Tugas Geokimia Ku

13
Indonesia menyimpan sumber mineral terbesar di Dunia Indonesia karena berada dalam lingkaran pegunungan berapi (ring of fire). Dengan keberadaan 130 gunung berapi aktif atau sekitar 10% dari keseluruhan gunung api di dunia, Indonesia memiliki sumber Air pegunungan vulkanik terbaik dan terbanyak di dunia. sumber Air pegunungan vulkanik berada dalam lapisan tanah yang tidak terpengaruh musim sebab terdapat pada lapisan Air tanah dalam. Lapisan Air tanah dalam ini tidak berhubungan dengan Air permukaan tanah. Bersumber dari penelitian ilmiah, mata Air pegunungan vulkanik relatif bebas dari pencemaran dan mengandung mineral alami yang seimbang serta mempunyai karakteristik yang memadai sebagai sumber Air tanah yang baik. Tidak semua air baik untuk diminum walaupun di pegunungan tapi tidak semua mata air layak dikonsumsi, karena sifat dan kandungannya selalu berbeda. Sumber air minum terbaik be/dasarkan penelitian ilmiah dari sejumlah sumber yang dilansir adalah sumber air yang terdapat di pegunungan vulkanik. Sumber air minum terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanik, karena selain letak sumbernya yang jauh di bawah permukaan tanah, berlokasi di atas ketinggian pegunungan yang masih terjaga kealamian-nya. Selama pengaliran air tersebut di dalam tanah, dalam kurun waktu harian sampai dengan jutaan tahun, maka terjadilah proses-proses fisika dan kimia. Proses hidrogeokimia tersebut sangatlah dipengaruhi oleh faktor komposisi mineral penyusun akuifer(lapisan batuan pembawa air), proses dan pola pergerakan airtanah serta waktu tinggal airtanah yang berada di dalam akuifer tersebut. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun non aktif dimana secara geologis gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat sempurna sebagai akuifer yang memberikan kandungan mineral seimbang di dalam air. Berdasarkan materi penyusun dan lingkungan fisiknya, terdapat beberapa jenis akuifer, yaitu akuifer allufial fan (berada di daerah pantai, daerah endapan sungai dan sekitarnya), akuifer sedimen (lapisan gambut, organik), akuifer karst (pegunungan kapur) dan akuifer vulkanik (di daerah pegunungan berapi), yang menjadi sumber air tawar terbaik. Indonesia mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun non aktif dimana secara geologis gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat kondusif untuk berperan sebagai sebagai akuifer. Air tanah akan tersimpan di dalam akuifer dengan kedalaman dari beberapa meter sampai dengan ratusan meter di bawah permukaan tanah, dan mempunyai waktu tinggal (residence time) dari beberapa hari sampai jutaan tahun. Selama pengalirannya, air tanah mengalami berbagai proses yang

description

oke

Transcript of Tugas Geokimia Ku

Page 1: Tugas Geokimia Ku

Indonesia menyimpan sumber mineral terbesar di Dunia Indonesia karena

berada dalam lingkaran pegunungan berapi (ring of fire). Dengan keberadaan

130 gunung berapi aktif atau sekitar 10% dari keseluruhan gunung api di dunia,

Indonesia memiliki sumber Air pegunungan vulkanik terbaik dan terbanyak di

dunia. sumber Air pegunungan vulkanik berada dalam lapisan tanah yang tidak

terpengaruh musim sebab terdapat pada lapisan Air tanah dalam. Lapisan Air

tanah dalam ini tidak berhubungan dengan Air permukaan tanah. Bersumber

dari penelitian ilmiah, mata Air pegunungan vulkanik relatif bebas dari

pencemaran dan mengandung mineral alami yang seimbang serta mempunyai

karakteristik yang memadai sebagai sumber Air tanah yang baik.

Tidak semua air baik untuk diminum walaupun di pegunungan tapi tidak

semua mata air layak dikonsumsi, karena sifat dan kandungannya selalu

berbeda. Sumber air minum terbaik be/dasarkan penelitian ilmiah dari sejumlah

sumber yang dilansir adalah sumber air yang terdapat di pegunungan vulkanik.

Sumber air minum terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanik, karena

selain letak sumbernya yang jauh di bawah permukaan tanah, berlokasi di atas

ketinggian pegunungan yang masih terjaga kealamian-nya. Selama pengaliran

air tersebut di dalam tanah, dalam kurun waktu harian sampai dengan jutaan

tahun, maka terjadilah proses-proses fisika dan kimia. Proses hidrogeokimia

tersebut sangatlah dipengaruhi oleh faktor komposisi mineral penyusun

akuifer(lapisan batuan pembawa air), proses dan pola pergerakan airtanah serta

waktu tinggal airtanah yang berada di dalam akuifer tersebut. Indonesia

mempunyai lebih dari seratus gunung api aktif maupun non aktif dimana secara

geologis gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang

sangat sempurna sebagai akuifer yang memberikan kandungan mineral

seimbang di dalam air.

Berdasarkan materi penyusun dan lingkungan fisiknya, terdapat beberapa

jenis akuifer, yaitu akuifer allufial fan (berada di daerah pantai, daerah endapan

sungai dan sekitarnya), akuifer sedimen (lapisan gambut, organik), akuifer karst

(pegunungan kapur) dan akuifer vulkanik (di daerah pegunungan berapi), yang

menjadi sumber air tawar terbaik. Indonesia mempunyai lebih dari seratus

gunung api aktif maupun non aktif dimana secara geologis gunung-gunung api

tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat kondusif untuk

berperan sebagai sebagai akuifer.

Air tanah akan tersimpan di dalam akuifer dengan kedalaman dari

beberapa meter sampai dengan ratusan meter di bawah permukaan tanah, dan

mempunyai waktu tinggal (residence time) dari beberapa hari sampai jutaan

tahun. Selama pengalirannya, air tanah mengalami berbagai proses yang

Page 2: Tugas Geokimia Ku

membuat air tanah mengadung berbagai macam mineral dan akhirnya

mempunyai kualitas yang berbeda di setiap tempat. Debit mata air di

pegunungan umumnya besar dan terus menerus, karena di daerah ini umumnya

merupakan daerah basah dengan intensitas curah hujan tinggi serta masih

memiliki daerah tangkapan air yang relatif baik. Kualitas air yang didapatkan

sangat baik, karena belum banyak dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia

yang dapat menurunkan kualitas air tanah

Dari volume air tawar yang ada, ternyata tidak semua air tawar baik

dikonsumsi oleh manusia dan makhluk hidup. Hal ini karena terjadinya

pencemaran. Dahulu kala, sebelum terjadinya pencemaran, air permukaan tanah

seperti yang ada di sungai, danau, layak dikonsumsi. Secara alamiah air

permukaan tanah masih mampu menetralisir dari berbagai muatan yang

merugikan bila dikonsumsi, seperti racun dan kotoran, sehingga tetap layak

dikonsumsi. Sekarang ini, air yang masih layak untuk dikonsumsi tinggal air

tanah. Itupun tidak semua air tanah, karena sudah terjadi pencemaran dan mulai

terkontaminasinya air tanah dengan air laut yang merembes jauh ke dalam

tanah. Para ahli hidrogeologi berpendapat, sumber mata air yang paling layak

dan paling bagus dikonsumsi adalah sumber air yang berasal dari mata air

pegunungan vulkanik.

Mata air pegunungan memiliki kualitas fisik, kimiawi dan biologi. Fisik

air minum harus tidak berwarna, tidak berbau dan keruh. Sedangkan dari aspek

kimiawi ia tidak mengandung logam berat (misalnya mercuri, nikel, timbal,

seng dan perak) (misalnya Hg, Ni, Pb, Zn dan Ag) dan zat beracun seperti

hidrokarbon dan deterjen. Air pegunungan merupakan air dengan kandungan

mineral seimbang yang alami karena terbentuk dari air hujan yang diinfiltrasi

secara alami. Air hujan diinfiltrasi ke dalam lapisan batuan vulkanik akibat gaya

gravitasi. Dalam proses infiltrasi tersebut, air hujan menyerap berbagai mineral

penting bagi manusia yang terkandung di perut bumi seperti kalsium, sodium,

magnesium dan potasium. sumber air pegunungan vulkanik umumnya berada

pada lapisan air tanah dalam yang tidak terpengaruh musim kemarau atau pun

musim hujan. Lapisan air tanah tersebut tidak memiliki hubungan dengan air

permukaan

Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia) : Penekanannya pada

aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara teori

ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang

dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan

Page 3: Tugas Geokimia Ku

tanah akan memiliki kandungan mineral yang berasal dari batuan yang

dilewatinya secara melimpah.

Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika) : Penekanannya pada

aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa metode

yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik

yang meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain.

Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan

banyak lagi.

Kualitas air tanah yang baik, menurut Heru setidaknya mata air yang

layak konsumsi harus memenuhi kaidah kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.

Mata air yang dijumpai di pegunungan umumnya terdapat pada batuan

volkanik baik berupa endapanlahar, breksi dan lava, yang umumnya muncul

karena adanya pemotongan topografi terhadap lapisan pembawa air. Mata air di

pegunungan dianggap sebagai sumber air yang sempurna, baik kuantitas

maupun kualitasnya.

Komposisi kimia air secara alami dipengaruhi oleh faktor iklim, geologi,

geomorfologi/lereng, vegetasi, waktu dan aktivitas manusia. Berbagai proses

dari setiap komposisi kimia yang terjadi akan memiliki komposisi unsur atau

senyawa kimia tertentu, seperti proses pendinginan magma dengan kontak udara

yang menghasilkan mineral pembentuk batuan yaitu mineral batuan mafik dan

mineral batuan felsik. Mineral adalah suatu zat (fasa) padat dari unsur (kimia)

atau persenyawaaan (kimia) yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan

mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penempatan atom-atom secara

beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal (Doddy, 1987)

Airtanah selama mengalir dalam akuifer mengalami proses pelarutan,

hidrolisis, pengendapan, penyerapan, pertukaran ion, oksidasi-reduksi. Pada

suatu massa batuan yang sama, kualitas airtanah yang terdapat di dalamnya

kurang lebih mempunyai kualitas yang seragam. Kualitas airtanah pada akuifer

dapat berubah dari tipe batuan satu ke tipe yang lain, melalui stratigrafi yang

berbeda dan karena proses hidrogeokimia yang berlangsung pada waktu tertentu

akibat adanya proses tersebut akan menentukan tipe airtanah. Proses perubahan

tipe airtanah tersebut akan mencapai kesetimbangan (Koedoatie, 1996).

Menurut Santosa dan Adji (2006), tentang potensi airtanah, baik dari segi

kualitas maupun kuantitasnya, tidak pernah lepas dari karakteristik material

penyusun batuan dimana airtanah itu berada, yang selalu terkait dengan akuifer.

Pembentukan akuifer merupakan proses yang berlangsung sangat lama, seiring

dengan proses geologi yang menyusun dan membentuk morfologi suatu daerah.

Genesis dan karakteristik batuan penyusun suatu daerah merupakan hal yang

Page 4: Tugas Geokimia Ku

sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan akuifer dan tipe akuifer yang

terbentuk.

Material batuan pembentuk akuifer atau formasi geologi yang dapat

berfungsi sebagai akuifer adalah endapan aluvial, batugamping, batuan

vulkanik, batu pasir, batuan beku, dan batuan malihan. Pada endapan aluvial,

hampir 90% airtanah terdapat pada material lepas, yaitu kerikil dan pasir.

Batugamping mempunyai variasi yang besar dalam densitas, kesarangan, dan

kelulusan. Variasi ini tergantung dari derajat pemampatan dan perkembangan

rekahan pada saat pembentukannya. Batuan vulkanik mempunyai sifat dapat

membentuk suatu akuifer dengan kelulusan tinggi, karena karakteristik dari

batuan ini berpori-pori dan mempunyai banyak retakan. Batu pasir dan

konglomerat merupakan batuan yang terbentuk dari kerikil dan pasir yang

tersemen, bila keduanya mempunyai banyak retakan akan diperoleh hasil air

baik, sedangkan pada batuan beku dan batuan malihan merupakan jenis batuan

yang relatif kedap air dan bukanlah akuifer yang baik (Todd, 1980).

Berdasarkan proses-proses yang terjadi pada akuifer, dapat disimpulkan

bahwa komposisi airtanah berasal dari pelarutan mineral batuan dan pelarutan

silika dan kation-kation pada tanah. Beberapa batuan menjadi sumber

kandungan klorida dan sulfat melalui proses pelarutannya, bahkan sebagai

penerima ion hidrogen. Ion hidrogen yang berperan dalam proses pelapukan

batuan berasal dari respirasi bahan organik dan oksidasi sulfida. Sebagian besar

pelarutan bikarbonat berkaitan erat dengan batuan karbonat, pada batuan non-

karbonat ion hidrogen terbentuk melalui proses pelarutan CO2 yang bereaksi

dengan batuan (Hem, 1970).

Menurut Toth (1963) dalam Kodoatie (1996), sistem aliran airtanah

dibagi menjadi tiga sistem yaitu; sistem aliran lokal, sistem aliran subregional,

dan sistem aliran regional. Sistem lokal memiliki karakteristik kedalaman

dangkal, jarak aliran pendek, arah aliran dan besarnya bervariasi, waktu tinggal

di suatu tempat pendek, temperatur dan tekanan rendah, lithologi homogen,

memiliki unsur dominan HCO3, Ca, dan Mg, Memiliki efek pembilasan penuh,

TDS rendah dan dipengaruhi musim. Aliran subregional dengan karakteristik

antara sistem lokal dan regional, memiliki unsur dominan NaSO4 dan Cl,

memiliki efek peningkatan TDS, sedikit atau tidak dipengaruhi musim,

sedangkan sistem aliran regional memiliki karakteristik kedalaman besar, jarak

aliran panjang, laju aliran tunak, waktu tinggal di suatu lama, temperatur dan

tekanan tinggi, memiliki TDS tinggi, tidak dipengaruhi oleh musim dan iklim.

Sistem aliran ini dalam perubahan aliran sulit berubah tetapi jika dalam waktu

yang panjang bisa terjadi dan jika terjadi perubahan sangat sulit untuk dibenahi.

Sistem aliran airtanah digambarkan pada model jaring-jaring airtanah yang

berisikan kontur airtanah dan arah aliran airtanah di suatu media akuifer.

Page 5: Tugas Geokimia Ku

Proses yang paling berpengaruh terhadap komposisi kimia airtanah

adalah proses pelarutan dan pengendapan mineral batuan. Analisis terhadap

indeks kejenuhan akan menjelaskan proses-proses yang terjadi di dalam kimia

airtanah terhadap reaksi airtanah dengan mineral batuan. Menurut Appelo dan

Postma (1994) dalam Jankowski (2001), indeks kejenuhan merupakan suatu

indeks yang menunjukkan kemampuan air dalam melarutkan mineral tertentu

dalam batuan. Indeks kejenuhan airtanah merupakan nilai log dari perbandingan

daya larut produk (K) dengan produk aktivitas ion (IAP) yang diperoleh dari

analisis airtanah.

Pengertian air

Secara alamiah air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui

dan mempunyai daya regenerasi yaitu selalu mengalami sirkulasi dan mengikuti

daur. Daur hidrologi diberi batasan sebagai tahapan-tahapan yang dilalui air dari

atmosfer, penguapan dari tanah atau laut, kondensasi untuk membentuk awan,

presipitasi akumulasi di dalam tanah maupun tubuh air dan menguap kembali.

Menurut Undang-undang tentang sumber daya air pada pasal 1, yang

dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di

bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air

tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang berasal dari tinja

untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik

berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka pengolahan

air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak

diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber

penyakit dengan air yang diperlukan.

Air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain,

karakteristik tersebut antara lain :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00 C (320 F) –

1000 C, air berwujud cair.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat

sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan

adalah proses perubahan air menjadi uap air.

4. Air merupakan pelarut yang baik.

5. Air memiliki tegangan permuakaan yang tinggi.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika

membeku.

Air kita perlukan untuk proses hidup dalam tubuh kita, tumbuhan dan

juga hewan. Sebagian besar tubuh kita, tumbuhan dan hewan terdiri atas air. Air

Page 6: Tugas Geokimia Ku

juga kita perlukan untuk berbagai keperluan rumah tangga, pengairan pertanian,

industri, rekreasi dan lain-lain.

Dengan tidak tersedianya air dan sanitasi yang baik, biasanya golongan

masyarakat yang berpenghasilan rendah adalah yang paling menderita, karena

bukan saja disebabkan oleh kurang adanya pengertian bagaiamana caranya

untuk mengurangi pengaruh negatif yang disebabkan untuk tempat tinggal yang

tidak memenuhi syarat akibat pengaruh yang melemahkan dari kondisi hidup

yang kurang sehat, sehingga mempengaruhi produktivitas dari mereka yang

tidak mampu membiayai penyediaan sarana air bersih tersebut.

Sumber air bermacam-macam, ada tiga sumber air yang paling banyak

ditemukan, yakni air hujan, air permukaan, dan air tanah.

1. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini mendapat pengotoran selama pengalirannya,

misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, dan sebagainya. Air

permukaan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu : (1).

Perairan tergenang, dan (2). Badan air mengalir.

2. Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan air tanah. Air

tanah merupakan sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber air minum.

Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi persoalan utama. Air tanah adalah

air yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal

dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/

kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Totok Sutrisno, 2004).

Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen

Kesehatan Republik Indonesia (1997), mata air/ air tanah adalah air yang berada

di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara

alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air).

Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses

infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung dari ais sungai, danau rawa,

dan genangan air lainnya. Pada saat infiltrasi kedalam tanah, air permukaan

mengalami kontak dengan mineral-mineral yang terdapat didalam tanah dan

melarutkannya, sehingga kualitas air mengalami perubahan karena terjadi reaksi

kimia. Kadar oksigen yang masuk ke dalam tanah menurun, digantikan oleh

karbondioksida yang berasal dari proses biologis, yaitu dekomposisi bahan

organik yang terlarut dalam air tanah.

Menurut Totok Sutrisno (2004) air tanah terbagi atas :

1. Air tanah dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air tanah. Lumpur akan tertahan

, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan

Page 7: Tugas Geokimia Ku

jernih, tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang

terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur

kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah

disini berfungsi sebagai penyaring. Air tanah dangkal ini terdapat pada

kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah ini ditinjau

dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung

pada musim.

2. Air tanah dalam

Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat yang pertama.

Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal.

Kualitas dari air tanah dalam lebih baik dari air dangkal, karena

penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.

3. Mata air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah.

Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim

dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Menurut

direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan

Republik Indonesia (1997:6) mata air/ air tanah adalah air yang berada di

dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara

alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air).

4. Air Hujan

Hujan terjadi karena penguapan, terutama air pemukaan laut yang naik ke

atmosfer dan mengalami pendinginan kemudian jatuh kepermukaan bumi.

Proses penguapan tersebut terus berlangsung., misalnya pada saat butiran

hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian akan menguap sebelum mencapai

permukaan bumi. Sebagian akan tertahan tanaman-tanaman dan oleh

matahari diuapkan kembali ke atmosfer. Air hujan yang sampai di permukaan

bumi, akan mengisi cekungan, kubangan dipermukaan bumidan sebagian

akan mengalir pada permukaan bumi (Benyamin, 1997).

Pengelolaan Sumberdaya Air

Pengelolaan sumberdaya air adalah upaya merencanakan, malaksanakan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. (UU No7,

2004). Pengelolaan sumber daya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan

lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan untuk menjaga dan memanfaatkan

sumber air. Pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui koordinasi antara

pemerintah daerah dan masyarakat.

Page 8: Tugas Geokimia Ku

Menurut KepMenKes No. 907/MENKES/SK/VII/2002, bahwa setiap

pengelola sumber daya air diwajibkan melakukan pengelolaan dan pengawasan

sumber mata air, dengan cara :

1. Menjamin air yang diproduksi memenuhi syarat-syarat kesehatan,

dengan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air

yang diproduksi

2. Melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang dikelola dari

segala bentuk pencemaran sesuai denga peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dalam melakukan pengelolaan terhadap

sumber air yang memperoleh pengawasan dari pemerintah dan

instansi terkait (Dinas Kesehatan).

Kelayakan air

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air

adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain

dalam air.

Kualitas air

1. Persyaratan Fisik

Menurut Kusnaedi (2004), syarat-syarat sumber mata air yang bisa

digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut :

a. Kekeruhan

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti

berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh

adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak

kandungan tanah liat maka air semakin keruh. Derajat kekeruhan

dinyatakan dengan satuan unit.

b. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna

berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

c. Rasanya tawar

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,

manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak

baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut

dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik

maupun asam anorganik.

d. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun

dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik

yang sedang mengalami dekomoposisi (penguraian) oleh

mikroorganisme air.

e. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur

udara (20- 26 C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di

Page 9: Tugas Geokimia Ku

atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat

tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.

f. Tidak mengandung zat padatan

Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada

penguapan dan pengeringan pada suhu 103 -105oC (Totok Sutrisno,

2004).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/ MENKES/ SK/VII/2002, persyaratan fisik air adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Persyaratan Kualitas Air Bersih Secara Fisika

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

Paraneter

fisik

Tidak berbau dan

berasa

Warna TCU 15

Rasa dan bau - -

Temperatur 0C Suhu udara 3oC

Kekeruhan NTU 5

Sumber : Departemen Kesehatan RI ( 2002:14)

2. Persyaratan kimia

Kualiats air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kima sebagai

berikut :

a. pH netral.

pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan

intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan. Skala pH diukur

dengan pH meter atau lakumus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila

pH di bawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila di atas 7

bersifat basa (rasanya pahit).

b. Tidak mengandung bahan kimia beracun.

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun

seperti sianida sulfida, fenolik

c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam.

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam

seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain.

d. Kesadahan rendah.

Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya

ion-ion (kation) logam valensi dua. Tingginya kesadahan berhubungan

dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan

Mg.

Page 10: Tugas Geokimia Ku

e. Tidak mengandung bahan organik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/ MENKES/ SK/VII/2002, persyaratan kimia air adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Persyaratan Kualitas Air Bersih Secara Kimia

Parameter Satuan Kadar maksimum Keterangan

Antimon mg/L 0.005

Air Raksa mg/L 0.001

Arsenic mg/L 0.01

Barium mg/L 0.7

Boron mg/L 0.3

Kadmium mg/L 0.003

Kromium(Valensi 6) mg/L 0.05

Tembaga mg/L 2

Sianida mg/L 0.07

Flourida mg/L 1.5

Timbal mg/L 0.01

Molybdenum mg/L 0.07

Nikel mg/L 0.02

Nitrat mg/L 50

Nitri mg/L 3

Selenium mg/L 0.01

Sumber : Departemen Kesehatan RI ( 2002:9)

3. Persyaratan Bakteriologis

Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan

Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Totok Sutrisno,

2004).

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 907/ MENKES/ SK/VII/2002, persyaratan Bakteriologis air

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Persyaratan Kualitas Air Bersih secara Bakteriologis

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

Total Bakteri

Coliform

Jumlah per 100

ml sampel

0

Sumber : Departemen Kesehatan RI ( 2002:8)

Page 11: Tugas Geokimia Ku

Kuantitas Air

Kuantitas adalah jumlah atau banyaknya sesuatu ( EM Zul Fjri, dkk.

2000). Menurut I Wayan Sudiarsa (2004:27), permasalahan kuantitas air lebih

menjurus pada kemampuan merosotnya daya dukung yang mengecil karena hal-

hal berikut :

1. Eksploitasi berlebihan

Eksploitasi air yang berlebihan dapat mengakibatkan imbangan air

melampaui daya dukungnya.

2. Eksploitasi yang tidak tepat sasaran

Eksploitasi penggunaan air yang tidak tepat sasaran dan hanya

mengejar kepentingan jangka pendek, misalnya pengeboran air tanah

untuk irigasi.

3. Pengrusakan daerah resapan air

Pengrusakan daerah resapan air, seperti hutan, yang menimbulkan

puncak hidrograf yang tinggi dan berakibat menurunnya infiltrasi air

untuk menjadi air tanah.

4. Belum adanya konsistensi dan komitmen yang tinggi dari usaha-usaha

konservasi air, walaupun dengan cara-cara yang sederhana

Kebutuhan Air

Di Indonesia, penduduk yang masih tergantung pada air alam masih

banyak tersebar diseluruh pelosok. Bahkan ada diantara mereka juga

menggunakan air yang tidak berkualitas. Hal ini terpaksa mereka lakukan

karena keterbatasan pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air bersih

(Kusnaedi, 2004).

Semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula

tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut (Totok Sutrisno, 2004). Menurut

Undang-undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya

air, yang dimaksud dengan kebutuhan pokok sehari-hari adalah air untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang digunakan pada atau diambil dari

sumber air untuk keperluan sendiri guna mencapai kehidupan yang sehat, bersih

dan produktif.

Menurut Wisnu Arya Wardhana (2001) keperluan air per orang per hari

terdiri dari keperluan air minum, keperluan air untuk memasak, air untuk Mandi

Cuci Kakus (MCK), air untuk mencuci pakaian, air untuk wudhu, air untuk

kebersihan rumah, air untuk menyiram tanaman, dan air untuk keperluan yang

lainnya.

Page 12: Tugas Geokimia Ku

Tabel 5. Keperluan Air Per Orang Per Hari

Keperluan Air yang dipakai

Minum 2.0 liter

Memasak; kebersihan dapur 14.5 liter

Mandi; kakus 20.0 liter

Cuci pakaian 13.0 liter

Air Wudhu 15.0 liter

Air untuk kebersihan rumah 32.0 liter

Air untuk menyiram tanaman 11.0 liter

Air untuk mencuci kendaraan 22.5 liter

Air untuk keperluan lain-lain 20.0 liter

Jumlah 150.0 liter

Sumber : Wisnu Arya Wardhana (2001)

Pengelolaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum jika telah

diolah (DepKes RI, 2002). Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor

7 tahun 2004 tentang sumber daya air, yang dimaksud dengan kebutuhan pokok

sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang

digunakan pada atau diambil dari sumber air untuk keperluan sendiri guna

mencapai kehidupan yang sehat, bersih dan produktif. Sedangkan menurut

Totok Sutrisno (2004) untuk keperluan minum, maka dibutuhkan air rata-rata

sebanyak 5 liter/ hari. Tidak tersedianya air bersih dan sanitasi yang baik,

biasanya golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah adalah yang paling

menderita, karena bukan saja disebabkan oleh kurang adanya pengertian

bagaiamana caranya untuk mengurangi pengaruh negatif yang disebabkan untuk

tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat akibat pengaruh yang melemahkan

dari kondisi hidup yang kurang sehat, sehingga mempengaruhi produktivitas

dari mereka yang tidak mampu membiayai penyediaan sarana air bersih

tersebut.

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, malaksanakan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. (UU No7,

2004 : 8). Pengelolaan sumber daya air mencakup kepentingan lintas sektoral

dan lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan untuk menjaga dan

memanfaatkan sumber air. Pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui

koordinasi antara pemerintah daerah dan masyarakat.

Menurut KepMenKes No. 907/MENKES/SK/VII/2002, bahwa setiap

pengelola sumber daya air diwajibkan melakukan pengelolaan dan pengawasan

sumber mata air, dengan cara :

Page 13: Tugas Geokimia Ku

1. Menjamin air yang diproduksi memenuhi syarat-syarat kesehatan,

dengan melakukan pemeriksaan secar aberkala terhadap kualitas air yang

diproduksi melalui :

a. Pemeriksaan instalasi pengolahan air

b. Pemeriksaan pada jaringan pipa distribusi

c. Pemeriksaan pada jaringan pipa sambungan ke konsumen

2. Melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang dikelola dari

segala bentuk pencemaran sesuai denga peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber air yang memperoleh

pengawasan dari pemerintah dan instansi terkait (dinas kesehatan), maka setiap

pengelola wajib menjamin kualitas air yang dikelola melalui langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Memperbaiki dan menjaga kualitas air sesuai petunjuk yang diberikan

Dinas Kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

b. Melakukan pemeliharaan jaringan perpipaan dari kebocoran dan

melakukan usaha-usaha untuk mengatasi korosifitas air dalam jaringan

perpipaan secara rutin.

c. Membantu petugas Dinas Kesehatan setempat dalam pelaksanaan

pengawasan kualitas air dengan memberi kemudahan petugas

memasuki tempat-tempat dimana tugas pengawasan kualitas air

dilaksanakan.

d. Mencatat hasil pemeriksaan setiap sampel air, meliputi tempat

pengambilan sampel (pemukiman, jalan, nomor rumah, titik

sampling), waktu pengambilan, hasil analisa pemeriksaan

laboratorium termasuk metode yang dipakai, dan penyimpangan

parameter.

e. Mengirimkan duplikat pencatatan kepada Dinas Kesehatan setempat.

Dokumen ini harus disimpan arsipnya untuk masa selama minimal 5

tahun.