Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

download Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

of 4

Transcript of Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

  • 8/14/2019 Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

    1/4

    1. Sifat Mekanik Bahan

    Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik menyatakan

    kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima

    beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan / komponen tersebut.

    Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada sifat

    yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai carayang diperlukan. Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan

    bahan. Baja mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk

    suatu pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik. Untuk

    mengatasi hal itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki

    dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari bahan lain

    seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat

    mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi. Berikut adalah beberapa

    sifat mekanik yang penting untuk diketahui :

    1. Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpamenyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis

    beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan,

    kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.

    2. Kekerasan (hardness), dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan

    terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan

    sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.

    3. Kekenyalan (elasticity), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa

    mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila

    suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Apabila tegangan yangbekerja besarnya tidak melewati batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya

    bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut akan hilang bersama dengan hilangnya

    tegangan yang diberikan. Akan tetapi apabila tegangan yang bekerja telah melewati batas

    kemampuannya, maka sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun

    tegangan yang diberikan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak

    perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai

    terjadi, atau dapat dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan

    bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima bebang yang

    menimbulkan deformasi.

    4. Kekakuan (stiffness), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpamengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal

    kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan.

    5. Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi

    plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi

    bahan yang akan diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling,

    extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan

    yang mampu mengalami deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki

    keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan terjadinya

    deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle).

  • 8/14/2019 Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

    2/4

    6. Ketangguhan (toughness), menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi

    tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya

    energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat

    ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.

    7. Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerimategangan berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan

    elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh

    kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit

    diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.

    8. Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu

    logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi waktu,

    pada saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.

    Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu : Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya

    tetap atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.

    Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar

    berubah ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.

    Kedua cara pembebanan ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda

    terhadap cara pembebanan yang berbeda.

    2. Sifat Thermal Bahan

    Sifat termal bahan adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan suhu. Sifat termal ini

    dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :

    1. Kandungan uap air

    Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap konduktifitas termal.

    Konduktifitas termal yang rendah pada bahan insulasi adalah selaras dengan kandungan udara

    dalam bahan tersebut

    Hubungan antara konduktifitas termal dan kandungan uap air dituangkan dalam persamaan

    sebagai berikut :

    pers (1)

    Dimana Kh = konduktifitas termal pada kandungan uap air h

    Kd = konduktifitas termal dalam keadaan kering

    h = kandungan uap air ( % berat )

    2. Suhu

    Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara umum

    dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu meningkat.

    3. Kepadatan dan porositas

    Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan, apabila pori-pori bahan semakin

    banyak maka konduktifitas termal rendah. Perbedaan konduktifitas termal bahan dengan

    kepadatan yang sama akan tergantung pada perbedaan struktur yang meliputi ukuran, distribusi,

  • 8/14/2019 Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

    3/4

    hubungan pori / lubang.

    Sifat termal bahan dikaitkan dengan perpindahan kalor. Perpindahan kalor ada 2 jenis, yaitu

    1. Keadaan tetap (steady heat flow)

    2. Keadaan berubah (transien heat flow)

    Berikut adalah beberapa sifat konduktifitas termal bahan dan sifat lainnya.

    5. Sifat Elektrik Bahan

    Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut :

    Konduktif jika resistansinya< 105 ohm

    Disini elektron mudah bergerak atau mengalir, jadi netralisasi dapat dilakukan dengan mudah

    dengan cara grounding.

    Contoh : logam dan tubuh manusia

    Insulatif jika resistansinya> 1011 ohm

    Elektron bisa dikatakan tak dapat bergerak, jadi netralisasi hanya mungkin dilakukan dengan

    ionisasi.

    Contoh : plastik dan karet

    Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan apakah muatan listrik mudah ditimbulkan

    pada bahan tersebut jika tidak mudah membangkitkan

    muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai

    anti-statik

    Statik disipatif resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm

    Disini, elektron dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time. Untuk

    mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran tribocharging juga

    perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-statik atau tidak.

    Umumnya bahan yang masuk kategori statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang

    khusus dibuat untuk mempunyai resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif

    tapi diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika

    kadarnya berlebih, bahan juga bisa bersifat konduktif.

    Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan MegaOhmmeter (atau Surface Resistance

    Meter) ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan pengukuran sampai 100 G Ohm

    atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya Electrostatic Voltmeter/

    Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan dengan bantuan

    stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil yang lebih akurat,kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor.

    Jadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya adalah

    dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik

    dilakukan berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat

    dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding dilakukan jika

    elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu dengan

    menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik karena

    tanah/bumi adalah reservoar muatan (sumber muatan yang tak-terhingga). Sebaliknya, untuk

    bahan yang tak dapat mengalirkan muatan, maka tidak ada jalan lain untuk menetralkan muatan

    kecuali

  • 8/14/2019 Tugas Bahan Konstruksi Kimia Ade

    4/4

    memberikan muatan yang berlawanan dari udara. Sebetulnya udara mengandung sejumlah

    molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan suatu benda, tapi netralisasi secara alami

    ini akan berlangsung sangat lama. Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan

    alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ion

    positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda yang akan

    dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan

    bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau larutan yang mengandung air seperti

    IsoPropyl Alcohol (IPA).