Tugas Akhir II fix.pdf · Tugas Akhir Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di...

33
Tugas Akhir Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 7 PEMAHAMAN TENTAG PUSAT PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN KESENIAN PELEGONGAN DI GIANYAR Pada bab ini nantinya akan menjelasakan pemahaman tentang teori teori dan literature yang berkaitan dengan pusat pelestarian dan pengembangan seni tari khususnya tari legong, beberapa kajian objek - objek sejenis, kesimpulan tentang teori serta spesifikasi umum pengadaan Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesnian Pelegongan ini. 2.1 Pemahaman Tentang Pelestarian dan Pengembangan 2.1.1 Pemahaman Pelestarian Pelestarian secara umum diartikan sebagai suatu hal yang ingin dipertahankan dan dijaga dengan baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia pelestarian diartikan menjadi tiga yaitu: 1. Seperti keadaan semula 2. Tidak berubah BAB II

Transcript of Tugas Akhir II fix.pdf · Tugas Akhir Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di...

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 7

    PEMAHAMAN TENTAG PUSAT PELESTARIAN DAN

    PENGEMBANGAN KESENIAN PELEGONGAN DI GIANYAR

    Pada bab ini nantinya akan menjelasakan pemahaman tentang teori – teori dan

    literature yang berkaitan dengan pusat pelestarian dan pengembangan seni tari

    khususnya tari legong, beberapa kajian objek - objek sejenis, kesimpulan tentang

    teori serta spesifikasi umum pengadaan Pusat Pelestarian dan Pengembangan

    Kesnian Pelegongan ini.

    2.1 Pemahaman Tentang Pelestarian dan Pengembangan

    2.1.1 Pemahaman Pelestarian

    Pelestarian secara umum diartikan sebagai suatu hal yang ingin

    dipertahankan dan dijaga dengan baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia

    pelestarian diartikan menjadi tiga yaitu:

    1. Seperti keadaan semula

    2. Tidak berubah

    BAB II

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 8

    3. Kekal

    Menurut J.M Dureau dan D.W.G. Clements (2013), menyatakan bahwa

    pelestarian itu mempunyai arti yang luas, yaitu mencangkup unsur – unsur atau

    upaya untuk menjaga, menyimpan dan melindungi sesuatu yang ingin

    dilestarikan. Istilah pelestarian meliputi 3 jenis kegiatan yaitu:

    a. Kegiatan – kegiatan yang bertujuan untuk mengontrol sesuatu hal yang ingin

    dilestarikan dengan upaya yang diharapakn nantinya mampu menjaga dan

    melindungi.

    b. Berbagai usaha – usaha yang dilakukan untuk mendukung hal yang nantinya

    akan dilestarikan, contoh memberikan sarana penunjang didalam kegiatan

    yang ingin dilestarikan.

    c. Seluruh kegiatan yang berkaitan dangan upaya – upaya pelestarian mampu

    memberikan informasi secara lengkap dan bermanfaat terhadap hal yang akan

    dilestarikan.

    Kegiatan pelestarian dan kelestarian adalah upaya untuk membuat sesuatu

    tetap selama tidak berubah yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan

    terpadu, guna mewujudkan tujuan tertentu diaspek stabilisasi manusia, serta

    kegiatan pencerminan dinamika seseorang. Tujuan dari kegiatan pelestarian

    adalah sebagai berikut:

    1. Menyelamatkan nilai informasi

    2. Menyelamatkan fisik

    3. Mengatasi kendala kekurangan ruang

    4. Mempercepat perolehan informasi

    (Ranjabar, 2006:115)

    Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pelestarian adalah suatu

    kegiatan yang ingin dipertahankan dan dijaga dengan baik, yang sifatnya tidak

    berubah dan kekal, guna memperoleh suatu tujuan tertentu didalamnya.

    2.1.2 Pemahaman Pengembangan

    Menurut beberapa ahli seperti Paturusi , pengembangan adalah suatu strategi

    yang di pergunakan untuk memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi

    sesuatu yang ingin dikembangkan. Pengembangan itu sendiri diartikan sebagai

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 9

    cara atau sesuatu yang diproses dan mengalami beberapa perubahan tetapi tidak

    menghilangakn arti dan makna sebalumnya, hal ini dikutip juga dari kamus besar

    bahasa Indonesi. Dalam hal ini jika dikaitkan dengan kesenian dapat diartikan

    sebagai sebauah cara atau proses yang dilakukan untuk memperluas,

    mengembangkan suatu kesenian yang nantinya akan mengalami perkembangan

    namun tidak akan mengubah ataupun merusak makna dari kesenian tersebut.

    2.2 Pemahaman Seni Tari

    Seni tari adalah seni yang melibatkan gerakan tubuh secara berirama yang

    dilakukan ditempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan,

    maksud dan pikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga,

    irama, dan rasa. Seni tari pada hakikatnya adalah kelompok seni pentas yang

    mengutamakan sajian seni gerak dan visual yang dinikmati melalui penglihatan

    dan pendengaran. seni gerak merupakan elemen yang paling mendominasi

    pertunjukan tari, disamping menjadi penentu daya pikat seni pertunjukan itu. Tari

    pada intinya adalah jalinan gerak-gerak indah dan ritmis yang diikat oleh ruang

    dan waktu, membatasi tari sebagai seni sesaat dari ekspresi yang dipertunjukan

    dengan bentuk serta gaya tertentu lewat tubuh manusia yang bergerak didalam

    ruang dan waktu. Trai disamping sebagai hiburan yang selalu hadir didalam

    kehidupan manusia, juga bisa memperlihatkan identitas suatu daerah.

    (Rianawati, 2014: 2/3).

    Seni tari adalah kelompok seni pentas yang mengutamakan sajian seni pada

    gerak dan visual, yang dinikmati melalui penglihatan dan pendengaran (audio-

    visual form). Meskipun ada beberapa elemen lainnya yang ikut terlibat di

    dalamnya, tetapi seni gerak merupakan elemen yang paling mendominasi

    pertunjukan tari, disamping menjadi penentu daya pikat seni pertunjukan itu. Hal

    ini dikemukakan oleh (Wiratini, 2009:124).

    Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seni tari lahir dari jalinan –

    jalinan gerak ritmis yang dilakukan oleh manusia didalam ruang ataupun tempat

    dan dengan situasi ikatan waktu, baik dengan durasi yang panjang maupun

    singkat, serta bertujuan untuk mengungkapkan perasaan, magsud dan pikiran.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 10

    2.2.1 Peranan dan Fungsi Tari

    Sebelum kita mempelajari lebih jauh tentang seni tari legong, sebaiknya kita

    mempelajari dulu tentang bagaimana peranan dan fungsi tari bagi

    keberlangsungan kehidupan bermasayarakat di Bali. Tari memiliki peranan dan

    fungsinya yang sangat erat kaitannya dengat adat istiadat, baik yang mencangkup

    sebagai persembahan upacara keagamaan, tradisi dan adat isitiadat setempat hal

    ini dikutip dari situs resmi dinas kebudayaan Provinsi Bali. Menurut beberapa

    sumber sejenis peranan dan fungsi pertunjukan tari adalah sebagai berikut :

    1. Dipercaya bisa memangil keuatan gaib.

    2. Penjemput roh pelindung desa agar hadir ditempat upacara / tempat pemujaan.

    3. Memperingati suatu peristiwa / kejdian masa lalu yang diangap penting.

    4. Melengkapi pelaksanaan upacara.

    5. Perwujudan dari dorongan untuk mengungkapkan perasaan keidahan semata.

    Sedangkan menurut R.M.Soedarso (1985:10), dalam tulisannya yang berjudul

    peranan seni budaya didalam kehidupan manusia, Soedarso menguraikan fungsi

    dari suatu kajian, yaitu fungsi seni tari pertujukan itu di bagi menjadi tiga

    kelompok sebagai berikut :

    a. Tari sebagai sarana upacara

    b. Tari sebagai sarana hiburan pribadi

    c. Tari sebagai tontonan

    Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi tari sangat erat kaitannya

    dengan didalam kehidupan bermasayarakat yang dipengaruhi oleh tradisi dan

    agaman.

    2.3 Pemahaman Seni Tari Legong

    Tari – tarian Bali merupakan penunjang kebutuhan adat dan agama

    dikelompokan sebagai tari wali, bebali dan bebalihan. Diantara kelompok

    tersebut, jenis balih – baliah yang banyak berkembang dimasyarakat sebagai

    hiburan atau tontonan. Satu dari tari tersebuat berbentuk tari lepas, terdiri dari

    pelegongan dan kekebayaran yang dibawakan kalangan remaja dan anak – anak.

    Tari pelegongan merupakan tari kelasik kerena muncul pada zaman kerajaan pada

    awal abad 18 di daerah Sukawati – Gianyar yang memiliki pola dan struktur gerak

    tari nan baku, hingga sekarang tetap bertahan sebagai primadona tari Bali.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 11

    Disamping itu tari legong merupakan dasar tari perempuan karena memiliki dasar

    gerak tari yang sangat lengkap. Masyarakat Bali mengenal banyak gaya legong,

    antara lain gaya Bedulu, Peliatan, Saba dari Kabupaten Gianyar serta gaya

    Klandis, Kuta, Kapal, dari Kabupaten Badung, dimana pada masing – masing

    gaya memiliki ke khasan masing – masing.

    Trai legong yang bisanya disebut pelegongan muncul pada zaman kerajaan,

    sudah tentu bentuk dan gayanya mendapat pengaruh dari tatanan kehidupan

    kerajaan. Hal ini dapat disimak dari bentuk tarian legong yang cukup popular di

    kalangan pecintanya yaitu tari legong lasem yang memakai cerita panji,

    dibawakan oleh tiga orang penari. Satu orang penari diceritakan sebagai abdi yang

    disebut condong legong, memiliki bentuk tari tersendiri yang kemudian

    menghadap dua orang penari legong yang memerankan sosok putra seorang raja.

    Didalam ceritanya, seorang penari memerankan Perabu Lasem yang akan

    menggoda Putri Rengkasari, namun rayuan Perabu Lasem ditolak oleh Rengkasri,

    selanjutnya terjadilah perang antara Perabu Lesem dengan garuda yang di

    bawakan oleh penari Condong (Arini, 2011:2/3), untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada Gambar 2.1 berikut.

    Gambar 2.1 Pemeran Perabu Lasem

    Sumber : Observasi 9 Oktober 2015

    2.3.1 Asal Mula Tari Legong

    Tari legong dikembangkan dari Sanghyang Dedari atau Sanghyang Legong

    Topeng yang kini masi kita jumpai di desa Ketewel, Sukawati. Hal ini terungkap

    dalam Babad Dalem Sukawati, koleksi I Ketut Rinda (alm) yang menyebutkan

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 12

    bahwa dalam tapa semedi I Dewa Agung Made Karna bermimpi melihat bidadari

    di sorga. Ketika sadar dari mimpinya, beliau langsung memerintahkan bendesa

    ketewel untuk membuat beberapa topeng dan mengubah sebuah tarian yang mirib

    dengan impian beliau. Bendesa adat Ketewel berhasil membuat sembilan buah

    topeng yang mencerminkan sembilan bidadari yang dikeramatkan sampai

    sekarang, disimpan di Pura Payogan Agung Ketewel dan dipertunjukan setiap

    Buda Kliwon Pagerwesi. Beberapa lama berselang, I Gusti Ngurah Djelantik dari

    Belahbatuh mengubah tari nandir yang gerakaanya hampir sama tetapi ditarikan

    oleh anak laki – laki tanpa mengenakan topeng. Pertunjukan tarian Nandir sangat

    menggugah hati raja Gianyar yakni I Dewa Agung Manggis dan kemudian

    memerintahkan I Dewa Rai Perit untuk menata tarian legong yang dibawakan

    oleh anak – anak perempuan. Atas gagasannya itu terciptalah tarian legong yang

    bisa kita kenal hingga sekarang dan peristiwa itu kira – kira terjadi tahun 1811.

    (Arini, 1985: 5), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.

    Gambar 2.2 Anak – Anak Penari Legong

    Sumber : http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Bali/02.html

    2.3.2 Tema dan Jenis – Jenis Cerita Pada Tari Legong

    Tari legong mempunyai banyak tema dan jenis cerita. Adapun tema – tema

    dan cerita pelegongan yang ada antara lain :

    1. Malat (cerita Panji), khusus cerita Perabu Lasem.

    2. Kunti (kunti), Kisah Subali dan Sugriwa sewaktu kecil.

    3. Jobog, kisah Subali dan Sugriwa sewaktu setelah dewasa.

    4. Legod Bawa, kisah Lingga Manik yang menampilkan tokoh Brahma, Wisnu,

    dan Siwa.

    http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Bali/02.html

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 13

    5. Kuntul, kisah burung kuntul / bangau.

    6. Pelayon, merupakan tarian dengan gerak – gerak tari abstrak.

    7. Candrakanta, kisah mengenai bulan dan matahari.

    8. Raja Cina, kisah putri dan raja Cina.

    9. Kupu – kupu tarum, kisah kehidupan kupu – kupu.

    10. Gowak macok, kisah kehidupan burung gagak.

    11. Bramara, kisah kehidupan kumbang atau tambulilingan.

    12. Gadung Melati, kisah bunga gadung yang sangat harum.

    13. Bapang, jenis tarian yang menunjukan ekspresi gagah.

    14. Sudarsana, menampilkan cerita penyalonarangan.

    15. Samaradana, kisah asmara Betara Ratih dan Betara Seamare yang di bakar

    oleh Betara Siwa, kemudaian abunya ditebarkan kebumi sebagai awal cinta

    kasih manusia.

    Dari kelimabelas tema / cerita yang dipakai sebagai pelegongan hanya enam

    diantaranya yakni Lesman, Kuntir, Jobog, Legodbawa, Sudarsana, dan

    Semaradana yang memakai cerita utuh, (lakon dimainkan lengkap), sedangkan

    sisanya merupakan kisah atau peniruan dari keindahan gerak binatang, bunga

    serta kearifan alam semesta lainnya.

    (Arini 2011: 9/10)

    2.4 Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan merupakan tempat

    yang nantinya akan menyediakan fasilitas – fasilitas kesenian yang akan

    mewadahi produk seni tari khususnya tari legong, dimana kesenian tari legong

    nantinya akan dijaga dan dilindungi keberadaannya. Adapun kagiatan yang

    nantinya akan mewadahi produk tari khususnya legong menjadi produk seni yang

    dapat dilestarikan dan dikembangkan sebagai berikut:

    1. Pembentukan Sanggar Tari

    Sanggar merupakan suatu tempat atau sarana yang digunakan untuk

    berkegiatan seni seperti, seni tari, seni lukis, seni kerajinan, seni musik, yang

    dilakukan oleh suatu komunitas atau kelompok tertentu. Kegiatan yang ada

    dalam sebuah sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran yang berkecimpung

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 14

    didalam ruang lingkup seni, yang meliputi proses didalam pembelajaran,

    penciptaan hingga produksi dan semua prosesnya itu sebagaian besar

    dilakukan di sanggar.

    2. Pembantukan Kelompok Kesenian (sekehe)

    Upaya didalam pembentukan kelompok atau sekehe termasuk kedalam upaya

    didalam melestarikan suatu seni maupun kebudayaan pada suatu daerah,

    didalam hal ini klompok atau sekehe yang dimagsud adalah klompok yang

    memeng terbentuk kusus untuk melestarikan kesenian tari pelegongan di Bali.

    Dalam kelompok tersebuat juga terbagi atas dua sekehe yaitu sekehe tabuh

    dan sekehe tari. Sekehe tabuh nantinya bertugas untuk mengiringi instrument

    tarian pelegongan, sedangkan sekehe tari lebeih di fokuskan kepada tarian

    saja.

    3. Penyelenggaraan Museum

    Penyelenggaraan Museum legong ini bertujuan untuk memperkenalkan jenis

    – jenis varian legong yang pernah ada di Bali, sejarah penari – penari legong

    dari masa kemasa selain itu kostum, patung dan juga gambelan pengiring

    tarian legong juga ditampilkan. Museum ini bersifat edukasi bagi masayarakat

    serta wisatawan dimana dari setiap unsurnya memberikan pengetahuan

    tentang bagaimana pentingnya pelestarian kesenian kuno kususnya kesenaian

    legong.

    4. Pengadaan Perpustakaan

    Pengadaan perpustakaan bertujuan untuk memberikan informasi secara

    inovatip terhadap tari legong melalui buku, majalah maupun jurnal – jurnal

    yang berkaitan dengan kesenian tari khususnya tari legong yang dilakukan

    melalui kegiatan perpustakaan.

    5. Festival Tari Legong

    Festival tari – tarian yang salah satunya melibatkan tarian legong merupakan

    salah satu upaya untuk melestarikan kesenian tari pelegongan. Untuk

    mengekspresikan suatu karya seni, melalui festival ini juga menjadi penunjang

    utama dari sector pariwisata kususnya di Bali, selaian itu juga menjadi ajang

    promosi kesenian tari pelegongan yang diharapkan nanti lebih di kenal oleh

    banyak kalangan masayarakat.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 15

    2.5 Teori Bangunan yang Berkaitan Dengan Pelestarian & Pengembangan

    Adapun beberapa teori yang nantinya akan menjadi dasar perencanaan dan

    perancangan Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan yang akan

    menyediakan fasilitas khusus untuk menunjang produk seni tari legong sebagai

    berikut :

    2.5.1 Teori Mengenai Tempat Pementasan (Kalangan)

    Tempat atau areana pementasan yang bisanya disebuat kalangan merupakan

    suatu elemen penting yang berpengaruh bagi kelancaran dan kesuksesan suatu

    pertunjukan seni di Bali. Kalangan sendiri diangap sangat penting, dalam tarian di

    Bali yang memiliki konsep dan aturan tersendiri.

    Berdasarkan tata letak ruang pentas, kalangan dapat dibedakan menjadi tiga

    tipe yaitu:

    1. Kalangan Ngelanjur

    Kalngan ngelanjur adalah tempat pementasan dengan ruang pentas yang

    ukuran lebarnya lebih kecil dari ukuran panjannya. Panggung terbuka Ardha

    Candra dan Kalngan Ayodya adalah dua contoh tempat pementasan yang

    menggunakan bentuk kalangan ngelanjur, untuk lebih jelasnya dapat di lihat

    pada Gambar 2.3 berikut.

    Gambar 2.3 Denah Kalangan Ngelanjur

    Sumber : Dibia (2013:99)

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 16

    2. Kalangan Ngeleng atau Ngompek

    Kalangan ngeleng atau ngampek adalah tempat pementasan dengan ruang

    pentas yang ukuran panjangnya lebih panjang dari lebar, kalngan ini kebalikan

    dari kalangan ngelanjur. Panggung terbuka Niritya Mandala ISI Denpasar,

    Balai Budaya Gianyar, Stage tertutup Krisnawa (Art Centre), adalah contoh

    tempat pementasan yang di golongkan kedalam jenis kalangan ngeleng atau

    ngompek, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 2.4 berikut.

    Gambar 2.4 Denah Kalangan Ngeleng atau Ngompak

    Sumber : Dibia (2013:99)

    3. Kalangan Merepat

    Klangan marapat merupakan tempat pementasan yang ruang pentasanya

    berbentuk segi empat (panjang dan lebarnya relatife sama). Stage Natya

    Mandala ISI Denpasar, panggung tertutup Balai Budaya Gianyar, dan Stage

    Geoks Singapadu adalah tempat pementasan yang termasuk kedalan golongan

    kalngan marapat, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 2.5 berikut.

    Gambar 2.5 Denah Kalangan Merepat

    Sumber : Dibia (2013:99)

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 17

    Didalm tempat pertunjukan atau pementasan haruslah memperhitungkan

    bagaimana kenayamanan penenton didalam menikmati pertunjukan yang

    disuguhkan serta kelancaran bagi kegiatan yang dilakukan didalamnya, maka dari

    itu diperlukan seting ruang yang dapat mendukung segala aktivitas dan civitas

    didalam ruang pementasan ini adapaun seting ruang tersebut akan dijelasakan

    pada Gambar 2.6 berikut.

    Gambar 2.6 Bangku Penonton dan Denah Ruangan Pertunjukan

    Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :138/139

    Pada gambar 2.6 menjelasakan tentang standar bangku penonton dan

    besaran sirkulasi pada area penonton, denah sendiri menggambarkan sudut

    dimana seting ruang yang baik memberikan kenyamanan bagi penonton didalam

    menikmati pertunjukan seni. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.7 berikut:

    Gambar 2.7 Seting Area Penonton dan Panggung

    Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :138/139

    Panggung

    Area Penonton

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 18

    Untuk sistem penerangan sangat mempengaruhi seting ruang untuk tempat

    pementasan selain itu pencahyaan yang baik memberikan nilai estetika yang

    tinggi bagi pertunjukan yang disuguhkan, pada ruang pertunjukan memerlukan

    konsep penerangan yang khusus, yaitu menggunakan artificial light sistem, untuk

    medapatkan efek cahaya khusus pada ruang pertunjukan. Selain itu juga

    mengunakan sistem pencahayaan base light yaitu penerangan dasar yang

    diarahkan secara tidak langsung ke atas dan juga menggunakan beberapa tipe blok

    – blok lampu yang di gantung shingga penyinaran dapat dimungkinkan dari

    berbagai arah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut.

    Gambar 2.8 Tampilan Pencahayaan Ruang Pertunjukan

    Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :138/139

    2.5.2 Teori Mengenai Museum

    Museum tidak hanya dipakai sebagai tempat untuk mengadakan pameran

    melainkan juga sebagai pusat kebudayaan, ilmu pengetahuan, sejarah, serta

    tempat belajar bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk ruangan museum

    umumnya harus:

    a. Terlindung dari gangguan pencuri, kelembaban, kering dan debu.

    b. Mendapatkan cahaya yang terang, baik secara alami maupun buatan

    sebagai bagian dari ruang museum yang baik.

    Suatu ruang meseum yang baik harus dapat dilihat oleh publik dengan

    nyaman dan tanpa rasa lelah, dengan seting ruang yang baik memberikan kesan

    nyaman terhadap pengunjung sehingga rasa lelah tidak dirasakan setelah

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 19

    berkeliling. Adapun seting ruang tersebuat akan dijelaskan pada Gemabar 2.9

    berikut:

    Gambar 2.9 Seting Ruang Museum

    Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 : 205

    2.5.3 Teori Mengenai Perpustakaan

    Untuk ruang perpustakaan terbagi menjadi 2 macam yaitu ruang untuk

    menaruh koleksi berupa buku atau majalah dan ruang untuk membaca. Dari ruang

    tersebut memerluka seting ruang yaitu dibagian pencahayaan untuk ruang koleksi

    memerlukan 250 – 500 Lx sedangkan utuk ruang baca memerlukan 300 – 850 Lx,

    untuk penghawaan pada ruang koleksi dan ruang baca memerlukan kelembaban

    sekitar 20 – 22oC. untuk ruang koleksi memerlukan rak untuk menaruh buku atau

    majalah koleksi dan pada ruang baca memerlukan kursi dan meja untuk

    ukurannya sendiri akan dijelasakan pada Gambar 2.10 berikut:

    Gambar 2.10 Seting Ruang Perpustakaan

    Sumber : Neufert Arsitek Data Jilid 2 :1/3

    Lampu

    sorot Lampu Down light

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 20

    2.5.4 Tinjauan Mengenai Langgam Arsitektur

    Dalam kaitannya pada penentuan tema dan langgam arsitektur maka perlu

    dialakukan tinjauan teori untuk mendasari terbentuknya tema yang akan

    diterapkan nantinya pada konsep maupun rancangan arsitektur. Adapun tema

    langgam arsitektur yang nantinya akan dipakai adalah langgam arsitektur Neo

    Vernakular. Arsitektur Neo Vernakular tumbuh dari Arsitektur rakyat, yang lahir

    dari masyarakat. Dengan demikian Arsitektur tersebut sejalan dengan paham

    kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki tampilan khas sebagai

    cerminan jati diri yang dapat dikembangkan secara inovatif dan kreatif.

    Arsitektur Neo Vernakular merupakan aliran arsitektur yang memasukkan

    langgam serta ciri khas daerah tertentu yang dikemas kedalam style yang lebih

    baru. Arsitektur Neo Vernakular hanya mengambil langgam atau ornamennya

    saja, tapi tidak mengambil keseluruhan konsepnya.

    (Toffler dalam Wiranto, 2008:15)

    2.6 Studi Banding Fasilitas Sejenis

    Studi banding pada fasilitas sejenis ini berisikan tentang bagaimana

    memahami proyek sejenis untuk dijadikan referensi perancangan dan bisa

    dimodifikasi untuk mendapatkan rancangan yang lebih baik. Adapun beberapa

    objekstudi banding besertakan alasannya sebagai berikut:

    2.6.1 Sanggar Tari Balerung Stage

    Balerung Stage merupakn sebuah sanggar seni yang mendalami bidang

    kesenian tari dan tabuh. Alsan kenapa mengambil sanggar tari dan tabuh pada

    objek studi banding ini karena sanggar merupakan tempat pembelajaran serta

    pendidikan yang mencangkup atau menjurus kesatu bidang didalam ruang lingkup

    kesenian. Adapun penggambran objek akan di jelaskan pada Gambar 2.11 berikut.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 21

    Gambar 2.11 Denah Balerung Stage

    Sumber : observasi 10 oktober 2015

    1. Lokasi

    Sanggar tari Balerung Stage terletak di desa Peliatan yaitu tepatnya di Jl.

    Pekandelan, Peliatan, Ubud Bali sekitar 7 km dari pusat kota Gianyar dan 23

    km dari pusat kota Denpasar.

    2. Sejarah

    Sanggar tari Balerung Stage memiliki sejarah yang unik pada masa

    pembentukannya. Dicikal bakali oleh peraan puri yang sudah mulai

    berkembang tidak hanya sebatas sebagai pusat pemerintahan seni dan budaya

    namun sudah mencangkup berbagi macam aspek didalamnya. Kembali

    kecerita masa lalu yang di kemukakn oleh A. A. Oka Dalem beliau sebagai

    pencetus terbentuknya saggar tari yang diberi nama Balerung Mandara

    Srinetya Waditya pada tahun 1999. A. A. Oka Dalem melihat jelas peranan

    puri yang mulai mengalami pergeseran dari masa kemasa hal ini tentu saja

    menjadi suatu problem atau permasalahan bagi para seniman – seniman

    Stage

    Parkir

    Halaman

    Office

    Toilet R. Gambelan R. Kostum

    R. Tatarias

    Back Stage

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 22

    didalam berkarya, A. A. Oke Dalem sebagai salah satu seniman di Bali yang

    melihat problematika tersebut berani mencetuskan sebuah tempat yang

    memang di kususkan untuk kegiatan seni baik itu seni tari maupun seni tabuh.

    3. Kedudukan

    Sanggar tari Balerung Stage merupakan sebuah sangar kesenian di desa

    Peliatan yang dikususkan untuk melakukan kegiatan seni baik itu seni tari

    mapun seni tabuh. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada sanggar tari

    Balerung Stage berupa pergelaran atau pementasan seni setiap hari jumat

    malam, pelatain tabuh setiap hari sabtu dan tari pada hari minggu.

    4. Tugas dan Fungsi

    Tugas dan fungsi dari dibangunnya sangar tari Balerung Stage ini bertujuan

    untuk menjaga dan melestarikan kesenian kususnya di desa Peliatan, selain itu

    para senimanpun juga lebih leluasa untuk mengekspresikan atau berinovasi

    terhadat karya – karya mereka.

    5. Fasilitas

    Adapun fasilitas – fasilitas didalam sanggar tari Balerung Stage adalah sebagai

    berikut:

    a. Lobby Entrance

    Lobby pada sangar tari ini disifatkan situasional dikarenakan penataan

    dalam pengerjaan sanggar tari Balerung Stage ini masih banyak terdapat

    kendala – kendala baik secara teknis mapun non teknis, adapun kendala –

    kendala yang dihadapi seperti masalah lahan dan biaya pada

    pembangunan, untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.12 berikut.

    Gambar 2.12 Lobby & Entrance

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 23

    b. Office

    Office terletak di lantai 2 di atas tempat pementasan, keterbatasan lahan

    yang hanya 3 are menyebabkan kurangnya lahan untuk membangun kantor

    yang memadai untuk mengelola sebuah sanggar yang baik, dapat dilihat

    pada Gambar 2.13 berikut.

    Gambar 2.13 Office/Kantor

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

    c. Tempat Pementasan dan Pelatian

    Tempat pementasan dan pelatian pada sanggar Balerung Stage di jadikan

    satu dikarenakan faktor yang sama yaitu terbatasnya lahan pembangunan

    sanggar ini. Selaian itu tempat penonton atau audien sifatnya semi, hanya

    pada ada pementasan dan pergelaran seni yang di tampilkan di sanggar ini,

    kursi – kusi penonton di sediakan, dapat dilihat pada Gambar 2.14 berikut.

    Gambar 2.14 Area Stage

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 24

    d. Ruang Tatarias dan kostum

    Ruang tata riahas dan kostum terletak di blakang stage tempat pementasan

    yang hanya sebesar 6 m2, dapat dilihat pada Gambar 2.15 berikut

    Gambar 2.15 Back Stage

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

    e. Gudang penyimpanan kostum

    Runag kostum yang hanya sebesar 8 m2 digunakan untuk menyimpan dan

    menaruh kostum maupun sarana – samara pelengkap pada tari, dapat

    dilihat pada Gambar 2.16 berikut.

    Gambar 2.16 R. Penyimpanan Kostum

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 25

    f. Gudang penyimpanan Instrumen/ Alat musik berupa gambelan dsb.

    Gudang alat musik yang ada di sanggar Balerung Stage ini luasnya sekitar

    8 m2 yang di pakai sebagai tempat menyimpan dan menaruh alat musik

    berupa gambelan dan sarana alat pelengkap lainnya, dapat dilihat pada

    Gambar 2.17 berikut.

    Gambar 2.17 R. Penyimpanan Gambelan

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

    g. Dapur

    Dapur digunakan sebagai sarana penunjang yang melengkapi

    sanggar Balerung Stage, terletak di bawah tempat pementasan yang

    luasnya sekitar 6 m2, dapat dilihat pada Gambar 2.18 berikut.

    Gambar 2.18 Dapur

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 26

    h. Toilet

    Toilet disini difungsikan sebagai sarana servis didalam pengoprasian

    sanggar tari ini di bedakan menjadi 2 jenis toilet untuk pengunjung

    atau wisatawan dan toilet untuk pengelola, dapat dilihat pada

    Gambar 2.19 berikut..

    Gambar 2.19 Toilet

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

    2.6.2 Puri Agung Pelaitan

    Puri Agung Peliatan merupan tempat tinggal dari keluarga kerajaan didaerah

    Peliatan, Ubud, Gianyar. Alsan kenapa Puri Agung Pelitan dipakai sebagai kajian

    studi banding objek sejenis karena area puri dulunya dipakai sebagai pusat

    pemerintahan serta pusat pergelaran seni dan kebudayaan, namun seiring

    perkembangan jaman, pada jaman modern ini fungsi puri tidak lagi sebagai pusat

    pemerintahan tetapai, dipakai sebagai pusat sentral seni dan kebudayaan didaerah

    Gianyar, dapat dilihat pada Gambar 2.20 tampilan dari Puri Agung Pelitan.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 27

    Gambar 2.20 Puri Agung Peliatan

    Sumber : observasi 9 oktober 2015

    1. Lokasi

    Puri Agung Peliatan terletak di desa Peliatan yaitu tepatnya di Jl. Raya

    Peliatan, Ubud, Gianyar-Bali, sekitar 7 km dari pusat kota Gianyar dan 23 km

    dari pusat kota Denpasar.

    2. Sejarah

    Puri Agung Peliatan didirikan pada tahun 1761 oleh Ida Agung Made yaitu

    keturunan ketiga dari kerajaan dalem Sukawati. Kini Puri Agung Peliatan

    sudah mencapai 10 generasi yang pada sekarang Cokorde Gde Putra Nindia

    sebagai pengelingsir di Puri Agung Peliatan.

    3. Kedudukan

    Di daerah Gianyar Puri adalah sentral kegiatan seni dan kebudayaan sebagai

    penarik minat wisatawan yang berkunjung kesana. Kegiatan – kegian yang di

    lakukan di area Puri yang berkaitan dengan kegiatan seni pementasan pada

    hari – hari tertentu contohnya di Puri Agung Peliatan yang mementaskan

    kesenian setiah hari rabu dan sabtu.

    4. Tugas dan Fungsi

    Pada hakikatnya Puri pada jaman kerajaan dulu merupakan pusat atau sentran

    pemerintahan serta pergelaran seni dan kebudayaan. Namun seiring dengan

    perkembangan jaman pusat pemerintahan tidak lagi menggunakan sistem

    kerajaan, dengan kata lain pusat pemerintahan berali menjadi sistem

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 28

    pemerintahan presidensial. Cokorda Gde Nindya menjelasakan bahwa fungsi

    Puri Agung Peliatan sekarang sebagai pusat seni dan kebudayaan.

    5. Bagian – Bagian Pada Puri Agung Peliatan

    Puri Agung Peliatan dibagi menjadi tiga mandala yaitu nista, madya, utama.

    Atau kaki badan dan kepala.

    a. Kaki terdiri dari dua tempat yaitu area semanggen dan encak saji.

    b. Badan dibagi menjadi tiga yaitu 4 natah di barat (Puri Saren Kauh), 4

    natah di tengah (Puri Agung), dan 4 natah di timur (Puri Saren

    Kangin).

    c. Kepala merupakan area suci dibagi menjadi empat yaitu, Jaba sisi, Jaba

    Tengah, Merajan Agung dan Merajan Alit.

    Areal pada daerah pusat pergelaran seni yaitu Encak Saji Puri Agung Peliatan,

    dapat dilihat pada Gambar 2.21 berikut.

    Gambar 2.21 Denah Enjak Saji Puri Agung Peliatan

    Sumber : observasi 11 oktober 2015

    Bale Kembar

    Digunakan

    sebagai bale

    melinggih/rapat

    sekala kecil.

    Pendopo

    Biasanya digunakan

    sebagai tempat

    rapat sekala besar.

    Stage

    Biasanya dipakai

    sebagai tempat

    pementasan atau

    hiburan.

    Bale Kembar

    Digunakan

    sebagai bale

    gong, tempat

    alat music atau

    gambelan.

    Bale Piasan

    Dipakai sebagai

    tempat menyimpan

    sarana hiyasan pada

    area encak saji

    Bale Tegeh

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 29

    Biasanya pementasan seni yang sering digelar pada area encak saji Puri

    Agung Peliatan oleh sekeha gong gunung sari dilakukan pada hari sabtu mulai

    dari jam 7 hingga jam 9 malam, menampilkan beberapa buah tarian yaitu:

    1. Tari Kapiraja

    2. Tari Pendet

    3. Tari Baris

    4. Tari Kebyar Terompong

    5. Tari Legong Lasem

    6. Tari Gembang Suling

    7. Tari Oleg

    8. Tari Barong

    Gambar 2.22 Tiketing Gambar 2.23 Area Penonton

    Sumber : observasi 11 oktober 2015 Sumber : observasi 11 oktober 2015

    Gambar 2.24 Area Stage

    Sumber : observasi 11 oktober 2015

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 30

    Stage Restoran

    Area Cottage

    Gedung Baru

    Lobby

    Area Parkir

    Gedung Lama

    2.6.3 Museum Arma

    Museum Arma merupakan museum seni rupa di Bali yang menyimpan

    berbagai macam lukisan yang berasal dari pelukis – pelikis ternama baik dari

    dalam negri maupun mancanegara, selaian itu museum ini juga menyediakan

    fasilitas seperti pertunjukan seni, cafetarian dan resort. Alasan kenapa museum ini

    dipakai sebagai kajian objek sejenis karena museum merupakan salah satu tempat

    pelestarain, selaian itu fasilitas yang tersedia pada museum arma juga sangat

    lengkap untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.25 berikut.

    Gambar 2.25 Denah Musium Arma

    Sumber : observasi 12 oktober 2015

    1. Lokasi

    Museum Arma terletak didaerah Pengosekan tepatnya di Jl. Bima,

    Pengosekan, Ubud, Gianyar-Bali sekitar 7 km dari pusat kota Gianyar dan

    23 km dari pusat kota Denpasar.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 31

    2. Sejarah

    Museum Arma mulai resmi dioprasikan pada tahun 9 juni 1996 oleh

    mentri pendidikan dan kebudayaan Indonesia yaitu Prof. Dr. Ing.

    Wardiman Djojonugroho.

    3. Jumlah Kunjungan Wisatawan

    Jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Arma dapat dilihat pada Tabel

    2.1 berikut ini:

    2.1 Tabel Data Kunjungan Wisatawan ke Museum Arma

    No Tahun Total Orang

    1 2010 30523

    2 2011 22390

    3 2012 22309

    4 2013 30619

    5 2014 31336

    Sumber: Observasi 12 Oktober 2015

    4. Tugas dan Fungsi

    Tugas dan fung dari museum ini sebanarnya selain sebagai tempat

    pelestarian kesenian juga sebagai destinasi wisata di daerah Ubud,

    dikarenakan banyaknya antusias wisatawan untuk menikmati kesnian serta

    fasilitas – fasilitas pendukung disekitrnya yang menyebabkan tampat ini

    menjadi salah satu tujuan wisatawan yang berkunjung ke Bali.

    5. Fasilitas

    ada pun fasilitas – fasilitas yang ada pada Museum Arma adalah sebagai

    berikut:

    a. Parkir

    Area parkir yang di sediakan oleh pihak museum cukup luas dan

    terletak pada area depan dapat dilihat pada gambar 2.26 berikut.

    Gambar 2.26 Area Parkir

    Sumber : observasi 12 oktober 2015

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 32

    b. Lobby

    Lobby pada museum ini trdapat diarea depan dan terdapat tempat ruang

    informasi, ruang tunggu, ruang baca, ticketing dan toilet.

    Gambar 2.27 Tiketing Gambar 2.28 Perpustakaan

    Sumber : Observasi 12 Oktober 2015 Sumber : Observasi 12 Oktober 2015

    Gambar 2.29 : Area Tunggu Gambar 2.30 : Toilet

    Sumber : Observasi 12 Oktober 2015 Sumber : Observasi 12 Oktober 2015

    c. Museum

    Terdapat dua buah gedung yang difungsikan sebagai tempat

    pemajangan koleksi – koleksi museum, bagunan lama dan bangunan

    baru, dapat dilihat pada Gambar 2.31 dan 2.32 berikut .

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 33

    Gambar 2.31 Gedung Lama Gambar 2.32 Gedung Baru

    Sumber : Observasi 12 Oktober 2015 Sumber : Observasi 12 Oktober 2015

    d. Panggung hiburan

    Selain sebagai museum, tempat ini juga dipakai sebagai tempat

    pergelaran seni berupa seni pertunjukan, panggung petunjukan berada

    pada bagian barat, dapat dilihat pada Gambar 2.33 dan 2.34 berikut.

    Gambar 2.33 Area Pemantasan Gambar 2.34 Bale Gong

    Sumber : Observasi 12 Oktober 2015 Sumber : Observasi 12 Oktober 2015

    e. Restaurant

    Retauran difungsikan sebagai fasilitas penunjang dari museum arma

    untuk memberikan pengunjung kenyamanan didalam menikmati karya

    seni, dapat dilihat pada Gambar 2.35 berikut.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 34

    Gambar 2.35 : Restauran

    Sumber : observasi 12 oktober 2015

    f. Rest Area

    Rest area pada museum ini terdapat di tengah – tengah setalah melalui

    lobby dan sebelum memasuki gedung museum, dapat dilihat pada

    Gambar 2.36 berikut.

    Gambar 2.36 Rest Area

    Sumber : observasi 12 oktober 2015

    2.6.4 Kesimpulan Terhadap Objek Sejenis

    Berdasarkan dari penjelasan diatas mengenai tinjauan objek sejenis dapat

    ditarik kesimpulan dari ketiga objek sejenis yang dipakai sebagai literature yang

    menjelaskan fasilitas yang terdapat dimasing – masing objek tersebut, fungsi yang

    mewadahi, serta aktifitas yang ada pada objek tersebut yang nantinya dapat

    menjadi dasar pertimbangan dan perbandingan dengan fasilitas yang akan

    disediakan pada Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan ini ,

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 35

    adapun perbandingan antara ketiga objek sejenis yang telah di survey dapat dilihat

    pada Tabel 2.2 di bawah ini.

    2.2 Tabel Perbandingan Tinjauan Objek Sejenis

    Perbandingan dan Kesimpulan Pada Studi Banding Objek Sejenis

    NO Kriteria Balerung Satge Puri Agung Peliatan Musium Arma

    1 Klasifikasi Sanggar kesenian

    tari dan tabuh

    Pusat seni dan

    budaya

    Tempat pelestarian

    2 Lokasi Jl. Pekandelan,

    Peliatan, Ubud,

    Gianyar-Bali

    Jl. Raya Peliatan,

    Ubud, Gianyar-Bali

    Jl. Raya Pengosekan,

    Ubud, Gianyar-Bali

    3 Fungsi dan

    Peranan

    Sebagai sanggar,

    tempat pementasan

    dan hiburan

    kesenian, tempat

    pelestarian.

    Tampat tinggal, pusat

    kesenian dan

    kebudayaan.

    Sebagai destinasi

    wisata, museum,

    tampat seni

    pertunjukan, pameran

    dls.

    4 Fasilitas

    Sehubung

    dengan proyek

    1. Tempat Pementasan Indor

    dengan kapasistas

    penonton sekitar

    50 orang luasan

    sekitar 120 m2

    2. Office/ kantor dengan kapasitas 5

    orang dengan luas

    sekitar 8 m2

    3. Ruang tatarias dengan kapasitas

    20 orang dan luas

    sekitar 16 m2

    4. Gudang Penyimpanan

    Kostum dengan

    luasan sekitar 12

    m2

    5. Gudang instrument/alat

    musik dengan

    luasa sekitar 15

    m2

    6. Toilet dibagi menjadi 2, toilet

    pengunjung

    dengan kapasitas 4

    orang dan toilet

    pegawai 2 orang.

    1. Pementasan Outdor dengan

    kapasitas sekitar

    80 orang.

    2. Bale Gong dengan luasan sekitar 16

    m2

    3. Toilet pengunjung

    dengan kapasitas 4

    orang.

    2.1 Parkir dengan kapasitas 5 bus, 25

    mobil dan 50

    motor.

    2.2 Lobby yang ada di area depan

    terdapat beberapa

    ruang di dalamnya

    yaitu runag

    informasi,

    ticketing, runag

    tunggu, ruang

    baca dan toilet.

    yang luasanya

    sekitar 42 m2.

    2.3 Gedung Musium yang terdapat di

    museum Arma di

    bagi menjadi 2

    gedung, gedung

    lama dan gedung

    baru, yang luasnya

    masing – masing

    sekitar 42 m2.

    2.4 Panggung hiburan dengan kapasitas

    50 orang dan

    luasan sekitar 120

    m2.

    2.5 Restauran dengan kapasitas 50 orang

    dan luas 80 m2

    2.6 Rest area dengan luas 120 m2

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 36

    2.2 Tabel Perbandingan Tinjauan Objek Sejenis (Lanjutan)

    2.7 Spesifikasi Umum

    Dalam Spesifikasi umum Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian

    Pelegongan ini disusun berdasarkan teori dan studi banding proyek sejenis yang

    ada di Bali. Membahas tentang definisi, fungsi, tujuan, sistem pengelolaan,

    fasilitas, yang nantinya akan disediakan pada perancangan Pusat Pelestarian dan

    Pengembangan Kesenian Pelegongan ini.

    2.7.1 Definisi

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan adalah suatu

    gagasan diman nantinya akan dibuat sutu tempat atau wadah yang bisa menunjang

    kegiatan seni kususnya seni tari legong yang berbasis edukasi dengan sistem

    pembelajaran dari sejarah, perkembangan tari legong dari masa – kemasa dan

    seperti apa tarian legong dipanggung masa kini, selaian itu ada beberapa fasilitas

    – fasilitas pendukung lainya seperti studio foto, mini museum kusus legong,

    perpustakaan dan tempat pemutaran filem atau video dokumenter tentang legong.

    2.7.2 Fungsi

    Adapun fungsi dari Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian

    Pelegongan ini nantinya sabagai tempat atau wadah bagi kegiatan seni kususnya

    Perbandingan dan Kesimpulan Pada Studi Banding Objek Sejenis

    NO Kriteria Balerung Satge Puri Agung Peliatan Musium Arma

    5 Manajemen

    Pengelola

    Balerung Stage

    dikelola oleh

    seniman lokal yang

    bernama A. A. Oka

    Dalem

    Puri Agung Pelitan

    merupankan tempat

    tingga serta pusat

    kesenian dan

    kebudayaan yang di

    kelola olah

    lingkungan puri yaitu

    Cokorda Gde Putra

    Nindia.

    Museum Arma

    dikelola oleh

    perseorangan yaitu

    oleh A.A. Asrama.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 37

    seni tari legong, sumber informasi bagi kalnagan luas, tempat pelestarian dan

    pengembangan bagi kesenian – kesenian lokal.

    2.7.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian

    Pelegongan yaitu:

    1. Memberi kesempatan kepada seniman untuk menyalurkan aspirasi mereka

    melalui pertunjukan seni hasil karyanya.

    2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan

    penghayatan dan apresiasi dibidang seni pertunjukan.

    3. Memberikan pembelajaran secara edukasi terhadap masyarakat didalam rung

    lingkup pelestarian dan pengembangan seni maupun budaya disekitar kita.

    4. Sebagai usaha pembinaan masyarakat peminat seni pertunjukan baik dari

    kalangan masayarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung untuk

    menimakti seni dan budaya di Bali.

    2.7.4 Sistem Pengelolaan

    Prinsip sistem pengelolaan Pusat Pelestarian dan Pengemembangan

    Kesenian pelegongan merupakan kerjasama dangan pihak pemerintah (dinas

    kebudayaan) kerjasama dengan desa adat, kerjasama dengan beberapa instansi

    terkait dan sarana pendukung lainnya yang nantinya akan bergerak dibidang

    industri pariwisata di Bali.

    2.7.5 Fasilitas dan Persayaratan Fasilitas

    Fasilitas – fasilitas yang terdapat pada Pusat Pelestarian dan

    Pengembangan Kesenian Pelegongan ditentukan berdasarkan:

    1. Literatur

    Pada bagian depan terdapat areal untuk sirkulasi, parkir dan ruang penerimaan

    seperti lobby, pemesanan tiket, toilet dan resh area. Sedangkan pada area

    tengah terdapat, mini museum, studio foto, Dan pada area belakang terdapat

    tempat pementasan.

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 38

    Terdapat fasilitas – fasilitas yang menyediakan ruang pameran, ruang

    penyimpanan kuhusu untuk sarana pertunjukan seperti kostum dan alat – alat

    musik lainnya, ruang tunggu, restoran, perpustakaan, ruang pelatian /

    pendidikan, souvenir shop, ruang hiburan ringan atau permainan kecil.

    2. Studi Banding

    Fasilitas – fasilitas yang terdapat di Balerung Stage dan berkaitan dengan

    proyek/ judul adalah : Tempat pementasan indor, ruang tatarias busana,

    gudang penyimpanan alat dan kostum, kantor/office, area pelatain.

    Fasilitas – fasilitas yang terdapat di Puri Angung Peliatan dan berkaitan

    dengan proyek / judul adalah, tempat pemetasan outdor, ruang tatarias dan

    busana, ruang penyimpanan sarana pengiring tarian (gambelan)

    Fasilitas – fasilitas yang terdapat di Musium Arma dan berkaitan dengan

    proyek/ judul adalah : parkir, lobby, tampat pemesanan tiket, musium,

    tampat pementasan outdor, restoran, perpusatakaan mini.

    Berdasrkan teori dan studi banding tersebut, maka fasilitas – fasilitas utama

    yang akan disediakan pada Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesnian

    Pelegongan ini adalah :

    1. Fasilitas Utama

    Ruang Pertunjukan Outdor

    Ruang Pertunjukan Indor

    Ruang Pelatian (sanggar)

    Musium

    Perpustakaan

    2. Fasilitas Pendukung

    Lobby

    Tiketing

    Restauran

    ATM Center

    Souvenir shop

    Ruang penyimpanan

  • Tugas Akhir

    Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar 39

    Tempat suci

    Kamar mandi/WC

    Tempat parkir

    Rest Area

    3. Fasilitas Servis

    Ruang MEP

    Ruang Alat Kebersihan

    Post Kemanan

    Gudang

    Loading dock

    Bab II2.1 Pemahaman Tentang Pelestarian dan Pengembangan2.1.1 Pemahaman Pelestarian2.1.2 Pemahaman Pengembangan

    2.2 Pemahaman Seni Tari2.2.1 Peranan dan Fungsi Tari

    2.3 Pemahaman Seni Tari Legong2.3.1 Asal Mula Tari Legong2.3.2 Tema dan Jenis – Jenis Cerita Pada Tari Legong

    2.4 Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan2.5 Teori Bangunan yang Berkaitan Dengan Pelestarian & Pengembangan 2.5.1 Teori Mengenai Tempat Pementasan (Kalangan)2.5.2 Teori Mengenai Museum 2.5.3 Teori Mengenai Perpustakaan2.5.4 Tinjauan Mengenai Langgam Arsitektur

    2.6 Studi Banding Fasilitas Sejenis 2.6.1 Sanggar Tari Balerung Stage 2.6.2 Puri Agung Pelaitan2.6.3 Museum Arma 2.6.4 Kesimpulan Terhadap Objek Sejenis

    2.7 Spesifikasi Umum2.7.1 Definisi 2.7.2 Fungsi 2.7.3 Tujuan2.7.4 Sistem Pengelolaan 2.7.5 Fasilitas dan Persayaratan Fasilitas