TUGAS AKHIR STUDI ANALISA DISTRIBUSI JARINGAN PIPA ...
Transcript of TUGAS AKHIR STUDI ANALISA DISTRIBUSI JARINGAN PIPA ...
i
TUGAS AKHIR
STUDI ANALISA DISTRIBUSI JARINGAN PIPA PELAYANAN AIR
BERSIH DI PDAM KOTA PANGKAJENE
Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana S1
pada Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
MEGAHWATI DOLOHAE
D121 13 016
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERISTAS HASANUDDIN
GOWA
2018
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillah. Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua
sehingga penulis dapat merampungkan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademik
menjadi Sarjana Teknik (S1) pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
Adapun judul tugas akhir ini adalah :
” STUDI ANALISA DISTRIBUSI JARINGAN PIPA PELAYANAN AIR BERSIH
DI PDAM KOTA PANGKAJENE”
Kami menyadari bahwa terwujudnya tugas akhir ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha,M.T. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
2. Ibu Dr.Eng.Muralia Hustim, S.T.,M.T selaku Ketua Departemen Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr.Eng.Bambang Bakri,S.T.,M.T. sebagai pembimbing I dan
Bapak Silman Pongmanda,S.T.,M.T sebagai pempimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan selama
penyusunan tugas akhir ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
5. Seluruh Staf Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
6. Pihak yang terkait dengan data tugas akhir saya, khususnya PDAM
Kabupaten Pangkep dalam hal ini mantan PJS.Direktur Utama PDAM
Pangkep Bapak Dolohae yang telah memberikan banyak kemudahan
dalam pengambilan data dan pengarahan selama penelitian berlangsung.
7. Teman-teman dan sahabat se-Fakultas Teknik khususnya Teknik
Lingkungan angkatan 2013.
iv
8. Teristimewa kepada keempat orang tua saya dalam hal ini orang tua dan
mertua yang tak pernah lelah memberi perhatian, pengertian dan kasih
sayang serta dorongan moral dan material. Terkhusus lagi kepada keluarga
kecil saya yakni suami dan anak tercinta yang selalu menemani saya saat
menjalani proses penyelesaian tugas akhir ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangatlah kami harapkan sebagai bahan masukan demi
kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhirnya kami harapkan semoga tugas akhir ini dapat memberikan
manfaat.
Makassar, 23 November 2018
Penulis
v
ABSTRAK
MEGAHWATI DOLOHAE, Studi Analisa Distribusi Jaringan Pipa Pelayanan
Air Bersih di PDAM Kota Pangkajene (Dibimbing oleh Bambang Bakri dan
Silman Pongmanda
Jaringan pipa distribusi merupakan hal penting dalam pelayanan air bersih yang
harus diperhatikan oleh PDAM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan
air bersih, serta head dan velocity pada jaringan pipa distribusi pelayanan air bersih di
PDAM Kota Pangkajene tahun 2016 sampai 2036. Metode penelitian ini merupakan
deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data dengan cara wawancara dan observasi
lapangan. Kemudian diolah menggunakan software Ms.Excel sehingga mendapatkan
kebutuhan air yang selanjutnya disimulasikan menggunakan program EPANET 2.0
kemudian dibandingkan dengan Standar Kriteria Desain Departemen Pekerjaan Umum
Cipta Karya tahun 1998. Hasil analisis menunjukkan Kebutuhan air bersih pada jaringan
distribusi PDAM Kota Pangkajene Pada tahun 2016 adalah 24,00 lt/det, tahun 2017
36,79 lt/det, tahun 2021 42,09 lt/det, tahun 2026 48,38 lt/det, tahun 2031 60,67 lt/det,
serta tahun 2036 69,36 lt/det. Sementara hasil simulasi eksisting jaringan tahun 2016
sampai 2036 memiliki head sekitar 45 meter sampai paling rendah 0 meter artinya ada
area memiliki head berada dibawah batas minimum Kriteria Desain Departemen
Pekerjaan Umum Tahun 1998. Sementara hasil analisa velocity semua pipa memiliki
kecepatan aliran yang masih berada dibawah batas maksimum standar yaitu 2m/s.
Sehingga disarankan untuk mencari sumber baru yang dapat meningkatkan kapasitas
produksi pada pelayanan ini.
Kata kunci: PDAM, Jaringan Pipa, Head, Velocity, EPANET2.0
vi
ABSTRACT
MEGAHWATI DOLOHAE, Study Of Distribution Analysis Of Pipelines for Clean
Water Services at PDAM Of Pangkajene City (Supervised by Bambang Bakri
and Silman Pongmanda)
The distribution of pipelines is an important thing of clean water services
which must be concerned by Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). This study
analyses the demand of clean water as well as the head and the velocity on the
distribution of pipelines of clean water services in PDAM of Pangkajene city in
2016 to 2036 which is simulated using EPANET 2.0 Program and adjusted with
the design criteria standards of 1998.
The analysis result showed that the demand of clean water at the
distribution of pipelines in 2016 was 24,00 Lps, 36,79 Lps in 2017, and is
predicted to achieve 42,09 Lps in 2021, 48,38 Lps in 2026, 60,67 Lps in 2031 and
estimated to reach 69,36 Lps in 2036. In 2016 to 2017, the simulation showed
head the node was under the limit of the criteria standard. Its 45 meter until 0
meter means that demand is not enough head. Meanwhile, the velocity of all pipe
in 2016 until 2036 showed and shows water flow rate which are still below the
maximum standard. So, it is suggested to resource new source meet the head and
bigger water production.
Keywords: PDAM, Pipelines, Head, Velocity, EPANET2.0
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….....i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....iii
ABSTRAK ……………………………………………………………………......v
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…....vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….......x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….....xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.…………………...………………………………….……1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…...2
C. Tujuan..………...……………………………...…………………………..2
D. Manfaat…….……………………………………………………………...3
E. Batasan Masalah……..…………………...………………………………..3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pernyediaan Air Bersih……..……………………………………..5
1. Sistem Perpipaan………..………………………………………….…5
2. Sistem Non Perpipaan…………………………..……………….……6
B. Pengaruh Jumlah Penduduk...…………...…………………………….…..6
1. Proyeksi Jumlah Penduduk………………………..………….………6
2. Proyeksi Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi………….………………..8
C. Kebutuhan Air Bersih……………..………………………………………9
viii
1. Kebutuhan Domestik……......………………………….……………..9
2. Kebutuhan Non Domestik………..…………………….…..…….….10
D. Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih……..……………………….………..…11
E. Kehilangan Air…………………...………………………………………12
F. Hidrolika Aliran Distribusi……………..………………………………..13
1. Prinsip Dasar Aliran dalam Pipa……………………………………..13
2. Persamaan Bernouli…………………..……………………………...14
3. Koefisien Kekasaran…………………………………………...…….15
G. Distric Meter Area……………………………………………………….17
H. EPANET 2.0…………………….………………………………….……19
1. Pengertian EPANET 2.0……………………………………………..19
2. Kegunaan EPANET 2.0……………………………………………...19
3. Simulasi EPANET 2.0……………………………………………….21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Berpikir Penelitian………..…………………………………...26
B. Waktu dan Lokasi……..……………………………………………….…27
1. Waktu…………………...……………………………………………..27
2. Lokasi…………………...………………………………………….....27
C. Jenis dan Teknik Pengambilan Data……………………………………..27
D. Kondisi Eksisting ………………………………………………………..31
E. Metode Analisa Data….………………………………………………….31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan Air………………….…………………………….....42
1. Analisi Sektor Domestik…………...………………………...………..42
ix
a. Data Pertumbuhan Penduduk………………………………….....42
b. Perhitungan Proyeksi Penduduk……………………………….....43
c. Analisis Kebutuhan Air………………………………………..…48
2. Analisis Sektor Non Domestik…..........……………………………....56
a. Data Fasilitas Sosial Ekonomi…...……………………….……...56
b. Analisis Proyeksi Fasilitas Sosial Ekonomi…..……………….....56
c. Analisis Kebutuhan Air……………..……………………….…...58
3. Analisis Kehilangan Air…………..…………………………………..62
4. Analsis Kebutuhan Air Total……………………………………….....68
B. Analisis head dan velocity Jaringan Pipa……...……...…………………71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………....76
B. Saran……………………………………………………………………...77
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air bersih ………………………………...…….10
Tabel 2.2 Kriteria Kebutuhan Air Bersih Kategori VI…….. ...……………..…..11
Tabel 2.3 Koefisien Kekasaran Pipa……………………………………………..16
Tabel 2.4 Contoh Data Node……………………………………………………..22
Tabel 2.6 Contoh Data Pipa……………………………………………………...22
Tabel 3.1 Data Jaringan Pipa Distribusi PDAM Kecamatan ….………………...34
Tabel 3.2 Data Elevasi Node Eksisting Jaringan Distribusi……………………. 37
Tabel 3.3 Data Pompa……………………………………………………...…….40
Tabel 4.1 Data Penduduk Tahun 2012 – 2016…………………………………..42
Tabel 4.2 Uji Korelasi Metode Geometri……………………………………….44
Tabe. 4.3 Perhitunga Standar Deviasi Metode Geometri………………………..44
Tabel 4.4 Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometri………………….45
Tabel 4.5 Uji Korelasi Metode Aritmatik……………………………………….46
Tabel 4.6 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmatik………………………46
Tabel 4.7 Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika ………………..47
Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi…………47
Tabe 4.9 Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih Aritmatika………………….47
Tabel 4.10 Data Pelayanan Tahun 2014-2016…………….……………….…….48
Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik………………….……………….50
Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik tiap Node………………………51
Tabel 4.13 Fasilitas Sosial Ekonomi Tahun 2016 ...……………………………56
xi
Tabel 4.14 Proyeksi Fasilitas Sosial Ekonomi…..….……………………………57
Tabel 4.15 Kebutuhan Air Bersih Eksisting Sektor Non Domestik ……………..59
Tabel 4.16 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik ….………………………....59
Tabel 4.17 Lokasi Fasilitas Sosial Ekonomi Eksisting Berdasarkan
Titik Node …………………………………………………………...60
Tabel 4.18 Kebutuhan Air Non Domestik setiap Node…………...……………..61
Tabel 4.19 Kehilangan air pada tahun proyeksi …………………………………62
Tabel 4.20 Proyeksi Kehilangan Air node……………………………………….63
Tabel 4.21 Kebutuhan Air Total ………………………………………………...68
Tabel 4.22 Kebutuhan Air Total setiap Node……………………………………69
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Saluran Pipa dengan Diameter Berbeda…………………………….13
Gambar 2.2 Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang……………...………...14
Gambar 2.3 Sistem Jaringan Pipa Distribusi……………………………………..17
Gambar 2.4 Konsep District Meter Area………………………………………...18
Gambar 2.5 Contoh Jaringan Pipa……………………………………………….21
Gambar 2.6 Form Dialog Node………………………………………………….22
Gambar 2.7 Dialog Map Option…………………………………………………23
Gambar 2.8 Peta Jaringan Setelah ditambah Node………………………….…...24
Gambar 2.9 Object Properties…………………………………………………...24
Gambar 2.9 Pengaturan Kurva…………………………………………………..25
Gambar 2.10 Data Velocity Hasil Simulasi………………………………………25
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian……………………………………………….26
Gambar 3.2 Lokasi Penelitian …………………………………………………...28
Gambar 3.3 Eksisting Jaringan .………………………………………………..29
Gambar 3.4 Elevasi Eksisting Jaringan…………………………………………..30
Gambar 3.5 Kondisi Eksising……………………………………………………31
Gambar 3.6 Input Backdrop Jaringan Pipa Distribusi………………...…………32
Gambar 3.6 Jaringan Pipa Distribusi tanpa Backdrop…………………….……..33
Gambar 3.7 Input Data Pipa dan Node………………….………………………33
Gambar 4.1 Proyeksi Penduduk Kecamatan Pangkajene dan Minasatene
xiii
Tahun 2017-2036 …………………………………….…………….48
Gambar 4.2 Grafik Kebutuhan Air………………………………………………68
Gambar 4.3 Grafik Head Jaringan Pipa Tahun 2016…………………...............73
Gambar 4.4 Grafik Velocity Jaringan Pipa Tahun 2016…………………….…..74
Gambar 4.5 Grafik Head Jaringan Pipa Tahun Proyeksi.…………… ………...75
Gambar 4.6 Grafik Velocity Jaringan Pipa Tahun Proyeksi ..…………………...76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Air memiliki peran yang
sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung
kehidupan dimasa kini maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi agar tetap dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan
(Selintung, 2011). Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah
tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Kebutuhan air
bersih akan terus meningkat seiring dengan perkembangan manusia dalam hal ini
pertumbuhan penduduk setiap harinya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005, optimalisasi pelayanan air bersih khususnya harus selalu diupayakan untuk
dicapai seiring dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial
ekonomi masyarakat yang dilayani. Untuk pembangunan infrastruktur di bidang
air bersih khususnya sistem pengolahan air bersih (SPAM) perlu dilakukan dalam
upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam upaya penyediaan air bersih, jaringan distribusi merupakan hal
yang penting. Karena jaringan distribusi inilah yang menyalurkan air dari instalasi
produksi menuju ke masyarakat. Berkenaan dengan meningkatnya kebutuhan air
bersih di masa mendatang, PDAM Kota Pangkajene dituntut untuk mampu
memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, dengan kualitas, kuantitas, kontinuitas,
dan keterjangkauan yang diinginkan serta tekanan air yang mencukupi. Tanpa
2
jaringan distribusi yang mencukupi maka hal tersebut tidak akan mampu dipenuhi
oleh PDAM.
Berdasarkan masalah tersebut, perlu dilakukan analisa kondisi jaringan
pipa distribusi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah
penduduk berdasarkan perhitungan tahun sekarang dan proyeksi di PDAM Kota
Pangkajene. Oleh karena itu saya mengajukan penelitian berjudul “Studi Analisa
Distribusi Jaringan Pipa Pelayanan Air Bersih di PDAM Kota Pangkajene”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka pokok
permasalahan yang menjadi bahan kajian penelitian ini adalah :
1. Berapakah kebutuhan air yang digunakan di PDAM Kota Pangkajene?
2. Bagaimana head dan velocity pada jaringan pipa distribusi di PDAM
Kota Pangkajene Tahun 2016 sampai 2036?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis kebutuhan air yang digunakan di PDAM Kota
Pangkajene.
2. Menganalisis head dan velocity pada jaringan pipa distribusi di
PDAM Kota Pangkajene Tahun 2016 sampai 2036.
3
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas sehingga dapat dirumuskan manfaat sebagai
berikut :
1. Gambar dan hasil analisa jaringan pipa distribusi pada penelitian ini
sangat efektif nantinya digunakan oleh PDAM karena akan sangat
membantu pekerjaan sistem pelayanan distribusi ke pelanggan,
pembuatan desain District Meter Area (DMA) serta letak dan lokasi
kebocoran sebagai salah satu upaya penurunan angka kehilangan air.
2. Masyarakat akan terpenuhi kebutuhan air bersih khususnya yang
menggunakan jasa PDAM.
3. Meminimalisir kerugian bagi PDAM yang otomatis berdampak pada
kerugian negara
4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan acuan
bagi penelitian selanjutnya.
E. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah penelitian ini antara lain:
1. Wilayah penelitian adalah Daerah PDAM Kota Pangkajene yang
melingkupi dua kecamatan yaitu Kecamatan Pangkajene dan Minasatene.
2. Penelitian perkembangan jumlah penduduk serta kebutuhan air bersih
pada eksisting dan 20 tahun kedepan.
3. Tidak membahas secara menyeluruh mengenai pengelolaan air dalam hal
ini pengolahan air dan struktur bangunan di PDAM Kota Pangkajene.
4. Hasil simulasi data berupa head dan velocity.
4
5. Tidak menjelaskan penyebab kehilangan air secara detail.
6. Hanya membahas jaringan pipa distribusi
7. Jalur pipa distribusi merupakan jalur pipa utama.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Penyediaan Air Bersih
Dalam penyediaan air bersih Ada (dua) kategori sistem penyediaan air
bersih/minum, yaitu : sistem perpipaan dan non perpipaan (Imron, 2011).
1. Sistem Perpipaan
Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit
pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan
Halaman dan Sambungan Umum. Untuk mendistribusikan air bersih dengan
perpipaan terdapat beberapa sistem pengaliran, tergantung pada keadaan
topografi, lokasi sumber air baku, beda tinggi daerah pengaliran atau daerah
layanan. Sistem pengaliran tersebut antara lain; Pengaliran gravitasi, pengaliran
pemompaan dengan Elevated Reservoir, pengaliran pemompaan langsung
Rangkaian pipa dalam distribusi air bersih/minum disebut jaringan
pipa. Pada dasarnya ada 2 sistem jaringan distribusi yaitu jaringan terbuka dan
tertutup:
a. Jaringan Terbuka
Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi tidak saling
berhubungan, air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai
melalui satu jalur pipa utama.
b. Jaringan Tertutup
Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi saling
berhubungan, air mengalir melalui beberapa jalur pipa utama, sehingga
konsumen disupplay dari beberapa jalur. Sistem ini cenderung
6
diterapakan pada daerah yang jalannya saling berhubungan,
perkembangan kota cenderung ke segala arah dan keadaan topografi
yang relatif dasar.
2. Sistem Non Perpipaan
Sistem distribusi ini tidak menggunakan pipa dan unit pelayanannya
adalah Sumur Umum, Hidran Umum (HU), kendaraan tangki air (water
tank/TA) serta mata air.
B. Pengaruh Jumlah Penduduk
Dalam penyusunan suatu perencanaan pembangunan, kependudukan
merupakan faktor penting karena pembangunan dilakukan dan ditujukan untuk
kepentingan penduduk sendiri. Demikian juga dengan perencanaan air bersih,
peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi peningkatan kebutuhan
fasilitas termasuk peningkatan pelayanan air bersih.
1. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi penduduk adalah suatu metode yang dipakai untuk
memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang berdasarkan data
perkembangan penduduk pada tahun yang telah lalu.
Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Untuk menentukan metode proyeksi penduduk yang akurat, ditentukan
dahulu nilai koefisien korelasi (r) dan Standar Deviasi (SD) dari masing-
masing metode proyeksi. Metode proyeksi penduduk yang nilai koefisien
korelasinya mendekati 1 adalah yang digunakan.
Rumus korelasi adalah:
𝑟 =𝑛(∑ 𝑥.𝑦)−(∑ 𝑥).(∑ 𝑦)
[𝑛(∑ 𝑦2)−(∑ 𝑦)2]1/2
.[𝑛(∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥)2
]1/2 ……………………………….(2.1)
7
Dimana:
𝑥 = selisih tahun tiap data
𝑦 = selisish total data tiap tahun
Untuk Standar Deviasi:
SD =
)2(
))(( 2
n
YnYi……………………………………..…...(2.2)
Sedangkan metode untuk menentukan proyeksi penduduk antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Metode Geometrik
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah:
𝑃𝑛 = 𝑃𝑡 (1 + 𝑟)𝑛……………………………………….…(2.3)
𝑟 = [(𝑃𝑡
𝑃𝑜)
1
𝑡− 1] × 100% ………………………….……(2.4)
Dimana :
𝑃𝑛 = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n
𝑃𝑜 = Jumlah penduduk pada awal tahun data
𝑃𝑡 = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
𝑟 = Laju pertumbuhan penduduk (%)
𝑡 = Selang waktu tahun data
𝑛 = Jumlah tahun proyeksi
b. Metode Aritmetika
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah:
𝑃𝑛 = 𝑃𝑡 + (𝑟 × 𝑛) ………………………………….…(2.5)
𝑟 = [𝑃𝑡−𝑃𝑜
𝑡]……………………………………………(2.6)
Dimana :
𝑃𝑛 = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke-n
8
𝑃𝑜 = Jumlah penduduk pada awal tahun data
𝑃𝑡 = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
𝑡 = Selang waktu tahun data
𝑛 = Jangka waktu tahun proyeksi
c. Metode Least Sq uare (Kuadrat minimum)
Rumus umum yang digunakan dalam metode tersebut adalah:
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 ………………………..………………………(2.7)
Dimana :
𝑦 = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi
𝑥 = Jumlah tambahan dari tahun dasar
𝑎, 𝑏 = konstanta
𝑎 =∑ 𝑦 ∑ 𝑥2 +(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦)
𝑛 ∑ 𝑥2+(∑ 𝑥)2
𝑏 =𝑛 ∑ 𝑥𝑦− ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑛 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2
𝑛 = Jumlah data
2. Proyeksi Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi
Fasilitas sosial ekonomi yang menggunakan air bersih juga harus
diperhitungkan dalam perencanaan instalasi distribusi air bersih. Fasilitas sosial
ekonomi tersebut antara lain adalah: tempat ibadah, perkantoran,
pendidikan/sekolah, sarana kesehatan, komersial, industry serta fasilitas umum
lainnya.
Perhitungan proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan
perbandingan jumlah penduduk berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒−𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙=
𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒−𝑛
𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙……....(2.8)
9
C. Kebutuhan Air Bersih
1. Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan
kegiatan sehari-hari baik untuk hidran umum atau rumah tangga seperti untuk
minum, memasak, mandi, cuci, menyiram tanaman, kebutuhan dapur, toilet
dan lain-lain sehingga kebutuhan air domestik merupakan bagian terbesar
dalam perencanaan kebutuhan air. Untuk menghitung kebutuhan air
menggunakan standar dari Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik
Sistem Penyediaan Air Minum volume VI, 1998, Departemen Pekerjaan
Umum yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 terbagi menjadi lima kategori yaitu
kategori Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, Kota Kecil, dan Desa
berdasarkan total jumlah penduduk.
Adapun analisis kebutuhan pelanggan, dapat dirumuskan sebagai
berikut (Dewi, dkk. 2015) :
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
86.400× 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟).….…(2.9)
Dimana:
1 hari = 24 jam x 60 menit x 60 detik = 86.400 det , atau;
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 × 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 ( 𝑙𝑡/𝑑𝑒𝑡).................(2.10)
2. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik terdiri dari fasilitas sosial ekonomi yang
terdapat pada wilayah perencanaan. Kebutuhan air non domestik sebagaimana
dalam Tabel 2.2.
10
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air bersih
NO URAIAN
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
(JIWA)
> 1.000.000
500.000
s/d
1.000.000
100.000
s/d
500.000
20.000
s/d
100.000
<
20.000
METROPOLITAN BESAR SEDANG KECIL DESA
1 Unit SR (l/o/hr) 190 170 150 130 30
2
Unit HU
(l/o/hr) 30 30 30 30 30
3
Unit non
domestik 20 – 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30
4
Kehilangan air
(%) 20 – 30 20 - 30 20 - 30 20 - m30 20
5
Faktor
Maximum Day 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
6
Faktor Peak -
Hour 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
7
Jumlah Jiwa
Per SR 5 5 6 6 10
8
Jumlah Jiwa
Per HU 100 100 100
100 -
200 200
9
Sisa tekan di
jaringan 10 10 10 10 10
distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11
Volume
reservoir (%)
20 20 20 20 20
(Maks Day
Demand)
12 SR : HU 50:50 s/d 80:20
50:50 s/d
80:20 80:20 70:30 70:30
13
Cakupan
Pelayanan 90 90 90 90 70
Sumber : Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air
Minum volume VI, 1998, Departemen Pekerjaan Umum.
11
Tabel 2.2 Kriteria Kebutuhan Air Bersih Kategori IV (Kota Kecil)
No. Sektor Nilai Satuan
1 Sekolah 10 lt/siswa/hr
2 Rumah Sakit 200 lt/bed/hr
3 Puskesmas 3000 lt/unit/hr
4 Masjid 3000 lt/unit/hr
5 Pasar 12000 lt/hektar/hr
6 Industri 0,1-0,3 lt/detik/hr
7 Kantor 10 lt/pegawai/hr
8 Hotel 150 lt/bed/hr
9 Rumah Makan 100 lt/tempatduduk/hr
10 Kompleks Militer 60 lt/org/hr
11 Pariwisata 0,2-0,8 Lt/detik/hr (Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, 1996)
Sementara untuk perhitungan kebutuhan air pada fasilitas sosial eknonomi
adalah sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 × 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 ( 𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)……...(2.11)
D. Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih
Fluktuasi adalah prosentase pemakaian air pada tiap jam yang tergantung
dari : aktivitas penduduk, adat istiadat atau kebiasaan penduduk serta pola tata
kota. Sehingga kebutuhan air tiap waktu menjadi berubah/berfluktuasi. Untuk
mendapatkan pelayanan kepada konsumen secara maksimal, hal ini perlu
diperhitungkan.
Flukuasi kebutuhan air didasarkan kepada kebutuhan air harian maksimum
(Qmax) serta kebutuhan air jam maksimum (Qpeak) dengan referensi kebutuhan
air rata-rata.
1. Kebutuhan air rata-rata harian (Qav)
Kebutuhan air rata-rata harian (Qav) adalah jumlah air per hari
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, non domestik dan
kehilangan air.
12
2. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax)
Kebutuhan air harian maksimum (Qmax) merupakan jumlah air
terbanyak yang diperlukan pada satu hari dalam waktu satu tahun
berdasarkan nilai Q rata-rata harian. Untuk menghitungnya diperlukan
faktor fluktuasi kebutuhan harian maksimum.
𝑄𝑚𝑎𝑥 = 𝑓𝑚𝑎𝑥 × 𝑄𝑎𝑣…………………………………………(2.12)
Dimana :
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (literr/det)
fmax = Faktor harian maksimum ( 1 < fmax.hour < 1,5 )
Qav = Kebutuhan air rata-rata harian (literr/det)
3. Kebutuhan air jam maksimum (Qpeak)
Kebutuhan air jam maksimum (Qpeak) adalah jumlah air terbanyak
yang diperlukan pada jam-jam tertentu. Untuk menghitungnya diperlukan
faktor fluktuasi kebutuhan jam maksimum (fpeak).
Q peak = Q max x fpeak ……………………………………(2.13)
Dimana :
Qpeak = Kebutuhan air jam maksimum (literr/det)
fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5 )
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (literr/det)
E. Kehilangan Air
Masalah kehilangan air (Unaccounted For Water) masih merupakan salah
satu masalah yang sangat besar bagi pengelola air minum di Indonesia. Tingkat
kebocoran jaringan pipa sulit diukur secara teliti. PDAM pada umumnya
menggunakan selisih antara produksi dan penjualan untuk melukiskan efektifitas
13
pelayanan air minum dan efisiensi dalam upaya penurunan kehilangan air. Air
yang bocor dari sistem penyediaan air, kesalahan meteran air, sambungan-
sambungan yang tidak sah dan hilangnya air yang tidak diketahui penyebabnya
digolongkan sebagai kehilangan dan pemborosan (loss and waste). (Dewi,dkk
2015).
𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 =𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑙−𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖× 100%......................(2.14)
F. Hidrolika Aliran Distribusi
1. Prinsip Dasar Aliran dalam Pipa
Menurut Triatmojo (2008) aliran dalam pipa merupakan aliran
tertutup di mana air kontak dengan seluruh penampang saluran. Jumlah
aliran yang mengalir melalui lintang aliran tiap satuan waktu disebut debit
aliran, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Q = A x V ……………..…………………….(2.15)
a. Persamaan kontinuitas
Pada setiap aliran di mana tidak ada kebocoran maka untuk setiap
penampang berlaku bahwa debit setiap potongan selalu sama.
V1 x A1 = V2 x A2 …………….....…………..(2.16)
Q = A x V = Konstan………………………(2.17)
Gambar 2.1 Saluran Pipa dengan Diameter Berbeda
(Sumber : Triatmodjo, Hidraulika II 2013)
14
Menurut Triatmojo (2013), untuk pipa bercabang berdasarkan
persamaan kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus
sama dengan debit yang meninggalkan titik tersebut, yang secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Q1 = Q2 + Q3……………………………(2.18)
A1 x V1 = A2 x V2 + A3 x V3……………………..(2.19)
Dimana:
Q = debit aliran(m3/det)
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan aliran (m/det)
Gambar 2.2 Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang
( Sumber: Triatmodjo, Hidraulika II 2013)
2. Persamaan Bernouli
Menurut Bernoulli Jumlah tinggi tempat, tinggi tekan dan tinggi
kecepatan pada setiap titik dari aliran air selalu konstan. Persaman
Bernoulli dapat dipandang sebagai persamaan kekekalan energi
mengingat, z = energi potensial cair tiap satuan berat.
𝐻 = 𝑍 + 𝝆
ɤ+
𝒗𝟐
𝟐𝒈
𝑍1 + 𝝆𝟏
ɤ+
𝒗𝟐
𝟐𝒈+ ℎ𝑓 = 𝑍1 +
𝝆𝟐
ɤ+
𝒗𝟐
𝟐𝒈+ ℎ𝑓……………………(2.20)
Untuk mencari kehilangan tekanan dalam pipa :
𝐻𝒇 =10,7 ×𝑄1,825
𝐷4,87 ×𝐶1,852× 𝐿 ……………………………………..(2.21)
Dimana:
15
ℎ𝑓 = Kehilangan tekanan dalam pipa (m)
𝐿 = Panjang pipa (m)
𝐶 = Koefisien Hazen – William
𝑄 = Debit dalam pipa (m3/det)
𝐷 = Diameter pipa (m)
Pipa yang digunakan untuk menditribusikan air memiliki koefisien
kekasaran yang bergantung pada jenis bahan material pipa. Adapun nilai
koefisien kekasaran Hazen William, Darcy Weisbach, dan Manning dapat
dilihat pada tabel 2.4.
3. Koefisien Kekasaran
Semakin bertambah umur pipa semakin bekurang kemampuannya
untuk melewatkan debit karena adanya kerak atau kotoran pada
permukaan dalam pipa, yang akan memperbesar koefisien gesekan.
Kecepatan timbulnya kerak atau kotoran tergantung pada unsur-unsur
kimia yang terkandung dalam air dan bahan pipa. Oleh karena itu dalam
merencanakan saluran pipa harus diperhatikan keadaan setelah beberapa
tahun pipa tersebut melakukan fungsinya.
Menurut Colebrook dan White kekasaran pipa bertambah secara
linier dengan umurnya dan ditunjukskan dengan rumus:
𝑘𝑡 = 𝑘0 + 𝛼. 𝑡…………………………………….(2.22)
dengan:
𝑘𝑡 = kekasaran pipa setelah t tahun
𝑘0 = kekasaran pipa baru
16
𝛼 = pertambahan kekasaran pipa tiap tahun (didapatkan dari hasil
percobaan)
𝑡 = jumlah tahun
V = 0,3545 x C x D0,63 x S0…………………………..(2.23)
dengan :
V = Kecepatan aliran (m/det)
C = Koefisien kekasaran
D = Diameter pipa (m)
S = Slope pipa = beda tinggi/panjang pipa (m/m)
Tabel 2.3 Koefisien Kekasan Pipa
No. Material Hazen William
C (unitless)
Darcy Weisbach ɛ
(feet x 10-3)
Manning’s n
(unitless)
1 Cast Iron 130-140 0.85 0.012-0.015
2 Concrete or
Concrete Lined 120-140 1.0-10 0.012-0.017
3 Galvanized Iron 120 0.5 0.015-0.017
4 Plastic 140-150 0.005 0.011-0.015
5 Steel 140-150 0.15 0.015-0.017
6 Vitrified Clay 110 0.013-0.015
(Sumber: Buku Manual Epanet Versi Bahasa Indonesia,2000)
Untuk mencapai hasil perencanaan yang optimal dalam usaha penyediaan
dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat diperlukan suatu kriteria desain.
Kriteria ini digunakan untuk mendesain sistem jaringan dan menentukan diameter
pipa. Kriteria desain menurut standar Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya
tahun 1998 antara lain :
17
1. Tinggi tekanan yang harus disediakan pada node minimum 10 meter.
2. Kecepatan aliran air maksimum 2 m/s untuk jenis pipa Poly Vinil
Chloride (PVC) dan Besi
G. Distric Meter Area (DMA)
Jaringan pipa adalah suatu konfigurasi pipa. Pertama kali konsep
DMA dikenalkan di Inggris pada awal tahun 1980-an, yang didefinisikan
sebagai area tertentu dalam sistem distribusi yang pada umumnya
dibangun dari penutupan katup sehingga terisolasi sempurna, dimana air
yang memasuki dan keluar dari area diukur melalui meter induk. Secara
umum sistem jaringan Pipa pada suatu distribusi air, seperti pada gambar
berikut (Bakri,2011):
Gambar 2.3 Sistem Jaringan Pipa Distribusi
Dalam melakukan perencanaan pembentukan DMA harus
dilakukan pemodelan hidrolika terlebih dahulu, karena pembentukan
DMA merupakan redesign system distribution. DMA berfungsi sebagai,
(Anonim, 2013) :
18
1. Prioritas dalam pencarian kebocoran secara aktif
2. Manajemen tekanan yang ideal
3. Mempermudah melakukan 4K (kuantitas,kontiuitas, kualitas,
dan keterjangkauan ) aliran ke pelanggan.
DMA harus terbentuk sempurna, yang dimaksud sempurna adalah :
1. Satu inlet (Satu input system)
2. Batas sudah dop/blind (tidak ada koneksi dengan DMA lain)
3. Ada meter induk DMA (mengetahui debit yang masuk)
4. Ada PRV di inlet (manajemen tekanan)
5. Ada gate valve resillient di setiap ruas DMA (steptest)
6. Jumlah ideal 500 – 3000 Pelanggan
Gambar 2.4. Konsep Distric Meter Area
Jadi, DMA harus 1 inlet agar mempermudah dalam menganaliasa
air yang masuk di DMA, kemudian batas tidak boleh terkoneksi dengan
DMA lain agar mudah menganalisa arah aliran yang masuk & keluar,
19
meter DMA wajib terpasang agar dapat memantau setiap saat debit yang
masuk untuk dibandingkan dengan pemakaian air di DMA tersebut, juga
perlu ada PRV (Pressure Reducing Valve) yang berfungsi mengatur
tekanan sesuai kebutuhan di tiap DMA, setiap ruas DMA perlu dipasang
valve resillient yaitu valve dengan kualitas sangat baik ini berfungsi untuk
melokalisir aliran / mematikan aliran bila ada perbaikan kebocoran di ruas
itu saja juga berfungsi sekali saat tindakan STEPTEST di DMA, untuk
jumlah pelanggan DMA memang idealnya 500 – 3000 sambungan untuk
mempermudah tindakan pencarian kebocoran secara aktif.
Pada akhirnya pembentukan Distic Meter Area merupakan strategi
awal untuk melakukan upaya menurunkan angka kehilangan air yang
diharapkan dapat berjalan secara efektif,effisien dan sustainable.
H. Epanet 2.0 dalam Sistem Penyediaan Air Bersih
1. Pengertian EPANET 2.0
EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi
hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan
pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa),
pompa, katub, dan tangki air atau reservoir. EPANET menjajaki aliran air
di tiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan
kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode pengaliran.
Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga
disimulasikan (Rossman,2000).
20
2. Kegunaan EPANET2.0
Fasilitas yang lengkap serta pemodelan hidrolis yang akurat adalah
salah satu langkah yang efektif dalam membuat model tentang pengaliran
serta kualitas air. EPANET adalah alat bantu analisis hidrolis yang
didalamnya terkandung kemampuan seperti (Rossman,2000):
1. Kemampuan analisa yang tidak terbatas pada penempatan jaringan
2. Perhitungan harga kekasaran pipa menggunakan persamaan Hazen-
Williams, Darcy Weisbach, atau Chezy-Manning
3. Temasuk juga minor head losses untuk bend, fitting, dsb
4. Pemodelan terhadap kecepatan pompa yang constant maupun variable
Menghitung energi pompa dan biaya (cost) Pemodelan terhadap variasi
tipe dari valve termasuk shitoff, check, pressure regulating, dan flow
control valve
5. Tesedia tangki penyimpan dengan berbagai bentuk (seperti diameter
yang bervariasi terhadap tingginya)
6. Memungkinkan dimasukkannya kategori kebutuhan (demand) ganda
pada node, masing-masing dengan pola tersendiri yang bergantung pada
variasi waktu.
7. Model pressure yang bergantung pada pengeluaran aliran dari emitter
(Sprinkler head)
8. Dapat dioperasikan dengan system dasar pada tangki sederhana atau
kontrol waktu, dan pada kontrol waktu yang lebih kompleks
Dibutuhkan beberapa item untuk dapat menjalankan Epanet sehingga
didapatkan hasil yang sesuai, antara lain :
21
a. Link : dapat berupa; pipa, pompa atau katup control
b. Node : dapat berupa; junction, tank, atau reservoir.
c. Curve : menggambarkan grafik atau pola pengerjaan yang dapat
berupa; kurva pompa dan kurva effisiensi
Data yang dibutuhkan dalam pengerjaan program Epanet antara lain :
peta jaringan, elevasi wilayah node/junction panjang pipa diameter pipa
jenis pipa besar debit masing-masing node faktor fluktuasi pemakaian air
Sedangkan data yang dapat dihasilkan antara lain; hidrolik head masing-
masing titik, tekanan air, flow (aliran), velocity (kecepatan), unit headloss,
pipe status dan lainnya.
3. Simulasi EPANET 2.0
Pada simulasi ini, akan di analisa distribusi yang mudah yang dapat
dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini (Rossman, 2000):
Gambar 2.5 Contoh Jaringan Pipa
22
Tabel 2.4 Contoh Data Node
Node Elevasi (m) Demand (lt/det)
1 15 0
2 15 0
3 20 15
4 20 10
5 20 10
6 20 10
7 21 0
8 20 0
Tabel 2.5 Contoh Data Pipa
Pipa Panjang
(m) Diameter (mm) C-Factor
1 1000 78,3 145
2 1300 10,42 145
3 1300 10,42 145
4 1300 157,0 145
5 5000 157,0 145
6 7000 157,0 145
7 5000 157,0 145
8 7000 78,3 145
1. Membuat Proyek Baru
a. Pilih Project>>Default untuk membuka form dialog yang terlihat
pada Gambar 2.6 berikut:
Gambar 2.6 Form Dialog Node
23
b. Pilih halaman Hidraulics dan atur pilihan dari Flow Unit menjadi
LPS (Litters per second). Sebagai implikasi pilihan unit tersebut,
maka digunakan untuk seluruh kuantitas (panjang dalam meter,
diameter pipa dalam mm, head dalam meter, velocity dalam m/s ,
Juga pilih Hazen-Wiliam (H-W) sebagai formula headloss.
2. Memilih beberapa pilihan penampilan yang akan ditambahkan pada
peta, akan ditampilkan label ID dan symbol.
a. Pilih View>>Option untuk menyampaikan Dialog Map Option. Pilih
halaman Notation pada form tersebut, dan cek pilihan yang terlihat
dalam Gambar 2.7 dibawah. Kemudian pindah ke halaman Symbol
dan pilih semua kotak. Klik tombol OK untuk menerima pilihan dan
tutup dialog. Akhirnya, sebelum menggambar jaringan, kita harus
yakin bahwa pengaturan skala bisa diterima.
b. Pilih View>>Dimension untuk menampilkan dialog Map
Dimension. Dimensi standard digunakan untuk proyek baru. Setting
tersebut akan mencukupi untuk contoh ini, kemudain tekan tombol
OK Gambar 2.7 Dialog Map Option
Gambar 2.7 Dialog Map Option
24
3. Menggambar Jaringan
a. Menggambar Node, Tangki, dan Reservoir
Gambar 2.8 Peta Jaringan Setelah ditambah Node
b. Menambahkan pipa dan pompa
Penambahan pipa dan pompa dapat dilihat pada Gambar….
4. Mengatur Object Properties
Sebagai objek yang ditambahkan ke dalam proyek, telah ditetapkan
pengaturannya secara standard. Untuk mengubah nilai menjadi lebih
spesifik, objek harus dipilih menuju Property Editor Gambar 2.8
Gambar 2.9 Object Properties
15 15
25
5. Pengaturan Kurva
Masukkan aliran pump design (45 lt/det) dan head (80 m) ke dalam
form. EPANET secara otomatis akan membuat kurva pompa secara
lengkap dari singel poin. Persamaan kurva akan Nampak bentuknya.
Gambar 2.10 Pengaturan Kurva
6. Menjalankan Analisis Periode Tunggal
Project>>Run analysis atau klik tombol Run pada standar
Toolbar. Gambar 2.11 menampilkan tabel untuk hasil link setelah di
run. Terlihat tanda negatif pada aliran menandakan bahwa alirannya
memiliki arah yang berlawanan dengan yang digambar sebelumnya.
Gambar 2.11 Data Velocity Hasil Simulasi
26
BAB III
METODOLOGI
A. Kerangka Berpikir Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini diperlukan langkah-langkah yang
sistemastis agar penelitian dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah
penyelesaian tersebut dapat ditunjukkan dalam gambar diagram alir sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Data Primer:
- Data Kependudukan
- Data Kebutuhan Air
- Data Ketersediaan air
- Hidrolika
- Topografi dan koordinat
Mulai
Persiapan
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Data Sekunder:
- Dokumen
- Wawancara
Kelengkapan Data
Analisis
kebutuhan air total
Analisis
Eksisting
Analisis
Proyeksi
Hasil
Kes Kesimpulan dan Saran
Selesai
EPANET 2.0
Tidak
Ya
27
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu
Pengambilan data dilakukan selama satu bulan yakni pada tanggal
1 Juli sampai 1 Agustus 2017.
2. Lokasi
Penelitian lakukan di PDAM Kabupaten Pangkep dengan obyek
berada di wilayah Jaringan Pelayanan PDAM Kota Pangkajene tepatnya
di dua Kecamatan yaitu Pangkajene dan Minasatene, Kabupaten
Pangkep. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.2
C. Jenis dan Teknis Pengambilan Data
Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Deskriptif
Kuantitatif. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dengan tujuan
untuk melakukan simulasi kondisi desa/kelurahan, persiapan simulasi
eksisting dan pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan:
1. Data primer, diperoleh dari melalui wawancara maupun observasi
langsung diiapangan. Data primer yang diperoleh adalah data pompa, data
gambar jaringan pipa distribusi eksisting , data cakupan pelayanan,
persentasi jumlah pelanggan, data elevasi dan koordinat node, pompa, dan
sungai yang didapatkan menggunakan program Global Mapper.
2. Data sekunder, diperoleh dari berbagai dinas dan instansi terkait yang juga
dapat diambil dari situs internet. Data yang diambil berupa data
kependudukan, data sarana dan prasarana wilayah studi, data fasilitas
pendukung di wilayah studi seperti jumlah fasilitas pendidikan, sosial-
28
Gambar 3.2 Lokasi Penelitiaan
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL :
LOKASI PENELITIAN
NAMA : MEGAHWATI DOLOHAE
NIM : D121 13 016
TANPA SKALA
KETERANGAN:
= ARAH MATA ANGIN
= BATAS KECAMATAN
= WILAYAH STUDI
= KANTOR PUSAT PDAM
U
Kecamatan
Pangkajene
Kecamatan
Minasatene
29
Gambar 3.3 Eksisting Jaringan Pipa Distribusi
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL :
JARINGAN PIPA DISTRIBUSI
NAMA : MEGAHWATI DOLOHAE
NIM : D121 13 016
TANPA SKALA
KETERANGAN:
a3
a4
a5
a6
a7
a9
a10
a11
b4
b7
b20
b9
b10 b11
b18 b12
b15
U
Sumber
30
31
ekonomi, keagamaan, dan kesehatan. Seluruh data sekunder diperoleh dari
instansi di wilayah studi seperti Badan Pusat Statistik Kecamatan
Pangkajene dan Minasatene yang diakses menggunakan internet dan
PDAM Kota Pangkajene.
D. Kondisi Eksisting
Gambar 3.5 Kondisi Eksisting
Pada wilayah jaringan distribusi Wilayah Pelayanan PDAM Kota
Pangkajene ini memiliki cakupan pelayanan 66%, (Data PDAM,2016). Pelayanan
ini mencakup dua kecamatan yang telah disebutkan sebelumnya. Pada jaringan
eksisting terdapat pompa dengan kapasitas 30 lt/det, 78 node (blok), dan 100 pipa.
Jenis pipa yang digunakan 90% menggunakan Poly Vinil Chloride (PVC) dengan
diameter 52,2 mm, 78,3 mm, 104,4mm, 118,2 mm, 157,0 mm, 208,8 mm, dan
26.10 mm. Adapun elevasi dari wilayah studi ini berkisar 3 sampai 6 m.
E. Metode Analisa Data
1. Studi pustaka dan pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data
primer dan sekunder .
SUMBER :
Mata Air
Kapasitas 35 lt/det
INTAKE:
2 Pompa
(Bergantian)
Kapasitas 30 lt/det
DISTRIBUSI:
- 2 kecamatan (Minasatene dan
Pangkajene)
- Cakupan Pelayanan 66% (24400 Jiwa)
- Pelanggan 56% (20240 Jiwa)
- 100 Pipa
- 78 node
- Elevasi 3 – 6 meter
32
2. Data kebutuhan air yang diperoleh dianalisa menggunakan software
Microsoft Excel untuk menganalisis kebutuhan air sekarang dan 20 tahun
yang akan datang melalui dua metode yaitu metode geometrik dan metode
aritmatik.
3. Parameter-parameter penting untuk menganalisa kebutuhan air besih
diantaranya sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk pada tahun sekarang sebagai acuan untuk proyeksi
kebutuhan air rumah tangga hingga tahun 2036.
b. Dalam tugas akhir ini, persentase pelayanan air bersih direncanakan
sesuai dengan debit yang telah ditentukan dari jumlah penduduk di
wilayah pelayanan Kabba.
4. Pembuatan jaringan pipa distribusi pada Program EPANET2.0.
a. Input Backdrop
Gambar 3.6 Input Data Gambar Jaringan Pipa sebagai Backdrop
33
b. Penggambaran Jaringan Pipa
Penggambaran jaringan pipa berdasarkan arahan backdrop sebagai
petunjuk node dan pipa pada EPANET. Gambar jaringan pipa
distribusi bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.7 Jaringan Pipa Distribusi Tanpa Backdrop
c. Input Data Node dan Pipa
Gambar 3.8 Input Data Pipa dan Node
34
Adapun data yang di input pada kolom menu pipa antara lain
panjang dengan satuan meter, diameter dengan satuan mm, dan kekasaran
pipa. Sementara untuk node, data yang dimasukkan berupa elevasi dengan
satuan meter dan koordinat XY.
Tabel 3.1 Data Jaringan Pipa Distribusi
No Pipa Panjang
(m)
Diameter
(mm)
Jenis
Pipa
Umur
(Tahun) Kekasaran
1 d1 845 52,2 PVC 8 144
2 a1 1955 157,0 PVC 10 145
3 a2 2905 157,0 PVC 10 145
4 a3 315 157,0 PVC 10 145
5 a4 136 208,8 Besi 30 150
6 a5 100 208,8 Besi 30 150
7 a6 1020 208,8 Besi 30 150
8 a7 1562 208,8 Besi 30 150
9 b1 1534 157,0 PVC 10 145
10 b2 1307 78,3 PVC 10 145
11 b3 347 157,0 PVC 10 145
12 b4 1408 104,4 PVC 10 145
13 b5 2417 15,66 PVC 10 145
14 b6 452 52,2 PVC 10 145
15 b7 257 157,0 PVC 10 145
16 b8 130 78,3 PVC 10 145
17 b9 405 78,3 PVC 10 145
18 b10 320 157,0 PVC 10 145
19 b11 553 104,4 PVC 10 145
20 b12 1589 157,0 PVC 10 145
21 b13 300 78,3 PVC 10 145
22 b14 782 104,4 PVC 10 145
23 b15 376 78,3 PVC 10 145
24 b16 690 78,3 PVC 10 145
25 b17 1296 78,3 PVC 10 145
26 b18 1175 52,2 PVC 10 145
27 b19 1180 104,4 PVC 10 145
28 b20 1346 104,4 PVC 10 145
*Bersambung
35
*Lanjutan
No Pipa Panjang
(m)
Diameter
(mm)
Jenis
Pipa
Umur
(Tahun) Kekasaran
29 b21 1093 52,2 PVC 10 145
30 b22 930 52,2 PVC 10 145
31 b23 950 52,2 PVC 10 145
32 b24 270 52,2 PVC 10 145
33 b25 950 52,2 PVC 10 145
34 b26 1468 52,2 PVC 10 145
35 b27 500 52,2 PVC 10 145
36 b28 316 78,3 PVC 10 145
37 b29 60 78,3 PVC 10 145
38 b30 243 52,2 PVC 10 145
39 b31 875 52,2 PVC 10 145
40 b32 781 52,2 PVC 10 145
41 b33 200 52,2 PVC 8 144
42 b34 40 78,3 PVC 8 144
43 b35 30 78,3 PVC 8 144
44 b36 160 78,3 PVC 8 144
45 b37 380 78,3 PVC 8 144
46 b38 139 157,0 PVC 8 144
47 b39 50 104,4 PVC 8 144
48 b40 67 104,4 PVC 8 144
49 b41 320 104,4 PVC 8 144
50 b42 30 104,4 PVC 8 144
51 b43 485 104,4 PVC 8 144
52 b44 2657 78,3 PVC 8 144
53 b45 1023 104,4 PVC 8 144
54 b46 1600 78,3 PVC 8 144
55 b47 870 157,0 PVC 8 144
56 b48 370 78,3 PVC 8 144
57 b49 123 157,0 PVC 8 144
58 b50 1631 78,3 PVC 8 144
59 b51 508 78,3 PVC 8 144
60 b52 581 52,2 PVC 8 144
61 b53 620 52,2 PVC 8 144
*Bersambung
36
*Lanjutan
No Pipa Panjang
(m)
Diameter
(mm)
Jenis
Pipa
Umur
(Tahun) Kekasaran
62 b54 550 157,0 PVC 9 144
63 b55 398 52,2 PVC 10 145
64 c1 2051 26,10 PVC 8 144
65 c2 70 52,2 PVC 8 144
66 c3 224 26,10 PVC 8 144
67 c4 177 52,2 PVC 8 144
68 c5 172 52,2 PVC 8 144
69 c6 70 52,2 PVC 8 144
70 c7 2556 26,10 PVC 8 144
71 c8 163 26,10 PVC 8 144
72 c9 740 104,4 PVC 8 144
73 c10 1950 78,3 PVC 8 144
74 c11 1245 104,4 PVC 8 144
75 c12 843 52,2 PVC 8 144
76 c13 1887 52,2 PVC 8 144
77 c14 135 78,3 PVC 8 144
78 c15 575 78,3 PVC 8 144
79 c16 365 52,2 PVC 8 144
80 c17 390 157,0 PVC 8 144
81 c18 260 78,3 PVC 8 144
82 c19 440 78,3 PVC 8 144
83 c20 890 52,2 PVC 8 144
84 c21 1006 52,2 PVC 8 144
85 c22 1086 104,4 PVC 8 144
86 c23 511 157,0 PVC 8 144
87 c24 400 157,0 PVC 8 144
88 c25 160 78,3 PVC 8 144
89 c26 390 157,0 PVC 8 144
90 c27 955 157,0 PVC 7 142
91 c28 190 104,4 PVC 7 142
92 c29 1177 104,4 PVC 7 142
93 c30 1177 52,2 PVC 7 142
94 c31 142 104,4 PVC 7 142
*Bersambung
37
*Lanjutan
No Pipa Panjang
(m)
Diameter
(mm)
Jenis
Pipa
Umur
(Tahun) Kekasaran
95 c32 1198 78,3 PVC 7 142
96 c33 1345 157,0 PVC 7 142
97 c34 280 157,0 PVC 7 142
98 c35 2054 157,0 PVC 7 142
99 c36 640 78,3 PVC 7 142
100 c37 620 52,2 PVC 8 144
(Sumber:Data PDAM Kabupaten Pangkep,2016)
*Keterangan : PVC (Polyvinyl Chloride)
Tabel 3.3 Data Elevasi Node Eksisting Jaringan Distribusi
Node Pipa yang
tersambung Lokasi
Pelanggan (KK) Elevasi
(m)
Koordinat
2014 2015 2016 X Y
1 pump Sumber 0 0 0 8 787237 9464981
2 d1 Jl.Leangkassi 1 57 57 62 7 787964 9464625
3 c1 Jl.Leangkassi 2 135 140 141 6,5 785655 9465370
4 a1 Jl.Leangkassi 3 40 40 45 6 785568 9464886
5 c2 Jl.Cempaka 2 42 42 44 6 785707 9465365
6 c5
c6 Jl.Cempaka 3 26 26 27 6 785654 9465191
7 c4 Jl.Cempaka 1 15 15 16 6 785599 9465195
8 b1 Leangkassi 45 45 48 6 785841 9465163
9 b3 Leangkassi dalam 24 24 24 6 785491 9465200
10 c3 Jl.Sakura 1 26 26 26 6 785413 9465345
11 c8 Jl.Sakura 2 28 28 28 6 785480 9465201
12 a5 sanrangang 02 33 64 64 4 785109 9462555
13 a4 sanrangang 01 37 61 61 4 785190 9462494
14 b16 Jl.Minasatene a 28 35 35 4 785186 9462480
15 c9 Jl.Pramuka a 29 33 33 6 785674 9464476
16 b5 Jl.Jend.Sukowati 239 242 242 5 783261 9465074
17 a6 Jl.Bontoa Utara 25 27 27 4 784319 9463206
18 c7 , a7 Stadion Sibatua 38 42 43 4 783198 9464311
19 b7 Paddoang-
doangang 13 13 13 4 783253 9465066
20 b10 , b12 Paddoang-
doangang
Jl.Kesehatan 25 35 35 4 782728 9465070
*Bersambung
38
*Lanjutan
Node Pipa yang
Tersambung Lokasi
Pelanggan (KK) Elevasi Koordinat
2014 2015 2016 (m) X Y
21 c11 Jl.F dg lurang 19 19 19 4 783493 9465108
22 c16 , c17 birao dalam 12 12 13 4 785574 9462896
23 c14 birao 10 10 11 4 785523 9463338
24 b35 Jl. Flamboyan 1 18 18 18 4 782743 9465039
25 b13 Jl. Flamboyan 2 19 19 19 4 782952 9464828
26 c15, c20
,c21
tamalalang
sanrangang
dalam 50 50 50
3 784977 9463433
27 b8 Perum H.Rako 40 41 41 5 783560 9465001
28 c24 Jl.Sultan
Hansanuddin 1 15 16 16 4 782909 9464599
29 b11 Jl.H.M Arsyad B 15 15 15 4 782913 9464616
30 c19 , c18 Jl.Bontoa Utara 25 32 32 4 784686 9463426
31 b36, b34 Islamic Center 5 5 5 5 782609 9464915
32 b38 Bambu runcing 5 5 5 5 782521 9465034
33 b39 ,b40 Jam Kota 5 5 5 4 782587 9464888
34 b37 Jl.Sultan
Hansanuddin 2 40 40 40 4 782618 9464882
35 b54 Jl.A.Burhanuddin 35 35 35 4 782237 9464937
36 c23 Jl.A.Caco Timur
1 22 22 23 4 782718 9464352
37 c25 Perum DEPAG 20 20 20 4 782653 9464232
38 c37 Jl.A.Caco Timur 80 82 82 4 782347 9464426
39 b43 ,b41 Jl.A.Mauraga
Timur
Jl.Coppotompong 246 249 251
4 782443 9464588
40 b9 Jl.Cendana
Timur 52 59 87 4 783261 9464699
41 b14, c22 Jl.Matahari A 358 387 410 4 783481 9464518
42 c26, c28 Jl.A.Caco Timur 180 180 198 4 782327 9464413
43 c27, b49 Jl.A.Caco Barat
Jagong 1 95 101 112 4 780758 9464372
44 b45 Jl.A.Mauraga
Barat 243 243 243 3 781439 9464763
45 b47 Jagong 2 135 135 137 3 782162 9464999
46 c34 Tamalakko 31 31 31 3 781166 9464498
47 c35 Tekolabbua 90 90 90 3 779351 9463688
48 c30 ,c33 Lekoboddong
Dalam 12 13 13 3 780726 9463631
49 c36 Lomboka 14 14 14 3 778797 9463410
50 b28 Jl.Mawar 40 42 44 4 783611 9463916
51 b15 Poros Rumah
Sakit 12 12 12 4 783892 9463671
52 b55 JL.Kartini 19 19 19 4 782495 9465029
*Bersambung
39
*Lanjutan
Node Pipa yang
Tersambung Lokasi
Pelanggan (KK) Elevasi
(m)
Koordinat
2014 2015 2016 X Y
53 c11 Jl.F dg lurang 19 19 19 4 780774 9464409
54 c16 c17 birao dalam 12 12 13 4 783191 9464319
55 c14 birao 10 10 11 4 783870 9465163
56 b35 Jl. Flamboyan 1 18 18 18 4 781853 9463592
57 b13 Jl. Flamboyan 2 19 19 19 3 781788 9462848
58 c15 c20 c21 tamalalang
sanrangang dalam 50 50 50
3 783845 9460099
59 b8 Perum H.Rako 40 41 41 4 783273 9464699
60 c24 Jl.Sultan
Hansanuddin 1 15 16 16
4 784698 9463452
61 b11 Jl.H.M Arsyad B 15 15 15 6 785792 9464319
62 c19 c18 Jl.Bontoa Utara 25 32 32 6 786238 9464222
63 b36 b34 Islamic Center 5 5 5 4 783783 9463635
64 b38 Bambu runcing 5 5 5 4 783743 9463766
65 b39 b40 Jam Kota 5 5 5 5 785590 9462942
66 b37 Jl.Sultan
Hansanuddin 2 40 40 40 4 785835 9462848
67 b54 Jl.A.Burhanuddin 35 35 35 4 784367 9463147
68 c23 Jl.A.Caco Timur 1 22 22 23 4 784537 9463009
69 c25 Perum DEPAG 20 20 20 4 783846 9461849
70 c37 Jl.A.Caco Timur 80 82 82 4 785465 9462254
71 b43 b41 Jl.A.Mauraga
Timur
Jl.Coppotompong 246 249 251 4 785228 9460994
72 b9 Jl.Cendana Timur 52 59 87 4 784554 9462986
73 b14 c22 Jl.Matahari A 358 387 410 4 784300 9461108
74 c26 c28 Jl.A.Caco Timur 180 180 198 3 783966 9462068
75 c27 b49 Jl.A.Caco Barat
Jagong 1 95 101 112 3 783937 9461779
76 b45 Jl.A.Mauraga Barat 243 243 243 3 784030 9460589
77 b47 Jagong 2 135 135 137 3 780690 9463641
78 c34 Tamalakko 31 31 31 3 784296 9461109
Jumlah 3678 3900 4048
Sumber: Hasil Observasi Lapangan, PDAM dan Data pada Program Global
Mapper)
40
d. Pengaturan kurva
Adapun data pompa diinput pada Browser > Curve Editor
.Dimana Head sebesar 50 meter efisisensinya hanya sekitar 75% .
Tabel 3.4 Data Pompa
Pompa Kapasitas
(liter/det)
Head
(m)
Waktu
beroperasi
(Jam/hari)
Efisiensi
Pompa 1 30 50 20 75%
Pompa 2 15 50 4 75%
Pompa
Cadangan 20 50 insidental 75%
Pompa
Cadangan 25 50 insidental 75%
(Sumber:Data PDAM Kota Pangkajene, 2017)
Gambar 3.9 PengaturanKurva
e. Simulasi
Simulasi dilakukan menggunakan software EPANET2.0 dengan
meninjau parameter teknis yaitu head dan velocity yang akan
dibandingkan dengan standar pengaliran air bersih yang dikeluarkan
Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya tahun 1998.
41
Gambar 3.9 Hasil Simulasi
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan Air
1. Analisis Sektor Domestik
a. Data Pertumbuhan Penduduk
Adapun data jumlah jumlah penduduk serta rata-rata jumlah anggota
rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 4.1.2.1 yang memberikan data
penduduk dari tahun 2012-2016. Dari data tersebut kemudian dihitung
tingkat pertumbuhan tiap tahunnya dengan menggunakan metode Geometrik
dan Aritmatik. Ratio pertumbuhan tersebut kemudian dirata – rata untuk
dapat memproyeksikan pertumbuhan penduduk tahun 2017 sampai 20 tahun
ke depan yaitu tahun 2036. Berikut tabel jumlah penduduk:
Tabel 4.1 Data Penduduk Tahun 2012–2016
No Nama
Kecamatan
Kelurahan
/Desa
Penduduk rata-Rata
Jumlah
Anggota
Keluarga 2012 2013 2014 2015 2016
1 Kecamatan
Pangkajene
Tumampua 6286 6449 6590 6640 6753 5
Padoang-
Doangang 4299 4408 4498 4601 4700 5
AnrongAppaka 5520 5619 5718 5817 5916 5
Jagong 2972 3034 3166 3251 3348 5
Tekolabua 2277 2352 2426 2501 2575 5
Sibatua 2292 2350 2408 2466 2524 5
BontoPerak 5321 5413 5505 5597 5689 5
2 kecamata n
Minasatene
Minasatene 5058 5113 5263 5350 5247 5
Bontokio 4380 4515 4649 4784 4912 5
Biraeng 5309 5403 5494 5587 5657 5
Kalabbirang 4228 4249 4266 4286 4284 5
Total
34025 34738 35574 36223 36752
(Sumber:Badan Pusat Statistik (BPS)-Kabupaten Pangkep Dalam Angka 2017)
43
b. Perhitungan Proyeksi Penduduk
Pada perhitungan proyeksi penduduk ini digunakan dua metode proyeksi,
yaitu Metode Geometrik dan Metode Aritmatik. Berikut perhitungan proyeksi
penduduk tahun 2017 sampai tahun 2036.
1).Metode Geometrik.
Dari Tabel 4.1 diatas maka didapat:
𝑃𝑡=36752
𝑃𝑜=34265
𝑡=1
Data ini kemudian disubtitusi ke persamaan 2.3 yaitu:
𝑟 = [(𝑃𝑡
𝑃𝑜)
1𝑡
− 1] × 100%
=[(36752
36223)
1
1− 1] × 100%
=+0,80%
=+0,008
Nilai 𝑟 selanjutnya disubtitusi kepersamaan 2.2 yaitu;
𝑃𝑛 = 𝑃𝑡(1 + 𝑟)𝑛
Maka didapat persamaan Geometrik:
𝑷𝒏 = 𝟑𝟒𝟔𝟐𝟓(𝟏 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟖)𝒏
Contoh Perhitungan Proyeksi Penduduk
𝑷𝟐𝟎𝟏𝟐 = 𝟑𝟒𝟔𝟐𝟓(𝟏 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟖)−𝟒
= 35599 jiwa
44
Tabel 4.2 Uji Korelasi Metode Geometri
No Tahun Penduduk yi xi ln yi xi.ln yi xi^2 ln yi ^2
1 2012 34025 -4 10,43 -42 16 1742
2 2013 34738 -3 10,46 -31 9 984
3 2014 35574 -2 10,48 -21 4 439
4 2015 36223 -1 10,50 -10 1 110
5 2016 36752 0 10,51 0 0 0
Jumlah 177312 -10 52 -105 30 3276
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Untuk mencari nilai korelasi ( r ) dan standar deviasi (SD) menggunakan rumus
persamaan 2.1 sebagai berikut :
r =
2222 )()()()(
)()()(
LnYiLnYinXiXin
LnYiXiLnYiXin
r =
22 )52()3276(5())10()30(5
)52()10()105(5
r = -0,00615
Tabel 4.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri
No Tahun Penduduk (yi) Yn yi-yn (yi-yn)^2
1 2012 34025 35599 -1574 2477747
2 2013 34738 35884 -1146 1313038
3 2014 35574 36171 -597 356349
4 2015 36223 36460 -237 56320
5 2016 36752 36752 0 0
Jumlah 177312 180866 362 -3554
(Sumber: Hasil Perhitungan)
SD =
)2(
))(( 2
n
YnYi
SD =
)25(
)3554((
= 700575
45
Tabel 4.4 Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometri
No Tahun n 𝑷𝒏=36752(1+0,008)n
(Jiwa)
1 2016 0 36752
2 2017 1 37469
3 2021 5 40478
4 2026 9 44582
5 2031 17 49101
6 2036 20 54079
(Sumber:Hasil Perhitungan,2017)
2).Metode Aritmatik
Data dari Tabel 4.1 kembali digunakan untuk disubtitusi kepersamaan
2.5 Dimana:
𝑃𝑡=36752
𝑃𝑜=36223
𝑡 =2016-2012=4
𝑟 = [𝑃𝑡 − 𝑃𝑜
𝑡]
=[36752−36223
4]
=681
Nilai 𝑟 selanjutnya disubtitusi kepersamaan 2.4. Maka didapat
persamaan Aritmatik:
𝑃𝑛 = 𝑃𝑡 + (𝑟 × 𝑛)
𝑷𝒏=36752+681n
Contoh perhitungan proyeksi penduduk
𝑃2012=36752+681(-4)
=34028 jiwa
46
Tabel 4.5 Uji Korelasi Metode Arimatik
No Tahun Penduduk (yi) xi xi.yi yi^2 xi^2
1 2012 34025 -4 -136100 1157700625 16
2 2013 34738 -3 -104214 1206728644 9
3 2014 35574 -2 -71148 1265509476 4
4 2015 36223 -1 -36223 1312105729 1
5 2016 36752 0 0 1350734005 0
Jumlah 177312 -10 -347685 6292778479 30
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Untuk mencari nilai korelasi (r) dan standar deviasi (SD) menggunakan
rumus sebagai berikut :
Contoh perhitungan mencari nilai korelasi (r)
r =
2222 ...
..
YiYinXiXin
XiYiYiXin
r =
2217731262927784795.10305
10177312347685-5
r = 0,000057
Tabel 4.6 Perhitungan Standar Deviasi Metode Arimatik
No Tahun Penduduk (yi) Yn yi-yn (yi-yn)^2
1 2012 34025 34028 -3 9
2 2013 34738 34709 29 841
3 2014 35574 35390 184 33856
4 2015 36223 36071 152 23104
5 2016 36752 36752 0 0
Jumlah 177312 176950 362 57810
(Sumber:Hasil Perhitungan)
Contoh perhitungan mencari nilai satandar deviasi (SD)
SD =
)2(
))( 2
n
YnYi
SD =
)25(
57810
= 9635
47
Tabel 4.7 Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika
No Tahun n 𝑷𝒏=36752+681n
(Jiwa)
1 2016 0 36752
2 2017 1 37434
3 2021 5 40162
4 2026 9 43572
5 2031 17 46982
6 2036 20 50392
(Sumber:Hasil Perhitungan,2017)
Tabel 4.8 perbandingan nilai koefisien korelasi dan standar deviasi
Metode Koefisien Korelasi Standar Deviasi
Geometri -0.00615 700576
Aritmatika 0.00006 9635
Dengan adanya nilai korelasi ( r ) dan standar deviasi ( SD ) dari kedua
metode diatas, maka dapat ditentukan pilihan dari kedua metode tersebut untuk
menghitung proyeksi penduduk sampai 10 tahun mendatang. Pemilihan metode
tersebut didasarkan pada koefisien korelasi (r) harus bernilai 1 atau -1 atau
mendekati nilai keduanya dan standar deviasi harus paling kecil.
3. Pemilihan Metode Proyeksi Yang Digunakan.
Pemilihan metode proyeksi yang akan digunakan untuk peroyeksi penduduk
10 tahun yang akan datang, Berdasarkan pada nilai koefisien korelasi r dan
standar deviasi SD, dimana metode yang baik adalah metoda yang memiliki nilai
koefisien korelasi mendekati 1 atau -1 dan memiliki nilai standar deviasi paling
kecil, agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih Aritmatika
No Tahun Penduduk (Jiwa)
1 2016 36752
2 2017 37434
3 2021 40162
4 2026 43572
5 2031 46982
6 2036 50392
(Sumber: Hasil Perhitungan)
48
Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk Tahun 2017-2036
Dari analisis diatas didapat jumlah penduduk tahun 2036 berjumlah
50392 jiwa, maka sesuai Tabel 2.1 wilayah ini termasuk dalam kategori kota
kecil dengan jumlah penduduk berkisar 100.000 jiwa<x>20.000 jiwa.
c.Analisis KebutuhanAir
Berikut data pelayanan menurut data PDAM Kota Pangkajene
Tahun 2014 sampai 2016:
Tabel 4.10 Data Pelayanan Tahun 2014-2016
No Tahun Penduduk
(Jiwa)
Cakupan
Pelayanan
(Jiwa)
SR
(Pelanggan) HU
Konsumsi
(lt/hr) Kebutuhan
(lt/det)
Kapasitas
Produksi
(lt/det) % Jiwa % Jiwa SR HU
1 2014 35574 20184 52 18390 17 7881 100 30 24,00 30,00
2 2015 36223 21284 54 19500 18 8357 100 30 25,53 30,00
3 2016 36752 24400 56 20420 20 8751 100 30 26,74 30,00
(Sumber:Data Teknis PDAM Kota Pangkajene,2017)
Analisis kebutuhan air sektor domestik dapat dihitung dengan
persamaan 2.9 dengan data jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.1
dirumuskan sebagai berikut:
Perhitungan untuk Sambungan Rumah (SR)
-Jumlah Penduduk = 18390 orang (Data tahun 2016)
2017 2021 2026 2031 2036
Tahun Proyeksi
Penduduk 37434 40162 43572 46982 50392
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
jiwa
PROYEKSI PENDUDUK KOTA PANGKAJENE
49
-Pemakaianair SR (Kota Kecil) =100 lt/org/hr(Tabel2.1)
Maka:
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
86.400𝑑𝑒𝑡× 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛(𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)
=18390𝑜𝑟𝑔
86.400𝑑𝑒𝑡× 100(𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)
=21,30(𝑙𝑡/𝑑𝑒𝑡)
Ditambah dengan kebutuhan HU (perbandingan SR dan HU 70:30 tertera
pada Tabel 2.1) dengan perhitungan yang sama maka, kebutuhan HU yaitu 2,70
lt/det. Maka:
Data Tahun 2016
𝐻𝑈 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝐻𝑈)
86.400𝑑𝑒𝑡× 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛(𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)
=8571𝑜𝑟𝑔
86.400𝑑𝑒𝑡× 30(𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)
=2,70(𝑙𝑡/𝑑𝑒𝑡)
Kebutuhan Domestik = SR+HU
= 21,30 lt/det +2,70 lt/det
= 24, 00 lt/det
Melihat persentasi penduduk terlayani tahun 2014 sampai 2016
kenaikannya hanya sekitar 2% maka diasumsikan setiap tahun juga meningkat
sama meskipun target “Air Bersih dan Sanitasi” pada Sustainable Development
Goals yang harus dicapai mencapai 100% penduduk terlayani sampai Tahun
2036. Berikut proyeksi kebutuhan air domestic untuk tahun 2017 sampai tahun
2020:
50
Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik
No Tahun Penduduk
(Jiwa)
SR
(Pelanggan) HU
Konsumsi
(lt/hr) Kebutuhan
(lt/det)
kapasitas
produksi
(lt/det)
Kapasitas
IPA (lt/det) % Jiwa % Jiwa SR HU
1 2017 37434 58 21712 25 9119 100 30 28.30 30 35
2 2021 40162 68 27310 29 11470 100 30 35.59 30 35
3 2026 43572 78 33986 33 14274 100 30 42.29 30 35
4 2031 46982 88 41344 38 17365 100 30 48.88 30 35
5 2036 50392 98 49384 42 20741 100 30 58.36 30 35
(Sumber:Hasil Perhitungan, 2017)
Pompa yang digunakan pada saat simulasi hanya satu yaitu pompa
utama 30 lt/det. Adapun data pelayanan di atas terbagi menjadi 78 node
(titik) dan 100 pipa bisa dilihat pada data pelanggan Tahun 2016 yang
dijadikan sebagai persentase pelayanan yang diperoleh dari Data PDAM
Pangkep Wilayah Pelayanan Kota Pangkajene pada Tabel berikut:
51
Tabel.4.12 Proyeksi Pelanggan Tahun 2016-2036
Node Kebutuhan Air Total Domestik (lt/det)
Persentasi
Pelayanan
(%)
Kebutuhan Air Domestik Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
1
24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 1,53 0,41 0,43 0,55 0,68 0,83 0,99
3 3,48 0,92 0,99 1,24 1,54 1,88 2,24
4 1,11 0,29 0,31 0,40 0,49 0,60 0,72
5 1,09 0,29 0,31 0,39 0,48 0,59 0,70
6 0,67 0,18 0,19 0,24 0,30 0,36 0,43
7 0,40 0,10 0,11 0,14 0,18 0,21 0,25
8 1,19 0,31 0,34 0,42 0,53 0,64 0,76
9 0,59 0,16 0,17 0,21 0,26 0,32 0,38
10 0,64 0,17 0,18 0,23 0,28 0,35 0,41
11 0,69 0,18 0,20 0,25 0,31 0,37 0,45
12 1,58 0,42 0,45 0,56 0,70 0,85 1,02
13 1,51 0,40 0,43 0,54 0,67 0,81 0,97
14 0,86 0,23 0,24 0,31 0,38 0,47 0,56
15 0,82 0,22 0,23 0,29 0,36 0,44 0,52
16 5,98 1,58 1,69 2,13 2,65 3,22 3,85
17 0,67 0,18 0,19 0,24 0,30 0,36 0,43
*Bersambung
52
*Lanjutan
Node Kebutuhan Air Total Domestik (lt/det)
Persentasi
Pelayanan (%)
Kebutuhan Air Domestik Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
18
24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
1,06 0,28 0,30 0,38 0,47 0,57 0,68
19 0,32 0,08 0,09 0,11 0,14 0,17 0,21
20 0,86 0,23 0,24 0,31 0,38 0,47 0,56
21 0,47 0,12 0,13 0,17 0,21 0,25 0,30
22 0,32 0,08 0,09 0,11 0,14 0,17 0,21
23 0,27 0,07 0,08 0,10 0,12 0,15 0,17
24 0,44 0,12 0,13 0,16 0,20 0,24 0,29
25 0,47 0,12 0,13 0,17 0,21 0,25 0,30
26 1,24 0,33 0,35 0,44 0,55 0,67 0,80
27 1,01 0,27 0,29 0,36 0,45 0,55 0,65
28 0,40 0,10 0,11 0,14 0,18 0,21 0,25
29 0,37 0,10 0,10 0,13 0,16 0,20 0,24
30 0,79 0,21 0,22 0,28 0,35 0,43 0,51
31 0,12 0,03 0,03 0,04 0,05 0,07 0,08
32 0,12 0,03 0,03 0,04 0,05 0,07 0,08
33 0,12 0,03 0,03 0,04 0,05 0,07 0,08
34 0,99 0,26 0,28 0,35 0,44 0,53 0,64
*Bersambung
53
*Lanjutan
Node Kebutuhan Air Total Domestik (lt/det)
Persentasi
Pelayanan
(%)
Kebutuhan Air Domestik Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
35
24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
0,86 0,23 0,24 0,31 0,38 0,47 0,56
36 0,57 0,15 0,16 0,20 0,25 0,31 0,37
37 0,49 0,13 0,14 0,18 0,22 0,27 0,32
38 2,03 0,54 0,57 0,72 0,90 1,09 1,30
39 6,20 1,64 1,75 2,21 2,75 3,34 3,99
40 2,15 0,57 0,61 0,77 0,95 1,16 1,38
41 10,13 2,68 2,87 3,61 4,49 5,46 6,52
42 4,89 1,29 1,38 1,74 2,17 2,64 3,15
43 2,77 0,73 0,78 0,98 1,23 1,49 1,78
44 6,00 1,59 1,70 2,14 2,66 3,24 3,86
45 3,39 0,90 0,96 1,20 1,50 1,82 2,18
46 0,77 0,20 0,22 0,27 0,34 0,41 0,49
47 2,22 0,59 0,63 0,79 0,98 1,20 1,43
48 0,32 0,08 0,09 0,11 0,14 0,17 0,21
49 0,35 0,09 0,10 0,12 0,15 0,19 0,22
50 1,09 0,29 0,31 0,39 0,48 0,59 0,70
51 0,30 0,08 0,08 0,11 0,13 0,16 0,19
*Bersambung
54
*Lanjutan
Node Kebutuhan Air Total Domestik (lt/det)
Persentasi
Pelayanan
(%)
Kebutuhan Air Domestik Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
52
24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
0,47 0,12 0,13 0,17 0,21 0,25 0,30
53 1,56 0,41 0,44 0,55 0,69 0,84 1,00
54 0,82 0,22 0,23 0,29 0,36 0,44 0,52
55 2,20 0,58 0,62 0,78 0,97 1,18 1,42
56 5,19 1,37 1,47 1,85 2,30 2,80 3,34
57 0,37 0,10 0,10 0,13 0,16 0,20 0,24
58 0,25 0,07 0,07 0,09 0,11 0,13 0,16
59 0,05 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03
60 2,40 0,63 0,68 0,85 1,06 1,29 1,54
61 1,33 0,35 0,38 0,47 0,59 0,72 0,86
62 0,62 0,16 0,17 0,22 0,27 0,33 0,40
63 0,99 0,26 0,28 0,35 0,44 0,53 0,64
64 0,32 0,08 0,09 0,11 0,14 0,17 0,21
65 0,64 0,17 0,18 0,23 0,28 0,35 0,41
66 0,52 0,14 0,15 0,18 0,23 0,28 0,33
67 0,25 0,07 0,07 0,09 0,11 0,13 0,16
68 0,44 0,12 0,13 0,16 0,20 0,24 0,29
*Bersambung
55
*Lanjutan
Node Kebutuhan Air DOmestik Total (lt/det) Persentasi
Pelayanan
(%)
Kebutuhan Air Domestik Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
69
24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
1,23 0,12 0,13 0,16 0,20 0,24 0,29
70 2,3 0,12 0,13 0,16 0,20 0,24 0,29
71 1,2 0,14 0,15 0,19 0,24 0,29 0,35
72 1,1 0,17 0,18 0,23 0,28 0,35 0,41
73 0,91 0,29 0,31 0,39 0,48 0,59 0,70
74 1,3 0,10 0,10 0,13 0,16 0,20 0,24
75 0,2 0,09 0,10 0,12 0,15 0,19 0,22
76 1,22 0,09 0,10 0,12 0,15 0,19 0,22
77 0,7 0,07 0,08 0,10 0,12 0,15 0,17
78 0,89 0,10 0,10 0,13 0,16 0,20 0,24
Total 100 24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
(Sumber:Hasil Perhitungan, 2017)
56
2. Analisis Sektor Non Domestik.
a. Analisis Fasilitas Sosial Ekonomi
Berikut data fasilitas sosial ekonomi yang terdapat di wilayah
Pelayanan PDAM Kota Pangkajene berdasarkan hasil perhitungan Badan
Pusat Statistik Wilayah Kecamatan Minasatene tahun 2016:
Tabel 4.13 Fasilitas Sosial Ekonomi Tahun 2016
No Sektor Fasilitas Jumlah Unit Satuan Rata-
Rata
1 Pendidikan
Sekolah Dasar 26 orang 150
Sekolah Menengah
Pertama 5 orang 300
Sekolah Menengah
Atas 6 orang 500
Perguruan Tinggi 4 orang 650
2 Instansi Kantor 20 pegawai 40
3 Ekonomi
Pasar 2 hektar 0,5
Hotel 0 bed 0
Kawasan Industri 0 hektar 0
Rumah Makan 16 tempatduduk 15
4 Kesehatan Rumah Sakit 1 bed 200
Puskesmas 3 unit 1
5 Peribadatan Mesjid 34 unit 1
Gereja 1 1unit 1
6 Pertahanan Kawasan Militer 1 orang 150
7 Pariwisata Kawasan Pariwisata 1 hektar 0,5
Jumlah 120
(Sumber: BPS Kabupaten Pangkep dalam Angka 2017)
b. Analisis Proyeksi Fasilitas Sosial Ekonomi
Pada Tabel 4.12 memberikan data jumlah fasilitas sosial ekonomi
wilayah pelayanan serta Tabel 4.11 data jumlah proyeksi penduduk yang
dapat menghitung proyeksi fasilitas sosial tahun 2017 sampai 2036 dengan
menggunakan persamaan 2.8 sebagai berikut:
57
Dimana:
- Pada tahun 2016:
Penduduk tahun awal =20240 jiwa
Fasilitas pendidikan tahun awal =120
- Pada tahun 2017
Penduduk tahun 2017 =21712 jiwa
Maka,data diatas disubtitusi kepersamaaan 2.8 sebagai berikut
(Proyeksi ke Tahun 2017):
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑘𝑒 − 𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝐴𝑤𝑎𝑙=
𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑘𝑒 − 𝑛
𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝐴𝑤𝑎𝑙
21712
20240=
𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛2017
120
𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛2017 =120
Berikut tabel hasil perhitungan proyeksi jumlah fasilitas sosial
ekonomi sebagai berikut:
Tabel 4.14 Proyeksi Fasilitas Sosial Ekonomi
No Tahun
Sektor(unit)
Total a b C D E F G H I J k
1 2016 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
2 2017 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
3 2021 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
4 2025 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
5 2029 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
6 2033 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
7 2036 41 20 2 0 0 16 1 3 35 1 1 120
(Sumber:Hasil Perhitungan, 2017)
*Keterangan:
- a=sekolah -g=rumahsakit
- b=kantor -h=puskesmas
- c=pasar -i=tempatibadah
- d=hotel -j=kawasanmiliter
- e=kawasanindustry -k=pariwisata
- f=rumahmakan
58
c.Analisis Kebutuhan Air
Kebutuhan air non domestik di wilayah Pelayanan PDAM Kota
Pangkajene ini cukup banyak karena termasuk wilayah Kota Kecil. Tabel
4.13 memberikan data jumlah rata-rata subjek persektor dan Tabel 4.14
memberikan data jumlah fasilitas pertahun. Data tersebut digunakan untuk
menghitung jumlah kebutuhan air non domestik dengan melihat kebutuhan
air berdasarkan kategori IV (Kota Kecil) sesuai dengan Kriteria
Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Tahun 1996 yang
bisa dilihat pada Tabel 2.1
Data Fasilitas Pendidikan Tahun 2017:
o Rata-rata murid =150 siswa
o Fasilitas =26 Sekolah
o Pemakaian air sekolah =10 lt/org/hr (Tabel 2.2)
Data tersebut dimasukkan kepersamaan 2.10 sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑆𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 × 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛(𝑙𝑡/𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘/ℎ𝑟)
= 26 × 150𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 10(𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)
= 39.000(𝑙𝑡/𝑜𝑟𝑔/ℎ𝑟)
= 0,45(𝑙𝑡/𝑑𝑒𝑡)
Berdasarkan perhitungan proyeksi fasilitas sosial ekonomi terlihat
hasil yang sama dengan kondisi eksisting sehingga jumlah kebutuhan air
pada kondisi eksisting dan proyeksi itu sama. Berikut tabel kebutuhan air
pada tahun proyeksi.
59
Tabel 4.15 Kebutuhan Air Bersih Sektor Non Domestik Tahun 2016
No. Sektor Jumlah Pemakaian Kebutuhan
(lt/det) Subjek Satuan Nilai Satuan
1 Pendidikan 11000 Orang 10 orang 1,27
2 Kantor 800 pegawai 10 pegawai 0,09
3 Pasar 2 hektar 12000 hektar 0,28
4 Hotel 0 Bed 150 bed 0,00
5 Kawasan
Industri 0 hektar 0,2 hektar 0,00
6 Rumah
Makan 240
Tempat
duduk 100
Tempat
duduk 0,28
7 Rumah
Sakit 1 Bed 2000 bed 0,02
8 Puskesmas 3 Unit 200 unit 0,01
9 Mesjid 34 Unit 3000 unit 1,18
10 Gereja 1 1unit 100 1unit 0,00
11 Kawasan
Militer 150 Orang 150 orang 0,26
12 Kawasan
Pariwisata 1 hektar 0,1 hektar 0,10
Total 3,49
(Sumber:Hasil Perhitungan,2017)
Tabel 4.16 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik
No. Sektor Kebutuhan Air (lt/det)
2017 2021 2026 2031 2036
1 Pendidikan 1,27 1,27 1,27 1,27 1,27
2 Kantor 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
3 Pasar 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
4 Hotel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Kawasan Industri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Rumah Makan 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
7 Rumah Sakit 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
8 Puskesmas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
9 Mesjid 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18
10 Gereja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11 Kawasan Militer 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26
12 Kawasan Pariwisata 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
Total 3,49 3,49 3,49 3,49 3,49
(Sumber:Hasil Perhtiungan, 2017)
60
Berikut merupakan tabel hasil penelitian di lapangan berupa lokasi
fasilitas sosial ekonomi pada node yang terdiri dari beberapa sektor yang
tertera pada tabel di atas:
Tabel 4.17 Lokasi Fasilitas Sosial Ekonomi Berdasarkan Titik Node
No. Sektor Lokasi
Node Unit
1 Sekolah
-2d,4b,5c,7b,21c
23c,27c,31a,41a
54b,70c,76c
-3a,14c,18a,59c
45b,60c
-15b,53b,73c,75c
1
2
3
2 Kantor
-4b,14c,15b,25c
-27c,52b
-45b
1
2
4
3 Pasar 15b,30a 1
4 Hotel - 0
5 Kawasan Industri - 0
6 RumahMakan
-25c,57c
-58c
-62a
3
8
2
7 Rumah Sakit 58c 1
8 Puskesmas 54b,57c,75c 1
9 Mesjid
-2d,3d,4b,5c,7b,
20c,30a,41a,42a
53b,64c,69c,74c
77c
-15b,23c,27c
70c,73c,75c,76c
1
2
10 Gereja 53b 1
11 Militer 54b 1
12 Pariwisata - 0
(Sumber:Hasil Observasi Lapangan,2017)
61
Berikut tabel kebutuhan air sektor non domestik berdasarkan node:
Tabel 4.18 Kebutuhan Air Non Domestik setiap Node
Node
Kebutuhan (lt/det)
Eksisting Proyeksi
2016 2017 2021 2026 2031 2036
2 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
4 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
5 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
8 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
3 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
7b 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
15 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
16 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28
23 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
26 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
55 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
40 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
41 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
70 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
71 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
75 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
76 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
29 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11
28 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
39 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
44 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
18 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
54 4,77 4,77 4,77 4,77 4,77 4,77
50 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
17 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
64 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
36 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
43 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
56 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
47 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21
49 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
57 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21
58 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
77 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
(Sumber:Hasil Perhitungan,2017)
62
3. Analisis Kehilangan Air
Kehilangan air yang diizinkan berdasarkan Petunjuk Teknis
Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum volume VI
(1998) adalah 20% dari air yang terproduksi. Berikut perhitungan kehilangan
air untuk eksisting:
Perhitungan:
- Produksi air (2016) = 30 lt/det (Data Tabel 4.10)
- Kehilangan air = 20% (Tabel 2.1)
Maka,kehilangan air =20% x 30 lt/det
=6 lt/det
Tabel 4.19 Kehilangan air pada tahun proyeksi
No Tahun Produksi (lt/det) Kehilangan Air
% lt/det
1 2016 30 20 6
2 2017 30 20 6
3 2021 30 20 6
4 2026 30 20 6
5 2031 30 20 6
6 2036 30 20 6
(Sumber:Hasil Perhitungan, 2017)
Selanjutnya, kehilangan air pada node didapatkan dari hasil kali
kehilangan air terhadap persentasi pelayanan berikut tabel hasil
perhitungannnya:
63
Tabel.4.20 Proyeksi kehilangan Air
Node Kehilangan Air Total (lt/det)
Persentasi
Pelayanan
(%)
Kehilangan Air Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
1
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 1,53 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
3 3,48 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21
4 1,11 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
5 1,09 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
6 0,67 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
7 0,40 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
8 1,19 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
9 0,59 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
10 0,64 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
11 0,69 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
12 1,58 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
13 1,51 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
14 0,86 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
15 0,82 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
16 5,98 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
17 0,67 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
*Bersambung
64
*Lanjutan
Node Kehilangan Air Total (lt/det)
Persentasi
Pelayanan (%)
Kehilangan Air Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
18
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
1,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
19 0,32 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
20 0,86 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
21 0,47 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
22 0,32 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
23 0,27 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
24 0,44 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
25 0,47 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
26 1,24 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
27 1,01 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
28 0,40 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
29 0,37 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
30 0,79 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
31 0,12 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
32 0,12 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
33 0,12 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
34 0,99 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
*Bersambung
65
*Lanjutan
Node Kehilangan Air Total (lt/det)
Persentasi
Pelayanan
(%)
Kehilangan Air Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
35
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
0,86 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
36 0,57 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
37 0,49 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
38 2,03 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
39 6,20 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
40 2,15 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
41 10,13 0,61 0,61 0,61 0,61 0,61 0,61
42 4,89 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29
43 2,77 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
44 6,00 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
45 3,39 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
46 0,77 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
47 2,22 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
48 0,32 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
49 0,35 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
50 1,09 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
51 0,30 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
*Bersambung
66
*Lanjutan
Node Kehilangan Air Total (lt/det)
Persentasi
Pelayanan
(%)
Kehilangan Air Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
52
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
0,47 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
53 1,56 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
54 0,82 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
55 2,20 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
56 5,19 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31
57 0,37 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
58 0,25 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
59 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
60 2,40 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
61 1,33 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
62 0,62 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
63 0,99 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
64 0,32 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
65 0,64 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
66 0,52 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
67 0,25 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
68 0,44 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
*Bersambung
67
*Lanjutan
Node Kehilangan Air Total (lt/det) Persentasi
Pelayanan
(%)
Kehilangan Air Node (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036 2016 2017 2021 2026 2031 2036
69
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
1,23 0,12 0,13 0,16 0,20 0,24 0,29
70 2,3 0,12 0,13 0,16 0,20 0,24 0,29
71 1,2 0,14 0,15 0,19 0,24 0,29 0,35
72 1,1 0,17 0,18 0,23 0,28 0,35 0,41
73 0,91 0,29 0,31 0,39 0,48 0,59 0,70
74 1,3 0,10 0,10 0,13 0,16 0,20 0,24
75 0,2 0,09 0,10 0,12 0,15 0,19 0,22
76 1,22 0,09 0,10 0,12 0,15 0,19 0,22
77 0,7 0,07 0,08 0,10 0,12 0,15 0,17
78 0,89 0,10 0,10 0,13 0,16 0,20 0,24
Total 100 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
(Sumber:Hasil Perhitungan, 2017)
68
4. Analisis Kebutuhan Air Total
Kebutuhan air total merupakan jumlah dari kebutuhan air domestik, non
domestik dan kehilangan air. Berikut tabel kebutuhan air total:
Tabel 4.21 Kebutuhan Air Total
(Sumber:Hasil Perhitungan,2017)
Fluktuasi Jam Puncak dihitung menggunakan persamaan 2.12 (contoh: Data2016)
𝑄𝑚𝑎𝑥 = 𝑓𝑚𝑎𝑥 × 𝑄𝑎𝑣
=1,15 x 36,79 lt/det
=40,46 lt/det
Gambar 4.2 Grafik kebutuhan Air
2016 2017 2021 2026 2031 2036
Domestik 24,00 28,30 35,59 42,29 48,88 58,36
Non Domestik 7,79 7,79 7,79 7,79 7,79 7,79
Kehilangan Air 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
Total 36,79 42,09 48,38 55,05 60,67 69,36
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,00
Ke
bu
tuh
an A
ir (
lt/d
et)
Grafik Kebutuhan Air
No
(a)
Tahun
(b)
Kebutuhan (lt/det)
Domestik
(c)
Non
Domestik
(d)
Kehilangan
Air(e)
Jumlah
(f=c+d+e)
Faktor Jam
Puncak (1,15)
(lt/det)
(g=fx1,15)
1 2016 24,00 7,79 6 36,79 40,46
2 2017 28,30 7,79 6 42,09 46,27
3 2021 35,59 7,79 6 48,38 54,31
4 2026 42,29 7,79 6 55,05 56,65
5 2031 48,88 7,79 6 60,67 66,93
6 2036 58,36 7,79 6 69,36 75,49
69
Tabel 4.22 Kebutuhan Air Total Setiap Node (Jam Puncak)
Node Kebutuhan (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036
1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,62 0,65 0,77 0,91 1,07 1,24
3 1,35 1,41 1,69 2,01 2,37 2,76
4 0,48 0,50 0,59 0,69 0,80 0,93
5 0,46 0,49 0,57 0,67 0,78 0,91
6 0,23 0,24 0,30 0,36 0,43 0,50
7 0,22 0,23 0,26 0,30 0,34 0,38
8 0,41 0,44 0,53 0,64 0,76 0,89
9 0,21 0,22 0,26 0,32 0,38 0,45
10 0,22 0,24 0,29 0,35 0,41 0,48
11 0,24 0,25 0,31 0,37 0,44 0,52
13 0,55 0,58 0,70 0,85 1,01 1,19
14 0,52 0,55 0,67 0,81 0,97 1,13
15 0,40 0,42 0,49 0,57 0,66 0,76
16 0,59 0,60 0,67 0,74 0,82 0,92
17 2,08 2,19 2,66 3,22 3,83 4,50
18 0,23 0,24 0,30 0,36 0,43 0,50
19 0,47 0,49 0,57 0,67 0,78 0,90
20 0,11 0,12 0,14 0,17 0,21 0,24
21 0,34 0,35 0,42 0,50 0,59 0,69
22 0,21 0,22 0,26 0,30 0,35 0,40
23 0,11 0,12 0,14 0,17 0,21 0,24
24 0,22 0,22 0,24 0,27 0,30 0,33
25 0,15 0,16 0,20 0,24 0,28 0,33
26 0,43 0,45 0,55 0,66 0,79 0,93
27 0,49 0,51 0,58 0,68 0,78 0,90
28 0,14 0,15 0,18 0,21 0,25 0,30
29 0,13 0,14 0,16 0,20 0,24 0,28
30 0,39 0,40 0,46 0,54 0,62 0,71
31 0,09 0,09 0,10 0,12 0,13 0,14
32 0,04 0,05 0,05 0,07 0,08 0,09
33 0,04 0,05 0,05 0,07 0,08 0,09
34 0,34 0,36 0,44 0,53 0,63 0,74
35 0.30 0.32 0.38 0.47 0.55 0.65
36 0.20 0.21 0.25 0.31 0.36 0.43
37 0.17 0.18 0.22 0.27 0.32 0.37
*Bersambung
70
*lanjutan
Node Kebutuhan (lt/det)
2016 2017 2021 2026 2031 2036
38 0,70 0,74 0,90 1,09 1,30 1,53
39 2,15 2,28 2,76 3,34 3,97 4,67
40 0,75 0,79 0,96 1,16 1,38 1,62
41 3,61 3,80 4,60 5,54 6,58 7,71
42 1,74 1,83 2,21 2,67 3,17 3,72
43 0,96 1,02 1,23 1,49 1,77 2,08
44 2,09 2,20 2,67 3,23 3,85 4,52
45 1,29 1,36 1,63 1,94 2,29 2,67
46 0,27 0,28 0,34 0,41 0,49 0,58
47 0,77 0,82 0,99 1,20 1,42 1,67
48 0,11 0,12 0,14 0,17 0,21 0,24
49 0,12 0,13 0,15 0,19 0,22 0,26
50 0,38 0,40 0,48 0,59 0,70 0,82
51 0,10 0,11 0,13 0,16 0,19 0,22
52 0,21 0,22 0,26 0,30 0,35 0,40
53 0,73 0,76 0,89 1,03 1,19 1,37
54 0,34 0,35 0,41 0,49 0,57 0,67
55 0,76 0,81 0,98 1,18 1,41 1,66
56 1,80 1,90 2,31 2,79 3,32 3,91
57 0,24 0,24 0,27 0,31 0,35 0,39
58 5,19 5,19 5,21 5,24 5,26 5,29
59 0,12 0,12 0,12 0,13 0,13 0,14
60 0,93 0,98 1,17 1,39 1,63 1,90
61 0,46 0,49 0,59 0,72 0,85 1,00
62 0,25 0,26 0,31 0,37 0,43 0,50
63 0,34 0,36 0,44 0,53 0,63 0,74
64 0,15 0,16 0,18 0,21 0,24 0,28
65 0,22 0,24 0,29 0,35 0,41 0,48
66 0,18 0,19 0,23 0,28 0,33 0,39
67 0,09 0,09 0,11 0,13 0,16 0,19
68 0,15 0,16 0,20 0,24 0,28 0,33
69 0,19 0,20 0,24 0,28 0,32 0,37
70 0,23 0,24 0,27 0,31 0,36 0,41
71 0,19 0,20 0,24 0,29 0,35 0,41
72 0,22 0,24 0,29 0,35 0,41 0,48
73 0,60 0,62 0,71 0,81 0,92 1,04
74 0,17 0,18 0,20 0,24 0,28 0,32
75 0,34 0,35 0,38 0,41 0,44 0,48
76 0,24 0,25 0,28 0,31 0,35 0,38
77 0,13 0,14 0,16 0,18 0,21 0,24
78 0,13 0,14 0,16 0,20 0,24 0,28
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2017)
71
Selanjutnya untuk input data pipa dimasukkan data panjang, diameter,
serta kekasaran pipa yang bisa dilihat pada Tabel 3.1. panjang dan diameter
didapatkan dari Data PDAM Kota Pangkajene, sedangkan kekasaran dihitung
berdasarkan persamaan 2.20 serta melihat data dari Tabel 3.1 (lihat jenis pipa dan
umur) dan Tabel 2.3 (kekasaran pipa Hazen William). Adapun perhitungannya
sebagai berikut:
Diketahui:
- Pipa 1
Bahan = Polyvinyl Chloride (Data Tabel 3.1)
t = 8 Tahun (Data Tabel 3.1)
Ko = 140 (Data Tabel 2.3 )
𝛼 = 0,5 (diasumsikan),
maka:
𝑘𝑡 = 𝑘0 + 𝛼. 𝑡
= 140 + (0,5 x 8 tahun)
= 144
B. Analisis Head dan Velocity pada Jaringan Pipa
Analisis jaringan pipa dilakukan memmenggunakan data eksisting yaitu data
tahun 2016. Adapun data yang digunakan dalam menganalisis eksisting jaringan
yaitu ; data kebutuhan air setiap node, elevasi node, elevasi sumber, data pompa
dengan efisiensi 75% dikarenakan pompa sudah tua (head dan kapasitas
produksi), panjang pipa, diameter pipa, serta kekasaran pipa Hazen William .
Dalam pemompaan pada simulasi distribusi menggunakan Epanet 2.0 kali ini,
tidak memakai input data fluktuasi pemompaan yang dimasukkan pada menu
Pattern di Program Epanet 2.0. Cara yang digunakan hanya dengan memasukkan
faktor jam puncak pada Demand Muliteriplier (Option-Hydraulic Option-Demand
Muliteriplier). Rentang nilai yang dipilih adalah 1,15 pada area distribusi pipa
pelayanan.
72
Hasil simulasi distribusi yang akan ditampilkan ini adalah grafik hasil dari
node dan pipa yang akan dibandingkan dengan standar kriteria desain Departemen
Pekerjaan Umum Cipta Karya tahun 1998. Adapun gambar grafik untuk tahun
2016 bisa dilihat pada Gambar 4.3. Pada gambar grafik tersebut terlihat 8% head
berada diatas batas minimum yaitu sekitar 46 sampai yang terendah 19 m yang
artinya air yang terdistribusi memiliki head yang mencukupi namun untuk
beberapa wilayah berada dibawah batas minimum yang artinya kebutuhan air
tidak tercukupi. Selanjutnya, grafik velocity pada pipa bisa dilihat pada Gambar
4.4. Pada gambar tersebut terlihat kecepatan air yang mengalir masih dalam batas
normal atau masih dibawah batas standar yaitu sekitar 0,1 m/s – 1,2 m/s.
Hasil simulasi untuk tahun proyeksi bisa kita lihat pada Gambar 4.5 dan 4.6.
Pada Gambar 4.5 grafik menunjukkan bahwa head untuk tahun 2017 sampai
2036 tidak mencukupi terlihat sekitar hampir 50% berada dibawah batas
minimum. Hal ini dikarenakan air yang diproduksi oleh PDAM Kota Pangkajene
sudah tidak cukup lagi dan jarak ke node tersebut sangat jauh. Oleh karena itu
disarankan agar kapasitas produksi untuk selanjutnya ditambah untuk memenuhi
kebutuhan air masyarakat yang semakin meningkat setiap tahunnya. Sementara
untuk velocity (kecepatan aliran) terlihat sama dengan tahun 2016 yaitu masih
berada dalam batas standar sekitar dibawah 2m/s. adapaun yang hampir medekati
0 m/s dikaenakan head yang sangat kecil menyebabkan air tidak mengalir.
73
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77
Hea
d (
m)
Node
Grafik Head Jaringan Pipa Tahun 2017-2036
Gambar 4.5 Grafik Head Jaringan Pipa Tahun 2017-2036
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL :
GRAFIK HEAD TAHUN 2017-2036
NAMA : MEGAHWATI DOLOHAE
NIM : D121 13 016
TANPA SKALA
KETERANGAN:
74
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77
Bat
as M
inim
um
Ihe
ad (
m)
Hea
d (
m)
Node
Grafik Head Jaringan Pipa Tahun 2016
Head
Batas Min
Gambar 4.3 Grafik Head Jaringan Pipa Tahun 2016
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL :
GRAFIK HEAD TAHUN 2016
NAMA : MEGAHWATI DOLOHAE
NIM : D121 13 016
TANPA SKALA
KETERANGAN:
75
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
a1 a4 a7 b2 b5 b8 b11 b14 b17 b20 b23 b26 b29 b32 b35 b37 b41 b44 b47 b51 b54 c2 c5 c8 c11 c14 c17 c20 c23 c26 c29
Vel
oci
ty (
m/s
)
Pipa
Grafik Velocity Jaringan Pipa tahun 2016
Gambar 4.4 Grafik Velocity Jaringan Pipa Tahun 2016
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL :
GRAFIK VELOCITY TAHUN 2016
NAMA : MEGAHWATI DOLOHAE
NIM : D121 13 016
TANPA SKALA
KETERANGAN:
76
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
a1 a4 a7 b2 b5 b8 b11 b14 b17 b20 b23 b26 b29 b32 b35 b37 b41 b44 b47 b51 b54 c2 c5 c8 c11 c14 c17 c20 c23 c26
Vel
oci
ty (
m/s
)
Pipa
Grafik Velocity Jaringan Pipa Tahun 2017-2036
Gambar 4.6 Grafik Velocity Jaringan Pipa Tahun 2017-2036
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JUDUL :
GRAFIK VELOCITY TAHUN 2017-2036
NAMA : MEGAHWATI DOLOHAE
NIM : D121 13 016
TANPA SKALA
KETERANGAN:
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebutuhan air bersih pada eksisting jaringan distribusi PDAM Kota Pangkajene
Pada tahun 2016 adalah 36,71 lt/det, tahun 2017 39,54 lt/det, tahun 2021 51,12
lt/det, tahun 2026 59,00 lt/det, tahun 2031 63,62 lt/det, serta tahun 2036 68,24
lt/det.
2. Hasil analisis eksisting jaringan tahun 2016 masih memenuhi kriteria desain
dengan head masih dalam batas standar minum yaitu 10m serta velocity masih
berada di bawah batas maksimum 2m/s berdasarkan standar kriteria desain
Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya tahun 1998.
3. Hasil analisis eksisting jaringan pada tahun proyeksi tahun 2017 masih
terpenuhi sedangkan tahun 2021 dan 2036 tidak terpenuhi dengan head di
bawah standar minimum 10m. Sementara hasil analisa velocity semua pipa
memiliki kecepatan aliran yang masih berada dibawah batas maksimum standar
kriteria desain yaitu 2m/s.
B. Saran
1. Masih diperlukan penelitian selanjutnya sehingga diperoleh suatu rancangan
sistem jaringan distribusi yang sesuai untuk Wilayah PDAM Kota Pangkajene
2. Perlu segera dilakukan penggantian pompa sesuai pada wilayah yang kebutuhan
air bersihnya lebih besar.
3. Sebelum dibuat suatu sistem jaringan distribusi sebaiknya perancangan
dilakukan sejelas mungkin, mengingat perbaikan ulang suatu jaringan
membutuhkan sumberdaya yang besar.
78
4. Perlu dilakukan pendataan ulang yang jelas dan lengkap berkenaan dengan
sistem jaringan distribusi, sebagai sumber informasi bagi pihak- pihak yang
membutuhkan.
79
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). District Meter Area. PDAM Kota Malang. Malang
Anonim. (2015). Kabupaten Pangkep dalam Angka 2015. Dari :
https://pangkepkab.bps.go.id/backend/ pdf_publikasi/Proyeksi-Penduduk-
Kabupaten-Pangkep-2015.pdf Diakses pada 1 Agustus 2017
Anonim. (2016). Kabupaten Pangkep dalam Angka 2016. Dari :
https://pangkepkab.bps.go.id/backend/ pdf_publikasi/Proyeksi-Penduduk-
Kecamatan-Minasatene-2016.pdf Diakses pada 1 Agustus 2017
Anonim. (2017). Kabupaten Pangkep dalam Angka 2017. Dari :
https://pangkepkab.bps.go.id/backend/ pdf_publikasi/Proyeksi-Penduduk-
Kabupaten_Pangkep-2017.pdf Diakses pada 1 Agustus 2017
Anonim. (1998). Juknis Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan
(Vol. II) 1998.
Anonim. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005). Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta.
Bakri. (2011). Optimasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih (Studi Kasus Pdam
Makassar). Makassar
Dewi. (2015) dalam (Linsley, Ray K & Franzini, B. Joseph, 1985). Analisis
Kehilangan Air pada Pipa Jaringan Distribusi Air Bersih Pdam
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret.
Rosadi. (2011). Perencanaan Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Pdam
Ikk Durenan Kabupaten Trenggalek,Surabaya. Diakses 2 Agustus 2017
dari : https://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19526-311--4-
710paperpdf.pdf Di akses pada 2 Agustus 2017
Rossman, (2000). Epanet User Manual (Versi Bahasa Indonesia). Oleh National
Risk Management Research Laboratory Office Of Research And
Development U.S. Environmental Protection Agency CINCINNATI, Ohio
diterjemahkan oleh Ekamitra Engineering .Indonesia. Dari
https://darmadi18.files.wordpress.com/2010/11/buku-manual-program -
epanetversibahasaindonesia.pdf Diakses pada 7 Juli 2017.
Selintung. (2011). Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum. AS Publishing.
Makassar.
Triatmodjo. (2013). Hidraulika II. BETA. Yogyakarta.
Wardhani,dkk. (2016). Evaluasi Sistem Jaringan DIstribusi Air Bersih di
Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.
Dari:http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/6981/572
Diakses pada 2 Agustus 2017