Tugas EBM Penggalain Jenazah (Ni Made Pusparini, Melly Haw, Iis Imelda)
-
Upload
kelly-reese -
Category
Documents
-
view
218 -
download
4
description
Transcript of Tugas EBM Penggalain Jenazah (Ni Made Pusparini, Melly Haw, Iis Imelda)
Tugas 5. (Kelompok 10)
Melly Haw
Ni Made Pusparini
Iis Imelda
Perspektif Undang-Undang kasus penggalian mayat.
KUHAP Pasal 135 : “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat,
dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat 2 dan pasal 134
ayat 1 undang-undang ini.”
Pasal 133 ayat 2 :Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
Pasal 134 ayat 1 :Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
Pada pasal 135, unsur yang penting adalah:
1. Penyidik
2. Untuk kepentingan peradilan
3. Penggalian mayat
4. Pelaksanaan berdasarkan undang-undang (pasal 133 ayat 2, pasal 134 ayat 1)
Pada pasal ini, yang menjadi tugas dokter yaitu melakukan pemeriksaan mayat pada saat dilakukan penggalian mayat
(exhumation).
Penggalian mayat (exhumation) adalah pemeriksaan terhadap mayat yang sudah dikuburkan dari dalam kuburannya
yang telah disahkan oleh hukum untuk membantu peradilan. Ex dalam bahasa latin berarti keluar dan Humus berarti tanah.
Pada umumnya, penggalian mayat dilakukan kembali karena adanya kecurigaan bahwa mayat mati secara tidak wajar,
adanya laporan yang terlambat terhadap terjadinya pembunuhan yang disampaikan kepada penyidik atau adanya anggapan
bahwa pemeriksaan mayat yang telah dilakukan sebelumnya tidak akurat.
Tujuan utama penggalian jenazah : membantu mengumpulkan jejas-jejas yang ada pada jenazah atau kelainan-
kelainan yang ada pada jenazah atau pakaiannya.Bila mayat baru dikubur (beberapa hari) segera dilakukan penggalian kubur
(ekshumasi). Semakin ditunda maka mayat semakin busuk dan dapat menghilangkan barang bukti. Apabila sudah sebulan
atau lebih, maka penggalian dapat ditunda dan disesuaikan dengan cuaca dan keadaan. Setelah dilakukan penggalian mayat,
maka segera otopsi di RS terdekat atau di tempat penggalian.
Indikasi dilakukan penggalian mayat adalah sebagai berikut :
1. Terdakwa telah mengaku dia telah membunuh seseorang dan telah menguburnya di suatu tempat.
2. Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian ada kecurigaan bahwa jenazahmeninggal secara tidak wajar.
3. Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap jenazah yang telahdilakukan pemeriksaan dokter
untuk membuat visum et repertum.
4. Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian atau karena alasan kriminal.
5. Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan
seperti keracunan dan gantung diri.
6. Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau diragukan.
7. Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan, misalnya pada kasus pembunuhan, yang
ditutupi seakan bunuh diri.
Prosedur Pengggalian Jenazah
Permintaan secara tertulis oleh penyidik, disertai permintaan untuk otopsi.
Penyidik harus memberikan keterangan tentang modus dan identitas korban sehingga dokter dapat mempersiapkan diri,
misalnya korban pencekikan maka pemeriksaan leher akan lebih berhati-hati. Korban keracunan, maka dipersiapkan alkohol
95% untuk pengawet. Yang harus diperhatikan dalam identitas korban adalah:
1. Jenis kelamin, laki-laki atau perempuan
2. Tinggi badan.
3. Umur korban.
4. Pakaian, perhiasan yang menempel pada tubuh korban.
5. Sidik jari (dari Satlantas saat mengambil SIM).
6. Tanda-tanda yang ada pada tubuh korban :
– Warna dan bentuk rambut serta panjangnya.
– Bentuk dan susunan gigi. Memakai gigi palsu / tidak.
– Ada tatou di kulit atau tidak. (bentuk dan lokasinya)
– Adanya cacat pada tubuh korban misalnya : Adanya luka perut, pada kulit, penyakit-penyakit lainnya.
Label identitas diikat erat pada ibu jari atau gelang tangan dan kaki.
Foto Deskripsi Teori Kesimpulan
Tampak sebuah peti berisi satu
jenazah yang terletak diatas
tikar berwarna kuning dengan
seluruh tubuh tampak berwarna
ungu-kehitaman dengan kulit
ari yang menggelupas di
bagian wajah, perut, dada, dan
kaki. Bibir tampak
menggembung dan mencucur.
Jenazah mengenakan celana
berwarna kuning.
Setelah terjadi kematian, bakteri yang
normal yang berada di dalam tubuh segera
mengadaan invasi ke dalam jaringan.
Darah adalah medium yang paling baik
untuk perkembangan dan pertumbuhan
bakteri tersebut. Bakteri terutama berasal
dari usus besar, dimana Clostridium sp,
yang paling dominan. Dengan sendirinya,
bila kematian seseorang disebabkan oleh
penyakit infeksi, pembusukan akan
berlangsung lebih cepat. Proses
pembusukan dipercepat dengan adanya
panas. Tanda awal pembusukan tampak
Dari hasil pemeriksaan luar,
tampak satu jenazah dengan
kulit berwarna ungu-kehitaman
dan kulit ari mengelupas, bibir
tampak menggembung dan
mencucur. Diperkirakan usia
jenazah 3 sampai 4 minggu post
mortal.
berwarna kehijauan daerah perut kanan
bawah. Pewarnaan akan menyebar ke
seluruh perut dan kemudian ke daerah
dada. Pada saat ini dapat tercium bau
pembusukan. Pada akhir minggu pertama,
seluruh tubuh akan seluruhnya berwarna
kehijauan. Kulit ari kemudian akan dengan
mudah terlepas bila tergeser atau tertekan.
Dalam minggu ke dua terbentuk
gelembung-gelembung pembusukan yang
merupakan kelanjutan dari perubahan kulit
ari. Pembentukan gas dalam tubuh dimulai
pada awal minggu ke dua, menyebabkan
perut menggelembung dan dinding perut
menegang.
Setelah 3 atau 4 minggu, rambut akan
mudah dicabut, kuku akan lepas, wajah
akan tampak menggembung, mata akan
tertutup erat akibat penggembungan pada
kedua kelopak mata, bibir akan
menggembung dan mencucur, lidah akan
terjulur keluar.