Tugas Eksternalitas

21
Jenis – Jenis Eksternalitas Dalam Perikanan Secara Umum. 1. Efek Atau Dampak Satu Produsen Terhadap Produsen Lain ( Effects Of Producers On Other Producers ). Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi komoditi lain. 2. Efek Atau Dampak Samping Kegiatan Produksi Terhadap Konsumen ( Effects Of Producers On Consumers ). 1

Transcript of Tugas Eksternalitas

Page 1: Tugas Eksternalitas

Jenis – Jenis Eksternalitas Dalam Perikanan Secara Umum.

1. Efek Atau Dampak Satu Produsen Terhadap Produsen Lain ( Effects Of

Producers On Other Producers ).

Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen

lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi

produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini

meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up

costs) oleh produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air

(water polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini

terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya.

Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu

proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk sisa

yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga

produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para penangkap

ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak

negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan

efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi komoditi lain.

2. Efek Atau Dampak Samping Kegiatan Produksi Terhadap Konsumen ( Effects

Of Producers On Consumers ).

Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika

aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen).

Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer

adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise),

berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi

dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi

kenyamanan konsumen atau masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi

(perusahaan-produsen) yang menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke

aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya

alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap

pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi udara.

1

Page 2: Tugas Eksternalitas

3. Efek Atau Dampak Dari Suatu Konsumen Terhadap Konsumen Lain ( Effects

Of Consumers On Consumers ).

Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau

kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang

lain. Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari

kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau

efek dari kegiatan suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai

bentuk. Misalnya, bisingnya suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi

radio atau musik dari tetangga, asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan

sebagainya.

4. Efek Akan Dampak Dari Suatu Konsumen Terhadap Produsen ( Effects Of

Consumers On Producers ).

Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu

fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini

misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran sungai dan

mencemarinya sehingga menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik

oleh ikan (nelayan) atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih. Lebih jauh

Baumol dan Oates (1975) menjelaskan tentang konsep eksternalitas dalam dua

pengertian yang berbeda :

I. Eksternalitas Yang Bisa Habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak

eksternal yang mempunyai ciri barang individu (private good or bad) yang

mana jika barang itu dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa

dikonsumsi oleh orang lain.

II. Eksternalitas Yang Tidak Habis (an udeplatable externality) adalah suatu

efek eksternal yang mempunyai ciri barang publik (public goods) yang mana

barang tersebut bisa dikonsumsi oleh seseorang, dan juga bagi orang lain.

Dengan kata lain, besarnya konsumsi seseorang akan barang tersebut tidak

akan mengurangi konsumsi bagi yang lainnya.

2

Page 3: Tugas Eksternalitas

Contoh – Contoh Eksternalitas Dalam Perikanan Secara Umum.

1. Misalkan ada dua kegiatan, yang satu adalah perusahaan penambangan emas

tradisional yang berbasis di hulu dan yang lain adalah perikanan ( misalnya karamba )

yang berbasis di hilir. Keduanya menggunakan satu sumber daya alam ( sungai )

sebagai faktor yang menghubungkan kedua kegiatan ekonomi tersebut. Perusahaan

penambang emas tradisional, kita sebut saja G membroduksi emas ( g ) dan bahan

pencemar mercuri ( x ) yang dibuang ke sungai. Usaha perikanan F menghasilkan

ikan ( f ), namun dalam produksinya tergantung dari adanya polutan yang dibuang

oleh industri G. Dengan demikian dapat kita asumsikan bahwa fungsi biaya dari usaha

perikanan sebagai CF ( f, x ), artinya biaya produksi dari usaha perikanan akan

tergantung dari banyaknya ikan dan banyaknya bahan pencemar.

2. Rusaknya sumber daya ikan dan laut sekarang ini akibatnya tidak adanya rencana

pengelolaan yang jelas di era sebelumnya, baik ditingkat nasional maupun di tingkat

lokal. Selain itu, kuatnya hegemoni negara ( pemerintah pusat ) dalam sistem

pemerintahan Indonesia di era orde baru telah mempunyai andil yang sangat besar

dalam menciptakan kerusakan kawasan pesisir dan laut, khususnya sumber daya ikan.

Hegemoni negara tersebut tercermin dalam konfigurasi kebijakan perikanan pada

tahun – tahun sebelumnya yang ditandai dengan tiga ciri utama, yaitu: didasarkan

pada doktrin milik bersama ( common property ), sentralistik ( proses produksi dan

substansinya ), mengabaikan atau anti pluralisme hukum. Kebijakan perikanan yang

didasarkan pada doktrin milik bersama, seperti tidak adanya batasan siapa, kapan,

dimana, dan bagaimana kegiatan penangkapan ikan seharusnya dilakukan, telah

menyebabkan wilayah perairan laut nasional menjadi arena pertarungan bagi pelaku –

pelaku perikanan ( stakeholder ) di bawah kekuasaan “ hukum rimba atau hukum

samudera “. Akibatnya, kebijakan pengelolaan perikanan seperti itu telah terbukti

gagal dalam memberikan perlindungan hukum, baik kepada pelaku – pelaku

perikanan, khususnya nelayan kecil maupun bagi sumber daya ikan dan laut itu

sendiri. Sentralisme kebijakan dan anti – pluralisme hukum tidak kalah destruktifnya,

karena keduanya secara sinergis telah menciptakan konflik antar pelaku perikanan dan

tumpang tindihnya wilayah penangkapan ikan ( fishing ground ). Dimata nelayan

kecil, kebijakan perikanan di era sentralistis dipahami sebagai legalisasi

3

Page 4: Tugas Eksternalitas

persengkongkolan kaum komprador, yaitu pemerintah, pengusaha dan aparat penegak

hukum dalam rangka pengurasan ( eksploitasi ) sumber daya ikan, tanpa

memperdulikan kepentingan nelayan kecil. Dengan demikian, masalah besar yang

ditimbulkan dari praktek rezim pengelolaan terpusat adalahnya munculnya

eksternalitas negatif di bidang perikanan, yaitu: gejala tangkap lebih ( over fishing ),

rusaknya terumbu karang akibat aktivitas pengeboman dan penggunaan potasium

sianida, rusaknya hutan mangrove, dan lain sebagainya.

3. Degdradasi sungai Citarum, di Jawa Barat, Sungai Siak dan Kampar di Riau,

menurunnya kualitas air Danau Toba di Sumatera Utara, diakibatkan oleh

eksternalitas yang dihasilkan oleh kegiatan produksi berbagai macam barang. Jika

limbah ini dibuang ke sungai tentu saja akan merugikan pengusaha perikanan yang

ada dihilirnya. Usaha pertambangan emas tidak memasukan kerugian yang diderita

pengusaha perikanan sebagai biaya yang harus ia tanggung. Sebaliknya, hal tersebut

dianggapnya sebagai biaya sosial.

4. Penggunaan air tanah oleh pihak industri di Kabupaten Bandung, Jawa Barat

merupakan contoh lain kasus eksternalitas. Kegiatan ini menghasilkan eksternalitas

negatif berupa menurunnya permukaan air tanah, semakin dalamnya sumur-sumur

penduduk dan mengeringnya sumur-sumur tersebut di musim kemarau. Industri

pengguna air tanah hanya memperhitungkan biaya pengambilan air tanah sementara ia

lepas terhadap kerugian masyarakat akibat dari kegiatan pengambilan air tanah oleh

industri tersebut.

5. Sebuah contoh eksternalitas negatif ialah penggunaan pestisida pada usaha tani padi

di lahan ber – irigrasi. Pestisida digunakan pada tanaman padi, yang pada masa

tertentu harus digenangi air. Sisa – sisa bahan kimia dari pestisida tersebut tetap

berada dalam air ketika air tersebut dibuang. Orang lain, yang berlokasi di bagian

hilir, kemudian menggunakan air tersebut untuk minum, irigasi, usaha peternakan,

atau beternak ikan di kolam. Para pengguna air yang telah tercemar tersebut akan

menanggung biaya bila air tersebut berakibat buruk bagi kesehatan, baik bagi manusia

maupun bagi produksi hewan peliharaan. Namun, orang – orang yang terkena dampak

negatif dari eksternalitas ini tidak mungkin menagih beban biaya kepada pengguna

pestisida di bagian hulu yang telah mencemari air. Dalam kasus ini, pasar telah gagal

4

Page 5: Tugas Eksternalitas

memasukkan biaya eksternalitas negatif dari pestisida pada biaya produksi padi para

petani di bagian hulu. Sehubungan dengan itu diperlukan peranan pemerintah untuk

melakukan intervensi guna memperbaiki eksternalitas negatif tersebut.

Jenis – Jenis Eksternalitas Dalam Perikanan Tangkap Secara Khusus.

1. Resource Stock Externalities.

Terjadi jika biaya untuk menangkap ikan dengan menggunakan kapal nelayan

menurun, yang mana populasi ikan meningkat.

2. Eksternalitas Mesh.

Terjadi jika ukuran mesh (atau jenis lain dari variabel selektivitas gigi) mempengaruhi

tidak hanya biaya swasta dan pendapatan nelayan tetapi juga perilaku pertumbuhan

populasi ikan.

3. Crowding Externalities.

Jika populasi ikan cukup terkonsentrasi untuk menyebabkan kemacetan jalur kapal

dan dengan demikian, biaya operasi kapal meningkat untuk menangkap populasi ikan

tersebut.

4. Brief Discussion On Externalities.

Kegiatan seorang nelayan dapat mengenakan eksternalitas pada nelayan lain yang

baik beroperasi dalam perikanan yang sama atau beroperasi dalam perikanan yang

saling terkait. Keterkaitan menyiratkan bahwa tindakan yang diambil dalam satu

perikanan mempengaruhi kesejahteraan nelayan di bidang perikanan yang lain.

Sebagai contoh, spesies target dua di fishing ground yang sama dapat berinteraksi

dalam beberapa cara biologis. Sebuah eksternalitas negatif terjadi ketika seorang agen

menimbulkan biaya pada agen lain tanpa kompensasi agen lain untuk itu. Sebuah

eksternalitas positif terjadi ketika agen melimpahkan manfaat pada agen lain tanpa

dibayar untuk itu. Ketika stok ikan atau kelompok saham biologis terkait secara

komersial dimanfaatkan oleh lebih dari seorang nelayan.

5

Page 6: Tugas Eksternalitas

5. Eksternalitas Waktu.

Akibat ketiadaan hak pemilikan maka setiap nelayan berusaha untuk mengambil ikan

sebanyak – banyaknya dan ini bisa dilakukan jika mereka melakukan penangkapan

ikan lebih awal dari pihak lain. Intersepsi waktu juga bisa terjadi terhadap stok ikan

itu sendiri, sebagai contohnya pada kasus perikanan udang dengan siklus hidup yang

relatif pendek maka sebenarnya tidak menguntungkan untuk menangkap udang

dengan ukuran yang kecil, namun jika mereka menunggu sampai mencapai ukuran

besar, pihak lain akan melakukan penangkapan udang lebih dahulu, sehingga untuk

menghindari hal tersebut, nelayan melakukan intersepsi waktu terhadap siklus hidup

udang.

6. Eksternalitas Teknologi.

Eksternalitas teknologi terjadi manakala teknologi penangkapan suatu alat mengubah

struktur dinamika populasi dari spesies target dan by catch yang kemudian

menimbulkan dampak negatif bagi alat lain. Eksternalitas teknologi ini dapat

dogolongkan ke dalam dua tiper yakni eksternalitas sekuensial dan eksternalitas

eccdental. Eksternalitas sekuensial terjadi ketika nelayan skala kecil dan nelayan skala

besar mengeksploitasi stok ikan pada siklus hidup yang berbeda. Jadi ketika nelayan

skala kecil menangkap ikan pada umur yang masih juvenil, hal ini akan menimbulkan

dampak eksternalitas pada nelayan industri yang mengkap ikan pada siklus hidup ikan

dewasa. Eksternalitas accidental terjadi ketika secara teknologi ada ketergantungan

antara dua alat tangkap dalam menangkap ikan. Misalnya dalam perikanan udang, by

catch ikan demersal yang dihasilkan dari perikanan demersal.

7. Eksternalitas Dinamik.

Eksternalitas dinamis terjadi ketika peningkatan usaha penangkapan atau panen oleh

seorang nelayan yang mengurangi jumlah ikan yang tersedia untuk nelayan lainnya.

Eksternalitas dinamis terjadi penurunan jumlah ikan yang tersedia untuk nelayan lain

pada titik waktu dan karena penurunan ukuran sekarang saham negatif dapat

mempengaruhi ukuran masa depan saham. Clark (1980), analisis model dengan

eksternalitas dinamis ketika masuk ke perikanan terbatas pada jumlah tetap nelayan.

Dia menunjukkan nelayan yang akan panen lebih daripada yang optimal secara sosial

6

Page 7: Tugas Eksternalitas

karena mereka tidak memperhitungkan cangkul panen mereka mengurangi

kemampuan nelayan lain untuk panen dari bidang perikanan. Kehadiran dan tingkat

eksternalitas dinamis bergantung pada perilaku "spesies dan teknologi memancing

yang digunakan oleh nelayan”. Spesies yang diberi label sebagai wisata perikanan

biasanya dipanen menggunakan modal - teknologi intensif seperti purse seine, yang

jaring besar yang digunakan untuk mengelilingi sekolah atau jaring pukat, yang

diseret di belakang kapal.

8. Eksternalitas Pasar.

Kehadiran eksternalitas pasar mempengaruhi perilaku nelayan dengan mengubah

kondisi keuangan mereka (permintaan yang mereka hadapi). Eksternalitas pasar

terjadi ketika kuantitas panen oleh seorang nelayan mempengaruhi kompensasi

(harga) nelayan lain yang menerima. Kekuatan pasar nelayan masing-masing

tergantung pada ukuran panen nelayan relatif terhadap penawaran pasar dan

bagaimana mengintegrasikan pasar untuk spesies ini ( komoditas ikan yang

didagangkan ). Oleh karena itu, seorang nelayan kelompok kecil yang beroperasi

dalam perikanan yang menghasilkan bagian besar dari pasokan pasar dunia bisa

memiliki kekuatan pasar yang cukup besar. Hal ini mungkin dapat terjadi misalnya,

Samudera Pasifik Barat Tengah, yang dieksploitasi oleh beberapa DFWNs dan

menurut Lodge (1998), nelayan menyediakan lebih dari 40% ikan tuna di dunia.

Karena jumlah nelayan meningkatkan kompetisi antara mereka, maka kekuatan pasar

masing-masing nelayan menurun. Dalam akses terbuka jumlah nelayan bisa menjadi

begitu besar sehingga tidak ada nelayan punya kekuatan pasar. Nelayan juga dapat

memiliki kekuatan pasar yang cukup besar jika pasar untuk spesies ini ( komoditas

ikan yang didagangkan ) tidak terintegrasi dengan baik bahkan jika mereka tidak

memberikan porsi yang besar dari total pasar. Jika pasar untuk komoditas yang ia

perdagangkan menjadi lebih terintegrasi, maka kekuatan pasar nelayan masing-

masing akan jatuh. Demikian pula, jika agen yang membeli ikan dari nelayan

memiliki kekuatan pasar signifikan mereka mungkin bisa menurunkan harga tawaran

dari spesies dan karena itu melemahkan kekuatan pasar nelayan. Campbell (1996)

menunjukkan bahwa prosesor mungkin memiliki kekuatan pasar yang cukup besar

dalam industri tuna. Ketika nelayan memiliki kekuatan untuk panen, maka nelayan

7

Page 8: Tugas Eksternalitas

tersebut menciptakan eksternalitas pasar untuk nelayan lainnya. Nelayan memainkan

Cournot - Nash permainan yang mirip dengan permainan dibayangkan oleh Cournot

(1838) untuk menganalisis interaksi strategis antara dua duopolies. Ketika seorang

nelayan meningkatkan panen, ia meningkatkan pasokan pasar komoditas yang ia

dagangkan dan dengan demikian menurunkan harga pasar. Penurunan harga pasar

menurun apabila, pendapatan marjinal nelayan lainnya mengurangi hasil panen

mereka.

9. Eksternalitas Informasi.

Memiliki informasi mengenai keberadaan ikan sangatlah bermanfaat bagi nelayan,

dan salah satu cara hidup seorang nelayan adalah bagaimana memperoleh

pengetahuan ini beik lewat pengalaman maupun lewat intuisinya sebagi seorang

nelayan. Namun jika informasi ini diberikan pula kepada pihak lain maka setiap

nelayan akan berada di lokasi yang diketahui tersebut. Dan jika ini terjadi maka

keuntungan nelayan akan berkurang. Konsekuensi dari eksternalitas ini akan

menimbulkan insentif bagi para pelaku perikanan (nelayan untuk menyembunyikan

informasi tersebut ).

10. Eksternalitas Biologi.

Nelayan dapat menimbulkan eksternalitas pada satu sama lain bahkan jika mereka

panen spesies yang berbeda. Eksternalitas Biologi, pertama kali dibahas dalam

literatur ekonomi oleh Fischer dan Mirman (1992), terjadi ketika spesies yang satu

yang akan dipanen nelayan berinteraksi dalam beberapa cara dengan spesies yang lain

yang dipanen oleh nelayan lain. Fischer dan Mirman mengidentifikasi tiga jenis

interaksi antarspesies. Dua spesies mungkin memiliki hubungan simbiotik, dalam hal

peningkatan stok satu spesies possitively mempengaruhi tingkat reproduksi spesies

lain. Dua spesies dapat bersaing untuk sumber daya yang sama (sebagai makanan dan

ruang), dalam hal pengurangan stok satu spesies meningkatkan tingkat reproduksi

spesies lain. Akhirnya, dua spesies dapat memiliki predator - hubungan mangsa.

Berbeda eksploitasi dengan eksternalitas dinamis, yang ditandai dengan strategi

ekuilibrium stabil, adanya eksternalitas biologis dapat menyebabkan kesetimbangan

tidak stabil. Sebagai contoh, ketika dua spesies panen nelayan yang memiliki

8

Page 9: Tugas Eksternalitas

hubungan kompetitif peningkatan panen oleh seorang nelayan di atas panen

ekuilibrium akan mendorong nelayan lain untuk meningkatkan hasil panennya juga,

dengan demikian, bergerak menjauh dari titik ekuilibrium. Ketidakstabilan membuat

eksploitasi di hadapan eksternalitas biologis sulit untuk di prediksi.

11. Eksternalitas Ruang.

Untuk meminimumkan biaya penangkapan, pelaku perikanan kebanyakan ingin

menangkap ikan di sekitar wilayah yang dekat dengan pelabuhan (wilayah pantai)

namun jika ini dilakukan oleh hampir sebagian besar nelayan maka akan

menimbulkan crowding effect di sekitar pantai yang kemudian akan menghabiskan

stok di sekitar wilayah pantai. Konsekuensi dari crowding effect ini kemudian akan

membuat nelayan untuk semakin pergi menangkap jauh dari pelabuhan dan pantai

untuk mengintersepsi stok ikan sebelum ditangkap oleh nelayan lainya.

12. Eksternalitas Spillover Dan Produksi.

Eksternalitas spillover terjadi ketika aktivitas yang terjadi dalam satu bidang

perikanan mempengaruhi kapasitas nelayan untuk memanen ikan di bidang perikanan

lainnya. Eksternalitas spillover dapat berupa negatif, seperti halnya dengan polusi,

atau possitive, seperti dalam kasus dengan peningkatan (perbaikan kondisi lingkungan

yang ada). Polusi atau peningkatan dalam satu perikanan dapat mempengaruhi

kesehatan dan tingkat pertumbuhan spesies dalam perikanan lainnya. Kapal

penangkap ikan dapat mencemari daerah tangkapan ikan oleh minyak membuang dan

limbah ke dalam air dan merusak terumbu karang dengan jaring dan jangkar. Jadi,

panen untuk satu spesies dapat merusak lingkungan air dan membahayakan spesies

lain di fishing ground yang sama. Sebagai contoh, beberapa ikan (ikan sturgeon)

menetas telur mereka di air pantai, sementara ikan lainnya (ikan salmon) melakukan

perjalanan hingga aliran perairan untuk menetaskan telur mereka. Polusi penetasan

dapat mengganggu kesehatan spesies dan mengurangi jumlah spesies yang matang

gonad dan spesies yang telah bertelur tersebut kembali ke laut terbuka di mana

mereka dipanen oleh nelayan lainnya.

9

Page 10: Tugas Eksternalitas

13. Intersespsi Mobilitas.

Intersepsi ini sering juga disubut sebagai intersepsi alat (gear interseption) dimana

mobilitas suatu alat tangkap harus bersaing dengan mobilitas alat tangkap lain. Jika

yang dihadapi adalah jenis ikan bergerombol dengan pergerakan yang relatif lebih

mudah dideteksi (misalnya sardin), maka alat tangkap yang memiliki kekuatan dan

kecepatan lebih justru tidak diuntungkan oleh alat yang mobilitasnya dirancang untuk

menangkap ikan bergerombol. Konsekuensi dari ekternalitas ini menimbulkan

terbuangknya sumberdaya ekonomi.

14. Multiple Externalities.

Interaksi strategis antara nelayan bisa sangat kompleks. Tindakan yang diambil oleh

seorang nelayan dapat mengenakan aneka eksternalitas tidak hanya pada nelayan lain

dalam bidang perikanan yang sama tetapi juga pada nelayan di bidang perikanan

saling terkait. Fischer dan Mirman (1996) menguji model dengan baik eksternalitas

eksternalitas dinamis dan biologi dengan mempertimbangkan kasus di mana dua

nelayan panen. Mereka menemukan bahwa eksternalitas dinamis mendominasi

eksternalitas biologis. Fischer dan Mirman berpendapat bahwa kehadiran eksternalitas

positif biologis (seperti konsumsi saling mangsa yang sama oleh dua spesies sasaran)

mengurangi tetapi tidak pernah menghilangkan atas - memancing disebabkan oleh

eksternalitas dinamis. Sebaliknya, kehadiran eksternalitas biologis negatif (contoh:

simbiosis antara dua spesies sasaran) memperburuk di atas - ikan yang disebabkan

oleh eksternalitas dinamis.

Contoh – Contoh Eksternalitas Dalam Perikanan Tangkap Secara Khusus.

1. Perikanan tangkap merupakan aktivitas ekonomi yang unik bila dibandingkan dengan

aktivitas lain. Hal ini berkaitan dengan kondisi sumber daya ikan dan laut itu sendiri

yang sering dianggap sebagai common pool resources. Karakteristik ini sering

menimbulkan masalah eksternalitas diantara nelayan sebagai akibat proses produksi

yang interindependent dari setiap individu nelayan, dimana hasil tangkapan dari satu

nelayan akan sangat tergantung pada tangkapan nelayan lain. Selain itu, hasil

tangkapan dari nelayan juga akan sangat tergantung dari kondisi sumber daya ikan

10

Page 11: Tugas Eksternalitas

yang merupakan fungsi dari eksternalitas berbagai aktivitas non produksi lain, seperti

kondisi kualitas perairan itu sendiri.

2. Terumbu karang dari segi ekologi, berperan sebagai tempat pemijahan, pembesaran

dan mencari makan dari sebagian ikan ekonomis penting, sehingga kerusakan akibat

aktivitas pembangunan yang dilakukan telah memberikan dampak negatif yang cukup

nyata terhadap keberadaan dan kualitas sumber daya. Meskipun kerusakan terumbu

karang dapat disebabkan oleh faktor – faktor fisika, kimia, dan biologi, namun secara

umum, kerusakan terumbu karang dapat dibedakan menjadi: kerusakan karena

kejadian alam dan kerusakan karena aktivitas manusia atau antropogenik. Lebih lanjut

Cesar ( 1998 ) mengemukakan bahwa terdapat lima aktivitas manusia yang

merupakan ancaman utama terhadap kerusakan terumbu karang di Indonesia, yaitu:

penggunaan racun ( cyanide fishing ), penggunaan bom ( blast fishing ), penambangan

koral ( coral mining ), sedimentasi dan polusi, serta kelebihan eksploitas.

3. Konflik kelas, yaitu konflik yang terjadi antar kelas sosial nelayan dalam

memperebutkan wilayah penangkapan (fishing ground), seperti konflik nelayan trawl

di perairan pesisir yang sebenarnya wilayah tangkapan nelayan tradisional.

4. Konflik orientasi, yaitu konflik yang terjadi antar nelayan yang memiliki perbedaan

orientasi (jangka pendek dan jangka panjang) dalam pemanfaatan sumberdaya, seperti

konflik horizontal antara nelayan yang menggunakan born atau potassium cyanide

dengan nelayan lain yang alat tangkapnya ramah lingkungan.

5. Konflik agraria, yaitu konflik yang terjadi akibat perebutan fishing ground. Konflik

ini dapat terjadi pada nelayan antar kelas maupun nelayan dalam kelas sosial yang

sama.

6. Konflik primordial, seperti yang telah disebutkan di atas. Namun jika ditelusuri lebih

jauh, konflik identitas tersebut tidak bersifat murni, melainkan tercampur dengan

konflik kelas maupun konflik orientasi yang sebenarnya kerap terjadi sebelum

diterapkannya otonomi daerah.

7. Doktrin milik bersama (commont property) yang mengakibatkan laut bersifat open

acces, dimana tidak adanya batasan alat tangkap yang boleh digunakan, kapan dan

11

Page 12: Tugas Eksternalitas

dimana boleh melakukan penangkapan ikan, berapa jumlah tangkapan yang

diperbolehkan serta siapa saja yang mempunyai hak itu. Akibat kebijakan seperti ini,

laut menjadi ajang pergulatan keserakahan para pemodal besar (kapitalis), dimana

nelayan yang selalu menjadi korban ketidakbijakan pembangunan selama ini disertai

dengan terjadinya degradasi lingkungan, over fishing, dan masalah-masalah lain yang

kerap memicu terjadinya konflik.

8. Antipluralisme hukum, padahal di beberapa wilayah pesisir Indonesia terdapat aturan-

aturan lokal atau lebih dikenal Hak Ulayat Laut (HUL) yang dapat menjamin

terciptanya kelestarian SDKP yang sudah berlaku secara turun-temurun dari generasi

ke generasi dan mempunyai kekuatan hukum yang sangat mengikat.

12

Page 13: Tugas Eksternalitas

DAFTAR PUSTAKA

http://jessicaekapratiwi.blogspot.com/2011/06/eksternalitas-penangkapan-ikan.html

http://jessicaekapratiwi.blogspot.com/2011_06_01_archive.html

http://www.google.co.id/search?

hl=id&biw=1366&bih=641&gs_sm=e&gs_upl=14643l37301l0l37402l57l57l6l34l3l3l392l29

47l0.3.7.2l13l0&q=jenis%20eksternalitas%20dalam%20fisheries&spell=1&sa=X

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/eksternalitas/

http://books.google.co.id/books?id=-e7BdK-

gC40C&pg=PT37&lpg=PT37&dq=eksternalitas+publik+perikanan&source=bl&ots=bbxmlo

I0NO&sig=rEgsvpnSYCOvJtO0XQAJYIY-gwM&hl=id#v=onepage&q=eksternalitas

%20publik%20perikanan&f=false

http://ikanbijak.wordpress.com/2008/03/14/desentralisasi-kelautan-dan-kesejahteraan-

nelayan/

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/36673/buku%20hal%202.pdf?

sequence=2

http://books.google.co.id/books?id=-e7BdK-

gC40C&pg=PT37&lpg=PT37&dq=contoh+eksternalitas+perikanan+umum&source=bl&ots

=bbxmlnOWTO&sig=UGgjp97sdTCV6kQ3cFT0OcAjRQc&hl=id#v=onepage&q&f=false

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/41289/Bab%201%20%202008alu-

2.pdf?sequence=3

http://books.google.co.id/books?

id=z6SQYG1D7xQC&pg=PA104&lpg=PA104&dq=contoh+eksternalitas+perikanan+secara

+umum&source=bl&ots=C10AxZdLuL&sig=vgHO8KK0pFPHGwRK2vB6CGM-

_5k&hl=id#v=onepage&q&f=false

http://www.aw-bc.com/info/bruce/ch04_bruce.pdf

http://www.jstor.org/pss/1829764

13

Page 14: Tugas Eksternalitas

http://www.soest.hawaii.edu/PFRP/soest_jimar_rpts/wachsman03.pdf

14