Tugas Aok IV

22

Click here to load reader

description

Swapping,Partitioning And Paging

Transcript of Tugas Aok IV

Page 1: Tugas Aok IV

TUGAS AOK IV

SWAPPING,PARTITIONING AND PAGING

Disusun Oleh :

Nama : Vito Adewinata

NIM : 123100034

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” YOGYAKARTA

2012

Page 2: Tugas Aok IV

SWAPPING

Sebuah proses harus berada di dalam memori untuk dapat dieksekusi. Sebuah proses,

bagaimanapun juga, dapat di- swap sementara keluar memori ke sebuah penyimpanan

sementara , dan kemudian dibawa masuk lagi ke memori untuk melanjutkan pengeksekusian.

Sebagai contoh, asumsikan sebuah multiprogramming environment , dengan penjadualan

algoritma penjadualan CPU round-robin . Ketika kuantum habis, pengatur memori akan mulai

men- swap proses yang telah selesai, dan memasukkan proses yang lain ke dalam memori yang

sudah bebas. Sementara di saat yang bersamaan, penjadual CPU akan mengalokasikan waktu

untuk proses lain di dalam memori. Ketika waktu kuantum setiap proses sudah habis, proses

tersebut akan di- swap dengan proses lain. Idealnya, manajer memori , dapat melakukan

swapping proses-proses tersebut dengan cukup cepat sehingga beberapa proses akan selalu

berada di dalam memori dan siap untuk dieksekusi saat penjadual CPU hendak menjadwal CPU.

Lama kuantum pun harus cukup besar sehingga jumlah komputasi yang dilakukan selama terjadi

swap cukup masuk akal.

Variasi dari kebijakan swapping ini, digunakan untuk algoritma penjadualan berbasis prioritas.

Jika proses dengan prioritas lebih tinggi tiba dan meminta layanan, manajer memori dapat men-

swap keluar proses-proses yang prioritasnya rendah, sehingga proses-proses yang prioritasnya

lebih tinggi tersebut dapat dieksekusi. Setelah proses-proses yang memiliki prioritas lebih tinggi

tersebut selesai dieksekusi, proses-proses dengan prioritas rendah dapat di- swap kembali ke

dalam memori dan dilanjutkan eksekusinya. Cara ini disebut juga dengan metode roll out, roll in

.

Pada umumnya, proses yang telah di- swap keluar akan di- swap kembali menempati ruang

memori yang sama dengan yang ditempatinya sebelum proses tersebut keluar dari memori.

Pembatasan ini dinyatakan menurut metode pemberian alamat. Apabila pemberian alamat

dilakukan pada saat waktu pembuatan atau waktu pemanggilan , maka proses tersebut tidak

dapat dipindahkan ke lokasi memori lain. Tetapi apabila pemberian alamat dilakukan pada saat

Page 3: Tugas Aok IV

waktu eksekusi , maka proses tersebut dapat di- swap kembali ke dalam ruang memori yang

berbeda, karena alamat fisiknya dihitung pada saat pengeksekusian .

Swapping membutuhkan sebuah penyimpanan sementara . Penyimpanan sementara pada

umumnya adalah sebuah fast disk , dan harus cukup untuk menampung salinan dari seluruh

gambaran memori untuk semua user , dan harus mendukung akses langsung terhadap gambaran

memori tersebut. Sistem mengatur ready queue yang berisikan semua proses yang gambaran

memori nya berada di memori dan siap untuk dijalankan. Saat sebuah penjadual CPU ingin

menjalankan sebuah proses, ia akan memeriksa apakah proses yang mengantri di ready queue

tersebut sudah berada di dalam memori tersebut atau belum. Apabila belum, penjadual CPU akan

melakukan swap out terhadap proses-proses yang berada di dalam memori sehingga tersedia

tempat untuk memasukkan proses yang hendak dieksekusi tersebut. Setelah itu register

dikembalikan seperti semula dan proses yang diinginkan akan dieksekusi.

Waktu pergantian isi dalam sebuah sistem yang melakukan swapping pada umumnya cukup

tinggi. Untuk mendapatkan gambaran mengenai waktu pergantian isi , akan diilustrasikan sebuah

contoh. Misalkan ada sebuah proses sebesar 1 MB, dan media yang digunakan sebagai

penyimpanan sementara adalah sebuah hard disk dengan kecepatan transfer 5 MBps. Waktu

yang dibutuhkan untuk mentransfer proses 1 MB tersebut dari atau ke dalam memori adalah:

1000 KB / 5000 KBps = 1/5 detik = 200 milidetik

Apabila diasumsikan head seek tidak dibutuhkan dan rata-rata waktu latensi adalah 8 milidetik,

satu proses swapping memakan waktu 208 milidetik. Karena kita harus melakukan proses

swapping sebanyak 2 kali, (memasukkan dan mengeluarkan dari memori), maka keseluruhan

waktu yang dibutuhkan adalah 416 milidetik.

Untuk penggunaan CPU yang efisien, kita menginginkan waktu eksekusi kita relatif panjang

apabila diabndingkan dengan waktu swap kita. Sehingga, misalnya dalam penjuadualan CPU

menggunakan metode round robin , kuantum yang kita tetapkan harus lebih besar dari 416

milidetik.

Page 4: Tugas Aok IV

Bagian utama dari waktu swap adalah waktu transfer. Besar waktu transfer berhubungan

langsung dengan jumlah memori yang di- swap . Jika kita mempunyai sebuah computer dengan

memori utama 128 MB dan sistem operasi memakan tempat 5 MB, besar proses user maksimal

adalah 123 MB. Bagaimanapun juga, proses user pada kenyataannya dapat berukuran jauh lebih

kecil dari angka tersebut. Bahkan terkadang hanya berukuran 1 MB. Proses sebesar 1 MB dapat

di- swap hanya dalam waktu 208 milidetik, jauh lebih cepat dibandingkan men- swap proses

sebesar 123 MB yang akan menghabiskan waktu 24.6 detik. Oleh karena itu, sangatlah berguna

apabila kita mengetahui dengan baik berapa besar memori yang dipakai oleh proses user , bukan

sekedar dengan perkiraan saja. Setelah itu, kita dapat mengurangi besar waktu swap dengan cara

hanya men- swap hanya proses-proses yang benar-benar membutuhkannya. Agar metode ini bisa

dijalankan dengan efektif, user harus menjaga agar sistem selalu memiliki informasi mengenai

perubahan kebutuhan memori. Oleh karena itu, proses yang membutuhkan memori dinamis

harus melakukan pemanggilan sistem (permintaan memori dan pelepasan memori) untuk

memberikan informasi kepada sistem operasi akan perubahan kebutuhan memori.

Swapping dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika kita hendak men- swap suatu proses, kita harus

yakin bahwa proses tersebut siap. Hal yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan proses

tersebut sedang menunggu I/O. Apabila I/O secara asinkron mengakses memori user untuk I/O

buffer , maka proses tersebut tidak dapat di- swap . Bayangkan apabila sebuah operasi I/O berada

dalam antrian karena peralatan I/O-nya sedang sibuk. Kemudian kita hendak mengeluarkan

proses P1 dan memasukkan proses P2. Operasi I/O mungkin akan berusaha untuk memakai

memori yang sekarang seharusnya akan ditempati oleh P2. Cara untuk mengatasi masalah ini

adalah:

1. Hindari men- swap proses yang sedang menunggu I/O.

2. Lakukan eksekusi operasi I/O hanya di buffer sistem operasi.

Hal tersebut akan menjaga agar transfer antara buffer sistem operasi dan proses memori hanya

terjadi saat si proses di- swap in .

Pada masa sekarang ini, proses swapping secara dasar hanya digunakan di sedikit sistem. Hal ini

dikarenakan swapping menghabiskan terlalu banyak waktu swap dan memberikan waktu

Page 5: Tugas Aok IV

eksekusi yang terlalu kecil sebagai solusi dari manajemen memori. Akan tetapi, banyak sistem

yang menggunakan versi modifikasi dari metode swapping ini.

Salah satu sistem operasi yang menggunakan versi modifikasi dari metode swapping ini adalah

UNIX. Swapping berada dalam keadaan non-aktif, sampai apabila ada banyak proses yang

berjalan yang menggunakan cukup besar memori. Swapping akan berhenti lagi apabila jumlah

proses yang berjalan sudah berkurang.

Pada awal pengembangan komputer pribadi, tidak banyak perangkat keras (atau sistem operasi

yang memanfaatkan perangkat keras) yang dapat mengimplementasikan memori manajemen

yang baik, melainkan digunakan untuk menjalankan banyak proses berukuran besar dengan

menggunakan versi modifikasi dari metode swapping . Salah satu contoh yang baik adalah

Microsoft Windows 3.1, yang mendukung eksekusi proses berkesinambungan. Apabila suatu

proses baru hendak dijalankan dan tidak terdapat cukup memori, proses yang lama perlu

dimasukkan ke dalam disk . Sistem operasi ini, bagaimanapun juga, tidak mendukung swapping

secara keseluruhan karena yang lebih berperan menentukan kapan proses swapping akan

dilakukan adalah user dan bukan penjadual CPU. Proses-proses yang sudah dikeluarkan akan

tetap berada di luar memori sampai user memilih proses yang hendak dijalankan. Sistem-sistem

operasi Microsoft selanjutnya, seperti misalnya Windows NT, memanfaatkan fitur Unit

Manajemen Memori.

Sebuah proses, sebagaimana telah diterangkan di atas, harus berada di memori sebelum

dieksekusi. Proses swapping menukarkan sebuah proses keluar dari memori untuk sementara

waktu ke sebuah penyimpanan sementara dengan sebuah proses lain yang sedang membutuhkan

sejumlah alokasi memori untuk dieksekusi. Tempat penyimpanan sementara ini biasanya berupa

sebuah fast disk dengan kapasitas yang dapat menampung semua salinan dari semua gambaran

memori serta menyediakan akses langsung ke gambaran tersebut. Jika eksekusi proses yang

dikeluarkan tadi akan dilanjutkan beberapa saat kemudian, maka ia akan dibawa kembali ke

memori dari tempat penyimpanan sementara tadi.

Bagaimana sistem mengetahui proses mana saja yang akan dieksekusi? Hal ini dapat

dilakukan dengan ready queue. Ready queue berisikan semua proses yang terletak baik di

Page 6: Tugas Aok IV

penyimpanan sementara maupun memori yang siap untuk dieksekusi. Ketika penjadwal CPU

akan mengeksekusi sebuah proses, ia lalu memeriksa apakah proses bersangkutan sudah ada di

memori ataukah masih berada dalam penyimpanan sementara. Jika proses tersebut belum berada

di memori maka proses swapping akan dilakukan seperti yang telah dijelaskan di atas.

Gambar 1.1. Proses Swapping

Pada teknik swapping,terbagi atas :

1.Swap-In

MonitorFence Address

Swap - In

Swap - Out

Swap-Out

Swap-In

frame numberpage number Frame = Page = 2n = 25

Logical Memory Page Table Phiscal Memory

32

5

4

3

2

1

0

2

3

1

4

5

6

1

2

3

4

5

0

Page 7: Tugas Aok IV

Memasukan program dari logical ke physical memori (dari breaking storage ke

memori).

2.Swap-Out

Mengeluarkan program dari memori ke breaking storage karena sudah penuh.

Sebuah contoh untuk menggambarkan teknik swapping ini adalah sebagai berikut:

Algoritma Round-Robin yang digunakan pada multiprogramming environment menggunakan

waktu kuantum (satuan waktu CPU) dalam pengeksekusian proses-prosesnya. Ketika waktu

kuantum berakhir, memory manager akan mengeluarkan (swap out) proses yang telah selesai

menjalani waktu kuantumnya pada suatu saat serta memasukkan (swap in) proses lain ke dalam

memori yang telah bebas tersebut. Pada saat yang bersamaan penjadwal CPU akan

mengalokasikan waktu untuk proses lain dalam memori. Hal yang menjadi perhatian adalah,

waktu kuantum harus cukup lama sehingga waktu penggunaan CPU dapat lebih optimal jika

dibandingkan dengan proses penukaran yang terjadi antara memori dan disk.

Teknik swapping roll out, roll in menggunakan algoritma berbasis prioritas dimana ketika

proses dengan prioritas lebih tinggi tiba maka memory manager akan mengeluarkan proses

dengan prioritas yang lebih rendah serta me-load proses dengan prioritas yang lebih tinggi

tersebut. Saat proses dengan prioritas yang lebih tinggi telah selesai dieksekusi maka proses yang

memiliki prioritas lebih rendah dapat dimasukkan kembali ke dalam memori dan kembali

dieksekusi.

Sebagian besar waktu swapping adalah waktu transfer. Sebagai contoh kita lihat ilustrasi

berikut ini: sebuah proses pengguna memiliki ukuran 5 MB, sedangkan tempat penyimpanan

sementara yang berupa harddiskmemiliki kecepatan transfer data sebesar 20 MB per detiknya.

Maka waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer proses sebesar 5 MB tersebut dari atau ke

dalam memori adalah sebesar 5000 KB / 20000 KBps = 250 ms.

Perhitungan di atas belum termasuk waktu latensi, sehingga jika kita asumsikan waktu

latensi sebesar 2 ms maka waktu swap adalah sebesar 252 ms. Oleh karena terdapat dua kejadian

dimana satu adalah proses pengeluaran sebuah proses dan satu lagi adalah proses pemasukan

proses ke dalam memori, maka total waktu swap menjadi 252 + 252 = 504 ms.

Page 8: Tugas Aok IV

Agar teknik swapping dapat lebih efisien, sebaiknya proses-proses yang di- swap hanyalah

proses-proses yang benar-benar dibutuhkan sehingga dapat mengurangi waktu swap. Oleh

karena itulah, sistem harus selalu mengetahui perubahan apapun yang terjadi pada pemenuhan

kebutuhan terhadap memori. Disinilah sebuah proses memerlukan fungsi system call, yaitu untuk

memberitahukan sistem operasi kapan ia meminta memori dan kapan membebaskan ruang

memori tersebut.

Jika kita hendak melakukan swap, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Kita harus

menghindari menukar proses dengan M/K yang ditunda (asumsinya operasi M/K tersebut juga

sedang mengantri di antrian karena peralatan M/Knya sedang sibuk). Contohnya seperti ini, jika

proses P1dikeluarkan dari memori dan kita hendak memasukkan proses P2, maka operasi M/K

yang juga berada di antrian akan mengambil jatah ruang memori yang dibebaskan P1 tersebut.

Masalah ini dapat diatasi jika kita tidak melakukan swap dengan operasi M/K yang ditunda.

Selain itu, pengeksekusian operasi M/K hendaknya dilakukan pada buffer sistem operasi.

Tiap sistem operasi memiliki versi masing-masing pada teknik swapping yang

digunakannya. Sebagai contoh pada UNIX, swapping pada dasarnya tidak diaktifkan, namun

akan dimulai jika banyak proses yang membutuhkan alokasi memori yang

banyak. Swapping akan dinonaktifkan kembali jika jumlah proses yang dimasukkan berkurang.

Pada sistem operasi Microsoft Windows 3.1, jika sebuah proses baru dimasukkan dan ternyata

tidak ada cukup ruang di memori untuk menampungnya, proses yang lebih dulu ada di memori

akan dipindahkan ke disk. Sistem operasi ini pada dasarnya tidak menerapkan

teknik swapping secara penuh, hal ini disebabkan pengguna lebih berperan dalam menentukan

proses mana yang akan ditukar daripada penjadwal CPU. Dengan ketentuan seperti ini proses-

proses yang telah dikeluarkan tidak akan kembali lagi ke memori hingga pengguna memilih

proses tersebut untuk dijalankan.

Page 9: Tugas Aok IV

PARTITIONING

Partitioning adalah teknik membagi memori menjadi beberapa bagian sesuai dengan

kebutuhan. Sistem operasi akan menempati bagian memori yang tetap.

Gambar 2.1. Proses partitioning

Ada dua cara dalam pempartisian, yaitu :

1. Pemartisian Statis

Pemartisian Statis adalah pemartisian memori menjadi partisi tetap yang mana proses-

proses akan ditempatkan pada memori yang telah dipartisi tersebut.

Berdasarkan ukuran dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Pemartisian dengan partisi berukuran sama

yaitu teknik pemartisian dengan cara pembagian memori dengan besar kapasitas yang

sama semua. Namun kalemahannya adalah

Page 10: Tugas Aok IV

Bila program berukuran lebih besar dibanding partisi yang tersedia, maka tidak

dapat dimuatkan dan dijalankan. Pemrogram harus mempersiapkan overlay. Overlay adalah

program dipecah menjadi bagian-bagian yang dapat dimuat ke memori. Sehingga hanya bagian

program yang benar-benar dieksekusi yang dimasukkan ke memori utama dan saling bergantian.

Untuk overlay diperlukan sistem operasi yang mendukung swapping.

Bila program lebih kecil daripada ukuran partisi yang tersedia, maka akan ada

ruang yang tak dipakai, yang disebut fragmentasi internal atau pemborosan memori. Kelemahan

ini dapat dikurangi dengan membuat partisi tetap dengan ukuran yang berbeda.

Fragmentasi adalah pemborosan memori yang terjadi pada setiap organisasi penyimpanan.

Fragmentasi internal : proses tidak mengisi penuh partisi yang telah ditetapkan

untuk proses

Fragmentasi eksternal : partisi tidak dapat digunakan karena ukuran partisi lebih

kecil dibanding ukuran proses yang menunggu di antrian.

b. Pemartisian dengan partisi berukuran berbeda

yaitu teknik pemartisian dengan cara pembagian memori dengan besar kapasitas yang

berbeda-beda.

2. Pemartisian Dinamis

Dengan menggunkan partisi statis menyebabkan memori terlalu banyak diboroskan

dengan proses-proses yang lebih kecil dibanding partisi yang ditempatinya. Namun apabila

menggunakanpartisi dinamis maka jumlah, lokasi, dan ukuran proses di memori dapat beragam

sepanjang waktu secara dinamis. proses yang akan masuk ke memori segera dibuatkan partisi

untuknya sesuai kebutuhannya. Teknik ini meningkatkan utilitas memori.

Kelemahan partisi dimanis adalah dapat terjadi lubang-lubang kecil memori di antara

partisi-partisi yang dipakai merumitkan alokasi dan dealokasi memori.

Page 11: Tugas Aok IV

PAGING

Paging adalah suatu metode yang mengizinkan alamat logika proses untuk dipetakan ke

alamat fisik memori yang tidak berurutan, yaitu sebagai solusi dari masalah fragmentasi ekstern.

Metode dasar dari paging adalah dengan memecah memori fisik menjadi blok-blok yang

berukuran tertentu (frame) dan memecah memori logika menjadi blok-blok yang berukuran

sama (page). Penerjemahan alamat virtual ke alamat fisik dilakukan oleh page table melalui

perantara Memory Management Unit (MMU).

Paging menjamin keamanan data di memori saat suatu proses sedang berjalan. Proteksi

memori dapat diterapkan pada sistem paging dengan meletakkan bit proteksi pada setiap frame.

Setiap sistem operasi mengimplementasikan paging dengan caranya masing-masing.

Hierarchical paging dan hashed page table merupakan metode yang umum digunakan karena

bisa menghemat ruang memori yang dibutuhkan.

Hal-hal penting dalam Paging

Tidak ada fragmentasi eksternal

User melihat ruang memori sebagai suatukesatuan

Meningkatkan waktu context-switch

Kebanyakan dukungan paging terdapatpada hardware

Ukuran page: besar?kecil?

Ilustrasi konsep paging

Page 12: Tugas Aok IV

Contoh Paging Sederhana

Keuntungan dan kerugian Paging adalah:

1.      Jika kita membuat ukuran dari masing-masing halaman menjadi lebih besar.

Page 13: Tugas Aok IV

•  Keuntungan. Akses memori akan relatif lebih cepat.

•  Kerugian. Kemungkinan terjadinya fragmentasi intern sangat besar.

2.      Jika kita membuat ukuran dari masing-masing halaman menjadi lebih kecil.

•  Keuntungan. Kemungkinan terjadinya internal Framentasi akan menjadi lebih kecil.

•  Kerugian. Akses memori akan relatif lebih lambat.

Keuntungan  lainnya  dari  paging  adalah,  konsep memori  virtual bisa  diterapkan

dengan menuliskan halaman ke disk, dan pembacaan halaman dari disk ketika

dibutuhkan. Hal ini dikarenakan jarangnya pengunaan kode-kode dan data suatu program secara

keseluruhan pada suatu waktu.  Kerugian  lainnya dari paging adalah, paging  tidak bisa

diterapkan untuk beberapa prosesor  tua atau kecil (dalam keluarga Intel x86, sebagai

contoh, hanya 80386 dan di atasnya yang punya MMU, yang bisa diterapkan paging). Hal ini

dikarenakan paging membutuhkan MMU (Memory Management Unit).

SISTEM PAGING

Sistem Paging Adalah sistem manajemen pada sistem operasi dalam mengatur program

yang sedang berjalan. Program yang berjalan harus dimuat di memori utama. Kendala yang

terjadi apabila suatu program lebih besar dibandingkan dengan memori utama yang tersedia.

Untuk mengatasi hal tersebut Sistem Paging mempunyai 2 solusi, yaitu:

a. Konsep Overlay

Dimana program yang dijalankan dipecah menjadi beberapa bagian yang dapat dimuat

memori (overlay). Overlay yang belum diperlukan pada saat program berjalan (tidak sedang di

eksekusi) disimpan di disk, dimana nantinya overlay tersebut akan dimuat ke memori begitu

diperlukan dalam eksekusinya.

b. Konsep Memori Maya (virtual Memory)

Adalah kemampuan mengalamati ruang memori melebihi memori utama yang tersedia.

Konsep ini pertama kali dikemukakan Fotheringham pada tahun 1961 untuk sistem komputer

Atlas di Universitas Manchester, Inggris.

Gagasan Memori Maya adalah ukuran gabungan program, data dan stack melampaui

jumlah memori fisik yang tersedia. Sistem operasi menyimpan bagian-bagian proses yang sedang

digunakan di memori utama dan sisanya di disk. Begitu bagian di disk diperlukan maka bagian

memori yang tidak diperlukan disingkirkan dan diganti bagian disk yang diperlukan. Didalam

Page 14: Tugas Aok IV

menejemen memori dengan system partisi statis dan system dinamis sudah dapat menyelesaikan

masalah menejemen memori didalam banyak hal, tetapi masih memiliki kekurangan atau

keterbatasan di dalam pengakses. Dimana keterbatasan akses hanya sebatas addres memori yang

ada secara fisik ( memori nyata ).

Misalnya memori 64 MB maka addres maksimum yang dapat diakses hanya sebesar 64

MB saja. Pada hal banyak program yang akan diakses yang melebihi 64 MB. Untuk mengatasi

hal tersebut agar kemampuan akses lebih besar lagi maka dibentuklah memori maya ( yang

pertama sekali di kemukakan oleh Fotheringham pada tahun 1961 untuk system komputer Atlas

di Universitas Manchester, Inggris).

Dengan memori maya program yang besar tadi akan dapat diterapkan pada memori kecil

saja, misalnya program 500 MB dapat ditempatkan secara maya di memori 64 MB. Untuk

mengimplementasikan memori maya tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara :

Sistem Paging

Sistem Segmentasi

Sistem kombinasi Paging dan Segmentasi

Memori system Paging

Untuk menginplementasikan addres maya yang besar ke dalam memori yang kecil

diperlukan index register, base register, segment register dan MMU ( Memory Menegement

Unit ).

Pemetaan Memori Sistem Paging

Sistem kinerja komputer akan menerjemahkan alamat maya menjadi alamat fisik. Dengan

kata lain dalam system memori maya alamat memori tidak langsung di tuliskan ke BUS tetapi

terlebih dahulu dimasukkan ke MMU untuk diterjemahkan. Ada dua kemungkinan keluaran

MMU yaitu :

Alamat yang dicari ada dimemori nyata, maka proses dapat langsung dikerjakan.

Alamat yang dicari tidak ada didalam memori nyata, maka MMU mengeluarkan

page fault, yaitu permintaan alokasi memori untuk proses itu.

MMU mempunyai fungsi untuk memetakan memori maya ke memori fisik. Apabila

alamat memori yang dipetakan tidak tersedia di memori fisik, MMU menertibkan exception

page fault yang melewatkan ke system operasi untuk menengani.

Page 15: Tugas Aok IV

Gambar memperlihatkan Implementasi pemetaan memori system paging.

Gambar 1. Implementasi Pemetaan Memori sistem paging

Apabila exception page fault meminta alokasi memori akan ditangani oleh system

operasi yaitu memilih partisi yang telah selesai diakses dan kemungkinan proses ini akan

digunakan lagi, dalam waktu yang lama lagi. Jika sudah dipilih maka program akan

dikosongkan dari memori dan selanjutnya program yang alamatnya yang diminta akan

dimasukkan ke memori.

Proses Pemetaan Pada MMU

Dibawah ini adalah suatu proses pemetaaan memori yang terjadi pada MMU. Alamat

maya terdiri dari bagian nomor page dan offset. Alamat ini dicarikan didalam tabel page, bila

ketemu maka MMU mengeluarkan page frame ( register alamat fisik ).Register alamat fisik

terdiri darei nomor page dan offset, dimana nomor page frame lebih sedikit dari nomor page.

Apabila alamat tersebut tidak ada pada tabel page maka MMU mengeluarkan page

fault.