tugas geografi politik kabupaten morowali

12
GEOGRAFI POLITIK SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN MOROWALI, SULAWESI TENGAH Faisal Rivaldi 4315126776 Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta 2012

description

tugas geografi politik

Transcript of tugas geografi politik kabupaten morowali

Page 1: tugas geografi politik kabupaten morowali

GEOGRAFI POLITIK

SUMBER DAYA ALAM DI KABUPATEN MOROWALI, SULAWESI TENGAH

Faisal Rivaldi

4315126776

Fakultas Ilmu Sosial

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Jakarta

2012

Page 2: tugas geografi politik kabupaten morowali

Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah merupakan pecahan dari Kabupaten Poso yang dimekarkan berdasarkan UU no. 51 tahun 1999 tanggal 3 Nopember 1999. Letak kabupaten muda ini kurang lebih pada 01o31 12 – 03o46 48 LS dan antara 121o02 24- 123o15 36 BT, dengan luas keseluruhan mencapai 45.453 km2. Sekitar 66% wilayahnya merupakan perairan laut beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Karena luasnya, Kabupaten Morowali yang terdiri dari 13 kecamatan ini berbatasan dengan sejumlah kabupaten yaitu:

* Sebelah Utara dengan Kabupaten Banggai dan Kabupaten Poso;

* Sebelah Timur dengn Perairan Teluk Tolo;

* Sebelah Selatan dengan provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan

* Sebelah Barat dengan Kabupaten Poso.

Saat ini, kabupaten Morowali dipimpin oleh Bupati Anwar Hafid (sejak 2007).

Bagaimana fenomena penggunaan sumberdaya nasional di Indonesia oleh pihak asing, jelaskan dengan contoh

PT. Gemaripa Pratama telah melakukan pengrusakan hutan di cagar alam Morowali dan, itu sangat masif.Kelemahan dari UU Migas, adalah pemerintah memberikan kepada pertamina untuk menjual kemana-mana. Desember 2010, blok Tiaka resmi dibeli oleh Mitsubishi. Investasinya ini masuk di wilayah hulu dan hilir, padahal dalam UU penanaman modal asing. Investasi asing itu tidak bisa di hulu, tapi prakteknya Mitsubishi terlibat didalamnya.

Saat ini jepang sangat mengotot memasukkan sahamnya di Indonesia, mengapa?Karena dari 100 persen kebutuhan migas di Jepang, itu 30 persen berasal dari Indonesia.Investasi besar Jepang di sektor Migas itu berada di Sulawesi Tengah,sebesar 26 Triliun. Tapi depositnya kecil, karena hanya di eksploitasi selama 20 tahun karena Dongi Senoro cadangannya kecil.

PT Bintang Delapan Mineral yang berafiliasi saham dengan PT Dingxin Group asal Cina .Kasus lain, juga dapat di temui pada penjualan 75persen saham Bumi Mineral Group Bumi Resources pada Vallar PLC London. Desember 2010,

Page 3: tugas geografi politik kabupaten morowali

blok Tiaka resmi dibeli oleh Mitsubishi. Investasinya ini masuk di wilayah hulu dan hilir, padahal dalam UU penanaman modal asing. Investasi asing itu tidak bisa di hulu, tapi prakteknya Mitsubishi terlibat didalamnya.1

Uraikan dengan contoh, kasus – kasus pengubahan sumberdaya alam (oleh pihak Indonesia dan asing) demi “kepentingan ekonomi” di Indonesia

DUA perusahaan tambang bebas beroperasi di dalam Cagar Alam Morowali, di Kabupaten Morowali. Warga protes tapi tak mendapatkan tanggapan. BKSDA menegur, juga tak dihiraukan. Penambang sangat percaya diri dan terus beroperasi berbekal izin eksplorasi yang dikeluarkan Bupati Morowali.

 Andika, Manajer Riset dan

Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah mengatakan,  Bupati Morowali mengeluarkan izin dalam kawasan Cagar Alam Morowali di Desa Tambayoli kepada dua perusahaan pertambangan.

Pertama,  PT. Gema Ripah Pratama dengan nomor izin IUP Eksplorasi Produksi No: 540.3/SK.002/DESDM/XII/2011 seluas 145 hektare (ha). Kedua, PT. Eny Pratama Persada, belakangan diketahui warga telah menebang dan membabat hutan Mangrove di sepanjang Desa Tambayoli, Tamainusi dan Tandayondo. 

Pada Oktober 2011, ucap Andika, awal aktivitas pembabatan hutan mangrove yang masuk Cagar Alam Morowali, selebar 15 meter dan panjang sekitar 1.200 meter. Pembabatan ini  untuk pelabuhan pemuatan orb nikel oleh PT Gema Ripah Pratama.

Sejak 1 Juni 2012, PT Gema Ripah Pratama, mulai produksi. Mereka membangun jalan hauling koridor tambang galian

1 http://www.jatamsulteng.or.id/2012/06/investasitambang-hantam-kehutanan-moh.html

Page 4: tugas geografi politik kabupaten morowali

ke pelabuhan yang membentang di tengah-tengah pemukiman penduduk. Perusahaan,  juga menumpuk orb di Desa Tambayoli, seluas satu ha.

Andika mengatakan, Desa Soyojaya itu persis segaris dengan cagar alam Morowali.  “Ia desa terisolir, paling ujung Teluk Tomuri. Akses transportasi menggunakan perahu motor ke daerah sekitar.” Jadi, Bupati, memanfaatkan keadaan masyarakat yang  terisolasi  hingga  perusahaan tambang bisa mengekspolitasi tambang cepat dan tertutup.

“Berdasarkan banyak kasus, perusahaan-perusahaan tambang kecil yang beroperasi itu biasa enam bulan selesai. Lalu pergi begitu saja.  Kami khawatir perusahaan ini modusnya seperti itu,” ujar dia.

Penduduk sekitar, ada suku To mori dan Tauta Awana. Mereka sudah protes masalah ini karena merasa tak adil. Sejak Morowali, menjadi cagar alam, warga sekitar tak bisa lagi memanfaatkan kayu walau hanya satu dua batang,  misal untuk membangun rumah. Warga yang melanggar dipenjarakan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Padahal, mereka itu masyarakat asli yang secara turun menurun tinggal di sana dan menjadikan hutan sebagai sumber kehidupan mereka.  Namun, ketika pertambangan masuk, BKSDA hanya menegur tapi tak menindak tegas pelanggar-pelanggar ini.  “Masyarakat ini protes, tapi perusahaan tetap beraktivitas.”

Perusahaan ini, beroperasi tak ada izin lain misal dari Kementerian Kehutanan. Hanya izin eksporasi dari bupati. “Ini sama saja dengan pencurian yang dilegitimasi negara.”

Selain membabat dan merusak Cagar Alam Morowali, perusahaan ini juga menjual orb tanpa izin ekspor. “Menurut aturan tidak boleh. Ini melawan Keputusan

Menteri No 7 tahun 2012 tentang larangan ekspor mentah bahan tambang.”

Temuan masyarakat terkait ancaman tambang terhadap Cagar Alam Morowali diperkuat hasil investigasi lapangan oleh Petugas  BKSDA Resort I Kolonedale pada 8 hingga 9 November 2011.

Page 5: tugas geografi politik kabupaten morowali

Balai ini menemukan  pembabatan mangrove sepanjang 1.200 meter dan lebar 15 meter sebagai jalan keluar masuk kapal tongkang mengangkut orb nikel. Lalu, pembabatan mangrove seluas 50×70 meter untuk membangun dermaga. Di dalam cagar alam itu ada areal konsesi tambang PT Gema Ripah Pratama seluas sekitar 150 ha.

Jatam meminta Bupati Morowali segera menutup lokasi tambang PT Gema Ripah Pratama. “Lalu memulihkan lingkungan mereka rusak.”

Juga meminta Kapolsek Soyojaya memeriksa pimpinan PT Gema Ripah Pratama atas dugaan perambahan dan pemanfaatan kayu ilegal dalam kawasan Cagar Alam Morowali. Serta perusakan hutan Mangrove.

Cagar Alam Morowali, Kabupaten Morowali dan Tojo Una-una Sulawesi Tengah (Sulteng), ditetapkan melalui No: 237/Kpts –II/1999  tertanggal 27 April 1999. Lalu, Surat Keputusan Menteri Kehutanan 24 November 1986 menyebutkan luasan Cagar Alam Morowali 225 ribu ha.

Dengan rincian, total keliling 265,84 kilometer (km) terdiri dari batas alam 36,36 km dan batas buatan 229,84 km. Pall batas mencapai 3.198 buah terdapat di kawasan Teluk Tomori, dataran rendah dan pegunungan.  Ini kawasan lindung yang selama ini diproteksi sebagai kawasan penyangga.2

Jelaskan dengan contoh, keanekaragaman (potensi - problematika - prioritas pengguaan – hasil) sumber daya alam Indonesia

Potensi

Morowali merupakan daerah dengan sejumlah potensi yang menjanjikan. Data tahun 2004 menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten Morowali masih didominasi oleh sektor pertanian (64%). Beberapa perusahaan besar seperti Astra Agro dan Sinar Mas bahkan membuka perkebunan kelapa sawit skala besar di Morowali dengan memberdayakan petani-petani lokal dalam kerangka kerjasama yang saling menguntungkan..

Seiring perjalanan waktu, daerah ini juga membuka diri terhadap investasi untuk mengolah potensi yang ada. Potensi tersebut antara lain pertambangan minyak bumi, nikel, chromite, biji besi sampai batubara. Saat ini tercatat sekitar 21 perusahaan baik PMA maupun PMDN yang telah memperoleh izin eksplorasi tambang di daerah Morowali.

2 http://www.jatamsulteng.or.id/2012/07/perusahaan-tambang-beroperasi-di-cagar.html

Page 6: tugas geografi politik kabupaten morowali

Akan tetapi, menurut data Kantor Bea dan Cukai Poso, dari sejumlah perusahaan tersebut, baru 3 perusahaan yang melakukan proses ekspor. Selebihnya masih dalam tahap eksplorasi dan pembangunan infrastruktur. 3

Problematika

PT. TAS (Tehnik Alum Service) sendiri adalah perusahaan yang mengantongi izin KP dari bupati morowali. Perusahaan yang mengolah sejak dari tahun 2007, dari awal sudah bermasalah dengan proses pembebasan lahan. Tanah Masyarakat hanya dihargai dengan Rp.1.000,- per meter untuk yang tanah yang ada tanamannya. Sementara untu tanah yang tidak ada tanamannya dihargai Rp.850,-.

PT TAS juga melakukan eksplorasi di areal APL yang diklaim masyarakat buleleng sebagai tanah adat. Karena caplokan Tanah Adat inilah kemudian menimbulkan masalah di masyarakat. Sebanyak 64 hektar lahan diambil perusahaan tanpa kompensasi.

Karena mengalami kebuntuan negosiasio, kasus ini difasilitasi oleh pihak BPN pada tanggal 13 Maret 2010, bertempat di hotel Anunta Baru Kelurahan Bungi Kecamatan Bungku Tengah. Pertemuan itu merekomendasikan pembayaran lahan masyarakat sekaligus mengakui tanah adat dan mengganti rugi lahan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun sampai saat ini PT.TAS enggan melaksanakan rekomendasi itu.

Setelah menyelesaikan proses pembebasan lahan yang bermasalah, PT. TAS mulai melakukan eksplorasi dengan menggandeng beberapa perusahaan (subkon).

PT. TBI (Tata Bumi Indonesia), perusahaan ini melakukan proses eksploitasi selama 2 bulan dengan memakai tenaga kerja kontrak (outsorching dan tidak mengupah buruhnya selama 1 bulan kerja). Setelah PT.TBI diusir oleh PT.TAS dengan alasan yang tidak jelas PT.TAS memasukan PT.MKM (makindo kolaka mandiri) yang kemudian menggandeng PT. SIM (Sinyu Indonesia Mining) dan PT. TSM (Trans Sulawesi Mineral). Kedua peusahaan yang mengantongi izin subkontrak dari PT. TAS, ini beroperasi selama 3 bulan. Dengan merekrut tenaga kerja sebanyak 74 orang dan tidak mengupah buruhnya selama 3 bulan kerja.

Selain persoalan upah buruh yang tidak dibayarkan, keempat perusahaan ini meninggalkan utang dimasyarakat. Karena pada saat keempat perusahaan beroperasi, perusahaan ini memakai uang masyarakat dengan modus meminjam uang dengan janji akan diganti. Sehingga dalam proses operasi hampir semua aktifitas perusahaan seperti masalah bahan bakar, konsumsi karyawan, serta kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan karyawan lainnya ditanggulangi masyarakat. Utang

3 http://www.jatamsulteng.or.id/2012/06/investasitambang-hantam-kehutanan-moh.html

Page 7: tugas geografi politik kabupaten morowali

keempat perusahaan ini sekitar ratusan juta rupiah dan sampai saat ini tidak dibayarkan.4

Morowali, Seruu.com - Pembakaran kantor PT. INCO di Kilo 9 , Bungku, Morowali, Senin (06/2/2012) ternyata merupakan puncak kemarahan rakyat Morowali terhadap Kontrak Karya PT INCO yang dipandang tidak menguntungkan dan hanya menghisap kekayaan alam negeri ini."Kontrak Karya dimanapun selalu hanya menguntungkan pihak asing.

Aksi Warga Morowali di Kantor DPRD

Negeri ini dijajah dan diperkosa kekayaan alamnya dengan cara seperti itu. Buat kami warga Morowali hal itu tidak bisa dibenarkan. Darah rakyat dan kekayaan alam Morowali hanya akan dihisap dan diboyong ke luar negeri oleh INCO, itu yang kami tolak selama ini, " tutur Irwan, aktivis Aliansi Rakyat Morowali yang juga seorang mahasiswa , Senin (06/2/2012) saat dihubungi seruu.com.

Menurut Irwan pembakaran kantor INCO merupakan ekspresi kemarahan masyarakat yang terjadi begitu saja dan telah terpendam sejak lama."Sejak awal masyarakat sudah aktif menolak keberadaan tambang INCO di wilayah ini, bahkan kami menentang kontrak karya yang diteken pemerintah dengan INCO, terbukti sekian tahun berlalu tidak sedikitpun mereka berniat mensejahterakan masyarakat sekitar," tandas Irwan.

Saat ini menurut Irwan masyarakat siap berhadapan dengan siapapun demi memperjuangkan hak mereka dan kesejahteraan mereka. " Tidak ada lagi yang kami takuti, warga sekarang siap berhadapan dengan siapapun juga, termasuk jika pemerintah ternyata membela INCO yang jelas-jelas merugikan rakyat dan negeri ini. Kami meminta Kontrak Karya itu dicabut," pungkasnya.

4 http://www.jatamsulteng.or.id/2012/06/investasitambang-hantam-kehutanan-moh.html

Page 8: tugas geografi politik kabupaten morowali

Aksi warga menolak keberadaan PT. INCO memuncak di awal tahun ini. Ribuan orang sebelumnya telah mendatangi DPRD dan Kantor Bupati Morowali untuk menyatakan sikapnya dan mendesak agar pemerintah mengambil sikap terhadap PT. INCO yang telah membuat rakyat Morowali digantung dalam ketidakpastian.

Bahkan pasca pertemuan dengan DPRD dan Bupati, warga sudah melakukan pendudukan terhadap kantor unit PT. INCO di Desa Dhampala, Bahodopi sebagai bukti keseriusan mereka menagih janji perusahaan tambang asing tersebut.

Senin (06/2/2012) sekitar pukul 12.30 Wita, ratusan warga melakukan aksi di kantor PT INCO di Kilo 9. Setalah tidak ditemui oleh perwakilan INCO, warga yang marah lalu melakukan pembakaran kanor dan sejumlah peralatan perusahaan tambang dari Brazil tersebut. Saat ini ratusan aparat dari TNI/Polri berhadapan dengan warga di lokasi. 5

Prioritas penggunaan.

Watak utama dari komodifikasi alam dalam industri pertambangan bersandar pada aneka masalah: perburuhan, perampasan ruang publik, tanah, pencemaran air, udara dan mata rantai ekosistem. Sementara itu, zonafikasi ruang dilakukan tidak saja dalam konteks antara provinsi, tapi hal ini berlaku hingga dalam pertarungan para pemilik modal global. Hal itu diberlakukan untuk menjamin keberlangsungan aktivitas ekstraktif. Dengan demikian, praktek perluasan industri pertambangan senantiasa akan beriringan dengan instrument negara yang menjamin secara hukum setiap agenda perluasan pertambangan.  

Henri Lefebvre (1991) dalam bukunya yang berjudul “Production of Space” menyatakan, Interseksi antar-wacana ilmu pengetahuan dengan keinginan untuk mengontrol ruang dapat ditemukan secara konkret dalam abstraksi ekonomi yang berimposisi atau berkedudukan secara sadar dalam logika penciptaan terhadap ruang bagi aprosiasi akumulasi kapital. Pada momen tertentu, ilmu pengetahuan tentang ruang berbalik menjadi sarana bagi praktik kapitalisasi ruang yang didominasi logika atau abstraksi ekonomi. Demikian halnya dalam geografi, ruang alamiah dirasionalisasi dan diabstraksi baik secara imajinasi spasial (seperti peta) maupun secara utilitarian (yang menjadikan tanah sebagai asset kapital). Memang tidak secara gamblang produksi ruang ekstraktif diuraikan, namun mengacu pada penjelasan Lefebvre tersebut ekspansi di Kabupaten Morowali dapat terjelaskan.  

Pertama, kehadiran Rio Tinto dan PT Inco sejak tahun 1968 hingga kini di Kabupaten Morowali, telah menjadi salah satu penyumbang wacana awal aktivitas produksi ruang ekstraktif tersebut. Kedua perusahaan raksasa tambang internasional ini berekspansi secara serius di Sulawesi Tengah pasca gejolak Politik

5 http://mobile.seruu.com/utama/politik/artikel/warga-cabut-kontrak-karya-inco-yang-menghisap-darah-rakyat-dan-kekayaan-alam-morowali.html

Page 9: tugas geografi politik kabupaten morowali

1965. Melalui pintu UU No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Dalam pasal 8 ayat 1 UU itu disebut ”penanaman modal asing dibidang pertambangan didasarkan pada suatu kerjasama dengan pemerintah atas dasar Kontrak Karya atau bentuk lain sesuai peraturan yang berlaku.”  Kedua perusahaan tersebut mendapatkan Kontrak Karya Pertambangan pada generasi ketiga setelah Freeport. Namun Rio Tinto kurang massif dilapangan dan masih lebih berkutat dalam pusaran kampanye dan persiapan awal pra konstruksi. Hanya Inco yang terus memberikan sinyal aktivitas pertambangan di Wilayah Bahodopi Morowali.

Kedua, produksi ruang bagi kebutuhan ekstraktif di Kabupaten Morowali memasuki babak baru setelah pengusaha-pengusaha-kapital- berkebangsaan China terlibat. Diawali sejak tahun 2008, dari rezim Kuasa Pertambangan (KP). Dimana, otoritas daerah diberikan keleluasan untuk menerbitkan KP sebagai implementasi nyata dari konsep otonomi daerah. Momen besar itu bertemu dengan terbitnya regulasi baru pertambangan yakni, UU No 4 tahun 2009 Tentang Mineral dan Batubara yang isinya memberikan otoritas penuh pada Bupati setiap daerah untuk mengeluarkan perizinan tambang.

Hasil

Data Badan Pengelolaan Modal Asing Nasional  tahun 2010, di kabupaten Morowali, berjumlah 36 Triliun, dari semua jenis investasi. Baik tambang, nikel komit, marmer dan, sawit. Yang anehnya dari tahun 2008 hingga sekarang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil tambang dan lain-lain itu “NOL RUPIAH” sementara dari sektor perkebunan sawit pada tahun 2010 sebesar 63 juta. Padahal ada Peraturan daerah menyatakan bahwa “mensyaratkan sewa tanah semeter Rp. 20/tahun.”PT. Bintang Delapan Mineral mempunyai konsesi 60.000 Ha x Rp. 20. Berarti penerimaan daerah dalam setahun kurang lebih 1 milyar dalam 1 perusahaan. Sedangkan zaman Anwar Hafid memimpin, pertanggal 5 Mei 2011, dari jumlah 194 perusahaanyang dia keluarkan sekitar 75 IUP.6

6 http://www.jatamsulteng.or.id/2012/06/investasitambang-hantam-kehutanan-moh.html