Tugas Anto - Pelayanan
-
Upload
haikal-richal-lasandara-malaka -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Tugas Anto - Pelayanan
Tugas Makalah :
KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN UMUM
OLEH :
...............G2.................
KELAS ............
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNANPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEOTAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah tuntutan reformasi dan arus komunikasi global diiringi dengan
meningkatnya Era Globalisasi pada saat ini ditandai dengan adanya kemajuan
teknologi khususnya dibidang informasi, komunikasi, dan transportasi
berpengaruh pada konsekuensi logis berupa perubahan yang nyata dalam tatanan
kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya di masyarakat yang mencakup
wilayah regional, nasional maupun global. Pada kenyataannya, pemahaman
masyarakat mengenai hak sebagai Warga Negara pun meningkat, hal tersebut
dapat kita lihat bersama melalui fakta yang terjadi dilingkup masyarakat, yakni
semakin kritisnya masyarakat dalam menyikapi fenomena penyelenggaraan
pemerintahan dan masyarakat.
Untuk menyikapi tuntutan masyarakat tersebut perlu mendapatkan
perhatian khusus dari semua kalangan yang terlibat dalam kegiatan pelayanan
terhadap masyarakat, hal tersebut akan menjadi sebuah tantangan dalam
menghadapi Era Globalisasi yang sangat memerlukan bermacam keahlian, baik
keahlian menajerial maupun ketrampilan teknis serta kemampuan dan kemauan
kepemimpinan yang dengan orientasi mengutamakan kepentingan warga
masyarakatnya. Untuk mewujudkan visi pelayanan tersebut ditetapkan pula salah
satu misi yakni perwujudan aparatur yang berfungsi melayani masyarakat secara
professional, berdaya guna, produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Oleh karena itu tuntutan masyarakat terhadap fungsi pelayanan ini
sangatlah besar. Fungsi pelayanan ini tidak sepenuhnya harus diemban oleh
pemerintah, namun hal ini juga perlu mendapatkan dukungan dari warga
masyarakat selaku penerima pelayanan umum agar kualitas pelayanan umum
dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Semakin besarnya tuntutan masyarakat, pemerintah pusat dan daerah
beserta seluruh aparatur dan jajarannya dituntut untuk melakukan perubahan
dalam berbagai sektor. Dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan oleh aparat kepada
masyarakat, mengingat ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan aparat pada
saat ini. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak
dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan
oleh masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan
masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan
citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama
pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan tersebut dapat terwujud apabila pelayanan yang
diberikan oleh aparat kepada masyarakat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Salah satu upaya yang dilakukan dalam
mewujudkan dan meningkatkan kualitas pelayanan dapat dimulai dari aparat itu
sendiri sebagai pemberi pelayanan dengan upaya meningkatkan kinerja. Faktor
yang paling berpengaruh terhadap kinerja aparat adalah kepemimpinan. Kebijakan
pendayagunaan aparatur negara dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
harus dilaksanakan secara konsisten dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat, sehingga pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat
selalu diberikan secara cepat, tepat, murah, terbuka, sederhana, dan mudah
dilaksanakan serta tidak diskriminatif. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara
terus-menerus dan berkelanjutan oleh semua jajaran aparatur negara pada semua
tingkatan. Hal ini dilakukan agar peningkatan kualitas pelayanan dapat optimal.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Dengan adanya
kebijakan tersebut diharapkan agar masyarakat dapat menerima pelayanan umum
secara optimal. Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat dimaksudkan
sebagai acuan bagi Unit Pelayanan Instansi pemerintah dalam menyusun indeks
kepuasan masyarakat, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit
pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat,
Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja
pelayanan unit yang bersangkutan.
Kecamatan merupakan perangkat daerah Kabupaten atau Kota yang
dipimpin oleh seorang camat. Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003 Pasal 12 ayat (1) Tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah yang menyebutkan bahwa “Kecamatan merupakan
perangkat daerah Kabupaten/Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu,
dipimpin oleh Camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota”. Di dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 126 ayat (2) disebutkan pula bahwa “
Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian
urusan otonomi”.
Kecamatan sebagai perangkat daerah otonom mempunyai kewajiban
dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Sesuai dengan
pendapat dari Sadu Wasistiono (2002:22) yang menyatakan bahwa :
“Berkaitan dengan perubahan misi, maka akan terjadi pula perubahan visi organisasi pemerintah. Pemerintah akan menjalankan manajemen mendekati masyarakat (close to the customer). Hal ini membawa konsekuensi logis akan perlunya delegasi kewenangan dari pusat kepada unit-unit bawahannya yang langsung melayani masyarakat”.
Pendapat tersebut akan membawa perubahan kepada organisasi
pemerintah dalam hal ini organisasi kecamatan untuk lebih mempermudah,
menyederhanakan dan tidak mempersulit masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan. Pelayanan merupakan segala kegiatan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan itu sendiri sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kecamatan sebagai suatu organisasi pemerintah merupakan suatu tempat
atau wahana proses kegiatan aparat yang memiliki tujuan organisasi bukan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk melayani kepentingan masyarakat. Sadu
Wasistiono (2002:85) menyatakan bahwa “Sebagai unsur lini kewilayahan, Camat
menjalankan tugas pokok sebagai unsur lini yaitu to do, to act, artinya kegiatan
Camat beserta jajarannya bersifat operasional, memberikan pelayanan langsung
kepada masyarakat”.
Selain itu untuk mewujudkan sosok aparat yang berkualitas dan daya saing
yang tinggi sebagai aparatur, camat memiliki wewenang untuk melakukan
pembinaan terhadap bawahannya. Untuk dapat menciptakan aparat yang
berkualitas dalam memberikan pelayanan publik juga harus diperkuat oleh
mekanisme kerja yang adil dan memberikan kesempatan kepada masing-masing
pihak untuk berkompetisi. Mekanisme reward dan punishment bisa dijadikan
alternatif pemacu kinerja aparat.
Camat yang dalam hal ini berfungsi sebagai seorang pemimpin dalam
organisasi kecamatan hendaknya mampu untuk mengarahkan bawahannya dalam
rangka memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Tingkat
kepuasan masyarakat dapat diukur melalui
baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah kecamatan kepada
masyarakat dalam memberikan pelayanan.
Hal tersebut tidak dapat kita pungkiri bahwa pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah kecamatan belum mendapatkan penilaian yang baik dari
masyarakat. Pelayanan yang diberikan oleh aparat kecamatan terkenal lambat,
berbelit-belit, dan mahal. Masyarakat mengkonotasikan pelayanan yang diberikan
oleh aparat kecamatan belum maksimal dan bahkan dapat dikatakan tidak
berkualitas.
Dengan melihat kenyataan yang demikian sangatlah dibutuhkan adanya
peran camat sebagai pimpinan untuk dapat memberdayakan, mengarahkan dan
menggerakkan seluruh aparat pemerintah kecamatan agar dapat bekerja secara
maksimal, disiplin dan bertanggung jawab serta profesional terhadap tugasnya
sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh aparat
kecamatan.
Melihat penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh
kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi tersebut. Seorang pimpinan dalam
organisasi mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
Berkaitan dengan kepemimpinan, camat berfungsi sebagai pimpinan
dalam organisasi kecamatan mempunyai peran yang sangat penting dalam
memimpin dan menggerakkan seluruh aparat kecamatan untuk mewujudkan
pelayanan yang optimal. Sebagai seorang camat yang memimpin sebuah
organisasi kecamatan harus memiliki skill yang mampu memberdayakan dan
menggerakkan bawahannya, akan tetapi hal itu tidak terlepas dari peran aktif
seluruh aparat kecamatan yang berdedikasi tinggi dengan tingkat disiplin yang
tinggi pula.
Peranan camat dalam meningkatkan kualitas pelayanan diharapkan
mampu memperbaiki citra dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
sebagai public service. Untuk mewujudkan itu perlu adanya peningkatan disiplin,
motivasi dan kualitas sumber daya aparat kecamatan. Dengan teknik
kepemimpinan yang baik dan benar hal itu akan dapat dilakukan dan diwujudkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelayanan merupakan segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peratiran perundang-
undangan. Unit pelayanan adalah unit kerja ataupun kantor pelayanan pada
instansi pemerintah termasuk BUMN/BUMD, yang secara langsung maupun tidak
langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan umum
merupakan jenis pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi ataupun lembaga lain
yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi pada laba.
Pelayanan tersebut menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003 disebut pelayanan publik.
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63
Tahun 2003 tersebut dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan publik
berpedoman pada asas transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif,
kesamaan hak, serta keseimbangan antara hak dan kewajiban. Pada prinsipnya
pelayanan publik ini adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan publik itu sendiri harus berpedoman pada
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003, antara lain kesederhanaan, kejelasan,
kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana
prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan, keramahan, dan
kenyamanan.
Mengingat bahwa pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur pemerintah
perlu terus ditingkatkan untuk mencapai kualitas yang diharapkan, maka
Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara menetapkan kebijakan tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap unit
pelayanan instansi pemerintah Nomor 25 Tahun 2004. Dengan adanya ketentuan
ini, diharapkan aparatur pemerintah lebih meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat.
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam
Keputusan Men.PAN Nomor 63 Tahun 2003, yang kemudian dikembangkan
menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliabel, sebagai unsur minimal yang
harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai
berikut :
1) Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2) Persyaratan pelayanan
Persyaratan pelayanan yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3) Kejelasan petugas pelayanan
Kejelasan petugas pelayanan yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung
jawab).
4) Kedisiplinan petugas pelayanan
Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu Kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
5) Tanggung jawab petugas pelayanan
Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6) Kemampuan petugas pelayanan
Kemampuan petugas pelayanan yaitu Tingkat keahlian dan ketrampilan yang
dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat.
7) Kecepatan pelayanan
Kecepatan pelayanan yaitu Target waktu pelayanan dapat disesuaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8) Keadilan mendapatkan pelayanan
Keadilan mendapatkan pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat.
9) Kesopanan dan keramahan petugas
Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta
saling menghargai dan menghormati.
10) Kewajaran biaya pelayanan
Kewajaran biaya pelayanan yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11) Kepastian biaya pelayanan
Kepastian biaya pelayanan yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan.
12) Kepastian jadwal pelayanan
Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13) Kenyamanan lingkungan
Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan.
14) Keamanan pelayanan
Keamanan lingkungan yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Sebagai unsur lini kewilayahan camat beserta jajarannya melaksanakan
pelayanan langsung kepada masyarakat. Dalam kegiatannya meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat, dalam hal ini Camat sebagai pimpinan
dari organsasi pemerintah di tingkat kecamatan harus memiliki teknik-teknik
kepemimpinan agar tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. Teknik
kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai cara bertindak seorang pemimpin
dengan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan psikis untuk mewujudkan
tujuannya.
Pamudji berpendapat mengenai teknik-teknik kepemimpinan adalah
sebagai berikut :
1. Human relation
Menurut Pamudji (1995:116) “teknik human relation merupakan proses atau
rangkaian kegiatan memotivasi orang, yaitu keseluruhan proses pemberian
motif (dorongan) agar orang mau bergerak”. Sudarwan Danim (2004:17)
menyatakan bahwa “motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional
dalam bekerja meliputi motivasi positif dan motivasi negatif”, adapun jenis
motivasi positif antara lain berupa imbalan yang menarik, informasi tentang
pekerjaan, perhatian atasan kepada bawahan (dapat berbentuk penghargaan),
kondisi kerja, serta pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
(dapat melalui pendidikan dan latihan), sedangkan motivasi negatif timbul
karena rasa takut seperti pemberian sanksi kepada yang melanggarnya. Dalam
membahas indikator human relation sub indikator yang penulis gunakan
sesuai dengan pendapat Sudarwan Danim, yaitu mengenai :
a. Penghargaan
Salah satu yang dapat dilakukan oleh seorang Camat dalam rangka
memotivasi kerja aparat kecamatan adalah dengan cara pemberian
penghargaan bagi aparat kecamatan yang berprestasi.
b. Pemberian sanksi
Dalam rangka pemberian sanksi disiplin merupakan salah satu aspek yang
penting dalam meningkatkan produktivitas aparat dalam melaksanakan
segala tugas kerjanya termasuk pelayanan terhadap masyarakat. Semakin
tinggi disiplin aparat maka produktivitasnya akan semakin tinggi pula.
Untuk menumbuhkan semangat kerja aparat, selain memberikan
penghargaan terhadap aparat yang benar-benar berprestasi camat juga
memberikan tindakan berupa teguran dan sanksi terhadap aparatnya yang
melakukan tindakan pelanggaran disiplin dan pelanggaran terhadap segala
peraturan yang telah ditetapkan.
c. Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan latihan
Dalam rangka mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya,
maka diadakan pendidikan dan pelatihan serta latihan-latihan jabatan bagi
Pegawai Negeri Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian,
kualitas, keahlian, kemampuan dan ketrampilan terutama dalam hal ini
adalah kualitas pelayanan. Camat memberikan kesempatan kepada aparat
untuk mengikuti pendidikan dan latihan jabatan Pegawai Negeri Sipil dan
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kursus. Hal ini dilakukan
oleh camat dengan tujuan untuk memotivasi kinerja aparat.
2. Keteladanan
Keteladanan merupakan hal-hal yang dapat ditiru dan dicontoh. Bagi
masyarakat Indonesia dewasa ini teknik keteladanan sangat cocok karena
masyarakat Indonesia masih berorientasi keatas.
3. Pemberian perintah
Pemberian perintah merupakan suatu kegiatan menyuruh orang lain untuk
melakukan sesuatu. Perintah dalam hal ini menunjukkan adanya hubungan
subordinatif, yaitu hubungan antara atasan (Camat) dan bawahan.
4. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain, dimana komunikasi dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam suatu organisasi peranan komunikasi sangatlah
besar, karena komunikasi merupakan suatu wahana penyampaian informasi
yang diperlukan oleh berbagai pihak untuk memperlancar jalannya proses
pengambilan keputusan.
5. Penyediaan fasilitas
Penyediaan fasilitas sangat diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan–
kegiatan organisasi. Untuk itu diperlukan fasilitas-fasilitas atau sarana dan
prasarana yang mendukung, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi perlengkapan
maupun tempat kerja.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
teknik kepemimpinan yang digunakan oleh Camat dalam meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh aparat dapat dilakukan melalui teknik human
relation yang meliputi penghargaan, pemberian sanksi serta kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan dan latihan; keteladanan; teknik persuasi; teknik
komunikasi dan teknik penyediaan fasilitas.
3.2. Saran
Adapun saran adalah sebagai berikut :
1. Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang harus menjadi perhatian
utama adalah :
a. Camat hendaknya lebih serius dalam meningkatkan sumber daya atau
kemampuan aparatnya melalui pemberian kesempatan kepada aparatnya
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, mengikut
sertakan para aparatnya dalam berbagai pendidikan dan latihan (Diklat)
untuk menambah wawasan serta pendidikan nonformal lainnya untuk
menambah keterampilan para aparatnya.
b. Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana penunjang bagi pelayanan
kepada masyarakat dan mengadakan perbaikan kembali apabila ada
kerusakan.
2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum terhadap masyarakat, maka
pemerintah kecamatan harus memperhatikan prosedur pelayanan, waktu
pelayanan sampai pada biaya pelayanan. Prosedur pelayanan hendaknya yang
lebih sederhana agar tidak membutuhkan banyak waktu dan tidak berbelit-
belit serta biaya yang dibebankan kepada masyarakat untuk pelayanan
tersebut terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Pamudji, S., 1995, Kepemimpinan Pemerintahan Di Indonesia, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Wasistiono, Sadu, 2001, Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah, Alqaprint, Jatinangor.
, 2001, Esensi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, Alqaprint, Jatinangor.
, 2002, Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Fokus Media, Bandung.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.