TUGAS DTTL
Transcript of TUGAS DTTL
TUGAS DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK
LISTRIK DAN PERMASALAHANNYA
I MADE ARDIKA
NIM. 0919451028
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM NON REGULER FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR - BALI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Listrik
Setiap zat di dalamnya terdapat muatan. Muatan zat ini terdiri atas muatan
positif (proton) dan muatan negatif (elektron), serta inti atau neutron. Proton dan
elektron menempati posisi mengelilingi neutron.
Setiap saat elektron dan proton melakukan pergerakan sedemikian rupa
sehingga terjadi perubahan. Dalam teori listrik dasar, pergerakan muatan inilah
yang menyebabkan pengaliran muatan yang selanjutnya yang dikenal sebagai
aliran listrik.
Pengaliran muatan ini sangat memungkinkan adanya perbedaan muatan
antara bagian positif dan negatif. Ketika bagian positif benda dihubungkan dengan
bagian negatif, maka terjadilah pengaliran muatan. Hal ini terjadi karena bagian
yang kelebihan muatan negatif akan memindahkan muatannya ke bagian yang
kekurangan muatan negatif, yaitu muatan positif.
1.2 Pengertian Daya, Arus, dan Tegangan
Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap
satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik
lainnya. Arus listrik dapat terjadi karena adanya aliran elektron dimana tiap
elektron mempunyai muatan yang besarnya sama.
Arus listrik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Arus searah (Direct Current / DC), yaitu arus yang mempunyai nilai tetap
atau konstan terhadap satuan waktu.
Arus bolak-balik (Alternating Current / AC), yaitu arus yang mempunyai
nilai berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu
berulang untuk periode waktu tertentu.
Simbol arus adalah I (berasal dari bahasa Perancis:intensite). Sedangkan
satuannya adalah Ampere.
Tegangan adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coloumb) pada elemen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub
lainnya. Atau dengan pengertian lain tegangan merupakan perbedaan potensial
listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Kerja yang dilakukan adalah energi
yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan
adalah energi per satuan muatan.
Simbol tegangan adalah V (voltage). Sedangkan Satuan Internasional
untuk tegangan adalah Volt.
Energi yang diberikan pada elektron per satuan waktu didefinisikan
sebagai daya (power).
Simbol daya adalah P (power). Sedangkan satuan daya adalah Watt.
1.3 Pengertian Sistem Tenaga Listrik
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari :
1. Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)
Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat
turbin sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang
membangkitkan listrik.
Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk. Peralatan
utama pada gardu induk antara lain : transformer, yang berfungsi untuk menaikan
tegangan generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi /tegangan tinggi
(150kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Jenis pusat pembangkit yang
umum antara lain PLTA (pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik
Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga
Nuklir).
2. Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit
tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
3. Sistem Distribusi
Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur
(Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV,
yang juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara
atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel
pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi
tegangan rendah (380V, 220V) yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-
jala untuk industri dan konsumen.
Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik
(power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui
saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh
transformator step-up yang ada dipusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi
mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk tegangan 500kV
dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Setelah tenaga
listrik disalurkan, maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (G1), lalu
diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi tegangan
menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan
saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang
adalah tegangan 20kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi
primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian
diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan
rendah, yaitu tegangan 380/220 volt, lalu disalurkan melalui Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN. Pelangganpelanggan
dengan daya tersambung besar tidak dapat dihubungkan pada Jaringan Tegangan
Rendah, melainkan dihubungkan langsung pada jaringan tegangan menengah,
bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung
dari besarnya daya tersambung.
Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan tegangan rendah
dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat
pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik pelanggan tergantung pada
besarnya daya tersambung serta pemakaian kWh nya. Setelah melalui kWh meter,
tenaga listrik lalu memasuki instalasi rumah,yaitu instalasi milik pelanggan.
Instalasi PLN umumnya hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh
meter instalasi listrik umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi
pelanggan, tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan
seperti lampu, kulkas, televisi, dam lain-lain.
BAB II
PERMASALAHAN KELISTRIKAN DAN SOLUSINYA
2.1 Permasalahan
Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah
penduduk, kebutuhan akan energi listrik di Indonesia meningkat dengan pesat.
Karena kesalahan perencanaan di masa lalu, kebutuhan energi listrik meningkat
jauh lebih pesat dibanding yang bisa disediakan oleh PT. PLN. Akibatnya, terjadi
pemadaman bergilir dimana-mana.
Problem kedua yang dihadapi oleh PT. PLN adalah subsidi yang terus
membengkak. Selisih antara harga produksi dan harga jual energi listrik adalah
penyebab utama. Harga produksi membengkak karena sebagian besar energi
listrik dibangkitkan dengan BBM yang mahal serta tidak efisiennya sistem
pembangkit, transmisi, dan distribusi. Rendahnya harga jual juga menyebabkan
dorongan untuk melakukan penghematan menjadi sangat rendah di kalangan
konsumen.
Problem ketiga yang penting dan unik di Indonesia adalah kondisi
geografis negara kita yang terdiri atas banyak pulau dan terletak di dekat
katulistiwa. Semua merasakan temperatur yang hampir sama. Akibatnya, beban
puncak di seluruh bagian pulau Jawa dan Sumatra terjadi pada waktu yang sama.
Artinya, keuntungan sistem interkoneksi yang diharapkan bisa mengurangi beban
puncak menjadi tidak ada. Kondisi ini berbeda dengan Eropa dan Amerika yang
temperaturnya berbeda dari bagian satu ke bagian yang lain dan mempunyai beda
waktu yang cukup signifikan. Dengan kata lain, pola perencanaan yang berjalan
baik di Amerika dan Eropa tidak bisa kita terapkan di Indonesia.
2.2 Solusi
2.2.1 Jangka Pendek
Mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan yang lebih
nyata. Ini bisa dimulai dengan penghematan di kantor-kantor pemerintah,
BUMN, dan fasilitas umum.
Mendorong pengurangan beban puncak dengan memanfaatkan
pembangkit cadangan yang banyak dimiliki konsumen. Sistem kompensasi
yang diterapkan bisa berbeda untuk tiap daerah.
Mendorong penggunaan sumber energi terbarukan.
Memaksimumkan penggunaan pembangkit dan saluran transmisi
eksisting. Fasilitas yang sudah dibangun dengan biaya mahal harus
dipelihara dan dimanfaatkan secara maksimum. PT. PLN harus dituntut
menurunkan losses jaringan yang saat ini masih di atas 10%.
2.2.2 Jangka Panjang
Mendorong penggunaan sumber-sumber energi yang tersedia lokal di
setiap daerah. Setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda.
Sumber energi dari luar daerah harus bersifat suplemen, bukan utama.
Pada saat ini, subsidi sangat besar karena setiap daerah dipaksa
menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak terdapat di daerah
tersebut.
Menyiapkan SDM yang mampu bekerja dengan iklim kelistrikan yang
baru.
Mengintegrasikan sistem kelistrikan dengan infrastruktur lainnya sehingga
didapatkan infrastruktur yang murah secara total. Tanpa adanya integrasi,
sangat sulit menciptakan sistem kelistrikan yang efisien.
Mendorong perkembangan teknologi yang mendukung sistem kelistrikan
yang kompetitif. Perlu banyak teknologi baru untuk menuju era kelistrikan
yang baru dan efisien. Karena kelistrikan Indonesia bersifat unik maka
harus dikembangkan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Listrik terjadi karena adanya perbedaan muatan antara positif dan negatif.
Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir per satuan
waktu.
Tegangan adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coloumb) pada elemen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya.
Daya adalah energi yang diberikan pada elektron per satuan waktu.
Sistem tenaga listrik terdiri atas pusat pembangkit, transmisi,dan
distribusi.
Ada berbagai permasalahan yang terjadi pada listrik, baik dari segi
penyediaan, distribusi, dan kualitas. Seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan beban, maka PLN sebagai pihak penyedia harus selalu dapat
memenuhi segala bentuk permintaan listrik, selain itu juga PLN harus
dapat mencari sumber-sumber energi baru terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik di masa yang akan datang. Dan juga PLN
melakukan pemeliharaan terhadap jaringan listrik yang sudah ada demi
meningkatkan kualitas produk yaitu listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Dahono,PA. 2010. Konversi ITB Kelistrikan Nasional: Masalah dan
Solusinya. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Akses internet tanggal 4 Maret 2013: http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_listrik
Akses internet tanggal 4 Maret 2013:
http://www.wayankatel.com/2012/10/pengertian-dan-rumus-rumus-daya
listrik.html