Tugas Caring

16
BAB 2 : Refleksi Atas Pengalaman: Pengetahuan Siapa yang Layak Diketahui ? Dalam bab sebelumnya kita berargumentasi bahwa melalui refleksi kita mampu mengubah pengalaman menjadi belajar (Bond et al, 1998). Cerita Kyoko juga mengilustrasikan pertemuan bahwa refleksi dan pengalaman saling mendukung (Heron, 1998). Mereka membutuhkan satu sama lain. Dalam bab ini kita bertujuan untuk menggali prinsip tiga praktik reflektif. Prinsip 3: Praktik reflektif adalah memberikan nilai apa yang kita lakukan dan mengapa kita melakukannya. Nampaknya dalam konteks: A first class service: Quality in the New NHS (DoH, 1998), ini menjadi perlu mengajukan pertanyaan mengenai pengetahuan “apa” dan “pengetahuan siapa yang layak diketahui?”. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang kompleks oleh karenanya bab ini menjadi bab yang kompleks. Dalam mencoba menjawab pertanyaan “pengetahuan” kita menggali tiga area. Pertama, pemikiran mengenai “pengetahuan dan untuk tindakan klinis.” Kedua kita melihat jenis pengetahuan yang “teoritis”. Dan ketiga kita mencoba menggabungkan dua pemikiran bersama dan mendiskusikan cara dan dimana praktik dan teori berhubungan dan saling membutuhkan. Dalam mendiskusikan pertanyaan pengetahuan yang merupakan tekateki (epistemological) kita seharusnya tidak kehilangan arah atau pandangan dari prinsip ketiga kita., katakan menjadi komit pada praktik reflektif berarti mempunyai komitmen pada jenis pengetahuan yang bernilai yang kita akan sebut “pengetahuan personal-praktis”. Pengetahuan ini berasal dari realitas yang tidak dapat diramalkan dan dari realitas lokal, kompleks, berbeda, dan dinamis dari individu dan kelompok profesional kesehatan yag bekerja dilingkungan klinis yang khusus. Dalam suatu pesta Bayangkan bahwa anda berada dalam pesta ulang tahun seorang teman. Anda mengenal beberapa tamu tetapi tidak semua orang. Ketika ruangan menjadi penuh, anda menuju ke sudut tempat gantungan mantel, dimana sebagian “pop art” menarik perhatian anda dan pada waktu yang sama sudut ini juga menarik perhatian para tamu yang lain. “Sebuah tipe tempat lilin yang menarik” kata anda dengan gembira walaupun sebenarnya dugaan anda begitu saja.”Sebuah 1

Transcript of Tugas Caring

Page 1: Tugas Caring

BAB 2 : Refleksi Atas Pengalaman: Pengetahuan Siapa yang Layak Diketahui ?

Dalam bab sebelumnya kita berargumentasi bahwa melalui refleksi kita mampu mengubah pengalaman menjadi belajar (Bond et al, 1998). Cerita Kyoko juga mengilustrasikan pertemuan bahwa refleksi dan pengalaman saling mendukung (Heron, 1998). Mereka membutuhkan satu sama lain. Dalam bab ini kita bertujuan untuk menggali prinsip tiga praktik reflektif.

Prinsip 3: Praktik reflektif adalah memberikan nilai apa yang kita lakukan dan mengapa kita melakukannya.

Nampaknya dalam konteks: A first class service: Quality in the New NHS (DoH, 1998), ini menjadi perlu mengajukan pertanyaan mengenai pengetahuan “apa” dan “pengetahuan siapa yang layak diketahui?”. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang kompleks oleh karenanya bab ini menjadi bab yang kompleks.

Dalam mencoba menjawab pertanyaan “pengetahuan” kita menggali tiga area. Pertama, pemikiran mengenai “pengetahuan dan untuk tindakan klinis.” Kedua kita melihat jenis pengetahuan yang “teoritis”. Dan ketiga kita mencoba menggabungkan dua pemikiran bersama dan mendiskusikan cara dan dimana praktik dan teori berhubungan dan saling membutuhkan. Dalam mendiskusikan pertanyaan pengetahuan yang merupakan tekateki (epistemological) kita seharusnya tidak kehilangan arah atau pandangan dari prinsip ketiga kita., katakan menjadi komit pada praktik reflektif berarti mempunyai komitmen pada jenis pengetahuan yang bernilai yang kita akan sebut “pengetahuan personal-praktis”. Pengetahuan ini berasal dari realitas yang tidak dapat diramalkan dan dari realitas lokal, kompleks, berbeda, dan dinamis dari individu dan kelompok profesional kesehatan yag bekerja dilingkungan klinis yang khusus.

Dalam suatu pesta

Bayangkan bahwa anda berada dalam pesta ulang tahun seorang teman . Anda mengenal beberapa tamu tetapi tidak semua orang. Ketika ruangan menjadi penuh, anda menuju ke sudut tempat gantungan mantel, dimana sebagian “pop art” menarik perhatian anda dan pada waktu yang sama sudut ini juga menarik perhatian para tamu yang lain.

“Sebuah tipe tempat lilin yang menarik” kata anda dengan gembira walaupun sebenarnya dugaan anda begitu saja.”Sebuah tempat lilin”, tamu lain menjawab dengan surprise. Ini adalah batang jembangan bunga… atau paling tidak saya memikirkannya. “Oh, apakah anda juga berpikir demikian”, saya kagum. Ini agak bagus apakah benda ini.”Anda berdua mereguk minuman anda dengan agak tegang, dengan memikirkan apa yang akan anda katakan selanjutnya. Sebuah percakapan mengenai pahatan dan memahat nampaknya sukar bagi anda untuk meneruskan pembicaraan. Namun, sebelum celah pembicaraan menjadi celah yang diam, tamu lain tersebut memasuki celah pembicaraan yang pertama dengan :…”dan apa yang anda lakukan?”“Oh,” kata anda sangat berterima kasih untuk percakapan yang menyelamatkan hidup ini, “Saya bekerja di pelayanan kesehatan.”Segera setelah anda mengatakannya anda merasa bahwa ia mengharapkan lebih banyak dari sekedar jawaban anda. Ia tidak harus menanyakan pertanyaan berikutnya tetapi ternyata ia menanyakannya.“Oh, sungguhkah?” Itu menarik. Apa yang anda lakukan.Kami tidak tahu dengan tepat bagaimana anda mengembangkan konversasi ini secara fundamental pada pesta bayangan, anda sudah ditanyai “pertanyaan pengetahuan”. Pertanyaan pengetahuan akan berbagai macam ditanyakan dan dijawab dalam kerja caring setiap hari. Mereka menyampaikan sesuatu mengenai maksud, praktik dan outcome kerja layanan kesehatan. Mereka memancarkan apa yang kami pikirkan, rasakan dan nilai.

1

Page 2: Tugas Caring

Pertanyaan pengetahuan juga menetapkan diskusi mengenai peperangan, perjuangan dan kontroversi dalam pemikiran layanan kesehatan: Apa arti mengetahui mengenai keperawatan, kunjungan kesehatan atau terapi bicara,

terapi bahasa dan lain-lain. Siapa yang memiliki kekuatan, otoritas dan ketrampilan untuk mendapatkan

pengetahuan yang berguna. Bagaimana pengetahuan ini seharusnya dan mungkin dipergunakan. Kepentingan siapakah yang dilayani ketika kami memonitor dan mengevaluasi dampak

pengetahuan ini pada pasien.

Dalam bab ini kami berargumentasi bahwa individu dan kelompok praktisi layanan kesehatan sendiri – klinisi, praktisi asuhan, adalah unik ditempatkan untuk mengetahui kerja layanan kesehatan, dan bahwa mereka dapat dan seharusnya dilihat sebagai generator dan pengguna pengetahuan tersebut. Mereka tidak harus mendapatkan pengetahuan itu sendirian. Dimana keadaan memungkinkan mereka seharusnya mencari bantuan dari aliansi profesi lain dari dari kolaborasi dan organisasi kemitraan, sebagai contoh dalam pendidikan tinggi. Kami juga ingin menganjurkan bahwa pengetahuan yang mereka peroleh adalah dikembangkan melalui praktik reflektif dan merupakan pengetahuan yang layak. Ini tidak dapat dikatakan sekedar lokal atau menyatu dalam konteks layanan kesehatan yang segera.Kita akan berargumentasi bahwa pengetahuan ini yang kita sebut pengetahuan “personal-praktis” dapat juga menjadi relevan dan berguna pada layanan komunitas yang lebih luas. Pernyataan ini sesuai dengan pandangan kita mengenai praktik reflektif yang tidaklah sekedar mengenai pekerjaan privat dan terpisah dari orang lain. Kami yakin bahwa praktik reflektif haruslah dilihat juga sebagai kegiatan publik dan kegiatan bersama.Pengalaman seperti itu adalah ekperensial karena itu menilai dunia pengalaman, dan juga publik serta bersama dikritik oleh peer secara konsekuen. Oleh karenanya membuat masuk akal dan memberi arti pada praktik.

Pengetahuan untuk praktik klinis yang aman dan bertanggung jawab

Kita dapat mulai dengan pemikiran bahwa praktik klinis dipandu oleh tiga jenis pengetahuan. Pengetahuan semacam ini memampukan kita untuk membuat klaim pertama untuk “mengetahui bahwa” sesuatu adalah kasus, kedua “mengetahui bagaimana” berbuat sesuatu dan ketiga adalah” mengetahui mengapa” kita praktik dengan cara yang kita lakukan.

Pengetahuan “ tahu bahwa” seringkali disebut pengetahuan faktual atau pengetahuan proporsional, pengetahuan “tahu bagaimana” berhubungan dengan ketrampilan dan kompetensi yang kita perlukan dan gunakan dalam kerja kita. Pengetahuan “tahu mengapa.” Adalah pengetahuan berdasarkan nilai. Nilai yang kita pegang memberi alasan kepada kita mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan dengan cara khusus kita melakukannya. (lihat bab 5). Yaxley (1991) membangkitkan dua pertanyaan mengenai pengetahuan yang diminta profesional untuk dipegang. Pertanyaan tersebut adalah:

1. Bagaimana kita sampai mengetahui bahwa kita meminta untuk mengetahui mengenai praktik kompeten?

2. Bagaimana kita menjustifikasi membuat permintaan ini?

Selanjutnya ia menganjurkan bahwa (hal 1)…jawaban pada pertanyaan pertama akan menjadi sebuah permintaan mengenai

bagaimana kita belajar atau membuat pengetahuan konstrak sedangkan pertanyaan kedua harus dijawab dalam pengertian bagaimana kita menjustifikasi permintaan untuk mengembangkan sebuah pengetahuan baru. Cara lain untuk menjawab pertanyaan ini adalah meneguhkan (hal 16)…

2

Page 3: Tugas Caring

Menurut Yaxley (1991) memunculkan dua pertanyaan yang terkait dengan pengakuan tentang pengetahuan profesional yaitu :

1. Bagaimana kita dapat samppai pada pengakuan tentang praktek yang kompeten 2. Bagaiman kita membenarkan pengakuan tersebut

Ia menyarankan bahwa jawaban yang pertama menuntut refleksi tentang konsep pengetahuan, sedangkan jawaban nomer dua terjawab dimana kita membenarkan pengakuan tersebut dan mengembangkan pengetahuan baru. Cara lain untuk menjawab pertanyaan yang lain adalah dengan penegasan secarasistematik dan refleksi pada praktek yang kita ketahui. Ada kesepakatan secara umum tentang topik ini bahwa hal ini merupakan sifat alami dari pelayanan kesehatan dan pengetahuan keperawatan tertentu (Carper, 1978,....).jelaslah bahwa pengetahuan sering berasal dari sumber yang kadang-kadang membingungkan dan menimbulkan ketegangan (hal yang diperdebatkan). Menurut Lyotard, 1984) pengetahuan dapat berasal dari informasi dan kemampuan pengorganisasian, berbahasa, kebijakan etik, kedamaian, kebahagiaan dan indahan (sensitivitas pendengaran dan penglihatan).Ide-ide ini sangat penting dalam pemikiran atau diskusi tentang pengetahuan yang merupakan dasar dan penuntun bagi tenaga-tenaga profesional yang mana akan memberikan identitas diri, rasa kepercayaan diri dan kematangan pribadi.Pembahasan ini merupakan hal yang berkelanjutan dalam keperawatan, kebidanan dan tenaga kesehatan lain.Pada kenyataannya berbagai pengetahuan sangat relevan untuk profesional kesehatan sehingga membutuhkan refleksi secara umum. Pengetahuan yang dimiliki pada akhirnya akan saling berhubungan dalam praktek kehidupan sehari-hari. (Ross, 1994) pengetahuan yang bertanggung jawab merupakan pengetahuan yang dilandasi cinta dan kepedulian. Griffiths (1998): pengetahuan yang lebih baik dapat dipergunakan secara bijak dan bertanggung jawab.Pengetahuan berguna untuk membantu dan meningkatkan pekerjaan kita di tatanan klinis sehingga mendapatkan akses dan pemahaman yang memadai. Pengetahuan yang kurang dipahami memungkinkan kita akan mengalami kesulitan dalam melakukan suatu tindakan sehingga akan membutuhkan orang lain yang lebih mampu.Menurut Sternburg dan Horvath, 1999 pengetahuan merupakan kunci suatu prilaku yang cerdas dalam praktek kehidupan yang diperlukan agar kita dapat bekerja dengan baik, sesuai etik dan dapat dipertanggungjawabkan.Pentingnya berdiam diri untuk: Menghubungkan apa yang telah saya lakukan (aksi) Menentukan standar apa yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai Adakah sesuatu yang ingin saya kembngkan, konsep untuk diri sendiri Pengetahuanku bukanlah satu-satunya yang saya perlukan.

“Dunia yang penuh kata-kata kiasan”:dalam praktek pengetahuan individuMempelajari nilai-nilai kehidupan didapatkan dari berbagai cara ,yaitu: pengalaman, pelayanan kesehatan dan prakteknya, tenaga profesional. Dari hasil karya jurnal seorang mahasiswa menyatakan bahwa seorang perawat bukan terfokus pada pemberian asuhan keperawatan saja tetapi mampu memahami pengetahuan dalam kepribadian yang sesungguhnya. Pada awal telah dijelaskan bahwa kualitas individu dalam ilmu prakteknya diperoleh dari praktek refleksi. Adanya keterikatan diri kita dengan refleksi ini pada umumnya merupakan proses sehingga perlu didiskusikan bersama, memberikan support bagi kelompok bahkan menerima saran/kritik yang membangun integritas kelompok. Perlu diketahui bahwa praktek refleksi yang utama adalah meningkatkan rasa sensitifitas/kepekaan satu dengan yang lainnya, memahami setiap individu dengan segala yang dimilikinya dan praktek ini juga disarankan didalam komunitas pelayanan kesehatan.

3

Page 4: Tugas Caring

Menurut Gartner, Lathan dan Merrit (1996) menyarankan bahwa “praktek individu”dapat digunakan untuk: Membantu perawat agar lebih mengerti, memberikan respon dan pelayanan yang

berkesinambungan dengan memperhatikan perbedaan kebudayaan yang dimiliki oleh setiap individu

Kerangka acuan/pedoman agar dimengerti setiap orang dan menyikapi setiap pengalaman dengan baik dan bermakna

Laporan penyajian dalam bentuk narasi yang digunakan oleh tenaga profesional kesehatan, pengamat, dan para pakar ilmuwan.

Ada 3 prinsip dalam praktek refleksi sehingga seseorang itu lebih bernilai dalam praktek personal, yaitu: pengetahuan, memahami sifat holistik dalam praktek klinis, mengetahui sejauh mana pengalaman yang lalu bisa mempengaruhi perilaku/tingkah laku saat ini dan yang akan datang. Ilmu pengetahuan juga terkait dengan riwayat hidup/pengalaman seseorang, dan praktek klinik. Pengalaman bisa berasala dari diri sendiri dan orang lain.Brons dan Grove (1993) menyatatakan ada 5 prinsip yang dijalankan seorang perawat dalam prakteknya, yaitu: tradisi, autoritas, borrowing, trial and error, role model. Tradisi

Merupakan sesuatu yang sudah ada sejak dahulu dan sangat lama. Suatu cara yang dikerjakan untuk mengetahui pengaruhnya saat ini Setiap ruangan, unit, departemen banyak yang menerima dan melakukan cara tradisi

ini tetapi bagi mereka yang mempunyai kekuatan berusaha untuk merubahnya Tradisi ini dipercaya dapat menjawab tantangan yang ada

Autoritas Autoritas merupakan suatu pekerjaan yang menggunakan ilmu pengetahuan, keahlian

dan kekuatan Benner (1984) seorang autonomi, berpendapat bahwa jumlah individu yang

berpengalaman berpengaruh pada kualitas ilmu pengetahuan yang mendasar dan dapat ditingkatkan.

Benner (1984) dan Burrow (1994) membuat skema perkembangan kognitif dan peningkatan keahlian

Burrows melakukan penelitian pada mahasiswa keperawatan ada 4 fase perkembangan dalam bekerja, yaitu:

Fase dualist: ilmu pengetahuan dikatakan benar atau salah, dimana pengajar mencoba menjawab setiap permasalahan yang ada

Fase multiplisity: tim pengajar menghargai setiap perbedaan pendapat dan menyamakan setiap persepsi

Fase relativist: tim pengajar memperkenalkan adanya perbedaan pendapat dan mengelompokkan setiap masalah yang ada untuk dipecahkan

Fase commitment: mempelajari pengetahuan dan mampu berelasi/kolaborasi Borrowing

Ilmu pengetahuan pelayanan kesehatan tidak hanya mempelajari satu sumber ilmu saj tetapi mengadopsi dan mempelajari multidisiplin lainnya seperti: farmakologi, psikologi, sosiologi, fisiologi, edukasi. Mengadopsi beberapa multidisplin ilmu pengetahuan ini memudahkan tenaga pelayanan kesehatan menjawab setiap permasalahan yang ada, sebagai acuan, sebagai modifikasi dalam setiap tindakan yang dilakukan.

4

Page 5: Tugas Caring

4. Trial dan error

Bagian ini sangat penting untuk bagian ilmu praktis. Menggunakan kata “kesalahan”

selalu mengenai menghabiskan orang dan membenarkannya. Frase ini dimaksudkan

untuk mengungkapkan sesuatu fluidity dari pekerjaan klinik dan bagaimana praktek

yang aman adalah dengan mau mengikuti praktek tersebut. Dengan kata lain, sering

kita membuat sesuatu yang sungguh sulit dipisahkan dan kadang kala ketidaksadaran

modifikasi dalam pekerjaan mereka untuk bertemu pada keadaan tertentu. Trial dan

eror dengan sendirinya dapat satu frase “salah memimpin”. Ini harus

menggabungkan dengan praktek refleksi akan menyebut ini “ilmu pengetahuan dari

pengalaman dan pemeriksaan refleksi secara seksama”. Nightingale meramalkan

saat ini penuh dengan keprihatinan, dengan demikian :

Setiap hari manajemen dari satu bangsal besar membiarkan satu rumah sakit sendiri-

mengetahui apa hubungan dalam kehidupan dan kematian bagi manusia dan apa

hukuman kesehatan untuk bangsal. Tidak ada hal persedian kepentingan untuk hidup

dan kesulitan untuk menghendaki ilmu pengetahuan oleh pengalaman dan

pemeriksaan secara seksama, hanya sebanyak sebagai seni? Mereka tidak berasal

dari inspirasi untuk mengecewakan wanita dalam cinta ataupun kerumah sosial

untuk gelandangan kekurangan uang membanting tulang untuk satu mata pencarian.

5. Model peran

Kita selalu belajar dari orang lain, tidak banyak yang kita ketahui, kita dapat tidak

pernah beranggapan untuk mengetahui semua itu! Kita belajar dari mengobservasi,

aktif dan mendengarkan secara empati, oleh menonton demonstrasi, meniru

pekerjaan dari lainnya.

Pekerjaan pelayanan kesehatan bagi pelajar

(adaptasi dari Tomasello, Kruger dan Ratner, 1996, p.202

Pelajar Menjadi banyak

pengetahuan

Aktivitas

1. Peniru Kemahiran mengetahui

bagaimana pengetahuan

Observasi di klinik,

pengaturan, peniruan dari

role model. Ilmu

pengetahuan dalam

5

Page 6: Tugas Caring

praktek membuat

sempurna dan permanen.

Menceritakaan

2. Pengumpul Kemahiran mengtahui

bagaimana pengetahuan

Ilmu pengetahuan siap

menasehati, worksheet,

buku. Mengetahui lebih

siap menjadi pengajar

pembukaan.

Menceritakan

3. Menemukan Pengetahuan adalah

gagasan oleh praktek

refleksi

Menemukan ilmu

pengetahuan. Pelajar

pusat ilmu pengetahuan,

ilmu pengetahuan dalam

tulisan jurnal, kritis

menganalisa insiden,

konsep pembuatan dan

jarak dari aktivitas

refleksi lain.

4. Kolaborasi Pengetahuan adalah

generasi dan kritis dalam

kolaborasi co-bekerja

dan diskusi

Ilmu pengetahuan

bermanfaat mendirikan

dan menopang tim

refleksi.

Ketika kita belajar “meniru” pandangan dan ilmu pengetahuan dari pandangan

adalah nilai cint, sebuah pengalaman klinik pergi selesai rangkaian dalam demostrasi

dan model tindakan dan sikap mengulang apa mereka lihat sampai mereka memiliki

master rangkaian tahap dan dapat mendemostrasikan kompetensi pengetahuan ketika

dalam “ koleksi” cara kita adalah pada dasarnya ilmu pengetahuan. Ketika kita lebih

tentang subjek, isue atau perhatian pelayanan kesehatan untuk pengetahuan berguna,

harus relevan untuk praktek yang sejalan. Bahwa pertengaha n ini tdk selalu secara

langsung diterapkan praktek saat ini agenda pelajar bahwa keterik.atan ini menolong

kita untuk menghargai kompleksitas dan menolong kita untuk memperoleh hal – hal

kedalam prespektif meletakkan kekuatan pada kita “ lemari” kemudian ingat

diterapkan untuk mempraktekannya nanti. Imitasi dan koleksi adalah berapa unsur –

6

Page 7: Tugas Caring

unsur untuk melihat dari perawat banyak pengetahuan. Apa masukan “penemu”

yang termasuk adalah agak aktif dibandingkan pasif sebagai pelajar pelayanan

kesehatan yang profesional. Untuk mulai melihat gambaran dengan tegas

merefleksikan pada saat praktek. Prinsip refleksi dalam nilai praktek, mengusulkan

untuk melihat terus untuk merefleksikan tidak hanya menghasilkan pengetahuan

untuk sekarang, apakah pelajar sebagai “kaloborator” sesuatu hal-hal pengambilan

langkah selanjutnya. Ini adalah sama sebagaian melihat bahwa praktek

merefleksikan melibatkan sesuatu yang umum dan elemen yang tidak

berkesinambungan. Dengan kata lain, pengetahuan untuk menyelamatkan dan

tanggung jawab dokter yang bekerja diklinik . masing – masing kemauan dari pelajar

ada sesuatu yang baik untuk ditiru. Pada lain waktu kita yang mempunyai jadilah

lebih dari suatu penemu.

Jalan ke 6?

Hal – hal yang perlu diperhatikan seorang perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami sinus adalah :

1. Perawatan luka secara terus menerus

2. Bertanggung jawab penuh terhadap pasien dari awal sejak masuk perawatan

sampai dengan pulang

3. Jujur dalam setiap tindakan

4. Setiap pergantian dinas melakukan operan secara lengkap

5. Bila ada kesalahan yang merugikan perawat wajib melaporkan tindakn kepada

kepala ruangan dan menulis laporan kejadian

Perubahan personal praktek pengetahuan dalam teori kehidupan

Ini merupakan kebijakan untuk melihat semua pengetahuan yang belum pasti. Ini tidak sulit

tetap dan ketidak mampuan mengulang Griffiths(1988) mengusulkan tiga penyebab :

1. Semua pengetahuan terbuka untuk kritikan dari ilmu pengetahuan yang lain, yang

mana menghasilkan adanya pandangan lain oleh karena itu tidak bijak bila kita

beranggapan bahwa kita dapat menciptakan suatu keadaan yang stabil, tidak

melakukan perubahan pengetahuan dasar untuk pelayanan kesehatan, perseorangan

dalam perubahan sosial secara cepat.

2. Semua pengetahuan merefleksikan pandangan individu dan posisi, siapapun yang

menghasilkannya. Kita mencoba untuk mengerti menggunakan pengetahuan ini

penting untuk menghargai pandangan dan posisi perubahan.

7

Page 8: Tugas Caring

3. Semua pengetahuan ditemukan oleh orang – orang yang memiliki pandangan etik

dan politik.

Dalam buku ini kita dapat melihat perbedaan pengetahuan,cara yang

ditemukan. Kita juga memiliki perhatian pada bab – bab awal bahwa pengetahuan

dapat dimunculkan dan ditulis kembali dengan menggunakan bahasa yang berbeda

dengan beberapa teknik perorangan dan visual atau akademik.

Pada akhirnya kita dapat mengatakan bahwa pengetahuan dapat seperti hal

belum pasti, masih sementara, sesuai situasi dan dapat ditinjau kembali. Ini

merupakan proses refleksi diman kita dapat menghargai pengetahuan tersebut.

Diantara ide utama whitehead’s perkembangan secara asli pada bidang

pendidikan dapat mendorong kita untuk meingkatkan perkembangan kita terhadap

teori pendidikan hidup. Tidak ada lebih relevan untuk pekerja profesional kesehatan

saat ini dan ini juga mengijinkan kita untuk memperkenalkan keempat prinsip

praktis reflektif.

Prinsip keempat praktek reflektif tentang pembelajaran bagimana menghitung segi

positif dan diri sendiri dan pekerjaan kita.

Sementara tanpa menolak nilai-nilai dari bermacam-macam pengetahuan lain

whitehead”s membatah teori itu dalam kehidupan dibuat dari uraian/penjelasan dari

pekerjaan dan perkembangan profesional kita. Dengan cara ini “ dari pengetahuan

atau teori-teori” keduanya merefleksi dan mengakui kekuatan dari konteks ini pada

pengetahuan yang diakui.

Lomax et all (1996) menggambarkan ide ini dari satu bentuk hidup dan pribadi, teori

dan edukasi manajemen. Seseorang diciptakan secara terus menerus dan

diperbaharui melalui falidasi seperti mereka mengejar golongan bidang pendidikan

namun mereka lebih fokus pada pengelolaan sehingga dapat dianalisa dengan lebih

hati-hati.

Pandangan hidup ini sangat relevan dan peduli terhadap profesional kesehatan. Ini

yang pertama dari keempat prinsip dari praktek refleksi dimana telah dideskripsikan.

Teori adalah pengetahuan dari satu kaidah tertentu sama dengan satu pengetahuan

yang lain sehingga disana ada teori dengan menggunakan orang-orang dengan

banyak nasehat dan cara.

Cara ini menjelaskan :

Teori praktis

Teori yang tidak relevan

Teori yang sedang dipelajari

8

Page 9: Tugas Caring

Teori umum untuk dipraktekkan,dll.

Dalampelayanan kesehatan sudah lama berjalan suatu keyakinan bahwa ada gep antara teori

dan praktek.

Ada empat pendekatan pemahaman teori yag dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan

yaitu :

1. Dimulai dengan suatu pendekatan.

Pada bagian ini dimulai dengan suatu pemahaman tentang pelayanan klinik, dengan

menggunakan bahasa yang praktis, sopan dan disusun dengan baik dan teruji.

2. Pendekatan dengan penerapan ilmu pengetahuan

Teori ini disesuaikan dengan standar dari ketetapan yang sudah teruji dan dapat

dipercaya. Umumnya diletakkan dalam kerangka ilmu pengetahuan. Generasi ini

akan memahami bahwa praktek kita selalu dipertanggungjawabkan secara ilmu

pengetahuan.

3. Pendekatan yang praktis

Pendekatan ini menunjukan teori dan praktek klinik yang bijaksana.

Cara ini dapat dipakai untuk membenarkan praktek kita karena mencakup suatu

pertimbangan dari dua unsur yaitu : pengertian dan akhir dari suatu pelayanan

kesehatan.

4. Pendekatan yang kritis

Teori ini memungkinkan kita untuk lebih memahami mengapa kita melakukan

caraini dapat diterima dalam sebuah pertimbangan akan sejarah, sosial politik

yangmembebaskan atau menghambat kita untuk melakukannya.

Keselamatan dan tanggung jawab praktek klinik membutuhkan pelayanan yang diakui,

bahwa tidak hanya mereka yang menggunakan pengetahuan (bahwa ini pengetahuan dari

orang lain). Tetapi juga bahwa mereka adalah penerus dari pengetahuan itu, dan bahwa teori

adalah dari bagian macam-macampengetahuan. Argyris dan Schon (1992)

“Teori-teori ini adalah teori-teori tanpa memperhatikan keasliannya. Ada praktek yang

menggunakan akal sehat serta yangakademis. Suatu teori perlu diterima baik atau dengan

benar “

Prinsip 5 : Refleksi tidak memisahkan Praktek dan teori

Mereka yang melakukan refleksi mempunyai pandangan tentang praktek dan teori,

selanjutnya secara sistimatik dan tepat dalam bentuk-bentuk refleksi dan praktek serta

memungkinkan untuk memiliki gagasan yang berarti. “Teori dan praktek”. Yanga ada dalam

9

Page 10: Tugas Caring

sebuah “kehidupan”. Mereka akan hidup dalam pemahaman bahwa mereka akan melakukan

yang penting.

Dialog yang reflektif adalah sebuah kegiatan yang umum. Mereka mewakili sesuatu yang

umum dari praktek. Hubungan praktek dan teori selanjutnya merupakan sebuah dialog yang

reflektif. Carr (1986).

“ Semua praktek yang kurang lebih masuk akal menurut asumsi dan keyakinan. Pada

tingkat ini selalu dikendalikan oleh suatu kerangka teori. Selanjutnya dalam pandangan

orang bahwa semua praktek seperti observasi adalah ” muatan teori”

Praktek ini tidak menentang teori tetapi ditentukan oleh pendekatan dalam kerangka teori

yang terstruktur dan menjadi penuntun aktivitas yang digunakan dalam praktek.

Prinsip yang ke lima ini menyatakan bahwa yang melakukan refleksi ini tidak memisahkan

teori danpraktek. Mereka berpendapat bahwa aktifitas klinik sebagai suatu muatan teori..

teori ini menuntun dan membantu untuk menjelaskan apa yang mereka kerjakan. Kadang-

kadang mereka “diam-diam” . suatu manfaat dari dialog yang reflektif adalah membuat

mereka lebih dekat dan lebih mengenal, lebih terbuka dan memberikan kritik dan perbaikan.

Praktek klinik yang dikerjakan merupakan refleksi teori yang mereka pegang.

Dalam berinteraksimereka mebutuhkan orang lain. Selanjutnya refleksi dan praktek kita

gabungkan menjadi teori praktek. Refleksi dalam praktek teori membantu untuk

memberitahu dan mengubah cara kerja kita.

Teori apa? - praktek

Teori siapa? – praktek klinik

Apa masalahnya ? --

10