Tugas Bahasa

21
PERGESERAN BUDAYA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA Penulis : Agus Widodo (1417031005) Aufiyatus Shofwah Mahdiyyah (1417031027) Badzlan Hasbi (1417031029) Lia Apriyana (1417031069) Yogi Prayogo (1417031129) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Bambang Riadi, M.Pd. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ii

description

BADZLAN

Transcript of Tugas Bahasa

PERGESERAN BUDAYADALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

Penulis :Agus Widodo(1417031005)Aufiyatus Shofwah Mahdiyyah(1417031027)Badzlan Hasbi(1417031029)Lia Apriyana(1417031069)Yogi Prayogo(1417031129)

Mata Kuliah: Bahasa IndonesiaDosen: Bambang Riadi, M.Pd.

JURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG2015

KATA PENGANTAR

Atas rancang bangun dan kepastian Allah SWT kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul PERGESERAN BUDAYA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu bidang studi bahasa Indonesia.Diakui dengan penuh kesadaran, bahwa dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekurangan baik dari segi isi, metode, maupun sistematika. Dengan demikian tak ada gading yang tak retak. Karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah yang kami susun.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan mahasiswa lainnya, sehingga memiliki dasar-dasar kependidikan yang lengkap dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa yang dapat membimbing diri sendiri serta orang lain untuk mengembangkan diri yang optimal.

Bandar Lampung, 01 Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan 2BAB II PEMBAHASAN2.1 Pembahasan 3BAB III PENUTUP3.1 Simpulan 63.2 Saran 6DAFTAR PUSTAKA

PERGESERAN BUDAYA DALAM PENGUNAAN BAHASA INDONESIA

ABSTRAK

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia dan menjadi bahasa nasional. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia sehari hari pada kalangan masyarakat umumnya menggunakan bahasa yang salah dan menyimpang. Dan sedikit sekali orang yang menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar. Bahasa Indonesia telah kurang diminati oleh masyarakat itu sendiri sebagai bahasa nasional namun masyarakat Indonesia sendiri terlihat tidak bangga akan bahasa sendiri. Kesalahan ini disebabkan oleh lingkungan dan kebiasaan (budaya) yang salah. Lingkungan sangat mempengaruhi penggunaan bahasa sehari hari dan banyak sekali pengucapan-pengucapan yang salah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang di gunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia ini dapat dilakukan secara lisan, tulisan maupun nyanyian. Adapun beberapa orang yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi melalui bahasa gamblang, bahasa ungkapan maupun perumpamaan, seperti, pantun, puisi, syair, drama, dan sebagainya.Adanya pergeseran budaya pada saat ini menyebabkan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi semakin ditinggalkan. Seperti masuknya penggunaan bahasa suku-suku yang ada dan juga masuknya beberapa budaya dari Negara lain seperti, budaya barat, melayu, dan lain-lain. Masing-masing bahasa tersebut mempunya bahasa dan kaidah yang berbeda. Namun sering kali kita menganggap bahasa tulis atau lisan yang kita gunakan saat ini adalah bahasa baku dan benar. Padahal dalam kaidah bahasa Indonesia bahasa yang baik dan benar mengacu pada kaidah bahasa Indonesia dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).Jika kita melihat pada beberapa kelompok suku dan budaya yang ada dilingkungan Indonesia ini dalam berucap maka akan terlihat perbedaan bahasa yang baku menjadi canggung atau tidak terbiasa lagi untuk mengucapkannya. Ini terlihat jelas dalam penggunaan bahasa di kalangan para remaja yang mulai berkembangnya bahasa di mana bahasa dengan mudahnya di campur adukkan dengan bahasa lain sehingga mempunyai makna yang kurang dalam berbahasa. Maka dari itu kami menyusun makalah yang berjudul Pergeseran Budaya dalam Penggunaan Bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pengalaman kita dalam penggunaan Bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari-hari, dalam penulisan surat resmi serta penulisan karya tulis. Sering kali terjadi kesalahan-kesalahan yang sangat bertentangan dengan kaidah Bahasa Indonesia. Seperti misalnya kesalahan dalam penggunaan kata ganti orang, kata penghubung, kata gabung, kata dengan unsur kombinasi dan sebagainya. Hal ini sangat penting dan wajib untuk diperhatikan. Apabila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan masalah-masalah yang kompleks, dan akhirnya akan semakin menjauh dari kaidah berbahasa yang benar. Jangan sampai kita membiarkan generasi-generasi kita dalam kesalahan berbahasa semacam ini. Oleh karena itu kami mencoba untuk merangkum beberapa kasus yang sering ditemukan sekaligus membahas cara pembenarannya.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui kesalahan berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar di masa mendatang makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kesalahan-kesalahan apa saja yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari supaya dapat diperbaiki dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah yang ada.

II. LANDASAN TEORI

Ada tiga belajar pada tiap diri siswa di mana tiap orang memiliki kecenderungan terhadap salah satunya. Ketiga hal itu adalah visual, auditorium, dan kinestesis.Bahasa tutur mempunyai sifat yang khas yaitu :a. Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung.b. Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, bikin, pergi, biarin.Ciri-ciri bahasa baku yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam:1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.3. Pembicaraan di depan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya. Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan (Bobbi Deporter), 1992).

Bahwa persentuhan bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa telah berlangsung lebih lama dibandingkan persentuhan bahasa Indonesia dengan bahasa daerah lain, yaitu sejak bahasa Indonesia masih dikenal sebagai bahasa Melayu (Soejarwo), 1988 : 56).

Bilingualisme dan multilingualisme sebagai akibat dari kontak bahasa, dapat tampak dalam kasus yang muncul dalam pemakaian bahasa seperti interferensi, integrasi, alih kode, dan campur kode. Interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang sedang digunakan tersebut. Integrasi adalah masuknya unsur bahasa lain ke dalam suatu bahasa yang unsur-unsur dari bahasa lain tersebut, telah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dari bahasa yang menerimanya atau yang dimasukinya. Alih kode yaitu beralihnya penggunaan suatu kode, berupa bahasa atau pun ragam bahasa tertentu, ke dalam kode lain (bahasa atau ragam lain) (Chaer), 2003 : 65).

Kesalahan bahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ucapan atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau kaidah bahasa. Tiba pada satu kesimpulan bahwa terjadi kesalahan merupakan suatu bagian belajar yang tidak terhindarkan. Dengan perkataan lain, guru dan orang tua tidak perlu mengelak atau menghindar dari kesalahan, tetapi justru harus menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh murid dan anak mereka. Kita hendaklah menyadari bahwa orang tidak dapat belajar bahasa tanpa pertama sekali berbuat kesalahan-kesalahan secara sistematis. Di atas telah kita singgung bahwa kesalahan adalah bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku atau kaidah bahasa dari cara berbahasa orang dewasa (Dulay), 1982 : 277).Mungkin saja ada orang yang mengajukan pertanyaan, untuk apa menelaah atau menganalisis kesalahan berbahasa pada para pelajar? Menelaah kesalahan para pelajar, khususnya kesalahan berbahasa, mengandung dua maksud utama, yaitu:1.Untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses belajar bahasa.2.Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para pengembang kurikulum, bagaimana bahasa yang paling sulit diucapkan dan ditulis oleh pelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan mana yang paling sulit atau mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara efektif (Dulay (et al), 1982: 138).

II. PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Di samping bahasa Indonesia, terdapat juga bahasa daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sekaligus bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari.Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar acuan yang digunakan sehari-hari pada bahasa percakapan maupun bahasa tulisan. Mengatur penggunaan bahasa baku merupakan hal yang sangat sulit dikarenakan beberapa faktor yaitu, yang pertama dialek daerah masing-masing yang sangat melekat tiap individu dan yang sekarang berkembang di Indonesia adalah penggunaan bahasa gaul. Sulitnya melepaskan cara berbahasa ini diikuti dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar maka akan sangat sulit bagi pemerintah untuk menegakkannya Undang-Undang Kebahasaan ini dalam masyarakat.Di Indonesia, bahasa mengakibatkan penggunaan bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh bahasa daerah dan bahasa asing , begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh, di masyarakat penutur bahasa Jawa maka penggunaan bahasa Indonesia akan dipengaruhi oleh unsur-unsur bahasa Jawa.Penggunaan unsur-unsur bahasa asing dalam wacana/kalimat bahasa Indonesia sangat berkaitan erat dengan masalah sikap bahasa. Sikap bahasa yang kurang positif, kurang bangga terhadap bahasa Indonesia, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus merasa bangga terhadap bahasa Indonesia.Oleh karena itu, agar tidak mengurangi nilai kebakuan bahasa Indonesia yang digunakannya, unsur-unsur bahasa asing tidak perlu digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia. Langkah yang dapat kita lakukan adalah mencari kesamaan dalam bahasa Indonesia atau menyerap unsur asing itu sesuai dengan kaidah yang berlaku, seperti yang diatur dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.Di era globalisasi bukan menjadi hambatan untuk mencintai bahasanya sendiri. Ternyata di bahasa oleh ahli-ahli bahasa yang terkenal dalam seminar di Jakarta yang membahas. Mencari jalan keluar dari kondisi Departemen Pendidikan Nasional tengah menyusun Rancangan Undang-Undang Kebahasaan. Rancangan itu berfungsi untuk melindungi Undang-Undang penggunaan bahasa Indonesia, terutama dalam situasi formal.Sedangkan, untuk penggunaan bahasa sehari-hari di dalam masyarakat tidak diatur. Bahasa gaul, prokem, slang, dan sebagainya tidak terlalu dipermasalahkan sepanjang tidak dipakai dalam situasi formal. Penggunaan variasi bahasa-bahasa tersebut selalu ada di dalam masyarakat yang berkembang. Penggunaan bahasa itu baru dirisaukan jika digunakan oleh media atau dalam situasi formal.Rancangan Undang-Undang tersebut mempunyai cangkupan yang terkait dalam aspek kenegaraan seperti pembuatan nota kesepakatan, dokumen resmi negara, surat resmi, pidato kenegaraan, pengantar pendidikan, pertemuan formal, nama lembaga pemerintah / swasta, geografi karya ilmiah, nota kesepahaman dalam dan luar negeri.Cakupan lainnya meliputi nama bangunan, kawasan permukiman, informasi petunjuk produk, iklan juga akan diatur menggunakan bahasa Indonesia. Terkecuali yang merupakan lisensi dari luar. Demikian juga dengan papan petunjuk, slogan, petunjuk lalu lintas.Rancangan perundangan itu juga akan mengatur penguasaan bahasa Indonesia bagi orang asing dan pengantar seleksi tenaga kerja (Kompas, 22/8).Bahasa Indonesia itu penting diatur oleh Undang-Undang dikarenakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:1. Bila bahasa Indonesia tidak diatur oleh Undang-Undang, masyarakat akan seenaknya menggunakan bahasa yang mereka anggap itu gaul2. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku harus digunakan pada situasi formalMenurut saya, sanksi-sanksi yang harus diberlakukan oleh Undang-Undang yaitu ada dua jenis di antaranya:1. Sanksi ringan Tidak boleh berbicara selama satu hari Membayar denda sekitar Rp 20.0000.000,002. Sanksi berat hukuman penjara selama 3,5 tahunSebenarnya fungsi utama bahasa adalah sebagai media komunikasi, tetapi selain sebagai media komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaitu : 1. Fungsi ekspresif Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan pengelaman. Contohnya dalam puisi. Pengarang mengekspresikan ide, gagasan dan pengalamannya dengan bahasa yang ditulis per bait yang disebut puisi. 2. Fungsi estetis Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan pesan. Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya sastra. 3. Fungsi informatif Artinya bahasa dapat digunakan untuk menginformasikan sesuatu kepada orang lain. 4. Alat fungsional Artinya bahasa dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian Bahasa Baku Setiap negara mempunyai bahasa resmi masing-masing. Dalam Bahasa Indonesia bahasa resmi itu disebut bahasa baku. Bahasa baku terdiri dari kata-kata yang baku. Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku, didasarkan atas kajian.

III. PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan bab II di atas dalam kajian teori maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah sisi yang mempunyai cacat pada ujaran seseorang yang mana kesalahan tersebut merupakan konversi yang menyimpang dari norma-norma. Sedangkan kesalahan berbahasa Indonesia yang diucapkan ada yang berupa perubahan antara vokal maupun ada penghilangan sebagaimana dalam tabel tersebut.

3.2 Saran

Masalah utama yang kita hadapi dalam budaya pencampuran dua bahasa ini adalah masalah psikologiberpikir bahwa hal seperti itu adalah hal yang keren. Namun pada dasarnya jika kita cermati lebih dalam, bahasa yang seperti itu akan sangat merugikan jika terus dipakai. Karena bahasa yang seperti itu hanya akan bisa dipahami oleh orang tertentu saja. Misal orang atau teman yang sudah biasa memakai bahasa seperti itu. Apabila orang selain itu diajak berkomunikasi dengan bahasa seperti itu, apakah mereka akan paham? Tentu saja tidak akan paham karena itu bukanlah bahasa yang standar digunakan.Maka sebaiknya kita memberikan pengertian kepada paramasyarakat bahwa berkomunikasi dengan bahasa seperti itu adalah sia-sia dan tidak berguna. Karena bukanlah bahasa nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul.2003.Lingustik Umum.Jakarta:PT. Rineka Cipta.Deporter, Bobbi.1992.Quantum Learning.Jakarta:PT. Mizan Publika.Hendry, Guntur dan jago Tarigan.1990.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.Bandung:Angkasa.Soedjarwo.1988.Beginilah Menggunakan Bahasa Indonesia.Jogjakarta:Gajah Mada University Press.Sugono, Dendy,.Dr. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia( KBBI ). Jakarta.ii