tugas bahasa indonesia

download tugas bahasa indonesia

of 18

description

tugas sekolah bahasa indonesia

Transcript of tugas bahasa indonesia

Palang Merah Remaja (PMR)Di bawah rintk hujan Di antara kilat saling bersambaranLangkah kakimu menapak air keruhKetika banjir melandaNamun semua tak kau hiraukan Kau gadaikan nyawamu tuk bantuOrang lain yang membutuhkanmuRas ikhlas terbayangDi raut mukamu nan masih mudaKau palang merah remajaKehadiranmu patut ku banggakan

Akibat Ulah SendiriAku lihatKau dulu lebatAku pandangKau dulu menyenangkanAku rasakanKau dulu nyamanKiniSetelah revormasi datangNasibmu semakin meranaMereka ternyata benar-benar kejamTak ada belas kasihanMereka hancurkan nasibmuMereka habisi nasibmuTak mereka sisakan sedikit punBaiklahKekejaman mereka kini kembali padanyaBiarBetapa menyengatnya panasdi siang hariBetapa mudahnya tanah longsor terjadiBanjir melanda sebagian besar negriItulah akibat ulah sendiri

HuescaJiwa di dunia yang hilang jiwaJiwa sayang kenag padamuAdakah derita disisikuBayangan yang membikin tinjauan bekuAngin bangkit ketika senjaIngatkan musim gugur akan tibaAku cemas bisa kehilangan kauDibantu penghabisan ke HuescaPagar penghabisan dari kebanggaan kita

JakartaJakarta Di jalan-jalan rayaDi lorong-lorong gelapKaum jelata tergancetBagai udang di pepesDalam bus-bus kotaDan gubuk-gubuk tanpa cendela

OmbakBetapa aku rindu suaramuSaa kepekatan bayanganWajahmu meleraiKegelisahanDi lautan bahteraKu cacat lukaku

Ladang petaniTersisih jauh diluar kotaMendatar ladang setentang mataDalamnya penuh tanam-tanamanSenang riang pandangan mataDamai aman hati dan sukmaDitengah-tengah tanaman mudaPetani berdiri dengan senangnyaMemandang ladang penuh kekayaanTumbuh-tumbuhan banyak makamnyaMembayangkan datang zaman sentosa

AkuAkuKalau sampai waktukuKu mau tak seorang pun merayuTidak juga kauAku ini bintang jalang Dari kumpulan yang terbuang

Taman Taman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain dalamnya.Bagi kau dan aku cukuplahTaman kembangnya tak berbanding permadanihalus lembut dipijak kaki.Bagi kita bukan halangan.Karenadalam taman punya berduaKau kembang, aku kumbangAku kumbang, kau kembang.Kecil, penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan 'nusia

DoaTuhanku, Dalam termangu, Aku masih menyebut namamu, Biar susah sungguh, mengingat Kau penuh seluruh, cahaya Mu panas suci, tinggal kerdip lilin di kelam sunyi,Tuhanku, aku hilang bentuk, remuk, Tuhanku, aku mengembara di negeri asing, Tuhanku, di pintu Mu aku mengetuk, Aku tidak bisa berpaling.

KasihPada suatu malamKetika seorang ibu duduk di kursi goyangSang anak duduk di lantai merebahkan kepalanya Di pangkuan ibunyaSang ibu mendendangkan lagu jawaIa membelai lembut rambut anaknyaSang anak pun tertidurBermimpilah indah tentang ibunya

Karena Kasih-MuKarena kasihmuEngkau tentukan waktuSehari lima kali kita bertemuAku anginkan rupamuKulebihi sekaliSebelum cuaca menali suteraBerulang-ulang kuintai-intaiTerus-menerus kurasa-rasakanSampai sekarang tiada tercapaiHasrat sukma idaman badan

BangsakuSetiap saat kami berbuat Demi kamiBangsakuTumpah darahkuKami tidak lupaPerjuangan pahlawankuMasa laluDemi kamuOh Tuhan. Tunjukilah kamiPewaris bangsaOh Tuhan, lindungilah zamrud khatulistiwaOh Tuhan Sumsum bangsa

AkuBeginilah hidupkuTanpa ayah tanpa ibuBetapa malang nasibkuDemikianlah duniaku jadi kelabuBercucuran air matakuJika aku mengenang nasibkuTapi ini takdir Tuhan MahatahuKita tak boleh Menyesali

Dari seorang guruApakah yang kupunya, anak-anakkuselain buku-buku dan sedikit ilmusumber pengabdian kepadamu.

Kalau di hari Minggu engkau datang ke rumahkuaku takut anak-anakkukursi-kursi tua yang di sanadan meja tulis sederhanadan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnyasemua padamu akan berceritatentang hidupku di rumah tangga

SepatuEngkau antarkan aku ke sekolahEngkau tak pernah mengaku lelahEngkau lindungi kakikuEngkau tangkis serbuan debu

Keindahansawah menghijau terbentangpepohonan yang rindang menambah keindahanburung-burung terbang dan berkicauanterbang ke awan yang tinggimembawa kesenangan dan kegembiraanhamparan padang rumput nan hijaumemberikan kesejukan dalam jiwaku.

Selamat TinggalAku berkaca

Ini muka penuh lukaSiapa punya?

Kudengar seru menderu-- dalam hatiku? --Apa hanya angin lalu?

Lagu lain pulaMenggelepar tengah malam buta

Ah...!!

Segala menebal, segela mengentalSegala tak kukenalSelamat tinggal...!!

Orang-orang MiskinOrang-orang miskin di jalan,yang tinggal di dalam selokan,yang kalah di dalam pergulatan,yang diledek oleh impian,janganlah mereka ditinggalkan.

Tuhanku Apatah Kekal?Tuhanku , Suka dan riaGelak dan senyumTepuk dan tariSemuanya lenyap, silam sekali.

Gelak bertukarkan dukaSuka bersalinkan ratapKasih beralih cintaCinta membawa wasangka .

Junjunganku apatah kekalApatah tetapApakah tak bersalin rupaApatah baka sepanjang masa .

Bunga layu disinari matahariMakhluk berangkat menepati janjiHijau langit bertukar mendungGelombang reda di tepi pantai.

Selangkan gagak beralih warnaSemerbak cempaka sekali hilangApatah lagi laguan kasihhilang semata tiada ketara .

Tuhanku apatah kekal?

Karangan bungaTiga anak kecilDalam langkah malu-maluDatang ke SalembaSore itu.Ini dari kami bertigaPita hitam pada karangan bungaSebab kami ikut berdukaBagi kakak yang di tembak matisiang tadiIBUMU LAUTIbumu lautyang melepas kapal-kapal tanpa bertanyamengapadan menitipkan doanya pada gemuruh ombaksupaya angin menjadi penunjukagar karang-karang tak tertabrakibumu lautseberapa jauh kau berlayarakan kembali pada pantainya juga

Bukan beta bijak berperiBukan beta bijak berperiPandai mengubah madahan syairBukan bela budak negeriMusti menurut undangan mairSyarat sarat saya mungkiriUntai rangkaian seloka lamaBeta buang beta singkiriSebab laguku menurut sukmaSusah sungguh saya sampaikanDegub-deguban di dalam kalbuLemah laun lagu dengungan

PAHLAWAN TAK DIKENALSepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lengannya memeluk senapang Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

MenyesalPagiku hilang sudah melayangHari mudaku sudah pergiSekarang petang datang membayangBatang usiaku sudah tinggi

Aku lalai dihari pagiBeta lengah dimasa muda

Kini hidup meracun hatiMiskin ilmu , miskin harta

Ah , apa guna aku sesalkanMenyesal tua tiada bergunaHanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkanAtur barisan dipagi hariMenuju kearah padang bakti

PusatSerasa apa hidup yang rebaring matiMemandang musim yang mengandung lukaSerasa apa kisah sebuah dunia terhentiPadaku, tanpa bicara.Diri mengeras dalam kehidupanKehidupan mengeras dalam diriDataran pandang meluaskan padang senjaHidupku dalam tiupan usia.Tinggal seluruh hidup tersekatDalam tangan dan jari-jari iniKata-kata yang bersayap bias menariKata-kata yang pejuang tak mau mati.

TuhanTuhan, tempat aku berteduh, dimana aku mengeluh dengan segala keluh. Tuhan, Tuhan yang maha esa tempat aku memuja dengan segala doa. Aku jauh, Engkau jauh. Aku dekat, Engkau dekat. Hati adalah cermin tempat pahala dan dosa barpadu.

Hanya SatuTimbul niat dalam kalbumuTerban hujan, ungkai badaiTerendam karamRuntuh ripuk tamanmu rampakManusia kecil lintang pukangLari terbang jatuh dudukAir naik tetap terusTumbang bungkar pokok purbaTeriak riuh redam terbelamDalam gegap gempita guruhKilau kilat membelah gelapLidah api menjulang tinggiTerapung naik jung bertudungTempat berteduh nuh kekasihmuBebas lepas lelang lapangDi tengah gelisah, swara sentosa

Dibawah GelombangAlun membawa bidukku perlahanDalam kesunyian malam waktuTidak berpawang tidak bertemanEntah ke mana aku tak tahu

Jauh di atas bintang kemilauSeperti sudah berabad abadDengan damai mereka meninjauKehidupan bumi yang kecil amat

Aku menyanyi dengan suaraSeperti bisikan di daunSuaraku hilang dalam udaraDalam laut yang beralun alunan

TuhanTuhan pelankan lah malam tibaagar kami berdua tidak kehilangan arahjalan yang kami tempuh masih jauhTuhan, sisihkanlah mendung itujika gerimis sakit ibuku kambuhjalan yang kami tempuh masih jauhTuhan berikanlah kekuatanuntuk menempuh hidup inikami tahu derita hari iniadalah bahagia esok hari

Jadilah Kau BungaJadilah kau Bungayang selalu ingin mengembangselalu mekar sepanjang musimtak perduli musim basah atau kemarauJadilah kau Bungayang tumbuh pada setiap hatiyang tegar walau dalam belukartumbuhlah,berkembanglah,di mana pun engkau ditaburkan

Cinta aku Untuk-Mu

Ketika kugoreskan kenangan iniSelembar bianglala gerimisMembentang antara 'kau dan aku

Ketika kunyanyikan puisi iniSeberkas melodi petir merahMenjitak hatiku yang biru

Dan kisah 'kau abadikanCinta kita 'kau lestarikanDalam kata dengan tintaAtas kertas penuh nuansaSahabat,

Cinta-Ku Untuk-Mu....

Berdoaibuku yang telah memelihara dan membesarkan dakudan telah menyekolahkan dakudia satu satu nya untukuyang merawat daku sewaktu kecil aku akan mendoakan ibukukarna dia yang mengayun ngayun daku ketika daku masih kecil dan dia yang membesarkan aku

Rindu DendamAku Mengembara seorang diriAntara bekas majapahitAku bermimpi, terkenang duluDan teringat waktu sekarangO Dewata, pabila gerangAkan kembali kemegahanDan keindahan tanah airku

AngankuDikala perjalanan jauh Sejenak aku berhentiBanya persimpangan dihadapankuEntah arah mana yang harus ku tempuh Ku tengok ke sekelilingkuSepi,Hanya bulan yang syahdu merayuKu tertunduk maluTidak mampu menatap waktu

HitamKau tahu apa ini?Benda hitam dan berlubang-lubangYang ada di tanganku ini?Inilah derita yang kualami setahun belakanganInilah harapan-harapan yang telah menghitamkan ituInilah hatiku yang dengan susah payahKu keluarkan dari badanAgar aku tak lagi tersengat rinduAgar aku lupa cintakuInilah hatiku....

Cinta Yang TerpendamKubiarkan hatiku membisu menekan perasaan cintaKubiarkan kisah ini terpendam karena kau ragaAku tak sungguh-sungguh saat aku telusuri akan arti semua iniKu makin yakin arti cinta suciKasih .....Ku tahu kau tak mencintaikuNamun mengapa kau memberi harapan padakuJalanku masih panjang tuk mencapai masa depan Kasih ....Ku selalu menyayangimu walaupun tak dapat bersamamuKasih....Kesetiaan iu suci Aku tak peduli kau milik siapa!Sebab mencintai itu bukan dosa.

Ketika Ajal MenjelangKetika ajal datang menjelangMalaikat Izroil pun mainkan peranNyawa tercabut tubuh pun meranggangAllah Akbar janjiMu telah datangLidah pun kelu. Bibir pun membiruSeluruh tubuh kaku dan membekuKenikmatan dunia pun berlaluMohon ampunan sudah tak berlakuTiada lagi tempatPertolongan, kecuali amal dan perbuatanSemasa hidup membentang zamanRidho Ilahi yang didambakan.

Perjalanan Hidup KuPerjalanan ku terasa melelahkan Ku duduk bertahan sendiri di siniHidup adalah sebuah perjalananSelalu banyak rintangan yang kuhadapiPerjalanan ini bagaikan roda berputarSuka dan duka terus ku jalani Kuberjalan untuk hidup ku selalu bersabarIngin ku mengerti arti hidup iniKu terus tersenyum melawan kegagalanHidup di bumi sebuah perjuanganKu akan pelajari dari kegagalanHingga lupa kata putus asa

Impian Aku melangkah dan terus melangkah ...Menyusuri jalan yang penuh liku Tanpa tujuan..........Tanpa arah ......Dan tanpa pendampingMencoba menemukan IMPIANYang selama ini ku impikanImpian yang jauh dari bayang-bayangNYATATerwujudkah?Lalu ku putuskan rasa putus asa itu.....Dan bertekat untuk mendapatkan impianDan kini .....Telah ku dapatkan impian itu .....DI DEPAN MATA

Cinta yang TenggelamEntah sejak kapanRasa ini hadir dalam dirikuKau memberi warna dalam jiwakuNamamu teelah tertanam dalam lubuk hatikuPerasaan cemas atas dasar cemburuPerasaan benci atas dasar kesepianPerasaan senang atas dasar kemenenganHanya ini bentuk ungkapan rasaYang dapat kau lihat dalam dirikuTak berani aku ungkap kata cinta padamuKarena kekecewaan masa silamTelah menoreh luka dalam hatikuKini ku hanya dapat membiarkanMemberikan akar cintamu tumbuhSubur dalam jiwaku ......