Tugas B.indo(Wanda)

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak sekali masyarakat bahkan mahasiswa yang masih rancu dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat dalam penggunaannya. Masyarakat/mahasiswa sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak, yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidak pahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan pada tugas akhir,makalah,bahan presentasi, atau jurnal. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia.

description

oooo

Transcript of Tugas B.indo(Wanda)

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini, banyak sekali masyarakat bahkan mahasiswa yang masih rancu

    dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata

    sering sekali tidak tepat dalam penggunaannya. Masyarakat/mahasiswa sering kali

    tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak, yang terpenting

    tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidak pahaman penggunaan

    tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan pada tugas akhir,makalah,bahan

    presentasi, atau jurnal. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan

    kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang

    disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak

    sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku.

    Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam

    penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan

    ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku

    salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah

    baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia

    sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia.

  • 2

    Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan

    bahasa Indonesia yang disempurnakan.

    Ketidak tepatan dalam pemilihan kata berpengaruh terhadap keefektifan suatu

    kalimat. Banyak kalimat yang maknanya tidak sampai kepada pembaca karena

    susah atau sulit dalam memahami penulisan si penulis.

    1.2 Masalah

    Penggunaan kata, dengan tuntutan mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan

    bahasa Indonesia yang disempurnakan. Memang seharusnya sesuai dengan aturan

    yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas

    dalam makalah ini yaitu: penggunaan kata apa saja, yang banyak ditemukan

    kesalahan penulisannya pada sebuah tulisan? Tanda baca apa saja, yang banyak

    ditemukan kesalahan penempatanya pada sebuah tulisan? Bagaimana cara

    menempatkan tanda baca yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan?

    Bagaimana keefektifan sebuah kalimat yang terdapat pada jurnal sebuah tulisan?

    1.3 Batasan Masalah

    Pada laporan ini, batasan masalah dalam pelaksanaannya adalah hanya

    meneliti tulisan dosen Teknik Elektro Universitas Andalas berupa jurnal dalam

    pemakaian tanda baca, kata baku, dan keefektifan sebuah kalimat.

  • 3

    Pada pemakaian tanda baca hanya membahas masalah penggunaan tanda baca

    kurung siku dan tanda baca koma.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari pengerjaan laporan ini adalah :

    1. Memeriksa sebuah tulisan salah satu dosen teknik Elektro dengan

    menganalisa pemakaian kata dan tanda baca yang tepat.

    2. Menganalisa kalimat efektif.

    1.5 Hasil yang Diharapkan

    Hasil-hasil analisis ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa

    Indonesia yang baku. Bagi seorang pelajar menggunakan bahasa indonesia yang

    baku dan benar adalah sebuah keharusan. Karena ragam bahasa baku digunakan

    dan dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Yang kesesuaian penggunaannya

    harus diperhatikan. Selain itu, hasil analisis ini diharapkan juga dapat memberi

    sumbangan pemikiran kepada para dosen, agar keterampilan menulis bisa

    ditingkatkan, sehingga orang-orang bisa memahami isi tulisan tersebut dengan

    mudah.

  • 4

    1.6 Metoda dan Teknik

    Ada beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

    1. Dengan pembalajaran yang telah diperoleh, dan

    2. Studi pustaka dengan mengambil bahan dari beberapa buku cetak.

    1.7 Sumber Data

    Sumber data didapat dari sebuah jurnal dosen elektro dengan judul Sintesis

    Kendali Positif-Real Menggunakan Metoda Gain-Scheduling Dengan Pendekatan

    LMI oleh Mumuh Muharam.

    1.8 Hipotesis

    Pada jurnal dosen Mumuh Muharam yang berjudul Sintesis Kendali Positif-

    Real Menggunakan Metoda Gain-Scheduling Dengan Pendekatan LMI terdapat

    beberapa kesalahan dalam pemakaian kata baku dan tanda baca. Kalimat dalam

    jurnal tersebut masih belum efektif karena ada beberapa kalimat yang pembaca

    tidak dapat memahaminya.

  • 5

    1.9 Landasan Teori

    1.9.1 Pengertian Bahasa

    Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat

    komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap

    manusia.Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan

    kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata

    sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau

    kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan

    abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus

    atau leksikon.Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan

    atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada.

    Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-

    kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa.

    Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan

    sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut tata bahasa.

    1.9.2 Bahasa Baku

    Bahasa baku merupakan adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok,

    yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Menurut Yus Rusyana di

    dalam Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan bepengertian bahwa bahasa

    baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima dan

    dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas (1984:104). Di dalam

  • 6

    pengertian bahasa baku terdapat 3 aspek yang saling menyatu yaitu kodifikasi, keberterimaan, dan

    difungsikan sebagai model.

    Istilah kodifikasi berasal dari bahasa Inggris codification . Kodifikasi diartikan sebagai hal

    yang memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan norma dalam bahasa

    (Alwasilah, 1985 : 121).

    Masalah kodifikasi berkait dengan masalah ketentuan atau ketetapan norma

    kebahasaan. Norma-norma kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan,

    kamus, lafal, dan istilah. Kode kebahasaan sebagai norma itu dikaitkan juga dengan

    praanggapan bahwa bahasa baku itu berkeseragaman. Keseragaman kode

    kebahasaan diperlukan bahasa baku agar efisien, karena kaidah atau norma jangan

    berubah setiap saat. Kodifikasi yang demikian diistilahkan oleh Moeliono sebagai

    kodifikasi bahasa menurut struktur bahasa sebagai sebuah system komunikasi

    (1975 : 2).

    Kodifikasi kebahasaan juga dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi

    pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam bahasa.

    Perbedaan ragam bahasa itu akan tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulis.

    Dengan demikian kodifikasi kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam

    pemakaian bahasa baku.

    Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi masyarakat

    bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku. Dengan penerimaan ini

    bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat

    bahasa baku.

  • 7

    Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat

    secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa

    dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.

    Ketiga aspek yang terdapat di dalam konsep bahasa baku itu kodifikasi,

    keberterimaan, difungsikan atau dipakai sebagai model, berkesatuan utuh dan saling

    berkait, baik dalam menentukan kode bahasa maupun kode pemakaian bahasa baku.

    Hal ini akan dirinci pada pembahasan ciri-ciri dan fungsi bahasa baku dan

    pemakaian bahasa baku.

    1.9.3 Tanda Baca

    Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau

    kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur

    dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu

    pembacaan.

    Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:

    A. Tanda Kurung Siku ([])

    1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau

    tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu

    menyatakan bahwa kesalahan atau ekurangan itu memang terdapat di naskah asli.

    Misalnya:

    Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

  • 8

    2. Tanda kurung siku menapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah

    bertanda kurung.

    Misalnya:

    Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat

    halaman 35-38] perlu dibentangkan.

    B. Tanda Kurung (())

    1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

    Misalnya:

    Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor

    itu.

    2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral

    pokok pembicaraan.

    Misalnya:

    Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama yang terkenal di Bali) ditulis pada

    tahun 1962.

    3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat

    dihilangkan.

    Misalnya:

    Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).

    4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

    Misalnya:

  • 9

    Factor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

    C. Tanda Hubung (-)

    1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian

    baris.

    Misalnya:

    Di samping cara-cara lama itu ju-

    ga cara yang baru

    2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau

    akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

    Misalnya:

    Kini ada acara baru untuk meng-

    ukur panas.

    3. Tanda hubung meyambung unsur-unsur kata ulang.

    Misalnya:

    Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

    4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian

    tanggal.

    Misalnya:

    p-a-n-i-t-i-a

    5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata

    atau ungkapan, dan (ii) penghilangan baian kelompok kata.

  • 10

    Misalnya:

    ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5.000), tanggung jawab-dan

    kesetiakawanan-sosial

    6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang

    dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv)

    singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.

    Misalnya:

    se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H,

    sinar-X; Menteri Sekretaris Negara.

    7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan

    unsur bahasa asing.

    Misalnya:

    di-smash, pen-tackle-an

    1.9.4 Kalimat Efektif

    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan

    pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang

    memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda juga

    tidak termasuk kalimat yang efektif.

  • 11

    Pemilihan kata, pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak cermat

    mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu. Hal itu seharusnya

    dihindari oleh penyusun kalimat yang ingin menyampaikan informasi secara tepat.

  • 12

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pemakaian Kata Baku dalam Tulisan

    Pada jurnal yang telah penulis teliti terdapat beberapa kesalahan dalam

    pemakaian kata, diantaranya terdapat kesalahan memakai kata non-baku dan

    pemilihan kata yang tidak tepat. Analisis pada bagian jurnal terdapat kata yang tidak

    baku seperti missile. Yang terdapat pada kalimat, untuk studi kasus, perancangan

    teknik kendali ini disimulasikan pada dinamika gerak missile (Mumuh Muharam

    2008:70).

    Kata missile tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Jika ini

    merupakan bahasa asing yaitu bahasa inggris dengan arti misil atau peluru rudal.

    Kata missile tersebut tidak cocok dipakai dalam kalimat tersebut karna tidak satupun

    bagian dari kalimat yang mempunyai hubunngan dengan peluru rudal.

    Pada bagian pendahuluan jurnal, penulis juga melihat adanya pemakaian kata

    non-baku. Pada paragraf I baris 14, plant di dunia nyata memiliki sifat nonlinier dan

    berubah terhadap waktu (Mumuh Muharam 2008:70). Pemakaian kata plant tidak

    terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Plant merupakan kata asing yaitu

    berasal dari bahasa Inggris yang berarti tanaman. Jika penulis jurnal memang

    memakai kata plant, kata tersebut tidak cocok dengan maksud kalimatnya. Mungkin

    penulis jurnal bermaksud memakai kata plan yang berarti rencana. Namun kata ini

  • 13

    juga tidak harus dipakai karena bisa dengan memakai kata Indonesia yang baku

    yaitu perencanaan.

    Kata nonlinear merupakan kata yang non-baku, penulis jurnal mungkin

    bermaksud nonlinear berarti tidak linear, namun penulis jurnal tidak memisahkan

    antara bahasa asing non dengan linear, sehingga nonlinear menjadi sebuah kata yang

    tidak baku.

    Pada paragraph kedua bagian pendahuluan, juga terdapat kesalahan dalam

    pemakaian kata, kata equilibrium dan kata trayektori merupakan kata yang tidak

    baku karena tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Kalimat tersebut

    tertulis, sangat penting karena eksternal disturbance selalu hadir dalam sistem nyata

    untuk menyebabkan trayektori keluar dari equilibriumnya (Mumuh Muharam 2008

    : 70).

    Pada paragraf lima, baris pertama bagian pendahuluan juga terdapat kesalahan

    dalam pemakaian kata. Terdapat kata sintesa, penulis tidak tahu apa arti dari kata

    sintesa tersebut. Kata sintesa tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia,

    namun kata sintesis ada dalam kamus besar bahasa Indonesia.

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata sinstesis berarti, sintesis n 1

    paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yg

    selaras; 2 penentuan hokum yang umum berdasarkan hukum yg khusus; 3 reaksi

    kimia antara dua atau lebih zat membentuk satu zat baru; 4 Ling penggabungan

  • 14

    unsur-unsur untuk membentuk ujaran dng menggunakan alat-alat bahasa yang ada;

    (2008:1213).

    Terdapat juga kesalahan dalam bagian metodologi penelitian, dalam pemakaian

    kata baku. Kata politopik tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia, dan

    penulispun tidak tahu apa maksud dari kata politopik. Kata politop juga terdapat

    dalam bagian metodologi penelitian, kata politopik dengan politop mungkin

    bermakna yang sama bagi penulis jurnal. Kedua kata ini merupakan kata yang non-

    baku.

    Pada bagian 3.1 Konstruksi Kontroller juga terdapat kesalahan dalam

    pemakaian kata matrik, kata matrik tidak terdapat dalam kamus besar bahasa

    Indonesia. Kata matrik merupakan bentuk kata non-baku sedangkan yang bakunya

    adalah kata matriks.

    Menurut kamus besar bahasa Indoneisa, matriks n 1 Mat susunan unsur yg

    berbentuksegi empat; 2 pola dasar pd pembuatan relief atau patung; 3 hasil

    rekamanutama yg digunakan untuk merekam pdyg lainnya; 4 Bio subtansi

    pembentuk ygmenjadi asal sel dan struktur lainnya;subtansi antarsel pd

    jaringan;(2008:906).

  • 15

    Pada bagian kesimpulan jurnal, juga terdapat kesalahan dalam pemakaian kata

    loop. Kata loop merupakan kata yang berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa inggris

    yang berarti berulang atau perulangan. Jika penulis jurnal ingin memakai kata loop

    maka penulis jurnal haruslah memasukkannya dengan aturan kata asing yang ditulis

    secara miring.

    Jadi, pada jurnal ini terdapat kesalahan kesalahan dalam pemakaian kata baku.

    Penulis jurnal menganggap bahwa kata-kata tersebut baku. Penulis jurnal telah

    terbiasa menulis atau menyebutkan kata kata tersebut dalam kesehariannya,

    sehingga penulis menganggap bahwa kata-kata yang digunakannya dalam jurnal

    merupakan kata yang baku. Oleh sebab itu, penulis jurnal seharusnya melihat atau

    memerikasa kata-kata yang digunakannya dalam kamus besar bahasa Indonesia.

    2.2 Pemakaian Tanda Baca

    Di dalam jurnal tersebut sangat banyak memakai tanda baca, seperti tanda baca

    koma, titik, kurung, dll. Penulis berusaha untuk menganalisis tanda baca yang

    digunakan oleh penulis jurnal. Lebih tepatnya, penulis akan mencari kesalahan

    dalam pemakaian tanda baca yang ada pada jurnal tersebut.

    Hal yang pertama dapat dianalisis yang pemakaian tanda kurung siku, tanda

    kurung siku sangat banyak terdapat dalam jurnal tersebut. Penulis jurnal menulis

    angka-angka di dalam tanda kurung siku kerawal tersebut. Penulis mengamati

    fungsi tanda kurung siku dalam buku EYD.

  • 16

    Dalam buku EYD tertulis bahwa Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau

    kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat

    yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau ekurangan itu

    memang terdapat di naskah asli. Tanda kurung siku juga digunakan untuk menapit

    keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat dianalisis bahwa pemakaian tanda kurung

    siku yang digunakan penulis jurnal tidak tepat. Hal itu dapat dilihat pada tulisan

    Mumuh Muharam, untuk mengatasi hal ini dirancang pengendali linier dengan

    parameter yang berubah terhadap waktu sebagai fungsi kondisi operasinya atau

    parameter operasi yang berpengaruh besar terhadap plant [1, 2, 3] (2008:70).

    Penulis jurnal beranggapan pemakaian tanda baca kurung sebagai catatan yang

    bermaksud bahwa kalimat atau teori yang ditulisnya dalam jurnal dari buku yang

    ada pada daftar kepustakaan jurnal tersebut. Ini merupakan hal yang tidak benar,

    seharusnya penulis jurnal membuatnya sebagai kutipan atau memakai tanda baca.

    Dalam jurnal tersebut juga terdapat kesalahan dalam tanda kurung, yaitu pada

    bab II metodologi penelitian.

    Dalam jurnal tersebut Mumuh Muharam menulis, analisis kendali pada [6, 7]

    menekankan pembahasan untuk sistem linear tak-berubah waktu (LTI, linear time

    invariant), untuk itu tesis ini menurunkan kendali positif-real untuk sistem linear

  • 17

    berubah waktu (LPV, linear parametrically varying) dengan menggunakan

    (2008:71).

    Pemakaian tanda kurung tersebut telah benar, namun isi dari dalam tanda

    kurung tersebut tidak tepat. Di dalam tanda kurung merupakan kata yang diperjelas

    atau hal yang ingin diperjelas. Penulis jurnal menulis singktan dan menjelaskan

    singkatan tersebut dalam tanda kurung yang sama. Dalam tanda kurung dijelaskan

    adalah hal yang ingin diperjelas di luar tanda kurung, bukan memperjelas hal yang

    ada dalam tanda kurung.

    Dalam jurnal ini juga terdapat kesalahan dalam tanda baca hubunng, pada

    pembahasan sebelumnya tentang kata baku terlihat bahwa penulisan kata nonlinier

    seharusnya ditulis dengan tanda hubung (-) sehingga menjadi non-linier.

    Dalam buku EYD dijelaskan, tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur

    bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing (2007:50).

    2.3 Analisa Kalimat Efektif

    Pada sub-bab pembahasan sebelumnya mengenai kata baku, telah terlihat

    bahwa didalam jurnal ini banyak memakai kata yang tidak baku.

    Kesalahan dalam memakai kata baku membuat tulisan atau jurnal ini menjadi

    sulit untuk dimengerti. Kata-kata serapan atau kata baku tersebut tidak mendukung

    atau menjelaskan makna dari kalimatnya.

  • 18

    Menurut pusat bahasa departemen pendidikan nasional kalimat efektif

    adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan

    dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa,

    tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda juga tidak termasuk kalimat yang efektif

    (2003:91).

    Dengan demikian pembaca akan sulit memahami makna dari kalimat tersebut,

    jika kalimat tersebut susah untuk dimengerti, isi dari jurnal tersebut tidak sampai

    atau tidak dapat dicerna baik oleh pembaca.

  • 19

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dari analisis yang telah didapat maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

    a. Penggunaan bahasa baku atau kata baku sangat perlu diperhatikan karena jika

    kalimat tersebut menggunakan kata non-baku, makna kalimat tersebut akan

    berbeda.

    b. Pada sebuah tulisan, tanda baca merupakan simbol yang tidak berhubungan

    dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan

    berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga

    intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

    c. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan

    pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat yang

    memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda juga

    tidak termasuk kalimat yang efektif.

    3.2 Saran

    Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan :

    a. Gunakanlah kamus besar bahasa Indonesia sebagai pedoman dalam memilih

    kata baku.

  • 20

    b. Dalam membuat sebuah tulisan, penulis sebaiknya berpedoman pada EYD

    sehingga aturan atau kaedah-kaedah yang ada tidak dilanggar.

    c. Buatlah kalimat yang efektif dalam penulisan agar pembaca mengerti maksud

    dari si penulis.

  • 21

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Buku Praktis Bahasa

    Indonesia. Jilid I dan II. Jakarta: Pusat Bahasa.

    Chaer, Abdul. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

    Alwi, Hasan. dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Balai

    Pustaka.