Tugas dr Hari

10

Click here to load reader

Transcript of Tugas dr Hari

Page 1: Tugas dr Hari

NAMA : SUNU RACHMAT WASLAN PRODI : ILMU KESEHATAN ANAK

UJIAN ETIKA & HUKUM KESEHATANDr. Hari Wijoso,Sp.MeF

KASUS PERDARAHAN PERVAGINAM :1. Seorang dokter bernama Fulan baru merintis melakukan praktek pribadi2. Dokter tersebut sudah mendapat SIP dari DINKES setempat3. Dokter tersebut belum pasang papan nama praktek karena belum jadi4. Untuk sementara papan nama menggunakan kertas karton dengan ukuran folio yang ditempel

di dinding prakteknya5. Dokter praktek pada pukul 6 – 7 pagi dan pukul 5- 8 sore setiap hari kecuali sabtu-minggu6. Pada suatu sore datang seorang pasien perempuan umur 15 tahun sendirian7. Pasien mengeluh perut sakit dan mengeluarkan darah menstruasi yang banyak sekali dan

kejadian ini baru dialami tadi siang8. Pasien menyatakan belum pernah mengalami hal seperti ini.9. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dan mendapat data sebagai berikut10. Pasien mengalami keterlambatan menstruasi selama 2 minggu, pasien tidak mengeluh lemas

dan pusing11. KU : baik, pasien mengaku pernah melakukan hubungan kelamin sebelumnya12. Orang tua pasien belum tahu, dokter menanyakan apakah sudah melakukan tes kehamilan.

Pasien menjawab belum melakukan pemeriksaan urin untuk tes kehamilan13. Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan urin. Pasien menolak dan minta diberi obat

saja.14. Pasien waktu ditanya apakah merasakan adanya perubahan pada payudaranya, pasien

menjawab tidak ada.15. Dokter minta ijin untuk memeriksa payudara, pasien mengijinkan dan dari pemeriksaan dokter

tampak areola mammae bertambah gelap dan payudara tampak tegang16. Setelah dokter melakukan pemeriksaan kemudian memberi resep obat untuk 3 hari yang terdiri

atas vitamin dan analgesik ringan17. Dokter memberi advice untuk kontrol lagi bersama orang tuanya18. Belum lagi obat habis pasien sudah datang19. Pasien datang bersama orangtuanya, orangtuanya mengatakan sudah minum obat tapi

mengapa anaknya tambah lemah dan tampak semakin pucat dan mengatakan diare anaknya juga tidak berhenti

20. Orang tua pasien minta keterangan dokter apakah obat dokter itu salah21. Dokter menanyakan pada orangtua pasien apakah pasien sudah menceritakan sakitnya22. Orangtua pasien mengatakan kalau anaknya sakit perut dan diare berdarah dan sudah periksa

ke dokter23. Dokter Fulan merasa pasien tidak memberitahukan keadaan sebenarnya tentang sakitnya pada

orangtuanya24. Dokter juga merasa tidak berhak untuk menceritakan keadaan sesungguhnya pasien kepada

orangtuanya, meskipun pasien itu berumur 15 tahun

Page 2: Tugas dr Hari

NAMA : SUNU RACHMAT WASLAN PRODI : ILMU KESEHATAN ANAK

25. Orang tua pasien kemudian minta surat rujukan ke rumah sakit dan mengancam dokter akan dituntut jika anaknya tidak tertolong

26. Dokter Fulan terdiam dan memberi surat rujukan ke rumah sakit ditujukan kepada dokter obsgyn

27. Sampai rumah sakit pasien diperiksa di poli umum dan kemudian dirujuk ke dokter obsgyn dan oleh dokter obsgyn diminta mondok untuk memperbaiki kondisi pasien dan untuk dilakukan pemeriksaan lainnya

28. Dari dokter obsgyn orang tua pasien tahu kalau anaknya mengalami keguguran dan harus dilakukan kuretase.

S O A L1. Terangkan aspek etika yang berkembang dari tindakan dokter pada kasus tersebut

a. Pada kalimat mana kaidah dasar bioetik (KDB) benificent terdapatb. Pada kalimat mana kaidah dasar bioetik/ KDB non malificent terdapatc. Pada kalimat mana kaidah dasar bioetik/KDB autonom terdapatd. Pada kalimat mana kaidah dasar bioetik/KDB justice terdapate. Terdapat konsep primafacie dari KDB apa ke KDB apa saja dalam kasus tersebut

2. Terangkan aspek hukum yang berkembang dari kasus tersebuta. Pada kalimat mana saja saling setuju untuk memberi kontrak terapetik terdapatb. Pada kalimat nomer berapa saja inform konsent dan inform refusal terjadic. Analisis ada atau tidak adakah peristiwa malpraktek pada kasus di atas dilihat dari konsep

4Dd. Jika dilihat dari konsep kontrak terapetik adakah pada kasus tersebut peristiwa malprakteke. Terangkan adakah KTD pada kasus tersebut

3. Setujukah anda jika pada kasus tersebut dilakukan saja tindakan terminasi kehamilan karena pasien masih berumur 15 tahun dan menstruasi baru terlambat 2 minggu. Terangkan jawaban anda dari :a. Aspek etikab. Aspek hukum

Page 3: Tugas dr Hari

NAMA : SUNU RACHMAT WASLAN PRODI : ILMU KESEHATAN ANAK

JAWABAN :

1. a. Kaidah dasar bioetik/KDB beneficence pada kasus tersebut terdapat pada kalimat nomor 26. Alasan : salah satu kriteria KDB beneficence adalah : Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia, mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan

dengan keburukannya, paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang, Maksimalisasi

pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien, minimalisasi akibat buruk, kewajiban

menolong pasien gawat-darurat, menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.

Pada kalimat no 26 tersebut dokter menyadari betul untuk melakukan penjaminan harkat dan martabat pasien dalam usaha dokter yang wajib menolong pasien gawat darurat untuk mencapai manfaat yang lebih banyak sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa kasih sayang kepada pasien yang akhirnya adalah pemuasan pada kebahagiaan pasien dan minimalisasi akibat buruk.

b.Kaidah dasar bioetik/KDB non maleficence pada kasus tersebut terdapat pada kalimat nomor 26, 27 dan 28. Alasan : dalam salah satu kriteria KDB non maleficence disebutkan menolong pasien emergensi, belum sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut , tindakan tenaga kesehatan tadi terbukti efektif dan manfaat bagi pasien lebih besar.Dalam kalimat tersebut dokter memberi surat rujukan kepada dokter obsgyn (kalimat no26) , dokter yang lebih kompeten menangani kasus ini. Kemudian dokter obsgyn meminta pasien mondok untuk perbaikan kondisi dan dilakukan pemeriksaan lain (kalimat no27) dan dokter obsgyn putuskan untuk dilakukan kuretase (kalimat no 28), sebagai tindakan menolong jiwa dari ancaman kematian

c. Kaidah dasar bioetik/KDB autonomi pada kasus tersebut terdapat pada kalimat nomor 6, 15, 17,dan 24. Alasan : Salah satu kriteria KDB autonomi adalah : menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien, menjaga rahasia pasien, menghargai rasionalitas pasien, melaksanakan informed consent . Dokter menerima pasien yang masih berumur 15 tahun walaupun datang sendiri (kalimat no 6). Dokter meminta ijin pasien untuk memeriksa pasien (kalimat no15). Dokter memberi saran agar pasien datang lagi bersama orangtuanya (17) . Dokter menjaga kerahasiaan pasien dengan tidak memberitahu keadaan sesungguhnya pada orangtuanya walaupun pasien masih berumur 15 tahun( kalimat no 24)

d. Kaidah dasar bioetik/KDB justice pada kasus tersebut terdapat pada kalimat nomor 6, 26.

Page 4: Tugas dr Hari

NAMA : SUNU RACHMAT WASLAN PRODI : ILMU KESEHATAN ANAK

Alasan : salah satu kriteria KDB justice adalah : Memberlakukan segala sesuatu secara universal, , memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama,

menghargai hak sehat pasien, menghargai hak hukum pasien, menghargai hak orang lain,

mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten ,t idak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll Dokter tidak membeda-bedakan pasien dalam haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan hak sehat pasien walaupun pasien berumur 15 tahun dan datang sendiri (kalimat no 6). Dan kemudian dokter memberi surat rujukan dalam usahanya untuk memberi kesempatan yang sama dan mengembalikan hak pasien pada saat yang tepat dan merupakan perlakukan yang bersifat universal (kalimat no26)

e. Pemilihan KDB yang sesuai merupakan dasar cara pengambilan keputusan etik, berubahnya pemilihan KDB merupakan strategi yang disebut ‘teknik PRIMA FACIE’, hal mana perubahan pilihan KDB terjadi karena sudah adanya perubahan kondisi (holistik) dari pasien. Jadi pada kasus tersebut terjadi prima facie atau perubahan pemilihan KDB dari KDB autonomi dan justice ke KDB non maleficence dan beneficence karena prinsip kegawat daruratan perdarahan pervaginam yang apabila tidak dilakukan tindakan medis yang tepat akan dapat mengancam jiwa pasien.

2. a. Kontrak terapetik terjadi dimulai dari pihak pasien pada kalimat 6 , 7, 8 yang menunjukan pasien datang dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dan menyatakan keluhannya yang secara eksplisit menandakan memberikan hak kepada dokter untuk melakukan pelayanan kesehatan pada pasien. Kemudian hak itu diterima dokter sebagai pihak kedua ( pemberi pelayanan kesehatan) terlihat pada kalimat nomor 9. Dimana dokter setuju untuk memberi pelayanan kepada pasien dengan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dan terjadilah interaksi antara dokter dan pasien seperti ditunjukan pada kalimat nomor 10 dan 11. Ada 4 syarat untuk terjadinya kontrak terapetik : saling setuju, cakap, hal tertentu dan hal halal. Oleh karena perjanjian medis mempunyai sifat khusus maka tidak semua ketentuan hukum perdata di atas dapat diterapkan. Sehingga walaupun pada kasus ini pasien baru berumur 15 tahun yang dipandang dari sisi hukum normatif belum dewasa, tetapi dari sisi hukum syariat/agama pasien ini sudah mengalami menstruasi yang artinya adalah sudah mendapat beban hukum maka sudah dapat dikatakan dewasa dari umur biologisnya.

b. Inform consent dimulai sejak pasien datang ke praktek dokter (kalimat nomor 6), dan terjadi saling setuju dan dimulai dari dokter melakukan anamnesa dan mendapatkan informasi ( interaksi yang terlihat pada kalimat nomor 7,8, 9, 10 dan 11), dokter minta ijin untuk dilakukan pemeriksaan(kalimat nomor 15) hingga kemudian pasien diberi resep (kalimat nomor 16) dan kemudian mendapat advice (pada kalimat nomor 17)

Page 5: Tugas dr Hari

NAMA : SUNU RACHMAT WASLAN PRODI : ILMU KESEHATAN ANAK

Inform refusal terjadi pada kalimat nomor 13 dimana dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan urin namun pasien menolak dan minta diberi obat saja.

c. Analisa adanya malpraktek dari adanya 4 D (Duty, Derilection of duty, Damage, Direct causation)D1 : tugas dokter adalah memberi pelayanan kesehatan pada pasiennya walaupun pasien tersebut baru berumur 15 tahun, hingga memberi resep dan advice di akhir pertemuannya. Artinya D1 +D2 : penelantaran yang dilakukan dokter adalah dokter tidak mewaspadai munculnya perdarahan pervaginam setelah pasien mengatakan terlambat menstruasi 2 minggu dan pernah melakukan hubungan intim, dan seharusnya kemudian memberikan surat rujukan pada saat itu juga kepada dokter yang lebih kompeten. Artinya D2 +D3 : kejadian yang tidak diinginkan adalah adanya perdarahan yang tidak berhenti dan pasien mulai pucat dan lemas. D3 +D4 : Perdarahan pervaginam yang semakin parah dan tidak terkontrol dengan obat terjadi karena tidak diwaspadainya dan tidak diantisipasi adanya ancaman abortus pada pasien. Artinya D4 + Dari analisis 4D tersebut ternyata keseluruhannya dari D1 sampai D4 (+), artinya terjadi tindak malpraktek pada kasus tersebut.

d. Ada 4 syarat untuk terjadinya kontrak terapetik : saling setuju, cakap, hal tertentu dan hal halal. Walaupun pada kasus ini pasien baru berumur 15 tahun yang dipandang dari sisi hukum normatif belum dewasa, tetapi dari sisi hukum positif lainnya yaitu hukum agama/syariat pasien ini sudah mengalami menstruasi yang artinya adalah sudah mendapat beban hukum maka sudah dapat dikatakan dewasa dari umur biologisnya walaupun umur kronologisnya baru 15 tahun. Juga terjadi kesepakatan saling setuju antara 2 pihak tidak ada paksaan maupun penipuan didalam interaksi ke 2 belah pihak tersebut dan halal dari sisi hukum karena tidak melakukan tindakan yang dilarang oleh hukum seperti aborsi dll. Maka dari konsep kontrak terapetik tidak terjadi tindakan malpraktek

e. Keadaan Tidak Diinginkan (KTD) KTD adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) dan bukan karena under lying disease atau kondisi pasien. Dalam kasus ini karena dokter tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan yaitu berupa rujukan kepada dokter yang lebih berkompeten maka KTD terjadi berupa perdarahan pervaginam yang berlebih disertai pucat dan lemah sebagai tanda awal keadaan yang mengancam jiwa.

3. Tindakan terminasi kehamilan dari sudut pandang :a. Aspek etika

Page 6: Tugas dr Hari

NAMA : SUNU RACHMAT WASLAN PRODI : ILMU KESEHATAN ANAK

Pernyataan Geneva yang dirumuskan pada tahun 1984 & memuat sumpah dokter antara lain menyatakan bahwa para dokter akan “menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan”. Pernyataan itu juga termuat dalam sumpah dokter Indonesia yang dirumuskan dalam PP no.26/1960. Sikap para dokter se-dunia terhadap pengguguran terutama dirumuskan dalam “Pernyataan Oslo” pada tahun 1970, yang terutama menyoroti hal pengguguran berdasarkan indikasi medis. Pada kasus ini diawal kedatangan pasien belum ada tanda-tanda bahaya yang

mengancam jiwa sehingga secara etik tidak dibenarkan untuk melakukan terminasi kehamilan di sini. Alasan :Seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup insani (KODEKI pasal 10).

Ketika pasien datang ke 2 kalinya dengan orangtuanya terdapat tanda-tanda yang mengancam jiwa berupa perdarahan yang masih berlangsung disertai pucat dan lemah di sini indikasi medis dapat sebagai alasan untuk melakukan terminasi kehamilan. Alasan : Penjelasan Pasal 7c KODEKI : Abortus Provokatus dapat dibenarkan dalam tindakan pengobatan/medis.

b. Aspek HukumRepublik Indonesia yang berdasarkan hukum telah membuat hukum yang mengatur aborsi, dalam KUHP dan UU Kesehatan. KUHP menyatakan segala macam bentuk aborsi dilarang, bahkan dengan tujuan menyelamatkan nyawa Ibu. Sementara UU Kesehatan no.23 tahun 1992 menyatakan pembolehan aborsi apabila nyawa Ibu dapat terancam apabila kehamilan diteruskan lebih lanjut, sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medik tertentu dan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian, dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya dan dilakukan pada sarana kesehatan tertentu.

Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 15 dinyatakan sebagai berikut:(1) Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun dilarang, karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan & norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu.(2) Butir a: Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu itu ibu hamil & janinnya terancam bahaya maut .Butir b: Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga yang memiliki keahlian & kewenangan untuk melakukannya, yaitu seorang dokter ahli kebidanan & penyakit kandungan.

Maka dari kasus tersebut tidak dibenarkan untuk melakukan aborsi dengan alasan apapun sepanjang alasan medis yang mengancam jiwa belum terjadi atau dengan kata lain abortus terapetik belum dapat diusulkan.