Tugas Dinar dan Dirham

13
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 1 MAKALAH TERKAIT DINAR & DIRHAM di ERA MODERN Guru Pembimbing : Ranny F.W, A.Md Disusun Oleh : 1. Diah Dwi Ammarwati (05) 2. Enggar Kartika Sari (07) 3. Idha Rizqiyantie (11) 4. Itsnaini Laili Safitri (14) 5. Tri Eki Sunafika (26) 6. Zahida Zahro’ (31) Kelas : X Perbankan Syariah II SMK NEGERI 1 BATANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Transcript of Tugas Dinar dan Dirham

Page 1: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 1

MAKALAH

TERKAIT DINAR & DIRHAM

di – ERA MODERN

Guru Pembimbing : Ranny F.W, A.Md

Disusun Oleh :

1. Diah Dwi Ammarwati (05)

2. Enggar Kartika Sari (07)

3. Idha Rizqiyantie (11)

4. Itsnaini Laili Safitri (14)

5. Tri Eki Sunafika (26)

6. Zahida Zahro’ (31)

Kelas : X Perbankan Syariah II

SMK NEGERI 1 BATANG

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Page 2: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Dinar & Dirham di Era

modern, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di

susun oleh Saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang

datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya

Makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga Makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi para siswa-siswi Umumnya

dan Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca dan mudah mudahan juga

dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . kami sadari makalah ini memiliki

kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih

Batang, September 2014

Penulis

Page 3: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan ........................................................................................... 5

D. Manfaat ......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Perjalanan Dinar & Dirham Dari Waktu ke Waktu ..................... 6

B. Penggunaan Dinar & Dirham Sekarang ....................................... 6

C. Optimisme Yang Harus Dimiliki Oleh Bangsa ............................. 10

D. Manfaat Dinar & Dirham .............................................................. 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 12

3.2 Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem moneter dalam perekonomian merupakan salah satu pilar terbesar dalam

memajukan pemerintahan. Mustahil sebuah bangsa dapat mengembangkan diri tanpa didasari

perkembangan sistem moneter ekonomi yang memadai pula. Namun sistem yang digunakan

harus sesuai dengan tuntutan syariah dan tentunya ditujukan hanya untuk mendapat ridha illahi

semata.

Dewasa ini, kesenjangan semakin melebar ketika krisis ekonomi datang bertubi-tubi.

Bencana ekonomi seolah menjadi kemestian. Era baru ekonomi dan keuangan dunia yang

ditandai oleh kemapanan fiat money, fractional reserve requirement, dan interest dianggap

sebagai tiga pilar penting dalam sistem moneter konvensional. Disebut era baru karena

penggandaan uang begitu dahsyatnya sehingga pertumbuhan sektor riil akan selau tertinggal dari

lompatan pertumbuhan sektor moneter.

Salah satu dari pilar yang menjadi kekuatan sistem moneter konvensional yaitu: uang

kertas, dengan cara dibolehkannya bank melakukan pencetakan uang dan sistem riba. Uang

kertas yang sekarang menjadi alat tukar kita, sebenarnya uang yang dipaksakan karena tidak

mempunyai nilai dari uang itu sendiri.

Maka dari itu melalui tulisan ini saya ingin menggugah kesadaran baru betapa krusialnya

peran dinar dan dirham dalam menstabilkan sekaligus memakmurkan ekonomi umat, maka uang

hampa dianggap sebagai musuh asasi ekonomi Islam. Operasional institusi keuangan Islam tanpa

kehadiran dinar dan dirham sangat sukar membebaskan dirinya dari praktek-praktak riba, gharar,

dan gambling. Itulah sebabnya, upaya pendaulatan dinar dan dirham sebagai mata uang tunggal

harus segera diwujudkan. Pada saat itulah Bangsa Indonesia harus sudah siap dengan Dinar dan

Dirham. Jika tidak, ekonomi Bangsa ini akan terus terpuruk. Semua akan diungkap secara lugas

dan transparan melalui tulisan yang sederhana ini.

Page 5: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 5

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan dinar dan dirham sebagai solusi pengganti sistem moneter

konvensional dalam mewujudkan kemakmuran bangsa?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui formulasi penerapan

dinar dan dirham sebagai solusi pengganti sistem moneter konvensional dalam mewujudkan

kemakmuran bangsa.

D. MANFAAT

Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah:

1. Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, akademisi,

praktisi maupun masyarakat umum sebagai fasilitator sekaligus pelaku dalam penerapan

dinar dan dirham sebagai solusi pengganti sistem moneter konvensional dalam mewujudkan

cita-cita founding father Bangsa Indonesia.

2. Penulisan makalah ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dan referensi yang

diharapkan dapat berguna bagi penulisan karya tulis selanjutnya.

Page 6: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERJALANAN DINAR & DIRHAM DARI WAKTU KE WAKTU

Pada awalnya umat Islam menggunakan emas dan perak berdasarkan tiruan dari bangsa

Persia di masa pemerintahan Yezdigird III Raja Dinasti Sassan, yang dicetak dimasa khalifah

Utsman, ra. Yang membedakan dengan koin aslinya adalah adanya lafaz “Basmalah”. Sejak saat

itu tulisan “Basmalah” dan bagian dari Al-Qur’an manjadi suatu hal yang lazim ditemukan pada

koin yang dicetak oleh umat Islam. Seri yang diterbitkan berikutnya, berdasarkan Drachma

Khusru II, yang kepingannya mewakili sebagian besar uang yang beredar.

Dalam perkembangan selanjutnya, kepingan seri cetakan nama Khusru diganti dengan

nama amir Arab setempat atau nama Khalifah. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kebanyakan

kepingan ini bertanggalkan Hijriah. Kepingan tembaga muslim tertua tidak dibubuhi nama

pencetak dan tanggal, tetapi ada seri yang kemungkinan telah diterbitkan semasa kekhalifan

Utsman atau Ali r.a. Kepingan ini merupakan tiruan tidak sempurna dari bentuk kepingan

Romawi Timur 12-nummi yangdicetak oleh Heraclius dari Alexandria.

Standarisasi dinar-dirham ditentukan oleh Khalifah Umar bin Khattab, berat dari 10

Dirham setara dengan 7 Dinar (1mithqal). Pada tahun 75 Hijriah (695 Masehi) Khalifah Abdul

Malik memerintahkan Al-Hajjaj untuk mencetak Dirham untuk pertama kalinya, dan secara

resmi beliau menggunakan standar yang ditentukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah

Abdul Malik memerintahkan bahwa pada tiap koin yang dicetak terdapat tulisan : “Allahu ahad,

Allahu samad”. Beliau juga memerintahkanpenghentian cetaka dengan gambar wujud manusia

dan binatang dan menggantinya dengan huruf-huruf.

Tradisi ini diteruskan sepanjang sejarah Islam. Dinar dan Dirham berbentuk bundar

dengan tulisan yang melingkar. Lazimnya disatu sisi terdapat kalimat tahlil dan tahmid

sedangkan sisi lainnya terdapat nama amirdan tanggal pencetakan. Masa selanjutnya menjadi

suatu kelaziman juga untuk menuliskan shalawat atau ayat Qur’an. Dinar-Dirham menjadi mata

uang resmi hingga jatuhnya kekhalifahan.

Mata uang emas Dinar dan uang perak Dirham telah mulai digunakan kembali oleh

sebagian masyarakat Muslim dan non Muslim sejak lima belas tahun terakhir, terutama sejak

Page 7: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 7

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, menyatakan hendak menggunakan Dinar

sebagai alat tukar perdagangan negaranya dengan nagara-negara muslim. Bahkan jauh hari

sebelum terjadi krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia, pada 18 Agustus 1991

sebuah komunitas Muslim di Eropa mengeluarkan fatwa tentang “larangan pemakaian uang

kertas sebagai alat tukar”. Mereka kemudian mencetak mata uang emas Dinar serta mata uang

perak Dirham sebagai pengganti uang kertas yang telah mereka haramkan.

Pencetakan Dinar dan Dirham pertama kali dilakukan di Granada, Spanyol, tahun 1992.

Dari salah satu kota dibekas wilayah kekhalifahan Islam di Andalusia tersebut Dinar dan Dirham

kemudian disebar ke 22 negara oleh jamaah Murabitun. Di Indonesia Murabitun Nusantara

menerbitkan Dinar-Dirham sejak 1999 melalui PT Logam Mulia. Uang emas dan perak itu

kemudian disebarluaskan oleh para jamaah Murabitun Nusantara ke berbagai wilayah di

Indonesia dan ke luar negeri melalui jaringan Murabitun International.

Jika Dinar dan dirham sudah dikenal oleh masyarakat luas, kebutuhan terhadap mata

uang tersebut akan terus besar, mengingat konsumsi logam mulia masyarakat Indonesia yang

cukup lumayan. Berdasar data terakhir, kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap

emas setiap tahunnya tidak kurang dari 25 ton emas, setara dengan 5,88 juta Dinar.

B. Penggunaan Dinar & Dirham Sekarang Dan Prospeknya Kedepan

Telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya problem yang dihadapai oleh uang kertas,

problem tersebut sudah terjadi di berbagai belahan dunia dari berbagai rentang waktu. Kitapun di

Indonesia pernah mengalaminya secara pahit di tahun 1965 ketika harus ada pemotongan uang

kertas atau Sanering Rupiah, juga di tahun 1997-1998 ketika kita harus kehilangan kedaulatan

ekonomi kita dengan menyerah kepada seluruh kemauan IMF.

Disisi lain kita juga menyadari bahwa kembali ke Dinar dan Dirham tidaklah semudah

membalik telapak tangan. Meskipun demikian apabila kita memiliki niat yang lurus untuk

mencari solusi dari problematika umat zaman ini dengan meneladani Uswatun Hasanah kita

Rasulullah SAW, kemudian kita beristiqomah dijalan ini, insyaallah umat ini akan kembali

berjaya seperti yang pernah ditunjukkannya selama 14 abad lamanya mulai dari zaman

Kenabian, jaman Kalifah ur- Rasyidin sampai kejatuhan kekalifahan Usmaniah di Turki 82 tahun

lalu (1924).

Page 8: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 8

Ada pelajaran lain yang kita bisa tiru dari sisi semangat dan lurusnya niat, yaitu

pengalaman anak-anak kecil di Palestina yang hanya bersenjatakan ketapel dan lemparan batu,

mereka menggetarkan tank-tank modern Israel sehingga tidak sedikit diantara tank-tank tersebut

harus mundur. Hal ini karena bukanlah mereka yang melempar ketika mereka melempar tetapi

Allah-lah yang melempar :

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang

membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah

yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi

kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Al-Anfal: 17)

Inilah situasi dimana kita mulai memperkenalkan kembali Dinar dan Dirham bagi umat

muslimin di Indonesia. Perlu diperkenalkan kembali karena bahkan dikalangan umat Islam

sendiri banyak yang belum mengetahui tentang Dinar dan Dirham, padahal perhitungan zakat

mal mereka di qiyaskan dengan Dinar dan Dirham. Lebih banyak lagi yang belum mengetahui

bahwa Dinar dan Dirham adalah hal yang nyata yang sekarangpun bisa dibeli bebas di berbagai

tempat di Jakarta di Gerai Dinar atau agen-agennya.

Lantas apa yang bisa kita lakukan dengan mata uang yang belum diakui sebagai uang oleh

pemerintah dan belum dikenal pula oleh masyarakat luas ?

1. Dinar dan Dirham saat ini memang belum diakui oleh pemerintah sebagai mata uang, namun

karena mata uang ini berharga bukan karena pengakuan pemerintah (legal tender)

sebagaimana mata uang kertas, melainkan karena benda-nya sendiri memang berharga (emas

22 karat atau perak murni) maka pemegang mata uang ini – memegang nilai tukar yang

sesungguhnya – yang dia bisa tukarkan dengan barang berharga lain apapun dan kapanpun

dia mau.

2. Karena nilai mata uang Dinar dan Dirham melekat pada barangnya sendiri, tidak ada pihak

luar yang bisa merusak atau menghancurkan nilainya. Oleh karenanya mata uang Dinar dan

Dirham dapat digunakan sebagai simpanan yang paling aman nilainya debandingkan dengan

nilai mata uang Rupiah, Dollar Amerika dan uang fiat lainnya di seluruh dunia. Nilainya

yang terus terappresiasi terhadap mata uang kertas – seperti contoh grafik berikut –

membuktikan keperkasaan Dinar selama ini.

Page 9: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 9

3. Karena daya belinya yang tetap tinggi sepanjang massa, Dinar dan Dirham sangat cocok

untuk transaksi muamalah yang bersifat jangka menengah sampai panjang – dikala mata

uang kertas tidak bisa digunakan sebagai alat transaksi yang adil karena nilainya yang terus

berubah. Pinjam-meminjam, investasi bagi hasil (Qirad dan Mudharabah) ataupun kerjasama

usaha (Musyarakah) dengan berbasis Dinar dan Dirham akan bisa lebih adil baik bagi yang

menyediakan modal maupun yang menjalankan usaha. Umat Islam tidak dianjurkan untuk

menumpuk harta yang tidak produktif, oleh karenanya investasi yang aman dan adil sesuai

syariah akan menjadi solusi yang efektif bagi surplus pendapatan yang ada di kaum

muslimin.

4. Dinar dan Dirham dapat digunakan untuk perencanaan keuangan yang aman, misalnya untuk

merencanakan biaya pendidikan anak, pengobatan kesehatan di hari tua, persiapan pensiun

dlsb. Penggunaan Dinar dan Dirham untuk keperluan ini dapat menggunakan jasa perusahaan

asuransi syariah yang memiliki produk Dinar dan Dirham atau kalau belum ada dapat

dilakukan dengan cara swa kelola. Contoh kalau kita punya anak baru lahir dan kita ingin

pendidikannya terjamin sampai perguruan tinggi, maka kita dapat menabung 1 Dinar untuk

anak tersebut setiap bulan. Pada saat anak yang bersangkutan masuk perguruan tinggi umur

18 tahun, maka akan terkumpul dana 158 Dinar (bukan 216 yang berasal dari 1 Dinar x 12

bulan x 18 tahun – karena setiap tahun akan terkena zakat 2.5% setelah mencapai nisab 20

Dinar). Perlunya dana ini diinvestasikan adalah untuk menjaga minimal agar Dinar tidak

hanya disimpan sehingga tidak produktif dan tergerus oleh zakat, itulah sebabnya dalam

Islam bahkan ketika kita mendapat amanah untuk mengelola harta anak yatim-pun sangat

dianjurkan untuk mengelola dana tersebut untuk kepentingan yang produktif – agar tidak

habis terkena zakat .

5. Secara fisik Dinar dan Dirham untuk kepentingan tabungan, investasi , muamalah atau

bahkan untuk ibadah (membayar zakat misalnya) dapat dibeli di Unit Usaha Logam Mulia

atau melalui wakalah-wakalah yang ada. Meskipun demikian mungkin masih ada masalah

ketika umat mau mencairkan atau menukarkan Dinar dan Dirham di luar Wakalah-wakalah

Dinar dan Dirham, misalnya dijual ke toko emas – toko emas selalu mau membeli Dinar

tetapi pada harga yang mereka kehendaki – yang kadang jauh dibawah harga emas

internasional. Untuk menghindari umat dirugikan dalam nilai tukar kembali ini, dianjurkan

bagi pengguna Dinar dan Dirham untuk tolong menolong sesama pengguna sehingga setiap

Page 10: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 10

saat ada yang mau melepas Dinar, dapat diambil oleh jamaah yang lain dengan harga

mengikuti harga emas dunia. Secara luas insyaallah tolong menolong semacam ini antara lain

difasilitasi oleh DinarClub , atau jamaah apabila memiliki kelompok pengguna yang besar

bisa juga membentuk kelompok tolong menolongnya sendiri.

C. OPTIMISME YANG HARUS DIMILIKI OLEH BANGSA

Penerapannya di Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan yang besar, karena

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat

luar biasa. Dalam penerapannya, sebenarnya mudah saja untuk penerapannya, namun masih

perlu waktu untuk memproses implementasi kedua mata uang Islam ini.

Dinar sebagai mata uang yang berfisik emas, memiliki banyak kelebihan, tentu saja lebih

banyak dari emas lantakan yang telah disadur di atas, karena Dinar telah memiliki nilai yang

lebih berharga akibat beberapa faktor, seperti biaya pencetakan yang tinggi. Dinar memiliki

kelebihan-kelebihan, seperti memiliki sifat unit account, yakni mudah dijumlahkan dan dibagi.

Kemudian memiliki nilai dakwah Islamiyah yang tinggi, karena nishab zakat pun bergantung

pada Dinar hakikatnya. Selain itu nilai jualnya kembali tinggi mengikuti harga emas

internasional; hanya dikurangi biaya administrasi dan penjualan sekitar 4 persen dari harga pasar,

jadi jika sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan sebesar 31 persen, maka setelah

dipotong biaya 4 persen, hasil investasi kita masih sekitar 27 persen. Yang terakhir adalah mudah

diperjualbelikan karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Di balik itu, Dinar pun juga memiliki kelemahan seperti ongkos cetak yang relatif tinggi,

yaitu berkisar antara 3-5 persen dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan. Selain itu, di

Indonesia Dinar masih dianggap sebagai perhiasan. Penjualnya terkena PPN sebesar 10 persen

sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/KMK.03/2002, bisa

diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang

harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2 persen.

Dengan segala keunggulannya yang melebihi kekurangannya, Dinar dan Dirham

diharapkan dapat diimplementasikan secara riil di tengah masyarakat. Prosesnya memang masih

panjang, namun tak menutup kemungkinan yang sangat besar bahwa Dinar dan Dirham akan

dijadikan sebuah mata uang umat Islam beberapa masa ke depan. Wakalah, yakni pusat

Page 11: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 11

penukaran uang kertas dengan Dinar dan Dirham masih hanya terdapat satu buah di Indonesia.

Sudah seharusnya institusi ini diperbanyak dan dimeratakan di daerah, sehingga implementasi

Dinar dan Dirham secara riil dapat segera terlaksana. Semuanya takkan pernah berkembang, jika

umat Islam hanya diam saja dan terus terlena menggunakan uang kertas yang sejatinya tak

bernilai.

D. MANFAAT DINAR & DIRHAM

Manfaat Syiar & Dakwah – Dinar & Dirham merupakan bentuk restorasi mata uang

islam, dimana khazanah ekonomi syariah umat islam banyak mengacu pada satuan dinar

& dirham.

Melindungi nilai secara real - Dinar & Dirham telah terbukti stabil sejak zaman rasulullah

saw. hingga kini. Tergerusnya nilai uang oleh inflasi dapat di jaga dengan menyimpanya

dalam bentuk Dinar & Dirham karena memiliki nilai instrinsik, tidak seperti uang kertas

sekarang.

Menjadi asset investasi – Dinar & Dirham mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan

nilai kebutuhan-komoditas lain dalam jangka panjang.

Milik sepenuhnya, mudah transaksinya dan minim resikonya – Jual/beli emas dan perak

merupakan transaksi konvensional yang kudah dimengerti oleh siapapun. Dinar &

Dirham dapat diperjualbelikan dengan mudah, dapat dijadikan jaminan, dlsb.

Memiliki sertifikat resmi – Dinar & Dirham dicetak oleh BUMN terbaik di Indonesia dan

bersertifikat resmi, sehingga berlaku kapanpun dan dimanapun.

Page 12: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 12

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mata uang dinar merupakan mata uang yang aman untuk dimiliki. Mata uang dinar pernah

diterapkan pada masa Rasulullah dan Khilafah. Karena itu dinar merupakan solusi atas

permasalahan mata uang dan untuk menerapkannya kita harus memiliki sistem yang menerapkan

ekonomi Islam secara menyeluruh dan ini hanya bisa diterapkan dalam Negara yang menjadikan

Islam sebagai porosnya. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mayoritas beragama islam

dan sumberdaya alamnya pun besar, sehingga ini memiliki potensi luar biasa dan dapat dijadikan

pijakan awal dalam menerapkan dinar dan dirham ditengah masyarakat demi mewujudkan

kemakmuran bangsa. Yang lebih penting adalah dapat mengundang barakah Allah Swt. Maha

Suci Allah atas ajaran-ajaran Islam yang tidak usang oleh zaman.

B. SARAN

Melihat kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan sebuah saran yang kiranya dapat

bermanfaat bagi birokrasi pemerintah sebagai eksekutor kebijakan, akademisi maupun

masyarakat pada umumnya, yaitu sudah saatnya kita bersama-sama membuka mata dan hati

(sadar) untuk melihat betapa carut marutnya tatanan perekonomian bangsa. Tentu ini bukan

hanya tugas rumah pemerintah , namun kita kaum elit intelektual sudah menjadi sebuah

keniscayaan untuk mewujudkan misi bangsa, dan bersinergi bersama masyarakat guna

mewujudkan indonesia makmur dan sejahtera.

Page 13: Tugas Dinar dan Dirham

Dinar & Dirham di-Era Modern Page 13

DAFTAR PUSTAKA

Fitri Azizah, Irfani. Dinar dan Dirham Sebagai Mata Uang Tunggal Blok Perdagangan Negara-

negara Islam. Yogyakarta: Jurnal Muamalah. 2003

Kahf, Monzer. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam). Yogyakarta :

Aditya Media. 2000. Cet II.

Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani Press. 2001

Khan, Adnan. Kapitalisme Di Ujung Tanduk. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. 2008

Iqbal, M. Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar Dan Dirham. Jakarta: Spiritual Learning

Club. 2009

Islahi, A.A, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyyah, terj. Anshari Thayib. Surabaya :PT. Bina Ilmu. 1997

Yusanto, Ismail. Dinar Emas Solusi Krisis Moneter. Jakarta: Pi-racy SEM Intitute infid. 2001

Majalah Modal. Mari Pakai Emas. No. 6/ I- April 2011

Source:http://geraidinar.com/2008/02/investasi-emas-koin-dinar-emas lantakan.html

Investasi dan Proteksi Nilai, www.GeraiDinar.com, diakses tanggal 08 Oktober 2012