Tugas Etik Kumpul

4
Gabriel S.C. Diaz G./ 2443010127 1) Seorang apoteker penanggung jawab apotek “A”, mendapat telepon dari notaris bahwa dirinya diwajibkan hadir pada hari itu dalam rangka pembagian harta warisan kakeknya. Sementara itu seluruh keluarganya sudah berkumpul untuk pembagian harta warisan. Karena panic, ia lupa bahwa ia sedang menajalankan praktek kefarmasiannya di apotek “A”.Dengan terburu-buru ia meninggalkan apotek dan menyuruh asisten apotekernya untuk menggantikan tugasnya.Padahal, sesuai Standar Operasional Prosedur apoteker penaggung jawab apotek wajib menunjuk apoteker pendamping apabila berhalangan Poin : Apoteker penanggung jawab apotek tidak menunjuk Apoteker pendamping pada waktu bisa hadir pada jam buka apotek. Ini menyalahi dan melanggar pasal 20 dan 24 PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.Seorang apoteker penanggung jawab apotek wajib menunjuk apoteker pendamping. 2) Seperti biasa apoteker apotek “xyz” memesan obat ke sebuah PBF yang hampir 10 tahun mensuplai obat ke apoteknya.Selama ia memesan dari PBF tersebut belum pernah terjadi masalah terkait pesanan.Jadi, pada hari itu ia tidak memeriksa pesanannya.Menurutnya “buat apa saya periksa toh selama ini tidak terjadi masalah”. Poin : Apoteker tidak memeriksa kondisi fisik obat yang dipesan meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal kadaluarsa. Ini menyalahi dan melanggar Permenkes no 35 tahun 2014 tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotek pasal 6 yang berbunyi : Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau. Dengan tidak memeriksa kondisi pesanan obat tersebut, mutu sediaan farmasi tidak terjamin.

description

etik

Transcript of Tugas Etik Kumpul

Page 1: Tugas Etik Kumpul

Gabriel S.C. Diaz G./ 2443010127

1) Seorang apoteker penanggung jawab apotek “A”, mendapat telepon dari notaris bahwa dirinya diwajibkan hadir pada hari itu dalam rangka pembagian harta warisan kakeknya. Sementara itu seluruh keluarganya sudah berkumpul untuk pembagian harta warisan. Karena panic, ia lupa bahwa ia sedang menajalankan praktek kefarmasiannya di apotek “A”.Dengan terburu-buru ia meninggalkan apotek dan menyuruh asisten apotekernya untuk menggantikan tugasnya.Padahal, sesuai Standar Operasional Prosedur apoteker penaggung jawab apotek wajib menunjuk apoteker pendamping apabila berhalangan

Poin : Apoteker penanggung jawab apotek tidak menunjuk Apoteker pendamping pada waktu bisa hadir pada jam buka apotek. Ini menyalahi dan melanggar pasal 20 dan 24 PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.Seorang apoteker penanggung jawab apotek wajib menunjuk apoteker pendamping.

2) Seperti biasa apoteker apotek “xyz” memesan obat ke sebuah PBF yang hampir 10 tahun mensuplai obat ke apoteknya.Selama ia memesan dari PBF tersebut belum pernah terjadi masalah terkait pesanan.Jadi, pada hari itu ia tidak memeriksa pesanannya.Menurutnya “buat apa saya periksa toh selama ini tidak terjadi masalah”.

Poin : Apoteker tidak memeriksa kondisi fisik obat yang dipesan meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal kadaluarsa. Ini menyalahi dan melanggar Permenkes no 35 tahun 2014 tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotek pasal 6 yang berbunyi : Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau. Dengan tidak memeriksa kondisi pesanan obat tersebut, mutu sediaan farmasi tidak terjamin.

3) Beberapa obat di apotek “x” rusak dan tidak mempunyai penandaan. Menurut apoteker yang juga sebagai pemilik sarana apotek tersebut, obat ini bisa dijual kembali. Kemudian ia menyimpannya di tempat yang ia saja ketahui, untuk kemudian dimanfaatkan demi keuntungan pribadi

Poin :  Apoteker menyimpan dan tidak memusnahkan obat rusak, dan tidak mepunyai penandaan Hal ini menyalahi Kode Etik Apoteker Indonesia pasal 5.

4) Demi keuntungan pribadinya seorang apoteker menjual resep obat yang diterimanya secara online melalui e-mail, media social dan laman web miliknya kepada PBF-PBF .

Poin : Apoteker menjual resep dokter. Sesuai standar pelayanan, apoteker wajib menjaga kerahasian resep. Resep merupakan salah satu identitas pasien Dari kasus diatas, apoteker tersebut menyalahi Kode Etik Apoteker Indonesia pasal 5.

5) Demi alasan tertentu dan di luar nalar, seorang apoteker yang baru bertugas di suatu apotek mengubah denah apotek yang tidak sesuai standar operasional prosedur.

Page 2: Tugas Etik Kumpul

Menurutnya, dengan mengubah denah pemasukan / rejeki yang diterimanya akan semakin lancar.Poin : Apoteker mengubah denah apotek sesuai keinginannya dan tidak sesuai standar.Ini menyalahi aturan tentang sarana dan prasarana apotek yang tercantum dalam Permenkes no 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Page 3: Tugas Etik Kumpul

PASAL 5Di dalam menjalankan tugasnya, setiap Apoteker harus berusaha menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan

kefarmasian

Menurut Gabriel (2448715117) : secara umum bunyi dari pasal 5 Kode Etik Farmasi Indonesia sudah tepat.Akan lebih baik, pada pasal tersebut kata “harus berusaha” diganti dengan kata “wajib’, sehingga lebih menimbulkan efek psikologis bagi setiap Apoteker Indonesia. Dengan demikian, seorang apoteker Indonesia digugah rasa tanggung jawabnya bahwa seorang apoteker wajib berperilaku sebagaimana seorang apoteker yakni menjunjung tinggi nilai kemanusian dan martabat profesi dan menjauhkan diri dari mencari keuntungan diri sendiri.Sehingga dengan demikian pasal 5 Kode Etik Apoteker Indonesia dapat berbunyi: “Di dalam menjalankan tugasnya, setiap Apoteker wajib menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.”