Tugas Audin Ke - 4

8
AUDIT SMART (Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends / Pengawasan dan Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren). Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan efektivitas sistem pengendalian internal dan memungkinkan auditor untuk dengan segera mengidentifikasi masalah – masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi- fluktuasi yang tidak normal. Metode ini memiliki empat tahap yaitu: 1. Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan. 2. Pengembangan indikator – indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan. 3. Implementasi 4. Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART. Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada kriteria – kriteria berikut ini: a) Risiko – risiko yang dihadapi organisasi. b) Lingkungan pengendalian (lemah). c) Perubahan atau inisiatif – inisiatif baru. d) Bidang – bidang masalah yang diketahui. e) Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif dari segi biaya. f) Mutu informasi. g) Likuiditas aset / potensi kecurangan. h) Kontrak – kontrak utama. i) Manajemen (kekuatan dan fokus).

description

audit internal

Transcript of Tugas Audin Ke - 4

Page 1: Tugas Audin Ke - 4

AUDIT SMART (Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends /

Pengawasan dan Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren).

Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini

dimaksudkan untuk mencerminkan efektivitas sistem pengendalian internal dan

memungkinkan auditor untuk dengan segera mengidentifikasi masalah – masalah potensial,

tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi- fluktuasi yang tidak normal.

Metode ini memiliki empat tahap yaitu:

1. Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan.

2. Pengembangan indikator – indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan.

3. Implementasi

4. Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART.

Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada

kriteria – kriteria berikut ini:

a) Risiko – risiko yang dihadapi organisasi.

b) Lingkungan pengendalian (lemah).

c) Perubahan atau inisiatif – inisiatif baru.

d) Bidang – bidang masalah yang diketahui.

e) Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif dari

segi biaya.

f) Mutu informasi.

g) Likuiditas aset / potensi kecurangan.

h) Kontrak – kontrak utama.

i) Manajemen (kekuatan dan fokus).

j) Pengawasan aktivitas oleh yang lain.

Indikator – indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan akan, “...fokus pada

sistem, proses organisasi, atau kontrol kunci atas bidang keuangan, operasional, manajerial,

dan teknologi informasi. Karakteristik – karakteristiknya adalah: penuh makna, tepat waktu,

sensitivitas, keandalan, dapat diukur, dan praktis.

Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis

seperti pengamatan periodik, analisis statistik, analisis regresi, dan lain – lain. Prosedur –

prosedur yang mungkin diterapkan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio, atau

persentase. Frekuensi pengukuran harus dilakukan cukup sering untuk memberikan

kewaspadaan awal atas masalah yang terjadi.

Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART mencakup elemen – elemen sbb:

Page 2: Tugas Audin Ke - 4

1. Penugasan aktivitas – aktivitas audit SMART ke masing – masing anggota tim.

2. Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi.

3. Evaluasi produk atas aktivitas audit.

4. Pertimbangan penggunaannya selama proses perencanaan audit tahunan.

Pengukuran Kinerja

Dalam pengukuran kinerja ini, auditor ingin mengukur waktu yang dibutuhkan untuk

memproses suatu transaksi – setiap pengiriman dalam sampel audit. Mereka kemudian akan

membandingkan hasilnya dengan standar. Akhirnya, mereka akan mengevaluasi hasil – hasil

pengukuran mereka dan menentukan apakah temuan – temuan mereka mencerminkan kondisi

yang bagus atau buruk. Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti, auditor mencari unit

pengukuran dan kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksi pekerjaan, arahan

organisasi, anggaran, spesifikasi produk, praktik industri, standar minimum pengendalian

internal, GAAP, kontrak – kontrak, praktik – praktik bisnis yang wajar, atau bahkan dalam

tabel perkalian. Jadi, dengan membandingkan temuan mereka dengan standar, mereka bisa

membuat kesimpulan yang objektif.

Pengembangan Standar

Standar harus sesuai dengan tujuan – tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal – hal

yang bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki

kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien.

Bila tidak ada standar, maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian, untuk

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar dan relevan, mereka

meminta wakil lokal dari Dewan Keamanan Nasional untuk menelaah standar tersebut.

Standar yang sudah divalidasi kemudian dibahas dengan manajemen klien dan diterima.

Auditor kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untuk dibandingkan

dengan hasil pengukuran mereka.

Penggunaan Tolok Ukur

Tolok ukur adalah pemilihan praktik – praktik terbaik yang dilakukan oleh organisasi

– organisasi lainnya atau oleh bagian – bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk

membantu dalam pencapaian tujuan. Pengembangan tolok ukur biasanya merupakan hasil

dari proses belajar.

Page 3: Tugas Audin Ke - 4

Penggunaan tolok ukur dapat digunakan untuk meningkatkan semua tingkatan fungsi

audit internal. Tolok ukur bisa diterapkan ke filosofi dasar hubungan audit internal dengan

organisasi; ke organisasi dari fungsi audit; ke proses perencanaan; termasuk penentuan risiko

dan proses evaluasi diri; ke pekerjaan lapangan, termasuk metode – metode pemeriksaan dan

evaluasi; ke proses pelaporan; dan ke hubungan dengan auditor eksternal dan dewan

komisaris.

Evaluasi

Pengukuran melalui perbandingan dengan standar merupakan satu dari dua tahap

pekerjaan lapangan. Setelah pengukuran dilakukan, auditor internal kemudian harus

mengevaluasi temuan – temuan mereka untuk mencapai pertimbangan profesional. Evaluasi

dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis, dan untuk

menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Konotasi numerik

memungkinkan pengukuran dan evaluasi, dua hal kunci pada pekerjaan lapangan, untuk

menelusuri jejak audit dengan penuh keselarasan. Evaluasi numerik mencerminkan

kemampuan untuk mengubah data mentah menjadi penilaian yang beralasan.

Aspek – Aspek Operasi

Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek

penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal. Contoh yang sederhana, misalkan

auditor sedang memeriksa pengendalian atas operasi pembelian. Termasuk dalam

pengukurannya adalah:

1. Kualitas tentukan apakah pesanan pembelian telah disetujui dengan semestinya

dan mengandung semua spesifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan. Tentukan

apakah perubahan dalam spesifikasi telah diserahkan kepada pemasok.

2. Biaya tentukan apakah daftar para pemasok yang memberi penawaran telah

disetujui oleh penyelia departemen pembelian. Tentukan apakah penawaran

kompetitif digunakan sebisa mungkin.

3. Jadwal tentukan apakah tanggal saat barang dibutuhkan tercantum dalam pesanan

pembelian dan apakah tanggal tersebut sesuai dengan yang diminta oleh organisasi

pengguna. Tentukan apakah pegawai departemen pembelian secara rutin

mengingatkan pemasok untuk agar barang yang dibeli bisa diperoleh tepat waktu.

Page 4: Tugas Audin Ke - 4

Pengujian

Tujuan Umum Pengujian

Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan

memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka. Bagi

auditor internal, pengujian berarti pengukuran hal – hal yang representatif dan perbandingan

hasilnya dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk memberi

auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian audit biasanya mencakup evaluasi

transaksi, catatan, aktivitas, fungsi dan asersi dengan memeriksa semua atau sebagiannya.

Tujuan Khusus Pengujian

Tujuan khusus proses pengujian adalah untuk menentukan:

a) Validitas; yaitu kelayakan, keaslian, kewajaran.

b) Akurasi; yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi.

c) Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku, dan lain – lain.

d) Kompetensi pengendalian; yaitu tingkat kenetralan risiko.

Pengujian harus bertanggung jawab untuk memenuhi satu atau lebih tujuan – tujuan di

atas, tergantung pada arahan, baik implisit atau eksplisit, yang dinyatakan organisasi audit

dalam membuat penugasan proyek audit. Pengujian menentukan apakah sesuatu telah sesuai

apa yang seharusnya.

Merencanakan Pengujian

Seperti halnya bagian – bagian substantif dari proses audit, pengujian harus diawali dengan

perencanaan. Rencana tersebut harus diformalkan dengan dokumentasi dan harus mencakup:

a) Pendefenisian tujuan pengujian.

b) Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan.

c) Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup: keahlian dan disiplin ilmu

yang dimiliki, kualifikasi pengalaman, dan jumlah.

d) Penentuan urutan proses pengujian.

e) Pendefenisian standar atau kriteria.

f) Pendefenisian populasi pengujian.

g) Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan.

h) Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih.

Page 5: Tugas Audin Ke - 4

Pendefinisian Standar Kinerja atau Kriteria

Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya

adalah memberi opini atas transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi

mencerminkan populasi. Jika tujuannya adalah memberi opini atas kecukupan, efektivitas,

dan efisiensi sistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin lebih terbatas.

Metodologi Pengambilan Sampel yang akan Dilakukan

Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit: baik

melalui pertimbangan maupun menggunakan metode statistik. Pemilihan yang paling andal

dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari catatan – caatatan itu sendiri. Dengan cara

ini, auditor memiliki keyakinan yang lebih baik bahwa hal – hal yang dihilangkan dari

dokumen tidak akan dilewatkan.

Teknik – Teknik Pemeriksaan Transaksi – Transaksi atau Proses – Proses Terpilih.

Auditor memeriksa dokumen, transaksi, kondisi, dan proses untuk mendapatkan fakta –

fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Auditor memiliki banyak teknik untuk membantu

mereka mencapai tujuannya. Teknik – teknik tersebut adalah sbb:

1. Mengamati

2. Mengajukan pertanyaan

3. Menganalisis

4. Memverifikasi

5. Menginvestigasi

6. Mengevaluasi

7. Wawancara / kuesioner