tugas farkol

7
Mekanisme Kerja Otot Jantung Dan Sistem Konduksi Jantung Di dalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi otot secara terus-menerus yang disebut irama jantung, menjalarkan potensial aksi ke seluruh otot jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. Jantung terdiri atas 3 tipe otot jantung utama yakni: otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sebaliknya, serabut-serabut khusus eksitatorik dan konduksi berkontraksi dengan lemah sekali sebab serabut-serabut ini hanya mengandung sedikit serabut kontraktil, justru mereka memperlihatkan pelepasan muatan listrik berirama yang otomatis dalam bentuk potensial aksi atau konduksi potensial aksi yang melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang mengatur denyut jantung yang berirama. Masing-masing sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan disatukan ujungnya struktur khusus yang dinamai diskus interkalaris. Di dalam lempeng ini terdapat dua jenis taut membran : desmosom (suatu tipe taut yang secara mekanis menyatukan sel-sel, sangat banyak terdapat di jaringan seperti jantung yang mengalami stres mekanis berat) dan taut celah (daerah dengan resistensi listrik rendah yang memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel sekitarnya. Jantung sebenarnya terdiri atas dua sintisium, sintisium atrium yang menyusun dinding kedua atrium dan sintisium ventrikel yang membentuk dinding kedua ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa yang mengelilingi pembukaan katup

description

farkol

Transcript of tugas farkol

Page 1: tugas farkol

Mekanisme Kerja Otot Jantung Dan Sistem Konduksi Jantung

Di dalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi otot secara terus-

menerus yang disebut irama jantung, menjalarkan potensial aksi ke seluruh otot jantung untuk

menimbulkan denyut jantung yang berirama. Jantung terdiri atas 3 tipe otot jantung utama yakni: otot

atrium, otot ventrikel, dan serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus. Tipe otot atrium dan ventrikel

berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otot-otot tersebut

lebih lama. Sebaliknya, serabut-serabut khusus eksitatorik dan konduksi berkontraksi dengan lemah

sekali sebab serabut-serabut ini hanya mengandung sedikit serabut kontraktil, justru mereka

memperlihatkan pelepasan muatan listrik berirama yang otomatis dalam bentuk potensial aksi atau

konduksi potensial aksi yang melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang

mengatur denyut jantung yang berirama.

Masing-masing sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-cabang,

dengan sel-sel yang berdekatan disatukan ujungnya struktur khusus yang dinamai diskus

interkalaris. Di dalam lempeng ini terdapat dua jenis taut membran : desmosom (suatu tipe taut yang

secara mekanis menyatukan sel-sel, sangat banyak terdapat di jaringan seperti jantung yang

mengalami stres mekanis berat) dan taut celah (daerah dengan resistensi listrik rendah yang

memungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel sekitarnya. Jantung sebenarnya

terdiri atas dua sintisium, sintisium atrium yang menyusun dinding kedua atrium dan sintisium

ventrikel yang membentuk dinding kedua ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan

fibrosa yang mengelilingi pembukaan katup AV yang terdapat di antara atrium dan ventrikel.

Biasanya, potensial tidak dihantarkan dari sintisium atrium menuju ke sintrisium ventrikel secara

langsung melalui jaringan fibrosa. Namun, potensial ini dihantarkan hanya dengan sistem hantaran

khusus yang disebut berkas A-V, yaitu sebuah berkas serabut hantaran dengan diameter beberapa

milimeter. Pembagian sintisium menjadi dua sintisium fungsional akan menyebabkan atrium

berkontraksi sesaat sebelum kontraksi ventrikel, yang penting bagi efektivitas pompa jantung.

Karena sifat sintisium otot jantung dan sistem hantaran antara atrium dan ventrikel maka impuls yang

secara spontan terbentuk di satu bagian jantung menyebar ke seluruh jantung. Oleh karena itu , tidak

seperti otot rangka, yang gradasi kontraksinya dapat dihasilkan dengan mengubah-ubah jumlah sel

otot yang berkontraksi di dalam otot, serat otot jantung akan berkontraksi atau tidak sama sekali.

Tidak dapat terjadi kontraksi “setengah hati”. Kontraksi jantung dapat berubah-ubah dengan

mengubah kekuatan kontraksi seluruh otot jantung.

Page 2: tugas farkol

Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh

membran sel otot. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :

1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis

memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial

aksinya.

2. Sebaliknya, sel jantung yang sisanya sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik, tidak

berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan

kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung, terdapat jalur

konduksi khusus dalam miokardium, jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat berikut ini:

Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.

Ritmisasi, pembangkitan impuls yang teratur.

Konduktivitas, kemampuan menghantarkan impuls.

Daya rangsang, kemampuan berespons terhadap stimulan.

Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung: paruh pertama potensial pemacu disebabkan oleh menutupnya

saluran K+, sedangkan paruh kedua disebabkan oleh terbukanya saluran Ca2+ tipe T. Jika ambang telah

tercapai maka fase naik pada potensial aksi disebabkan oleh pembukaan Ca2+ tipe L, sedangkan fase

turun disebabkan oleh membukanya saluran K+.

Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat berikut:

1. Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat

pintu masuk vena kava superior.

2. Nodus atrioventrikular (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang

terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel.

3. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV

dan masuk dan masuk ke septum antarventrikel. Di sini berkas tersebut terbagi menjadi

cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung

rongga ventrikel dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding luar.

4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar ke

seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.

Page 3: tugas farkol

Impuls jantung berasal dari nodus SA, yaitu pemacu jantung yang memiliki kecepatan tertinggi

depolarisasi spontan ke ambang. Setelah terbentuk, potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan

dan kiri, sebagian difasilitasi oleh jalur penghantar khusus tetapi sebagian besar karena penyebaran

impuls dari sel ke sel melalui taut celah. Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus

AV, satu-satunya titik kontak antara rongga-rongga tersebut. Potensial aksi tertunda sesaat di nodus

AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahulukan kontraksi ventrikel agar pengisian

ventrikel sempurna. Impuls kemudian merambat cepat menuruni sekat antarventrikel melalui berkas

His dan cepat menyebar ke seluruh miokardium melalui serat Purkinje. Sel-sel ventrikel sisanya

diaktifkan oleh penyebaran impuls dari sel ke sel melalui taut celah. Karena itu, atrium berkontraksi

sebagai satu kesatuan, diikuti setelah suatu jeda singkat oleh kontraksi ventrikel.

Potensial aksi sel-sel jantung memperlihatkan fase positif berkepanjangan, atau fase datar, disertai

oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan waktu ejeksi yang memadai. Fase datar ini

terutama disebabkan oleh pengaktifan saluran Ca2+ tipe L lambat. Masuknya Ca2+ melalui saluran tipe

L di tubulus T memicu pelepasan Ca2+ yang jauh lebih banyak dari retikulum sarkoplasma. Pelepasan

Ca2+ yang diinduksi oleh Ca2+ ini menyebabkan siklus jembatan silang dan kontraksi. Adanya periode

refrakter yang lama dan fase datar yang berkepanjangan menyebabkan penjumlahan dan tetanus otot

jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi

yang bergantian yang esensial bagi pemompaan darah.

Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini

(EKG) dapat memberi informasi bermanfaat tentang status jantung.

Page 4: tugas farkol

Kesimpulan : Jantung bersifat self-excitable, memicu sendiri kontraksi ritmiknya. Jantung juga

mempunyai konduksi listrik sendiri sehingga pengaturan ritmik jantung dapat terjadi tanpa adanya

rangsang syaraf apapun.

Elektrokardiogram (EKG)

Dasar tubuh manusia bersifat sbg konduktor shg memungkinkan penempatan elektroda di permukaan

tubuh dpt merekam peristiwa listrik di dalam tubuh. EKG mrp penjumlahan aktivitas listrik yg berasal

dari semua sel otot jantung aktif

Electrocardiograms (EKG/ECG)

Interpretasi EKG

• Gelombang P: depolarisasi atrium

• Gelombang Q: depolarisasi di berkas his

• Gelombang R: depolarisasi menyebar dr bgn dalam ke bgn luar dasar ventrikel

Page 5: tugas farkol

• Segmen PR: waktu yg dibutuhkan oleh impuls dari SA node ke AV node; terjadi perlambatan

AV node

• Gelombang S: depolarisasi menyebar naik dr bgn dasar ventrikel

• Kompleks QRS: depolarisasi ventrikel

• Segmen ST: waktu sejak akhir depolarisasi ventrikel sebelum terjadi repolarisasi (fase

plateau); saat tjd kontraksi & pengosongan ventrikel

• Gelombang T: repolarisasi ventrikular

• Interval TP: waktu saat terjadinya relaksasi & pengisian ventrikel

Referensi :

1. Guyton and Hall.2007.Fisiologi Kedokteran ed. 11.Jakarta:EGC.

2. Sherwood, Lauralee.2011.Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem.Jakarta:EGC.

3. Price, A. Sylvia.2005.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ed.6.Jakarta:EGC.

4. http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/mekanisme-kerja-otot-jantung-dan-sistem.html .