Tugas Bedah Buku Implementasi Kurikulum Berkarakter
description
Transcript of Tugas Bedah Buku Implementasi Kurikulum Berkarakter
IMPLLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER
Oleh : Endah Sulistiyowati
BAB I. Pendahuluan
Mengapa Pendidikan Karakter Bangsa Penting dilaksanakan di Sekolah ?
Pendidikan karakter mulai banyak dibicarakan di kalangan masyarakat awam maupun
di dunia pendidikan sejak tahun 2010. Banyak media dan pakar pendidikan maupun tokoh
masyarakat memberikan rekomendasi agar pendidikan karakter segera dilaksanakan karena
Pendidikan karakter digunankan sebagai landasan untuk mewujudkan Visi Pembangunan
Nasional. Visi Pembangunan tersebut adalah Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
Masyarakat Indonesia yang santun dalam ber perilaku, musyawarah mufakat dalam
menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralis, serta bersikap
relevan dan gotong royong, cenderung berubah menjadi hegemoni. Kelompok – klompok
yang saling mengalahkan dan berilaku tidak jujur. Hal itu menunjukkan bahwa terjaadi
ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang bermuara pada : 1. Disorientasi dan belum
dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan idiologi bangsa, 2. Keterkaitan
perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila. 3 Bergesernya
nilai-niai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai –nilai budaya bangsa. 5. Ancaman disintegasi bangsa dan. 6. Melemahnya
kemandirian bangsa.
Ada Beberapa alasan mengapa pendidikan karakter perlu untuk dilaksanakan, yang
pertama bahwa karakter merupakan hal yang sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara.
Hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter brperan
sebagai kemudi dan kekuatan sehingga bangsa ini terombang ambing. Yang kedua bahwa
karakter tidak datang dengan sendirinya tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi
bangsa yang bermartabat.
Sekolah Menjadi pilihan untuk melaksanakan pendidikan karakter, karena sudah
tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu : “ Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar
1
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter dapat dilakukan melalui pendidikan, pembelajaran,
dan fasilitas. Melalui pendidikan pembangunan karakter dilakukan dalam konteks makro dan
mikro. Dalam Konteks makro pendidikan karakter mencakup keseluruhan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan ( impllemantasi dan pengendalian mutu yang
melibatkan seluruh unit utama di lingkukangan pemangku kepentingan pendidikan nisional.
Implementasi nilai-nilai Pendidikan karakter dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan
pembudayaan sebagaimana digariskan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan
nasional. Proses ini berlangsung dalam tiga pilar pendidikan yakni : Sekolah, Keluarga dan
masyarakat.
2
BAB II
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
A. Pengertian Pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi siswa
sehingga mereka memiliki sistem berfikir, nilai, moral dan keyakinan yang
diwariskan masyarakat dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai
untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Pendidikan juga merupakan suatu
proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi
mendatang. Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berfikir, nilai, moral dan
keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berfikir nilai dan keyakinan
itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya.
Nilai berfikir tersebut digunakan dalam kehidupan masyarakat.
Karakter merupakan sebuah kata yang tidak ada artinya jika tidak dihubungkan
dengan manusia. Gordon Allpot mendefinisikn karakter manusia sebagai kumpulan
atau kristalisasi dari kebiasaan – kebiasaaan individu. Sedangkan Chaplin
mendefinisikan karakter manusia sebagai kualitas kepribadian yang berulang secara
tetap dalam seorang individu. Dari sudut proses pembentukannya, ada ahli yang
berpendapat bahwa karakter manusia itu aadalah turunan ( hereditas ). Sebagian lagi
mengatakan lingkungan yang membentuk karakter kepribadian seseorang. Kita tidak
mempermasalahkan ataupun membenarkan salah satu pandangan di atas. Yang
penting kedua faktor tersebut berperan dalam pembentukan karakter kepribadian
manusia. Menurut Tadkiroatun Musfiroh ( UNY, 2008 ), karakter mangacu kepada
serangkaian sikap, perilaku, motivasi dan ketrampilan. Karakter berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “to mark “ atau menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.
Dari uraian di atas Pendidikan karakter dan budaya bangsa memliki tiga
pengertian yaitu pengertian secara umum, pengertian secara pragmatis dan
secara teknis. Secara umum merupakan pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai budaya dan kerakter bangsa pada diri siswa, sehingga mereka
memliki dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Secara Pragmatis diartikan sebagai usaha bersama semua guru dan pimpinan
sekolah melalui mata pelajaran dan budaya sekolah dalam membina dan
3
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada siswa melului
proses aktif siswa dalam proses pembelajaran. Secara Teknis memiliki makna
sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang dilakukan secara aktif dibawah bimbingan guru, kepala sekolah
dan tenaga kependidikan dalam kehidupannya di kelas, sekolah dan
masyarakat. Menurut T Ramli (2003 ) , pendidikan karakter memiliki esensi
dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak .
Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia,
masyarakat, dan warganegara yang baik.
Atas dasar itulah pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah. Lebih dari itu pendidikan karakter menenemkan
kebiasaan yang baik sehingga siswa menjadi paham ( koqnitif ) tentanng mana
yang benar dan salah. Pendidikan Karakter dilakukan melalui pendidikan atau
nilai-nilai kebijakan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa.
Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter adalah nilai. Oleh karena itu
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang
berasal dari pandangan hidup atau Idiologi bangsa Indonesia, agama, budaya,
dan nilai-nilai yang merumuskan dalam tujuan pendidikan.
Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama yaitu : pengembangan,
perbaikan, dan penyaring. Tujuan dari pendidikan karakter antara lain adalah
1. Mengembangkan potensi kalbu / nurani / afektif siswa sebagai manusia dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 2.
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi
bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan dan 5. Mengembangkan lingkungan
kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreatifitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
Nilai nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa
diidentifikasikan dari empat sumber yakni : Agama, Pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional.
4
- Dari Sisi Agama Masyarakata Indoneia adalah masyarakat yang beragama,
oleh karena itu kehidupan Individu, masyarakat, dan bangsa selalu
didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis kehidupan
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama.
- Dari Sisi Pancasila negara kesatuan R I ditegakkan atas prinsip-prinsip
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila
terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam
pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan
politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
- Dari sisi Budaya, bahwa budaya sebagai suatu kebenaran. Tidak ada
manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai
budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar
dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam kamunikasi
antar anggota masyarakat itu.
- Dari sisi Tujuan Pendidikan nasional, bahwa tujuan nasional memuat
berbagai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh
karena itu Tjukan Pendidikan Nasional Sumber yang paling Operasional
dalam Pngembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Berdasarkan Keempat sumber tersebut teridentifikasi dalam 18 Nilai yang dapat
dikembangkan melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa. Setiap nilai karakter tersebut
dijabarkan alam indikator sebagai berikut :
NILAI NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain
2. Jujur Prilaki yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sbg orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku,etnis,pendapat,sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
5
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas – tugas.
8 Demokratis Cara berpikir ,bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yg selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,dilihat dan dide
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir,bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan Bangsa danNegara diatas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir,bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, Lingkungan fisik,sosial,Budaya,ekonomi dan politik Bangsanya
12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat , mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
13. Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap,perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
6
disekitarnya, dan mengembangkanupaya-upaya untuk memperbaiki
17. Peduli Sosial Memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
18. Tanggung Jawab Sikap dan prilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (Alam, sosial dan Budaya), Negara
Proses Pembentukan Karakter Bangsa dimuIai dari penetapan karakter pribadi yang
diharapkan berakumulasi menjadi karakter mayarakat dan pada akhirnya manjadi karakter
bangsa. Untuk kemajuan negara Republik Indonesia, diperlukan karakter bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur, toleran, bergotong royong,
berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi iptek yang semuanya dijiwai iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan Pancasia.
Karakter yang bersumber dari Olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa. Jika dibentuk
berdasarkan sila-sila Pancasila, akan dihasilkan karakter individu sebagai berikut :
a. Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain : beriman dan bertaqwa , jujur,
amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggungjawab, berempati, berani mengambil
risiko, pantang menyerahkan, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
b. Karakter yangbersumber dari Olah pikir antara lain : cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
ingin tahu, produktif, berorientasi Iptek dan Reflektif.
c. Karakter yang bersumber dari Olah Raga /Kinestetika antara lain bersih, dan sehat,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,,bersahabat, kooperatif, ceria, dan gigih.
d. Karakter yang berumber dari Olah Rasa dan karsa, antara lain : Kemanusiaan , saling
menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopolitan ( mendunia ), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air
( Patriotis ), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras,
dan beretos kerja.
Apabila setiap Individu memiliki semua karakter di atas, maka akan terbentuk bangsa
sebagaimana yang dicicitakan Pejuang Kemerdkaan kita. Adapun karakter bangsa Indonesia
yang dijiwai kelima sila Pancasila utuh dan komprehensif, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Bangsa yang berketuhanan Yang maha Esa
- Bangsa yang menjunjung nilai Kemanusiaan yang Adil dan beradab
- Bangsa yang mengedepankan persatuan da kesatuan bangsa
7
- Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi
Manusia
- Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan
E. Media Pengembangan pendidikan Budaya dan karakter Bangsa
Media apa saja yang dapat digunakan untuk pengembangan pendidikan karakter?
Banyaknya faktor atau media yang memengaruhi pmbentukan karakter ini, menyebabkan
pendidikan sebagai wahana pengembangan karakter bukan sebuah usaha yang mdah.
Sukmadinata (2001), menyatakan bahwa interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam
lingkungan keluarga, sekolah, masyrakat serta lingkungan-lingkungan kerja. Oleh karena itu,
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan secara maksimal akan sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor tersebut, karena saling berkaitan satu dengan yang lainnya, masing masing
saling memengaruhi.
Dengan berkembangnya tekhnologi informasi saat ini, peran media massa yang terdiri
atas media cetak, elektronik maupun multimedia termasuk di dalamnya internet, juga
memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan karakter. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup
keluarga, lingkungan sosial, pendidikan formal, dan media massa.
8
BAB III
9
PRINSIP, PENDEKATAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN BUDAYA SERTA KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
- Prinsip dan pendekatan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
Dalam melasanakan pengembangan pendidikan pndidikan budaya dan karakter bangsa
di sekolah, perlu memerhatikan prinsip dan pendekatan pelaksanaannya agar berhasil dengan
baik. pembentukan karakter di sekolah dapat efektif apabila ada wahana untuk mewadahi
proses terwujudnya karakter seperti yang diharapkan. Pembangunan karakter melalui sekolah
ebagai wahana pembinaan dan pengembangan karakter siswa dapat dilakukan dengan
berbagai cara, di antaranya melalui; pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran;
pengembangan budaya sekolah; pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, serta
pembiasaan perilaku dalam kehidupan di lingkungan sekolah. (Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa, 2010). Bagaimanakah prinsip dan pendekatan pendidikan
budaya dan karakter bangsa di sekolah?
Perinsip Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
- Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa harus berkelanjutan
- Pengembangan melaluo semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya
sekolah
- Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan proses
- Proses Pendidikan dilaukan siswa secara aktif dan menyenangkan
D. Penyusunan Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter bangsa
Untuk menilai keberhasilan pelaksaan pendidikan karakter di sekolah, perlu disusun
indikator sebagai tolok ukur. Dalam buku pedoman penerapan pendidikan karakter di sekolah,
kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010, indikator keberhasilan dapat diukur melalui
dua cara, yaitu :
1. Indikator keberhasilan untuk kelas dan sekolah
2. Indikator keberhasilan untuk mata pelajaran
Apakah perbedaan dari kedua indikator keberhasilan tersebut? Uraian berikut ini akan
membahas masing-masing indikator secara menyeluruh.
1. Indikator keberhasilan untuk kelas dan sekolah
2. Indikator Mata Pelajaran
BAB IV
10
PROSES PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER
BANGSA
A. Penyusunan Dokumen Kurikulum Tingkat Sekolah (KTSP)
1. Karakteristik pendidikan Karakter dan Kurikulum Tingkat Sekolah
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pndidikan tertentu. Pemberlakuan Undang-Undang
Republik indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah Daerah, menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik, berubah menjadi desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan
pendidikan untuk menyusun kurikulumnya, mengacu pada Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan nasional dan pasal 35 mengenai standart nasional pendidikan.
Adapun dokumen KTSP yang disusun oleh sekolah terdiri atas 4 bab dengan format
sebagai berikut :
A. Bab 1 : berisi latar belakang pentingnya penyusunan KTSP, landasan dan tujuan
penyusunan KTSP serta prinsip pengembangan KTSP.
B. Bab II : berisi profil sekolah, visi, misi, dan tujuan sekolah.
C. Bab III ; berisi struktur dan muatan kurikulum
D. Bab IV : berisi kalender pendidikan
Seiring dengan kebijakan pemerintah, seperti yang tertuang dalam arah kebijakan
pembangunan pendidikan nasional tahun 2010-2014, sekolah sebagai garda terdepan dalam
pendidikan dan sebagai pusat pengembangan budaya wajib mengimplementasikan dalam
kurikulum yang dilaksanakannya. Pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program
kurikulum sekolah. Oleh karena itu, program pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan kata lain, pendidikan karakter
harus tertera dalam KTSP mulai dari visi, misi, tujuan dan muatan kurikulum, kalender
pendidikan, silabus, rencana peaksanaan pembelajaran (RPP)
11
12