PERENCANAAN KONSTRUKSI JARINGAN PIPA PENGECILAN PENAMPANG ...
Transcript of PERENCANAAN KONSTRUKSI JARINGAN PIPA PENGECILAN PENAMPANG ...
Hal| 1 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
PERENCANAAN KONSTRUKSI JARINGAN PIPA
PENGECILAN PENAMPANG SISTEM GRAVITASI
DENGAN JARAK 5,8 KM
WASPODO
*1, EKO SARWONO
2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jl. Ahmad Yani No. 111 Pontianak
Telp/Fax. (0561) 764571
Website : www.unmuhphk.ac.id
e-mail : [email protected]
Abstrak
Air bersih sangat penting bagi kehidupan manusia. Kekurangan suplai air bersih akan
berpengaruh pada berbagai faktor kehidupan manusia. Perencanaan yang dipakai yakni data
melalui survey langsung di lapangan baik pengukuran debit, pengukuran topografi (jalur pipa)
maupun metode dokumentasi. Dalam perencana konstruksi jaringan pipa sistem gravitasi metode
yang digunakan dalam perhitungan proyeksi jumlah penduduk menggunakan Metode Aritmatik,
Metode Geometrik dan Metode Eksponensial. Hasil proyeksi jumlah penduduk desa Hulu
Pengkadan tahun 2024 adalah 988 jiwa. Besar kebutuhan air pada tahun rencana adalah 1,21
ltr/dtk dan debit air awal di sungai bukit Batu Datuk 5,72 ltr/s. Jenis pipa yang digunakan adalah
jenis pipa GIP dan PVC S 12,5 dan S 10 (SNI), dengan diameter pipa d = 3 inchi = 0,076 m, d =
2 inchi = 0,051 m dan d= 1,5 inchi = 0,038 m.Volume pengumpul fluidaair (Intake) 39 m3,
volume Bak Pelepas Tekan (BPT) 7,4 m3 dan volume bak penampung air (Reservoar) = 11,56 m
3.
Untuk perhitungan Hidrolika sisa tekanan, yaitu tekanan air yang ada atau tersisa di suatu lokasi
jalur pipa yang merupakan selisih antara HGL ( Hydraulic Grade Line) dengan ketinggian atau
elevasi dari lokasi pipa yang bersangkutan sebesar 71,640 m dan sisa tekan 9,640 m, sedangkan
untuk HGL, koreksi sebesar 37,705 m dan sisa tekan, koreksi 29,535 m dengan selisih beda tinggi dari
Reservoar ke pipa distribusi di titik 90 (patok 90) sebesar 69 m.
Kata Kunci : Air bersih, jaringan pipa, sistem gravitasi, debit air, kehilangan energi
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu, khususnya di desa Hulu Pengkadan
Kecamatan Pengkadan sangat sulit memperoleh air bersih sebagai kebutuhan untuk air
minum / untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dikarenakan faktor akses jarak.
Sehingga masyarakat memanfaatkan air sungai yang kondisinya sudah banyak tercemar
limbah rumah tangga.
Baik berpenampang lingkaran maupun kotak. bahan pipa bermacam-macam, yaitu baja,
plastik, PVC, tembaga, kuningan, acrylic, dan lain sebagainya. Pada penelitian sekaligus
perencanaan jaringan pipa untuk Sarana Air Bersih dengan sistem gravitasi dengan
menggunakan kombinasi diameter pipa berbeda dengan jarak jaringan pipa 3,6 km.
Berdasarkan hasil penetapan desa CWSHP, maka Desa Hulu Pengkadan termasuk desa
ditetapkan sebagai desa peserta program Community Water Serveces and Healt Project
(CWSHP), selanjutnya segenap masyarakat baik kaya, miskin, laki-laki dan perempuan telah
mengikuti dan melakukan kegiatan pertemuan dan survey lapangan yang difasilitasi oleh
Tim Fasilitator Masyarakat.
Hal| 2 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Berdasarkan data lapangan kondisi sarana air bersih yang sarana sanitasi dan kondisi
kesehatan penduduk, maka dapat disimpulkan bahwa Desa Hulu Pengkadan memerlukan
sarana air bersih dan sarana sanitasi.
Kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sarana air bersih dan sanitasi (sekolah dan tempat
ibadah) tersebut akan dilaksanakan dengan melakukan proses pemberdayaan yang
melibatkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat.
Proses pemberdayaan tersebut akan mengacu pada kesetaraan gender dan keberpihakan
terhadap masyarakat miskin. Diharapkan masyarakat dapat ikut serta dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan.
Perencanaan konstruksi jaringan pipa Sarana Air Bersih (SAB) di Desa Hulu Pengkadan
Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu dalam program Community Water Services
and Health Project (CWSHP) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, khususnya Dinas Kesehatan
Kapuas Hulu melalui dana hibah Asean Development Bank (ADB).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada akhir pengukuran jalur pipa dengan pengukuran elevasi
menggunakan GPS, maka Perencanaan Konstruksi Jaringan Pipa Sistem Gravitasi adalah
mendesain jaringan air bersih di Desa Hulu Pengkadan, Kecamatan Pengkadan, Kabupaten
Kapuas Hulu dari sumber air baku (bukit Batu Datuk) menuju Bak Pelepas Tekan (BPT)
kemudian ke Reservoir melalui pipa transmisi baru ke pipa distribusi dan di masing-masing
Kran Umum (KU) sebelum dialirkan kerumah-rumah penduduk.
1.3. Tujuan Perencanaan
Meningkatkan akses 231 KK yang terdiri atas 4 KK kaya, 94 KK menengah, dan 133 KK
miskin dengan membangun sarana air bersih berupa perpipaan sistem gravitasi sepanjang ±
5.8 km dengan 10 unit kran umum yang dapat melayani kebutuhan 231 KK, supaya
masyarakat dapat / memperoleh akses air bersih yang baik sehingga tingkat kesehatan
masyarakat Desa Hulu Pengkadan dapat meningkat.
2. DASAR PUSTAKA
Petunjuk Teknis Perencanaan Sistem Penyedian Air Minum Perdesaan, (volume 1) Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, Desember 1998.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Pengawasan Sistem Penyedian Air Minum Perdesaan, (volume
1) Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, Desember 1998.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Sistem Penyedian Air Minum Perdesaan, (volume 1) Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya, Desember 1998.
Penyedian Air Bersih, Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS), Proyek
Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1984.
Surface Water Treatment for Communities in Developing Countries, Chistopher R. Schulz and
Daniel A. Okun, Jonh Wiley & Sons Publisher.
3. LANDASAN TEORI
3.1. Persamaan Bernoulli
Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis lurus didasarkan pada hukum
Newton
II tentang gerak (F = M a), (Bambang Triatmodjo, 1996, Hidraulika II). Persamaan ini
diturunkan berdasarkan anggapan sebagai berikut ini.
Hal| 3 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi akibat gesekan
adalah nol).
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat zat cair adalah konstan).
3. Aliran adalah kontinyu dan sepanjang garis arus.
4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang.
5. Gaya gaya bekerja hanya berat dan tekanan.
Bentuk persamaan Bernoulli secara matematis sesuai dengan kekentalan energi di dalam
aliran zat cair.
Cg
Vpz
2
2
Dimana :
z = Elevasi (tinggi tempat)
C = Konstanta (tinggi energi total)
g
VpzE
2
2
Gambar 1 Garis Tekanan dan Tenaga Elevasi Muka Air dalam Tabung
g
VpzE
2
2
Gambar 2 Garis Tekanan dan Tenaga pada Zat Cair Ideal
Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik di dalam medan aliran akan memberikan :
g
Vpz
g
Vpz
22
2
222
2
111
.................................................... (3.1)
................................................... (3.2)
...................................................... (3.3)
....................................... (3.4)
Hal| 4 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan di
kedua titik adalah sama. Dengan demikian garis tenaga pada aliran zat cair ideal adalah
konstan.
3.2. Persamaan Bernoulli untuk Zat Cair Riil
Persamaan Bernoulli untuk zat cair ideal : tidak ada kehilangan tenaga karena dianggap zat
cair tidak punya kekentalan (invisid) sehingga tidak ada gesekan antar partikel zat cair
maupun dengan dinding batas. Persamaan Bernoulli untuk zat cair riil : kehilangan tenaga
diperhitungkan karena kekentalan zat cair juga diperhitungkan.
3.3. Kehilangan Tenaga / Energi (Head Loss)
Ada 2 macam :
1. Kehilangan tenaga primer (hf) : terjadi karena adanya gesekan antara zat cair dan dinding
batas.
2. Kehilangan tenaga sekunder (he) : terjadi karena adanya perubahan tampang aliran.
fe hhg
Vpz
g
Vpz
22
2
222
2
111
Gambar 3 Persamaan Bernoulli zat cair riil
Rumus untuk persamaan kehilangan tenaga sebagai berikut :
g
Vkh
2
2
Untuk kehilangan tenaga primer (akibat gesekan dengan dinding batas/pipa) :
D
Lfk
Atau Dengan persamaan kehilangan energi sepanjang pipa L menurut Hagen-
Poiseuille adalah sebagai berikut :
Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk :
Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk persamaan Darcy-Weisbach :
............................ (3.5)
................................................... (3.6)
................................................ (3.7)
........................................................ (3.8)
................................................... (3.9)
....................................................... (3.10)
Hal| 5 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Dimana :
hf = Kehilangan energi (m)
Q = Debit air (m3/dt)
f = Koefisien gesek Darcy Weisbach
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
g = Percepatan pipa (m/dt2)
V = Kecepatan Aliran (m/dt)
Untuk kehilangan tenaga sekunder (akibat perubahan penampang pipa, belokan pipa
dan katup) :
Atau besarnya kehilangan energi sekunder dirumuskan sebagai berikut :
Untuk nilai k : 2
2
11
A
Ak
Tabel 3.1 Nilai k untuk tikungan patah
Sudut Patah R/D
1 2 3
30 0,16 0,07 0,07 0,06
45 0,32 0,13 0,10 0,08
60 0,68 0,18 0,12 0,08
90 1,27 0,22 0,13 0,08
180 2,2 0,40 0,25 0,15
Untuk belokan lengkung dapat di hitung dengan persamaan :
Dimana :
k = Koefisien kehilangan energi
V = Kecepatan aliran (m2/dt)
D = Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
A1 = Luas penampang pipa 1/hulu (m2)
A2 = Luas penampang pipa 2/hilir (m2)
R = Jari-jari lengkung/belokan (m)
Α = Sudut belokan
3.4. Jaringan Pipa
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa untuk mengalirkan air dari mulai air baku hingga sampai ke pelanggan sebuah perusahaan air minum dapat dipastikan menggunakan saluran air tertutup atau biasa dinamakan dengan pipa. Hal tersebut karena air yang mengalir di dalamnya selain akan dikonsumsi oleh manusia sehingga harus dijaga kualitasnya sehingga memenuhi syarat-syarat air minum juga harus dijaga kuantitasnya karena air tersebut sudah bernilai ekonomi setelah dilakukan pengolahan.
......................................................... (3.11)
........................................................ (3.12)
...................................... (3.13)
Hal| 6 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
A. Jaringan Pipa Bercabang
Tipe jaringan ini biasanya lebih efisien jika digunakan pada daerah yang mempunyai kepadatan rendah. Di daerah pedesaan atau daerah yang belum banyak penduduk umumnya jaringan hanya dibuat satu jalur dengan beberapa cabang. Jenis jaringan ini rentan mengalami gangguan aliran air.
Apabila ada ruas pipa yang harus diperbaiki atau diganti maka jaringan yang terkait dengan ruas pipa tersebut otomatis harus mengalami gangguan aliran atau mati air. Selama jaringan terus belum diperbaiki maka selama itulah wilayah tersebut tidak mendapat aliran air.
B. Jaringan Pipa Terhubung
Jenis jaringan ini biasa juga
disebut loop. Type jaringan
seperti ini akan terhubung satu
sama lain, terutama pada pipa
distribusinya. Hal ini akan sangat
menguntungkan pada daerah yang
padat penduduknya atau
perkotaan dimana elevasi
tanahnya relatif sama. Pada
gambar jelas terlihat ada tiga pipa
distribusi utama yang saling
terhubung satu sama lain dan juga
terhubung dengan pipa transmisi.
Daerah layanan akan lebih aman, apabila ada salah satu ruas yang mengalami gangguan,
hal ini tidak mengakibatkan daerah layanan pipa tersebut mengalami gangguan aliran air.
Dari kedua type jaringan tersebut tentu akan lebih mudah perencanaannya pada type
bercabang dibanding dengan type loop. Kedua gambar diatas merupakan contoh yang
sangat sederhana. Dengan permasalahan yang sangat kompleks perencanaan desain bisa
dibantu dengan komputer lewat program-program yang sudah ada.
3.5. Proyeksi Debit Kebutuhan Air
Perhitungan statistik untuk memperdiksi jumlah penduduk yang akan dilayani pada jangka
waktu tertentu dengan metoda geometric, adalah :
nrPoPt )1(
Dimana :
Pt = jumlah penduduk pada saat (n) tahun yang akan datang
Po = jumlah penduduk pada saat proyek direncanakan
r = rata-rata persentase (%) pertumbuhan penduduk/tahun
n = umur proyek yang direncanakan
Gambar 4 Jaringan Pipa Tipe Bercabang
Gambar 4 Jaringan Pipa Tipe Terhubung Bercabang
................................................. (3.14)
Hal| 7 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Tabel 3.2 Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan
NO. KEBUTUHAN KRITERIA KETERANGAN
1. Pemakaian air bersih rata – rata melalui
Sambungan Rumah (SR)
60 liter/org/hari
2. Pemakaian air bersih rata – rata melalui Kran
Umum (KU) / Hidran Umum (HU)
30 liter/org/hari KU Tanpa bak
penampung / HU
dengan bak
penampung
3. Lingkup pelayanan (minimum) 50 % dari yang
belum terakses
SAB
4. Perbandingan penduduk terlayani dengan Kran
Umum / Hidran Umum dan penduduk terlayani
dengan Sambungan Rumah
(50 : 50)
atau
(20 : 80)
Komposisi
bergantung
kepada
masyarakat
5. Alokasi air untuk kebutuhan Non Rumah Tangga 0 % Kebutuhan
domestik
6. Kehilangan air akibat kebocoran dan lain – lain
(leakage)
20 % Kebutuhan Total
7. Faktor harian maksimum 1.1
8. Faktor kebutuhan pada waktu jam puncak per
hari (minimum)
1.5
9. 1 Sambungan Rumah direncanakan untuk
melayani
5 orang / unit
10. 1 Kran Umum / Hidran Umum direncanakan
untuk melayani
100 orang / unit
11. Periode perencanaan 15 th.
12.. Kapasitas Reservoir (minimum) 20 % Harian maks.
13. Jumlah jam pelayanan per hari 24 jam Tergantung situasi
terutama untuk
sistem zoning.
14. Tekanan kerja dijaringan distribusi
- Minimum
- Maksimum
10 mka
60 mka
3.6. Aliran Pipa
Aliran dalam pipa atau aliran bertekanan adalah aliran yang seluruh tampang pipa dipenuhi
air. Tekanan pada aliran pipa bisa lebih besar dari tekanan atmosfer dan lebih kecil
dibanding dengan tekanan atmosfir, tergantung dari geometri aliran pipa dan sistem
pengalirannya. Jika tekanan pipa lebih besar dari tekanan atmosfir, maka gaya dari tekanan
air di dalam pipa menekan
ke dinding pipa (ke arah
luar) dan gaya tekanan air
tersebut dapat
memecahkan pipa jika
kekuatan pipa tidak dapat
mengimbangi gaya tekan
air.
Gambar 4 Aliran Laminar Dalam Pipa (a) Laminar (b) Turbuen
(a) (b)
Hal| 8 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Jika aliran pipa mempunyai tekanan negatif, maka tekanan atmosfer lebih besar dibanding
dengan tekanan aliran pipa, sehingga pipa akan menderita gaya tekan yang arahnya ke dalam
menuju titik pusat pipa. Di dalam pipa, tampang lintang aliran adalah tetap yang tergantung
pada dimensi pipa. Demikian juga kekasaran dinding pipa adalah seragam di sepanjang pipa.
Menurut bilangan Reynolds, jenis aliran pipa dibedakan berikut ini :
Aliran viskos dapat dibedakan dalam aliran laminar dan turbulen. Aliran laminar terjadi
apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan yang
kontinyu dan tidak saling berpotongan (Gambar 4).
Pada aliran turbulen partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis lintasannya
saling Berpotongan. Menurut Reynolds, ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan aliran
yaitu kekentalan zat cair μ (mu), rapat masa zat cair ρ (rho), dan diameter pipa D.
Hubungan antara, ρ , dan D yang mempunyai dimensi sama dengan kecepatan adalah :
Yang disebut dengan angka Reynolds. Angka Reynolds mempunyai bentuk berikut ini :
Dimana :
V = Kecepatan rerata (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
= Kekentalan kinematik
Berdasarkan pada percobaan aliran di dalam pipa, Reynolds menetapkan bahwa untuk
angka Reynolds dibawah 2000, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair,
dan aliran pada kondisi tersebut adalah laminer. Aliran akan turbulen apabila angka
Reynolds lebih besar dari 4000. Apabila angka Reynolds berada diantara kedua nilai
tersebut 2000<Re<4000 aliran adalah transisi.
4. TAHAPAN PERENCANAAN KONSTRUKSI JARINGAN PIPA
SISTEM GRAVITASI
4.1. Survey Lapangan
Survey lapangan untuk memperoleh data lapangan atau primer data lapangan meliputi :
Sumber air baku/identifikasi air baku
dengan melibatkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi sumber air
baku yang berpotensi digunakan.
Identifikasi air baku terutama
dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai :
Jarak dan beda tinggi sumber-
sumber air
Debit optimum (safe yield) sumber
air
Kualitas air dan pemakaian
sumber air saat ini (bila ada)
Gambar 5 Survey Lapangan Jalur Pipa
............................................................. (3.15)
......................................................... (3.16)
Hal| 9 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Kumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk detail design yang paling sesuai
untukdigunakan bagi sistem sarana air bersih pedesaan.
Sosial ekonomi
Topografi jalur pipa
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan perencanaan sistem perpipaan :
1. Tersedianya peta dasar, data air baku dan data
pengukuran air baku.
2. Hasil dari perencanaan sistem air bersih
perpipaan pedesaan harus memenuhi kaidah
persyaratan teknis air bersih yang berlaku.
3. Hasil perencanaan sistem harus merupakan hasil
yang terbaik, termudah dan termurah dalam
pelaksanaan dan pengoperasian.
4.2. Penentuan Proyeksi Jumlah Penduduk dan
Kepadatan Penduduk
Data jumlah penduduk dipakai untuk menentukan cakupan pelayanan dengan tahapan
sebagai berikut :
Cari data jumlah penduduk awal perencanaan
Tentukan nilai prosentase pertambahan penduduk pertahunnya ( r )
Hitung jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan dengan menggunakan salah
satu methode Geometrik seperti persamaan diatas.
4.3. Bagan Alir Perencanaan Konstruksi Jaringan Pipa Sistem Gravitasi
Gambar 6 Pengukuran Debit Air
Mulai
Survey
(pengumpulan data)
Perencanaan
(Membuat desain) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Membuat gambar
perencanaan
Penentuan bahan
(material)
Tidak
Analisa sambungan kombinasi
diamter pipa berbedada
Analisa kebutuhan
debit air
Analisa intake,
BPT & reservoar
Apakah komponen sesuai
dengan perencanaan
Gambar intake, BPT, reservoar, KU & junction pipe)
Ya
Hal| 10 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Proyek Penduduk dan Kebutuhan Air Bersih
Berdasarkan jumlah penduduk Dusun Desa Hulu Pengkadan pada tahun 2009 (perencanaan
awal) sebesar 734 jiwa sampai 15 tahun ke depan (tahun 2024) sebesar 988 jiwa. Standar air
bersih untuk rumah tangga di desa Hulu Pengkadan adalah 60 liter/orang/hari untuk
sambungan rumah (SR), dan 30 liter/orang/hari (tabel 3.2), maka besar kebutuhan air di desa
Hulu Pengkadan pada tahun 2024 dapat dilihat pada tabel 5.1:
Tabel 5.1 Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air Bersih Desa Hulu Pengkadan Tahun
Perencanaan
1 Jumlah penduduk jiwa 734,00 810,40 894,74 987,87 1 (1)=(228)(1 + 2%)n rata2 kenaikan 2% pertahun
Pelayanan penduduk % 80,00 90,00 100,00 100,00 2 n=5,10 dan15 tahun
jiwa 587,20 729,36 894,74 987,87 3 (3)=(2) x (1)
2 Pelayanan SR % 0,00 40,00 70,00 100,00 4 juklak / survei
jiwa 0,00 291,74 626,32 987,87 5 (5)= (4)/100*(3)
jiwa/sb 5,00 5,00 5,00 5,00 6 juklak
Jmlh. Sb 0,00 58,35 125,26 197,57 7 (7)= (5) / (6)
Pemakaian Air Lt/org/hr 60,00 60,00 60,00 60,00 8 juklak
Lt/sb/hr 300,00 300,00 300,00 300,00 9 (9)= (8) x (17)
Lt/det 0,00 0,20 0,43 0,69 10 (10)=(5)x(8)/86400
3 Pelayanan KU / HU % 100,00 60,00 30,00 0,00 11 (11)= 100 - (4)
jiwa 587,20 437,61 268,42 0,00 12 (12)=(11)/100*(3)
jiwa/KU 20,00 20,00 20,00 20,00 13 juklak
Jmlh. KU 10,00 21,88 13,42 0,00 14 (14)=(12)/(13)
Pemakaian Air Lt/org/hr 45,00 45,00 45,00 45,00 15 juklak
Lt/KU/hr 900,00 900,00 900,00 900,00 16 (16)=(25)*(27)
Lt/det 0,31 0,23 0,14 0,00 17 (17)=(12)*(15)/86400
4 Total Domestik Lt/det 0,31 0,43 0,57 0,69 18 (18)=(10)+(17)
5 Total Non Domestik % 0,00 0,00 0,00 0,00 19
Lt/det 0,00 0,00 0,00 0,00 20
6 Total Kebutuhan Air Lt/det 0,31 0,43 0,57 0,69 21 (21)=(18) + (20)
7 Kehilangan Air % 20,00 20,00 20,00 20,00 22 juklak
Lt/det 0,06 0,09 0,11 0,14 23 (23)=(21)*(22)/100
8 Kebutuhan Air
- Rata-rata Lt/det 0,37 0,52 0,69 0,82 24 (24)=(21)+ 23)
- Harian Puncak Faktor 1,10 1,10 1,10 1,10 25 juklak
Lt/det 0,40 0,57 0,76 0,91 26 (26)=(24)* 25)
- Jam Puncak Faktor 1,50 1,50 1,50 1,50 27 juklak (minimum)
Lt/det 0,55 0,77 1,03 1,23 28 (28)=(24)*(27)
9 Kebutuhan Air Baku Faktor 3,00 3,00 3,00 3,00 29 faktor keamanan
Lt/det 1,21 1,70 2,28 2,72 30 (30)=(26)*(29) Maka besarnya debit
sumber 3X kebutuhan air baku
Tahun Proyeksi Ke n
5th 10th 15th
ANALISA PERHITUNGAN
KETERANGANUraianNo SatuanCARA HITUNGKODE
5.2. Profil Memanjang Jaringan Pipa Sistem Gravitasi
Hasil pengukuran jalur pipa sebagai jaringan pipa dalam perencanaan Sarana Air Bersih
(SAB) di Desa Hulu Pengkadan Kecamatan Pengkadan Kabupaten Kapuas Hulu ditampilkan
dalam bentuk gambar / grafik.
Grafik profil memanjang jaringan pipa berdasarkan hasil pengukuran Elevasi (beda tinggi)
dengan ketinggian di atas permukaan laut 234 m (titik nol), sedangkan sampai di Bak
Pelepas Tekan (BPT) dengan elevasi 193 m. Dari BPT ke Reservoar elevasinya 152 m,
sedangkan dari Reservoar ke pipa distribusi (pemukiman) elevasinya 67 m.
Gambar 7 Diagram Alir Metodologi Perencanaan Konstruksi Jaringan Pipa Sistem Gravitasi
Gambar perencanaan
Tidak
Uji tekan
Analisa
pelaporan
Selesai
Pelaksanaan
pekerjaan konstruksi
Ya
Apakah konstruksi
sesuai dengan
perencanaan
Hal| 11 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
5.3. Perhitungan Hidrolik Jaringan Pipa Desa Hulu Pengkadan
Pipa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah 2 jenis, yaitu pipa GIP (Galvanis
Medium B) dan PVC (SNI S12,5 & S 10). Unutk pipa GIP di pasang pada kondisi dengan
medan yang sulit (Intake & perlintasan jembatan) dengan diameter pipa mulai 3 inchi, 2
inchi, 1,5 inci sampai ¾ inchi. Dari hasil pengukuran topografi didapat elevasi Ssumber air
baku di bukit Batuk Datuk (sungai Ragi) = 234 m, elevasi BPT = 193 m, Reservoar =
152 m, elevasi KU1 = 82 m, elevasi KU2 = 71 m, elevasi KU3 = 66 m, elevasi KU4 =
65 m, elevasi KU5 = 66 m, elevasi KU6 = 66 m, elevasi KU7 = 65 m, elevasi KU8 =
67 m, elevasi KU9 = 66 m dan elevasi KU10 = 69 m . Kehilangan energi pada pipa
transmisi dan distribusi dengan Q = 4,57 1ltr/dtk dihitung sebagai berikut :
1. Dari Intake ke BPT dengan L = 300 m dan diameter = 0,076 m diperoleh kehilangan
tinggi total yaitu 0,258 m. Elevasi pada posisi BPT adalah 41 m (beda tinggi) dan
kemiringan garis tekan 0,136. Sedangan kehilangan energi (tekanan) HL, komulatif = 2,355
m dan sisa tekan = 46,995 m.
2. Dari BPT ke Reservoar dengan L = 510 m dan diameter = 0,076 m diperoleh kehilangan
tinggi total yaitu 0,186 m. Elevasi pada posisi Reservoar adalah 41 m (beda tinggi) dan
kemiringan garis tekan 0,079. Sedangan kehilangan energi (tekanan) HL, komulatif = 8,6 m
dan sisa tekan,koreksi = 19,320 m.
3. Dari Reservoar ke P19 (patok 19) dengan L = 300 m dan diameter = 0,076 m diperoleh
kehilangan tinggi total yaitu 0,115 m. Elevasi pada posisi P19 adalah 16 m (beda tinggi)
dan kemiringan garis tekan 0,053. Sedangan kehilangan energi (tekanan) HL, komulatif =
11,804 m dan sisa tekan,koreksi = 21,747 m.
4. Dari P19 ke P44 dengan L = 1.482 m dan diameter = 0,051 m diperoleh kehilangan
tinggi total yaitu 2,553 m. Elevasi pada posisi P44 adalah 40 m (beda tinggi) dan
kemiringan garis tekan 0,025. Sedangan kehilangan energi (tekanan) HL, komulatif = 24,897
m dan sisa tekan,koreksi = 51,100 m.
5. Dari P44 ke P71 dengan L = 2.182 m dan diameter = 0,051 m diperoleh kehilangan
tinggi total yaitu 3,722 m. Elevasi pada posisi P44 adalah 29 m (beda tinggi) dan
kemiringan garis tekan 0,012. Sedangan kehilangan energi (tekanan) HL, komulatif = 41,888
m dan sisa tekan,koreksi = 55,669 m.
6. Dari P71 ke P90 dengan L = 1.536 m dan diameter = 0,038 m diperoleh kehilangan
tinggi total yaitu 8,325 m. Elevasi pada posisi P90 adalah 29 m (beda tinggi) dan
kemiringan garis tekan 0,013. Sedangan kehilangan energi (tekanan) HL, komulatif = 126,030
m dan sisa tekan,koreksi = 29,535 m.
Gambar 9 Profil Memanjang Jalur Pipa
Gambar 8 Profil Memanjang Jalur Pipa
Gambar 10 Intake dan Bak Pelepas Tekan
Gambar 8 Profil Memanjang Jalur Pipa
Hal| 12 Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik
Tabel 5.2 Perhitungan Hidrolika Perpipaan Desa Hulu Pengkadan
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil perencanaan konstruksi jaringan pipa sistem gravitasi yang diperoleh, maka
perencana dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan kombinasi diamter berbeda dari 3 inchi sampai ke diamter yang
paling kecil, yairu 1,5 inci mengalami kehilangan tinggi total (Hf, total) sebesar 8, 325 m
artinya semakin mengecil diamter pipa makin tinggi kehilangannya dan sisa tekannya
juga makin tinggi, tetapi laju kecepatan fluida makin tinggi (cepat).
2. Kehilangan tinggi yang paling besar terletak pada pipa distribusi dengan diamter 1,5 inchi
dengan jarak jaringan pipa = 1.536 m.
6.2. Saran
Untuk memperoleh aliran fluida air yang stabil dengan sistem gravitasi dalam pipa dan untuk
menjaga fluida air tetap penuh dalam pipa dianjurkan memasang Air Valve (Katup Udara)
dengan jarak per 500 m. Semakin banyak Air Valve semakin baik aliran Laminarnya,
apalagi dengan beda tinggi (elevasi) yang cukup besar selisihnya. Lakukan ujia tekan selama
24 jam dengan menutup semua jaringan pipa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sucipto, ST dan Ir. Yoseph SN dan Ir. H.
Muhammad Sukri (Kepala Bappeda Kapuas Hulu) untuk arahan dan bimbingan sehingga artikel
ini dapat ditulis. Terima kasih juga kepada konsersium program Community Water Services and
Health Project (CWSHP) yang telah memberikan komentar yang berharga.
DAFTAR PUSTAKA
Victor L. Streeter dan E. Benjamin Wylie, 1996, Mekanika Fluida Edisi Delapan, Jilid 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Victor L. Streeter dan E. Benjamin Wylie, 1991, Mekanika Fluida Edisi Delapan, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, 1992 / 1993, Mekanika Fluida, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Depkes RI. 2008, Perencanaan Air Bersih Pedesaan, Community Water Services and Health
Project, Jakarta.
Gambar 11 Reservoar
Gambar 8 Profil Memanjang
Jalur Pipa
Gambar 12 Perlintasan Pipa GIP
Gambar 8 Profil Memanjang
Jalur Pipa