Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

38
PENANGANAN KASUS HERPES ZOSTER DALAM PERSPEKTIF KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS DISUSUN OLEH : ASTERIA SEPTYARINI 09610500009 Pembimbing : Dr. Sudung Nainggolan , MA KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA PERIODE 15 DESEMBER 2014 – 24 JANUARI 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2015

Transcript of Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Page 1: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

PENANGANAN KASUS HERPES ZOSTER DALAM PERSPEKTIF KEDOKTERAN

KELUARGA DI PUSKESMAS

DISUSUN OLEH :

ASTERIA SEPTYARINI

09610500009

Pembimbing :

Dr. Sudung Nainggolan , MA

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

PERIODE 15 DESEMBER 2014 – 24 JANUARI 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2015

Page 2: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Herpes zoster merupakan salah satu penyakit kulit akibat infeksi virus, yaitu

reaktivasi virus varisela zoster. Meskipun herpes zoster bukan penyakit yang life-threatening,

namun dapat menggangu pasien sebab dapat timbul rasa nyeri. Lebih lanjut lagi nyeri yang

dialami saat timbul lesi kulit dapat bertahan lama, hingga berbulan-bulan lamanya sehingga

dapat menggangu kualitas hidup pasien – suatu keadaan yang disebut dengan postherpetic

neuralgia. Prevalensi herpes zoster di Indonesia diprediksi kecil, yakni hanya mencakup 1%.

Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan

antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia dan jarang

mengenai anak-anak. Diperkirakan terdapat antara 1,3-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari

2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun.

Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang diterbitkan oleh Konsil

Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2012, tercantum bahwa herpes zoster merupakan

daftar masalah dermatologi yang ahrus bisa ditangani oleh dokter umum, di mana dokter

umum dapat mengenali tanda klinis, mendiagnosis, menatalaksana hingga tuntas kecuali pada

perjalanannya timbul komplikasi.

Patogenesis herpes zoster belum seluruhnya diketahui. Selama terjadi varisela, virus

varisela zoster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf

sensorik dan ditransportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion

sensoris. Pada ganglion terjadi infeksi laten, virus tersebut tidak lagi menular dan tidak

bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius.

Herpes zoster pada umumnya terjadi pada dermatom sesuai dengan lokasi ruam varisela

yang terpadat. Aktivasi virus varisela zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang

berhubungan dengan imunosupresi, dan imunitas selular merupakan faktor penting untuk

pertahanan pejamu terhadap infeksi endogen. Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada 10-

15% kasus, komplikasi yang terbanyak adalah neuralgia paska herpetik yaitu berupa rasa

nyeri yang persisten setelah krusta terlepas. Komplikasi jarang terjadi pada usia di bawah 40

tahun, tetapi hampir 1/3 kasus terjadi pada usia di atas 60 tahun. Penyebaran dari ganglion

Page 3: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

yang terkena secara langsung atau lewat aliran darah sehingga terjadi herpes zoster

generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena efek imunologi karena keganasan atau

pengobatan imunosupresi. Secara umum pengobatan herpes zoster mempunyai 3 tujuan

utama yaitu: mengatasi inveksi virus akut, mengatasi nyeri akut yang ditimbulkan oleh virus

herpes zoster dan mencegah timbulnya neuralgia paska herpetik.

Page 4: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Herpes Zoster adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel

yang tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom.

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang

menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah

infeksi primer.

Herpes zoster merupakan sebuah manifestasi oleh reaktivasi virus Varisela-zoster

laten dari saraf pusat dorsal atau kranial. Virus varicella zoster bertanggung jawab untuk dua

infeksi klinis utama pada manusia yaitu varisela atau chickenpox (cacar air) dan Herpes

zoster. Varisela merupakan infeksi primer yang terjadi pertama kali pada individu yang

berkontak dengan virus varicella zoster. Virus varisela zoster dapat mengalami reaktivasi,

menyebabkan infeksi rekuren yang dikenal dengan nama Herpes zoster atau Shingles.

II. ETIOLOGI

Herpes zoster disebabkan oleh virus Varisela-Zoster, kelompok virus herpes termasuk

virus berukuran 140-200m dan berinti DNA.  Biasanya terjadi pada usia dewasa, meski

kadang juga pada anak- anak. Dimana insidennya sama banyaknya pada pria dan wanita dan

tidak tergantung musim. Virus ini Mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi

virus spesifik DNA polymerase dan virus spesifik deoxyperidine (thymidine) kinase yang

disintesa di dalam sel yang terinfeksi.

Page 5: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

III. PATOGENESIS

Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang laten di dalam

ganglion posterior atau ganglion intrakranial. Virus dibawa ke tepi ganglion spinal atau

ganglion trigeminal, kemudian menjadi laten. Varicella zoster merupakan virus rantai ganda

DNA, anggota famili virus herpes yang tergolong virus neuropatik atau neurodermatotropik.

Reaktivasi virus varicella zoster dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti pembedahan,

penyinaran, lanjut usia, dan keadaan tubuh yang lemah meliputi malnutrisi, seseorang yang

sedang dalam pengobatan imunosupresan jangka panjang, atau menderita penyakit sistemik.

Jika virus ini menyerang ganglion anterior, maka menimbulkan gejala gangguan motorik.

Gambar – Patogenesis infeksi herpes zoster (Sumber:medscape.com)

Page 6: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

IV. GAMBARAN KLINIK

Lesi herpes zoster dapat mengenai seluruh kulit tubuh maupun membran mukosa.

Herpes zoster biasanya diawali dengan gejala-gejala prodromal selama 2-4 hari, yaitu

sistemik (demam, pusing, malaise), dan lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal). Setelah itu

akan timbul eritema yang berubah menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang

edema dan eritematosa. Vesikel tersebut berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat

menjadi pustul dan krusta. Jika mengandung darah disebut sebagai herpes zoster hemoragik.

Jika disertai dengan ulkus dengan sikatriks, menandakan infeksi sekunder 4.

Masa tunas dari virus ini sekitar 7-12 hari, masa aktif berupa lesi baru yang tetap

timbul, berlangsung seminggu, dan masa resolusi berlangsung 1-2 minggu. Selain gejala

kulit, kelenjar getah bening regional juga dapat membesar. Penyakit ini lokalisasinya

unilateral dan dermatomal sesuai persarafan. Saraf yang paling sering terkena adalah nervus

trigeminal, fasialis, otikus, C3, T3, T5, L1, dan L2. Jika terkena saraf tepi jarang timbul

kelainan motorik, sedangkan pada saraf pusat sering dapat timbul gangguan motorik akibat

struktur anatomisnya. Gejala khas lainnya adalah hipestesi pada daerah yang terkena.

Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf spinalis. Masing

masing saraf menyampaikan rangsangan dari kulit yang dipersarafinya ke otak. Dermatom

pada dada dan perut seperti tumpukan cakram yang dipersarafi oleh saraf spinal yang

berbeda, sedangkan sepanjang lengan dan kaki, dermatom berjalan secara longitudinal

sepanjang anggota badan.

Page 7: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

V. GAMBARAN HISTOPATOLOGI

Tampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum, kadang-

kadang subepidermal. Temuan “sel balon” yaitu sel stratum spinosum yang mengalami

degenerasi dan membesar, juga badan inklusi (lipschutz) yang tersebar dalam inti sel

epidermis, dalam jaringan ikat dan endotel pembuluh darah. Pada dermis terdapat dilatasi

pembuluh darah dan sebukan limfosit.

VI. PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dapat digunaan Tes Tzanck, pada tes ini ditemukan sel

datia berinti banyak. Pemeriksaan biopsi cairan vesikula dengan mikroskop

elektron.

VII. DIAGNOSIS

Diagnosis herpes zoster pada anamnesis didapatkan keluhan berupa neuralgia

beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan timbulnya kelainan kulit. Disertai gejala

prodromal seperti demam, pusing dan malaise. Kelainan kulit dimulai berupa eritema

kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan

menyatu membentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh

dan dapat pula bercampur darah.

VIII. DIAGNOSIS BANDING

1. Herpes simpleks

2. Dermatitis Kontak

3. Varicela zoster

Page 8: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

IX. PENATALAKSANAAN

1. Istirahat

2. Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik

3. Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder, yaitu

dengan bedak salicyl 2%

Apabila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik lokal misal, salep

kloramfenikol 2%

4. Obat antiviral

Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dengan dosis anjuran 5 x 800mg sehari

diberikan selama 7hari

5. Imunostimulator : Isoprinosine

X. KOMPLIKASI

Postherpetic neuralgia merupakan komplikasi herpes zoster yang paling sering

terjadi. Postherpetic neuralgia terjadi sekitar 10-15 % pasien herpes zoster dan merusak saraf

trigeminal. Resiko komplikasi meningkat sejalan dengan usia. Postherpetic neuralgia

didefenisikan sebagai gejala sensoris, biasanya sakit dan mati rasa. Rasa nyeri akan menetap

setelah penyakit tersebut sembuh dan dapat terjadi sebagai akibat penyembuhan yang tidak

baik pada penderita usia lanjut. Nyeri ini merupakan nyeri neuropatik yang dapat berlangsung

lama bahkan menetap setelah erupsi akut herpes zoster menghilang.

Gambar :

Jaras sensorik nyeri

(Sumber: Fitzpatrick)

Page 9: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Postherpetic neuralgia merupakan suatu bentuk nyeri neuropatik yang muncul oleh

karena penyakit atau luka pada sistem saraf pusat atau tepi, nyeri menetap dialami lebih dari

3 bulan setelah penyembuhan herpes zoster. Penyebab paling umum timbulnya peningkatan

virus ialah penurunan sel imunitas yang terkait dengan pertambahan umur. Berkurangnya

imunitas di kaitkan dengan beberapa penyakit berbahaya seperti limfoma, kemoterapi atau

radioterapi, infeksi HIV, dan penggunaan obat immunesuppressan setelah operasi

transplantasi organ atau untuk manajemen penyakit (seperti kortikoteroid) juga menjadi

faktor risiko.

Postherpetic neuralgia dapat diklasifikasikan menjadi neuralgia herpetik akut (30

hari setelah timbulnya ruam pada kulit), neuralgia herpetik subakut (30-120 hari setelah

timbulnya ruam pada kulit), dan postherpetic neuralgia (di defenisikan sebagai rasa sakit

yang terjadi setidaknya 120 hari setelah timbulnya ruam pada kulit).

Postherpetic neuralgia memiliki patofisiologi yang berbeda dengan nyeri herpes

zoster akut, dapat berhubungan dengan erupsi akut herpes zoster yang disebabkan oleh

replikasi jumlah virus varicella zoster yang besar dalam ganglia yang ditemukan selama masa

laten. Oleh karena itu, mengakibatkan inflamasi atau kerusakan pada serabut syaraf sensoris

yang berkelanjutan, hilang dan rusaknya serabut-serabut syaraf atau impuls abnormal, serabut

saraf berdiameter besar yang berfungsi sebagai inhibitor hilang atau rusak dan mengalami

kerusakan terparah. Akibatnya, impuls nyeri ke medulla spinalis meningkat sehingga pasien

merasa nyeri yang hebat.

XI. PENCEGAHAN

Pada anak dengan imunokompeten yang pernah menderita varisela tidak diperlukan

tindakan pencegahan, akan tetapi pencegahan ini ditujukan kepada kelompok yang beresiko

tinggi untuk menderita Varisela seperti neonatus, pubertas ataupun orang dewasa. Tujuan

pencegahan ataupun mengurangi gejala infeksi virus varisela zoster adalah :

1. Imunisasi Pasif

Menggunakan VZIG (Varicella Zozter Imunoglobulin) dengan pemberian kurang dari

3hari setelah terpajan virus varicella zoster. Pada anak-anak imunokompromais

pemberian VZIG dapat meringankan gejala varisela

2. Imunisasi Aktif

Menggunakan vaksin varisela virus (okastrain), kekebalan yang didapat bertahan selam

10tahun dengan daya proteksi 70-100%. Vaksin ini efektif untuk anak berusia <1tahun.

Page 10: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

XII. PROGNOSIS

Untuk herpes zoster umumnya baik bila terjadi pada orang muda ataupun anak-anak

dan bergantung pada tindakan perawatan secara dini dan tidak terjadi komplikasi

Page 11: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

BAB III

PERUMUSAN MASALAH, RENCANA PENATALAKSANAAN, DAN INTERVENSI

Identitas Pasien

Pasien berjenis kelamin laki-laki usia 34 tahun, belum menikah, bertempat tinggal di Jakarta, beragama Islam, dengan pendidikan terakhir SMK, bekerja sebagai Karyawan Swasta, suku Jawa.

Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)

A. Alasan Kedatangan/ Keluhan Utama

Pasien mengeluh Timbul bintik-bintik yang terasa nyeri dan Panas

B. Keluhan Lain/ Tambahan

Demam

C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dengan keluhan

timbul bintik – bintik melenting di daerah dada sampai bahu bagian kanan sejak ± 10

hari yang lalu. Awalnya timbul kemerahan di bagian dada kanan dekat ketiak kemudian

timbul bintik-bintik yang berkelompok membentuk lingkaran yang terletak segaris pada

dada sampai bahu kanan namun tidak melewati garis tengah tubuh. Bintik-bintik tersebut

awalnya kecil kemudian bertambah banyak dan menyebar. Dibagian yang terdapat

bintik-bintik tersebut terasa nyeri dan panas sehingga pasien merasa tidak nyaman bila

melakukan aktifitas sehari-hari yang menggunakan tangan kanan. Dan bila pasien

berkeringat akan terasa perih dan gatal. Bintik-bintik tersebut makin terasa nyeri apabila

pasien menyentuhnya ataupun tersentuh pakaian. untuk mengurangi gatal pasien

menggunakan bedak cair. Selain timbul kemerahan dan bintik-bintik yang terasa nyeri

dan panas pasien mengalami demam yang hilang timbul. Pasien mandi 2kali dalam

sehari, yaitu pagi sebelum brangkat kerja dan sore sesudah pulang kerja. Pasien tidak

saling bertukar pakaian pakaian dengan orang lain. Alat mandi seperti sabun, shampoo

Page 12: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

dan handuk juga tidak dipakai bersama-sama orang lain dirumah. Tidak ada mual, tidak

ada muntah. Tidak ada batuk, tidak ada sesak, dan tidak ada nyeri dada. Buang air besar

dan buang air kecil tidak ada keluhan

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Di dalam keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang

sama seperti pasien. Pasien merupakan anak ke 8 dari 8 bersaudara.

GENOGRAM

: laki-laki : Meninggal

: perempuan : menderita herpes zoster

: tinggal serumah

Page 13: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

E. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini 2 tahun lalu, namun letak keluhan di

pinggang kanan pasien. Waktu kelas 5 SD pasien pernah mengalami cacar air. Pasien

pernah dirawat di RS karena appedicitis dan appendiktomi pada tahun 2013. Pasien tidak

pernah mengalami kecelakaan

F. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi

Pasien memiliki kebiasaan mandi 2x sehari, pasien sering mengabaikan

mengganti pakaian jika berkeringat, pasien menggunakan handuk, alat mandi, namun

tidak bertukar pakaian dengan keluarga yang serumah.

.

G. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien belum menikah dan tinggal berdua bersama keponakan pasien. Pasien

tinggal dirumah kontrakan dengan luas bangunan 3 x 6 meter persegi, bangunan 2 lantai

dengan 1 kamar tidur, pencahayaan sinar matahari kurang, ventilasi udara terdapat di

ruang tamu. Lantai rumah pasien terbuat dari keramik, atap rumah terbuat dari genteng,

langit-langit dalam rumah pasien tampak cukup terawat. Ruang tidur pasien memiliki

satu, didalam setiap kamar terdapat kasur dan lemari pakaian. Ruang tamu dan kamar

tidur terpisah oleh sekat, ruang makan, digabung dengan ruang tamu dan terdapat 1

kamar mandi. Pasien biasanya menjemur pakaian di teras depan rumah pasien atau di

atas . Sumber air yang digunakan adalah jet pump. Jarak dengan sumber air dari septic

tank kurang lebih 10 meter.

Pasien memiliki 1 buah motor, sumber pendapatan keluarga berasal dari pasien

yang bekerja sebagai pegawai swasta dan usaha jualan pulsa. Penghasilan berkisar Rp.

2.000.000 perbulan. Dengan jumlah pengeluaran berkisar Rp.1.500.000 perbulan.

Pengeluaran pasien berasal dari biaya kontrakan, biaya listrik dan biaya makan sehari-

hari. Hubungan sosial dengan keluarga besar harmonis begitu juga dengan tetangga

sekitar kontrakan, pasien aktif dengan perkumpulan kemasyarakatan. Pasien mengatakan

kehidupan ekonomi pasien cukup untuk memenuhi kehidupan sehar-hari.

Page 14: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital termasuk status gizi

B. Kesadaran : Compos mentis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Tinggi badan : 172 cm

Berat badan : 78 kg

Status gizi : lebih

Tanda vital : Tekanan darah 120/80

Frekuensi nadi 96x/menit

Frekuensi nafas 20x/menit

Suhu 36,8oC

Sianosis : tidak ada

Edema Umum : tidak ada

Mobilitas : Aktif

Umur menurut taksiran pemeriksa : 35 tahun

C. Status Generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi

merata.

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya langsung

+/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm,

isokor

Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/-.

Hidung : Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/ tidak lapang, sekret -/-.

Tenggorokan : Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidak hiperemis,

tonsil tidak hiperemis dan tidak membesar.

Gigi dan mulut: lidah tidak kotor, gigi karies tidak ada. Kesan = Oral higienis cukup.

Leher : Tidak Diperiksa

KGB : Suprasternal : Kanan dan kiri tidak teraba membesar

Colli anterior : Kanan dan kiri tidak teraba membesar

Colli posterior : Kanan dan kiri tidak teraba membesar

Page 15: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Paru

Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris

Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris

Perkusi : Paru kiri dan kanan sonor

Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V kiri

Perkusi : Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikula dextra

Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra

Batas Jantung kanan: ICS 5 garis parasternal dextra

Batas Jantung kiri: ICS 6 garisaxilaris anterior sinistra

Kesan : Tidak ada pembesaran jantung

Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi : Inspeksi rata, caput medusa tidakada

Auskultasi : Bising usus (+), normal 8x/menit

Palpasi : Hepar dan limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan (-),

defence muscular (-)

Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen

Ekstremitas :

Atas : Akral hangat, cappilarry refill < 2 detik.

Bawah : Akral hangat, cappilarry refill < 2 detik

Status Neurologis:

Biseps : ++/++

Triseps : ++/++

Hoffman-Tronmer : -/-

KPR : ++/++

APR : ++/++

Sensibilitas :

Atas : Suhu +/+, nyeri +/+, raba +/+

Bawah : Suhu +/+, nyeri +/+, raba +/+

Page 16: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Motorik :

Atas : normotonus, 5555/5555

Bawah : normotonus, 5555/5555

D. Status Dermatologi :

Lokasi : Regio axilaris dextra mengarah ke mammae dan scapula dextra

Lesi Primer : multi vesikel

Ukuran : milier sampai lentikuler

Dasar : eritem

Susunan : herpetiform

Permukaan : kasar

Tepi : tidak aktif

Batas : tegas

Letak : membentuk garis lurus yang melingkar namun tidak melewati garis

tengah tubuh

Palpasi : teraba kasar dipermukaan eritem, lembab dan ada nyeri tekan

E. Pemeriksaan Penunjang

Pasien tidak di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan.

Page 17: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

DIAGNOSTIK HOLISTIK

A. ASPEK PERSONAL

Keluhan utama : timbul bintil-bintil kecil pada ketiak kanan

Kekhawatiran : pasien khawatir karena semakin hari bintik bertambah dan

menimbulkan rasa nyeri dan panas

Harapan : pasien berharap agar keluhan segera sembuh dan tidak kambuh

kembali.

B. ASPEK KLINIS

Diagnosa kerja : Herpes Zoster

Diagnosa gizi : Gizi lebih

C. ASPEK RESIKO INTERNAL

Pasien usia 34 tahun.

Pasien berkerja sebagai karyawan swasta

D. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN

Pasien tidak ada masalah psikososial, keluarga dan lingkungan.

Pasien hidup rukun bersama keluarga, keponakan dan tetangga.

E. DERAJAT FUNGSIONAL

Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat

melakukan pekerjaan sendiri.

Page 18: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN

No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuSasaran yang

diharapkan

1 Aspek Personal Evaluasi :

-Keluhan, kekhawatiran

serta harapan pasien.

Edukasi :

-Memberikan informasi

mengenai penyakit

yang dialami pasien,

penyebab, gejala klinis,

prognosis, serta

pencegahannya.

Pasien

dan

Keluarga

Pasien

yang

serumah

25

menit

- Keluhan pasien

dan keluarga

pasien dapat

berkurang.

- Kekhawatiran

pasien dan

keluarga pasien

dapat

berkurang.

- Pasien dan

keluarga dapat

mengerti

tentang

penyakit,

pencegahan dan

pengobatan atas

penyakit yang

dialami pasien.

2 Aspek Klinis

Herpes Zoster

Evaluasi :

Melakukan

pemeriksaan tanda vital

, pemeriksaan fisik

umum, dan

pemeriksaan

dermatologi.

Edukasi:

- Memberitahu kepada

pasien bahwa

penyakitnya bisa

Pasien 1 hari - Pasien

menjalankan

terapinya

dengan baik

- Keluhan

berkurang,

- Pasien dapat

menjaga kondisi

tubuhnya agar

Page 19: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

kambuh bila kondisi

tubuh menurun

-Menyarankan kepada

pasien untuk Konsumsi

buah- buahan yang

mengandung vitamin C

seperti jeruk, jambu

biji, sirsak pepaya dan

tomat merah yang

meningkatkan

kekebalan tubuh dan

kelembaban kulit yang

dapat mempercepat

penyembuhan.

- Istirahat yang teratur

Terapi :

Acyclovir 4 x 400mg

Antalgin 2 x 500mg

CTM 1 x 1tab (malam)

multivitamin 1 x 1 tab

Acyclovir krim

Salicyl talk

(pengobatan untuk 5

hari)

Edukasi :

Menginformasikan cara

minum obat, pemakaian

salep dan

menginformasikan

untuk menjaga

kebersihan pribadi dan

keluarga yang tinggal

tetap sehat

- dapat sudah

memakan buah-

buahan dan

menjaga

kekebalan tubuh

dan kelembaban

kulitnya.

Page 20: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

bersama.

3 Aspek Risiko Internal

Pasien jarang berolahraga

Pasien jarang

mengkonsumsi

makanan sehat

Edukasi :

Menjelaskan bahwa dengan berolahraga bisa meningkatkan kesegaran jasmani bagi pasien dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien. Selain itu juga dapat membantu pasien sedikit merelaksasikan pikiran dari berbagai kegiatan pasien sehari-hariMenjelaskan kepada

pasien untuk

mengkonsumsi

makanan yang

memenuhi kecukupan

gizi dan perbayak

makan buah dan sayur

Pasien

dan

keluarga

1hari - Pasien mau

menyediakan

waku untuk

berolahraga

Pasien dapat

mencoba

mengkonsumsi

makanan yang sehat

4 Aspek

psikososial,

Keluarga dan

Lingkungan

- Pencahayaan rumah pasien kurang

- Pasien tidak

ada masalah

psikososial,

keluarga dan

lingkungan.

Edukasi:

- Menyarankan

kepada pasien

untuk lebih

memperhatikan tata

pencahyaan rumah

pasien, agar bisa

memungkinkan

lebih banyak

cahaya matahari

yang masuk ke

rumah

- Tetap menjalin

hubungan baik

dengan anggota

Pasien

dan

keluarga

pasien

2 hari

- Pasien dapat

mengatur rumah

pasien seefisien

mungkin

sehingga

banyak cahaya

matahari yang

masuk ke

rumah.

- Hubungan

pasien dengan

keluarga dan

lingkungan

tetap terjalin

Page 21: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

keluarga. baik dan

harmonis.

HOME VISIT

TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI

TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA

SELANJUTNYA

Pertemuan

Pertama

16 Januari 2015

Pertemuan

Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu

1. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga pasien.

2. Menjalin hubungan yang baik dengan pasien.

3. Menjelaskan maksud kedatangan dan meminta persetujuan pasien

dengan inform consent.

4. Menganamnesa pasien, mulai dari identitas sampai riwayat psiko-

sosio-ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik.

5. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan

mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.

6. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.

7. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.

8. Membuat diagnostik holistik pada pasien.

9. Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.

Intervensi yang akan diberikan:

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik kepada pasien dan keluarga dengan

memantau bintik kemerahan pada ketiak kana yang mengarah ke

dada dan bahu pasien serta pengobatannya.

2. Menganjurkan pemeriksaan lebih lanjut apabila keluhan belum

berkurang.

3. Menginformasikan penyebab yang dapat menyebabkan keluhan

tersebut.

Melakukan anamnesis untuk mengevaluasi penyakit pasien.

Page 22: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Kedua

19 Januari 2015

Melakukan pemeriksaan fisik dan dermatologi untuk mengevaluasi

penyakit pasien.

Mengevaluasi pengobatan yang telah diberikan.

Mengingatkan untuk melakukan pengobatan dengan teratur.

Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga yang serumah,

untuk menjaga kebersihan pribadi seperti mandi 2 kali dalam satu

hari, ganti pakaian bila berkeringat, menggunakan alat mandi

masing-masing, tidak saling bertukar pakaian, istirahat cukup dan

makan makanan cukup gizi

Page 23: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Herpes zoster merupakan akibat dari reaktivasi virus zoster yang laten dari bradiks

dorsal ganglion. Virus Varisela Zoster dapat menimbulkan dua kesatuan klinis yaitu varisela

dan herpes zoster. Namun Mekanisme reaktivasi virus varisela zoster masih belum diketahui.

Herpes zoster dapat menyerang siapa saja dengan sistem imun imunokompromais.

Diagnosa herpes zoster dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jika

diperlukan pemeriksaan laboratorium yaitu tes Tzanck dengan temuan sel datia berinti

banyak. Herpes zoster umumnya baik bila terjadi pada orang muda ataupun anak-anak dan

bergantung pada tindakan perawatan secara dini dan tidak terjadi komplikasi. Semakin tinggi

usia terkena infeksi herpes semakin tinggi frekuensi komplikasinya.

Pentingnya edukasi kepada pasien tentang herpes zoster dimana akan timbul

kekambuhan bila terjadi penurunan imunitas, sehingga pasien dapat tetap menjaga kesehatan

dengan mengkonsumsi makan-makanan cukup gizi. Pasien menjaga kebersihan diri dan

lingkungannya. Pengobatan herpes zoster memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga

pasien diharapkan untuk teliti dalam masa penyembuhan dan kembali kontrol ke dokter.

Page 24: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

DAFTAR PUSTAKA

1. Lubis Ramona.Varicela dan Herpes zoster (repository.usu.ac.id/1/08E00895) diakses

tanggal 16 januari 2015

2. Wicaksono Dwi. Herpes Zoster

(http://xa.yimg.com/kq/group/86529852/1660844164/name/preskas_HerpesZoster_Dwi_

Evan_Hanifa.pdf) diakses tanggal 15 januari 2015

3. Konsil Kedokteran Indonesia.,2012 Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI).

Jakarta; 2012

4. Handoko R. Penyakit virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S., 2005. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

5. Siregar., 2003. Atlas Berwarna Saripati Kulit : edisi II,. Jakarta : ECG

Page 25: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

AktivitasMetode : observasi dan wawancaraInstrument : check list dan kuisioner

1. Bagaimana hubungan antara anggota keluarga?

Baik

Kurang

Buruk Lain-lain:...

2. Apakah keluarga bapak/ibu makan secara teratur 3 kali dalam sehari?

Ya Tidak Lain-lain:…

3. Apakah setiap kali makan, kebutuhan karbohidrat (nasi,kentang,umbi2an), lauk (daging,tahu,tempe), sayur dan buah terpenuhi?

Ya Tidak Lain-lain:…

4. Apakah bapak/ibu selalu mencuci baju sendiri?

Ya Tidak Lain-lain:…

5. Apakah sehabis mandi selalu berganti pakaian?

Ya Tidak Lain-lain:…

6. Berapa luas bangunan rumah bapak/ibu? ….± 30m2

7. Lantai rumah terbuat dari …

Keramik Ubin Lain-lain: …

8. Atap rumah terbuat dari …

Seng

Genteng

Lain-lain: …

9. Ventilasi …

Ada

Tidak

Terbuka Tertutup

10. Pencahayaan …

Baik Cukup Kurang

11. Kamar mandi

Page 26: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Ada

Tidak, keterangan: …

Lantai Ubin

Keramik

Lain-lain: …Kran

Ada

Tidak, keterangan: …Bakmandi

Ada

Tidak, keterangan: Ember

Air Pam

Sumur

Ventilasi

Ada

Tidak Terbuka tertutup

WC

Jongkok

Duduk Lain-lain: ...

Jarak septic tank dari sumber air

<10 m

>10m

Dapur …

Ada

Tidak, keterangan: Umum

Kompor

Gas Minyaktanah Lain-lain: …

Pencahayaan

Baik Cukup Kurang

Ventilasi

Ada

Tidak Terbuka Tertutup

12. Pengelolaan sampah …

Dibuang setiap hari Dibuang>1 hari

13. Pengelolaan sampah …

Page 27: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

Tong sampah pribadi Tong sampah umum

Lain-lain: …

14. Kamar tidur, jumlah 1Kondisi kamar …Di dalam kamar terdapat 1 tempat tidur dan lemari pakaian

Kasur

Kapuk Busa Lain-lain

Pencahayaan

Baik Cukup Kurang

Ventilasi

Ada

Tidak Terbuka Tertutup

15. Ruangtamu

Ada Tidak, keterangan: …

16. Teras

Ada Tidak, keterangan: …

17. Halaman

Ada Tidak, keterang: …

18. Penghasilan per bulan …

< 1 juta …..

>1 juta …..

Tidakbekerja

Lain-lain: …

Page 28: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

KebutuhanMetode: wawancara dan observasiInstrumen: kuisioner dan check list

1. Apakah keluarga ibu / bapak memiliki pakaian yang cukup?

Ya Tidak Dll

2. Apakah keluarga ibu/bapak makan 3x sehari?

Ya Tidak Dll

3. Apakah ibu/bapak merasa nyaman tinggal di tempat tinggal yang sekarang?

Ya Tidak Dll

4. Apakah keluarga ibu/bapak rajin beribadah

Ya Kadang – kadang Tidak

5. Apakah keluarga bapak/ibu saling menyayangi satu sama lain?

Ya Tidak

Page 29: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

6. Apakah dalam keluarga pernah melakukan kekerasan?

Ya Tidak

7. Bagaimana hubungan dengan tetangga sekitar? Pasien sering berkomunikasi dengan tetangga sekitar.dan rutin mengikuti kegiatan warga

8. Apakah Ibu atau bapak aktif dalam kegiatan di lingkungan rumah?

Ya

Kadang – kadang

Tidak

Page 30: Tugas Dr Sudung Dapus(1) (Repaired)

SumberMetode :wawancara dan observasiInstrument :kuisioner dan check list

1. Dalam seminggu, berapa kali bapak/ibu berkunjung dengan anggota keluarga? Kalau tidak ada acara biasanya satu minggu satu kali kerumah kakak saya

2. Apakah cukup penghasilan yang diperoleh untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ?

Ya

Tidak Dll

3. Keterampilan apa yang dimiliki anggota keluarga? Ayah : Memasak untuk warung dan keluarga (almarhum) Ibu : Tukang Pijet

4. Bagaimana sifat anggota keluarga? Ayah : Ramah, Pekerja keras (almarhum) Ibu : Penyabar

5. Apakah keluarga bapak/ibu meluangkan waktu untuk berekreasi?

Ya

Tidak

Dll