Tugas Gizi

download Tugas Gizi

of 2

description

y

Transcript of Tugas Gizi

HubunganPositifAntaraAsupanMakananBerproteindengan Total LemakTubuhpadaDewasaBayadanDewasaTuaKathrine J. Vinknes,4* Stefan de Vogel,5 Amany K. Elshorbagy,6 Eha Nurk,4,7 Christian A. Drevon,4Clara G. Gjesdal,5,8 Grethe S. Tell,5 Stein E. Vollset,5,9 and Helga Refsum

Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini adalah meningkatnya kejadian overweight dan obesitas. Dimana kedua hal tersebut merupakan resiko besar terhadap kejadian Kardiovaskuler, SindromMetabolik dan Diabetes MelitusTipe 2.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada populasi beresiko penyakit Kardiovaskuler yang telah didata sebelumnya. Kuisioner ini berisi 169 macam daftar makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang Norwegian. Dalam hal ini, responden cukup memberikan tanda jika memakan makanan tersebut dan memberikan keterangan jumlah makanan yang dikonsumsi. Kuisionerinisecaramingguandikirimkepenelitiuntukkemudiandikonversi. Kuisioner ini juga memuat keterangan tentang aktivitas fisik, kebiasaan merokok, pendidikan, dan risiko kardiovaskular. Sebelum pengisian kuisioner, populasi yang menjadi subjek penelitian diukur BMInya. Kemudian, 1 tahun setelah penelitian, BMI pasien dihitung kembali.Dalam studi berbasis populasi yang besar, penulis menemukan hubungan positif lemah antara asupan protein dan lemak persen tubuh. Intake protein (E%) dikaitkan dengan persen lemak tubuh yang lebih tinggi baik oleh regresi linier dan regresilogistik. Namun, dalam kelompok peserta dengan BMI sedang dan berat badan yang stabil, asupan protein(% E) tidak lagi dikaitkan dengan persen lemak tubuh. Data penulis, menunjukkan bahwa asupan protein dapat berkontribusi adipositas, tapi tidak jikaberat badan seseorang tersebut stabil.Intervensi studi dengan diet tinggi protein dalam kaitannya dengan penurunan berat badan, biasanya berlangsung selama berminggu-mingguhingga beberapa bulan, yang terkait dengan efek positif pada komposisi tubuh. Penemuan penulis dalam penelitian ini mengatakan bahwa asupan protein(E%) berhubungan secara positif dengan lemak tubuh sehingga mungkin tampak mengejutkan. Namun, baik Studicross-sectional dan prospektif telah mengamati bahwa Asupan protein terkaitkan dengan adipositas. Dalam kohort prospektif studi terhadap hampir 22.000peserta, tingginya asupan protein hewani total dikaitkan dengan peningkatan di BMI dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini, penulis tidak menyelidiki berbagai sumber protein, tapi Studi crosssectional lain juga menunjukkan bahwa protein yang berasal dari hewan dapat menjadi lebih penting daripada protein nabati dalam kaitannya dengan adipositas. Sejalan dengan pengamatan, diet yang mengandung protein nabati seperti kedelai sering dikaitkan dengan penurunan bobot yang lebih besar disbanding dari diet yang mengandung protein hewani. Dengan demikian, kedua konten dan sumber protein mungkin penting dalam meningkatkan dan menurunkan BBI.Mekanisme hubungan antara asupan protein dan komposisi tubuh masih tidak diketahui. Sehubungan dengan hasil penelitian yaitu adanya penurunan berat badan, dimana peserta mengalami rasa kenyang yang meningkat dan pengeluaran energi lebih tinggi . Selain itu, karya terbaru telah menunjukkan bahwa suplementasi diet dengan arginin atau leusin dapat mencegah penumpukan lemak berlebih dan dengan demikian mengurangi adipositas karena mampu memperbaiki komposisi tubuh dan sensitivitas insulin. Hubungannya dengan Asam amino yaitu peningkatan konsentrasi asamamino serum setelah makan tinggi protein dapat mempengaruhi rasa kenyang dan mengubah asupan makanan,meskipun asamamino yang berbeda menimbulkan efek yang berbeda. Lain mekanisme yang mungkin terkait dengan peran putative asam amino dalam resistensi insulin, glukoneogenesis, dan berat tubuhSejalan dengan data ini, Elshorbagyetal. mengamati bahwa konsentrasi plasma dari asam amino sulfursistein yang kuat dan positif berhubungan dengan massa lemak dalam populasi ini, mereka menunjukkan bahwa induksi diet tinggi sistein ditandai perubahan dalam gen yang terlibat dalam energi dan metabolisme glukosa. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah asam amino tertentu atau kualitas, jenis, atau keseluruhan isi protein mendasari data yang bertentangan jelas bahwaasupan protein dapat berhubungan dengan peningkatan atau penurunan dariberat badan.Sebagai kesimpulan, penulis telah menunjukkan bahwa asupan protein terkait secara lemah dengan peningkatan adipositas penduduk pada umumnya, namun tidak berlaku pada individu dengan BMI normal dan berat badanstabil. Secara keseluruhan, efek dari kebiasaan komposisi diet pada adipositas mungkin relatif kecil dibandingkan dengan usia, jenis kelamin, pewarisan sifat dan faktor gaya hidup seperti aktivitas fisik.