tugas geodas

38
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat izin dan pertolonganNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Geologi Dasar yang berjudul : “ Mineral ”. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Geologi Dasar , Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. makalah ini diharapkan juga bisa menjadi sarana meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta pola pikir penulis khususnya di bidang fisika. Selama proses penulisan makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan terutama dosen mata kuliah geologi dasar yaitu Ibu Tati Zera , M.Si. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan penulis pada masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca maupun bagi penulis sendiri.

Transcript of tugas geodas

Page 1: tugas geodas

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat izin dan

pertolonganNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah

Geologi Dasar yang berjudul : “ Mineral ”.

Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Geologi Dasar ,

Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. makalah ini diharapkan juga bisa menjadi sarana meningkatkan ilmu

dan pengetahuan serta pola pikir penulis khususnya di bidang fisika.

Selama proses penulisan makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak.

Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan terutama dosen mata kuliah geologi dasar yaitu Ibu Tati Zera , M.Si.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan penulis

pada masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

pembaca maupun bagi penulis sendiri.

Jakarta, September 2012

Penulis

Page 2: tugas geodas

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................. ...... i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4

1.4. Manfaat ................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi dan klasifikasi Mineral ........................................................... ................. 5

2.2. Proses Terbentuknya Mineral  .............................................................................. 7

2.3. Sifat – Sifat Mineral ............................................................................................. 10

2.4. Jenis-Jenis Mineral ............................................................................................... 15

2.5. Manfaat Mineral ................................................................................................... 21

BAB IV PENUTUP

4.1.Kesimpulan ......................................................................................................... ...... 24

4.2. Saran ......................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25

Page 3: tugas geodas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

  Daerah permukaan bumi diselimuti oleh lapisan batuan yang begitu tebal sehingga

memungkinkan adanya berbagai jenis batuan dan  mineral yang menjadi penyusunnya.

Sebagi seorang yang akan bergelut pada bidang ilmu kebumian utamanya yang menyangkut

dengan ilmu geologi dan lebih terkhusus lagi yang berkaitan dengan ilmu tentang batuan dan

mineral-mineral yang menjadi penyusunnya, maka sangat perlu untuk kemudian sebagai

seorang calon ahli geologi yang tentunya memahami tentang segala aspek-aspek kebumian

terutama yang menyangkut tentang berbagai jenis batuan dan mineral.

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral

termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk

dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks

dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Batuan

dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk

kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. mineral terbentuk secara anorganik,

mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang

tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak

bumi.

1.2   Rumusan Masalah

  Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah :

1. Bagaimana cara mengenal mineral yang ada di bumi ?

2. Bagaimana mineral terjadi?

3. Apa manfaat bagi kehidupan manusia?

Page 4: tugas geodas

1.3   Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain :

1. Menambah pengetahuan tentang mineral.

2. Mengetahui jenis-jenis mineral lebih banyak.

3. Mengetahui sifat-sifat mineral

4. Mengetahui lebih dalam pemanfaatan mineral.

1.4  Manfaat

Adapun manfaat penulisan dari makalah ini bermaksud untuk memberikan

pengetahuan lebih banyak mineral, Dapat lebih mengetahui jenis-jenis mineral yang

ada,Dapat mengetahui mineral, dan Dapat lebih bisa memanfaatkan sumber daya alam

khususnya mineral bagi kehidupan manusia.

Page 5: tugas geodas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan klasifikasi Mineral

Definisi mineral menurut beberapa ahli :

1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara

anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom

yang tersusun secara teratur.

2.   D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai

komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia

tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan

hasil suatu kehidupan.

Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu

pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk

didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi

kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa

mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan

berupa unsur tunggal atau senyawa.

Jadi, mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat

secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana

atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat kita

Page 6: tugas geodas

jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang

diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai

ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk

ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk

tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.

Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan

diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”. Dengan

demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang

memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari

sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan

kristalografi.

Pengetahuan tentang “mineral” merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari

bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi

ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil “lithos”

dari bahasa latin yang berarti batu, dan “sphere” yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000

jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat

dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari

satu jenis unsur saja yaitu “Karbon”. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari

senyawa dua unsur “Natrium” dan “Chlorit” dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai

susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari segala

sesuatunya tentang mineral disebut “Mineralogi”, didalamnya juga mencakup pengetahuan

tentang “Kristal”, yang merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan

pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari

dasar-dasar geologi atau “Geologi Fisik”, dimana batuan, yang terdiri dari mineral,

merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat

utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini,

adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut. Dengan

anggapan bahwa pengguna buku ini telah mengenal dan memahami “mineralogi”, maka

untuk selanjutnya akan diulas secara garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.

Page 7: tugas geodas

2.2 Proses Terbentuknya Mineral

Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam,

yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen. Endapan mineral yang

berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor endogen disebut dengan endapan

mineral primer. Sedangkan endapan endapan mineral yang dipengaruhi faktor eksogen

seperti proses weathering, inorganic sedimentasion, dan organic sedimentation disebut

dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual, supergene enrichment,

evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak&gas bumi dan batubara dan gambut).

Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:

1. Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses utama dari

pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.

2. Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa bijih

utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.

3. Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa pada

batuan metamorf.

4.  Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan regional

metamorphism.

5.  Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan hydrothermal

pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya

menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.

Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:

1. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan

placer (placer deposit).

2. Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu,

dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.

3. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan

meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.

4.  Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari

bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan

endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

Klasifikasi Endapan Mineral

Page 8: tugas geodas

Asosiasi kelompok endapan mineral dan batuan masing-masing mempunyai cirri

asosiasi komposisi unsure kimia, dapat diklasifikasikan dalam grup tertentu, misalnya:

1.    Endapan mineral magmatic dicirikan dengan kelompok unsure Cr, Ni, Ti, Cu, V, C, Bi

(Segresi); Be, B, Li, Mo, W, P, F, REE, U, Th (pegmatit); F, Cl, Sn, Mo, W, Au, Cu

(pneumotolitik); Al, Zn, W, Mo, Fe, Cu, Au, Sn (Skarn); Cu, Pb, Zn, Au, Ag, Fe, Co, B, U,

Ni, Sb, As, Hg (hidrotermal); Fe, Cu, Pb, Zn, Au (Exhalative sub marine/kuroko).

2.    Endapan mineral sedimentasi dicirikan kelompok unsure  Cu, Pb, Mn, Ag, Au

(Supergen); Ni, Fe, Al (residual, laterit); Au, Pt, Ti, Cr, gems (plaser); gypsum (evaporit);

mineral energi: batubara, migas (organic); lempung, pasir, pebble, gravel, karbonat, feldspar,

sirtu (klastik): karbonat (kimia, organik).

3.    Endapan mineral metamorfik dicirikan kelompok unsure Au, U, Mg, Al, Pb, Cu, Zn

(regional metamorfik).

Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan, mineral-mineral pembentuk batuan

dibagi menjadi: Mineral utama, Mineral sekunder, dan Mineral aksesori atau mineral

tambahan.

I. MINERAL UTAMA (Essensial Mineral)

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya

sangat menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat dilihat dari deret bowen

series(1928). Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses

pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin,

magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor

utama dalam pembentukan mineral.

Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa

mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal

sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju pendinginan

menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju pendinginan yang

lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat terbentuk.

Page 9: tugas geodas

Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan “Y”, dimana lengan bagian atas

mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas merupakan deret

reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri atas adalah deret reaksi yang

terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).

1. Deret Continuous

Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang

kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap

dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO)

sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan

kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar,

NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.

2. Deret Discontinuous

Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu

mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan

reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang

merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur

berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang

mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole

terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.

Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak

dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang terbentuk

memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal

Olivin dengan rim Pyroxene.Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua

besi dan magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.

Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium, kalsium

dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan silica. Semua

unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium Feldspar. Dan akan

terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang

Page 10: tugas geodas

sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa). Dalam

kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi karena proses

pembentukannya yang saling terpisah dan independent.

II .Mineral Sekunder (Secondary Minerals)

Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan,

reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari

mineral sekunder antara lain; SERPENTIN, KALSIT, SERISIT, KALKOPIRIT, KAOLIN,

KLORIT, PIRIT.

III. Mineral Tambahan (Accessory Minerals)

Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam

jumlah yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh

dari mineral tambahan ini antara laian : ZIRKON, MAGNESIT, HEMATIT, PYRIT, RUTIL

APATIT, GARNET,SPHEN.

2.3 Sifat – Sifat Mineral

Mineral didasarkankan berbagai sifat, diantaranya : Sifat fisik, Bentuk krista, dan

Sifat optik.

1. Bentuk kristal (crystall form):

Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat

hambatan,maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam

perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu.

Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan

perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam.

Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral

dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang

terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi,

maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu

suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang,

selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan

“Natrium Chlorida”. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin,

kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral “Halit” yang padat.

Page 11: tugas geodas

Mineral “kuarsa”, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya

pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih

tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang

khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya

sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam

dan besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan,

dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “oktahedron” dan mineral grafit dengan

segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut

keduanya terdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena

susunan atom karbonnya yang berbeda. Pada gambar 3.1 diperlihatkan bentuk bentuk kristal

”Isometrik” dan ”Non-Isometrik”.

Bentuk Bentuk Kristal Isometrik

Nama Jumlah Bidang Nama Jumlah Bidang

(1) Cube 6 9)Tristetrahedron 12

(2) Octahedron 8 (10) Hextetrahedron 24

(3) Dodecahedron 12 (11) Deltoid

dodecahedron

24

(4) Tetrahexahedron 24 (12) Gyroid 24

(5) Trapezohedron 24 (13) Pyritohedron 12

(6) Trisoctahedron 24 (14) Diploid 24

(7) Hexoctahedron 48 (15) Tetartoid 12

(8) Tetrahedron 4

Bentuk Bentuk Kristal Non-Isometrik

Nama Jumlah

Bidang

Nama Jumlah

Bidang

(16) Pedion* 1 (32) Dihexagonal pyramid 12

(17) Pinacoid** 2 (33) Rhombic dipyramid 8

(18) Dome or Sphenoid 2 (34) Trigonal dipyramid 6

(19) Rhombic prism 4 (35) Ditrigonal dipyramid 12

(20) Trigonal prism 3 (36) Tetragonal dipyramid 8

(21) Ditrigonal prism 6 (37) Ditetragonal dipyramid 16

Page 12: tugas geodas

(22) Tetragonal prism 4 (38) Hexagonal dipyramid 12

(23) Ditetragonal prism 8 (39) Dihexagonal dipyramid 24

(24) Hexagonal prism 6 (40) Trigonal trapezohedron 6

(25) Dihexagonal prism 12 (41) Tetragonal

trapezohedron

8

(26) Rhombic pyramid 4 (42) Hexagonal

trapezohedron

12

(27) Trigonal pyramid 3 (43)Tetragonal scalenohedron 8

(28)Ditrigonal pyramid 6 (44) Hexagonal

scalenohedron

12

(29) Tetragonal pyramid 4 (45) Rhombohedron 6

(30) Ditetragonal pyramid 8 (46) Rhombic disphenoid 4

(31) Hexagonal pyramid 6 (47) Tetragonal disphenoid 4

2. Sifat Fisik Mineral

Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral

secara cepat, yaitu:

A. Berat jenis (specific gravity)

Berat jenis merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara berat mineral

dengan berat dari volume air. Jika mineral mempunyai berat 3 kali dari berat air dengan

volume yang sama, maka mineral tersebut mempunyai berat jenis 3. Secara praktis berat jenis

mineral dapat diperkirakan dengan menimbang di tangan. Bila mineral tersebut terasa berat,

seperti beratnya satu contoh batuan, maka berat jenisnya sekitar 2,5 sampai 3.Mineral logam

umumnya memiliki 3 kali lipatnya. Galena mempunyai berat jenis 7,5 sedangkan berat jenis

emas 24 karat adalah 20.

            Mineral dengan berat jenis lebih besar dari 2,89 disebut dengan mineral berat. Mineral

berat ini diperoleh dengan memisahkannya dari mineral ringan dengan menggunakan cairan

berat biasanya dipakai cairan bromoform. Asosiasi kumpulan mineral berat dapat digunakan

untuk mengetahui sumber material dari sedimen atau batuan sedimen.

Page 13: tugas geodas

B. Bidang belah (fracture)

Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang

mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atomnya.

Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu

mineral. Contoh mineral dengan belahan yang baik adalah mika. Karena mika mempunyai

belahan satu arah, maka bila mineral tersebut dihancurkan akan membentuk lembaran-

lembaran yang tipis. Mineral dapat mempunyai belahan beberapa arah, tetapi ada pula

mineral yang tidak mempunyai bidang belahan. Mineral yang mempunyai belahan lebih dari

satu arah dikenal dengan jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang dibentuk oleh

bidang belahannya.

C. Warna (color)

Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat membedakan

antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas

yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh

warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral

dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.

D. Kekerasan (hardness)

Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui

kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan

mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral

bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka

mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral

lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras

(skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Skala Kekerasan Relatif

Mineral (Mohs) Kekerasan

(Hardness)

Mineral Rumus Kimia

1 Talc Mg3Si4O10(OH)2

2 Gypsum CaSO4·2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)

6 Orthoclase KAlSi3O8

Page 14: tugas geodas

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO4(OH,F)2

9 Corundum Al2O3

10 Diamond C

E. Goresan pada bidang (streak)

Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya,merupakan warna serbuk

mineral yang diperoleh dengan menggoreskan mineral pada lempeng porselen yang

permukaannya kasar. Sering ditemukan bahwa mineral berbeda dengan goresan ( serbuk )

mineral, serbuk mempunyai warna yang lebih akurat digunakan untuk mengidentifikasi,

seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.

F. Kilap (luster)

Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu

mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam.

Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan

kilap tanah.

g. Pecahan (Fracture)

            Pecahan merupakan kenampakan pecahan dari mineral. Kenampakan ini kebanyakan

ditunjukkan oleh mineral yang tidak mempunyai bidang belahan. Mineral kuarsa

menunjukkan kenampakan seperti pecahan kaca yang disebut konkoidal. Kebanyakan

mineral menunjukkan pecahan tidak rata.

3. Sifat Optik

Pengenalan mineral yang terdapat pada batuan umumnya dilakukan dengan

mikroskopis polarisasi cahaya yang dipakai dipolarisasi, yaitu cahaya yang bergetas dalam

sebuah bidang saja. Jenis cahaya yang demikian didapat dengan memakai dua prisma

polarisasi/polarisator. Sifat yang bisa diketahui yaitu warna, belahan, pecahan, relief, indeks

bias, pleokroisme, dan bentuk.

2.4 Jenis – Jenis Mineral

Page 15: tugas geodas

Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk

mendapatkan mineral-mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa

yang umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan

penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu

hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang

paling dominan adalah oksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok

mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen

dan silikon, kecuali kuarsa, ditambah dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk

sifat kelistrikan yang netral. Setelah mineral silikat, group mineral yang umum adalah

mineral karbonat dengan mineral kalsit merupakan mineral yang paling umum. Mineral yang

umum sebagai pembentuk batuan adalah gypsum dan halit.

Beberapa mineral pembentuk batuan merupakan mineral-mineral yang mempunyai

nilai ekonomis yang tinggi. Mineral-mineral tersebut biasanya merupakan mineral bijih dari

logam seperti hematit (besi), sfalerit (seng) dan galena (timbal). Selain itu group mineral

hanya disusun oleh satu unsur saja yang disebut native mineral seperti emas, platina dan

karbon (intan). Perlu juga dicatat, mineral pembentuk batuan lainnya juga banyak

mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti mineral kuarsa dapat digunakan untuk industri

kaca, mineral kalsit sebagai mineral utama dalam industri semen.

Kelimpahan dari unsur-unsur dalam kerak bumi antara lain : Oxygen(O) 46,6%,

Silicon(Si) 27,7%, Aluminium(Al) 8,1%, Iron(Fe) 5,0%, Calcium(Ca) 3,6%, Sodium(Na) 2,8

%, Potassium (K) 2,6 %, Magnesium (Mg) 2,1%, dan Lainnya 1,5 %.

1.      Mineral Silikat

Mineral feldspar merupakan kelompok mineral yang sangat dominan. Mineral ini

menyusun lebih dari 50% kerak bumi. Kuarsa merupakan mineral yang umum kedua pada

kerak benua, hanya disusun oleh unsur silikon dan oksigen.

Setiap group dari mineral silikat mempunyai struktur silikat yang karakteristik.

Struktur dalam dari mineral berhubungan erat dengan sifat belahan dari mineralnya. Karena

ikatan antara silikon dan oksigen sangat kaut, maka mineral-mineral silikat cenderung untuk

membelah melalui struktur silikon-oksigen daripada memotong struktur tersebut. Contohnya

mika mempunyai struktur lembarang dan cenderung untuk membelah melalui bidang

lembaran yang tipis. Kuarsa yang mempunyai ikatan silikon-oksigen sangat kuat pada semua

arahnya, tidak mempunyai bidang belahan.

Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan magma mulai mendingin.

Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di bawah permukaan

Page 16: tugas geodas

buki dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan

dan komposisi kimia dari magma sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk.

Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa mengkristal

pada temperatur yang rendah. Beberapa mineral silikat sangat stabil pada permukaan bumi

dan tetap menunjukkan sifat fisiknya pada hasil pelapukan dari batuan. Mineral silikat

lainnya terbentuk pada kondisi tekanan yang ekstrim yang berasosiasi dengan proses

metamorfisme. Setiap mineral silikat akan mempunyai struktur dan komposisi kimia yang

dapat menunjukkan kondisi pada waktu pembentukkannya.

Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya. Mineral

silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium

di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi

dan magnesium disebut mineral silikat non ferromagnesian. Mineral-mineral silikat

ferromagnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2

sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non ferromagnesian pada umumnya

mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. Perbedaan tersebut terutama

disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi di dalam mineral tersebut.

A. Mineral Silikat Ferromagnesian

Olivin

          Adalah mineral silikat ferromagnesian yang terbentuk pada temperatur tinggi, berwarna

hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilap gelas dan pecahan konkoidal. Mineral olivin

pada umumnya menunjukkan kenampakan butiran bentuknya relatif kecil dan bundar. Olivin

disusun oleh tetrahedra tunggal yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium

yang merangkai atom oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan

karena struktur atomnya membentuk aringan tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang

yang lemah.

Piroksin

Mineral berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah membentuk sudut 90o.

Struktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tertrahedra yang diikat bersama-sama dengan

ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan silikon-oksigen lebih kuat daripada ikatan antara

struktur silikat, maka piroksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin

merupakan salah satu mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan

batuan yang umum pada kerak samudera.

Hornblende

Page 17: tugas geodas

Merupakan mineral yang umum dari kelompok amfibol. Mineral ini umumnya

berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahannya dua arah membentuk sudut 60o dan 120o. Di

dalam batuan, hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya

membedakan dengan piroksin yang umumnya berbentuk prismatik pendek. Hornblende

umumnya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak benua.

Biotit

Merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan besi. Seperti

mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lembaran yang memberikan belahan satu

arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang membedakan dari mineral

ferromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit juga banyak dijumpai pada batuan

penyusun kerak benua, termasuk batuan beku granit.

Garnet

Merupakan mineral yang strukturnya mirip olivin yaitu disusun oleh tetrahedra tunggal

yang dirangkai oleh ion-ion logam. Garnet juga mempunyai kilap kaca, tidak mempunyai

bidang belahan dan pecahan konkoidal. Warna mineral garnet sangat bervariasi, tetapi yang

paling umum adalah coklat sampai merah tua. Garnet umumnya berbentuk kristal yang

prismatik dan umumnya pada batuan metamorf. Garnet yang transparant sering dijadikan

batu mulia.

B. Mineral Silikat Non Ferromagnesian

Muskovit

Adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang dengan kilap seperti

mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya satu arah. Di dalam bataun

muskovit sangat mudah dikenali karena sangat bercahaya.

Feldspar

Merupakan group mineral yang sangat umum, dapat terbentuk pada rentang temperatur

dan tekanan yang besar. Group mineral feldspar mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral

ini mempunyai bidang belahan dua arah dan membentuk sudut hampir 90o, relatif keras dan

kilap bervariasi antara kilap kaca sampai mutiara. Di dalam batuan mineral ini dikenali

dengan bentuknya yang rektangular dan permukaan yang licin. Struktur mineral feldspar

adalah rangkaian tiga dimensi dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon. Seperempat

sampai setengah dari atom silikon tergantikan oleh aton aluminium. Perbedaan valensi antara

aluminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi satu atau lebih oleh ion-ion

seperti potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan inklusi

didalam strukturnya, mineral feldspar dapat dibedakan menjadi 2 macam. Mineral ortoklas

Page 18: tugas geodas

merupakan mineral feldspar dengan ion potasium di dalam struktur kristalnya. Plagioklas

feldspar adalah mineral feldspar dengan ion kalsium dan atau sodium di dalam struktur

kristalnya.

Mineral ortoklas

Merupakan mineral berwarna krem terang sampai merah jambu, sedangkan plagioklas

berwarna putih sampai abu-abu terang. Meskipun keduanya mempunyai warna yang berbeda,

tetapi warna tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya. Salah satu

sifat fisik yang dapat membedakannya adalah adanya striasi yang sejajar pada mineral

plagioklas yang tidak dijumpai pada mineral ortoklas.

Kuarsa

Merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan oksigen. Mineral

kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2. Karena struktur kuarsa

mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion

positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini netral. Struktur kristal kuarsa membentuk

jaringan tiga dimenasi yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga

membentuk suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai

bidang belahan, sangat keras dan resisten terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai

belahan konkoidal. Pada bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk kristal

heksagonal dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung

pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna ini menyebabkan

adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum adalah kuarsa susu (putih),

kuarsa asap (abu-abu), kuarsa ros (pink), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).

Lempung

Adalah terminologi untuk kompleks mineral yang seperti mika mempunyai struktur

lembaran. Mineral lempung pada umumnya berbutir sangat halus dan hanya dapat dipelajari

dengan bantuan mikroskop. Mineral lempung merupakan hasil dari pelapukan kimia mineral

silikat, sehingga mineral ini sangat dominan menyusun soil yang terdapat pada permukaan

bumi. Salah satu mineral lempung yang sangat umum adalah kaolinit yang sering

dimanfaatkan dalam bermacam-macam industri seperti keramik.

2.    MINERAL NON SILIKAT

Mineral non silikat mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan

mineral silikat. Group mineral ini disusun oleh ion karbonat kompleks (CO32-), dan satu atau

lebih ion positif. Dua macam mineral karbonat yang sangat umum adalah kalsit CaCO3 dan

dolomit (CaMgCO3)2. Kedua mineral tersebut sangat sulit dibedakan karena keduanya

Page 19: tugas geodas

mempunyai sifat fisik dan kimia yang relatif sama. Keduanya mempunyai kilap vetrous,

kekerasan 3 – 4, dan mempunyai belahan rombik. Tetapi eduanya dapat dibedakan dengan

larutan asam klorida, tetapi dolomit hanya dapat bereaksi dalam keadaan bubuk. Kalsit dan

dolomit dapat dijumpai bersama-sama sebagai penyusun batugamping dan doloston. Bila

mineral kalsit yang dominan batuannya disebut batugamping, sedang bila dolomit yang

dominan disebut doloston. Batugamping sangat banyak kegunaannya seperti sebagai bahan

bangunan, dan bahan pokok dalam industri semen. Sedangkan dolomit disebut juga

batukapur pertanian, karena sering digunakan untuk menyuburkan tanah.

Dua macam mineral non silikat lainnya yang sering dijumpai dalam batuan sedimen

adalah halit dan gipsum. Halit adalah nama mineral untuk garam dapur, sedang gipsum

adalah mineral yang sering digunakan sebagai bahan perekat dan sebagai material bahan

bangunan. Berikut adalah beberapa sifat fisik mineral non silikat.

Kalsit

Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia

pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal

Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan.

Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang

dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada

perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh

Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh

Mn).

Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk

prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul

tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning,

coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam.

Dolomit

Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara

magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2. Berwarna

sering merah muda atau kemerah merahan dan dapat tidak berwarna, putih, kuning,

beruban/kelabu atau bahkan warna coklat atau hitam ketika besi hadir di kristal.

Pirit

Mineral Pirit atau disebut juga besi sulfide ( FeS2 ) mempunyai kristal isometrik yang

pada umumnya terlihat atau nampak dan bentuknya seperti dadu atau kubus dan di sebut juga

striated ( garis sejajar pada permukaan kristal ). Mineral pirit mempunyai kekerasan 6-6.5,

Page 20: tugas geodas

dan mempunyai bobot jenis 4.95-5.10.ima). Mineral Pirit adalah yang paling umum untuk

mineral sulfide. Mineral ini pada umumnya mempunyai warna emas pucat. Pirit

menyingkapkan kepada lingkungan selama pekerjaan tambang dan penggalian bereaksi

dengan oksigen dan air untuk membentuk asam belerang, menghasilkan pengeringan

tambang asam. Ini diakibatkan oleh reaksi bakteri Thiobacillus, yang menghasilkan energi

mereka dengan penggunaan oksigen untuk mengoxidasi besi yang mengandung besi ( Fe2+)

ke besi/ ferric ( Fe3+). Besi yang ferric pada gilirannya bereaksi dengan pirit untuk

menghasilkan asam belerang dan mengandung besi.

Kalkopirit

Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem bersudut

empat. Kalkopirit  mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2). Kalkopirit seperti kuningan

yang mempunyai warna kuning keemasan, dan mempunyai skala kekerasan 3,5 – 4, Lapisan

nya adalah diagnostik seperti sedikit warna hijau kehitam.

Pada saat kalkopirit berada di udara terbuka maka kalkopirit akan beroksidasi dengan

berbagai oksida, hidroksid dan sulfates. Rekanan Mineral Tembaga meliputi sulfida bornite

( Cu5FeS4), chalcocite ( Cu2S), covellite ( CuS), digenite ( Cu9S5); karbonat seperti

perunggu dan azurit, dan oksida jarang seperti cuprite ( Cu2O). Kalkopirit jarang ditemukan

bersama-sama tembaga murni. Kalkopirit sering diacungkan dengan pirit. Kolkopirit

kristalnya jarang dan lebih sedikit rapuh. Warna kalkopirit kuning gelap dengan sedikit warna

kehijau – hijauan dan kilap berminyak diagnostic. Dalam kaitan dengan warna nya dan isi

tembaga tinggi, kalkopirit telah sering dikenal sebagai ” tembaga kuningan”.

2.5 Manfaat Mineral

1. Asbes

1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :

a) Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap,

pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes,

dan lain-lain.

Page 21: tugas geodas

b) Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat

kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.

2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:

a) Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia

dan listrik;

b) Asbes untuk atap;

c) Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik;

d) Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan

tanur;

e) Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan

kebanyakan asbes sebagai bubur. Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat

tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang

sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan

asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri

pertekstilan.

2. Baurit

Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan.

Pemakaian ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya

digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan

pengembang (filler dan extender), dan agregat semen.

3. Felspar

Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar

olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk

keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan

kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan,

terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.

4. Kalsit

Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia

pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal

Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam

kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat

Page 22: tugas geodas

tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam

penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3,

Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn). Sifat

fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular;

pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros,

koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink,

biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup

berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi

sektor pertanian, industri kimia, makanan, logam dan lainnya.

5. Magnesit

Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, cukup kuat

dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut,

serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung magnesium tercatat sebanyak 244

buah. Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan

batuan sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit

ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama

magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam

bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama

Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering digunakan untuk bahan

refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan, industri karet, dll.

6. Antimony

Penggunaan antimonium Yang paling utama di Amerika Serikat adalah di bahan

kimia yang digunakan untuk mengairi atau memenuhi dan menghamili plastik, tekstil, karet,

dan material lain. Loebih dari sparuh konsumsi U.S. menggunakan antimonium untuk

pembuatan nyala api retardants. Antimonium juga digunakan untuk pigmen di dalam plastik,

cat, karet, dan untuk suatu pelengkap yang luas , mencakup obat kedokteran, mercon.

Antimonium dalam jumlah kecil yang sudah dibersihkan, metalnya digunakan dalam industri

komputer untuk membuat semipenghantar. Untuk dapat bermanfaat di dalam aplikasi ini,

antimoniumnya harus 99.999% murni.

7. Feldspar

Page 23: tugas geodas

Suatu mineral yang rock-forming, secara industri penting di (dalam) gelas/kaca dan

ceramic industri, barang tembikar dan barang dari logam, sabun, abrasif, obligasi;ikatan

untuk rode ampelas [abrasi], semen dan beton, membatasi komposisi, pupuk, unggas

menggertak, mengaspal mengatapi material, dan sebagai perekat ( atau pengisi) di (dalam)

tekstil dan catatan/kertas. Albite adalah suatu feldspar mineral dan adalah suatu sodium

aluminum silikat. Bentuk ini feldspar digunakan sebagai suatu lapisan kaca di (dalam)

keramik.

8. Garam Abu

Garam abu(kalium karbonat) pada umumnya klorid kalium. yang digunakan sebagai

Suatu pupuk, di (dalam) obat/kedokteran, di (dalam) bahan kimia industri, dan digunakan

untuk menghasilkan warna menghias mempengaruhi pada [atas] kuningan, perunggu, dan

nikel. Dapat juga (adalah) kalium sulfate, potassium-magnesium sulfate, dan nitrat kalium.

Adalah suatu mineral penting untuk kehidupan hewan dan sayuran.

9. Phyrite

Phyrite digunakan di dalam pembuatan asam belerang dan belerang dioksida, butir

dari pyrite debu telah digunakan untuk memulihkan besi, emas, tembaga, unsur kimia/kobalt,

nikel, dll. Yang digunakan untuk membuat barang barang perhiasan murah.

10. Rutile

Rutile Dioksid-Titan. yang digunakan dalam campuran logam, karena electroda dalam

busur cahaya, untuk memberi suatu warna kuning ke porselin dan gigi sumbang atau palsu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 24: tugas geodas

Berdasarkan pembahasan di atas kami dapat menarik kesimpulan bahwa di bumi yang

kita tempati terdapat berbagai macam sumber daya geologi terutama mineral. Mineral adalah

senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya

bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.

Untuk mengenal mineral maka kita harus mengetahui jenis-jenis mineral, sifat-sifat

mineral, terjadinya mineral serta manfaat dari mineral itu sendiri. Karena Mineral dapat kita

jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang

diendapkan pada dasar sungai dan beberapa mineral tersebut dapat mempunyai nilai

ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk

ditambang seperti emas dan perak.

3.2 Saran

Sebaiknya pemahaman mineral dalam bumi ini perlu di bahas lebih dalam lagi karena di

bumi terdapat mineral yang sangat banyak dan pembahasan dalam makalah ini hanya terbatas

saja  sehingga pembaca lebih memahami lebih dalam lagi dari penyajian makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/mineral

Page 25: tugas geodas

Zera,Tati.2007.Geologi.jakarta.

Firdaus. 2008. ”Mineral : Penggolongan Mineral”. http:/firdaus.unhalu.ac.id

http://sangfuehrer.blogspot.com