Tugas Ekonomi Pertanian

19
Tugas Ekonomi Pertanian Aspek Pengolahan Hasil Pertanian Disusun Oleh : ANDRYAN 0802113160 SYAFRIZAL 0802120330 AZIPRAMA PUTRA 0802113155 NOVRI NOTO RIZQI 0802120270 EDI RIYANTO BIIS 0802121012 DOSEN PEMBIMBING : RITAYANI IYAN, DRA, MS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011 A s p e k P e n g o l a h a n H a s i l P e r t a n i a n 1

Transcript of Tugas Ekonomi Pertanian

Tugas Ekonomi Pertanian

Aspek Pengolahan Hasil Pertanian

Disusun Oleh :ANDRYAN SYAFRIZAL AZIPRAMA PUTRA NOVRI NOTO RIZQI EDI RIYANTO BIIS 0802113160 0802120330 0802113155 0802120270 0802121012

DOSEN PEMBIMBING :

RITAYANI IYAN, DRA, MS

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011

1

Aspek Pengolahan Hasil Pertanian

Kata Pengantar

Salah satu upaya untuk menghasilkan komoditi perkebunan yang berdaya saing, meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan penghasilan petani adalah dengan cara meningkatkan efisiensi pengolahan serta menumbuh kembangkan usaha pengolahan skala kecil, menengah dan koperasi, untuk komoditi aren, gambir, kakao, kelapa, kopi, mete, sagu, tebu yang di beberapa daerah sangat potensial untuk dikembangkan. Selain mengembangkan komoditi pertanian, hal penting yang harus dipahami adalah cara pengolahan hasil pertanian tersebut (agroindustri). Agar mendapatkan suatu produk pangan yang berkualitas tinggi, bukan hanya bibit unggul saja yang dibutuhkan, tetapi cara pengolahan yang tepat, karena jika tidak maka pendapatan yang dihasilkan tidak terlalu besar dibandingkan dengan pengolahan yang baik. Di dalam makalah kami ini akan dibahas mengenai pengolahan hasil pertanian secara umumnya, permasalahan apa saja yang dihadapi dalam mengolah hasil pertanian, dan pemecahan masalah dari pengolahan hasil pertanian tersebut. Semoga makalah kelompok ini dapat di manfaatkan sebagaimana mestinya. Pekanbaru, 25 Oktober 2011 Kelompok 4 Daftar IsiAspek Pengolahan Hasil Pertanian 2

Sampul Makalah ............................................................... Kata Pengantar ................................................................. Daftar Isi ....................................................................... Pendahuluan ................................................................... Permasalahan .................................................................. Pemecahan Masalah ........................................................... Penutup ........................................................................ Kesimpulan .................................................................... Referensi .......................................................................

1 2 3 4 8 11 15 17 18Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 3

A.

Pendahuluan Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan

manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar4 Aspek Pengolahan Hasil Pertanian

44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atauAspek Pengolahan Hasil Pertanian 5

"petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak. Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan

pembinaan. Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP). Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : 1. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura. 2. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain. 3. IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya. 4. IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut. 5. IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping lainnya. Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan sebagai berikut : 1. IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 6

2.

IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya. Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai

berikut : 1. IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian. 2. IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi dan penilaian proyek. 3. IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 7

Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen. Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan

internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku industri.

B.

Permasalahan Salah satu kendala dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalahAspek Pengolahan Hasil Pertanian 8

kemampuan mengolah produk yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar komoditas pertanian yang diekspor merupakan bahan mentah dengan indeks retensi pengolahan sebesar 71-75%. Angka tersebut menunjukkan bahwa hanya 25-29% produk pertanian Indonesia yang diekspor dalam bentuk olahan. Kondisi ini tentu saja memperkecil nilai tambah yang yang diperoleh dari ekspor produk pertanian, sehingga pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan bagi perkembangan agroindustri di era global ini. Pada kenyataannya, perkembangan nilai ekspor agroindustri masih relatif lambat dibandingkan dengan subsektor industri lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Kurang cepatnya pertumbuhan sektor pertanian sebagai unsur utama dalam menunjang agroindustri, di pihak lain juga disebabkan oleh kurangnya pertumbuhan sektor industri yang mendorong sektor pertanian.

2.

Pemasaran produk agroindustri lebih dititik beratkan pada pemenuhan pasar dalam negeri. Produk-produk agroindustri yang diekspor umumnya berupa bahan mentah atau semi olah.

3.

Kurangnya penelitian yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh berbagai aspek yang terkait dengan agroindustri secara terpadu, mulai dariAspek Pengolahan Hasil Pertanian 9

produksi bahan baku, pengolahan dan pemasaran serta sarana dan prasarana, seperti penyediaan bibit, pengujian dan pengembangan mutu, transportasi dan kelengkapan kelembagaan. 4. Kurangnya minat para investor untuk menanamkan modal pada bidang agroindustri. Tantangan dan harapan bagi pengembangan agroindustri di Indonesia adalah bagaimana meningkatkan keunggulan komparatif produk pertanian secara kompetitif menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar dunia.

Pada sekitar tahun 1984, Indonesia pernah dicap sebagai negara yang swasembada beras. Saat ini, predikat tersebut tersebut berubah menjadi pengimpor beras terbesar di dunia dengan nilai impor yang lebih dari 2 juta ton per tahun. Stok pangan yang ada di Indonesia tidak terlepas dari stok pangan dunia. Kebanyakan di pusat perbelanjaan modern, misalnya supermarket, banyak terdapat produk pangan hasil impor, misalnya beras vietnam, apel fuji, jeruk mandarin, durian bangkok, daging australia, timun jepang, dan puluhan produk-produk pangan olahan dari

berbagai negara. Hanya sedikit produk pangan lokal yang bisa dijual di pasar modern tersebut. Menurut data yang diperoleh, Indonesia adalah importir terbesar kedelai (68,5% dari kebutuhan nasional, jagung sekitar 25%, garam 50% dan yang paling parah adalah gandum/terigu yakni 100% dari kebutuhan nasional, dan imporAspek Pengolahan Hasil Pertanian 10

tersebut berasal dari AS. Sebagai produsen mie terbesar di dunia, tentu akan sangat terpengaruh oleh adanya kenaikan harga gandum, begitu juga pada produsen roti dan makanan lain yang berasal dari bahan baku gandum.

Bisa dibayangkan betapa ruginya negara, mengeluarkan biaya yang begitu besar hanya untuk membeli bahan makanan yang sebenarnya bisa dihasilkan dari bumi Indonesia yang kaya dan subur ini. Masalah kemandirian pangan sangatlah

ditentukan oleh sektor pertanian. Pertanian merupakan motor penggerak terciptanya sebuah kemandirian pangan. Dan ini semua hanya akan terwujud jika pertanian dikelola oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk kemajuan Indonesia, kita harus menyesuaikannya dengan kondisi geografis negara, baik alam maupun budayanya yang tidak selalu sama dengan negara lain yang sudah maju. Terkait dengan jumlah nilai ekspor produk pertanian dari Indonesia, saat ini Indonesia sedang mengalami kondisi yang kurang baik dari segi ekspor hasil produksi pertanian kita ke beberapa pasar dunia. Kasus-kasus penolakan ekspor produk pertanian asal Indonesia dengan alasan technical barriers to trade (TBT) sebagian besar karena faktor labelling yang dinilai membingungkan konsumen atau tidak mengikuti standar internasional. Selain itu, ada beberapa kasus dengan alasan mutu tidak sesuai dengan kesepakatan, terutama untuk komoditas-komoditas yang diekspor ke Singapura. Untuk beberapa produk pertanian tertentu, menurunnya daya saing di pasar internasional disebabkan oleh faktor harga. Ini merupakan akibat dari tingginya inefisiensi di semua subsistem dalam rangkaian sistem agribisnisnya. Inefisiensi tersebut terjadi mulai dari pengadaan sarana produksi, budidaya, pengolahan panen dan pasca panen serta biaya transportasinya. Selain itu, sudah mulai terjadi penolakan produk-produk asal Indonesia, sebagai balasan dari kebijakan Indonesia yang kontroversial dengan ketentuan-ketentuan atau agreement dalam WTO.

C.

Pemecahan Masalah

11

Aspek Pengolahan Hasil Pertanian

Pengembangan Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan pada masa krisis adalah industri mie, pengolahan susu dan industri tembakau yang disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri yang padat karya. Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah industri pakan ternak dan minuman ringan. Penurunan industri pakan ternak disebabkan ketergantungan impor bahan baku (bungkil kedelai, tepung ikan dan obat-obatan). Sementara penurunan pada industri makanan ringan lebih disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat krisis ekonomi. Berdasarkan data perkembangan ekspor tiga tahun setelah krisis moneter 1998-2000, terdapat beberapa kecenderungan komoditas mengalami pertumbuhan yang positif antara lain, minyak sawit dan turunannya, karet alam, hasil laut, bahan penyegar seperti kakao, kopi dan teh, hortikultuta serta makanan ringan/kering. Berdasarkan potensi yang dimiliki,Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 12

beberapa komoditas dan produk agroindustri yang dapat dikembangkan pada masa mendatang antara lain, produk berbasis pati, hasil hutan non kayu, kelapa dan turunannya, minyak atsiri dan flavor alami, bahan polimer non karet serta hasil laut non ikan. Dengan demikian, agroindustri merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi agroindustri produk pertanian begitu beragam dan sangat luas mencakup teknologi pascapanen dan teknologi proses. Untuk memudahkan, secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan berdasarkan tahapannya yaitu, tahap atau tahap sebelum pengolahan, tahap pengolahan dan tahap pengolahan lanjut. Perlakuan pascapanen tahap awal meliputi, pembersihan, pengeringan, sortasi dan pengeringan berdasarkan mutu, pengemasan, transport dan penyimpanan, pemotongan/pengirisan, penghilangan biji, pengupasan dan lainnya. Perlakuan pascapanen tahap pengolahan antara lain, fermentasi, oksidasi, ekstraksi buah, ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya. Sedangkan contoh perlakuan pascapanen tahap lanjut dapat digolongkan ke dalam teknologi proses untuk agroindustri, yaitu penerapan pengubahan (kimiawi, biokimiawi, fisik) pada hasil pertanian menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti : 1. 2. Kakao ; lemak kakao,bubuk kakao, produk coklat. Kopi ; Kopi bakar, produk-produk kopi, minuman, kafein.Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 13

3. 4. 5.

Teh ; Produk-produk teh, minuman kesehatan. Ekstrak/oleoresin ; produk-produk dalam bentuk bubuk atau enkapsulasi. Minyak atsiri ; produk-produk aromaterapi, isolat dan turunan kimia.

agroindustri ditunjukkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Semakin tinggi nilai produk olahan, diharapkan devisa yang diterima oleh negara juga meningkat serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku agoindustri juga relatif tinggi. Untuk dapat terus mendorong kemajuan agroindustri di Indonesia antara lain diperlukan : 1. Kebijakan-kebijakan agroindustri. 2. Langkah-langkah yang praktis dan nyata dalam memberdayakan para petani, penerapan teknologi tepat guna serta kemampuan untuk memcahkan masalahmasalah yang dihadapi. 3. Perhatian yang lebih besar pada penelitian dan pembangunan teknologi pascapanen yang tepat serta pengalihan teknologi tersebut kepada sasaran pengguna. 4. Alur informasi yang terbuka dan memadai. serta insentif yang mendukung pengembangan

14

Aspek Pengolahan Hasil Pertanian

Dalam lingkup perdagangan, pengolahan hasil pertanian menjadi produk

5.

Kerjasama dan sinergitas antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, petani dan industri.

Pembangunan dan pengembangan agroindustri secara tepat dengan dukungan sumberdaya lain dan menjadi strategi arah kebijakan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan negara, berdasarkan tolok ukur sebagai berikut : 1. Menghasilkan produk agroindustri yang berdaya saing dan memiliki nilai tambah dengan ciri-ciri berkualitas tinggi. 2. Meningkatkan perolehan devisa dan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. 3. Menyediakan lapangan kerja yang sangat diperlukan dalam mengatasi ledakan penggangguran. 4. Meningkatkan kesejahteraan para pelaku agroindustri baik di kegiatan hulu, utama maupun hilir khususnya petani, perkebunan, peternakan, perikanan dan nelayan. 5. Memelihara mutu dan daya dukung lingkungan sehingga pembangunan agroindustri dapat berlangsung secara berkelanjutan. 6. Mengarahkan kebijakan ekonomi makro untuk memihak kepada sektor pemasok agroindustri.Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 15

D.

Kesimpulan Dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan

penerapan iptek diperlukan SDM yang berkualitas dan pemberdayaan institusi litbang dan industri nasional. Pemerintah berkewajiban untuk merumuskan kebijakan yang memacu kemampuan nasional. Keberhasilan dalam melaksanakanAspek Pengolahan Hasil Pertanian 16

program-program yang dirumuskan oleh pemerintah sangat tergantung pada komitmen semua pihak khususnya lembaga penelitian dan pengembangan yang ada pada tingkat nasional dan daerah dalam menjalankannnya. Beberapa keterbatasan dan kendala yang dihadapi dalam penyusunan program-program penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek menyangkut berbagai kompleksitas kebutuhan masyarakat di satu pihak dan keterbatasan

pendanaan di lain pihak. Oleh karena itu, peran dan kesadaran seluruh lembaga penelitian dan pengembangan sangat diharapkan dalam memahami dan sekaligusmenjalankan program-program yang telah dirumuskan. Dukungan kebijakan sistem inovasi nasional sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan pembangunan agroindustri. Kondisi agroindustri saat ini harus dijadikan peluang bagi generasi-generasi penerus bangsa ini. Dari gambaran di atas juga dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian Indonesia menjanjikan peluang pekerjaan yang luas. Pergesaran paradigma terhadap pertanian harus segera kita ubah. Pergeseran paradigma itu sebagian besar disebabkan modernisme dan serangan paham kapitalisme Barat. Di satu sisi, kapitalisme Barat memberi dampak kemajuan yang sangat pesat dalam

sektor industri, teknologi komunikasi, dan perdagangan. Hampir di berbagai penjuru kota saat ini menemukan pasar-pasar kapitalis modern; entah yang berwujud megamal atau pusat-pusat pertokoan kecil. Masyarakat bisa berbelanja mudah karena semua tersedia lengkap dan menarik.

17

Aspek Pengolahan Hasil Pertanian

E.

Penutup Bangsa Indonesia secara bertahap harus dapat membangun kemandirian.

Kemandirian yang ditopang dengan kemampuan sumberdaya nasional yang bebas dari ketergantungan luar negeri. Ketergantungan pada produk pertanian luar negeri dapat dikurangi dengan penguasaan dan penguatan Iptek. Penguasaan dan penguatan Iptek dapat dicapai dengan memposisikan aktivitas penelitian,Aspek Pengolahan Hasil Pertanian 18

pengembangan, dan penerapan Iptek sebagai unsur utama dalam pembangunan bangsa. Untuk mencapai kemandirian secara bertahap telah ditentukan 6 (enam) bidang prioritas pembangunan Iptek, yaitu: Ketahanan Pangan, Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan, Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi, Pengembangan Teknologi Informasi dan Komuni-kasi, Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan, dan Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat.

Daftar pustaka

Winarno, FG, 1980. Jakarta.

Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama,

Anonymous. Pertanian. http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian. Diakses : 25 Oktober 2011 Anonymous. Agroindustri. http://id.wikipedia.org/wiki/Agroindustri. Diakses : 25 Oktober 2011 Gamma, Mahardika. Pertanian Indonesia : Barang Mewah yang Terancam Tidak Bertuan. http://swara-mahar.blogspot.com/2011/01/pertanian-indonesia

-barang-mewah-yang.html. Diakses : 25 Oktober 2011

19

Aspek Pengolahan Hasil Pertanian