Tugas Dr Hertian
-
Upload
aizat-hughes -
Category
Documents
-
view
26 -
download
3
Transcript of Tugas Dr Hertian
UPAYA PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
Penyusun :
Nur Atiqah Mohamed Nasir( 030.07.321 )
Yenovi Desy Selawani ( 030.06.280 )
BAB I
PENDAHULUAN
Sehat menurut badan dunia WHO adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani dan
sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari penyakit serta kecacatan
yang merupakan aspek negatif.Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan merupakan modal
utama dalam kehidupan setiap orang, dimanapun dan siapapun pasti membutuhkan badan
yang sehat, baik jasmani maupun rohani guna menopang aktifitas kehidupan sehari-hari.
Begitu pentingnya nilai kesehatan ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar dirinya
tetap sehat harus melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan derajat kesehatannya,
seperti melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari.1,7
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak
dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi erat
kaitannya dengan kemiskinan, masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, aspek
pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi
masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan
salah satu unsur utama oenentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan
istilah Human Development Index (HDI). Hal ini mendasari masalah gizi menjadi salah satu
faktor penting penentu pencapaian Millenium Development Goals.2 Meningkatnya kasus gizi
buruk menunjukkan rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Dampak krisis
ekonomi juga menurunkan kemampuan daya beli masyarakat. Keadaan gangguan gizi telah
lama menjadi perhatian pemerintah.
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu sejak janin yang masih dalam
kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu
merupakan kelompok rawan karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga
status gizi dan kesehatannya agar dapat melahirkan bayi yang sehat.2
Angka balita gizi buruk di Tanjung Karang sebanyak 0 (nol) kasus pada tahun 2010, hal ini
merupakan peningkatan dari tahun 2009 yang mencapai 3 kasus. Cakupan jumlah pemberian vitamin A pada
balita sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun ,masih di bawah target SPM (90 % ) yakni hanya sebesar 71, 63
%. Hal tersebut mengalami peningkatan tahun 2009 yang mencapai 66,12 %. Cakupan pemberian tablet besi
sudah mencapai target SPM (90%) yaitu sebesar 98,52 %. Cakupan balita yang naik berat badannya hanya
mencapai 51 % meskipun hal ini merupakan peningkatan dari tahun 2009 yang hanya mencapai 48,10 %,
namun capaian ini masih di bawah target SPM YAKNI <15 %. Namun jika dibandingkan dengan tahun
2009 yang mencapai kisaran 3,55%, telah terjadi penurunan pada tahun 2010 yang mencapai 4,22 %.
Tahun 2008 jumlah balita yang ada di kota Tanjung pinang sebanyak 23.240 orang.
Jumlah balita yang memiliki KMS (K/S) pada tahun 2008 sebesar 18.927 orang (81,4%). Jika
dibandingkan dengan tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, maka cakupan jumlah balita
yang memiliki KMS pada tahun 2008 lebih rendah. Sedangkan secara umum, cakupan balita
yang memiliki KMS (K/S) dari tahun 2004 sampai dengan 2008 berada pada angka diatas
80%. Karena nilai persentase K/S kurang dari 100%, kemungkinan jumlah KMS masih
kurang sehingga perlu dilakukan penambahan atau juga distribusi KMS yang belum merata.2
Partisipasi masyarakat (D/S) pada tahun 2008 sebesar 62,0%. Jika dilihat dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2008, maka persentase partisipasi masyarakat pada tahun 2008 ini
memiliki angka yang paling kecil. Hal ini menggambarkan bahwa partisipasi masyarakat
masih kurang. Untuk itu perlu dipelajari kenapa mereka tidak datang ke posyandu dan perlu
dimotivasi. Selain itu dari kader posyandu sendiri bersama dengan PKK kelurahan juga
dihimbau agar lebih memotivasi warganya untuk membawa balita ke posyandu setiap bulan.2
Banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi kurang antara lain faktor ketersediaan
pangan dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga dan akses keluarga terhadap pelayanan
kesehatan. Dalam dokumen RPJMN 2004-2009, telah ditargetkan penurunan masalah gizi
kurang pada tahun 2009 setinggi-tingginya 20%. 2
Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
mempunyai daya ungkit yang besar dalam mengatasi masalah gizi kurang, menurunnya
kinerja posyandu akan berdampak pada menurunnya status gizi. Menyikapi kondisi tersebut,
Pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/SJ
tentang revitalisasi posyandu yang merupakan upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja
posyadu. Untuk itu Pemerintah perlu menyediakan dukungan dana operasional posyandu.2
Berdasarkan Keputusan Menkes RI No. 116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang pedoman
Penyelenggaraan Surveilens Epidemiologi Kesehatan, salah satu sasaran adalah pelaksanaan
Sistem Kewaspadaan Gizi termasuk Sistem Kewaspadaan Dini KLB Gizi Buruk. SK Menkes
RI no. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan, salah satu indikator adalah 80% kecamatan bebas rawan gizi. Gambaran
yang lebih akurat tentang situasi masalah gizi buruk di tingkat masyarakat akan didapat
melalui pelaksanaan surveilens aktif dengan melakukan konfirmasi dan pelacakan kasus.2
Salah satu upaya mempertahankan status gizi bayi dan anak usia 6-23 bulan dan juga
untuk mencegah keadaan gizi menjadi lebih buruk, disediakan Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI tersebut khususnya bagi bayi dan anak usia 6-23 bulan dari
keluarga miskin yang berat badannya berdasarkan hasil penimbangan di posyandu tidak naik
(T1). Distribusi MP-ASI sampai ke sasaran memerlukan dukungan dana.2
BAB II
PENGERTIAN
Kata gizi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah zat makanan pokok yg
diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. Kata gizi yang berasal dari bahasa Arab
“gizzah” atau dalam bahasa latin “nutrire” artinya makanan atau zat makanan sehat. Ilmu gizi
adalah ilmu tentang makanan, zat-zat gizi, dan substansi yang terkandung didalamnya, peran
dan keseimbangannya, untuk kesehatan dan masalah kesehatan. Zat gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi yaitu menghasilkan energi, membangun
sel-sel, memelihara jaringan dan mengatur proses-proses tubuh. Status gizi adalah keadaan
tubuh/ekspresi sebagai akibat komsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Malnutrisi
(gizi salah ) adalah keadaan patologis akibat kekurangan/ kelebihan secara relatif maupun
absolut satu atau lebih zat gizi. 3
Perbaikan gizi merupakan suatu upaya perbaikan gizi masyarakat yang
diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu dalam kerjasama lintas sektoral, peranan
keluarga serta swadaya termasuk swasta untuk meningkatkan status gizi masyarakat dalam
rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.5
Gizi seimbang adalah istilah untuk menggambarkan susunan makanan dan minuman
yang jenis maupun jumlahnya menjamin kebutuhan tenaga, sumber pertumbuhan dan
pemeliharaan untuk mencapai status kesehatan optimal.6
BAB III
TUJUAN
Tujuan Umum
Tertanggulanginya masalah gizi di masyarakat dan meningkatnya status gizi
masyarakat di wilayah Kecamatan Tebet
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
2. Meningkatnya cakupan vitamin A pada bayi, balita dan bufas.
3. Meningkatnya cakupan Fe pada ibu hamil dan buteki.
4. Meningkatnya status gizi pada balita gizi buruk melalui intervensi gizi.
5. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan petugas gizi kelurahan dalam
melaksanakan dan pelaporan kegiatan gizi.
6. Diselenggarakannya pelayanan gizi di klinik gizi.
7. Meningkatnya kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
8. Terlaksananya kegiatan Pos Gizi untuk menurunkan angka balita gizi buruk dengan
dana swadaya masyarakat.
9. Meningkatnya pengetahuan dalam melaksanakan upaya perbaikan gizi di tingkat
rumah tangga.
BAB IV
KEGIATAN DAN SASARAN
KEGIATAN DAN SASARAN DI PUSKESMAS KECAMATAN TEBET
Kegiatan
IV.1 Kegiatan Rutin Program Gizi
a. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
1. Penyuluhan gizi pada masyarakat sangat diperlukan karena pengetahuan orang
tua dapat ditambah dengan cara memberikan penyuluhan setiap saat
pertemuan.
2. Pelayanan Gizi di Posyandu
3. Pemberian Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus pada anak - anak
4. Pemberian Vitamin A pada bufas
5. Pemberian tablet tambah darah pada bumil dan buteki dan bufas
6. Monitoring dan evaluasi kegiatan penimbangan balita di Posyandu
7. Pelacakan kasus gizi buruk yang ditemukan di wilayah Tebet
b. Usaha Perbaikan Gizi Institusi ( UPGI )
1. Penyuluhan Gizi di SD / MI / SMP / SMA secara terpadu dengan program
UKS/PKPR
2. Pemantauan status gizi anak sekolah dilaksanakan secara terpadu dengan
program UKS melalui screening kesehatan
3. Pelayanan gizi di klinis gizi Puskesmas Kecamatan Tebet
c. Kegiatan SPGP ( Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi )
1. Pemantauan status gizi Balita di Posyandu
2. Melakukan survei konsumsi makanan pada masyarakat
3. Rapat koordinasi dengan sektoral
4. Pembinaan kader Posyandu dan petugas kelurahan
d. Therapy Fooding Centre (TFC)
IV.2 Kegiatan Program Gizi dengan menggunakan anggaran subsidi
1. Pengadaan vitamin A untuk bayi, balita, dan ibu hamil
2. Pengadaan PM tambahan pemulihan untuk balita BGM
3. Pembentukan pos gizi
4. Pengadaan bahan dan pangan MP-ASI
5. Pembinaan petugas gizi kelurahan
6. Monitoring dan evaluasi program gizi
IV.3 Program Gizi yang berintegrasi dengan program lain
1. KP ibu dengan program kesehatan ibu
2. Posyandu dengan program PSM
3. Gizi anak sekolah dengan program UKS
4. Gizi remaja dengan program PKPR
5. Gizi lansia dengan program lansia
Sasaran
1. Ibu, balita dan buteki yang datang ke Posyandu
2. Lansia yang datang ke Posyandu lansia
3. Ibu hamil dengan class ANC
4. Pada kelompok Pasien DM yang ada di Pasar Minggu
5. Pada kelompok sekolah, remaja, Panti Asuhan
6. Kelompok anak dalam masyarat dengan gizi buruk
7. Pada masyarakat umum
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN TEBET
1. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Jenis Kegiatan Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Penimbangan balita di Posyandu
Penyuluhan gizi di Posyandu
Pemberian vitamin A pada
balita di Posyandu
Pemberian tablet Fe pada balita
di Posyandu dan PMT balita
Pencatatan dan pelaporan
Penataan kader
Bayi,
balita, ibu
hamil, dan
ibu
menyusui
Posyandu Satu bulan 1x
sesuai jadwal
Petugas kesehatan
Puskesmas dan
Kader
kesehatan/Posyandu
2. Usaha Perbaikan Gizi Pemuda (UPGP)
Jenis kegiatan Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Penyuluhan gizi
remaja( Posbindu)
Organisasi
pemuda dan
remaja/karang
taruna
Kecamatan 2x per tahun
sesuai jadwal
Tenaga Pelaksana
Gizi Puskesmas
Pembina bersama –
sama Dokter
Puskesmas Pembina
3. Usaha perbaikan Gizi Sekolah (UPGS)
Jenis kegiatan Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Penyuluhan gizi pada Masyarakat Sekolah Dasar 4x per Petugas
masyarakat sekolah
Pemberian tablet
tambah darah
Pemantauan status gizi
Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidiyah,
SLTP/Tsanawiyah
dan SLTA/Aliyah
(SD),
SLTP/Tsanawiyah,
SLTA/Aliyah
tahun
sesuai
jadwal
kesehatan dan
Tenaga
Pelaksana
Gizi (TPG)
puskesmas
4.Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
Jenis kegiatan Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Penyuluhan gizi pada
masyarakat institusi
Pemberian tablet
tambah darah pada
Nakerwan
Pemantauan gizi
Nakerwan
Masyarakat panti
asuhan, panti jompo,
dan pesantren
Tenaga kerja wanita
(Nakerwan)
Institusi/perusahaan,
panti, pesantren
2x per
tahun
sesuai
jadwal
Tenaga
Pelaksana Gizi
(TPG)
Puskesmas
Pembina
5. Klinik Gizi
Jenis kegiatan Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Anamnesa, diagnose
keluhan gizi dan
nasihat dietetic
Pengukuran status
gizi (antropometri dan
laboratorium)
Riwayat kebiasaan
makan dan intake
Pasien umum
dengan kelainan
gizi ganda (gizi
lebih dan kurang)
Pasien rujukan
dari RB, BP,
BKIA, dll
Balita gizi buruk
rujukan dari
posyandu
Poli Gizi
Puskesmas
Pembina
3 hari dalam
seminggu,
sesuai jam
kerja
Dokter puskesmas
Tenaga Pelaksana
Gizi (TPG)
Puskesmas Pembina
6. Therapy Fooding Centre
Jenis kegiatan Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Melacak anak dengan
gizi buruk di
Kecamatan tebet
Merawat inap anak
yang ditemui dengan
gizi buruk
Diberikan asupan gizi
sesuai anak sehingga
masalah gizi
buruknya teratasi
Balita gizi buruk
rujukan dari
posyandu
Puskesma Masa
Perawatan
Rawat Inap
Dokter puskesmas
Tenaga Pelaksana
Gizi (TPG)
Puskesmas Pembina
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
1. Jumlah Posyandu yang rutin melaksanakan kegiatan 98,2 %
2. Jumlah kader Posyandu yang aktif 71,4 %
3. Cakupan D/S = 74,0 % ; K/S = 89,0 % ; N/D = 56,3 % ; N/S = 41,6 %
4. Cakupan Fe I ibu hamil = 81,3 % ; Fe III = 80,9 %
5. Cakupan vitamin A bulan Februari untuk 100.000 UI sebanyak 93,1 % dan 200.000
UI sebanyak 90,4 % serta Agustus untuk 100.000 UI sebanyak 99,1 % da 200.000 UI
sebanyak 95,2 %
6. Rata – rata kunjungan klinik gizi 110 orang/bulan
7. Kegiatan intervensi gizi dapat memperbaiki gizi buruk dari 64,5 % menjadi 24,4 %
8. Cakupan ASI eksklusif masih rendah sekitar 36,8% sedangkan targetnya 80 %
VI. 2 Saran
1. Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat, khususnya para ibu yang memiliki balita
untuk pertumbuhan balitanya melalui kegiatan Posyandu
2. Menjalin komunikasi dan kerjasama yang lebih efektif dengan lintas program dan
lintas sector
3. PMT – Pemulihan balita gizi buruk sebaiknya melalui klinik gizi Puskesmas
kecamatan agar memudahkan monitoring dan evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Wuna. Evaluasi Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat dalam Mencapai Visi
Misi Indonesia Sehat 2010. Kendari ; 2010
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Program
Perbaikan Gizi Masyarakat. Jakarta ; 2008
3. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Republik Indonesia. Masalah Gizi di Indonesia dan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Jakarta ; 2008
4. Juknis SPM Gizi Masyarakat. Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Jakarta ; 2008
5. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas.
Jakarta ; 2007
6. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Prioritas Peningkatan Pengetahuan dalam Perbaikan Gizi
Masyarakat. Jakarta ; 2011
7. Suparjo. Konsep Sehat dan Sakit. Di unduh pada 3 Desember 2012. Tersedia di:
http://id.scribd.com/doc/19629055/Konsep-sehat-sakit
8. Definisi gizi. Diunduh pada 3 Desember 2012. Tersedia di :
http://www.kamusbesar.com/12973/gizi
9. Upaya Perbaikan Gizi Balita Melalui Gerakan Keluarga Sadar Gizi di RW 01 Kelurahan
Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang. Diunduh pada 3 Desember 2012. Tersedia di :
http://repository.unand.ac.id/4246/1/LPM2_NEW.pdf