Tugas Audin Ke - 4
-
Upload
syamsinar-panjaitan -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
description
Transcript of Tugas Audin Ke - 4
![Page 1: Tugas Audin Ke - 4](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/5695d0c91a28ab9b0293ddd1/html5/thumbnails/1.jpg)
AUDIT SMART (Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends /
Pengawasan dan Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren).
Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini
dimaksudkan untuk mencerminkan efektivitas sistem pengendalian internal dan
memungkinkan auditor untuk dengan segera mengidentifikasi masalah – masalah potensial,
tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi- fluktuasi yang tidak normal.
Metode ini memiliki empat tahap yaitu:
1. Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan.
2. Pengembangan indikator – indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan.
3. Implementasi
4. Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART.
Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada
kriteria – kriteria berikut ini:
a) Risiko – risiko yang dihadapi organisasi.
b) Lingkungan pengendalian (lemah).
c) Perubahan atau inisiatif – inisiatif baru.
d) Bidang – bidang masalah yang diketahui.
e) Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif dari
segi biaya.
f) Mutu informasi.
g) Likuiditas aset / potensi kecurangan.
h) Kontrak – kontrak utama.
i) Manajemen (kekuatan dan fokus).
j) Pengawasan aktivitas oleh yang lain.
Indikator – indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan akan, “...fokus pada
sistem, proses organisasi, atau kontrol kunci atas bidang keuangan, operasional, manajerial,
dan teknologi informasi. Karakteristik – karakteristiknya adalah: penuh makna, tepat waktu,
sensitivitas, keandalan, dapat diukur, dan praktis.
Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis
seperti pengamatan periodik, analisis statistik, analisis regresi, dan lain – lain. Prosedur –
prosedur yang mungkin diterapkan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio, atau
persentase. Frekuensi pengukuran harus dilakukan cukup sering untuk memberikan
kewaspadaan awal atas masalah yang terjadi.
Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART mencakup elemen – elemen sbb:
![Page 2: Tugas Audin Ke - 4](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/5695d0c91a28ab9b0293ddd1/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Penugasan aktivitas – aktivitas audit SMART ke masing – masing anggota tim.
2. Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi.
3. Evaluasi produk atas aktivitas audit.
4. Pertimbangan penggunaannya selama proses perencanaan audit tahunan.
Pengukuran Kinerja
Dalam pengukuran kinerja ini, auditor ingin mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
memproses suatu transaksi – setiap pengiriman dalam sampel audit. Mereka kemudian akan
membandingkan hasilnya dengan standar. Akhirnya, mereka akan mengevaluasi hasil – hasil
pengukuran mereka dan menentukan apakah temuan – temuan mereka mencerminkan kondisi
yang bagus atau buruk. Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti, auditor mencari unit
pengukuran dan kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksi pekerjaan, arahan
organisasi, anggaran, spesifikasi produk, praktik industri, standar minimum pengendalian
internal, GAAP, kontrak – kontrak, praktik – praktik bisnis yang wajar, atau bahkan dalam
tabel perkalian. Jadi, dengan membandingkan temuan mereka dengan standar, mereka bisa
membuat kesimpulan yang objektif.
Pengembangan Standar
Standar harus sesuai dengan tujuan – tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal – hal
yang bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki
kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien.
Bila tidak ada standar, maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian, untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar dan relevan, mereka
meminta wakil lokal dari Dewan Keamanan Nasional untuk menelaah standar tersebut.
Standar yang sudah divalidasi kemudian dibahas dengan manajemen klien dan diterima.
Auditor kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untuk dibandingkan
dengan hasil pengukuran mereka.
Penggunaan Tolok Ukur
Tolok ukur adalah pemilihan praktik – praktik terbaik yang dilakukan oleh organisasi
– organisasi lainnya atau oleh bagian – bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk
membantu dalam pencapaian tujuan. Pengembangan tolok ukur biasanya merupakan hasil
dari proses belajar.
![Page 3: Tugas Audin Ke - 4](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/5695d0c91a28ab9b0293ddd1/html5/thumbnails/3.jpg)
Penggunaan tolok ukur dapat digunakan untuk meningkatkan semua tingkatan fungsi
audit internal. Tolok ukur bisa diterapkan ke filosofi dasar hubungan audit internal dengan
organisasi; ke organisasi dari fungsi audit; ke proses perencanaan; termasuk penentuan risiko
dan proses evaluasi diri; ke pekerjaan lapangan, termasuk metode – metode pemeriksaan dan
evaluasi; ke proses pelaporan; dan ke hubungan dengan auditor eksternal dan dewan
komisaris.
Evaluasi
Pengukuran melalui perbandingan dengan standar merupakan satu dari dua tahap
pekerjaan lapangan. Setelah pengukuran dilakukan, auditor internal kemudian harus
mengevaluasi temuan – temuan mereka untuk mencapai pertimbangan profesional. Evaluasi
dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis, dan untuk
menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Konotasi numerik
memungkinkan pengukuran dan evaluasi, dua hal kunci pada pekerjaan lapangan, untuk
menelusuri jejak audit dengan penuh keselarasan. Evaluasi numerik mencerminkan
kemampuan untuk mengubah data mentah menjadi penilaian yang beralasan.
Aspek – Aspek Operasi
Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga aspek
penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal. Contoh yang sederhana, misalkan
auditor sedang memeriksa pengendalian atas operasi pembelian. Termasuk dalam
pengukurannya adalah:
1. Kualitas tentukan apakah pesanan pembelian telah disetujui dengan semestinya
dan mengandung semua spesifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan. Tentukan
apakah perubahan dalam spesifikasi telah diserahkan kepada pemasok.
2. Biaya tentukan apakah daftar para pemasok yang memberi penawaran telah
disetujui oleh penyelia departemen pembelian. Tentukan apakah penawaran
kompetitif digunakan sebisa mungkin.
3. Jadwal tentukan apakah tanggal saat barang dibutuhkan tercantum dalam pesanan
pembelian dan apakah tanggal tersebut sesuai dengan yang diminta oleh organisasi
pengguna. Tentukan apakah pegawai departemen pembelian secara rutin
mengingatkan pemasok untuk agar barang yang dibeli bisa diperoleh tepat waktu.
![Page 4: Tugas Audin Ke - 4](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/5695d0c91a28ab9b0293ddd1/html5/thumbnails/4.jpg)
Pengujian
Tujuan Umum Pengujian
Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan
memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka. Bagi
auditor internal, pengujian berarti pengukuran hal – hal yang representatif dan perbandingan
hasilnya dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk memberi
auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian audit biasanya mencakup evaluasi
transaksi, catatan, aktivitas, fungsi dan asersi dengan memeriksa semua atau sebagiannya.
Tujuan Khusus Pengujian
Tujuan khusus proses pengujian adalah untuk menentukan:
a) Validitas; yaitu kelayakan, keaslian, kewajaran.
b) Akurasi; yaitu kuantitas, kualitas, klasifikasi.
c) Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku, dan lain – lain.
d) Kompetensi pengendalian; yaitu tingkat kenetralan risiko.
Pengujian harus bertanggung jawab untuk memenuhi satu atau lebih tujuan – tujuan di
atas, tergantung pada arahan, baik implisit atau eksplisit, yang dinyatakan organisasi audit
dalam membuat penugasan proyek audit. Pengujian menentukan apakah sesuatu telah sesuai
apa yang seharusnya.
Merencanakan Pengujian
Seperti halnya bagian – bagian substantif dari proses audit, pengujian harus diawali dengan
perencanaan. Rencana tersebut harus diformalkan dengan dokumentasi dan harus mencakup:
a) Pendefenisian tujuan pengujian.
b) Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan.
c) Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup: keahlian dan disiplin ilmu
yang dimiliki, kualifikasi pengalaman, dan jumlah.
d) Penentuan urutan proses pengujian.
e) Pendefenisian standar atau kriteria.
f) Pendefenisian populasi pengujian.
g) Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan.
h) Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih.
![Page 5: Tugas Audin Ke - 4](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/5695d0c91a28ab9b0293ddd1/html5/thumbnails/5.jpg)
Pendefinisian Standar Kinerja atau Kriteria
Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika tujuannya
adalah memberi opini atas transaksi yang terjadi sejak audit terakhir, total transaksi
mencerminkan populasi. Jika tujuannya adalah memberi opini atas kecukupan, efektivitas,
dan efisiensi sistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin lebih terbatas.
Metodologi Pengambilan Sampel yang akan Dilakukan
Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit: baik
melalui pertimbangan maupun menggunakan metode statistik. Pemilihan yang paling andal
dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari catatan – caatatan itu sendiri. Dengan cara
ini, auditor memiliki keyakinan yang lebih baik bahwa hal – hal yang dihilangkan dari
dokumen tidak akan dilewatkan.
Teknik – Teknik Pemeriksaan Transaksi – Transaksi atau Proses – Proses Terpilih.
Auditor memeriksa dokumen, transaksi, kondisi, dan proses untuk mendapatkan fakta –
fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Auditor memiliki banyak teknik untuk membantu
mereka mencapai tujuannya. Teknik – teknik tersebut adalah sbb:
1. Mengamati
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menganalisis
4. Memverifikasi
5. Menginvestigasi
6. Mengevaluasi
7. Wawancara / kuesioner