Tugas b Indo
-
Upload
eko-roharto -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
description
Transcript of Tugas b Indo
Refly Harun Bantah Habis Pernyataan Margarito Kamis Soal Perbuatan Tercela
14 February 2015
Margarito Kamis (Istimewa)
LINTAS7.COM – JAKARTA – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menentang pernyataan
Margarito yang menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melanggar Undang-Undang
Dasar (UUD) dan telah melakukan sebuah tindakan tercela apabila Komjen Pol Budi Gunawan
(BG) tidak dilantik sebagai Kapolri.
“Saya menantang, darimana bisa disebut perbuatan tercela,” kata Refly, di Kawasan Cikini,
Jakarta Pusat, Sabtu (14/02/15).
Menurut Refly, yang disebut perbuatan tercela itu adalah apabila presiden tetap melantik orang
yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Mana lebih tercela melantik seorang tersangka atau tidak melantik seorang tersangka, saya
dengan tegas mengatakan melantik seorang tersangka itu perbuatan tercela,” tegas Refly.
Jika hal itu dianggap Margarito adalah perbuatan tercela dan telah melanggar UUD yang
dimaksudkan dalam Pasal 7 tentang kualifikasi perbuatan tercela atau impeachment, menurut
Refly, ayat-ayat yang berada didalam isi pasal tersebut adalah seperti zina, judi, minum-
minuman sehingga seorang presiden melakukan tindakan itu (tercela). Jadi, sambungnya, apabila
presiden membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri, itu sah-sah saja.
“Tetapi maksud ayat-ayat itu bukan seperti itu (seperti yang dikatakan Margarito Kamis–red),
maksud tercela itu misalnya ditemukan zina, judi, minum-minuman sehingga seorang presiden
melakukan tindakan itu (tercela). Itu bisa dilakukan pemakzulan karena telah berbuat tercela di
masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, pendapat itu disampaikan Margarito usai menjadi ahli yang dihadirkan dalam
persidangan praperadilan Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu
(11/02/2015).
Margarito menyebut tindakan pelanggaran atas UUD itu terklasifikasi sebagai perbuatan tercela
yang dapat mengarah ke pemakzulan. Tindakan melanggar hukum ini ditransformasi dalam Pasal
7 UUD masuk kualifikasi perbuatan tercela, impeachment.(*)
Sumber:
http://lintas7.com/refly-harun-bantah-habis-pernyataan-margarito-kamis-soal-perbuatan-tercela/
Kalimat Asli
“Saya menantang, darimana bisa disebut perbuatan tercela, mana lebih tercela melantik seorang
tersangka atau tidak melantik seorang tersangka. Saya dengan tegas mengatakan melantik
seorang tersangka itu perbuatan tercela. Jika hal itu dianggap Margarito adalah perbuatan tercela
dan telah melanggar UUD yang dimaksudkan dalam Pasal 7 tentang kualifikasi perbuatan tercela
atau impeachment, adalah seperti zina, judi, minum-minuman sehingga seorang presiden
melakukan tindakan itu. Apabila presiden membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri, itu sah-
sah saja. Tetapi maksud ayat-ayat itu bukan seperti, maksud tercela itu misalnya ditemukan zina,
judi, minum-minuman sehingga seorang presiden melakukan tindakan itu. Itu bisa dilakukan
pemakzulan karena telah berbuat tercela di masyarakat.” kata Refly, di Kawasan Cikini, Jakarta
Pusat, Sabtu (14/02/15).
Kutipan 40%
Rafly menantang pernyataan Margarito Kamis dengan mempertanyakan darimana bisa disebut
perbuatan ( Presiden Joko Widodo apabila batal melantik BG) adalah perbuatan tercela, dia juga
menandaskan bahwa mana yang akan lebih tercela jika ( Presiden Jokowi) melantik seorang
tersangka atau tidak melantik seorang tersangka. Dia justru menegaskan apabila ( Jokowi)
melantik seorang tersangka itulah perbuatan yang tercela . Dia juga menambahkan jika hal itu
dianggap Margarito adalah perbuatan tercela dan telah melanggar UUD yang dimaksudkan
dalam Pasal 7 tentang kualifikasi perbuatan tercela atau impeachment, adalah seperti zina, judi,
minum-minuman sehingga seorang presiden melakukan tindakan itu. Namun apabila presiden
membatalkan pelantikan BG sebagai Kapolri, itu adalah tindakan yang sah-sah saja. Rafly juga
mengatakan mengingat maksud ayat-ayat itu bukan seperti, namun merujuk pada perbuatan zina,
judi, minum-minuman sehingga seorang presiden melakukan tindakan itu. Barulah bisa
dilakukan pemakzulan karena telah berbuat tercela di masyarakat.