TUGAS bahasa indonesia2

download TUGAS bahasa indonesia2

of 19

Transcript of TUGAS bahasa indonesia2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keahlian Berbicara di Depan Umum (public speaking) maupun kemahiran-kemahiran lain yang serupa dan berkaitan, masih belum diterima luas sebagai suatu keahliah yang bergengsi bagi individu maupun instansi. Ini berbeda dengan negara-negara seperti Amerika Serikat atau bahkan Singapura, di mana kemahiran berbicara mendapat tempat yang unggul sebagai suatu keahlian. Padahal rata-rata empat puluh persen waktu manusia dihabiskan untuk berbicara di depan umum, utamanya dalam konteks karir dan profesional. Sayangnya meskipun budaya lisan mendominasi teknik gaya hidup secara masyarakat strategis Indonesia, sekali

pengembangan

berbicara

jarang

dimanfaatkan pada tatanan instansi maupun karir perorangan. Puluhan bahkan ratusan aktivitas komunikasi, mulai dari memo, percakapan telepon, instruksi langsung hingga rapat koordinasi terjadi setiap hari. Kemahiran komunikasi antar manusia yang handal dan efektif berperan penting bagi kelancaran dan kesuksesan suatu instansi.

Tulisan ini bermaksud memaparkan berbagai hal yang berkenaan dengan keterampilan berbicara di depan umum (public speaking). Pemaparan diawali dengan pengertian berbicara di depan umum (public speaking), kaitan antara berbicara di depan umum (public speaking) dengan komunikasi, faktor-faktor penting penentu keberhasilan berbicara di depan umum (public speaking), dan pedoman berbicara di depan publik. Harapan penulis, mudah-mudahan pemaran ini bermanfaat bagi para pembaca.

1

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari berbicara di muka umum? 2. Apa saja jenis-jenis berbicara di muka umum? 3. Apa saja kriteria keberhasilan berbicara di muka umum? 4. Apa saja prasyarst berbicara di muka umum? 5. Apa sajakah teknik berbicara di muka umum?

C. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, makalah ini disusun dengan tujuan untung mengetahui dan mendeskripsikan : 1. Pengertian brbicara di muka umum 2. Jenis-jenis berbicara di muka umum 3. Kriteria keberhasilan berbicara di muka umum 4. Prasyarat berbicara di muka umum 5. Teknik berbicara di muka umum

D. Manfaat penulisan

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunan baik secara teotitis maupun secara praktis.Secara teoritis makalah ini berguna sebagai acuan untuk berbicara di muka umum. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep berbicara di muka umum

2

2. Pembaca, sebagai media informasi tentang konsep berbicara di muka umum baik secara teoritis maupun secara praktis.

E. Sistematika penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan membaca berbagai sumber. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah.Data tersebut diolah dengan teknik analisis iisi melalaui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Berbicara di Muka Umum Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa dan keterampilan berbicara merupakan anak kompeten yang harus dimiliki oleh setiap orang apalagi pelajar. Keterampilan berbicara mempunyai peranan sosial yang sangat vital dalam berkomunikasi. Terlebih jika berbicara di mana banyak orang yang menyimak. Pembicara harus membuat penyimak mudah memahami isi yang dibicarakan.tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan. Untuk menjadi seorang pembicara yang baik, kita harus menggabungkan antara penguasaan bahasa pengetahuan, pikiran, seni, daya ingat, daya kreasi, dan fantasi, serta kesanggupan atau kesiapan berbicara. Seorang pembicara harus siap dan mampu membuat pembicara singkat, padat, efektif, dan partisipan untuk itulah dia harus menguasai dirinya agar tidak terjebak dalam kecemasan rasa takut. Jika rasa lemas dan takut tidak terkendalikan, konsep yang sudah ada dalam pikiran pun akan hilang dengan sendirinya. Guna dapat memahami benar konsep berbicara khususnya berbicara di muka umum (public speaking) perlu dibahas secara mendalam konsep-konsep public speaking. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi atau pengertian mengenai public speaking. Dalam webters third new internasional dictionary dikemukakan pengertian public speaking: The act of processes of making speeches in public (proses penyampaian pembicara di depan publik0

4

The act of science of effective oral communication with an audience (seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi lisan yang efektif dengan para pendengar) Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembicara di muka umum (public speaking) merupakan seni dan pengetahuan untuk menciptakan komunikasi efektif dihadapkan orang banyak. Senada dengan pengertian di atas, Zarefsky mendefinisikan bahwa public speaking is a contiuous communication processing which massages and signal circulate back and forth between speaker and listeners (pembicaraan di depan umum adlah suatu proses komunikasi yang bersinambungan dalam mana pesan dan lambing bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengar). Public speaking jug adapt diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topic di hadap orang banyak. Berdasar beberapa pengertian di atas, public speaking dapat diartikan sebagai seni berbicara di depan umum yang wujudnyaberupa komunikasi efektif yang berlangsung secara berkesinambungan dengan ditandai sirkulasi pesan dan lambang secara terus menerus anatar pembicara dan pendengar dengan maksud agar pendengar berfikir, merasakan, dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan oleh pembiacara. Untuk mencapai kesanggupan berbicara kita harus mempersiapkan materi secara matang, daya ingat, penguasaan bahasa, kreasi dan fantasi.Hal ini dapat dilatih dengan banyak latihan berbicara, mempelajari teknik dan dengan memperbanyak membaca. Ketika berbicara di muka umu penguasaan apa yang dibicarakan penguasa waktu dan tempat sangat penting dilakukan. Terjadinya keserasian antara penyampaian materi dan ketepatan waktu adalah salah satu suksesnya dalam pembicaraan. Isi dari pembicaraan, cara penyampaian, penggunaan kata-kata, control emosi, dan nada berbicara, dapat memepengaruhi keberhasilan 5

berbicara. Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi dan membuat pendengar mengerti atau memahami makna dan maksud dari

pembicaraan.Oleh karena itu dalam menyatakan dan mengekspresikan gagasan atau ide, bahasa yang digunakan perlu disesuaikan dengan keadaan dan tingkat pengetahuan partisipan, artinya isi pembicaraan harus lugas jelas dan mudah dipahami.Mungkin itulah manfaat dari penguasaan tempat atau partisipan.

B. Jenis-jenis Berbicara di Muka Umum

Tarigan (1981) mengemukakan ada 4 jenis bericara. Keempat jenis berbicara tersebut akan disajikan sebagai berikut: 1. Berbicara untuk melaporkan Untuk membahas masalah ini kita mesti mengetahui apa itu laporan. Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dalam suatu pertemuan tertentu, biasanya berkaitan dengan suatu hal atau peristiwa yang penting dan menjadi sorotan masyarakat atau menyangkut pelaksanaan kebijakan atau program atau proyek suatu organisasi.Isi dalam laporan haruslah memuat keterangan-keterangan yang obyektif dan harus sesuai dengan fakta yang akurat hasil dari survey dan analisis, selain itu juga laporan di sampaikan oleh dengan yang disertai tanggung jawab dan tugas tertentu. Berdasarkan pengertian laporan tersebut jenis berbicara ini adalah kegiatan menyampaikan informasi di depan orang banyak dengan tujuan melaporkan sebuah laporan. Dengan demikian, berbicara untuk

melaporkan merupakan salah satu bagian dari berbicara di uka umum yang bersifat untuk memberkan informasi, seperti menanamkan ilmu

pengetahuan, menjelaskan suatu proses serta menguraikan suatu tulisan. Dalam bahasa inggris berbicara untuk melaporkan disebut juga informative speaking dan dilakuka jika seseorang mempunyai keinginan untuk :

6

a. Memberi atau menanamkan pengetahuan b. Menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara bendabenda c. Menerangkan atau menjelaskan suatu proses d. Menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan. Hal-hal yang dikemukakan tersebut merupakan suatu situasi-situasi informasi karena masing-masing ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-makna menjadi jelas sebagai misal, menanamkan pengetahuan merupakan fungsi utama segala kuliah di perguruan tinggi.Apa yang dimiliki, yang di pahami oleh sang dosen dikomunikasikan kepada para mahasiswa. Pembicaraan-pembicaraan yang bersifat informative

menyadarkan diri pula pada 5 sumber utama yaitu : a. Pengalaman-pengalaman yang harus dihubung-hubungkan seperti perjalanan, pertualangan, cerita roman/novel. b. Proses-proses yang harus dijelaskan, seperti pembuatan sebuah buku mencampur pigmen-pigmen untuk membuat warna-warna merekam serta memotret bunyi. c. Tulisan-tulisan yang harus di jelaskan atau dipahami, seperti arti/makna konstruksi, falsafah plato. d. Ide-ide atau gagasan yang harus disingkapkan seperti makna estetika. e. Instruksi-instruksi atau pengajaran yang harus di gambarkan dan diragakan, seperti: bagaimana bermain catur bagaimana cara membuat kapal. Situasi-situasi yang dapat dikelompokkan ke dalam klasifikasi informative adalah : a. Kuliah 7

b. Ceramah atau penyampaian topic tertentu c. Pengumuman, pemberitahuan, maklumat d. Penyampaian dan pandangan terhadap laporan e. Instruksi, pelajaran, pengajaran f. Pemberian sesuatu pemandangan atau adegan g. Pencalonan, pengangkatan, penunjukan h. Pidato i. Anekdot, lelucon j. Cerita, kisah, riwayat Dalam suatu pembicaraan ada tujuan yang hendak dicapai, dalam pencapaian tujuan tersebut haruslah terlebih dahulu membuat suatu perencanaan. Dalam merencanakan suatu pembicaraan kita harus mengikuti langkah-langkah berikut ini : a. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita. Jika suatu pokok pembicaraan yang akan disampaikan menarik hati kita sebagai pembicara, akan hampir dipastikan akan menarik perhatian para pendengar juga. b. Membatasi pokok pembicaraan. Tidaklah mungkin menceritakan secara terperinci dari setiap pokok pembicaraan dalam suatu waktu yang singkat. Dengan jalan membatasi pokok pembicaraan, memungkinkan kita mencakup suatu bidang tertentu secara baik dan menarik. c. Mengumpulkan bahan-bahan. Jika kita membutuhkan bahan tambahan, kita dapat mengumpulkannya dari berbagai sumber, seperti dari buku, ensiklopedi, makalah, majalah atau wawancara dengan orang yang ahli di bidang tersebut. Selanjutnya menyusun bahan. Suatu hal yang akan disampaikan hendaknya terdiri dari 3 bagian yaitu : 1) Pendahuluan

8

Dalam pendahuluan hendaknya dibuat kalimat pembuka yang menarik perhatian para pendengar yang menimbulkan rasa ingin tahu 2) Isi Dalam membuat perencanaan isi pembicaraan maka kita harus membuat suatu bagan butir-butir penting yang akan ditelusuri.Kalimat-kalimat dalam isi pembicaran kita hendaklah bersemangat, bergairah, antusias, spesifik. 3) Kesimpulan Kesimpulan hendaklnya merangkumkan butir-butir penting dari

pembicaraan kita.Beberapa kata terakhir hendaklah dipilih yang tepat dan baik yang diucapkan dengan penuh semangat dan penekanan.

2. Berbicara secara kekeluargaan

Tidak ada kegiatan manusia yang lebih menyenangkan yang telah ditemukan daripada hiburan atau pertunjukan kelompok.Di dalamnya terdapat sesuatu yang menggembirakan yang dapat dinikmati bersama, yang dapat meninggalkan kesenangan pribadi. Pengalaman-pengalaman mausia diperkuat serta ditingkatan dengan jalan menceritakannya kepada orang lain. Tidak ada wadah lain yang lebih sesuai untuk maksud-maksud seperti ini selain daripada dalam situasi-situasi persahabatan atau kekeluargaan. Para partisipan menginginkan seorang pembicara untuk melambangan serta memperagakan dalam suasana hati, keadaan jiwa, pikiran dan tindakan yang menarik dan sesuai perasaan-perasaan

kelompok tersebut. Bagi sang pembicara, tantangan ini jelas menentukan sikapnya, bahannya dan penyampaiannya. Cara yang paling umum menjamin serta memadukan suatu perasaan persahabatan adalah melalui pembicaraan-pembicaraan yang dapat menyenangkan hati. Menciptakan suatu suasana keriangan dengan cara 9

menggembirakan yang membuat/ menimbulkan kebanggaan menjadi anggota kelompok tersebut. Sasaran diarahkan kepada peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuan dan kegelian yang sederhana.Kadangkadang sasaran yang melebihi itu pun mungkin juga terjadi, tetapi nada dari seluruh pembicaraan hendaknya menggegembirakan hatidan

menyenangkan.Media yang paling sering dipergunakan untuk maksud tersebut adalah seni berbicara atau mendongeng (the acrt of story telling) lebih-lebih cerita yang lucu, jenaka, menggelikan. Pada saat sang pembicara atau sang tukang dongeng beraksi para partisipasi dapat tertawa bersama-sama dengan penuh kegembiraan dan kekeluargaan atau persahabatan. Kesempatan-kesempatan bagi pembicara yang bersifat kekeluargaan atau persahabatan antara lain: a) Pidato sambutan selamat datang b) Pidato selamat datang c) Pidato penampilan, penyajian, perkenalan d) Pidato atau sambutan dalam pembukaan sesuatu acara pemberian ijazah, dan lain-lain.

Penyampainucapan dlam suatu pertemuan untuk perkenalan suatu kelompok atau organisasi adakalanya mempunyai kebiasaan untuk memperkenalkan anggota baru atau pejabatbaru yang datang dari daerah lain dalam suatu pertemuan khusus. Anggota baru atau pejabat baru tersebut diminta untuk memperkenalkan diri. Penyampain ucapan dalam suatu pertemuan untuk suatu perpisahan dalam acara perpisahan suatu kelompok yang telah berkumpul dalam kurun waktu yang relative lama, misalnya dalam suatu organisasi atau perkuliahan, biasanya diadakan pidato perpisahan yang disampaikan oleh seseorang yang mewakili peserta kelompok, berisi kesan dan pesan

10

sebagai anggota kelompok dan harapan bersama dimasa yang akan mendatang. Penyampain ucapan untuk mewakili keluarga dlam resepsi

pernikahan.Dimana seseorang yang mewakili keluarga dari keduamempeli menyampaikan pembicaraan secara singkat berisi ucapan terima kasih atas kehaduran para tamu dan penyampain permohonan maaf bilamana dalam acara ini terdapat kekurangan ataupun kesalahan.

3. Berbicara Meyakinkan

Aristoteles mengatakan bahwa persuasi (bujukan, desakan peyakinan) adalah seni penanaman alasan-alasan atau motif-motif yang menuntun ke arah tindakan bebas yang konsekuen. Persuasi adalah merupakn tujuan kalau kita menginginkan tindakan atau pengerjaan suatu bagian tertentu dari suatu tindakan. Tindakan-tindakan serupa itu mungkin merupakan penerimaan suatu pendirian; pemungutan atau pengadopsian seperakat prinsip, atau tindakan pelaksaan tugas-tugas serupa itu. Tuntunan atau daya penarik dalam hal ini motif-motif kepada kita untuk bertindak menurut cara yang dikehendakinya. Biasanya para pendengar dirangsang untuk berbuat aksi dengan daya penarik yang emosional. Dan daya penarik yang fundamental dari semua pembicara adalah daya tarik pribadi mereka. Perasaan atas kelayakan seperti itu sangat vital sekali bagi segala bentuk daya tarik. Pendekatannya diperlukan orang tampan yang terampil berbicara atau dalam bahasa latin disebut bonus vir docendi dicendi. Setelah bertahun-tahun mengadakan penelitian maka schwaband beatty, agen perwakilan New York yang terkenal, menyarankan ketujuh cara berikut ini untuk memperoleh aksi melalui daya penarik dasar.(basic appeals).

11

a. Ajukanlah suatu penawaran b. Batasi waktu penawaran c. Menyatakan bahwa persediaan barang terbatas d. Kemukakan jaminan atau garansi dari suatu barang e. Yakinkan bahwa harga barang yang ditawarkan akan meningkat terus f. Yakinkan bahwa pada kegiatan bazar ini telah terjadi penurunan harga g. Keuntungan atau kerugian. Si pembicara harus menjelaskan kelebihan-kelebihan dari produk yang ditawarkan. Sehingga si pendengar bisa memprediksikan bahwa produk ini benar-benar bagus, kalau mereka tidak memiliki produk ini akan rugi besar artinya mereka tidak bisa mempergunakan kelebihan-kelebihan produk ini untuk membantu kehidupannya sehari-hari.

4. Berbicara merundingkan Demosthenes pernah mengatakan bahwa dari bunyinya dapat diketahui apakah sebuah kapal retak atau tidak, begitu pula dari ujaran-ujarannya dapat dibutuhkan apakah seseorang itu bijaksana atau tolol. Pada dasarnya tujuan dari berbicara untuk merundingkan atau deliberative speaking pada dasarnya bertujuan untuk membuat sejumlah keputusan dan rencana. Keputusan-keputusan itu dapat menyangkut sifat hakikat tindakantindakan masa lalu atau sifat dan hakikat tindakan-tindakan mendatang. Untuk menentukan sifat tindakan . tindakan masa lalu hanyalah membutuhkan suatu pengertian yang penuh dan lengkap. Serta mencari fakta sedangkan dalam menentukan tindakan-tindakan yang akan datang tidak hanya meneliti fakta. Fakta tetapi harus juga mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan dengan kata lain sesuatu yang mungkin baiklah yang dicari. Tujuan berbicara merundingkan pada hakikatnya adalah membuat keputusan, baik menyangkut sifat hakikat tindakan masa lalu atau pun

12

masa yang akan datang. Untuk menentukan tindakan masa lalu hanyalah membutuhkan suatu pengertian yang penuh dan lengkap. Pencarian dan pembuktian fakta-fakta diperkuat alasan-alasan dan argumen-argumen yang jelas. Yang lebih kompleks adalah untuk menentukan sifat suatu tindakan yang akan datang. Karena selain fakta-fakta dalam

mengemukakan pendapat harus bisa menjelaskan dan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Jadi, keputusan yang diambil adalah sesuatu yang mungkin baiklah yang dicari. Sebagai contoh adalah pembuatan rencana anggaran belanja negara. Dalam berunding keputusan diambil dengan cara hati-hati sambil meminta nasihat dan penuh pertimbangan dari fakta-fakta yang dijelaskan. Penyampaian argumen untuk menguatkan pendapat lebih tertuju pada intelektual dari pada emosi. Tidak memaksakan pendapat tetapi membuat penjelasan untuk meyakinkan atau membuat sadar akan suatu kebenaran. Tujuan di sini bukanlah tindakan atau aksi, tetapi bayangan pemikiran (refleksi) bukan melakukan, tetapi memutuskan (not to do, but to decide). Maksud dari suatu keputusan menentukan sifat dari situasi. Para partisipan berunding secara hati-hati, berembuk membicarakannya sambil meminta nasihat, serta mempertimbangkan fakta-fakta yang dikemukakan. Dalam hal ini lebih bersifat intelektual tinimbang bersifat emosional, lebih cenderung meyakinkan tinimbang mendesak dan memaksa. Situasi-situasi itulah yang merupakn situasi-situasi deliberatif dan berbicara dan tujuan umumnya adalah keputusan atau kepastian pendirian. Kepastian pendirian atau conduction bergerak maju dari penyediaan alasan-alasan yang cukup banyak menuju ke akal pikiran. Meyakinkan pada dasarnya membuat sadar akan sesuatu kebenaran. Meyakinkan berada dari memaksakan dalam hal bahwa daya penariknya lebih cenderung kepada akal tinimbang kepada perasaan. Hal-hal yang telah diutarakan itulah maka meyakinkan menuntut beberapa unsur antara lain :

13

a. Kejelasan, kemurnian, kecerahan (clarity) b. Ketertiban, kerapian, keteraturan (orderliness) c. Fakta-fakta, bukti-bukti, petunjuk-petunjuk (evidence) d. Alasan-alasan, bantahan-bantahan, penjelasan-penjelasan,

argumen-argumen (arguments) e. Pikiran-pikiran atau pemikiran-pemikiran yang jujur dan terus terang (straight thinking).

C. Kriteria Keberhasilan Berbicara di Muka Umum

Kriteria utama untuk menentukan berhasil atau tidaknya berbicara di muka umum pada dasarnya sama dengan kriteria komunikasi efektif. Kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pengertian. Berbicara di muka umum dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu meningkatkan pengertian pada diri pendengar. Pengertian di sini artinya adalah penerimaan secara cermat dari isi stimulasi seperti apa yang di maksudkan si komunikasi. 2. Kesenangan. Berbicara di muka umum dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu menumbuhkan kesenangan dalam diri si pendengar. 3. Pengaruh pada sikap. Berbicara di muka umum dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu mengubah sikap dan keyakinan pendengar sebagai akibat dari pesan yang disampaikannya olehnya. 4. Terciptanya hubungan sosial. Berbicara di muka umum dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu menumbuhkan

hubungan sosial yang baik antara dirinya dengan pendengar. Artinya, pembicara mampu membangkitkan kebutuhan sosial baik berupa motif, inclusion, control, dan affection. 5. Tindakan. Berbicara di muka umum dapat dikatakan berhasil jika pembicara mampu menggerakkan pendengar sesuai dengan dikehendakinya.

14

D. Prasyarat Berbicara di Muka Umum

Guna berhasil dalam menyajikan pembicaraan di muka umum secara prinsip ada tiga prasyarat yang harus dipenuhi seorang pembicara di muka umum. Ketiga prasyarat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prasyarat Organis Prasyarat ini berhubungan denga kelengkapan organ penghasil bahasa yang dimiliki pembicara.Dalam hal ini prasyarat ini sangat menentukan dlam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat makna. Seorang pembicara akan berhasil melakukan pembicaraannya jika mampu menghasilkan bunyi bahasa secara jelas baik, intonasi, lafal, maupun aksennya. Oleh karena itu kelengkapan organis bahasa merupakan prasyarat untuk mampu berbicara di muka umum dengan berhasi. 2. Prasyarat Retoris Prasyarat ini berhubungan dengan pemahaman dan kemampuan pembicara tentang konsep keterampilan berbahasa. Pembicara yang baik harus memahami kaidah-kaidah bahasa sehingga ia akan menggunakan bahasa yang baku dan efektif dalam melakukan pembicaraannya. Selain itu, pembicara harus pula memahami sendisendi retorika seperti kemampuan argument, persuasi, dan pragmatis.

3. Prasyarat psikologi Prasyarat ini berhubungan dengan unsur psikologi pembicara seperti rasa percaya diri, kesiapan mental berbicara, dan kemantapan presentasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prasyarat ini adalah : 1) Persiapan yang matang agar secara mental kita siap berbicara, 15

2) Penguasaan audien sehingga kita mampu berbicara tanpa keraguan, 3) Pengamalan pembicaraan agar mental kita terlatih berbicara di muka umum. Pembicara yang baik harus memenuhi prasyarat ini agar mampu berbicara di muka umum dengan berhasil.

E. Teknik Berbicara di Muka Umum Guna mencapai keberhasilan dalam berbicara di muka umum pembicara harus mampu menguasai beberapa teknik sebagai berikut : 1. Pendekatan permulaan, artinya pembicara harus memberikan kesan menarik pada pembukaan pembicaraannya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka pembicaraan dengan rasa percaya diri yang tinggi. 2. Mengatasi kegugupan atau demam panggung. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun sikap positif terhadap diri sendiri berdiri dengan tegak dan tenang, kuasai materi dengan mantap, banyak berlatih, dan pandanganlah pendengar sebagai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri. 3. Membuat pendengar tertarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan sesuatu yang baru bagi pendengar, jangan memohon maaf pada pendengar, sajikan pembicaraan dengan segar dan actual dan dapat pula menggunakan humor asal tidak berlebihan. 4. Jagalah ketepatan berbicara, kejernihan, dan voume suara. Hal ini dapat dilakukan dengan menguasai ruangan pembicaraan, tidak banyak mengeluarkan bunyi eee, bicara dengan tepat tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, dan suara pembicara harus terdengar akrab. 5. Percayai kemampuan anda dan perbanyak perbendaharaan kata.

16

6. Memberikan

penekanan

pada

pembicaraan

penting

serta

bersemangat dalam menyampaikan pesan. 7. Berbicara tepat waktu serta milikilah kelancaran berbicara dan rassa humor. 8. Gerakanlah tubuh secara alamiah dan berbicaralah secara wajar dan gunakanlah pakaian yang serasi. 9. Bawalah catatan kecil guna membantu penyampaian pesan. 10. Tutuplah pertemuan dengan mengesankan, bertanya apakah ada yang ingin bertanya, ucapkan terim kasih dan tinggalkanlah podium dengan senyum Berbagai teknik di atas tentu saja tidak akan bermanfaat jika hanya dikuasai pada tataran kognisi. Oleh sebab itu gunakanlah berbagai teknik di atas, selamat mencoba.

17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bardasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut 1. Berbicara di muka umum merupakan seni dan pengetahuan untuk menciptakan komunikasi efektif di hadapan orang banyak 2. Jenis-jenis berbicara dimuka umum meliputi: 1) Berbicara untuk melaporkan 2) Berbicara secara kekeluargaan 3) Berbicara meyakinkan 4) Berbicara merundingkan 3. Kriteria keberhasilan berbicara di muka umum sebagai berikut : 1) Mampu meningkatkan pengertian pada diri pendengar 2) Mampu menumbuhkan kesenangan dalam diri pendengar 3) Mampu mengubah sikap dan keyakinan pendengar 4) Mampu menumbuhkan hubungan social yang baik antara dirinya dengan pendengar 5) Mampu menggerakan pendengar sesuai yang di kehendakinya. 4. Prasarat berbicara didepan umum tersebut adalah sebagai berikut 1) Prasarat organis 2) Prasarat retoris 3) Prasarat psikologis 5. Tehnik berbicara dimuka umum sebagai berikut : 1) Pendekatan permulaan 2) Mengatasi kegugupan atau demam panggung 3) Membuat pendengar tertarik

18

4) Jagalah ketepatan berbicara 5) Percayai kemampuan anda 6) Memberikan penekanan pada pembicaraan penting 7) Berbicara tepat waktu 8) Gerakanlah tubuh secara alamiah dan berbicaralah secara wajar dan gunakanlah pakaian yang serasi 9) Bawalah catatan kecil guna membantu penyampaian pesan 10) Tutuplah pertemuan dengan mengesankan.

B. Saran

Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran yaitu bagi pembaca agar dapat memahami terlebih dahulu konsep dalam berbicara di muka umum. Dan juga pembaca tidak hanya menggunakan tataran kognisi saja, dengan makalah ini mungkin dapat membantu pembicara dalam berbicara di muka umum. Karena bagi pemula banyak halangan dalam berbicara di muka umum alangkah baiknya pembaca dapat menguasai metode-metode yang ada pada makalah ini.

19