TUGAS AKHIR - Unhasdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NTYzY… ·...
Transcript of TUGAS AKHIR - Unhasdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NTYzY… ·...
i
ANALISIS KONTINGENSI SISTEM KELISTRIKAN SULSEL DENGAN
PENAMBAHAN 2 X 100 MW PLTU JENEPONTO DAN 2 X 50 MW PLTU
BARRU
TUGAS AKHIR
Sebagai salah satu syarat untuk
mencapai Gelar Sarjana Teknik dari
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Oleh :
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ASWAR
D411 08 371
SARWAN
D411 08 364
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISIS KONTINGENSI SISTEM KELISTRIKAN SULSEL DENGAN
PENAMBAHAN 2 X 100 MW PLTU JENEPONTO DAN 2 X 50 MW PLTU
BARRU
Disusun Oleh:
ASWAR D411 08 371
SARWAN D411 08 364
Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan
Program Strata-1 pada Subprogram Teknik Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Makassar, 20 Maret 2013
Disahkan Oleh:
Pembimbing I
(Ir.Tajuddin Waris, MT)
NIP. 19650424 199203 1 003
Pembimbing II
(Ikhlas Kitta, ST, MT)
NIP. 19760914 200801 1 006
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
(Dr. Ir. Andani Achmad, MT)
NIP. 19601211 198703 1 002
iii
KATA PENGANTAR
Segala pujian hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, puji dan syukur
kami panjatkan kepada Allah „Azza Wa Jalla, Tuhan Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Tak terhitung jumlah rezeki yang dilimpahkan oleh-Nya kepada
segenap makhluk-Nya. Bahkan seandainya semua ranting pohon dijadikan
sebagai pena dan semua air lautan dijadikan sebagai tintanya, digunakan untuk
menulis rezeki-rezeki tersebut, niscaya tidak mungkin kita mampu menulisnya,
walaupun semua ranting telah patah dan semua lautan telah kering.
Atas pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, kami dapat menyelesaikan
tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Shalawat dan Salam kami haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
pribadi mulia pembawa risalah dien Al-Islam, hingga kita pun mampu
merasakannya pada saat sekarang ini dan mendapatkan keselamatan dan berkah di
dalamnya.
Pada penulisan tugas akhir ini, banyak hambatan yang kami hadapi. Akan
tetapi Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berkenan memberikan jalan keluar bagi kami
dengan adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ir.Tajuddin Waris, MT. selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Ikhlas
Kitta, MT. selaku pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan dan
bantuan selama penulisan tugas akhir ini.
iv
2. Bapak Ir. Amdani Achmad, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Segenap staf Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin yang telah memberikan bantuan dalam hal urusan
administrasi.
4. Orang tua beserta segenap keluarga kami yang begitu ikhlas dan sabar
dalam memberikan bantuan moril dan materil.
5. Segenap keluarga besar Pondok Herza dan Pondok Indah yang telah
memberikan dukungan serta bantuannya dalam penyelesaian tugas akhir
ini.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin terkhusus teman-teman Spyware 08 dan Keluarga
Besar Laboratorium elektronika dan Divais yang senantiasa memberikan
dorongan dan semangat dalam menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir
ini.
Kami sepenuhnya menyadari banyaknya kekurangan kami dalam
mengerjakan tugas akhir ini. Oleh karena itu, kami berharap bahwa tugas akhir ini
bukanlah akhir dari tugas kita untuk senantiasa melakukan pengkajian ilmu-ilmu
keteknikelektroan dan memberikan sumbangsihnya.
Makassar, Oktober 2012
Penulis
v
ABSTRAK
Sistem tenaga listrik yang andal dan baik adalah sistem tenaga yang dapat
melayani beban secara kontinu pada tegangan dan frekuensi yang konstan. Agar
dapat melayani beban secara kontinu, maka saluran transmisi harus dapat
menghantarkan daya dari pembangkit ke beban dan juga sistem harus dapat
kembali dengan cepat ke kondisi normal setelah terjadi gangguan. Di dalam suatu
sistem tenaga listrikan namanya gangguan merupakan hal yang tidak bisa
dihindari. Gangguan tersebut bisa bersifat semaentara dan permanen yang bisa
merusak saluran aliran daya (load flow) sistem. Olehnya itu pada tugas akhir ini
kami akan menganailsis kasus kontingensi pada sistem kelistrikan SULSEL
dengan berdasarkan pada hasil load flow ETAP 7.0.
Pada tugas akhir ini, perhitungan aliran daya dilakukan dengan kondisi
masuknya 2 X 100 MW PLTU JENEPONTO DAN 2 X 50 MW PLTU
BARRU, pada saat pemutusan jaringan transmisi dan pelepasan generator
dengan menggunakan software ETAP 7.0. Untuk studi analisis kontingensi
sistem kelistrikan SULSEL ini kita membandingkan kondisi sistem pada saat
memutuskan jaringan transmisi dan melepaskan generator dengan kondisi
masuknya 2 X 100 MW PLTU JENEPONTO DAN 2 X 50 MW PLTU
BARRU. Dari hasil perbandingan hasil load flow dietap dengan berpatokan pada
kondisi tegangan bus sistem maka dapat diketahui kasus kontingensi mana yang
lebih mempengaruhi kondisi kenormalan sistem.
DAFTAR ISI
vi
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah..................................................................... 2
1.5 Metode penelitian ................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan............................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Umum ..................................................................................... 5
2.2 Kasus Kontingensi ................................................................. 5
2.2.1 Contingency Screening ................................................. 7
2.2.2 Full AC Analysis ........................................................... 7
2.2.3 CA Output ..................................................................... 7
II.3 ANALISIS KONTINGENSI ................................................. 9
II.3.1 Analisis Kontingensi Deterministik.............................. 9
vii
2.3.2 Analisis Kontingensi Non-Deterministik. ..................... 10
2.3.3 Analisis Kontingensi dengan Metode Aliran
Daya Newton-Raphson ................................................. 11
2.3.4 Perhitungan Kontingensi Dengan Metode Aliran
Daya Newton Raphson................................................. 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 17
III.2 Lokasi Penelitian .................................................................. 17
III.3 Waktu Penelitian .................................................................. 17
III.4 Pengumpulan Data ............................................................... 18
III.5 Gambaran Umum Sistem Tenaga Listrik Sulawesi Selatan. 18
III.6 Sistem Kontingensi SULSEL............................................... 20
III.7 Pemodelan Sistem Interkoneksi ........................................... 22
III.8 Analisis Data ........................................................................ 23
III.9 Diagram Alir Program.......................................................... 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Sistem Interkoneksi SULSEL........................................ 25
4.2 Apalikasi Etap ........................................................................ 33
4.3 Hasil Simulasi ........................................................................ 37
4.3.1 Perhitungan Tegangan Bus............................................ 37
4.3.2 Hasil Perhitungan Tegangan Bus dalam Kondisi
viii
Normal............................................................................. 38
4.3.3 Hasil Perhitungan Tegangan Bus Dengan Pemutusan
Jaringan Transmisi ....................................................... 42
4.3.4 Perbandingan Tegangan Bus Sistem Interkoneksi SULSEL
dalam kondisi Normal, Pemutusan Jaringan Transmisi
dan Pemutusan Generator............................................. 66
4.4 Perbandingan Keadaan Bus Sistem Kelistrikan SULSEL dalam
Kondisi Normal,Setelah penambahan 2x100 MW PLTU
Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru dan kondisi kontingensi
Pemutusan Jaringan Transmisi dan Pemutusan Generator setelah
penambahan 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 PLTU
Barru………………………………………………………… 80
4.4.1 Kondisi tegangan bus sistem dalam keadaan normal... 84
4.4.2 Kondisi tegangan bus sistem dengan penambahan 2x100
MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru. .... 84
4.4.3 Kondisi tegangan bus pada saat pemutusan jaringan
transmisi pada sistem dengan masuknya 2x100 MW PLTU
Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru……………….. 85
4.4.4 Kondisi tegangan bus pada saat pelepasan generator pada
sistem dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan
2x50 MW PLTU Barru……………………………….. 87
4.5 Hasil Perhitungan Losses dan Aliran Daya ( Load Flow )…….. 89
ix
BAB V Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan............................................................................ 110
V.2 Saran ...................................................................................... 111
Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Single line diagram sistem Sulawesi Selatan ............................... 18
Gambar 3.2 flowchart sistem .......................................................................... 24
Gambar 4.1 Single line diagram SULSEL....................................................... 34
Gambar 4.2 Toolbar mode pada ETAP .......................................................... 35
Gambar 4.3 Load flow tool bar ....................................................................... 35
Gambar 4.4. Hasil Load Flow Calculation pada single line diagram .......... 36
Gambar 4.5 Display option pada ETAP......................................................... 36
Gambar 4.6 Study case tool bar ...................................................................... 37
Gambar 4.7 Load flow report .......................................................................... 37
Gambar 4.8 Load flow result analyzer ............................................................ 38
Gambar 4.9 Grafik perbandingan jumlah bus normal pada setiap kondisi sistem
.......................................................................................................................... 82
Gambar 4.10. Grafik perbandingan jumlah bus mendekati kritis pada setiap
kondisi sistem .............................................................................. 83
Gambar 4.11 Grafik perbandingan jumlah bus kritis pada setiap kondisi sistem . 83
Gambar 4.12 Grafik perbandingan pada saat pemutusan jaringan transmisi dan
pelepasan generator .......................................................................................... 81
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Transmisi SULSEL 150 KV................................................... 25
Tabel 4.2 Data Transmisi SULSEL 70 KV..................................................... 27
Tabel 4.3 Data Transformator Interkoneksi SULSEL .................................... 28
Tabel 4.4 Data Beban Trafo Sistem Interkoneksi Sulselbar ............................ 30
Tabel 4.5 Data Pembangkitan ......................................................................... 32
Tabel 4.6 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dalam kondisi normal . 38
Tabel 4.7 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU Jeneponto ............ 43
Tabel 4.8 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya 2x50
MW PLTU Barru (Pelepasan saluran Pangkep-Barru)…………… 46
Tabel 4.9 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU Jeneponto............. 49
Tabel 4.10 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU Jeneponto
(Pelepasan Saluran Pangkep-Barru )............................................. 52
Tabel 4.11 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru (Pelepasan Generator Parepare)……… 57
Tabel 4.12 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan Generator PLTD Arena.. 56
xii
Tabel 4.13 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya 2x50
MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan
Generator Parepare)…………………………………………….. 62
Tabel 4.14 Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
sebelum dan setelah penambahan 2x50 MW PLTU Barru
dan 2x100 MW PLTU Jeneponto................................................... 66
Tabel 4.15 Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto........................... 72
Tabel 4.16 Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
dengan masuknya 2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW
PLTU Jeneponto.............................................................................. 76
Tabel 4.17 Perbandingan Keadaan Bus Sistem Kelistrikan SULSEL ............ 81
Tabel 4.18 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat masuknya
PLTU Jeneponto dan PLTU Barru................................................ 83
Tabel 4.19 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat masuknya
PLTU Jeneponto dan PLTU Barru................................................. 86
Tabel 4.20 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan saluran
Jeneponto-Bulukumba…………………………………………… 86
Tabel 4.21 Bus yang mengalami kondisi mendekatikritis pada saat pelepasan
saluran Jeneponto-Bulukumba……………………..................... 86
Tabel 4.22 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan saluran
Pangkep-Barru…………………………………………………….. 87
Tabel 4.23 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat
xiii
pelepasan saluran Pangkep-Barru ................................................. 87
Tabel 4.24 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan Generator
PLTD Arena………………………………………………………... 88
Tabel 4.25 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat pelepasan
Generator PLTD Arena……………………………………………... 88
Tabel 4.26 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan Generator
Parepare............................................................................................. 88
Tabel 4.27 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat pelepasan
Generator Parepare………………………………………………….. 89
Tabel 4.28 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kondisi normal...……... 89
Tabel 4.29 Losses dan aliran daya pada ( load flow ) kondisi masuknya 2x100
MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru...……………….. 93
Tabel 4.30 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kondisi masuknya 2x100
MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru .………….…….. 97
Tabel 4.31 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kasus pemutusan jaringan
transmisi masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW
PLTU Barru ………………………………………………………. 101
Tabel 4.32 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kasus pelepasan generator
dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW
PLTU Barru ……...……………………………………………….. 106
xiv
BAB IBAB 1
xv
BAB IIPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi maka semakin banyak peralatan-peralatan
yang menggunakan energi listrik, baik itu peralatan rumah tangga maupun
peralatan industri, tidak heran bila sebagian besar masyarakat menjadikan
energi listrik sebagai kebutuhan primer. Seiring dengan berkembangnya
teknologi dan pembangunan maka ketersediaan akan pasokan energi listrik
menjadi hal yang sangat penting.
Solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin hari
semakin bertambah khususnya di wilayah Sulawesi Selatan adalah dengan
penambahan 2x100 MW PLTU JENEPONTO dan 2x50 MW PLTU BARRU
Masuknya 2x100 MW PLTU JENEPONTO dan 2x50 MW PLTU
BARRU dalam sistem tenaga listrik Sulawesi Selatan akan mempengaruhi
kualitas daya sistem kelistrikan tersebut, dan akan menyebabkan
permasalahan distorsi tegangan.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dalam tugas akhir ini kami akan
melakukan analisis terhadap dampak dari masuknya 2x100 MW PLTU
JENEPONTO dan 2x50 MW PLTU BARRU pada sistem Kelistrikan
Sulawesi Selatan.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka rumusan
permasalahan dari tugas akhir ini adalah :
xvi
1. Bagaimana pengaruh sistem kelistrikan SULSEL dengan penambahan
2x100 MW PLTU JENEPONTO dan 2x50 MW PLTU BARRU
2. Membandingkan kasus kontingensi pemutusan jaringan transmisi dengan
pelepasan generator dengan masuknya 2x100 MW PLTU JENEPONTO
dan 2x50 MW PLTU BARRU
1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir
Tujuan penulisan tugas akhir ini ialah:
1. Untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penambahan 2x100 MW
PLTU JENEPONTO dan 2x50 MW PLTU BARRU terhadap sistem
kelistrikan Sulawesi Selatan.
2. Untuk mengidentifikasi bus-bus sistem yang tegangannya melewati batas
operasi yang diijinkan akibat gangguan kontingensi.
xvii
BAB III1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini hanya dalam
menganalisis aliran daya sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dengan
menggunakan software ETAP 7.0.
xviii
BAB IV1.5 Metode Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini ada beberapa metode yang akan
kami gunakan yaitu:
1. Studi literature
Studi literature yaitu mengadakan studi dari buku, internet dan sumber
bahan pustaka atau informasi lainnya yang terkait dengan materi yang
dibahas dalam tulisan ini.
2. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data secara
langsung maupun melalui wawancara atau diskusi dengan pihak yang
terkait.
3. Metode Analisis Data
Metode analisis data yaitu dengan menganalisa hasil perhitungan yang
terkait dengan tujuan penulisan tugas akhir ini.
4. Diskusi dan Konsultasi
Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing dan kepada
pihak-pihak profesional yang ada berhubungan dengan tugas akhir ini.
5. Membuat kesimpulan
Membuat kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya
xix
BAB V1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah,metodologi penulisan,
dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II TEORI DASAR
Dasar teori berisi beberapa teori yang mendasari penyusunan tugas akhir ini.
Teori tersebut antara lain mengenai keandalan pada sistem kelistrikan dengan
menggunakan ETAP 7.0.
BAB III DATA SISTEM KELISTRIKAN SULAWESI SELATAN
Pada bab ini akan menampilkan keadaan umum saluran transmisi daerah
SULAWESI SELATAN.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dibahas tentang load flow dan sistem kelistrikan Sulawesi
Selatan dengan masuknya 2x100 MW PLTU JENEPONTO dan 2x50 MW
PLTU BARRU menggunakan Software ETAP 7.0.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan permasalahan dan saran-saran
untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.
xx
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Analisis kontingensi adalah pelepasan secara sengaja komponen generator
atau saluran transmisi untuk di dapatkan keandalannya. Setelah pelepasan tersebut
maka dapat diketahui dan dievaluasi kondisi sistem . Oleh karena itu sistem
transmisi secara periodik harus dianalisa menggunakan fungsi Kontingensi
analisis (CA) untuk memprediksi masalah yang potensial apabila elemen terpilih
dari sistem tenaga dikeluarkan (out of service). Fungsi CA harus menggunakan
hasil hitungan state estimation sebagai “base case” dan memeriksa kasus
kontingensi tertentu untuk menetapkan apakah ada overload yang potensial atau
masalah tegangan yang muncul.
2.2 KASUS KONTINGENSI
Kasus kontingensi yang akan dianalisis harus berisi kombinasi dari elemen
, termasuk :
a. Branch outages
b. Switching reaktor atau kapasitor
c. Outages untuk pembangkit
d. Outages elemen beban
e. Perubahan peralatan switch (keluar atau masuk)
xxi
Dalam kejadian outages unit pembangkit atau outages yang menyebabkan
kehilangan beban, perubahan dalam pembangkitan/beban harus diberitahukan
kepada semua unit pembangkit yang masih beroperasi di dalam suatu area
kelistrikan yang berpengaruh, jadi solusinya harus dapat dibuat dengan hasil
berupa perubahan dalam topologi jaringan (seperti pembentukan bus sistem baru
atau merger beberapa bus) atau hasil berupa satu group bus diisolasi dari sistem
yang masih beroperasi tersebut.
Outages cascade harus dapat dimodelkan atau di-customized. Area akan
mendefinisikan transmisi terpilih sebagai peralatan outages sekunder. Setiap
peralatan outages sekunder harus terkait dengan titik pemantauan outages
sekunder. Apabila titik pemantauan peralataan outages sekunder menyimpang
terhadap batasan berkenaan dengannya selama pengevaluasian kasus kontingensi,
peralatan tersebut harus ditambahkan kedalam elemen outagesnya. Di butuhkan
minimal 20 peralatan outages sekunder, apabila peralatan outages sekunder
ditambahkan kedalam kasus tersebut, output harus jelas menguraikan penambahan
elemen sistem tenaga tersebut.
Fungsi CA harus menstudi sampai dengan 200 kasus kontingensi, termasuk
didalamnya kasus-kasus “dynamically created”.
Kasus-kasus “dynamically created” masing-masing harus berisi elemen
tunggal yang diambil agar lebih memperburuk sekumpulan transmisi yang over
load, jika ada.
xxii
2.2.1 Contingency Screening
Kasus kontingensi dapat di screening, sedemikian halnya mereka
merepresentasikan adanya problem sekuriti yang terburuk yang perlu dipelajari.
Screening harus mengidentifikasi problem daya aktif dan reaktif dan tegangan.
Proses screening harus dapat di-bypass oleh pengguna dengan memilih secara
manual kasus spesifik untuk analisa secara lebih detail.
II.2.2 Full AC Analysis
Setelah seluruh kasus kontingensi, studi “full AC Analysis” harus dapat
dilakukan untuk sepuluh kasus yang paling jelek.
CA akan berisi daftar penyimpangan untuk sekumpulan aliran transmsisi
dan tegangan bus yang ditandai pengguna, diutamakan untuk aliran pada transmisi
dan tegangan bus. Batasan untuk besaran non-analog input harus ditentukan.
Sebagai tambahan, untuk tegangan bus, harus ada satu set batasan penyimpangan
antara tegangan sebelum kontingensi dengan tegangan setelah kontingensi pada
bus yang ditentukan pengguna.
2.2.3 CA Output
CA akan mengingatkan pengguna setiap terjadi penyimpangan kontingensi.
Kondisi overload yang muncul dalam “base case” tidak perlu di “alarmkan”
kecuali mereka melebihi derajat overload dalam base case ditentukan oleh
“engineer –enterable amount”. Untuk setiap elemen yang menyimpang, output
xxiii
harus mengidentifikasi nama, nilai parameter dan batasan yang berkenaan
dengannya, dan nilai parameter dalam base case. Output CA harus juga
menyertakan kondsi awal peralatan outages. Output CA harus tersedia untuk
pencetakan pada peralatan yang ditugaskan pengguna. Penyimpangan sebagai
hasil dari CA harus diurutkan menurut keburukannya. Algoritma pengurutan
harus memperhitungkan “multiple limit” yang digunakan untuk setiap nilai pada
transmisi yang dipantau.
Pertama-tama memerintahkan untuk memonitor transmisi yang melampaui
batas operasi tertinggi, kemudian memonitor transmisi-transmisi yang melampaui
batas operasi tertinggi berikutnya, demikian selanjutnya. Tingkat keburukan harus
ditentukan berdasarkan pada derajat beban lebih (aktif dan reaktif) dan deviasi
tegangan sebagai hasil skenario gangguan yang telah ditentukan untuk setiap
kasus kontingensi. Sebuah rangkuman output harus dipersiapkan yang
mendaftarkan nomor kasus, judul kasus, dan prioritas untuk setiap kasus.
Informasi berikut harus tersedia bagi setiap kasus :
a. Apakah kasus tersebut “discreen” atau tidak
b. Hasil dari screening, contohnya konvergen, divergen, sistem terpisah, dan
pembangkitan tidak cukup
c. Apakah screening mengindikasikan penyimpangan yang potensial atau tidak
d. Rangking sesuai hasil screening. Di dalamnya berisi beberapa penyimpangan
seperti real, reaktif, besarnya tegangan dan penyimpangan tegangan
e. Apakah disimulasi memakai “full AC Analysis” atau tidak
xxiv
f. Hasil simulasi, contohnya, konvergen dengan penyimpangan, konvergen tanpa
penyimpangan, tidak konvergen, divergen, index keburukan, index keburukan
sebelumnya.
2.3. ANALISIS KONTINGENSI
Dalam analisis ini gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
dimodelkan, sehingga biasa diambil tindakan yang diperlukan, jika benar-benar
terjadi. Kontingensi adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh kegagalan atau
pelepasan dari satu atau lebih generator dan/atau transmisi .
Teknik analisis kontingensi dari tahun ke tahun berkembang terus seiring
dengan perkembangan komputer. Walaupun ada metode aliran daya yang lebih
baik seperti Gauss-Seidel dan Newton- Rhapson yang bisa mempercepat proses
komputasi,namun untuk menganalisis sistem dengan mensimulasi satu persatu
gangguan pada saluran dan pembangkit, akan memakan waktu yang lama. Ada 2
metoda analisis kontingensi :
2.3.1 ANALISIS KONTINGENSI DETERMINISTIK
Yaitu cara penganalisisan dengan membuat simulasi terlepasnya elemen
dari sistem tenaga misalnya satu saluran dilepas atau satu trafo dilepas atau satu
unit pembangkit dilepas, serta melihat pengaruh yang diakibatkannya. Beberapa
metoda analisis kontingensi deterministic yang dikenal saat ini yaitu:
1) Analisis kontingensi dengan menggunakan aliran daya arus searah (DC Power-
Flow Contingency Analysis) : Metoda ini paling sederhana tetapi hasil
xxv
yangdiberikan kurang akurat. Dapat digunakan untuk menganalisis kontingensi
tunggal atau kontingensi multi. Pada metoda ini, resistansi saluran diabaikan
sehingga daya reaktifnya dapat diabaikan dan didapatkan model rangkaian
linearnya (P-θ).
2) Analisis kontingensi dengan menggunakan matriks impedansi bus (Z BUS).
3) Analisis kontingensi dengan menggunakan metoda aliran daya Fast Decoupled
dan Newton-Rhapson.
2.3.2 ANALISIS KONTINGENSI NON-DETERMINISTIK.
Penganalisisan didasarkan pada tingkat keandalan sistem yang
didefinisikan pada 2 indeks keandalan yaitu LOLP (Loss-Off-Load-Probability)
dan EDNS (Expected Values Of Demand Not Served). Keandalan sistem yang
dimaksud tergantung kepada :
Ketidakpastian perkiraan beban.
Tingkat kepercayaan komponen/unit sistem tenaga.
Jadwal pemeliharaan komponen/unit sistem tenaga.
Kendala-kendala bagian yang terinterkoneksi.
Dengan kedua metoda di atas (LOLP dan EDNS), maka perencana sistem
mampu menentukan kapasitas elemen sistem tenaga yang akan dievaluasi dengan
menggunakan fungsi probabilitas kerapatan. Dengan teknik penganalisisan
secara probabilistik ini dapat ditentukan bagian saluran yang mana yang dibebani
lebih atau bus mana yang bertegangan abnormal tanpa mengevaluasi keseluruhan
sistem. Dengan demikian diharapkan waktu komputasi lebihcepat dan
xxvi
pengevaluasian dapat dititikberatkan pada daerah dimana sering terjadi gangguan
(outage).
2.3.3 Analisis Kontingensi dengan Metode Aliran Daya Newton-Raphson
Studi aliran daya adalah penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya,
dan faktor daya atau daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik dalam suatu
jaringan listrik pada keadaan pengoperasian normal, baik yang sedang berjalan
maupun yang terjadi pada masa yang akan datang.
Studi aliran daya sangat penting dalam perencanaan dan pengembangan
suatu sistem untuk masa yang akan datang karena pengoperasian yang baik dari
sistem tersebut banyak tergantung pada diketahuinya efek interkoneksi dengan
sistem tenaga yang lain, beban yang baru, sistem pembangkit baru serta saluran
transmisi baru, sebelum semuanya itu dipasang. Oleh sebab itu tujuan utama dari
studi aliran beban dalam sistem tenaga adalah :
1. Memeriksa tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem
apakah memenuhi batas-batas yang diizinkan di mana variasi tegangan
yang diperbolehkan adalah 10 %.
2. Untuk mengetahui besarnya rugi- rugi daya di sepanjang saluran
transmisi yang digunakan sehingga masih berada dalam batas-batas
yang diizinkan, yaitu 5 % daya yang disalurkan.
3. Memeriksa kapasitansi semua peralatan yang ada dalam sistem apakah
mampu menyalurkan daya yang diinginkan.
xxvii
Kontingensi adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh kegagalan atau
pelepasan dari satu atau lebih generator dan/atau transmisi .Untuk mengevaluasi
unjuk kerja dan keandalan sistem tenaga listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis kontingensi. Analisis ini dilakukan dengan simulasi
gangguan pada suatu unit pembangkit atau saluran transmisi dan menyelidiki
pengaruh gangguan tersebut terhadap tegangan bus dan aliran daya aktif saluran.
Pendekatan tradisional untuk analisis kontingensi keadaan mantap dilakukan
dengan menguji semua kontingensi secara berurutan. Pada sistem tenaga listrik
yang besar pengujian kontingensi secara lengkap dengan mengikutsertakan semua
kemungkinan kontingensi adalah tidak efisien karena memerlukan waktu proses
yang lama. Di sisi lain, pengujian kontingensi yang dipilih berdasarkan
pengalaman dan perasaan (intuisi) dari perencana tidaklah memadai karena
kemungkinan akan mengabaikan kasus-kasus kontingensi yang kritis. Dengan
demikian diperlukan suatu daftar kontingensi yang dipilih dan melakukan analisis
kontingensi hanya untuk kasus-kasus kontingensi yang dipilih tersebut.
Suatu sistem tenaga listrik mungkin mengalami kondisi kontingensi,
antara lain: (1) lepasnya unit pembangkit dan/atau saluran transmisi akibat adanya
gangguan, dan (2) adanya penambahan atau pengurangan yang tiba-tiba dari
kebutuhan beban pada sistem tenaga listrik. Meskipun banyak kontingensi lain
yang dapat terjadi, namun hanya kontingensi-kontingensi yang mempunyai
probabilitas yang tinggi (credible) yang akan dipertimbangkan.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keandalan sistem, salah
satunya dengan menggunakan kriteria keandalan keamanan. Metode ini
xxviii
menggambarkan tingkat keandalan sistem dengan memperhitungkan
kemungkinan gangguan unit pembangkit dan juga gangguan peralatan transmisi.
Dengan kriteria indeks keandalan keamanan N-1 apabila dalam sistem terdapat N
buah elemen baik unit pembangkit maupun peralatan transmisi, sistem tidak akan
kehilangan beban (tidak terjadi pemadaman) apabila sebuah elemen sistem
mengalami gangguan.
Salah satu teknik dalam analisis kontingensi adalah dengan metode aliran
daya Newton-Rahpson. Metode ini mencoba untuk mensimulasikan pengaruh
gangguan kontingensi pada saluran transmisi terhadap perubahan tegangan bus
dan sudut fase tegangan serta menyelesaikan secara baik komputasi numeris
analisis kontingensi pada sistem interkoneksi tenaga listrik.
Pendekatan konvensional untuk analisis kontingensi keadaan mantap
dilakukan dengan menguji semua kontingensi secara berurutan. Pada s istem
tenaga listrik yang besar pengujiankontingensi secara lengkap dengan
mengikutsertakan semua kemungkinan kontingensi adalah tidak efisien karena
memerlukan waktu proses yang lama. Di sisi lain, pengujian kontingensi yang
dipilih berdasarkan pengalaman dan perasaan (intuisi) dari perencana tidaklah
memadai karena kemungkinan akan mengabaikan kasus-kasus kontingensi yang
kritis. Dengan demikian diperlukan suatu daftar kontingensi yang dipilih dan
melakukan analisis kontingensi hanya untuk kasus-kasus kontingensi yang dipilih
tersebut.
Suatu sistem tenaga listrik mungkin mengalami kondisi kontingensi, antara lain:
(1) lepasnya unit pembangkit dan/atau saluran transmisi akibat adanya gangguan,
xxix
dan (2) adanyapenambahan atau pengurangan yang tiba-tiba dari kebutuhan beban
pada sistem tenaga listrik. Meskipun banyak kontingensi lain yang dapat terjadi,
namun hanya kontingensi-kontingensi yang mempunyai probabilitas yang tinggi
(credible) yang akan dipertimbangkan.
Dalam analisis kontigensi dilakukan studi aliran daya. Dalam
penyelesaian masalah aliran daya, sistem tenaga diasumsikan beroperasi pada
keadaan seimbang dan digunakan model satu fase. Untuk menghitung aliran daya
pada jaringan sederhana dengan bentuk radial dapat dilakukan secara analitik,
tetapi untuk jaringan yang lebih rumit diselesaikan secara iterasi. Ada empat
kuantitas yang berhubungan dengan setiap bus, yaitu magnitude tegangan |V|,
sudut fase tegangan Ѳ, daya riil P, dan daya reaktif Q. Bus-bus sistem secara
umum dikelompokkan ke dalam tiga tipe , sebagai berikut :
Bus penadah (slack bus). Dikenal juga sebagai bus ayun (swing bus), yang
diambil sebagai bus referensi dimana besar dan sudut fase tegangannya
ditetapkan, sedang injeksi daya aktif dan reaktif dihitung. Bus ini akan memenuhi
kebutuhan selisih daya antara beban terjadwal dan daya yang dibangkitkan yang
disebabkan oleh rugi-rugi jaringan.
Bus-PV atau lazim disebut bus pembangkit. Disini injeksi daya aktif P dan besar
tegangan |V| ditentukan sedang sudut tegangan ϴ dan injeksi daya reaktif Q
dihitung.
Bus-PQ atau lazim disebut bus beban. Disini baik injeksi daya aktif P maupun
daya reaktif Q dua-duanya ditentukan sedang besar dan sudut tegangan dihitung.
xxx
Konsep bus tadah atau simpul tadah yang membiarkan injeksi daya aktif tidak
ditentukandiperlukan karena ke bus inilah nantinya semua rugi daya aktif yang
terjadi pada jaringan ditimpakan setelah tegangan selesai dihitung, disamping
injeksi daya aktif yang ada di bus ini sendiri. Dengan tujuan hampir sama konsep
bus tadah, bus pembangkit (PV) yang membiarkan injeksi daya reaktif tidak
ditentukan diperlukan karena ke bus inilah nantinya rugi-rugi daya reaktif yang
terjadi pada jaringan ditimpakan setelah tegangan selesai dihitung, disamping
injeksi daya reaktif yang ada di bus-bus ini sendiri.
2.3.4 Perhitungan Kontingensi Dengan Metode Aliran Daya Newton Raphson
Analisis kontingensi dilakukan dengan mensimulasi gangguan kontingensi
tunggal saluran transmisi pada perhitungan aliran daya Newton- Rapshon. Dalam
perhitungan analisis kontingensi ini dilakukan pemutusan bus pada sistem yang
mengalami gangguan kontingensi tunggal, sehingga dalam proses perhitungan
aliran daya tidak menyertakan sata saluran yang mengalami gangguan tersebut.
Hasil perhitungan analisis kontingensi ini digunakan untuk menentukkan besaran–
besaran tegangan bus, sudut fase tegangan, dan aliran daya setelah terjadi
gangguan tersebut, sedangkan formulasi perhitungannya sama dengan
perhitunganaliran daya Newton-Rapshon Ybus.
BAB III
xxxi
Metodologi Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah study kasus
Kontingensi Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan (SULSEL),di mana dlam
penelitian yang akan di teliti yaitu kasus kontingensi dengan pemuutsan
pembangkit atau jaringan transmisi.Selain itu,dalam penelitian ini kami juga akan
meneliti pengaruh penambahan PLTU 2 x 50 MW di Barru dan PLTU 2 x 100
MW di Jeneponto terhadap sistem kelistrikan SULSEL.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian Study Kontingensi Sistem Kelistrikan ini dilakukan di wilayah
Sulawesi Selatan (SULSEL) yang merupakan daerah administrasi PT. PLN
(Persero) wilayah SULSEL. Lokasi ini dipilih karena pada lokasi sistem
interkoneksi SULSEL terdapat penambahan pembangkit baru yaitu PLTU 2 x 50
MW di Barru dan PLTU 2 x 100 MW di Jeneponto terhadap sistem kelistrikan
SULSEL.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian dan penulisan tugas akhir ini dimulai pada Juni 2012 sampai
November 2012
3.4 Pengumpulan Data
xxxii
Jenis penelitian yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir ini yaitu jenis
penelitian dengan sistem study kasus Kontingensi Sistem Kelistrikan di SULSEL
.un Adapun data-data yang dibutuhkan untuk meneliti kasus kontingensi
diantaranya data pembangkit, data reaktansi dan impedansi, beban daya aktif dan
beban daya reaktif pada tiap bus. Data-data tersebut diperoleh dari PT.PLN AP2B
sistem SULSEL. Selain itu data yang sangat penting juga yaitu data berupa single
line dari sistem kelistrikan SULSEL yang akan di gambarkan di dalam program,
di mana program yang dipakai dalam tugas akhir ini yaitu ETAP 7.0.
3.5 Gambaran Umum Sistem Tenaga Listrik Sulawesi Selatan
Gambar 3.1 Single line diagram sistem Sulawesi Selatan
Sistem tenaga listrik Sulawesi Selatan pada saat ini disuplai oleh empat
pembangkit utama yaitu :
xxxiii
1. PLTA Bakaru, yang terdiri dari dua generator dan dua transformator
daya dua kumparan
2. Pembangkit Tenaga Listrik Tello :
- PLTD, yang terdiri dari empat generator dan lima transformator
daya dua kumparan
- PLTG, yang terdiri dari lima generator dan lima transformator daya
dua kumparan.
- PLTU, yang terdiri dari dua generator dan dua transformator daya
dua kumparan.
3. PLTG Sengkang, yang terdiri dari empat generator dengan empat
transformator daya dua kumparan.
4. PLTD Suppa, yang terdiri dari enam generator dengan dua
transformator daya dua kumparan.
Selain suplai dari beberapa pembangkit tersebut, sistem kelistrikan
Sulawesi Selatan juga terdiri dari 31 gardu induk, 66 bus, saluran transmisi udara
150 KV, saluran transmisi 70 KV dan transmisi 30 KV.
Pada penelitian ini akan menggunakan sistem interkoneksi Sulawesi
Selatan. Untuk menentukan nilai besaran per unit, berikut ini adalah besaran yang
dipakai oleh PT.PLN (Persero) Wilayah VIII untuk menentukan nilai besaran per
unitnya :
- Dasar daya diambil 100MVA
- Dasar tegangan ditentukan oleh letak tempat dan transformator
daya yang dipakai di tempat tersebut.
xxxiv
3.6 Sistem Kontingensi SULSEL
Dari Single Line Diagram sistem Sulsel kita dapat menemukan banyak
pembangkit yang ada di wilayah Sulsel ini. Namun terdapat empat pembangkit
utama yaitu:
1) PLTA Bakaru yang terdiri dari dua generator dan dua transformator daya
dua kumparan.
2) PLTG Sengkang yang terdiri dari tiga generator dengan tiga transformator
daya dua kumparan.
3) PLTD Suppa yang terdiri dari enam generator dengan dua transformator
daya dua kumparan.
4) Pusat Pembangkit Listrik Tello yang terdiri dari:
a. PLTD yang terdiri dari enam generator dan lima transformator daya dua
kumparan.
b. PLTG yang terdiri dari lima generator dan lima transformator daya dua
kumparan.
c. PLTU yang terdiri dari dua generator dan dua transformator daya dua
kumparan.
Selain pembangkit dalam sistem kontingensi sistem Sulsel ini terdiri dari
27 gardu induk, 25 saluran transmisi 150 kV, 8 saluran transmisi 70 kV dan 1
saluran 30 kV.
Adapun besaran yang dipakai oleh PT. PLN (Persero) Wilayah SULSEL
untuk menentukan nilai besaran per unit ialah sebagai berikut:
1. Dasar daya diambil 100 MVA
xxxv
2. Dasar tegangan ditentukan oleh letak tempat dan transformator
daya yang dipakai di tempat tersebut
3. Dasar impedansi ditentukan menurut tegangan yang digunakan.
Untuk tegangan 150 kV impedansi dasarnya 225 Ohm, untuk
tegangan 70 kV impedansi dasarnya 49 Ohm dan untuk tegangan
30 kV impedansi dasarnya 9 Ohm.
Selain itu data yang didapatkan juga berupa tabel data yaitu:
1. Data jaringan
2. Data trafo
3. Data Kapasitor Bank
4. Data bus
5. Data Pembangkit
3.7 Pemodelan Sistem Interkoneksi
Dalam studi analisis kontingensi ini kita akan meneliti kestabilan sistem
pada saat terjadi kasus kontingensi. Untuk meneliti hal tersebut kita akan
membandingkan keadaan sistem sebelum gangguan dan konfigurasi jaringannya
selama dan setelah terjadinya gangguan harus diketahui. Karenanya, dalam hal
multi mesin ini, diperlukan dua langkah pendahuluan :
1. Kondisi-kondisi pra gangguan keadaan tetap untuk sistem itu dihitung
dengan menggunakan suatu program aliran beban
xxxvi
2. Representasi jala-jala pra gangguan ditentukan dan kemudian diubah
untuk dapat melukiskan kondisi gangguan dan setelah gangguan.
Untuk mengurangi kerumitan pembuatan model sistem, dan dengan
demikian juga mengurangi beban perhitungan, biasanya adalam studi kestabilan
peralihan dibuat beberapa pengandaian sebagai berikut :
a. Masukan daya mekanis ke masing-masing mesin adalah tetap konstan
selama keseluruhan perioda perhitungan lengkung ayunan.
b. Daya peredaman dapat diabaikan
c. Setiap mesin dapat diwakili oleh suatu reaktansi peralihan yang
konstan yang terhubung seri dengan suatu tegangan dalam peralihan
yang konstan pula.
d. Sudut rotor mekanis dari setiap mesin adalah bersamaan, ya itu sudut
fasa listrik dari tegangan dalam peralihan.
e. Semua beban dapat dianggap sebagai impedansi shunt ke tanah dengan
nilai yang ditentukan oleh keadaan yang berlangsung tepat sebelum
keadaan peralihan.
Semua data yang telah diberikan oleh PT.PLN (persero) Wilayah SULSEL
Area Penyalur dan Pengatur Beban (AP2B) akan disimulasikan ke dalam kasus
kontingensi dengan pelepasan saluran dan pelepasan generator.
Dalam proses simulasi digunakan software “ETAP 7.0”
3.8 Analisis Data
Berdasarkan data-data dari jaringan transmisi sistem interkoneksi
SULSEL maka dapat dianalisa Besarnya tegangan tiap bus sistem kelistrikan
xxxvii
Sulawesi Selatan setelah masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW
PLTU Barru.
3.9 Diagram Alir Program
Berikut ini adalah diagram alur (flowchart) yang digunakan untuk
menghitung aliran daya (low flow sudy) dan menentukan solusi yang akan
ditempuh bila terjadi kontingensi sperti bantuan dari pembngkit lain, penambahan
tegangan pada sistem, dan penambahan kapasitor pada lemah menggunakan
program ETAP 7.0
START
GAMBAR SINGLE LINE
MENGINPUT DAYA SISTEM
KASUS KONTINGENSI
SISTEM
xxxviii
Gambar 3.2 flowchart sistem
HASIL ANALISA
LOW FLOW STUDY
KASUS KONTINGENSI
LAINNYA
xxxix
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Sistem Interkoneksi SULSEL
Setelah pengambilan data yang dilakukan di PT. PLN (Persero) AP2B
Wilayah SULSEL yang digunakan sebagai referensi untuk menganalisa studi
aliran daya (load flow ) SULSEL. Data yang diperoleh berupa data saluran
transmisi , data transformator, data pembangkit dan data beban seperti pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Data Transmisi SULSEL 150 KV
xl
xli
Tabel 4.2. Data Transmisi SULSEL 70 KV
Sumber dari PT. PLN (Persero) AP2B Wilayah SULSEL
xlii
Tabel 4.3. Data Transformator Interkoneksi SULSEL
NO LOKASI TRAFO TEG DAYA NOMINAL
(KV) (MVA) (%)
1 GI. BARRU DIST 1 150 / 20 5,00 10,63
2 GI. BARRU DIST 2 150 / 20 5,00 10,63
3 GI. BKARU DIST 150 / 20 20,00 12,33
4 GI. BNTLA1 DIST 1 69 / 20 / 7 20,00 12,00
5 GI. BNTLA 2 DIST 2 69 / 20 / 7 20,00 12,00
6 GI. BNTLA 3 DIST 3 70 / 20 30,00 12,44
7 GI. BONE DIST 1 150 / 20 20,00 12,33
8 GI. BONE DIST 2 150 / 20 20,00 12,24
9 GI. BRLOE DIST 70 / 20 10,00 9,13
10 GI. BRWJA DIST 30 / 20 10,00 10,00
11 GI. BSOWA DIST 150 / 20 45,00 12,36
12 GI. BSOWA DIST 150 / 20 45,00 12,37
13 GI. DAYA DIST 69 / 21 20,00 11,62
14 GI. MJENE DIST 150 / 20 20,00 12,33
15 GI. MNDAI DIST 69 / 20 20,00 11,62
16 GI. PKANG 1 DIST 1 69 / 20 20,00 11,90
17 GI. PKANG 2 DIST 2 69 / 20 20,00 11,90
18 GI. PKANG 3 DIST 3 69 / 20 20,00 11,74
19 GI. PNKEP DIST 1 69 / 20 20,00 11,33
20 GI.PNKEP DIST 2 150 / 20 30,00 12,50
21 GI.PNKEP IBT 1 150 / 69 31,50 12,44
22 GI.PNKEP IBT 2 150 / 69 31,50 12,44
23 GI.PNKEP IBT 3 150 / 69 31,50 12,44
24 GI.PPARE DIST 150 / 20 16,00 10,64
25 GI. PRANG DIST 150 / 20 5,00 10,63
26 GI. PRANG DIST 150 / 20 5,00 10,63
27 GI. PWALI DIST 150 / 20 20,00 12,33
28 GI. SDRAP DIST 150 / 20 20,00 12,33
29 GI.SGMSA DIST 150 / 20 30,00 12,50
30 GI.SKANG DIST 150 / 20 16,00 10,64
31 GI.SPENG DIST 1 150 / 20 20,00 12,33
32 GI.SPENG DIST 2 150 / 20 20,00 12,50
33 GI.TELLO DIST 1 34.5 / 20 20,00 10,50
34 GI.TELLO DIST 2 150 / 20 30,00 12,50
35 GI.TELLO IBT 1 150 / 30 20,00 11,07
36 GI.TELLO IBT 2 150 / 69 31,50 13,10
37 GI.TELLO IBT 4 69 / 34.5 20,00 11,07
38 GI.TELLO IBT 5 150 / 69 31,50 13,10
39 GI.TLAMA DIST 1 150 / 20 30,00 12,73
40 GI.TLAMA DIST 2 150 / 20 30,00 12,73
41 GI.TLAMA IBT 1 150 / 20 31,50 13,10
xliii
42 GI.TLAMA IBT 2 150 / 20 31,50 13,10
43 GI. TLLSA DIST 1 150 / 20 16,00 12,50
44 GI. TLLSA DIST 2 150 / 20 20,00 12,50
45 PLTA BKARU PLTA 1 150 / 11 60,00 10,10
46 PLTA BKARU PLTA 2 150 / 11 70,00 10,77
47 PLTD MITSH MITS 1 6.3 / 150 15,00 10,44
48 PLTD MITSH MITS 2 6.3 / 151 15,00 10,44
49 PLTD SUPPA KIT 1 160 / 11 45,00 12,36
50 PLTD SUPPA KIT 2 160 / 11 45,00 12,36
51 PLTD SWD 1 SWD 1 6.3 / 150 15,00 10,93
52 PLTD SWD 2 SWD 2 6.3 / 151 15,00 10,93
53 PLTG ALTSH ALTSH 11 / 31,85 27,00 8,50
54 PLTG ALTSH ALTSH 11 / 31,85 27,00 11,20
55 PLTG GE 1 GE 1 11.5 / 150 45,00 12,36
56 PLTG GE 2 GE 2 11.5 / 150 45,00 12,36
57 PLTG WESTC WEST 11.5 / 30 18,50 7,00
58 PLTGU GT 11 150 / 11.5 70,00 11,85
59 PLTGU GT 12 150 / 11.5 70,00 11,85
60 PLTGU ST 18 150 / 11.5 70,00 11,85
61 PLTM TEPPO PLTM 20 / 6.3 2,50 10,99 Sumber dari PT. PLN (Persero) AP2B Wilayah SULSEL
Cabang
Lokasi gi Daya Max
Beban Puncak
Beban Trafo
(MVA) A 19.00 Max Pukul
Makassar
Btala
I - 20 600 11.90 11.90 16.00
II - 20 600 11.90 11.90 16.00
III - 30 900 12.80 13.50 14.00
Pkang
I - 30 900 15.20 15.40 20.30
II - 30 800 8.30 12.30 15.00
III-60 1800 26.70 26.70 19.00
Tlasa II - 20 600 6.10 11.60 18.30
Sgmsa I - 30 900 -2.90 (2.30) ####
Tbnga II - 60 1800 30.30 30.40 20.00
Tello II - 60 1800 37.40 37.40 19.00
Tabel 4.4 Data Beban Trafo Sistem Interkoneksi Sulselbar
xliv
Brloe II - 20 600 -3.50 (3.40) ####
Daya I - 20 600 13.20 15.00 11.00
II - 20 600 8.20 9.90 14.00
Tlama I - 30 900 13.00 16.90 24.00
II - 30 900 0.10 17.40 16.00
Mndai I - 20 600 8.50 8.50 19.00
II - 20 600 11.20 11.30 19.30
Maros 30 900 6.60 6.90 19.30
Pnkep II - 30 900 15.00 16.00 20.00
Parepare
Barru I - 20 600 6.19 6.23 19.30
II - 5 140
-
Ppare I - 16 425 -4.50 8.9 01.00
Speng II - 30 900 -2.10 7.50 18.00
Sdrap 20 900 17.50 17.60 19.30
Pinrang Prang
I - 15 412 6.10 6.10 19.00
II - 16 425 8.60 8.60 19.00
Pinrang Bkaru 20 600 4.00 4.30 19.30
Mamuju
Pwali 20 600 10.10 10.10 19.00
Mjene 20 600 9.40 9.60 19.30
Mmuju II - 30 900 10.20 10.20 19.00
Watampone
Skang II - 30 900 18.30 18.70 19.30
Bone I - 20 600 8.40 8.40 19.00
II - 20 600 13.40 13.40 19.00
Bulukumba
Snjai 20 600 8.40 15.10 19.30
Bkmba I - 20 600 8.50 12.50 18.00
Jenpt 20 600 11.90 12.60 19.30
Palopo Mkale 20 600 12.30 12.30 19.00
xlv
Plopo I - 20 600 16.20 16.30 19.30
II - 20 600 15 15 19.00
Beban
Industri
Tnsa3 36 MW 23.40 26.10 17.00
Bsowa 33 MW 5.64 13.56 03.00
Indfod 10 MW 5.24 6.32 09.00
Bwaja 6 MW - 4.49 09.00
Indfod 10 850 A
178.00 215.00 09.00
Bwaja 10 340 A
Sumber dari PT. PLN (Persero) AP2B Wilayah SULSEL
Tabel 4.5 Data Pembangkitan
UNIT DAYA
PEMBANGKIT TERPASANG MAMPU 19.00
PL
N
HIDRO
Bakaru #1 63 63 63
Bakaru #2 63 62.10 62.10
Bili-bili #1 6 5.6 5.6
Bili-bili #2 14.10 12.90 12.90
Sawito 1.65 0.72 0.67
Mamuju - - -
PLTU
Tello #1 12.50 - -
Tello #2 12.50 - -
Barru #1 50 - -
Barru #2 50 - -
PLTG
GE #1 33.40 - -
GE #2 33.40 28 28
ALSTHOM #1 21.35 21.35 17
ALSTHOM #2 20.10 - -
WESTCAN 14.47 - -
PLTD Mitsubishi #1 12.60 - -
Mitsubishi #2 12.60 8.20 8.20
xlvi
SWD #1 12.37 8 8
SWD #2 12.37 8 8
Palopo 2 2.3 2.3
Makale 3 1.05 1.05
Masamba 6.29 3.8 3.8
Mamuju 2 2 -
IPP
HIDRO
Poso #1
Poso #2
Poso #3
Malea #1
Malea #2
Tangka Manipi 10 9 8.5
Ranteballa 2.4 - -
PLTG/U
GT #11 42.50 45.50 43.20
GT #12 42.50 45 42.10
ST #18 50 48 47
GT #21 60 57 56
GT #22 - - -
GT #28 - - -
Jeneponto #1 - - -
Jeneponto #2 - - -
Bosowa #1 - - -
Bosowa #2 - - -
PLTD SUPPA 62.50 51.8 51.8
SE
WA
PLTD
Bontoala 30 - -
Sungguminasa 30 25.40 24.80
Tallasa - - -
Matekko 11.0 10.06 10.06
Arena 24 17.80 16.80
Pajalessang 18 14.20 14
Cogindo 50 43.74 42.82
Aggreko 22 20.2 19.8
Parepare #1 10 10.07 10.05
Parepare #2 10 10.02 10
Beban KIT
PLN 358.70 203.67 203.62
IPP 269.90 256.30 248.60
SEWA 205 151.51 148.33
TOTAL 833.60 611.48 600.55 Sumber dari PT. PLN (Persero) AP2B Wilayah SULSEL
xlvii
4.2. AplikasiETAP
Dalam studi analisis kontingensi sistem kelistrikan SULSEL untuk
menghitung load flowdan menganalisa perubahan besar tegangan pada bus
digunakan suatu aplikasi sistem tenaga yaitu ETAP 7.0.0. Adapun gambar
Single Line Diagram dari sistem interkoneksi SULSELyang sudah dibuat
dalam aplikasi ETAP ini yaitu sebagai berikut.
Gambar 4.1. Single Line Diagram SULSEL
Gambar 4.1. Single Line Diagram SULSEL
xlviii
Setelah gambar selesai dibuat maka semua data yang telah ada
dimasukkan pada setiap komponen yang ada pada gambar sistem interkoneksi
tersebut.Kemudian menjalankan program menghitung load flow pada aplikasi
ETAP.
Cara menjalankan program load flow pada ETAP:
1. Klik tombol load flow analysis pada toolbar mode
Gambar 4.2. Toolbar mode pada ETAP
2. Jalankan load flow study dengan menekan tombol run load flow yang
terletak pada load flow tool bar.
Gambar 4.3. Load flow toolbar
3. Setelah menjalankan load flow analysis hasilnya akan ditampilkan
seperti pada gambar dibawah ini.
xlix
Gambar 4.4. hasilLoad Flow Calculation pada single line diagram
4. Parameter hasil yang ditampilka pada single linedapat diubah dengan
menekan tombol display option yang terletak pada load flow tool bar .
Gambar 4.5Display option pada ETAP
5. Untuk menampilkan hasil simulasi yang lebih detail,tekan tombol report
maneger pada study case tool bar.
Gambar 4.6.Study case tool bar
Maka akan tampil hasil simulasi dengan jendela baru seperti gambar di
bawah ini
Gambar 4.7. Load flow report
l
6. Setelah menjalankan load flow study,kita dapat menganalisa hasil
simulasi untuk setiap peralatan dengan menekan tombol load flow result
analyzer yang terdapat pada loadflow tool bar.Setelah menekan tombol
load flow analyzer maka hasilnya akan ditampilkan seperti pada gambar
dibawah ini
Gambar 4.8. Load flow result analyzer
4.3. Hasil Simulasi
4.3.1. Perhitungan Aliran Daya (Load Flow Calculation)
Pada simulasi perhitungan aliran daya ini ada 3 jenis keadaan pada
sistem interkoneksi yang akan dianalisa yaitu :
1. Kondisi normal
li
2. Masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU
Barru
3. Pemutusan Jaringan transmisi dengan :
a) Masuknya 2x50 MW PLTU Barru (Pelepasan saluran
Pangkep-Barru).
b) Masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan
Saluran Jeneponto-Bulukumba).
c) Masuknya 2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW
PLTU Jeneponto (Pelepasan saluran Pangkep-Barru).
4. Pemutusan generator dengan :
a) Masuknya 2x50 MW PLTU Barru (Pelepasan Generator
Pinrang).
b) Masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto(Pelepasan
Generator PLTD Arena).
c) Masuknya 2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU
Jeneponto (Pelepasan Generator Pinrang).
4.3.2 Hasil Perhitungan Tegangan Bus dalam Kondisi Normal
Hasil dari perhitungan aliran daya pada sistem interkoneksi SULSEL
dengan menggunakan aplikasi ETAP dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dalamkondisi normal
No Bus ID Nominal kV Type Voltage (KV) Voltage (%)
1 Bus bntla 70 Load 71.779 102.54
2 Bus brloe 70 Load 69.886 99.84
3 Bus bwja 30 Load 29.296 97.65
4 Bus daya1 70 Load 69.878 99.83
5 Bus daya2 70 Load 69.878 99.83
lii
6 Bus mandai 70 Load 69.597 99.42
7 Bus panakukang 150 Load 147.261 98.17
8 Buspltd arena1 20 Gen. 20 100
9 Buspltd arena2 20 Gen. 20 100
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.313 96.56
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 20 100
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.223 96.12
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 12 100
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 12 100
15 Buspltu barru1 150 Load 146.069 97.38
16 Bus Sinjai 150 Load 147.107 98.07
17 Cbus daya 70 Load 69.878 99.83
18 Cbus pangkep 70 Load 69.783 99.69
19 Cbus tlama 70 Load 72.076 102.97
20 Gb alstm1 12 Gen. 11.769 98.07
21 Gb alstm2 12 Gen. 11.989 99.9
22 Gb bili1 12 Gen. 11.97 99.75
23 Gb bili2 12 Gen. 11.97 99.75
24 Gb bkru1 12 SWNG 12 100
25 Gb bkru2 12 SWNG 12 100
26 Gb cokdo1 12 Gen. 12 100
27 Gb cokdo2 12 Gen. 12 100
28 Gb mamuju 5 Gen. 4.828 96.56
29 Gb mitsbshi1 12 Gen. 11.785 98.21
30 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12 100
31 Gb pltd masamba 5 Gen. 5 100
32 Gb pltg ge2 12 Gen. 12 100
33 Gb pltu1 12 Gen. 11.769 98.07
34 Gb pltu2 12 Gen. 11.769 98.07
35 Gb s11 12 SWNG 12 100
36 Gb s12 12 Gen. 12 100
37 Gb s18 12 Gen. 12 100
38 Gb s21 12 Gen. 12 100
39 Gb sawito 5 Gen. 5.046 100.93
40 Gb swd1 12 Gen. 12 100
41 Gb swd2 12 Gen. 11.785 98.21
42 Gb westc 12 Gen. 11.769 98.07
43 Lbus bakaru 20 Load 19.704 98.52
44 Lbus barru1 20 Load 19.411 97.06
45 Lbus barru2 20 Load 19.411 97.06
46 Lbus bntla1 20 Load 20.433 102.16
47 Lbus bntla2 20 Load 20.433 102.16
48 Lbus bntla3 20 Load 20.453 102.26
49 Lbus bone1 20 Load 19.531 97.65
50 Lbus bone2 20 Load 19.531 97.65
51 Lbus bosowa 150 Load 146.393 97.6
52 Lbus brloe 20 Load 19.95 99.75
53 Lbus bulukumba 20 Load 19.551 97.76
54 Lbus bwaja 20 Load 19.146 95.73
liii
55 Lbus daya1 20 Load 19.881 99.41
56 Lbus daya2 20 Load 19.919 99.6
57 Lbus jeneponto 20 Load 20 100
58 Lbus majene 20 Load 19.339 96.7
59 Lbus makale 20 Load 19.246 96.23
60 Lbus mamuju 20 Load 19.313 96.56
61 Lbus mandai1 20 Load 19.837 99.19
62 Lbus mandai2 20 Load 19.817 99.08
63 Lbus mros 20 Load 19.538 97.69
64 Lbus palopo 20 Load 19.223 96.12
65 Lbus pangkep 20 Load 19.447 97.23
66 Lbus pare 20 Gen. 20 100
67 Lbus pinrang1 20 Load 19.372 96.86
68 Lbus pinrang2 20 Load 19.497 97.49
69 lbus pltu jen 12 Load 11.777 98.14
70 Lbus pngkep 20 Load 19.447 97.23
71 Lbus pnkg1 20 Load 19.568 97.84
72 Lbus pnkg2 20 Load 19.604 98.02
73 Lbus polmas 20 Load 19.363 96.82
74 Lbus sengkang 20 Load 19.644 98.22
75 Lbus sgmnsa 20 Gen. 20 100
76 Lbus sidrap 20 Load 19.364 96.82
77 Lbus sinjai 20 Gen. 20 100
78 Lbus soppeng 20 Load 20 100
79 Lbus tbnga1 20 Load 19.579 97.9
80 Lbus tbnga2 20 Load 19.579 97.9
81 Lbus tello1 20 Load 19.543 97.71
82 Lbus tello2 20 Load 19.495 97.47
83 Lbus tlama1 20 Load 19.614 98.07
84 Lbus tlama2 20 Load 19.668 98.34
85 Lbus tlsa 20 Load 20 100
86 Lbus tonasa 70 Load 69.52 99.31
87 Mbus bakaru1 150 Load 147.928 98.62
88 Mbus bakaru2 150 Load 147.928 98.62
89 Mbus barru 150 Load 146.239 97.49
90 Mbus bone1 150 Load 146.963 97.98
91 Mbus bone2 150 Load 146.963 97.98
92 Mbus bosowa1 150 Load 146.393 97.6
93 Mbus bosowa2 150 Load 146.393 97.6
94 Mbus bulukumba1 150 Load 146.987 97.99
95 Mbus bulukumba2 150 Load 146.987 97.99
96 Mbus jeneponto1 150 Load 147.179 98.12
97 Mbus jeneponto2 150 Load 147.179 98.12
98 Mbus majene1 150 Load 145.441 96.96
99 Mbus majene2 150 Load 145.441 96.96
100 Mbus makale1 150 Load 144.902 96.6
101 Mbus makale2 150 Load 144.902 96.6
102 Mbus mamuju1 150 Load 145.284 96.86
103 Mbus mamuju2 150 Load 145.284 96.86
liv
104 mbus maros1 150 Load 146.696 97.8
105 mbus maros2 150 Load 146.696 97.8
106 Mbus palopo1 150 Load 144.455 96.3
107 Mbus palopo2 150 Load 144.455 96.3
108 mbus pangkep1 150 Load 146.338 97.56
109 Mbus pangkep2 150 Load 146.338 97.56
110 Mbus pare1 150 Load 146.135 97.42
111 Mbus pare2 150 Load 146.135 97.42
112 Mbus pinrang1 150 Load 145.626 97.08
113 Mbus pinrang2 150 Load 145.626 97.08
114 mbus pltu jenn 150 Load 147.209 98.14
115 Mbus polmas1 150 Load 145.656 97.1
116 Mbus polmas2 150 Load 145.656 97.1
117 Mbus sengkang1 150 Load 147.982 98.65
118 Mbus sengkang2 150 Load 147.982 98.65
119 Mbus sgmnsa1 150 Load 147.201 98.13
120 Mbus sgmnsa2 150 Load 147.201 98.13
121 Mbus sidrap1 150 Load 146.127 97.42
122 Mbus sidrap2 150 Load 146.127 97.42
123 Mbus soppeng1 150 Load 147.563 98.38
124 Mbus soppeng2 150 Load 147.563 98.38
125 Mbus tbnga1 150 Load 147.117 98.08
126 Mbus tbnga2 150 Load 147.117 98.08
127 Mbus tello1 150 Load 147.308 98.21
128 Mbus tello2 150 Load 147.308 98.21
129 Mbus tellolama1 150 Load 147.514 98.34
130 Mbus tellolama2 150 Load 147.514 98.34
131 Mbus tlasa1 150 Load 147.233 98.16
132 Mbus tlasa2 150 Load 147.233 98.16
133 pngp-brru1 150 Load 146.338 97.56
134 pngp-brru2 150 Load 146.338 97.56
135 Sbus pangkep1 70 Load 69.783 99.69
136 Sbus pangkep2 70 Load 69.783 99.69
137 Sbus pinrang1 150 Load 146.347 97.56
138 Sbus pinrang2 150 Load 146.347 97.56
139 Sbus soppeng 20 Load 20 100
140 Sbus tello1 30 Load 29.422 98.07
141 Sbus tello2 30 Load 29.422 98.07
142 Sbus tello3 70 Load 69.933 99.9
143 Sbus tello4 70 Load 69.933 99.9
144 Sbus tello5 70 Load 69.933 99.9
145 Sbus tellolama 70 Load 72.076 102.97
146 Sbus tlasa 20 Load 20 100
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lv
4.3.3 Hasil Perhitungan Tegangan Bus sistem interkoneksi SULSEL
dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU
Barru.
Tabel 4.7 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru.
No Bus ID Nominal
kV Type Voltage(KV) Voltage
(%)
1 Bus bntla 70 Load 77.13 110.19
2 Bus brloe 70 Load 74.739 106.77
3 Bus bwja 30 Load 31.435 104.78
4 Bus daya1 70 Load 74.679 106.68
5 Bus daya2 70 Load 74.679 106.68
6 Bus mandai 70 Load 74.306 106.15
7 Bus panakukang 150 Load 158.238 105.49
8 Buspltd arena1 20 Gen. 21.5 107.5
9 Buspltd arena2 20 Gen. 21.5 107.5
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.552 97.76
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 20.107 100.53
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.686 98.43
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 11.993 99.94
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 11.993 99.94
15 Buspltu barru1 150 Load 152.783 101.86
16 Buspltu barru2 150 Load 152.783 101.86
17 Bus Sinjai 150 Load 157.075 104.72
18 Cbus daya 70 Load 74.679 106.68
19 Cbus pangkep 70 Load 74.132 105.9
20 Cbus tlama 70 Load 77.448 110.64
21 Gb alstm1 12 Gen. 12.623 105.19
22 Gb alstm2 12 Gen. 12.821 106.84
23 Gb barru1 20 Gen. 20.371 101.86
24 Gb barru2 20 Gen. 20.371 101.86
25 Gb bili1 12 Gen. 12.801 106.68
lvi
26 Gb bili2 12 Gen. 12.801 106.68
27 Gb bkru1 12 SWNG 12 100
28 Gb bkru2 12 SWNG 12 100
29 Gb cokdo1 12 Gen. 12.663 105.53
30 Gb cokdo2 12 Gen. 12.663 105.53
31 Gb mamuju 5 Gen. 4.888 97.76
32 Gb mitsbshi1 12 Gen. 12.663 105.53
33 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12.663 105.53
34 Gb pltd masamba 5 Gen. 4.921 98.43
35 Gb pltg ge2 12 Gen. 12.663 105.53
36 Gb pltu1 12 Gen. 12.623 105.19
37 Gb pltu2 12 Gen. 12.623 105.19
38 Gb s11 12 SWNG 12 100
39 Gb s12 12 Gen. 11.959 99.66
40 Gb s18 12 Gen. 11.959 99.66
41 Gb s21 12 Gen. 11.959 99.66
42 Gb sawito 5 Gen. 5.133 102.66
43 Gb swd1 12 Gen. 12.663 105.53
44 Gb swd2 12 Gen. 12.663 105.53
45 gbuspltu jeen1 12 Gen. 14.314 119.29
46 gbuspltu jeen2 12 Gen. 14.314 119.29
47 Gb westc 12 Gen. 12.623 105.19
48 Lbus bakaru 20 Load 19.86 99.3
49 Lbus barru1 20 Load 20.51 102.55
50 Lbus barru2 20 Load 20.51 102.55
51 Lbus bntla1 20 Load 21.956 109.78
52 Lbus bntla2 20 Load 21.956 109.78
53 Lbus bntla3 20 Load 21.977 109.89
54 Lbus bone1 20 Load 20.229 101.15
55 Lbus bone2 20 Load 20.229 101.15
56 Lbus bosowa 150 Load 155.738 103.83
57 Lbus brloe 20 Load 21.336 106.68
58 Lbus bulukumba 20 Load 21.197 105.99
59 Lbus bwaja 20 Load 20.589 102.95
60 Lbus daya1 20 Load 21.247 106.24
61 Lbus daya2 20 Load 21.288 106.44
62 Lbus jeneponto 20 Load 21.5 107.5
63 Lbus majene 20 Load 19.579 97.89
64 Lbus makale 20 Load 19.786 98.93
65 Lbus mamuju 20 Load 19.552 97.76
66 Lbus mandai1 20 Load 21.179 105.9
67 Lbus mandai2 20 Load 21.158 105.79
68 Lbus mros 20 Load 20.82 104.1
69 Lbus palopo 20 Load 19.686 98.43
70 Lbus pangkep 20 Load 20.547 102.74
71 Lbus pare 20 Gen. 20 100
72 Lbus pinrang1 20 Load 19.733 98.66
73 Lbus pinrang2 20 Load 19.855 99.27
lvii
74 lbus pltu jen 12 Load 13.128 109.4
75 Lbus pngkep 20 Load 20.547 102.74
76 Lbus pnkg1 20 Load 21.027 105.13
77 Lbus pnkg2 20 Load 21.066 105.33
78 Lbus polmas 20 Load 19.603 98.01
79 Lbus sengkang 20 Load 19.844 99.22
80 Lbus sgmnsa 20 Gen. 21.133 105.66
81 Lbus sidrap 20 Load 19.936 99.68
82 Lbus sinjai 20 Gen. 20.894 104.47
83 Lbus soppeng 20 Load 20.107 100.53
84 Lbus tbnga1 20 Load 21.091 105.46
85 Lbus tbnga2 20 Load 21.091 105.46
86 Lbus tello1 20 Load 21 105
87 Lbus tello2 20 Load 20.909 104.54
88 Lbus tlama1 20 Load 21.076 105.38
89 Lbus tlama2 20 Load 21.134 105.67
90 Lbus tlsa 20 Load 21.5 107.5
91 Lbus tonasa 70 Load 73.878 105.54
92 Mbus bakaru1 150 Load 149.096 99.4
93 Mbus bakaru2 150 Load 149.096 99.4
94 Mbus barru 150 Load 154.517 103.01
95 Mbus bone1 150 Load 152.22 101.48
96 Mbus bone2 150 Load 152.22 101.48
97 Mbus bosowa1 150 Load 155.738 103.83
98 Mbus bosowa2 150 Load 155.738 103.83
99 Mbus bulukumba1 150 Load 159.362 106.24
100 Mbus bulukumba2 150 Load 159.362 106.24
101 Mbus jeneponto1 150 Load 162.348 108.23
102 Mbus jeneponto2 150 Load 162.348 108.23
103 Mbus majene1 150 Load 147.244 98.16
104 Mbus majene2 150 Load 147.244 98.16
105 Mbus makale1 150 Load 148.969 99.31
106 Mbus makale2 150 Load 148.969 99.31
107 Mbus mamuju1 150 Load 147.084 98.06
108 Mbus mamuju2 150 Load 147.084 98.06
109 mbus maros1 150 Load 156.322 104.21
110 mbus maros2 150 Load 156.322 104.21
111 Mbus palopo1 150 Load 148.426 98.95
112 Mbus palopo2 150 Load 148.426 98.95
113 mbus pangkep1 150 Load 154.621 103.08
114 Mbus pangkep2 150 Load 154.621 103.08
115 Mbus pare1 150 Load 149.91 99.94
116 Mbus pare2 150 Load 149.91 99.94
117 Mbus pinrang1 150 Load 148.333 98.89
118 Mbus pinrang2 150 Load 148.333 98.89
119 mbus pltu jenn 150 Load 164.095 109.4
120 Mbus polmas1 150 Load 147.461 98.31
121 Mbus polmas2 150 Load 147.461 98.31
lviii
122 Mbus sengkang1 150 Load 149.492 99.66
123 Mbus sengkang2 150 Load 149.492 99.66
124 Mbus sgmnsa1 150 Load 158.568 105.71
125 Mbus sgmnsa2 150 Load 158.568 105.71
126 Mbus sidrap1 150 Load 150.443 100.3
127 Mbus sidrap2 150 Load 150.443 100.3
128 Mbus soppeng1 150 Load 150.834 100.56
129 Mbus soppeng2 150 Load 150.834 100.56
130 Mbus tbnga1 150 Load 158.478 105.65
131 Mbus tbnga2 150 Load 158.478 105.65
132 Mbus tello1 150 Load 158.289 105.53
133 Mbus tello2 150 Load 158.289 105.53
134 Mbus tellolama1 150 Load 158.51 105.67
135 Mbus tellolama2 150 Load 158.51 105.67
136 Mbus tlasa1 150 Load 161.109 107.41
137 Mbus tlasa2 150 Load 161.109 107.41
138 pngp-brru1 150 Load 154.621 103.08
139 pngp-brru2 150 Load 154.621 103.08
140 Sbus pangkep1 70 Load 74.132 105.9
141 Sbus pangkep2 70 Load 74.132 105.9
142 Sbus pinrang1 150 Load 149.911 99.94
143 Sbus pinrang2 150 Load 149.911 99.94
144 Sbus soppeng 20 Load 20.107 100.53
145 Sbus tello1 30 Load 31.557 105.19
146 Sbus tello2 30 Load 31.557 105.19
147 Sbus tello3 70 Load 74.789 106.84
148 Sbus tello4 70 Load 74.789 106.84
149 Sbus tello5 70 Load 74.789 106.84
150 Sbus tellolama 70 Load 77.448 110.64
151 Sbus tlasa 20 Load 21.5 107.5
4.3.4 Hasil Perhitungan Tegangan Bus dengan Pemutusan Jaringan
Transmisi.
Tabel 4.8 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru (Pelepasan saluran Pangkep-Barru ).
No Bus ID Nominal kV Type Voltage (KV)
1 Bus bntla 70 Load 71.017
2 Bus brloe 70 Load 69.559
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lix
3 Bus bwja 30 Load 29.062
4 Bus daya1 70 Load 69.518
5 Bus daya2 70 Load 69.518
6 Bus mandai 70 Load 69.194
7 Bus panakukang 150 Load 145.697
8 Buspltd arena1 20 Gen. 19.834
9 Buspltd arena2 20 Gen. 19.834
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.3
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 20
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.03
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 12
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 12
15 Buspltu barru1 150 Load 147.221
16 Buspltu barru2 150 Load 147.221
17 Bus Sinjai 150 Load 144.544
18 Cbus daya 70 Load 69.518
19 Cbus pangkep 70 Load 69.092
20 Cbus tlama 70 Load 71.31
21 Gb alstm1 12 Gen. 11.676
22 Gb alstm2 12 Gen. 11.933
23 Gb barru1 20 Gen. 20
24 Gb barru2 20 Gen. 20
25 Gb bili1 12 Gen. 11.914
26 Gb bili2 12 Gen. 11.914
27 Gb bkru1 12 SWNG 12
28 Gb bkru2 12 SWNG 12
29 Gb cokdo1 12 Gen. 12
30 Gb cokdo2 12 Gen. 12
31 Gb mamuju 5 Gen. 4.825
32 Gb mitsbshi1 12 Gen. 11.659
33 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12
34 Gb pltd masamba 5 Gen. 5
35 Gb pltg ge2 12 Gen. 12
36 Gb pltu1 12 Gen. 11.676
37 Gb pltu2 12 Gen. 11.676
38 Gb s11 12 SWNG 12
39 Gb s12 12 Gen. 12
40 Gb s18 12 Gen. 12
41 Gb s21 12 Gen. 12
42 Gb sawito 5 Gen. 5.039
43 Gb swd1 12 Gen. 12
44 Gb swd2 12 Gen. 11.659
45 Gb westc 12 Gen. 11.676
46 Lbus bakaru 20 Load 19.7
47 Lbus barru1 20 Load 19.456
48 Lbus barru2 20 Load 19.456
49 Lbus bntla1 20 Load 20.216
50 Lbus bntla2 20 Load 20.216
lx
51 Lbus bntla3 20 Load 20.236
52 Lbus bone1 20 Load 19.235
53 Lbus bone2 20 Load 19.235
54 Lbus bosowa 150 Load 145.323
55 Lbus brloe 20 Load 19.857
56 Lbus bulukumba 20 Load 19.19
57 Lbus bwaja 20 Load 18.988
58 Lbus daya1 20 Load 19.779
59 Lbus daya2 20 Load 19.817
60 Lbus jeneponto 20 Load 19.834
61 Lbus majene 20 Load 19.327
62 Lbus makale 20 Load 19.032
63 Lbus mamuju 20 Load 19.3
64 Lbus mandai1 20 Load 19.722
65 Lbus mandai2 20 Load 19.702
66 Lbus mros 20 Load 19.171
67 Lbus palopo 20 Load 19.03
68 Lbus pangkep 20 Load 19.344
69 Lbus pare 20 Gen. 20
70 Lbus pinrang1 20 Load 19.341
71 Lbus pinrang2 20 Load 19.466
72 Lbus pngkep 20 Load 19.344
73 Lbus pnkg1 20 Load 19.36
74 Lbus pnkg2 20 Load 19.396
75 Lbus polmas 20 Load 19.351
76 Lbus sengkang 20 Load 19.501
77 Lbus sgmnsa 20 Gen. 20
78 Lbus sidrap 20 Load 19.142
79 Lbus sinjai 20 Gen. 19.978
80 Lbus soppeng 20 Load 20
81 Lbus tbnga1 20 Load 19.337
82 Lbus tbnga2 20 Load 19.337
83 Lbus tello1 20 Load 19.335
84 Lbus tello2 20 Load 19.34
85 Lbus tlama1 20 Load 19.406
86 Lbus tlama2 20 Load 19.459
87 Lbus tlsa 20 Load 19.834
88 Lbus tonasa 70 Load 68.827
89 Mbus bakaru1 150 Load 147.893
90 Mbus bakaru2 150 Load 147.893
91 Mbus barru 150 Load 146.581
92 Mbus bone1 150 Load 144.737
93 Mbus bone2 150 Load 144.737
94 Mbus bosowa1 150 Load 145.323
95 Mbus bosowa2 150 Load 145.323
96 Mbus bulukumba1 150 Load 144.268
97 Mbus bulukumba2 150 Load 144.268
98 Mbus jeneponto1 150 Load 144.704
lxi
99 Mbus jeneponto2 150 Load 144.704
100 Mbus majene1 150 Load 145.349
101 Mbus majene2 150 Load 145.349
102 Mbus makale1 150 Load 143.295
103 Mbus makale2 150 Load 143.295
104 Mbus mamuju1 150 Load 145.191
105 Mbus mamuju2 150 Load 145.191
106 mbus maros1 150 Load 143.937
107 mbus maros2 150 Load 143.937
108 Mbus palopo1 150 Load 142.875
109 Mbus palopo2 150 Load 142.875
110 mbus pangkep1 150 Load 145.565
111 Mbus pangkep2 150 Load 145.565
112 Mbus pare1 150 Load 145.688
113 Mbus pare2 150 Load 145.688
114 Mbus pinrang1 150 Load 145.388
115 Mbus pinrang2 150 Load 145.388
116 mbus pltu jenn 150 Load 144.922
117 Mbus polmas1 150 Load 145.563
118 Mbus polmas2 150 Load 145.563
119 Mbus sengkang1 150 Load 146.908
120 Mbus sengkang2 150 Load 146.908
121 Mbus sgmnsa1 150 Load 145.38
122 Mbus sgmnsa2 150 Load 145.38
123 Mbus sidrap1 150 Load 144.453
124 Mbus sidrap2 150 Load 144.453
125 Mbus soppeng1 150 Load 146.051
126 Mbus soppeng2 150 Load 146.051
127 Mbus tbnga1 150 Load 145.297
128 Mbus tbnga2 150 Load 145.297
129 Mbus tello1 150 Load 145.743
130 Mbus tello2 150 Load 145.743
131 Mbus tellolama1 150 Load 145.948
132 Mbus tellolama2 150 Load 145.948
133 Mbus tlasa1 150 Load 145.138
134 Mbus tlasa2 150 Load 145.138
135 pngp-brru1 150 Load 147.027
136 pngp-brru2 150 Load 146.332
137 Sbus pangkep1 70 Load 69.092
138 Sbus pangkep2 70 Load 69.092
139 Sbus pinrang1 150 Load 145.924
140 Sbus pinrang2 150 Load 145.924
141 Sbus soppeng 20 Load 20
142 Sbus tello1 30 Load 29.189
143 Sbus tello2 30 Load 29.189
144 Sbus tello3 70 Load 69.607
145 Sbus tello4 70 Load 69.607
146 Sbus tello5 70 Load 69.607
lxii
147 Sbus tellolama 70 Load 71.31
148 Sbus tlasa 20 Load 19.834
Tabel 4.9 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan saluran Jeneponto-Bulukumba)
No Bus ID Nominal kV Type Voltage (KV)
1 Bus bntla 70 Load 77.822
2 Bus brloe 70 Load 75.141
3 Bus bwja 30 Load 31.665
4 Bus daya1 70 Load 75.063
5 Bus daya2 70 Load 75.063
6 Bus mandai 70 Load 74.662
7 Bus panakukang 150 Load 159.658
8 Buspltd arena1 20 Gen. 22.005
9 Buspltd arena2 20 Gen. 22.005
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.382
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 19.818
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.477
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 11.888
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 11.888
15 Buspltu barru1 150 Load 152.25
16 Bus Sinjai 150 Load 148.39
17 Cbus daya 70 Load 75.063
18 Cbus pangkep 70 Load 74.373
19 Cbus tlama 70 Load 78.143
20 Gb alstm1 12 Gen. 12.714
21 Gb alstm2 12 Gen. 12.89
22 Gb bili1 12 Gen. 12.87
23 Gb bili2 12 Gen. 12.87
24 Gb bkru1 12 SWNG 12
25 Gb bkru2 12 SWNG 12
26 Gb cokdo1 12 Gen. 12.777
27 Gb cokdo2 12 Gen. 12.777
28 Gb mamuju 5 Gen. 4.845
29 Gb mitsbshi1 12 Gen. 12.777
30 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12.777
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxiii
31 Gb pltd masamba 5 Gen. 4.869
32 Gb pltg ge2 12 Gen. 12.777
33 Gb pltu1 12 Gen. 12.714
34 Gb pltu2 12 Gen. 12.714
35 Gb s11 12 SWNG 12
36 Gb s12 12 Gen. 12
37 Gb s18 12 Gen. 12
38 Gb s21 12 Gen. 12
39 Gb sawito 5 Gen. 5.089
40 Gb swd1 12 Gen. 12.777
41 Gb swd2 12 Gen. 12.777
42 gbuspltu jeen1 12 Gen. 14.61
43 gbuspltu jeen2 12 Gen. 14.61
44 Gb westc 12 Gen. 12.714
45 Lbus bakaru 20 Load 19.726
46 Lbus barru1 20 Load 20.521
47 Lbus barru2 20 Load 20.521
48 Lbus bntla1 20 Load 22.153
49 Lbus bntla2 20 Load 22.153
50 Lbus bntla3 20 Load 22.174
51 Lbus bone1 20 Load 19.711
52 Lbus bone2 20 Load 19.711
53 Lbus bosowa 150 Load 156.316
54 Lbus brloe 20 Load 21.451
55 Lbus bulukumba 20 Load 19.725
56 Lbus bwaja 20 Load 20.744
57 Lbus daya1 20 Load 21.356
58 Lbus daya2 20 Load 21.397
59 Lbus jeneponto 20 Load 22.005
60 Lbus majene 20 Load 19.409
61 Lbus makale 20 Load 19.576
62 Lbus mamuju 20 Load 19.382
63 Lbus mandai1 20 Load 21.281
64 Lbus mandai2 20 Load 21.259
65 Lbus mros 20 Load 20.893
66 Lbus palopo 20 Load 19.477
67 Lbus pangkep 20 Load 20.558
68 Lbus pare 20 Gen. 20
69 Lbus pinrang1 20 Load 19.549
70 Lbus pinrang2 20 Load 19.673
71 Lbus pngkep 20 Load 20.558
72 Lbus pnkg1 20 Load 21.215
73 Lbus pnkg2 20 Load 21.255
74 Lbus polmas 20 Load 19.433
75 Lbus sengkang 20 Load 19.704
76 Lbus sgmnsa 20 Gen. 21.344
77 Lbus sidrap 20 Load 19.724
78 Lbus sinjai 20 Gen. 20
lxiv
79 Lbus soppeng 20 Load 19.818
80 Lbus tbnga1 20 Load 21.302
81 Lbus tbnga2 20 Load 21.302
82 Lbus tello1 20 Load 21.188
83 Lbus tello2 20 Load 21.061
84 Lbus tlama1 20 Load 21.266
85 Lbus tlama2 20 Load 21.324
86 Lbus tlsa 20 Load 22.005
87 Lbus tonasa 70 Load 74.119
88 Mbus bakaru1 150 Load 148.088
89 Mbus bakaru2 150 Load 148.088
90 Mbus barru 150 Load 154.6
91 Mbus bone1 150 Load 148.321
92 Mbus bone2 150 Load 148.321
93 Mbus bosowa1 150 Load 156.316
94 Mbus bosowa2 150 Load 156.316
95 Mbus bulukumba1 150 Load 148.294
96 Mbus bulukumba2 150 Load 148.294
97 Mbus jeneponto1 150 Load 167.889
98 Mbus jeneponto2 150 Load 167.889
99 Mbus majene1 150 Load 145.965
100 Mbus majene2 150 Load 145.965
101 Mbus makale1 150 Load 147.385
102 Mbus makale2 150 Load 147.385
103 Mbus mamuju1 150 Load 145.806
104 Mbus mamuju2 150 Load 145.806
105 mbus maros1 150 Load 156.871
106 mbus maros2 150 Load 156.871
107 Mbus palopo1 150 Load 146.848
108 Mbus palopo2 150 Load 146.848
109 mbus pangkep1 150 Load 154.704
110 Mbus pangkep2 150 Load 154.704
111 Mbus pare1 150 Load 148.598
112 Mbus pare2 150 Load 148.598
113 Mbus pinrang1 150 Load 146.957
114 Mbus pinrang2 150 Load 146.957
115 mbus pltu jenn 150 Load 168.091
116 Mbus polmas1 150 Load 146.18
117 Mbus polmas2 150 Load 146.18
118 Mbus sengkang1 150 Load 148.44
119 Mbus sengkang2 150 Load 148.44
120 Mbus sgmnsa1 150 Load 160.154
121 Mbus sgmnsa2 150 Load 160.154
122 Mbus sidrap1 150 Load 148.843
123 Mbus sidrap2 150 Load 148.843
124 Mbus soppeng1 150 Load 148.671
125 Mbus soppeng2 150 Load 148.671
126 Mbus tbnga1 150 Load 160.063
lxv
127 Mbus tbnga2 150 Load 160.063
128 Mbus tello1 150 Load 159.709
129 Mbus tello2 150 Load 159.709
130 Mbus tellolama1 150 Load 159.932
131 Mbus tellolama2 150 Load 159.932
132 Mbus tlasa1 150 Load 163.952
133 Mbus tlasa2 150 Load 163.952
134 pngp-brru1 150 Load 154.704
135 pngp-brru2 150 Load 154.704
136 Sbus pangkep1 70 Load 74.373
137 Sbus pangkep2 70 Load 74.373
138 Sbus pinrang1 150 Load 148.599
139 Sbus pinrang2 150 Load 148.599
140 Sbus soppeng 20 Load 19.818
141 Sbus tello1 30 Load 31.786
142 Sbus tello2 30 Load 31.786
143 Sbus tello3 70 Load 75.192
144 Sbus tello4 70 Load 75.192
145 Sbus tello5 70 Load 75.192
146 Sbus tellolama 70 Load 78.143
147 Sbus tlasa 20 Load 22.005
Tabel 4.10 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan
saluran Pangkep-Barru)
No Bus ID Nominal kV Type Voltage
1 Bus bntla 70 Load 76.776
2 Bus brloe 70 Load 75.258
3 Bus bwja 30 Load 31.467
4 Bus daya1 70 Load 75.227
5 Bus daya2 70 Load 75.227
6 Bus mandai 70 Load 74.896
7 Bus panakukang 150 Load 157.513
8 Buspltd arena1 20 Gen. 21.206
9 Buspltd arena2 20 Gen. 21.206
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.277
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 19.677
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxvi
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.254
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 12
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 12
15 Buspltu barru1 150 Load 147.698
16 Buspltu barru2 150 Load 147.698
17 Bus Sinjai 150 Load 152.864
18 Cbus daya 70 Load 75.227
19 Cbus pangkep 70 Load 74.893
20 Cbus tlama 70 Load 77.093
21 Gb alstm1 12 Gen. 12.635
22 Gb alstm2 12 Gen. 12.91
23 Gb barru1 20 Gen. 20
24 Gb barru2 20 Gen. 20
25 Gb bili1 12 Gen. 12.89
26 Gb bili2 12 Gen. 12.89
27 Gb bkru1 12 SWNG 12
28 Gb bkru2 12 SWNG 12
29 Gb cokdo1 12 Gen. 12.605
30 Gb cokdo2 12 Gen. 12.605
31 Gb mamuju 5 Gen. 4.819
32 Gb mitsbshi1 12 Gen. 12.605
33 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12.605
34 Gb pltd masamba 5 Gen. 5
35 Gb pltg ge2 12 Gen. 12.605
36 Gb pltu1 12 Gen. 12.635
37 Gb pltu2 12 Gen. 12.635
38 Gb s11 12 SWNG 12
39 Gb s12 12 Gen. 12
40 Gb s18 12 Gen. 12
41 Gb s21 12 Gen. 12
42 Gb sawito 5 Gen. 5.044
43 Gb swd1 12 Gen. 12.605
44 Gb swd2 12 Gen. 12.605
45 gbuspltu jeen1 12 Gen. 14.146
46 gbuspltu jeen2 12 Gen. 14.146
47 Gb westc 12 Gen. 12.635
48 Lbus bakaru 20 Load 19.668
49 Lbus barru1 20 Load 19.531
50 Lbus barru2 20 Load 19.531
51 Lbus bntla1 20 Load 21.855
52 Lbus bntla2 20 Load 21.855
53 Lbus bntla3 20 Load 21.877
54 Lbus bone1 20 Load 19.695
55 Lbus bone2 20 Load 19.695
56 Lbus bosowa 150 Load 157.263
57 Lbus brloe 20 Load 21.484
58 Lbus bulukumba 20 Load 20.697
59 Lbus bwaja 20 Load 20.61
lxvii
60 Lbus daya1 20 Load 21.403
61 Lbus daya2 20 Load 21.444
62 Lbus jeneponto 20 Load 21.206
63 Lbus majene 20 Load 19.304
64 Lbus makale 20 Load 19.279
65 Lbus mamuju 20 Load 19.277
66 Lbus mandai1 20 Load 21.348
67 Lbus mandai2 20 Load 21.326
68 Lbus mros 20 Load 20.405
69 Lbus palopo 20 Load 19.254
70 Lbus pangkep 20 Load 20.938
71 Lbus pare 20 Gen. 20
72 Lbus pinrang1 20 Load 19.364
73 Lbus pinrang2 20 Load 19.489
74 lbus pltu jen 12 Load 12.945
75 Lbus pngkep 20 Load 20.938
76 Lbus pnkg1 20 Load 20.93
77 Lbus pnkg2 20 Load 20.969
78 Lbus polmas 20 Load 19.328
79 Lbus sengkang 20 Load 19.575
80 Lbus sgmnsa 20 Gen. 20.972
81 Lbus sidrap 20 Load 19.398
82 Lbus sinjai 20 Gen. 20.334
83 Lbus soppeng 20 Load 19.677
84 Lbus tbnga1 20 Load 20.931
85 Lbus tbnga2 20 Load 20.931
86 Lbus tello1 20 Load 20.903
87 Lbus tello2 20 Load 20.93
88 Lbus tlama1 20 Load 20.98
89 Lbus tlama2 20 Load 21.038
90 Lbus tlsa 20 Load 21.206
91 Lbus tonasa 70 Load 74.641
92 Mbus bakaru1 150 Load 147.654
93 Mbus bakaru2 150 Load 147.654
94 Mbus barru 150 Load 147.145
95 Mbus bone1 150 Load 148.201
96 Mbus bone2 150 Load 148.201
97 Mbus bosowa1 150 Load 157.263
98 Mbus bosowa2 150 Load 157.263
99 Mbus bulukumba1 150 Load 155.599
100 Mbus bulukumba2 150 Load 155.599
101 Mbus jeneponto1 150 Load 159.476
102 Mbus jeneponto2 150 Load 159.476
103 Mbus majene1 150 Load 145.176
104 Mbus majene2 150 Load 145.176
105 Mbus makale1 150 Load 145.153
106 Mbus makale2 150 Load 145.153
107 Mbus mamuju1 150 Load 145.019
lxviii
108 Mbus mamuju2 150 Load 145.019
109 mbus maros1 150 Load 153.206
110 mbus maros2 150 Load 153.206
111 Mbus palopo1 150 Load 144.702
112 Mbus palopo2 150 Load 144.702
113 mbus pangkep1 150 Load 157.558
114 Mbus pangkep2 150 Load 157.558
115 Mbus pare1 150 Load 146.43
116 Mbus pare2 150 Load 146.43
117 Mbus pinrang1 150 Load 145.563
118 Mbus pinrang2 150 Load 145.563
119 mbus pltu jenn 150 Load 161.815
120 Mbus polmas1 150 Load 145.39
121 Mbus polmas2 150 Load 145.39
122 Mbus sengkang1 150 Load 147.463
123 Mbus sengkang2 150 Load 147.463
124 Mbus sgmnsa1 150 Load 157.365
125 Mbus sgmnsa2 150 Load 157.365
126 Mbus sidrap1 150 Load 146.389
127 Mbus sidrap2 150 Load 146.389
128 Mbus soppeng1 150 Load 147.614
129 Mbus soppeng2 150 Load 147.614
130 Mbus tbnga1 150 Load 157.276
131 Mbus tbnga2 150 Load 157.276
132 Mbus tello1 150 Load 157.563
133 Mbus tello2 150 Load 157.563
134 Mbus tellolama1 150 Load 157.784
135 Mbus tellolama2 150 Load 157.784
136 Mbus tlasa1 150 Load 159.293
137 Mbus tlasa2 150 Load 159.293
138 pngp-brru1 150 Load 147.532
139 pngp-brru2 150 Load 146.957
140 Sbus pangkep1 70 Load 74.893
141 Sbus pangkep2 70 Load 74.893
142 Sbus pinrang1 150 Load 146.626
143 Sbus pinrang2 150 Load 146.626
144 Sbus soppeng 20 Load 19.677
145 Sbus tello1 30 Load 31.588
146 Sbus tello2 30 Load 31.588
147 Sbus tello3 70 Load 75.309
148 Sbus tello4 70 Load 75.309
149 Sbus tello5 70 Load 75.309
150 Sbus tellolama 70 Load 77.093
151 Sbus tlasa 20 Load 21.206
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxix
Tabel 4.11 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru (Pelepasan Generator Parepare)
No Bus ID Nominal kV Type Voltage (KV)
1 Bus bntla 70 Load 71.979
2 Bus brloe 70 Load 70.137
3 Bus bwja 30 Load 29.391
4 Bus daya1 70 Load 70.138
5 Bus daya2 70 Load 70.138
6 Bus mandai 70 Load 69.87
7 Bus panakukang 150 Load 147.672
8 Buspltd arena1 20 Gen. 20
9 Buspltd arena2 20 Gen. 20
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.352
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 20
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.26
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 12
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 12
15 Buspltu barru1 150 Load 147.33
16 Buspltu barru2 150 Load 147.33
17 Bus Sinjai 150 Load 147.317
18 Cbus daya 70 Load 70.138
19 Cbus pangkep 70 Load 70.126
20 Cbus tlama 70 Load 72.277
21 Gb alstm1 12 Gen. 11.807
22 Gb alstm2 12 Gen. 12.032
23 Gb barru1 20 Gen. 20
24 Gb barru2 20 Gen. 20
25 Gb bili1 12 Gen. 12.013
26 Gb bili2 12 Gen. 12.013
27 Gb bkru1 12 SWNG 12
28 Gb bkru2 12 SWNG 12
29 Gb cokdo1 12 Gen. 12
30 Gb cokdo2 12 Gen. 12
lxx
31 Gb mamuju 5 Gen. 4.838
32 Gb mitsbshi1 12 Gen. 11.817
33 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12
34 Gb pltd masamba 5 Gen. 5
35 Gb pltg ge2 12 Gen. 12
36 Gb pltu1 12 Gen. 11.807
37 Gb pltu2 12 Gen. 11.807
38 Gb s11 12 SWNG 12
39 Gb s12 12 Gen. 12
40 Gb s18 12 Gen. 12
41 Gb s21 12 Gen. 12
42 Gb sawito 5 Gen. 5.058
43 Gb swd1 12 Gen. 12
44 Gb swd2 12 Gen. 11.817
45 Gb westc 12 Gen. 11.807
46 Lbus bakaru 20 Load 19.733
47 Lbus barru1 20 Load 19.517
48 Lbus barru2 20 Load 19.517
49 Lbus bntla1 20 Load 20.49
50 Lbus bntla2 20 Load 20.49
51 Lbus bntla3 20 Load 20.51
52 Lbus bone1 20 Load 19.557
53 Lbus bone2 20 Load 19.557
54 Lbus bosowa 150 Load 147.039
55 Lbus brloe 20 Load 20.022
56 Lbus bulukumba 20 Load 19.585
57 Lbus bwaja 20 Load 19.21
58 Lbus daya1 20 Load 19.955
59 Lbus daya2 20 Load 19.993
60 Lbus jeneponto 20 Load 20
61 Lbus majene 20 Load 19.379
62 Lbus makale 20 Load 19.286
63 Lbus mamuju 20 Load 19.352
64 Lbus mandai1 20 Load 19.915
65 Lbus mandai2 20 Load 19.895
66 Lbus mros 20 Load 19.588
67 Lbus palopo 20 Load 19.26
68 Lbus pangkep 20 Load 19.552
69 Lbus pinrang1 20 Load 19.42
70 Lbus pinrang2 20 Load 19.544
71 Lbus pngkep 20 Load 19.552
72 Lbus pnkg1 20 Load 19.623
73 Lbus pnkg2 20 Load 19.659
74 Lbus polmas 20 Load 19.403
75 Lbus sengkang 20 Load 19.66
76 Lbus sgmnsa 20 Gen. 20
77 Lbus sidrap 20 Load 19.406
78 Lbus sinjai 20 Gen. 20
lxxi
79 Lbus soppeng 20 Load 20
80 Lbus tbnga1 20 Load 19.631
81 Lbus tbnga2 20 Load 19.631
82 Lbus tello1 20 Load 19.597
83 Lbus tello2 20 Load 19.558
84 Lbus tlama1 20 Load 19.669
85 Lbus tlama2 20 Load 19.723
86 Lbus tlsa 20 Load 20
87 Lbus tonasa 70 Load 69.864
88 Mbus bakaru1 150 Load 148.147
89 Mbus bakaru2 150 Load 148.147
90 Mbus barru 150 Load 147.034
91 Mbus bone1 150 Load 147.16
92 Mbus bone2 150 Load 147.16
93 Mbus bosowa1 150 Load 147.039
94 Mbus bosowa2 150 Load 147.039
95 Mbus bulukumba1 150 Load 147.238
96 Mbus bulukumba2 150 Load 147.238
97 Mbus jeneponto1 150 Load 147.463
98 Mbus jeneponto2 150 Load 147.463
99 Mbus majene1 150 Load 145.738
100 Mbus majene2 150 Load 145.738
101 Mbus makale1 150 Load 145.207
102 Mbus makale2 150 Load 145.207
103 Mbus mamuju1 150 Load 145.58
104 Mbus mamuju2 150 Load 145.58
105 mbus maros1 150 Load 147.071
106 mbus maros2 150 Load 147.071
107 Mbus palopo1 150 Load 144.755
108 Mbus palopo2 150 Load 144.755
109 mbus pangkep1 150 Load 147.133
110 Mbus pangkep2 150 Load 147.133
111 Mbus pare1 150 Load 146.529
112 Mbus pare2 150 Load 146.529
113 Mbus pinrang1 150 Load 145.981
114 Mbus pinrang2 150 Load 145.981
115 mbus pltu jenn 150 Load 147.526
116 Mbus polmas1 150 Load 145.952
117 Mbus polmas2 150 Load 145.952
118 Mbus sengkang1 150 Load 148.103
119 Mbus sengkang2 150 Load 148.103
120 Mbus sgmnsa1 150 Load 147.593
121 Mbus sgmnsa2 150 Load 147.593
122 Mbus sidrap1 150 Load 146.445
123 Mbus sidrap2 150 Load 146.445
124 Mbus soppeng1 150 Load 147.747
125 Mbus soppeng2 150 Load 147.747
126 Mbus tbnga1 150 Load 147.509
lxxii
127 Mbus tbnga2 150 Load 147.509
128 Mbus tello1 150 Load 147.719
129 Mbus tello2 150 Load 147.719
130 Mbus tellolama1 150 Load 147.926
131 Mbus tellolama2 150 Load 147.926
132 Mbus tlasa1 150 Load 147.576
133 Mbus tlasa2 150 Load 147.576
134 pngp-brru1 150 Load 147.133
135 pngp-brru2 150 Load 147.133
136 Sbus pangkep1 70 Load 70.126
137 Sbus pangkep2 70 Load 70.126
138 Sbus pinrang1 150 Load 146.72
139 Sbus pinrang2 150 Load 146.72
140 Sbus soppeng 20 Load 20
141 Sbus tello1 30 Load 29.517
142 Sbus tello2 30 Load 29.517
143 Sbus tello3 70 Load 70.185
144 Sbus tello4 70 Load 70.185
145 Sbus tello5 70 Load 70.185
146 Sbus tellolama 70 Load 72.277
147 Sbus tlasa 20 Load 20
Tabel 4.12 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan Generator PLTD Arena)
No Bus ID Nominal kV Type Voltage (KV)
1 Bus bntla 70 Load 77.13
2 Bus brloe 70 Load 74.739
3 Bus bwja 30 Load 31.435
4 Bus daya1 70 Load 74.679
5 Bus daya2 70 Load 74.679
6 Bus mandai 70 Load 74.306
7 Bus panakukang 150 Load 158.238
8 Buspltd arena1 20 Load 21.5
9 Buspltd arena2 20 Load 21.5
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.552
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 20.107
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.686
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 11.993
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 11.993
15 Buspltu barru1 150 Load 152.783
16 Bus Sinjai 150 Load 157.075
Keterangan :
: Normal
Mendekati kritis
: Kritis
lxxiii
17 Cbus daya 70 Load 74.679
18 Cbus pangkep 70 Load 74.132
19 Cbus tlama 70 Load 77.448
20 Gb alstm1 12 Gen. 12.623
21 Gb alstm2 12 Gen. 12.821
22 Gb bili1 12 Gen. 12.801
23 Gb bili2 12 Gen. 12.801
24 Gb bkru1 12 SWNG 12
25 Gb bkru2 12 SWNG 12
26 Gb cokdo1 12 Gen. 12.663
27 Gb cokdo2 12 Gen. 12.663
28 Gb mamuju 5 Gen. 4.888
29 Gb mitsbshi1 12 Gen. 12.663
30 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12.663
31 Gb pltd masamba 5 Gen. 4.921
32 Gb pltg ge2 12 Gen. 12.663
33 Gb pltu1 12 Gen. 12.623
34 Gb pltu2 12 Gen. 12.623
35 Gb s11 12 SWNG 12
36 Gb s12 12 Gen. 11.959
37 Gb s18 12 Gen. 11.959
38 Gb s21 12 Gen. 11.959
39 Gb sawito 5 Gen. 5.133
40 Gb swd1 12 Gen. 12.663
41 Gb swd2 12 Gen. 12.663
42 gbuspltu jeen1 12 Gen. 14.314
43 gbuspltu jeen2 12 Gen. 14.314
44 Gb westc 12 Gen. 12.623
45 Lbus bakaru 20 Load 19.86
46 Lbus barru1 20 Load 20.51
47 Lbus barru2 20 Load 20.51
48 Lbus bntla1 20 Load 21.956
49 Lbus bntla2 20 Load 21.956
50 Lbus bntla3 20 Load 21.977
51 Lbus bone1 20 Load 20.229
52 Lbus bone2 20 Load 20.229
53 Lbus bosowa 150 Load 155.738
54 Lbus brloe 20 Load 21.336
55 Lbus bulukumba 20 Load 21.197
56 Lbus bwaja 20 Load 20.589
57 Lbus daya1 20 Load 21.247
58 Lbus daya2 20 Load 21.288
59 Lbus jeneponto 20 Load 21.5
60 Lbus majene 20 Load 19.579
61 Lbus makale 20 Load 19.786
62 Lbus mamuju 20 Load 19.552
63 Lbus mandai1 20 Load 21.179
64 Lbus mandai2 20 Load 21.158
lxxiv
65 Lbus mros 20 Load 20.82
66 Lbus palopo 20 Load 19.686
67 Lbus pangkep 20 Load 20.547
68 Lbus pare 20 Gen. 20
69 Lbus pinrang1 20 Load 19.733
70 Lbus pinrang2 20 Load 19.855
71 Lbus pngkep 20 Load 20.547
72 Lbus pnkg1 20 Load 21.027
73 Lbus pnkg2 20 Load 21.066
74 Lbus polmas 20 Load 19.603
75 Lbus sengkang 20 Load 19.844
76 Lbus sgmnsa 20 Gen. 21.133
77 Lbus sidrap 20 Load 19.936
78 Lbus sinjai 20 Gen. 20.894
79 Lbus soppeng 20 Load 20.107
80 Lbus tbnga1 20 Load 21.091
81 Lbus tbnga2 20 Load 21.091
82 Lbus tello1 20 Load 21
83 Lbus tello2 20 Load 20.909
84 Lbus tlama1 20 Load 21.076
85 Lbus tlama2 20 Load 21.134
86 Lbus tlsa 20 Load 21.5
87 Lbus tonasa 70 Load 73.878
88 Mbus bakaru1 150 Load 149.096
89 Mbus bakaru2 150 Load 149.096
90 Mbus barru 150 Load 154.517
91 Mbus bone1 150 Load 152.22
92 Mbus bone2 150 Load 152.22
93 Mbus bosowa1 150 Load 155.738
94 Mbus bosowa2 150 Load 155.738
95 Mbus bulukumba1 150 Load 159.362
96 Mbus bulukumba2 150 Load 159.362
97 Mbus jeneponto1 150 Load 162.348
98 Mbus jeneponto2 150 Load 162.348
99 Mbus majene1 150 Load 147.244
100 Mbus majene2 150 Load 147.244
101 Mbus makale1 150 Load 148.969
102 Mbus makale2 150 Load 148.969
103 Mbus mamuju1 150 Load 147.084
104 Mbus mamuju2 150 Load 147.084
105 mbus maros1 150 Load 156.322
106 mbus maros2 150 Load 156.322
107 Mbus palopo1 150 Load 148.426
108 Mbus palopo2 150 Load 148.426
109 mbus pangkep1 150 Load 154.621
110 Mbus pangkep2 150 Load 154.621
111 Mbus pare1 150 Load 149.91
112 Mbus pare2 150 Load 149.91
lxxv
113 Mbus pinrang1 150 Load 148.333
114 Mbus pinrang2 150 Load 148.333
115 mbus pltu jenn 150 Load 164.095
116 Mbus polmas1 150 Load 147.461
117 Mbus polmas2 150 Load 147.461
118 Mbus sengkang1 150 Load 149.492
119 Mbus sengkang2 150 Load 149.492
120 Mbus sgmnsa1 150 Load 158.568
121 Mbus sgmnsa2 150 Load 158.568
122 Mbus sidrap1 150 Load 150.443
123 Mbus sidrap2 150 Load 150.443
124 Mbus soppeng1 150 Load 150.834
125 Mbus soppeng2 150 Load 150.834
126 Mbus tbnga1 150 Load 158.478
127 Mbus tbnga2 150 Load 158.478
128 Mbus tello1 150 Load 158.289
129 Mbus tello2 150 Load 158.289
130 Mbus tellolama1 150 Load 158.51
131 Mbus tellolama2 150 Load 158.51
132 Mbus tlasa1 150 Load 161.109
133 Mbus tlasa2 150 Load 161.109
134 pngp-brru1 150 Load 154.621
135 pngp-brru2 150 Load 154.621
136 Sbus pangkep1 70 Load 74.132
137 Sbus pangkep2 70 Load 74.132
138 Sbus pinrang1 150 Load 149.911
139 Sbus pinrang2 150 Load 149.911
140 Sbus soppeng 20 Load 20.107
141 Sbus tello1 30 Load 31.557
142 Sbus tello2 30 Load 31.557
143 Sbus tello3 70 Load 74.789
144 Sbus tello4 70 Load 74.789
145 Sbus tello5 70 Load 74.789
146 Sbus tellolama 70 Load 77.448
147 Sbus tlasa 20 Load 21.5
Tabel 4.13 Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL dengan masuknya
2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU Jeneponto (Pelepasan
Generator Parepare)
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxxvi
No Bus ID Nominal kV Type Voltage (KV)
1 Bus bntla 70 Load 77.292
2 Bus brloe 70 Load 74.898
3 Bus bwja 30 Load 31.503
4 Bus daya1 70 Load 74.839
5 Bus daya2 70 Load 74.839
6 Bus mandai 70 Load 74.467
7 Bus panakukang 150 Load 158.571
8 Buspltd arena1 20 Gen. 21.543
9 Buspltd arena2 20 Gen. 21.543
10 Buspltd mamuju 20 Load 19.591
11 Buspltd pajlseng 20 Gen. 20.148
12 Buspltd palopo2 20 Load 19.731
13 Buspltd suppa1 12 Gen. 12.022
14 Buspltd suppa2 12 Gen. 12.022
15 Buspltu barru1 150 Load 153.133
16 Buspltu barru2 150 Load 153.133
17 Bus Sinjai 150 Load 157.398
18 Cbus daya 70 Load 74.839
19 Cbus pangkep 70 Load 74.298
20 Cbus tlama 70 Load 77.611
21 Gb alstm1 12 Gen. 12.65
22 Gb alstm2 12 Gen. 12.848
23 Gb barru1 20 Gen. 20.418
24 Gb barru2 20 Gen. 20.418
25 Gb bili1 12 Gen. 12.829
26 Gb bili2 12 Gen. 12.829
27 Gb bkru1 12 SWNG 12
28 Gb bkru2 12 SWNG 12
29 Gb cokdo1 12 Gen. 12.69
30 Gb cokdo2 12 Gen. 12.69
31 Gb mamuju 5 Gen. 4.898
32 Gb mitsbshi1 12 Gen. 12.69
33 Gb mitsbshi2 12 Gen. 12.69
34 Gb pltd masamba 5 Gen. 4.933
35 Gb pltg ge2 12 Gen. 12.69
36 Gb pltu1 12 Gen. 12.65
37 Gb pltu2 12 Gen. 12.65
38 Gb s11 12 SWNG 12
39 Gb s12 12 Gen. 11.983
40 Gb s18 12 Gen. 11.983
41 Gb s21 12 Gen. 11.983
42 Gb sawito 5 Gen. 5.144
43 Gb swd1 12 Gen. 12.69
44 Gb swd2 12 Gen. 12.69
45 gbuspltu jeen1 12 Gen. 14.338
46 gbuspltu jeen2 12 Gen. 14.338
47 Gb westc 12 Gen. 12.65
lxxvii
48 Lbus bakaru 20 Load 19.89
49 Lbus barru1 20 Load 20.555
50 Lbus barru2 20 Load 20.555
51 Lbus bntla1 20 Load 22.002
52 Lbus bntla2 20 Load 22.002
53 Lbus bntla3 20 Load 22.024
54 Lbus bone1 20 Load 20.272
55 Lbus bone2 20 Load 20.272
56 Lbus bosowa 150 Load 156.078
57 Lbus brloe 20 Load 21.381
58 Lbus bulukumba 20 Load 21.24
59 Lbus bwaja 20 Load 20.635
60 Lbus daya1 20 Load 21.293
61 Lbus daya2 20 Load 21.333
62 Lbus jeneponto 20 Load 21.543
63 Lbus majene 20 Load 19.618
64 Lbus makale 20 Load 19.831
65 Lbus mamuju 20 Load 19.591
66 Lbus mandai1 20 Load 21.225
67 Lbus mandai2 20 Load 21.204
68 Lbus mros 20 Load 20.865
69 Lbus palopo 20 Load 19.731
70 Lbus pangkep 20 Load 20.593
71 Lbus pinrang1 20 Load 19.778
72 Lbus pinrang2 20 Load 19.9
73 lbus pltu jen 12 Load 13.153
74 Lbus pngkep 20 Load 20.593
75 Lbus pnkg1 20 Load 21.071
76 Lbus pnkg2 20 Load 21.11
77 Lbus polmas 20 Load 19.642
78 Lbus sengkang 20 Load 19.883
79 Lbus sgmnsa 20 Gen. 21.177
80 Lbus sidrap 20 Load 19.981
81 Lbus sinjai 20 Gen. 20.937
82 Lbus soppeng 20 Load 20.148
83 Lbus tbnga1 20 Load 21.135
84 Lbus tbnga2 20 Load 21.135
85 Lbus tello1 20 Load 21.044
86 Lbus tello2 20 Load 20.954
87 Lbus tlama1 20 Load 21.121
88 Lbus tlama2 20 Load 21.179
89 Lbus tlsa 20 Load 21.543
90 Lbus tonasa 70 Load 74.045
91 Mbus bakaru1 150 Load 149.318
92 Mbus bakaru2 150 Load 149.318
93 Mbus barru 150 Load 154.86
94 Mbus bone1 150 Load 152.538
95 Mbus bone2 150 Load 152.538
lxxviii
96 Mbus bosowa1 150 Load 156.078
97 Mbus bosowa2 150 Load 156.078
98 Mbus bulukumba1 150 Load 159.685
99 Mbus bulukumba2 150 Load 159.685
100 Mbus jeneponto1 150 Load 162.67
101 Mbus jeneponto2 150 Load 162.67
102 Mbus majene1 150 Load 147.538
103 Mbus majene2 150 Load 147.538
104 Mbus makale1 150 Load 149.308
105 Mbus makale2 150 Load 149.308
106 Mbus mamuju1 150 Load 147.378
107 Mbus mamuju2 150 Load 147.378
108 mbus maros1 150 Load 156.656
109 mbus maros2 150 Load 156.656
110 Mbus palopo1 150 Load 148.765
111 Mbus palopo2 150 Load 148.765
112 mbus pangkep1 150 Load 154.965
113 Mbus pangkep2 150 Load 154.965
114 Mbus pare1 150 Load 150.273
115 Mbus pare2 150 Load 150.273
116 Mbus pinrang1 150 Load 148.674
117 Mbus pinrang2 150 Load 148.674
118 mbus pltu jenn 150 Load 164.415
119 Mbus polmas1 150 Load 147.755
120 Mbus polmas2 150 Load 147.755
121 Mbus sengkang1 150 Load 149.783
122 Mbus sengkang2 150 Load 149.783
123 Mbus sgmnsa1 150 Load 158.899
124 Mbus sgmnsa2 150 Load 158.899
125 Mbus sidrap1 150 Load 150.786
126 Mbus sidrap2 150 Load 150.786
127 Mbus soppeng1 150 Load 151.149
128 Mbus soppeng2 150 Load 151.149
129 Mbus tbnga1 150 Load 158.809
130 Mbus tbnga2 150 Load 158.809
131 Mbus tello1 150 Load 158.621
132 Mbus tello2 150 Load 158.621
133 Mbus tellolama1 150 Load 158.844
134 Mbus tellolama2 150 Load 158.844
135 Mbus tlasa1 150 Load 161.436
136 Mbus tlasa2 150 Load 161.436
137 pngp-brru1 150 Load 154.965
138 pngp-brru2 150 Load 154.965
139 Sbus pangkep1 70 Load 74.298
140 Sbus pangkep2 70 Load 74.298
141 Sbus pinrang1 150 Load 150.274
142 Sbus pinrang2 150 Load 150.274
143 Sbus soppeng 20 Load 20.148
lxxix
144 Sbus tello1 30 Load 31.624
145 Sbus tello2 30 Load 31.624
146 Sbus tello3 70 Load 74.949
147 Sbus tello4 70 Load 74.949
148 Sbus tello5 70 Load 74.949
149 Sbus tellolama 70 Load 77.611
150 Sbus tlasa 20 Load 21.543
4.3.4. Perbandingan Aliran Daya Sistem Interkoneksi SULSEL dalam
kondisi Normal, Pemutusan Jaringan Transmisi dan Pemutusan
Generator.
Hasil dari simulasi aliran daya pada ETAP selanjutnya
akan kita bandingkan dalam tiga keadaan yaitu sistem dalam
keadaan normal,sistem mengalami pemutusan transmisi pada
saat penambahan pembangkit dan sistem mengalami
pemutusan generator terdekat dari penambahan pembangkit
baru.Adapun table perbandingannya sebagai berikut :
Tabel 4.14 Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
sebelum dan setelah penambahan 2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW
PLTU Jeneponto
No Bus ID Nominal
kV Setelah (KV) Sebelum (KV) ∆ V(KV)
1 Bus bntla 70 77.13 71.779 5.351
2 Bus brloe 70 74.739 69.886 4.853
3 Bus bwja 30 31.435 29.296 2.139
4 Bus daya1 70 74.679 69.878 4.801
5 Bus daya2 70 74.679 69.878 4.801
6 Bus mandai 70 74.306 69.597 4.709
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxxx
7 Bus panakukang 150 158.238 147.261 10.977
8 Buspltd arena1 20 21.5 20 1.5
9 Buspltd arena2 20 21.5 20 1.5
10 Buspltd mamuju 20 19.552 19.313 0.239
11 Buspltd pajlseng 20 20.107 20 0.107
12 Buspltd palopo2 20 19.686 19.223 0.463
13 Buspltd suppa1 12 11.993 12 -0.007
14 Buspltd suppa2 12 11.993 12 -0.007
15 Buspltu barru1 150 152.783 146.069 6.714
16 Buspltu barru2 150 152.783 152.783
17 Bus Sinjai 150 157.075 147.107 9.968
18 Cbus daya 70 74.679 69.878 4.801
19 Cbus pangkep 70 74.132 69.783 4.349
20 Cbus tlama 70 77.448 72.076 5.372
21 Gb alstm1 12 12.623 11.769 0.854
22 Gb alstm2 12 12.821 11.989 0.832
23 Gb barru1 20 20.371 20.371
24 Gb barru2 20 20.371 20.371
25 Gb bili1 12 12.801 11.97 0.831
26 Gb bili2 12 12.801 11.97 0.831
27 Gb bkru1 12 12 12 0
28 Gb bkru2 12 12 12 0
29 Gb cokdo1 12 12.663 12 0.663
30 Gb cokdo2 12 12.663 12 0.663
31 Gb mamuju 5 4.888 4.828 0.06
32 Gb mitsbshi1 12 12.663 11.785 0.878
33 Gb mitsbshi2 12 12.663 12 0.663
34 Gb pltd masamba 5 4.921 5 -0.079
35 Gb pltg ge2 12 12.663 12 0.663
36 Gb pltu1 12 12.623 11.769 0.854
37 Gb pltu2 12 12.623 11.769 0.854
38 Gb s11 12 12 12 0
39 Gb s12 12 11.959 12 -0.041
40 Gb s18 12 11.959 12 -0.041
41 Gb s21 12 11.959 12 -0.041
42 Gb sawito 5 5.133 5.046 0.087
43 Gb swd1 12 12.663 12 0.663
44 Gb swd2 12 12.663 11.785 0.878
45 gbuspltu jeen1 12 14.314 14.314
46 gbuspltu jeen2 12 14.314 14.314
47 Gb westc 12 12.623 11.769 0.854
lxxxi
48 Lbus bakaru 20 19.86 19.704 0.156
49 Lbus barru1 20 20.51 19.411 1.099
50 Lbus barru2 20 20.51 19.411 1.099
51 Lbus bntla1 20 21.956 20.433 1.523
52 Lbus bntla2 20 21.956 20.433 1.523
53 Lbus bntla3 20 21.977 20.453 1.524
54 Lbus bone1 20 20.229 19.531 0.698
55 Lbus bone2 20 20.229 19.531 0.698
56 Lbus bosowa 150 155.738 146.393 9.345
57 Lbus brloe 20 21.336 19.95 1.386
58 Lbus bulukumba 20 21.197 19.551 1.646
59 Lbus bwaja 20 20.589 19.146 1.443
60 Lbus daya1 20 21.247 19.881 1.366
61 Lbus daya2 20 21.288 19.919 1.369
62 Lbus jeneponto 20 21.5 20 1.5
63 Lbus majene 20 19.579 19.339 0.24
64 Lbus makale 20 19.786 19.246 0.54
65 Lbus mamuju 20 19.552 19.313 0.239
66 Lbus mandai1 20 21.179 19.837 1.342
67 Lbus mandai2 20 21.158 19.817 1.341
68 Lbus mros 20 20.82 19.538 1.282
69 Lbus palopo 20 19.686 19.223 0.463
70 Lbus pangkep 20 20.547 19.447 1.1
71 Lbus pare 20 20 20 0
72 Lbus pinrang1 20 19.733 19.372 0.361
73 Lbus pinrang2 20 19.855 19.497 0.358
74 lbus pltu jen 12 13.128 11.777 1.351
75 Lbus pngkep 20 20.547 19.447 1.1
76 Lbus pnkg1 20 21.027 19.568 1.459
77 Lbus pnkg2 20 21.066 19.604 1.462
78 Lbus polmas 20 19.603 19.363 0.24
79 Lbus sengkang 20 19.844 19.644 0.2
80 Lbus sgmnsa 20 21.133 20 1.133
81 Lbus sidrap 20 19.936 19.364 0.572
82 Lbus sinjai 20 20.894 20 0.894
83 Lbus soppeng 20 20.107 20 0.107
84 Lbus tbnga1 20 21.091 19.579 1.512
85 Lbus tbnga2 20 21.091 19.579 1.512
86 Lbus tello1 20 21 19.543 1.457
87 Lbus tello2 20 20.909 19.495 1.414
88 Lbus tlama1 20 21.076 19.614 1.462
lxxxii
89 Lbus tlama2 20 21.134 19.668 1.466
90 Lbus tlsa 20 21.5 20 1.5
91 Lbus tonasa 70 73.878 69.52 4.358
92 Mbus bakaru1 150 149.096 147.928 1.168
93 Mbus bakaru2 150 149.096 147.928 1.168
94 Mbus barru 150 154.517 146.239 8.278
95 Mbus bone1 150 152.22 146.963 5.257
96 Mbus bone2 150 152.22 146.963 5.257
97 Mbus bosowa1 150 155.738 146.393 9.345
98 Mbus bosowa2 150 155.738 146.393 9.345
99 Mbus bulukumba1 150 159.362 146.987 12.375
100 Mbus bulukumba2 150 159.362 146.987 12.375
101 Mbus jeneponto1 150 162.348 147.179 15.169
102 Mbus jeneponto2 150 162.348 147.179 15.169
103 Mbus majene1 150 147.244 145.441 1.803
104 Mbus majene2 150 147.244 145.441 1.803
105 Mbus makale1 150 148.969 144.902 4.067
106 Mbus makale2 150 148.969 144.902 4.067
107 Mbus mamuju1 150 147.084 145.284 1.8
108 Mbus mamuju2 150 147.084 145.284 1.8
109 mbus maros1 150 156.322 146.696 9.626
110 mbus maros2 150 156.322 146.696 9.626
111 Mbus palopo1 150 148.426 144.455 3.971
112 Mbus palopo2 150 148.426 144.455 3.971
113 mbus pangkep1 150 154.621 146.338 8.283
114 Mbus pangkep2 150 154.621 146.338 8.283
115 Mbus pare1 150 149.91 146.135 3.775
116 Mbus pare2 150 149.91 146.135 3.775
117 Mbus pinrang1 150 148.333 145.626 2.707
118 Mbus pinrang2 150 148.333 145.626 2.707
119 mbus pltu jenn 150 164.095 147.209 16.886
120 Mbus polmas1 150 147.461 145.656 1.805
121 Mbus polmas2 150 147.461 145.656 1.805
122 Mbus sengkang1 150 149.492 147.982 1.51
123 Mbus sengkang2 150 149.492 147.982 1.51
124 Mbus sgmnsa1 150 158.568 147.201 11.367
125 Mbus sgmnsa2 150 158.568 147.201 11.367
126 Mbus sidrap1 150 150.443 146.127 4.316
127 Mbus sidrap2 150 150.443 146.127 4.316
128 Mbus soppeng1 150 150.834 147.563 3.271
129 Mbus soppeng2 150 150.834 147.563 3.271
lxxxiii
130 Mbus tbnga1 150 158.478 147.117 11.361
131 Mbus tbnga2 150 158.478 147.117 11.361
132 Mbus tello1 150 158.289 147.308 10.981
133 Mbus tello2 150 158.289 147.308 10.981
134 Mbus tellolama1 150 158.51 147.514 10.996
135 Mbus tellolama2 150 158.51 147.514 10.996
136 Mbus tlasa1 150 161.109 147.233 13.876
137 Mbus tlasa2 150 161.109 147.233 13.876
138 pngp-brru1 150 154.621 146.338 8.283
139 pngp-brru2 150 154.621 146.338 8.283
140 Sbus pangkep1 70 74.132 69.783 4.349
141 Sbus pangkep2 70 74.132 69.783 4.349
142 Sbus pinrang1 150 149.911 146.347 3.564
143 Sbus pinrang2 150 149.911 146.347 3.564
144 Sbus soppeng 20 20.107 20 0.107
145 Sbus tello1 30 31.557 29.422 2.135
146 Sbus tello2 30 31.557 29.422 2.135
147 Sbus tello3 70 74.789 69.933 4.856
148 Sbus tello4 70 74.789 69.933 4.856
149 Sbus tello5 70 74.789 69.933 4.856
150 Sbus tellolama 70 77.448 72.076 5.372
151 Sbus tlasa 20 21.5 20 1.5
Tabel 4.13 Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
dengan masuknya 2x50 MW PLTU Barru
No Bus ID Nominal kV generator jaringan
1 Bus bntla 70 71.979 71.017
2 Bus brloe 70 70.137 69.559
3 Bus bwja 30 29.391 29.062
4 Bus daya1 70 70.138 69.518
5 Bus daya2 70 70.138 69.518
6 Bus mandai 70 69.87 69.194
7 Bus panakukang 150 147.672 145.697
8 Buspltd arena1 20 20 19.834
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxxxiv
9 Buspltd arena2 20 20 19.834
10 Buspltd mamuju 20 19.352 19.3
11 Buspltd pajlseng 20 20 20
12 Buspltd palopo2 20 19.26 19.03
13 Buspltd suppa1 12 12 12
14 Buspltd suppa2 12 12 12
15 Buspltu barru1 150 147.33 147.221
16 Buspltu barru2 150 147.33 147.221
17 Bus Sinjai 150 147.317 144.544
18 Cbus daya 70 70.138 69.518
19 Cbus pangkep 70 70.126 69.092
20 Cbus tlama 70 72.277 71.31
21 Gb alstm1 12 11.807 11.676
22 Gb alstm2 12 12.032 11.933
23 Gb barru1 20 20 20
24 Gb barru2 20 20 20
25 Gb bili1 12 12.013 11.914
26 Gb bili2 12 12.013 11.914
27 Gb bkru1 12 12 12
28 Gb bkru2 12 12 12
29 Gb cokdo1 12 12 12
30 Gb cokdo2 12 12 12
31 Gb mamuju 5 4.838 4.825
32 Gb mitsbshi1 12 11.817 11.659
33 Gb mitsbshi2 12 12 12
34 Gb pltd masamba 5 5 5
35 Gb pltg ge2 12 12 12
36 Gb pltu1 12 11.807 11.676
37 Gb pltu2 12 11.807 11.676
38 Gb s11 12 12 12
39 Gb s12 12 12 12
40 Gb s18 12 12 12
41 Gb s21 12 12 12
42 Gb sawito 5 5.058 5.039
43 Gb swd1 12 12 12
44 Gb swd2 12 11.817 11.659
45 Gb westc 12 11.807 11.676
46 Lbus bakaru 20 19.733 19.7
47 Lbus barru1 20 19.517 19.456
48 Lbus barru2 20 19.517 19.456
49 Lbus bntla1 20 20.49 20.216
50 Lbus bntla2 20 20.49 20.216
51 Lbus bntla3 20 20.51 20.236
52 Lbus bone1 20 19.557 19.235
53 Lbus bone2 20 19.557 19.235
54 Lbus bosowa 150 147.039 145.323
55 Lbus brloe 20 20.022 19.857
56 Lbus bulukumba 20 19.585 19.19
lxxxv
57 Lbus bwaja 20 19.21 18.988
58 Lbus daya1 20 19.955 19.779
59 Lbus daya2 20 19.993 19.817
60 Lbus jeneponto 20 20 19.834
61 Lbus majene 20 19.379 19.327
62 Lbus makale 20 19.286 19.032
63 Lbus mamuju 20 19.352 19.3
64 Lbus mandai1 20 19.915 19.722
65 Lbus mandai2 20 19.895 19.702
66 Lbus mros 20 19.588 19.171
67 Lbus palopo 20 19.26 19.03
68 Lbus pangkep 20 19.552 19.344
69 Lbus pare 20 20
70 Lbus pinrang1 20 19.42 19.341
71 Lbus pinrang2 20 19.544 19.466
72 Lbus pngkep 20 19.552 19.344
73 Lbus pnkg1 20 19.623 19.36
74 Lbus pnkg2 20 19.659 19.396
75 Lbus polmas 20 19.403 19.351
76 Lbus sengkang 20 19.66 19.501
77 Lbus sgmnsa 20 20 20
78 Lbus sidrap 20 19.406 19.142
79 Lbus sinjai 20 20 19.978
80 Lbus soppeng 20 20 20
81 Lbus tbnga1 20 19.631 19.337
82 Lbus tbnga2 20 19.631 19.337
83 Lbus tello1 20 19.597 19.335
84 Lbus tello2 20 19.558 19.34
85 Lbus tlama1 20 19.669 19.406
86 Lbus tlama2 20 19.723 19.459
87 Lbus tlsa 20 20 19.834
88 Lbus tonasa 70 69.864 68.827
89 Mbus bakaru1 150 148.147 147.893
90 Mbus bakaru2 150 148.147 147.893
91 Mbus barru 150 147.034 146.581
92 Mbus bone1 150 147.16 144.737
93 Mbus bone2 150 147.16 144.737
94 Mbus bosowa1 150 147.039 145.323
95 Mbus bosowa2 150 147.039 145.323
96 Mbus bulukumba1 150 147.238 144.268
97 Mbus bulukumba2 150 147.238 144.268
98 Mbus jeneponto1 150 147.463 144.704
99 Mbus jeneponto2 150 147.463 144.704
100 Mbus majene1 150 145.738 145.349
101 Mbus majene2 150 145.738 145.349
102 Mbus makale1 150 145.207 143.295
103 Mbus makale2 150 145.207 143.295
104 Mbus mamuju1 150 145.58 145.191
lxxxvi
105 Mbus mamuju2 150 145.58 145.191
106 mbus maros1 150 147.071 143.937
107 mbus maros2 150 147.071 143.937
108 Mbus palopo1 150 144.755 142.875
109 Mbus palopo2 150 144.755 142.875
110 mbus pangkep1 150 147.133 145.565
111 Mbus pangkep2 150 147.133 145.565
112 Mbus pare1 150 146.529 145.688
113 Mbus pare2 150 146.529 145.688
114 Mbus pinrang1 150 145.981 145.388
115 Mbus pinrang2 150 145.981 145.388
116 mbus pltu jenn 150 147.526 144.922
117 Mbus polmas1 150 145.952 145.563
118 Mbus polmas2 150 145.952 145.563
119 Mbus sengkang1 150 148.103 146.908
120 Mbus sengkang2 150 148.103 146.908
121 Mbus sgmnsa1 150 147.593 145.38
122 Mbus sgmnsa2 150 147.593 145.38
123 Mbus sidrap1 150 146.445 144.453
124 Mbus sidrap2 150 146.445 144.453
125 Mbus soppeng1 150 147.747 146.051
126 Mbus soppeng2 150 147.747 146.051
127 Mbus tbnga1 150 147.509 145.297
128 Mbus tbnga2 150 147.509 145.297
129 Mbus tello1 150 147.719 145.743
130 Mbus tello2 150 147.719 145.743
131 Mbus tellolama1 150 147.926 145.948
132 Mbus tellolama2 150 147.926 145.948
133 Mbus tlasa1 150 147.576 145.138
134 Mbus tlasa2 150 147.576 145.138
135 pngp-brru1 150 147.133 147.027
136 pngp-brru2 150 147.133 146.332
137 Sbus pangkep1 70 70.126 69.092
138 Sbus pangkep2 70 70.126 69.092
139 Sbus pinrang1 150 146.72 145.924
140 Sbus pinrang2 150 146.72 145.924
141 Sbus soppeng 20 20 20
142 Sbus tello1 30 29.517 29.189
143 Sbus tello2 30 29.517 29.189
144 Sbus tello3 70 70.185 69.607
145 Sbus tello4 70 70.185 69.607
146 Sbus tello5 70 70.185 69.607
147 Sbus tellolama 70 72.277 71.31
148 Sbus tlasa 20 20 19.834
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
lxxxvii
Tabel 4.15. Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto
No Bus ID Nominal kV generator (KV) jaringan (KV)
1 Bus bntla 70 77.13 77.822
2 Bus brloe 70 74.739 75.141
3 Bus bwja 30 31.435 31.665
4 Bus daya1 70 74.679 75.063
5 Bus daya2 70 74.679 75.063
6 Bus mandai 70 74.306 74.662
7 Bus panakukang 150 158.238 159.658
8 Buspltd arena1 20 21.5 22.005
9 Buspltd arena2 20 21.5 22.005
10 Buspltd mamuju 20 19.552 19.382
11 Buspltd pajlseng 20 20.107 19.818
12 Buspltd palopo2 20 19.686 19.477
13 Buspltd suppa1 12 11.993 11.888
14 Buspltd suppa2 12 11.993 11.888
15 Buspltu barru1 150 152.783 152.25
16 Bus Sinjai 150 157.075 148.39
17 Cbus daya 70 74.679 75.063
18 Cbus pangkep 70 74.132 74.373
19 Cbus tlama 70 77.448 78.143
20 Gb alstm1 12 12.623 12.714
21 Gb alstm2 12 12.821 12.89
22 Gb bili1 12 12.801 12.87
23 Gb bili2 12 12.801 12.87
24 Gb bkru1 12 12 12
25 Gb bkru2 12 12 12
26 Gb cokdo1 12 12.663 12.777
27 Gb cokdo2 12 12.663 12.777
28 Gb mamuju 5 4.888 4.845
29 Gb mitsbshi1 12 12.663 12.777
30 Gb mitsbshi2 12 12.663 12.777
31 Gb pltd masamba 5 4.921 4.869
32 Gb pltg ge2 12 12.663 12.777
33 Gb pltu1 12 12.623 12.714
34 Gb pltu2 12 12.623 12.714
35 Gb s11 12 12 12
36 Gb s12 12 11.959 12
37 Gb s18 12 11.959 12
38 Gb s21 12 11.959 12
39 Gb sawito 5 5.133 5.089
lxxxviii
40 Gb swd1 12 12.663 12.777
41 Gb swd2 12 12.663 12.777
42 gbuspltu jeen1 12 14.314 14.61
43 gbuspltu jeen2 12 14.314 14.61
44 Gb westc 12 12.623 12.714
45 Lbus bakaru 20 19.86 19.726
46 Lbus barru1 20 20.51 20.521
47 Lbus barru2 20 20.51 20.521
48 Lbus bntla1 20 21.956 22.153
49 Lbus bntla2 20 21.956 22.153
50 Lbus bntla3 20 21.977 22.174
51 Lbus bone1 20 20.229 19.711
52 Lbus bone2 20 20.229 19.711
53 Lbus bosowa 150 155.738 156.316
54 Lbus brloe 20 21.336 21.451
55 Lbus bulukumba 20 21.197 19.725
56 Lbus bwaja 20 20.589 20.744
57 Lbus daya1 20 21.247 21.356
58 Lbus daya2 20 21.288 21.397
59 Lbus jeneponto 20 21.5 22.005
60 Lbus majene 20 19.579 19.409
61 Lbus makale 20 19.786 19.576
62 Lbus mamuju 20 19.552 19.382
63 Lbus mandai1 20 21.179 21.281
64 Lbus mandai2 20 21.158 21.259
65 Lbus mros 20 20.82 20.893
66 Lbus palopo 20 19.686 19.477
67 Lbus pangkep 20 20.547 20.558
68 Lbus pare 20 20 20
69 Lbus pinrang1 20 19.733 19.549
70 Lbus pinrang2 20 19.855 19.673
71 Lbus pngkep 20 20.547 20.558
72 Lbus pnkg1 20 21.027 21.215
73 Lbus pnkg2 20 21.066 21.255
74 Lbus polmas 20 19.603 19.433
75 Lbus sengkang 20 19.844 19.704
76 Lbus sgmnsa 20 21.133 21.344
77 Lbus sidrap 20 19.936 19.724
78 Lbus sinjai 20 20.894 20
79 Lbus soppeng 20 20.107 19.818
80 Lbus tbnga1 20 21.091 21.302
81 Lbus tbnga2 20 21.091 21.302
82 Lbus tello1 20 21 21.188
83 Lbus tello2 20 20.909 21.061
84 Lbus tlama1 20 21.076 21.266
85 Lbus tlama2 20 21.134 21.324
86 Lbus tlsa 20 21.5 22.005
87 Lbus tonasa 70 73.878 74.119
lxxxix
88 Mbus bakaru1 150 149.096 148.088
89 Mbus bakaru2 150 149.096 148.088
90 Mbus barru 150 154.517 154.6
91 Mbus bone1 150 152.22 148.321
92 Mbus bone2 150 152.22 148.321
93 Mbus bosowa1 150 155.738 156.316
94 Mbus bosowa2 150 155.738 156.316
95 Mbus bulukumba1 150 159.362 148.294
96 Mbus bulukumba2 150 159.362 148.294
97 Mbus jeneponto1 150 162.348 167.889
98 Mbus jeneponto2 150 162.348 167.889
99 Mbus majene1 150 147.244 145.965
100 Mbus majene2 150 147.244 145.965
101 Mbus makale1 150 148.969 147.385
102 Mbus makale2 150 148.969 147.385
103 Mbus mamuju1 150 147.084 145.806
104 Mbus mamuju2 150 147.084 145.806
105 mbus maros1 150 156.322 156.871
106 mbus maros2 150 156.322 156.871
107 Mbus palopo1 150 148.426 146.848
108 Mbus palopo2 150 148.426 146.848
109 mbus pangkep1 150 154.621 154.704
110 Mbus pangkep2 150 154.621 154.704
111 Mbus pare1 150 149.91 148.598
112 Mbus pare2 150 149.91 148.598
113 Mbus pinrang1 150 148.333 146.957
114 Mbus pinrang2 150 148.333 146.957
115 mbus pltu jenn 150 164.095 168.091
116 Mbus polmas1 150 147.461 146.18
117 Mbus polmas2 150 147.461 146.18
118 Mbus sengkang1 150 149.492 148.44
119 Mbus sengkang2 150 149.492 148.44
120 Mbus sgmnsa1 150 158.568 160.154
121 Mbus sgmnsa2 150 158.568 160.154
122 Mbus sidrap1 150 150.443 148.843
123 Mbus sidrap2 150 150.443 148.843
124 Mbus soppeng1 150 150.834 148.671
125 Mbus soppeng2 150 150.834 148.671
126 Mbus tbnga1 150 158.478 160.063
127 Mbus tbnga2 150 158.478 160.063
128 Mbus tello1 150 158.289 159.709
129 Mbus tello2 150 158.289 159.709
130 Mbus tellolama1 150 158.51 159.932
131 Mbus tellolama2 150 158.51 159.932
132 Mbus tlasa1 150 161.109 163.952
133 Mbus tlasa2 150 161.109 163.952
134 pngp-brru1 150 154.621 154.704
135 pngp-brru2 150 154.621 154.704
xc
136 Sbus pangkep1 70 74.132 74.373
137 Sbus pangkep2 70 74.132 74.373
138 Sbus pinrang1 150 149.911 148.599
139 Sbus pinrang2 150 149.911 148.599
140 Sbus soppeng 20 20.107 19.818
141 Sbus tello1 30 31.557 31.786
142 Sbus tello2 30 31.557 31.786
143 Sbus tello3 70 74.789 75.192
144 Sbus tello4 70 74.789 75.192
145 Sbus tello5 70 74.789 75.192
146 Sbus tellolama 70 77.448 78.143
147 Sbus tlasa 20 21.5 22.005
Tabel 4.16 Perbandingan Kondisi Bus sistem interkoneksi SULSEL
dengan masuknya 2x50 MW PLTU Barru dan 2x100 MW PLTU
Jeneponto
No Bus ID Nominal kV generator (KV) Jaringan (KV)
1 Bus bntla 70 77.292 76.776
2 Bus brloe 70 74.898 75.258
3 Bus bwja 30 31.503 31.467
4 Bus daya1 70 74.839 75.227
5 Bus daya2 70 74.839 75.227
6 Bus mandai 70 74.467 74.896
7 Bus panakukang 150 158.571 157.513
8 Buspltd arena1 20 21.543 21.206
9 Buspltd arena2 20 21.543 21.206
10 Buspltd mamuju 20 19.591 19.277
11 Buspltd pajlseng 20 20.148 19.677
12 Buspltd palopo2 20 19.731 19.254
13 Buspltd suppa1 12 12.022 12
14 Buspltd suppa2 12 12.022 12
15 Buspltu barru1 150 153.133 147.698
16 Buspltu barru2 150 153.133 147.698
17 Bus Sinjai 150 157.398 152.864
18 Cbus daya 70 74.839 75.227
19 Cbus pangkep 70 74.298 74.893
20 Cbus tlama 70 77.611 77.093
21 Gb alstm1 12 12.65 12.635
22 Gb alstm2 12 12.848 12.91
23 Gb barru1 20 20.418 20
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
xci
24 Gb barru2 20 20.418 20
25 Gb bili1 12 12.829 12.89
26 Gb bili2 12 12.829 12.89
27 Gb bkru1 12 12 12
28 Gb bkru2 12 12 12
29 Gb cokdo1 12 12.69 12.605
30 Gb cokdo2 12 12.69 12.605
31 Gb mamuju 5 4.898 4.819
32 Gb mitsbshi1 12 12.69 12.605
33 Gb mitsbshi2 12 12.69 12.605
34 Gb pltd masamba 5 4.933 5
35 Gb pltg ge2 12 12.69 12.605
36 Gb pltu1 12 12.65 12.635
37 Gb pltu2 12 12.65 12.635
38 Gb s11 12 12 12
39 Gb s12 12 11.983 12
40 Gb s18 12 11.983 12
41 Gb s21 12 11.983 12
42 Gb sawito 5 5.144 5.044
43 Gb swd1 12 12.69 12.605
44 Gb swd2 12 12.69 12.605
45 gbuspltu jeen1 12 14.338 14.146
46 gbuspltu jeen2 12 14.338 14.146
47 Gb westc 12 12.65 12.635
48 Lbus bakaru 20 19.89 19.668
49 Lbus barru1 20 20.555 19.531
50 Lbus barru2 20 20.555 19.531
51 Lbus bntla1 20 22.002 21.855
52 Lbus bntla2 20 22.002 21.855
53 Lbus bntla3 20 22.024 21.877
54 Lbus bone1 20 20.272 19.695
55 Lbus bone2 20 20.272 19.695
56 Lbus bosowa 150 156.078 157.263
57 Lbus brloe 20 21.381 21.484
58 Lbus bulukumba 20 21.24 20.697
59 Lbus bwaja 20 20.635 20.61
60 Lbus daya1 20 21.293 21.403
61 Lbus daya2 20 21.333 21.444
62 Lbus jeneponto 20 21.543 21.206
63 Lbus majene 20 19.618 19.304
64 Lbus makale 20 19.831 19.279
65 Lbus mamuju 20 19.591 19.277
66 Lbus mandai1 20 21.225 21.348
67 Lbus mandai2 20 21.204 21.326
68 Lbus mros 20 20.865 20.405
69 Lbus palopo 20 19.731 19.254
70 Lbus pangkep 20 20.593 20.938
71 Lbus pare 20 20
xcii
72 Lbus pinrang1 20 19.778 19.364
73 Lbus pinrang2 20 19.9 19.489
74 lbus pltu jen 12 13.153 12.945
75 Lbus pngkep 20 20.593 20.938
76 Lbus pnkg1 20 21.071 20.93
77 Lbus pnkg2 20 21.11 20.969
78 Lbus polmas 20 19.642 19.328
79 Lbus sengkang 20 19.883 19.575
80 Lbus sgmnsa 20 21.177 20.972
81 Lbus sidrap 20 19.981 19.398
82 Lbus sinjai 20 20.937 20.334
83 Lbus soppeng 20 20.148 19.677
84 Lbus tbnga1 20 21.135 20.931
85 Lbus tbnga2 20 21.135 20.931
86 Lbus tello1 20 21.044 20.903
87 Lbus tello2 20 20.954 20.93
88 Lbus tlama1 20 21.121 20.98
89 Lbus tlama2 20 21.179 21.038
90 Lbus tlsa 20 21.543 21.206
91 Lbus tonasa 70 74.045 74.641
92 Mbus bakaru1 150 149.318 147.654
93 Mbus bakaru2 150 149.318 147.654
94 Mbus barru 150 154.86 147.145
95 Mbus bone1 150 152.538 148.201
96 Mbus bone2 150 152.538 148.201
97 Mbus bosowa1 150 156.078 157.263
98 Mbus bosowa2 150 156.078 157.263
99 Mbus bulukumba1 150 159.685 155.599
100 Mbus bulukumba2 150 159.685 155.599
101 Mbus jeneponto1 150 162.67 159.476
102 Mbus jeneponto2 150 162.67 159.476
103 Mbus majene1 150 147.538 145.176
104 Mbus majene2 150 147.538 145.176
105 Mbus makale1 150 149.308 145.153
106 Mbus makale2 150 149.308 145.153
107 Mbus mamuju1 150 147.378 145.019
108 Mbus mamuju2 150 147.378 145.019
109 mbus maros1 150 156.656 153.206
110 mbus maros2 150 156.656 153.206
111 Mbus palopo1 150 148.765 144.702
112 Mbus palopo2 150 148.765 144.702
113 mbus pangkep1 150 154.965 157.558
114 Mbus pangkep2 150 154.965 157.558
115 Mbus pare1 150 150.273 146.43
116 Mbus pare2 150 150.273 146.43
117 Mbus pinrang1 150 148.674 145.563
118 Mbus pinrang2 150 148.674 145.563
119 mbus pltu jenn 150 164.415 161.815
xciii
120 Mbus polmas1 150 147.755 145.39
121 Mbus polmas2 150 147.755 145.39
122 Mbus sengkang1 150 149.783 147.463
123 Mbus sengkang2 150 149.783 147.463
124 Mbus sgmnsa1 150 158.899 157.365
125 Mbus sgmnsa2 150 158.899 157.365
126 Mbus sidrap1 150 150.786 146.389
127 Mbus sidrap2 150 150.786 146.389
128 Mbus soppeng1 150 151.149 147.614
129 Mbus soppeng2 150 151.149 147.614
130 Mbus tbnga1 150 158.809 157.276
131 Mbus tbnga2 150 158.809 157.276
132 Mbus tello1 150 158.621 157.563
133 Mbus tello2 150 158.621 157.563
134 Mbus tellolama1 150 158.844 157.784
135 Mbus tellolama2 150 158.844 157.784
136 Mbus tlasa1 150 161.436 159.293
137 Mbus tlasa2 150 161.436 159.293
138 pngp-brru1 150 154.965 147.532
139 pngp-brru2 150 154.965 146.957
140 Sbus pangkep1 70 74.298 74.893
141 Sbus pangkep2 70 74.298 74.893
142 Sbus pinrang1 150 150.274 146.626
143 Sbus pinrang2 150 150.274 146.626
144 Sbus soppeng 20 20.148 19.677
145 Sbus tello1 30 31.624 31.588
146 Sbus tello2 30 31.624 31.588
147 Sbus tello3 70 74.949 75.309
148 Sbus tello4 70 74.949 75.309
149 Sbus tello5 70 74.949 75.309
150 Sbus tellolama 70 77.611 77.093
151 Sbus tlasa 20 21.543 21.206
4.4 Perbandingan Keadaan Bus Sistem Kelistrikan SULSEL
dalam Kondisi Normal,Setelah penambahan 2x100 MW
PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru dan kondisi
kontingensi Pemutusan Jaringan Transmisi dan Pemutusan
Keterangan :
: Normal
: Mendekati kritis
: Kritis
xciv
Generator setelah penambahan 2x100 MW PLTU Jeneponto
dan 2x50 PLTU Barru
Tabel 4.17 Perbandingan Keadaan Bus Sistem Kelistrikan SULSEL
No Kondisi Bus
normal
Bus mendekati
kritis Bus Kritis
1 Normal 146 - -
2 Penambahan 2 PLTU 139 7 5
3 Pelepasan saluran setelah
penambahan 2 PLTU 143 4 4
4 Pelepasan generator setelah
penambahan 2 PLTU 139 4 8
Dari tabel keadaan bus diatas kita dapat mengetahui dengan
jelas bagaimana kondisi sistem pada kondisi normal, pada saat
masuknya PLTU BARRU dan PLTU JENEPONTO, pada saat
pelepasan jaringan transmisi, dan pada saat pelepasan generator
dengan memperhatikan tegangan bus, dimana sebelumnya kita
sudah mengatur range tegangan bus normal yaitu 95%-105%.
Tegangan bus dibawah 95% disebut sebagai tegangan
undervoltage dan tegangan bus diatas 105% disebut tegangan
uppervoltage.
Dari tabel dan diatas dapat juga kita bandingkan pengaruh
dua kasus kontingensi yaitu kasus pemutusan jaringan transmisi
xcv
dan kasus pelepasan generator. Jadi sesuai dengan hasil yang
terlihat di tabel dan grafik maka dapat disimpulkan bahwa kasus
kontingensi dengan melepaskan generator pada sistem lebih
besar pengaruhnya terhadap kondisi sistem . Dimana pada saat
generator dilepaskan jumlah bus yang bertegangan tidak normal
lebih banyak yaitu 12 bus, dibandingkan pada saat pelepasan
jaringan transmisi bus yang bertegangan tidak normal hanya 8
bus, bahkan pada saat pelepasan generator ada beberapa bus
yang mengalami kondisi kritis sedangkan pada saat pelepasan
jaringan trasmisi masih dalam kondisi mendekati kritis. Adapun
perbandingan keadaan bus dalam bentuk grafik dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
xcvi
Gambar 4.9. Grafik perbandingan jumlah bus normal pada setiap kondisi
sistem
Gambar 4.10. Grafik perbandingan jumlah bus mendekati kritis pada setiap
kondisi sistem
xcvii
Gambar 4.11. Grafik perbandingan jumlah bus kritis pada setiap kondisi
sistem
4.4.1 Kondisi tegangan bus sistem dalam keadaan normal
Untuk sistem dalam keadaan normal tegangan bus paling kecil sebesar
144.455 KV di bus Palopo sedangkan untuk tegangan bus yang paling besar
terletak di bus Bakaru dan bus Sengkang sebesar 147.928 KV untuk tegangan
nominal 150 KV.Dengan demikian saat sistem dalam keadaan normal tegangan
pada setiap bus pada sistem tidak ada yang melewati batas tegangan operasi yang
telah ditentukan.Untuk bus dengan tegangan nominal 70 KV bus dengan tegangan
tertinggi adalah capasitor bus Tello Lama yaitu 72.072 KV dan bus dengan
tegangan terendah adalah Load bus Tonasa yaitu 69.52 KV dimana kondisi
tersebut masih dalam batas tegangan operasi.
4.4.2 Kondisi tegangan bus sistem dengan penambahan 2x100 MW
PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru.
xcviii
Pada saat penambahan kedua PLTU tersebut maka akan mendapat
perubahan tegangan bus, dimana hampir semua bus mngalami kenaikan
tegangan.Pada kondisi ini diperoleh ada 7 bus yang mengalami kondisi berikut
mengalami kondisi mendekati kritis dan 5 bus yang mengalami kondisi kritis.
Dari sinilah dapatdi simpulkan bahwa keadaan kondisi sistem akan lebih baik
setelah masuknya kedua PLTU tersebut karena hampir semua bus mengalami
kenaikan tegangan. Adapun nama-nama bus tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini .
Tabel 4.18 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat masuknya PLTU
Jeneponto dan PLTU Barru
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 Bus Bontoala 70 77.13
2 C. Bus Tello Lama 70 77.448
3 S.Bus Tello Lama 70 77.448
4 G.Bus PLTU Jeneponto
1 12 14.314
5 G.Bus PLTU Jeneponto
2 12 14.314
Tabel 4.19 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat
masuknya PLTU Jeneponto dan PLTU Barru
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 L.Bus Bontoala 1 20 21.956
2 L.Bus Bontoala 2 20 21.956
3 L.Bus Bontoala 3 20 21.977
4 I.Bus PLTU Jeneponto 12 13.128
5 M.Bus Jeneponto 1 150 162.348
6 M.Bus Jeneponto 2 150 162.348
xcix
7 M.Bus PLTU Jeneponto 150 164.095
4.4.3 Kondisi tegangan bus pada saat pemutusan jaringan transmisi pada
sistem dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU
Barru.
Pada kondisi ini kita sudah mulai meneliti sebuah kasus kontingensi yaitu,
Pemutusan jaringan transmisi pada sistem sehingga terjadi perubahan tegangan
pada bus sistem, di mana pada keadaan ini kita memperoleh bus yang mengalami
kondisimendekati kritis dan 4 juga bus mngalami kondisi kritis. Pemutusan
jaringan transmisi ini salah satu sebab sehingga arus listrik pada sistem terputus
sehingga terpurus juga pasokan energy dari pembangkit yang lainnya. Adapun bus
yang mengalami kondisi mendekati kritis dan mengalami kritis kita melepaskan
saluran satu persatu yang berdekatan dengan PLTU Jeneponto dan PLTU Barru
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.20 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan saluran
Jeneponto-Bulukumba
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 Bus Bontoala 70 77.822
2 Bus PLTD Arena 1 20 22.005
3 Bus PLTD Arena 2 20 22.005
4 C. Bus Tello Lama 70 78.143
5 G.Bus PLTUJeneponto 1 12 14.61
6 G.Bus PLTUJeneponto 2 12 14.61
7 L.BusBontoala 1 20 22.153
8 L.BusBontoala 2 20 22.153
9 L.BusBontoala 3 20 22.174
10 L.Bus Jeneponto 20 22.005
11 L.Bus Tello Lama 2 20 22.005
c
12 M.Bus Jeneponto 1 150 167.889
13 M.Bus Jeneponto 2 150 167.889
14 M.Bus PLTU Jeneponto 150 168.091
15 S.BusTello 5 70 78.143
16 S.Bus Tallasa 20 22.005
Tabel 4.21 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat
pelepasan saluran Jeneponto-Bulukumba
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 M.Bus Tallasa 1 150 163.952
2 M.Bus Tallasa 2 150 163.952
Tabel 4.22 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan saluran
Pangkep-Barru
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 C. Bus Tello Lama 70 77.93
2 G.Bus PLTU Jeneponto 1 12 14.146
3 G.Bus PLTU Jeneponto 2 12 14.146
4 S.Bus Tello Lama 70 77.093
Tabel 4.23 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat
pelepasan saluran Pangkep-Barru
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 Bus Bontoala 70 76.776
2 L.BusBontoala 1 20 21.885
3 L.BusBontoala 2 20 21.885
4 L.BusBontoala 3 20 21.877
ci
4.4.4 Kondisi tegangan bus pada saat pelepasan generator pada sistem
dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru.
Pada kondisi ini kita meneliti sebuah kasus kontingensi dengan kasus
pelepasan generator pada sistem sehingga terjadi perubahan tegangan pada bus
sistem, di mana pada keadaan ini kita memperoleh 4 bus yang mengalami kondisi
mendekati kritis dan 8 bus mngalami kondisi kritis. Pelepasan generator ini
menyebabkan berkurangnya pasokan energy pada sistem sehingga beberapa bus
mengalami penurunan tegangan. Adapun bus yang mengalami kondisi mendekati
kritis dan mengalami kritis pada saat kita melepaskan generator satu persatu yang
berdekatan dengan PLTU Jeneponto dan PLTU Barru dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.24 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan
Generator PLTD Arena
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 Bus Bontoala 70 76.13
2 C. Bus Tello Lama 70 77.448
3 G.Bus PLTU Jeneponto 1 12 14.314
4 G.Bus PLTU Jeneponto 2 12 14.314
5 S.Bus Tello Lama 70 77.448
Tabel 4.25 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat
pelepasan Generator PLTD Arena
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 L.Bus Bontoala 1 20 21.956
2 L.Bus Bontoala 2 20 21.956
3 L.Bus Bontoala 3 20 21.977
4 M.Bus Jeneponto 1 150 162.348
cii
5 M.Bus Jeneponto 2 150 162.348
6 M.Bus PLTU Jeneponto 150 164.095
Tabel 4.26 Bus yang mengalami kondisi kritis pada saat pelepasan
Generator Parepare
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 Bus Bontoala 70 77.292
2 C. Bus Tello Lama 70 77.611
3 G.Bus PLTU Jeneponto
1 12 14.338
4 G.Bus PLTU Jeneponto
2 12 14.338
5 L.Bus Bontoala 1 20 22.002
6 L.Bus Bontoala 2 20 22.002
7 L.Bus Bontoala 3 20 22.024
8 S.Bus Tello Lama 70 77.611
Tabel 4.27 Bus yang mengalami kondisi mendekati kritis pada saat
pelepasan Generator Parepare
No Nama Bus Tegangan Normal
(KV)
Tegangan Bus
(KV)
1 I.Bus PLTU Jeneponto 12 13.153
2 M.Bus Jeneponto 1 150 162.67
3 M.Bus Jeneponto 2 150 162.67
4 M.Bus PLTU Jeneponto 150 164.415
4.5 Hasil Perhitungan Losses dan Aliran Daya ( Load Flow )
Tabel 4.28 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kondisi normal
ciii
No ID From Bus To Bus kW
Flow
kvar
Flow
Amp
Flow
kW
Losses
kvar
Losses
1 alts Sbus tello2 Gb alstm1 0 0 0 0 0
2 alts2 Sbus tello4 Gb alstm2 0 0 0 0 0
3 bakaru Mbus
bakaru2 Lbus bakaru 3886 62.032 15.17 3.335 62.032
4 barru1 Mbus barru Lbus barru1 2926 127 11.56 10.371 126
5 barru2 Mbus barru Lbus barru2 2926 127 11.56 10.371 126
6 barru-pare Mbus pare1 Buspltu
barru1 82325
-
19289 334.1 1741 5840
7 blukmba Mbus
bulukumba2
Lbus
bulukumba 8138 276 31.98 14.827 276
8 bntla1 Bus bntla Lbus bntla1 12452 596 100.3 31.74 590
9 bntla2 Bus bntla Lbus bntla2 12452 596 100.3 31.74 590
10 bntla3 Bus bntla Lbus bntla3 13410 575 108 24.077 571
11 bone1 Mbus bone2 Lbus bone1 10419 453 40.97 24.331 453
12 bone2 Mbus bone2 Lbus bone2 10419 453 40.97 24.331 453
13 Bosow a-Pankep mbus
pangkep1
Mbus
bosow a1 36350
-
10839 149.7 165 403
14 brloe Bus brloe Lbus brloe 3485 48.687 28.8 2.618 48.687
15 bulukumba-bone2 Mbus bone1 Mbus
bulukumba1 33019 -8237 133.7 863 1836
16 bulukumba-sinjai1 Bus Sinjai Mbus
bulukumba1 26255 -6094 105.8 147 187
17 bw ja Bus bw ja Lbus bw aja 3.217 2351 46.34 2.986 46.284
18 gt 11 Mbus
sengkang2 Gb s11 206075 40867 10108 2310 78782
19 gt 12 Mbus
sengkang2 Gb s12 0 7537 362.6 2.973 101
20 gt 21 Mbus
sengkang2 Gb s21 0 7537 362.6 2.973 101
21 Ibt1 Mbus tello2 Sbus tello1 13726 -
25.547 53.8 41.948 780
22 ibt1 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 19620
-
16362 204.6 71.54 1953
23 ibt2 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 18844
-
24102 245.1 103 2801
24 ibt3 Mbus tello2 Sbus tello3 13994 -6191 126.3 27.263 744
25 ibt4 Sbus tello2 Sbus tello4 2926 4435 43.86 6.074 113
26 ibt5 Mbus tello2 Sbus tello3 13994 -6191 126.3 27.263 744
27 jeneponto-
bulukumba1
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 25063 -8307 103.7 176 206
28 jeneponto-
bulukumba2
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 25063 -8307 103.7 176 206
29 jnponto Mbus
jeneponto2
Lbus
jeneponto 9413 -5406 313.4 25.304 471
30 kit1 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa1 0 9968 479.6 8.229 243
31 kit2 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa2 0 9968 479.6 8.229 243
32 Line1 Buspltu
barru1 pngp-brru1 79715
-
28042 333.4 869 2913
33 Line2 pngp-brru1 Mbus barru 2928 -282 11.61 2.18 -410
34 Line3 pngp-brru2 Mbus barru 2928 -282 11.61 2.18 -410
35 majene Mbus
majene2 Lbus majene 8807 334 34.99 17.742 330
36 majene-mamuju1 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4944 383 19.71 4.515 -403
37 majene-mamuju2 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4594 -421 18.31 5.95 -429
38 makale Mbus
makale2 Lbus makale 11420 565 45.56 30.084 560
39 makale-palopo1 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14508
-
48.723 57.8 44.298 -173
40 makale-palopo2 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14508
-
48.723 57.8 44.298 -173
41 mamuju Mbus
mamuju2 Lbus mamuju 9532 392 37.91 20.832 387
42 mandai1 Bus mandai Lbus
mandai1 8377 284 69.54 15.264 284
43 mandai2 Bus mandai Lbus
mandai2 11022 497 91.53 26.447 492
44 Mandai-Daya Bus mandai Bus daya1 4254 -9880 88.88 42.416 52.096
45 maros-
sguminasa1
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 33730
-
13411 142.9 289 668
46 maros-
sguminasa2
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 33730
-
13411 142.9 289 668
47 mits1 Mbus tello2 Gb mitsbshi1 0 0 0 0 0
civ
Tabel 4.29 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kondisi masuknya
2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru
No ID From Bus To Bus kW
Flow
kvar
Flow
Amp
Flow
kW
Losses
kvar
Losses
1 alts Sbus tello2 Gb alstm1 0 0 0 0 0
2 alts2 Sbus tello4 Gb alstm2 0 0 0 0 0
3 bakaru Mbus
bakaru2 Lbus bakaru 3886 62.032 15.17 3.335 62.032
4 barru1 Mbus barru Lbus barru1 2926 127 11.56 10.371 126
5 barru2 Mbus barru Lbus barru2 2926 127 11.56 10.371 126
6 barru-pare Mbus pare1 Buspltu
barru1 82325
-
19289 334.1 1741 5840
7 blukmba Mbus
bulukumba2
Lbus
bulukumba 8138 276 31.98 14.827 276
8 bntla1 Bus bntla Lbus bntla1 12452 596 100.3 31.74 590
9 bntla2 Bus bntla Lbus bntla2 12452 596 100.3 31.74 590
10 bntla3 Bus bntla Lbus bntla3 13410 575 108 24.077 571
11 bone1 Mbus bone2 Lbus bone1 10419 453 40.97 24.331 453
12 bone2 Mbus bone2 Lbus bone2 10419 453 40.97 24.331 453
13 Bosow a-Pankep mbus
pangkep1
Mbus
bosow a1 36350
-
10839 149.7 165 403
14 brloe Bus brloe Lbus brloe 3485 48.687 28.8 2.618 48.687
15 bulukumba-bone2 Mbus bone1 Mbus
bulukumba1 33019 -8237 133.7 863 1836
16 bulukumba-
sinjai1 Bus Sinjai
Mbus
bulukumba1 26255 -6094 105.8 147 187
17 bw ja Bus bw ja Lbus bw aja 3.217 2351 46.34 2.986 46.284
18 gt 11 Mbus
sengkang2 Gb s11 206075 40867 10108 2310 78782
19 gt 12 Mbus
sengkang2 Gb s12 0 7537 362.6 2.973 101
20 gt 21 Mbus
sengkang2 Gb s21 0 7537 362.6 2.973 101
21 Ibt1 Mbus tello2 Sbus tello1 13726 -
25.547 53.8 41.948 780
22 ibt1 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 19620
-
16362 204.6 71.54 1953
23 ibt2 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 18844
-
24102 245.1 103 2801
24 ibt3 Mbus tello2 Sbus tello3 13994 -6191 126.3 27.263 744
25 ibt4 Sbus tello2 Sbus tello4 2926 4435 43.86 6.074 113
26 ibt5 Mbus tello2 Sbus tello3 13994 -6191 126.3 27.263 744
27 jeneponto-
bulukumba1
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 25063 -8307 103.7 176 206
28 jeneponto-
bulukumba2
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 25063 -8307 103.7 176 206
29 jnponto Mbus
jeneponto2
Lbus
jeneponto 9413 -5406 313.4 25.304 471
30 kit1 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa1 0 9968 479.6 8.229 243
31 kit2 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa2 0 9968 479.6 8.229 243
32 Line1 Buspltu pngp-brru1 79715 - 333.4 869 2913
cv
barru1 28042
33 Line2 pngp-brru1 Mbus barru 2928 -282 11.61 2.18 -410
34 Line3 pngp-brru2 Mbus barru 2928 -282 11.61 2.18 -410
35 majene Mbus
majene2 Lbus majene 8807 334 34.99 17.742 330
36 majene-mamuju1 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4944 383 19.71 4.515 -403
37 majene-mamuju2 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4594 -421 18.31 5.95 -429
38 makale Mbus
makale2 Lbus makale 11420 565 45.56 30.084 560
39 makale-palopo1 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14508
-
48.723 57.8 44.298 -173
40 makale-palopo2 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14508
-
48.723 57.8 44.298 -173
41 mamuju Mbus
mamuju2 Lbus mamuju 9532 392 37.91 20.832 387
42 mandai1 Bus mandai Lbus
mandai1 8377 284 69.54 15.264 284
43 mandai2 Bus mandai Lbus
mandai2 11022 497 91.53 26.447 492
44 Mandai-Daya Bus mandai Bus daya1 4254 -9880 88.88 42.416 52.096
45 maros-
sguminasa1
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 33730
-
13411 142.9 289 668
46 maros-
sguminasa2
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 33730
-
13411 142.9 289 668
47 mits1 Mbus tello2 Gb mitsbshi1 0 0 0 0 0
48 mits2 Mbus tello2 Gb mitsbshi2 0 3370 162.1 3.252 60.489
49 palopo1 Mbus
palopo2 Lbus palopo 14463 124 57.81 48.44 901
50 palopo2 Mbus
palopo2 Lbus palopo 14463 124 57.81 48.44 901
51 Pangkep1 Mbus
pangkep2
Lbus
pangkep 14211 708 56.14 29.892 708
52 pangkep-mandai1 Sbus
pangkep2 Bus mandai 9846 -5257 92.35 242 303
53 pangkep-mandai2 Sbus
pangkep2 Bus mandai 9846 -5257 92.35 242 303
54 pangkep-pare2 Mbus pare1 pngp-brru2 60366 -
14333 245.1 1914 6041
55 pangkep-tonasa1 Lbus tonasa Sbus
pangkep2 11699 6316 110 31.083 41.604
56 pangkep-tonasa2 Lbus tonasa Sbus
pangkep2 11699 6316 110 31.083 41.604
57 parepare Mbus pare2 Lbus pare 4500 -5461 204.3 13.442 250
58 pare-pinrang1 Mbus
pinrang1 Mbus pare1 121447
-
45159 511.9 2457 8567
59 pare-polmas2 Mbus
polmas1 Mbus pare1 71351
-
16815 290.6 2747 9014
60 pare-sidrap1 Mbus sidrap1 Mbus pare2 3157 -1929 14.62 14.193 -2122
61 pare-sidrap2 Mbus sidrap1 Mbus pare2 39666 -
10667 162.3 178 466
62 pare-suppa1 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 12.175 -9779 38.64 3.946
-
53.862
63 pare-suppa2 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 12.175 -9779 38.64 3.946
-
53.862
64 pinrang1 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang1 5733 189 22.74 9.996 186
65 pinrang2 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang2 8178 -1404 245.7 19.446 362
66 pinrang-bakaru1 Mbus Mbus 144499 - 566.6 6665 23347
cvi
bakaru1 pinrang1 14099
67 pkang1 Bus
panakukang Lbus pnkg1 14582 737 57.24 31.079 737
68 pkang2 Bus
panakukang Lbus pnkg2 7984 220 31.31 9.301 220
69 pltabili1 Lbus brloe Gb bili1 0 0 0 0 0
70 plta bili2 Lbus brloe Gb bili2 0 0 0 0 0
71 plta bkru1 Mbus
bakaru2 Gb bkru1 124422 18343 6051 850 28985
72 plta bkru2 Mbus
bakaru2 Gb bkru2 127740 18832 6212 873 29758
73 pltg ge Mbus tello2 Gb pltg ge2 0 7347 353.5 4.47 132
74 pltm saw itto Lbus
pinrang2 Gb saw ito 0 1454 166.4 4.648 49.593
75 pltu1 Sbus tello2 Gb pltu1 0 0 0 0 0
76 pltu2 Sbus tello2 Gb pltu2 0 0 0 0 0
77 pltu jenn1 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 20168 -6046 82.59 59.113
-
13.125
78 pltu jenn2 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 20168 -6046 82.59 59.113
-
13.125
79 pnkp ibt1 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 14363 -7576 134.4 30.835 842
80 pnkp ibt2 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 14363 -7576 134.4 30.835 842
81 pnkp ibt3 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 14363 -7576 134.4 30.835 842
82 polmas Mbus
polmas2 Lbus polmas 9487 382 37.64 20.533 382
83 polmas-bakaru2 Mbus
bakaru1
Mbus
polmas1 102054 -7532 399.4 2836 9703
84 polmas-majene1 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9190 -401 36.46 15.51 -347
85 polmas-majene2 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9190 -401 36.46 15.51 -347
86 sengkang Mbus
sengkang2
Lbus
sengkang 17699 1083 69.18 45.397 1076
87 sgmnsa Mbus
sgmnsa2 Lbus sgmnsa 2900 -5743 185.7 5.816 138
88 sidrap Mbus sidrap2 Lbus sidrap 16466 1147 65.21 61.648 1147
89 sidrap-makale1 Mbus
makale1 Mbus sidrap2 20381 164 80.53 163
-
70.157
90 sidrap-makale2 Mbus
makale1 Mbus sidrap2 20381 164 80.53 163
-
70.157
91 sidrap-maros1 Mbus sidrap2 mbus maros1 37994 -
10555 155.8 1111 2801
92 sidrap-maros2 Mbus sidrap2 mbus maros1 37994 -
10555 155.8 1111 2801
93 sidrap-soppeng1 Mbus
soppeng1 Mbus sidrap2 45910 -2626 179.9 618 1722
94 sidrap-soppeng2 Mbus
soppeng1 Mbus sidrap2 45910 -2626 179.9 618 1722
95 sinjai Bus Sinjai Lbus sinjai 8400 -5435 288.8 21.495 400
96 sinjai-bone1 Mbus bone1 Bus Sinjai 35408 -9427 143.9 731 1702
97 soppeng1 Mbus
soppeng2
Lbus
soppeng 1050 -4128 123 3.896 72.469
98 soppeng2 Mbus
soppeng2
Sbus
soppeng 1050 -4128 123 3.896 72.469
99 soppeng-bone1 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 45122 -7030 178.7 490 1357
100 soppeng-bone2 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 45122 -7030 178.7 490 1357
cvii
101 soppeng-
sengkang1
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 93028 -8346 364.4 943 5365
102 soppeng-
sengkang2
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 93028 -8346 364.4 943 5365
103 st 16 Mbus
sengkang2 Gb s18 0 7537 362.6 2.973 101
104 sungguminasa-
talasa2 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 15757 -1708 62.15 12.638
-
75.524
105 sungguminasa-
tallasa1 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 15757 -1708 62.15 12.638
-
75.524
106 sungguminasa-
tbnga1
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 17940 603 70.41 8.725
-
19.544
107 sungguminasa-
tbnga2
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 11148 344 43.74 5.421
-
73.792
108 sw d1 Mbus tello2 Gb sw d1 0 3370 162.1 3.252 60.489
109 sw d2 Mbus tello2 Gb sw d2 0 0 0 0 0
110 T10 mbus maros2 Lbus mros 6305 111 24.82 5.951 111
111 T41 Bus daya2 Lbus daya1 13081 688 108.2 36.974 688
112 T42 Bus daya2 Lbus daya2 8148 270 67.36 14.323 266
113 T71 Buspltd
mamuju Gb mamuju 0 0 0 0 0
114 T77 Buspltd
palopo2
Gb pltd
masamba 0 1625 187.7 5.917 63.133
115 T85 Mbus tello2 Gb cokdo2 0 3370 162.1 3.252 60.489
116 T86 Mbus tello2 Gb cokdo1 0 3370 162.1 3.252 60.489
117 tallasa2 Mbus t lasa2 Sbus t lasa 3816 -3986 159.3 9.803 152
118 tallasa-pltuj1 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 20109 -6032 82.34 47.048
-
11.508
119 tallasa-pltuj2 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 20109 -6032 82.34 47.048
-
11.508
120 tbgnga2 Mbus tbnga2 Lbus tbnga2 10319 284 40.51 15.568 369
121 tbnga1 Mbus tbnga2 Lbus tbnga1 18754 757 73.66 19.682 671
122 tello1 Sbus tello2 Lbus tello2 16594 1156 326.4 61.772 1149
123 tello2 Mbus tello2 Lbus tello1 19150 1272 75.22 53.669 1272
124 tello-baraw aja Sbus tello2 Bus bw ja 10.339 2360 46.31 7.122 8.786
125 tello-borongloe Sbus tello4 Bus brloe 3488 45.233 28.8 2.318 -3.454
126 tello-bosow a Mbus
bosow a1 Mbus tello1 30375
-
18628 139.7 223 506
127 tello-daya Bus daya1 Sbus tello5 17071 -8954 159.1 95.634 138
128 tello-mandai Bus mandai Sbus tello5 4503 2074 40.93 15.342 0.793
129 tello-
panakukang1
Bus
panakukang Mbus tello2 11286 448 44.27 3.131
-
30.168
130 tello-
panakukang2
Bus
panakukang Mbus tello2 11286 448 44.27 3.131
-
30.168
131 tello-pangkep2 mbus
pangkep1 Mbus tello1 38120
-
18708 166.4 447 1189
132 Tello-Sgminasa1 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 33173
-
13451 140.3 15.885 68.885
133 Tello-Sgminasa2 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 33173
-
13451 140.3 15.885 68.885
134 tello-tellolama1 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 25631
-
17584 121.7 36.287 66.466
135 tello-tellolama2 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 25631
-
17584 121.7 36.287 66.466
136 tlama1 Mbus
tellolama2 Lbus tlama1 12526 541 49.07 22.841 541
137 tlama2 Mbus
tellolama2 Lbus tlama2 96.712 0.066 0.379 0.001 0.032
cviii
138 tlama-bntla1 Sbus
tellolama Bus bntla 15320 3478 125.8 46.76 77.061
139 tlama-bntola2 Sbus
tellolama Bus bntla 23144 -1536 185.8 103 97.498
140 tlasa Mbus t lasa2 Lbus tlsa 4770 -4983 199.1 12.254 190
141 westc Sbus tello2 Gb w estc 0 0 0 0 0
Tabel 4.30 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kondisi masuknya
2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW PLTU Barru
No ID From Bus To Bus kW
Flow
kvar
Flow
Amp
Flow
kW
Losses
kvar
Losses
1 alts Sbus tello2 Gb alstm1 0 0 0 0 0
2 alts2 Sbus tello4 Gb alstm2 0 0 0 0 0
3 bakaru Mbus
bakaru2 Lbus bakaru 3872 61.803 15.14 3.323 61.803
4 barru1 Mbus barru Lbus barru1 2962 129 11.63 10.499 127
5 barru2 Mbus barru Lbus barru2 2962 129 11.63 10.499 127
6 barru-pare Mbus pare1 Buspltu
barru1 3298
-
11052 45.48 31.236 -292
7 blukmba Mbus
bulukumba2
Lbus
bulukumba 9119 309 33.86 16.615 309
8 bntla1 Bus bntla Lbus bntla1 14246 682 107.3 36.313 675
9 bntla2 Bus bntla Lbus bntla2 14246 682 107.3 36.313 675
10 bntla3 Bus bntla Lbus bntla3 15342 658 115.5 27.546 653
11 bone1 Mbus bone2 Lbus bone1 10595 460 41.32 24.743 460
12 bone2 Mbus bone2 Lbus bone2 10595 460 41.32 24.743 460
13 Bosow a-Pankep mbus
pangkep1
Mbus
bosow a1 21086
-
11153 87.58 56.38
-
16.468
14 brloe Bus brloe Lbus brloe 4042 56.46 31.01 3.035 56.46
15 bulukumba-bone2 Mbus bone1 Mbus
bulukumba1 64838
-
44837 292.5 4209 13740
16 bulukumba-
sinjai1 Bus Sinjai
Mbus
bulukumba1 58406
-
44762 273 987 3163
17 bw ja Bus bw ja Lbus bw aja 2.969 2416 44.32 2.732 42.341
18 gt 11 Mbus
sengkang2 Gb s11 255193 63707 12655 3621 123486
19 gt 12 Mbus
sengkang2 Gb s12 0 9475 455.9 4.699 160
20 gt 21 Mbus
sengkang2 Gb s21 0 9475 455.9 4.699 160
21 Ibt1 Mbus tello2 Sbus tello1 17955 -2219 330.7 63.399 1179
22 ibt1 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 22447
-
18719 218.9 81.848 2234
23 ibt2 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 21559
-
27575 262.1 117 3205
24 ibt3 Mbus tello2 Sbus tello3 21804 -
10110 184.3 57.996 1583
25 ibt4 Sbus tello2 Sbus tello4 1188 6108 47.7 7.183 134
26 ibt5 Mbus tello2 Sbus tello3 21804 -
10110 184.3 57.996 1583
27 jeneponto-
bulukumba1
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 55872
-
48723 268.4 1190 3777
28 jeneponto-
bulukumba2
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 55872
-
48723 268.4 1190 3777
cix
29 jnponto Mbus
jeneponto2
Lbus
jeneponto 14029 358 50.8 37.414 696
30 kit1 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa1 0 9207 443 7.02 207
31 kit2 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa2 0 9207 443 7.02 207
32 Line1 Buspltu
barru1 pngp-brru1 3259 1809 14.59 1.619 -197
33 Line2 pngp-brru1 Mbus barru 3255 2219 15.46 3.677 -410
34 Line3 pngp-brru2 Mbus barru 2672 -2372 14.04 2.976 -411
35 majene Mbus
majene2 Lbus majene 8775 333 34.92 17.677 329
36 majene-mamuju1 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4926 382 19.67 4.498 -402
37 majene-mamuju2 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4577 -419 18.28 5.928 -428
38 makale Mbus
makale2 Lbus makale 11460 567 45.64 30.189 562
39 makale-palopo1 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14553
-
17.539 57.89 44.424 -173
40 makale-palopo2 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14553
-
17.539 57.89 44.424 -173
41 mamuju Mbus
mamuju2
Lbus
mamuju 9497 390 37.84 20.757 386
42 mandai1 Bus mandai Lbus
mandai1 9702 329 74.83 17.677 329
43 mandai2 Bus mandai Lbus
mandai2 12765 576 98.5 30.627 570
44 Mandai-Daya Bus mandai Bus daya1 1691 7921 62.16 20.761 16.512
45 maros-
sguminasa1
Mbus
sgmnsa1
mbus
maros2 85884
-
66191 397.8 2252 7662
46 maros-
sguminasa2
Mbus
sgmnsa1
mbus
maros2 85884
-
66191 397.8 2252 7662
47 mits1 Mbus tello2 Gb mitsbshi1 0 0 0 0 0
48 mits2 Mbus tello2 Gb mitsbshi2 0 0 0 0 0
49 palopo1 Mbus
palopo2 Lbus palopo 14509 156 57.89 48.58 904
50 palopo2 Mbus
palopo2 Lbus palopo 14509 156 57.89 48.58 904
51 Pangkep1 Mbus
pangkep2
Lbus
pangkep 16474 821 60.44 34.651 821
52 pangkep-mandai1 Sbus
pangkep2 Bus mandai 4544 -2943 41.74 49.199 -6.255
53 pangkep-mandai2 Sbus
pangkep2 Bus mandai 4544 -2943 41.74 49.199 -6.255
54 pangkep-pare2 Mbus pare1 pngp-brru2 2679 -3167 16.36 7.342 -795
55 pangkep-tonasa1 Lbus tonasa Sbus
pangkep2 12049 6501 105.5 28.618 36.818
56 pangkep-tonasa2 Lbus tonasa Sbus
pangkep2 12049 6501 105.5 28.618 36.818
57 parepare Mbus pare2 Lbus pare 4500 -5067 195.6 12.327 229
58 pare-pinrang1 Mbus
pinrang1 Mbus pare1 132267
-
53843 563.1 2973 10413
59 pare-polmas2 Mbus
polmas1 Mbus pare1 75100
-
30919 320.2 3358 11203
60 pare-sidrap1 Mbus
sidrap1 Mbus pare2 14512 -4512 59.92 294 -1126
61 pare-sidrap2 Mbus
sidrap1 Mbus pare2 182345
-
43081 738.7 3699 13081
62 pare-suppa1 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 10.389 -9056 35.71 3.368
-
56.199
cx
63 pare-suppa2 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 10.389 -9056 35.71 3.368
-
56.199
64 pinrang1 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang1 5728 189 22.73 9.987 186
65 pinrang2 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang2 8171 -1404 245.6 19.43 361
66 pinrang-bakaru1 Mbus
bakaru1
Mbus
pinrang1 157073
-
16452 617.5 7915 27831
67 pkang1 Bus
panakukang Lbus pnkg1 16682 843 61.23 35.557 843
68 pkang2 Bus
panakukang Lbus pnkg2 9135 252 33.5 10.642 252
69 pltabili1 Lbus brloe Gb bili1 0 0 0 0 0
70 plta bili2 Lbus brloe Gb bili2 0 0 0 0 0
71 plta bkru1 Mbus
bakaru2 Gb bkru1 134441 21523 6551 996 33971
72 plta bkru2 Mbus
bakaru2 Gb bkru2 138027 22097 6725 1023 34877
73 pltg ge Mbus tello2 Gb pltg ge2 0 0 0 0 0
74 pltm saw itto Lbus
pinrang2 Gb saw ito 0 1454 166.4 4.652 49.632
75 pltu1 Sbus tello2 Gb pltu1 0 0 0 0 0
76 pltu2 Sbus tello2 Gb pltu2 0 0 0 0 0
77 pltu jen1 mbus pltu
jenn
gbuspltu
jeen1 0 94421 3854 235 8016
78 pltu jenn1 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 48315
-
50580 249.6 543 1678
79 pltu jenn2 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 48315
-
50580 249.6 543 1678
80 pnkp ibt1 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 11062 -7167 101.6 17.638 482
81 pnkp ibt2 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 11062 -7167 101.6 17.638 482
82 pnkp ibt3 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 11062 -7167 101.6 17.638 482
83 polmas Mbus
polmas2 Lbus polmas 9453 381 37.57 20.458 381
84 polmas-bakaru2 Mbus
bakaru1
Mbus
polmas1 109504 -8836 429.6 3280 11298
85 polmas-majene1 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9157 -400 36.4 15.453 -346
86 polmas-majene2 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9157 -400 36.4 15.453 -346
87 sengkang Mbus
sengkang2
Lbus
sengkang 17575 1076 68.94 45.079 1068
88 sgmnsa Mbus
sgmnsa2 Lbus sgmnsa 3190 32.298 11.7 1.299 30.798
89 sidrap Mbus
sidrap2 Lbus sidrap 16525 1151 65.33 61.869 1151
90 sidrap-makale1 Mbus
makale1
Mbus
sidrap2 20446 195 80.64 164 -70.86
91 sidrap-makale2 Mbus
makale1
Mbus
sidrap2 20446 195 80.64 164 -70.86
92 sidrap-maros1 Mbus
sidrap2
mbus
maros1 91574
-
58469 409.4 7785 26659
93 sidrap-maros2 Mbus
sidrap2
mbus
maros1 91574
-
58469 409.4 7785 26659
94 sidrap-soppeng1 Mbus
soppeng1
Mbus
sidrap2 31935 -690 124.9 298 575
95 sidrap-soppeng2 Mbus
soppeng1
Mbus
sidrap2 31935 -690 124.9 298 575
96 sinjai Bus Sinjai Lbus sinjai 8698 295 32.87 15.662 291
cxi
97 sinjai-bone1 Mbus bone1 Bus Sinjai 68091 -
41304 300.8 3232 10621
98 soppeng1 Mbus
soppeng2
Lbus
soppeng 1017 4.669 3.976 0.229 4.263
99 soppeng2 Mbus
soppeng2
Sbus
soppeng 1017 4.669 3.976 0.229 4.263
100 soppeng-bone1 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 80781
-
30437 336.3 1740 5833
101 soppeng-bone2 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 80781
-
30437 336.3 1740 5833
102 soppeng-
sengkang1
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 115472
-
25290 462.3 1520 8835
103 soppeng-
sengkang2
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 115472
-
25290 462.3 1520 8835
104 st 16 Mbus
sengkang2 Gb s18 0 9475 455.9 4.699 160
105 sungguminasa-
talasa2 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 44636 34683 204.9 138 756
106 sungguminasa-
tallasa1 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 44636 34683 204.9 138 756
107 sungguminasa-
tbnga1
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 20504 689 75.27 9.971
-
22.337
108 sungguminasa-
tbnga2
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 12740 393 46.76 6.196
-
84.334
109 sw d1 Mbus tello2 Gb sw d1 0 0 0 0 0
110 sw d2 Mbus tello2 Gb sw d2 0 0 0 0 0
111 T3 Buspltu
barru2 Gb barru1 0 6283 181.4 3.269 96.429
112 T4 Buspltu
barru2 Gb barru2 0 6283 181.4 3.269 96.429
113 T10 mbus
maros2 Lbus mros 6876 121 25.92 6.491 121
114 T15 mbus pltu
jenn lbus pltu jen 0 0 0 0 0
115 T16 mbus pltu
jenn
gbuspltu
jeen2 0 94421 3854 235 8016
116 T41 Bus daya2 Lbus daya1 15160 797 116.5 42.851 797
117 T42 Bus daya2 Lbus daya2 9443 312 72.52 16.6 309
118 T71 Buspltd
mamuju Gb mamuju 0 0 0 0 0
119 T77 Buspltd
palopo2
Gb pltd
masamba 0 1562 180.4 5.465 58.308
120 T85 Mbus tello2 Gb cokdo2 0 0 0 0 0
121 T86 Mbus tello2 Gb cokdo1 0 0 0 0 0
122 tallasa2 Mbus t lasa2 Sbus t lasa 2778 189 10.09 2.213 34.296
123 tallasa-pltuj1 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 48080 35824 213.9 319 929
124 tallasa-pltuj2 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 48080 35824 213.9 319 929
125 tbgnga2 Mbus tbnga2 Lbus tbnga2 11794 324 43.31 17.793 422
126 tbnga1 Mbus tbnga2 Lbus tbnga1 21434 865 78.75 22.494 767
127 tello1 Sbus tello2 Lbus tello2 19126 1332 350.4 71.2 1324
128 tello2 Mbus tello2 Lbus tello1 21909 1455 80.46 61.402 1455
129 tello-baraw aja Sbus tello2 Bus bw ja 9.484 2423 44.29 6.515 7.713
130 tello-borongloe Sbus tello4 Bus brloe 4044 52.455 31.01 2.688 -4.005
131 tello-bosow a Mbus
bosow a1 Mbus tello1 26952 -4001 99.84 113 69.02
132 tello-daya Bus daya1 Sbus tello5 26492 -
13773 228.9 198 295
cxii
133 tello-mandai Bus mandai Sbus tello5 11884 -1034 91.45 76.426 91.52
134 tello-
panakukang1
Bus
panakukang Mbus tello2 12912 513 47.35 3.582
-
34.514
135 tello-
panakukang2
Bus
panakukang Mbus tello2 12912 513 47.35 3.582
-
34.514
136 tello-pangkep2 mbus
pangkep1 Mbus tello1 28876 -7885 109.7 193 213
137 Tello-Sgminasa1 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 112017
-
33792 428.7 148 970
138 Tello-Sgminasa2 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 112017
-
33792 428.7 148 970
139 tello-tellolama1 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 29323
-
20118 130.1 41.515 76.042
140 tello-tellolama2 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 29323
-
20118 130.1 41.515 76.042
141 tlama1 Mbus
tellolama2 Lbus tlama1 14331 619 52.49 26.132 619
142 tlama2 Mbus
tellolama2 Lbus tlama2 111 0.076 0.405 0.002 0.037
143 tlama-bntla1 Sbus
tellolama Bus bntla 17528 3980 134.6 53.497 88.164
144 tlama-bntola2 Sbus
tellolama Bus bntla 26478 -1757 198.7 117 112
145 tlasa Mbus t lasa2 Lbus tlsa 3472 236 12.61 2.766 42.87
146 westc Sbus tello2 Gb w estc 0 0 0 0 0
Tabel 4.31 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kasus pemutusan
jaringan transmisi masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW
PLTU Barru
No ID From Bus To Bus kW
Flow
kvar
Flow
Amp
Flow
kW
Losses
kvar
Losses
1 alts Sbus tello2 Gb alstm1 0 0 0 0 0
2 alts2 Sbus tello4 Gb alstm2 0 0 0 0 0
3 bakaru Mbus
bakaru2 Lbus bakaru 3872 61.803 15.14 3.323 61.803
4 barru1 Mbus barru Lbus barru1 2962 129 11.63 10.499 127
5 barru2 Mbus barru Lbus barru2 2962 129 11.63 10.499 127
6 barru-pare Mbus pare1 Buspltu
barru1 3298 -11052 45.48 31.236 -292
7 blukmba Mbus
bulukumba2
Lbus
bulukumba 9119 309 33.86 16.615 309
8 bntla1 Bus bntla Lbus bntla1 14246 682 107.3 36.313 675
9 bntla2 Bus bntla Lbus bntla2 14246 682 107.3 36.313 675
10 bntla3 Bus bntla Lbus bntla3 15342 658 115.5 27.546 653
11 bone1 Mbus bone2 Lbus bone1 10595 460 41.32 24.743 460
12 bone2 Mbus bone2 Lbus bone2 10595 460 41.32 24.743 460
13 Bosow a-Pankep mbus
pangkep1
Mbus
bosow a1 21086 -11153 87.58 56.38 -16.468
14 brloe Bus brloe Lbus brloe 4042 56.46 31.01 3.035 56.46
15 bulukumba-
bone2 Mbus bone1
Mbus
bulukumba1 64838 -44837 292.5 4209 13740
16 bulukumba- Bus Sinjai Mbus 58406 -44762 273 987 3163
cxiii
sinjai1 bulukumba1
17 bw ja Bus bw ja Lbus bw aja 2.969 2416 44.32 2.732 42.341
18 gt 11 Mbus
sengkang2 Gb s11 255193 63707 12655 3621 123486
19 gt 12 Mbus
sengkang2 Gb s12 0 9475 455.9 4.699 160
20 gt 21 Mbus
sengkang2 Gb s21 0 9475 455.9 4.699 160
21 Ibt1 Mbus tello2 Sbus tello1 17955 -2219 330.7 63.399 1179
22 ibt1 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 22447 -18719 218.9 81.848 2234
23 ibt2 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 21559 -27575 262.1 117 3205
24 ibt3 Mbus tello2 Sbus tello3 21804 -10110 184.3 57.996 1583
25 ibt4 Sbus tello2 Sbus tello4 1188 6108 47.7 7.183 134
26 ibt5 Mbus tello2 Sbus tello3 21804 -10110 184.3 57.996 1583
27 jeneponto-
bulukumba1
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 55872 -48723 268.4 1190 3777
28 jeneponto-
bulukumba2
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 55872 -48723 268.4 1190 3777
29 jnponto Mbus
jeneponto2
Lbus
jeneponto 14029 358 50.8 37.414 696
30 kit1 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa1 0 9207 443 7.02 207
31 kit2 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa2 0 9207 443 7.02 207
32 Line1 Buspltu
barru1 pngp-brru1 3259 1809 14.59 1.619 -197
33 Line2 pngp-brru1 Mbus barru 3255 2219 15.46 3.677 -410
34 Line3 pngp-brru2 Mbus barru 2672 -2372 14.04 2.976 -411
35 majene Mbus
majene2 Lbus majene 8775 333 34.92 17.677 329
36 majene-
mamuju1
Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4926 382 19.67 4.498 -402
37 majene-
mamuju2
Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4577 -419 18.28 5.928 -428
38 makale Mbus
makale2 Lbus makale 11460 567 45.64 30.189 562
39 makale-palopo1 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14553
-
17.539 57.89 44.424 -173
40 makale-palopo2 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 14553
-
17.539 57.89 44.424 -173
41 mamuju Mbus
mamuju2 Lbus mamuju 9497 390 37.84 20.757 386
42 mandai1 Bus mandai Lbus
mandai1 9702 329 74.83 17.677 329
43 mandai2 Bus mandai Lbus
mandai2 12765 576 98.5 30.627 570
44 Mandai-Daya Bus mandai Bus daya1 1691 7921 62.16 20.761 16.512
45 maros-
sguminasa1
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 85884 -66191 397.8 2252 7662
46 maros-
sguminasa2
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 85884 -66191 397.8 2252 7662
47 mits1 Mbus tello2 Gb mitsbshi1 0 0 0 0 0
48 mits2 Mbus tello2 Gb mitsbshi2 0 0 0 0 0
49 palopo1 Mbus
palopo2 Lbus palopo 14509 156 57.89 48.58 904
50 palopo2 Mbus
palopo2 Lbus palopo 14509 156 57.89 48.58 904
51 Pangkep1 Mbus Lbus 16474 821 60.44 34.651 821
cxiv
pangkep2 pangkep
52 pangkep-
mandai1
Sbus
pangkep2 Bus mandai 4544 -2943 41.74 49.199 -6.255
53 pangkep-
mandai2
Sbus
pangkep2 Bus mandai 4544 -2943 41.74 49.199 -6.255
54 pangkep-pare2 Mbus pare1 pngp-brru2 2679 -3167 16.36 7.342 -795
55 pangkep-
tonasa1 Lbus tonasa
Sbus
pangkep2 12049 6501 105.5 28.618 36.818
56 pangkep-
tonasa2 Lbus tonasa
Sbus
pangkep2 12049 6501 105.5 28.618 36.818
57 parepare Mbus pare2 Lbus pare 4500 -5067 195.6 12.327 229
58 pare-pinrang1 Mbus
pinrang1 Mbus pare1 132267 -53843 563.1 2973 10413
59 pare-polmas2 Mbus
polmas1 Mbus pare1 75100 -30919 320.2 3358 11203
60 pare-sidrap1 Mbus sidrap1 Mbus pare2 14512 -4512 59.92 294 -1126
61 pare-sidrap2 Mbus sidrap1 Mbus pare2 182345 -43081 738.7 3699 13081
62 pare-suppa1 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 10.389 -9056 35.71 3.368 -56.199
63 pare-suppa2 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 10.389 -9056 35.71 3.368 -56.199
64 pinrang1 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang1 5728 189 22.73 9.987 186
65 pinrang2 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang2 8171 -1404 245.6 19.43 361
66 pinrang-bakaru1 Mbus
bakaru1
Mbus
pinrang1 157073 -16452 617.5 7915 27831
67 pkang1 Bus
panakukang Lbus pnkg1 16682 843 61.23 35.557 843
68 pkang2 Bus
panakukang Lbus pnkg2 9135 252 33.5 10.642 252
69 pltabili1 Lbus brloe Gb bili1 0 0 0 0 0
70 plta bili2 Lbus brloe Gb bili2 0 0 0 0 0
71 plta bkru1 Mbus
bakaru2 Gb bkru1 134441 21523 6551 996 33971
72 plta bkru2 Mbus
bakaru2 Gb bkru2 138027 22097 6725 1023 34877
73 pltg ge Mbus tello2 Gb pltg ge2 0 0 0 0 0
74 pltm saw itto Lbus
pinrang2 Gb saw ito 0 1454 166.4 4.652 49.632
75 pltu1 Sbus tello2 Gb pltu1 0 0 0 0 0
76 pltu2 Sbus tello2 Gb pltu2 0 0 0 0 0
77 pltu jen1 mbus pltu
jenn
gbuspltu
jeen1 0 94421 3854 235 8016
78 pltu jenn1 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 48315 -50580 249.6 543 1678
79 pltu jenn2 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 48315 -50580 249.6 543 1678
80 pnkp ibt1 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 11062 -7167 101.6 17.638 482
81 pnkp ibt2 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 11062 -7167 101.6 17.638 482
82 pnkp ibt3 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 11062 -7167 101.6 17.638 482
83 polmas Mbus
polmas2 Lbus polmas 9453 381 37.57 20.458 381
84 polmas-bakaru2 Mbus
bakaru1
Mbus
polmas1 109504 -8836 429.6 3280 11298
85 polmas-majene1 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9157 -400 36.4 15.453 -346
cxv
86 polmas-majene2 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9157 -400 36.4 15.453 -346
87 sengkang Mbus
sengkang2
Lbus
sengkang 17575 1076 68.94 45.079 1068
88 sgmnsa Mbus
sgmnsa2 Lbus sgmnsa 3190 32.298 11.7 1.299 30.798
89 sidrap Mbus sidrap2 Lbus sidrap 16525 1151 65.33 61.869 1151
90 sidrap-makale1 Mbus
makale1 Mbus sidrap2 20446 195 80.64 164 -70.86
91 sidrap-makale2 Mbus
makale1 Mbus sidrap2 20446 195 80.64 164 -70.86
92 sidrap-maros1 Mbus sidrap2 mbus maros1 91574 -58469 409.4 7785 26659
93 sidrap-maros2 Mbus sidrap2 mbus maros1 91574 -58469 409.4 7785 26659
94 sidrap-soppeng1 Mbus
soppeng1 Mbus sidrap2 31935 -690 124.9 298 575
95 sidrap-soppeng2 Mbus
soppeng1 Mbus sidrap2 31935 -690 124.9 298 575
96 sinjai Bus Sinjai Lbus sinjai 8698 295 32.87 15.662 291
97 sinjai-bone1 Mbus bone1 Bus Sinjai 68091 -41304 300.8 3232 10621
98 soppeng1 Mbus
soppeng2
Lbus
soppeng 1017 4.669 3.976 0.229 4.263
99 soppeng2 Mbus
soppeng2
Sbus
soppeng 1017 4.669 3.976 0.229 4.263
100 soppeng-bone1 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 80781 -30437 336.3 1740 5833
101 soppeng-bone2 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 80781 -30437 336.3 1740 5833
102 soppeng-
sengkang1
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 115472 -25290 462.3 1520 8835
103 soppeng-
sengkang2
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 115472 -25290 462.3 1520 8835
104 st 16 Mbus
sengkang2 Gb s18 0 9475 455.9 4.699 160
105 sungguminasa-
talasa2 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 44636 34683 204.9 138 756
106 sungguminasa-
tallasa1 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 44636 34683 204.9 138 756
107 sungguminasa-
tbnga1
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 20504 689 75.27 9.971 -22.337
108 sungguminasa-
tbnga2
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 12740 393 46.76 6.196 -84.334
109 sw d1 Mbus tello2 Gb sw d1 0 0 0 0 0
110 sw d2 Mbus tello2 Gb sw d2 0 0 0 0 0
111 T3 Buspltu
barru2 Gb barru1 0 6283 181.4 3.269 96.429
112 T4 Buspltu
barru2 Gb barru2 0 6283 181.4 3.269 96.429
113 T10 mbus maros2 Lbus mros 6876 121 25.92 6.491 121
114 T15 mbus pltu
jenn lbus pltu jen 0 0 0 0 0
115 T16 mbus pltu
jenn
gbuspltu
jeen2 0 94421 3854 235 8016
116 T41 Bus daya2 Lbus daya1 15160 797 116.5 42.851 797
117 T42 Bus daya2 Lbus daya2 9443 312 72.52 16.6 309
118 T71 Buspltd
mamuju Gb mamuju 0 0 0 0 0
119 T77 Buspltd
palopo2
Gb pltd
masamba 0 1562 180.4 5.465 58.308
120 T85 Mbus tello2 Gb cokdo2 0 0 0 0 0
121 T86 Mbus tello2 Gb cokdo1 0 0 0 0 0
cxvi
122 tallasa2 Mbus t lasa2 Sbus t lasa 2778 189 10.09 2.213 34.296
123 tallasa-pltuj1 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 48080 35824 213.9 319 929
124 tallasa-pltuj2 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 48080 35824 213.9 319 929
125 tbgnga2 Mbus tbnga2 Lbus tbnga2 11794 324 43.31 17.793 422
126 tbnga1 Mbus tbnga2 Lbus tbnga1 21434 865 78.75 22.494 767
127 tello1 Sbus tello2 Lbus tello2 19126 1332 350.4 71.2 1324
128 tello2 Mbus tello2 Lbus tello1 21909 1455 80.46 61.402 1455
129 tello-baraw aja Sbus tello2 Bus bw ja 9.484 2423 44.29 6.515 7.713
130 tello-borongloe Sbus tello4 Bus brloe 4044 52.455 31.01 2.688 -4.005
131 tello-bosow a Mbus
bosow a1 Mbus tello1 26952 -4001 99.84 113 69.02
132 tello-daya Bus daya1 Sbus tello5 26492 -13773 228.9 198 295
133 tello-mandai Bus mandai Sbus tello5 11884 -1034 91.45 76.426 91.52
134 tello-
panakukang1
Bus
panakukang Mbus tello2 12912 513 47.35 3.582 -34.514
135 tello-
panakukang2
Bus
panakukang Mbus tello2 12912 513 47.35 3.582 -34.514
136 tello-pangkep2 mbus
pangkep1 Mbus tello1 28876 -7885 109.7 193 213
137 Tello-Sgminasa1 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 112017 -33792 428.7 148 970
138 Tello-Sgminasa2 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 112017 -33792 428.7 148 970
139 tello-tellolama1 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 29323 -20118 130.1 41.515 76.042
140 tello-tellolama2 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 29323 -20118 130.1 41.515 76.042
141 tlama1 Mbus
tellolama2 Lbus tlama1 14331 619 52.49 26.132 619
142 tlama2 Mbus
tellolama2 Lbus tlama2 111 0.076 0.405 0.002 0.037
143 tlama-bntla1 Sbus
tellolama Bus bntla 17528 3980 134.6 53.497 88.164
144 tlama-bntola2 Sbus
tellolama Bus bntla 26478 -1757 198.7 117 112
145 tlasa Mbus t lasa2 Lbus tlsa 3472 236 12.61 2.766 42.87
146 westc Sbus tello2 Gb w estc 0 0 0 0 0
Tabel 4.32 Losses dan aliran daya ( load flow ) pada kasus pelepasan
generator dengan masuknya 2x100 MW PLTU Jeneponto dan 2x50 MW
PLTU Barru
No ID From Bus To Bus kW
Flow
kvar
Flow
Amp
Flow
kW
Losses
kvar
Losses
1 alts Sbus tello2 Gb alstm1 0 0 0 0 0
2 alts2 Sbus tello4 Gb alstm2 0 0 0 0 0
3 bakaru Mbus
bakaru2 Lbus bakaru 3959 63.204 15.31 3.398 63.204
4 barru1 Mbus barru Lbus barru1 3281 143 12.24 11.629 141
5 barru2 Mbus barru Lbus barru2 3281 143 12.24 11.629 141
cxvii
6 barru-pare Mbus pare1 Buspltu
barru1 92244
-
53669 402.4 2534 8650
7 blukmba Mbus
bulukumba2
Lbus
bulukumba 9604 325 34.75 17.499 325
8 bntla1 Bus bntla Lbus bntla1 14438 691 108 36.802 685
9 bntla2 Bus bntla Lbus bntla2 14438 691 108 36.802 685
10 bntla3 Bus bntla Lbus bntla3 15549 667 116.3 27.918 662
11 bone1 Mbus bone2 Lbus bone1 11224 488 42.52 26.212 488
12 bone2 Mbus bone2 Lbus bone2 11224 488 42.52 26.212 488
13 Bosow a-Pankep mbus
pangkep1
Mbus
bosow a1 42067
-
31804 195.1 282 796
14 brloe Bus brloe Lbus brloe 4003 55.922 30.86 3.007 55.922
15 bulukumba-
bone2 Mbus bone1
Mbus
bulukumba1 37469
-
31934 178 1573 4220
16 bulukumba-
sinjai1 Bus Sinjai
Mbus
bulukumba1 30659
-
32004 160.2 341 826
17 bw ja Bus bw ja Lbus bw aja 2.965 2417 44.29 2.728 42.283
18 gt 11 Mbus
sengkang2 Gb s11 231002 43382 11308 2892 98607
19 gt 12 Mbus
sengkang2 Gb s12 0 0 0 0 0
20 gt 21 Mbus
sengkang2 Gb s21 0 0 0 0 0
21 Ibt1 Mbus tello2 Sbus tello1 15766 480 57.41 47.78 889
22 ibt1 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 22750
-
18971 220.4 82.951 2265
23 ibt2 Mbus
tellolama2
Sbus
tellolama 21849
-
27947 263.9 119 3248
24 ibt3 Mbus tello2 Sbus tello3 15848 -5406 129 28.422 776
25 ibt4 Sbus tello2 Sbus tello4 3467 4273 42.39 5.672 105
26 ibt5 Mbus tello2 Sbus tello3 15848 -5406 129 28.422 776
27 jeneponto-
bulukumba1
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 28859
-
33055 155.7 403 932
28 jeneponto-
bulukumba2
Mbus
bulukumba1
Mbus
jeneponto1 28859
-
33055 155.7 403 932
29 jnponto Mbus
jeneponto2
Lbus
jeneponto 10489 1609 37.66 20.561 382
30 kit1 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa1 0 0 0 0 0
31 kit2 Sbus
pinrang2
Buspltd
suppa2 0 0 0 0 0
32 Line1 Buspltu
barru1 pngp-brru1 90981
-
57973 401.9 1263 4304
33 Line2 pngp-brru1 Mbus barru 3283 -316 12.29 2.445 -459
34 Line3 pngp-brru2 Mbus barru 3283 -316 12.29 2.445 -459
35 majene Mbus
majene2 Lbus majene 9063 343 35.49 18.257 340
36 majene-mamuju1 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 5087 394 19.99 4.646 -415
37 majene-mamuju2 Mbus
mamuju1
Mbus
majene2 4727 -433 18.58 6.122 -442
38 makale Mbus
makale2 Lbus makale 12125 600 46.94 31.942 594
39 makale-palopo1 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 15280 765 59.16 46.456 -185
40 makale-palopo2 Mbus
palopo1
Mbus
makale2 15280 765 59.16 46.456 -185
41 mamuju Mbus
mamuju2 Lbus mamuju 9808 403 38.46 21.437 399
cxviii
42 mandai1 Bus mandai Lbus
mandai1 9591 325 74.4 17.475 325
43 mandai2 Bus mandai Lbus
mandai2 12619 569 97.94 30.277 563
44 Mandai-Daya Bus mandai Bus daya1 5128 -
13451 111.1 66.218 86.907
45 maros-
sguminasa1
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 38442
-
32301 182.4 475 1280
46 maros-
sguminasa2
Mbus
sgmnsa1 mbus maros2 38442
-
32301 182.4 475 1280
47 mits1 Mbus tello2 Gb mitsbshi1 0 0 0 0 0
48 mits2 Mbus tello2 Gb mitsbshi2 0 0 0 0 0
49 palopo1 Mbus
palopo2 Lbus palopo 15234 950 59.24 50.862 946
50 palopo2 Mbus
palopo2 Lbus palopo 15234 950 59.24 50.862 946
51 Pangkep1 Mbus
pangkep2
Lbus
pangkep 15936 794 59.45 33.52 794
52 pangkep-
mandai1
Sbus
pangkep2 Bus mandai 11604 -8032 109.7 341 446
53 pangkep-
mandai2
Sbus
pangkep2 Bus mandai 11604 -8032 109.7 341 446
54 pangkep-pare2 Mbus pare1 pngp-brru2 66713 -
42300 294.3 2784 9088
55 pangkep-tonasa1 Lbus tonasa Sbus
pangkep2 12007 6479 106 28.876 37.334
56 pangkep-tonasa2 Lbus tonasa Sbus
pangkep2 12007 6479 106 28.876 37.334
57 pare-pinrang1 Mbus
pinrang1 Mbus pare1 136652
-
65500 582.2 3179 11140
58 pare-polmas2 Mbus
polmas1 Mbus pare1 77583
-
37798 331.6 3602 12042
59 pare-sidrap1 Mbus sidrap1 Mbus pare2 3683 -2895 18 20.887 -2231
60 pare-sidrap2 Mbus sidrap1 Mbus pare2 46015 -
22784 196.6 262 757
61 pare-suppa1 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 0
-
71.805 0.276 0 -71.805
62 pare-suppa2 Sbus
pinrang1 Mbus pare2 0
-
71.805 0.276 0 -71.805
63 pinrang1 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang1 5976 197 23.22 10.419 194
64 pinrang2 Mbus
pinrang2
Lbus
pinrang2 8518 -1406 250.5 20.211 376
65 pinrang-bakaru1 Mbus
bakaru1
Mbus
pinrang1 162767
-
25563 637.1 8423 29631
66 pkang1 Bus
panakukang Lbus pnkg1 16907 854 61.64 36.036 854
67 pkang2 Bus
panakukang Lbus pnkg2 9258 256 33.72 10.785 256
68 pltabili1 Lbus brloe Gb bili1 0 0 0 0 0
69 plta bili2 Lbus brloe Gb bili2 0 0 0 0 0
70 plta bkru1 Mbus
bakaru2 Gb bkru1 139241 16417 6746 1056 36023
71 plta bkru2 Mbus
bakaru2 Gb bkru2 142954 16855 6926 1085 36984
72 pltg ge Mbus tello2 Gb pltg ge2 0 0 0 0 0
73 pltm saw itto Lbus
pinrang2 Gb saw ito 0 -1454 163.2 4.474 47.733
74 pltu1 Sbus tello2 Gb pltu1 0 0 0 0 0
75 pltu2 Sbus tello2 Gb pltu2 0 0 0 0 0
76 pltu jen1 mbus pltu gbuspltu 0 - 3802 229 7803
cxix
jenn jeen1 94421
77 pltu jenn1 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 23429
-
34247 145.7 186 387
78 pltu jenn2 Mbus
jeneponto1
mbus pltu
jenn 23429
-
34247 145.7 186 387
79 pnkp ibt1 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 15741
-
10423 146.7 36.765 1004
80 pnkp ibt2 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 15741
-
10423 146.7 36.765 1004
81 pnkp ibt3 Mbus
pangkep2
Sbus
pangkep1 15741
-
10423 146.7 36.765 1004
82 polmas Mbus
polmas2 Lbus polmas 9763 393 38.18 21.129 393
83 polmas-bakaru2 Mbus
bakaru1
Mbus
polmas1 113328
-
14234 441.6 3466 11953
84 polmas-majene1 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9457 -413 36.99 15.96 -357
85 polmas-majene2 Mbus
polmas2
Mbus
majene1 9457 -413 36.99 15.96 -357
86 sengkang Mbus
sengkang2
Lbus
sengkang 18132 1110 70.02 46.509 1102
87 sgmnsa Mbus
sgmnsa2 Lbus sgmnsa 3253 32.931 11.82 1.325 31.402
88 sidrap Mbus sidrap2 Lbus sidrap 17533 1221 67.29 65.641 1221
89 sidrap-makale1 Mbus
makale1 Mbus sidrap2 21514 980 82.46 171 -84.969
90 sidrap-makale2 Mbus
makale1 Mbus sidrap2 21514 980 82.46 171 -84.969
91 sidrap-maros1 Mbus sidrap2 mbus maros1 42512 -
30958 193.8 1760 5003
92 sidrap-maros2 Mbus sidrap2 mbus maros1 42512 -
30958 193.8 1760 5003
93 sidrap-soppeng1 Mbus
soppeng1 Mbus sidrap2 50451
-
10513 196.9 738 2126
94 sidrap-soppeng2 Mbus
soppeng1 Mbus sidrap2 50451
-
10513 196.9 738 2126
95 sinjai Bus Sinjai Lbus sinjai 9222 313 33.85 16.605 309
96 sinjai-bone1 Mbus bone1 Bus Sinjai 40222 -
30865 186 1243 3436
97 soppeng1 Mbus
soppeng2
Lbus
soppeng 1066 4.896 4.071 0.24 4.469
98 soppeng2 Mbus
soppeng2
Sbus
soppeng 1066 4.896 4.071 0.24 4.469
99 soppeng-bone1 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 51478
-
27091 220.2 747 2254
100 soppeng-bone2 Mbus bone1 Mbus
soppeng2 51478
-
27091 220.2 747 2254
101 soppeng-
sengkang1
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 103743
-
35346 418.6 1246 7178
102 soppeng-
sengkang2
Mbus
soppeng1
Mbus
sengkang1 103743
-
35346 418.6 1246 7178
103 st 16 Mbus
sengkang2 Gb s18 0 0 0 0 0
104 sungguminasa-
talasa2 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 17703 52082 196.7 127 680
105 sungguminasa-
tallasa1 Mbus t lasa1
Mbus
sgmnsa1 17703 52082 196.7 127 680
106 sungguminasa-
tbnga1
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 20905 703 76 10.166 -22.774
107 sungguminasa-
tbnga2
Mbus
sgmnsa1 Mbus tbnga1 12990 401 47.22 6.317 -85.987
108 sw d1 Mbus tello2 Gb sw d1 0 0 0 0 0
cxx
109 sw d2 Mbus tello2 Gb sw d2 0 0 0 0 0
110 T3 Buspltu
barru2 Gb barru1 0 0 0 0 0
111 T4 Buspltu
barru2 Gb barru2 0 0 0 0 0
112 T10 mbus maros2 Lbus mros 7190 126 26.5 6.787 126
113 T15 mbus pltu
jenn lbus pltu jen 0 0 0 0 0
114 T16 mbus pltu
jenn
gbuspltu
jeen2 0
-
94421 3802 229 7803
115 T41 Bus daya2 Lbus daya1 15004 789 115.9 42.411 789
116 T42 Bus daya2 Lbus daya2 9346 309 72.14 16.429 306
117 T71 Buspltd
mamuju Gb mamuju 0 0 0 0 0
118 T77 Buspltd
palopo2
Gb pltd
masamba 0 0 0 0 0
119 T85 Mbus tello2 Gb cokdo2 0 0 0 0 0
120 T86 Mbus tello2 Gb cokdo1 0 0 0 0 0
121 tallasa2 Mbus t lasa2 Sbus t lasa 4629 -541 124.9 6.027 93.423
122 tallasa-pltuj1 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 23201 52370 201.1 282 792
123 tallasa-pltuj2 mbus pltu
jenn Mbus t lasa1 23201 52370 201.1 282 792
124 tbgnga2 Mbus tbnga2 Lbus tbnga2 12025 330 43.73 18.141 430
125 tbnga1 Mbus tbnga2 Lbus tbnga1 21854 882 79.51 22.935 782
126 tello1 Sbus tello2 Lbus tello2 19170 1335 350.8 71.363 1327
127 tello2 Mbus tello2 Lbus tello1 22204 1475 81 62.229 1475
128 tello-baraw aja Sbus tello2 Bus bw ja 9.471 2424 44.26 6.506 7.697
129 tello-borongloe Sbus tello4 Bus brloe 4006 51.955 30.86 2.662 -3.967
130 tello-bosow a Mbus
bosow a1 Mbus tello1 35895
-
40102 195.9 439 1237
131 tello-daya Bus daya1 Sbus tello5 19321 -8170 161.6 98.604 141
132 tello-mandai Bus mandai Sbus tello5 4903 4496 51.25 24.069 10.913
133 tello-
panakukang1
Bus
panakukang Mbus tello2 13086 520 47.67 3.63 -34.98
134 tello-
panakukang2
Bus
panakukang Mbus tello2 13086 520 47.67 3.63 -34.98
135 tello-pangkep2 mbus
pangkep1 Mbus tello1 44673
-
43691 227.4 836 2524
136 Tello-Sgminasa1 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 37444 18533 151.8 18.598 80.986
137 Tello-Sgminasa2 Mbus tello2 Mbus
sgmnsa1 37444 18533 151.8 18.598 80.986
138 tello-tellolama1 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 29719
-
20389 131 42.075 77.067
139 tello-tellolama2 Mbus tello1 Mbus
tellolama1 29719
-
20389 131 42.075 77.067
140 tlama1 Mbus
tellolama2 Lbus tlama1 14524 628 52.84 26.484 628
141 tlama2 Mbus
tellolama2 Lbus tlama2 112 0.077 0.408 0.002 0.037
142 tlama-bntla1 Sbus
tellolama Bus bntla 17764 4033 135.5 54.218 89.353
143 tlama-bntola2 Sbus
tellolama Bus bntla 26835 -1781 200.1 119 113
144 tlasa Mbus t lasa2 Lbus tlsa 5787 -676 156.1 7.534 117
145 westc Sbus tello2 Gb w estc 0 0 0 0 0
cxxi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis kontingensi sistem kelistrikan SULSEL dengan
mennggunakan ETAP 7.0 :
1. Dengan adanya penambahan 2 x 100 MW PLTU Jeneponto dan 2 x 50
MW PLTU Barru maka keadaan sistem menjadi lebih baik daripada
sebelumnya, sebagaimana terbukti hamper semua bus pada sistem
mengalami kenaikan tegangan.
2. Berdasarkan hasil load flow dengan menngunakan ETAP 7.0 maka dapat
dihasilkan hasil perhitungan kasus pemutusan jaringan transmisi dengan
memasukkan 2 x 100 MW PLTU Jeneponto dan 2 x 50 MW PLTU Barru
maka di peroleh 4 buah bus yang mengalami kondisi mendekati kritis dan
kritis.
3. Berdasarkan hasil load flow dengan menngunakan ETAP 7.0 maka dapat
dihasilkan hasil perhitungan kasus pelepasan generator transmisi dengan
memasukkan 2 x 100 MW PLTU Jeneponto dan 2 x 50 MW PLTU Barru
maka di peroleh 4 buah bus yang mengalami kondisi mendekati kritis dan
8 buah bus mengalami kondisi kritis.
cxxii
4. Dari tabel perbandingan kasus kontingensi pemutusan jaringan transmisi
dengan pelepasan generator dapat disimpulkan bahwa kasus kontingensi
pelepasan generator lebih mempengaruhi kondisi kenormalan sistem
daripada kasus kontingensi pelepasan jaringan transmisi, sebagaimana
pada hasil load flow pada kasus pelepasan di peroleh 12 buah bus yang
mengalami kondisi tidak normal padahal pada kasus pemutusan jaringan
transmisi hanya 8 buah bus.
5. 2. Saran
1. Diharapkan tegangan tiap bus pada sistem kelistrikan ini tidak melewati
dari nilai toleransi 10% dari tegangan normal
2. Diharapkan dengan analisis kontingensi dengan kasus pemutusan jaringan
transmisi dan pelepasan generator kita dapat mengetahui bagaimana aliran
daya (load flow) dari ssyem saat terjadi gangguan pada saluran transmisi
dan gangguan pada sistem.
3. Diharapkan data-data yang disediakan oleh PLN dapat diperbaharui
nilainya, agar keakuratan dan validitas penelitian dapat menjadi lebih baik.
cxxiii
DAFTAR PUSTAKA
Dimas Fajar Uman Putra, 2010, Analisis Sistem Kelistrikan Sukawesi
Selatan dan Barat , Surabaya.
Kundur, Prabha Kundur, 1994, Power System Stability and Control,
Mcgraw-Hill inc, USA.
Saadat Hadi. 1999. Power System Analysis. McGraw-Hill, International
edition, Singapore.
Stevenson, William D, Jr. 1996. Analisis Sistem Tenaga. Erlangga,
Jakarta.
Zuhal. 1992. Dasar Tenaga Listrik.ITB. Bandung
Sumanto, Drs, 1996, Mesin Sinkron, ANDI, Yogyakarta.
cxxiv
LAMPIRAN
Data Sistem Interkoneksi PT. PLN Persero Wilayah Sulsel
a. Single Line Diagram Sistem Sulawesi Selatan
b. Realisasi Harian Beban Trafo Distribusi dan Konsumen Besar
c. Data Impedansi Penghantar Sistem Sulawesi Selatan
d. Data Transformator Sistem Sulawesi Selatan