas.Dengan landasan ini maka disusun gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan perberdayaan orang tua dalam meningkatkan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui rangsangan fisik mental, intelektual dan moral serta emosional untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan gerakan ini dinamakan Bina Keluarga Balita (BKB).Salah satu bentuk dari pemberdayaan keluarga adalah meningkatkan peranan keluarga dalam memperkuat ekonomi keluarga. Kantor BKKBN telah mengembangkan berbagai skim kredit sebagai modal usaha/kerja dan modal investasi untuk membentuk kegiatan usaha atau merintis usaha keluarga melalui kelompok UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)

D. Gerakan Pembangunan Kesehatan Keluarga Berkualitas1. Keluarga Berencana (KB)a. PengertianMenurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.b. Tujuan Keluarga BerencanaGerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:1) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.2) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 3) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.4) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.5) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.c. Sasaran program KB1) Sasaran Langsung Pasangan usia subur yaitu wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).2) Sasaran Tidak Langsunga) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.b) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004).c) Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (Prawirohardjo, 2005 A).d. Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatanPeningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita.2. POSYANDUa. PengertianPosyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia.b. Dasar Pelaksanaan posyandu Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu : 1) Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK. 2) Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program program pembangunan masyarakat desa 3) Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader pembangunan. 4) Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN. 5) Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. c. Tujuan penyelenggara Posyandu. 1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas) 2) Membudayakan NKKBS. 3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 4) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. d. Pengelola Posyandu. 1) Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut : a) Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah). b) Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat) c) Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK). d) Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD e) Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.2) Pokjanal Posyandu Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu : a) Tingkat Propinsib) Tingkat Kab/Kodyc) Tingkat Kecamatan Pokjanal Posyandu bertugas : a) Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program. b) Menyiapkan kader. c) Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah. d) Menyusunan rencana. e) Melakukan pemantauan dan bimbingan. f) Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait. g) Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD. e. Kegiatan Pokok Posyandu : 1) KIA 2) KB 3) lmunisasi. 4) Gizi. 5) Penggulangan Diare. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. 1) Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu : a) Meja I : Pendaftaran. b) Meja II : Penimbangan c) Meja III : Pengisian KMS d) Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS. e) Meja V : Pelayanan KB Kes : (1) Imunisasi (2) Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat (3) tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus. (4) Pembagian pil atau kondom (5) Pengobatan ringan. (6) Kosultasi KB-Kes. Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB). 2) Sasaran Posyandu : a) Bayi/Balita. b) Ibu hamil/ibu menyusui. c) WUS dan PUS. 1. 11

3. PKKPemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) merupakan organisasi (wadah) pemerintah yang digunakan untuk mewujudkan keluarga masyarakat yang sejahtera dan mandiri. PKK itu sendiri berada pada tingkatan pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan dimana pada tingkatan kelurahan biasanya akan dipegang oleh kepengurusan RW/RT.Gerakan PKK merupakan Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat.Pemberdayaan Keluarga meliputi segala upaya Bimbingan, Pembinaan dan Pemberdayaan agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri.Tim Penggerak PKK adalah Mitra Kerja Pemerintah dan Organisasi Kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing masing jenjang demi terlaksananya program PKK.Tim Penggerak PKK adalah warga masyarakat, baik laki laki maupun perempuan, perorangan, bersifat sukarela, tidak mewakili organisasi, golongan, parpol., lembaga, atau instansi, dan berfungsi sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali gerakan PKK.Tujuan Gerakan PKK adalah memberdayakan keluarga untuk Meningkatkan kesejahteraan lahir bathin menuju terwujudnya keluarga yang :a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,b. Berakhlak mulia dan berbudi luhur,c. Sehat sejahtera,d. Maju mandiri,e. Kesetaraan dan keadilan gender,f. Serta kesadaran hukum dan lingkunganSasaran Gerakan PKK adalah Seluruh Anggota Keluarga yang masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya dalam bidang :a. Mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.b. Fisik material, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKeluarga Berkualitas menurut definisi versi baru BKKBN, ialah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Tujuannya menyiapkan keluarga, penduduk, masyarakat yang maju, mandiri dan berketahanan agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Orientasinya tidak lagi sekadar pendekatan demografis, demikian Imam Hariyadi.Gerakan Pembangunan Kesehatan Keluarga Berkualitas1. Keluarga Berencana (KB)2. Posyandu3. PKKB. SaranDemikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang Program Pembangunan Keluarga Berkualitas. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi, terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/berkas:BKKBN.htmlhttp://www.gemari.or.id/artikel/listartikel/gerakan-keluarga-berkualitas.html