BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI...

23
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 1. Pengertian media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’ atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara bahan belajar dan alat belajar (Arsyad, 2007). Gearlach & Ely (dalam Arsyad, 2007) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat- alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Heinch, dan kawan-kawan (dalam Arsyad, 2007) mengemukakan istilah mesdium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

1. Pengertian media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti ‘tengah’,’perantara’ atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan

proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran

disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari

sumber belajar yang merupakan kombinasi antara bahan belajar dan alat

belajar (Arsyad, 2007).

Gearlach & Ely (dalam Arsyad, 2007) mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian

media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Heinch, dan kawan-kawan (dalam Arsyad, 2007) mengemukakan

istilah mesdium sebagai perantara yang mengantar informasi antara

sumber dan penerima. Jadi televisi, film, radio, rekaman audio, gambar

yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

10

komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi

yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Gagne‟ dan Briggs (dalam Arsyad, 2007) secara implisit

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara

lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide

(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, telefisi, dan computer.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau

wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan

dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada

umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007) mengemukakan tiga ciri

media, yaitu :

a. Ciri fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembai

dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket

computer, dan film.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

11

b. Ciri manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena

media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu

berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga

menit dengan teknik pengambilan gambar.

c. Ciri distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Sudjana & Rifai (dalam Arsyad, 2007) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai

dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

12

seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

Dalam pemilihan media ada beberapa kriteria yang perlu

diperhatikan, antara lain :

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah

ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau

gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus

dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal,

melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian

prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang

melibatkan pemahaman konse-konsep atau hubungan-hubungan

perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran

pada tingkat lebih tinggi.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran

Dapat mendukung pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran

secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan

tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.

c. Praktis, luwes, dan bertahan

Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya

untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

13

memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah

jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun untuk

memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat

sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan

dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di

sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan mudah dibawa ke mana-

mana.

d. Guru terampil menggunakannya

Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu,

guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.

Nilai dan manfaat media sangat ditentukan oleh guru yang

menggunakannya.

e. Pengelompokan sasaran

Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama

efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada

media yang tepat digunakan untuk jenis kelompok besar, kelompok

sedang, kelompok kecil, dan perorangan.

f. Mutu teknis

Kualitas media harus dipertimbangkan, jika media mudah

rusak, kurang jelas atau terganggu, tidak menarik, kurang bias

dipahami. Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk

menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita

paksakan penggunaannya. Perlu diingat bahwa jika program media

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

14

itu hanya menjanjikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh

guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi digunakan.

2. Alat Peraga

Menurut Kusumasari (2007) alat peraga yaitu alat bantu atau

pelengkap yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa.

Alat peraga dapat berupa benda atau perilaku. Alat peraga mempunyai

beberapa peranan penting dalam proses belajar mengajar, yaitu :

a. Alat peraga membuat pendidikan lebih sesuai, dimana para siswa

belajar dengan banyak kemungkinan dan banyak sumber sehingga

belajar lebih menyenangkan bagi masing-masing siswa.

b. Alat peraga memungkinkan belajar siswa lebih cepat antara yang ada

di dalam kelas dengan yang di luar kelas. Alat peraga menjadi

jembatan antara keduanya. Sehingga pada siswa mendapat

pengalaman yang baik.

c. Alat peraga memungkinkan belajar siswa lebih merata. Dengan alat

peraga memungkinkan perhatian anak akan meningkat dan mengarah

kepada yang sedang diperagakan.

Dengan alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis,

dan teratur. Agar fungsi atau manfaat alat peraga terpenuhi sesuai dengan

yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa persyaratan yang

harus dimiliki oleh alat peraga, terutama apabila kita akan membuat dan

mempergunakan alat peraga tersebut dalam pembelajaran.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

15

Menurut Russefendi (dalam Sukayati, 2009), beberapa

persyaratan yang harus dimiliki alat peraga diantaranya :

a. Tahan lama

b. Bentuk dan warnanya menarik

c. Sederhana dan mudah dikelola

d. Ukuran sesuai dengan ukuran fisik anak

e. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real,

gambar, diagram

f. Sesuai dengan konsep matematika

g. Dapat memperjelas konsep matematika

h. Peragaan menjadi dasar tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi

siswa

i. Jika kita mengharapkan siswa berpikir aktif, alat peraga itu

dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan,

dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil susunannya)

j. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak).

Kelebihan alat peraga antara lain :

a. Meletakkan dasar-dasar konkrit untuk mengajar, mengurangi

verbalisme

b. Memperbesar perhatian siswa dan gairah belajar siswa

c. Membuat pelajaran menjadi menetap, tidak mudah lupa

d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

16

e. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa

3. Origami

Para sejarawan pada umumnya mengatakan origami berasal dari

negeri asal kertas, yakni Cina. Namun perkembangan origami sampai

menjadi bentuk seni seperti saat ini memang berawal di Jepang. Origami

merupakan seni melipat kertas. Kata origami bersal dari bahasa Jepang,

yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat dan kami yang berarti

kertas. Ketika kedua kata digabungkan dan ada perubahan sedikit namun

tidak merubah artinya yaitu dari kata kami menjadi gami, sehingga yang

terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas.

Saat ini istilah origami telah dikenal dan digunakan diseluruh penjuru

dunia untuk menyebut seni melipat kertas. Menurut M. Amanuma dalam

Ismayanti (2005), origami adalah seni melipat kertas menjadi beberapa

bentuk. Semula origami dipraktekkan oleh kaum bangsawan dan

agamawan di Jepang untuk membuat hiasan dekorasi bagi upacara

tradisional dan keagamaan.

Dalam perkembangannya origami telah menjadi begitu indentik

dengan budaya Jepang yang diwariskan secara turun-temurun dari masa

ke masa. Origami terutama berkembang dengan menggunakan kertas asli

Jepang yang disebut sebagai washi. Saat ini origami menjadi suatu yang

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

17

tak terpisahkan dari budaya Jepang, Terutama dalam upacara adat

keagamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang.

Dalam tradisi Shinto, kertas segi empat dipotong dan dilipat

menjadi lambang simbolik Dewa dan digantung di Kota Jingu (Kuil

Agung Imperial) Ise sebagai sembahan. Pada upacara kerkawinan Shinto,

kertas berbentuk burung bangau jantan (on-cho) dan burung bangau

betina (me-cho), membuat botol sake (arak sebagai lembang pengantin

pria dan wanita). Selai itu origami juga digunakan untuk upacara

keagamaan yang lain.

Menurut Titor (2010) pada zaman Meiji (1868-1912) origami

digunakan sebagai alat mengajar di Taman Kanak-kanak dan Sekolah

Dasar. Hal tersebut berkat pengaruh dari ahli pendidikan Friedrich

August Frobel (1782-1852). Beliau adalah seorang pendidik Jerman pada

abad ke-19. Beliau menggunakan origami tradisional Eropa untuk

menghasilkan bentuk geometrik. Kemudian, konsep ini dipakai secara

meluas di Taman Kanak-kanak Jepang.

Seiring berkembangnya zaman, muncullah origami modern yang

dipelopori oleh Akira Yoshizawa dari jepang pada tahun 1950‟an. Akira

mempelopori origami modern dengan mengambil berbagi model realistik

dari binatang, benda atau bentuk-bentuk dekoratif. Model origami ini

sama sekali berbeda dengan origami tradisional Jepang yang telah

dikenal sebelumnya.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

18

Selain mempelopori berbagai model baru, akira juga memberi

sumbangan besar bagi perkembangan origami dengan memperkenalkan

teknik lipatan basah dan diagram “Yoshizawa-Rendelett”. Lipatan basah

merupakan teknik baru dalam melipat kertas dengan cara membasahi

kertas lebih dulu agar lentur sehingga mudah dibentuk. Sedangkan

diagram “Yoshizawa-Rendelett” memudahkan kalangan penggemar

origami diseluruh dunia dalam memahami instruksi cara pembuatan

origami, hingga sekrang telah diterima dan digunakan diseluruh dunia

sebagai diagram baku dalam penulisan instruksi cara pembuatan model

origami.

Untuk model atau bentuk tradisional, model yang digunakan

sangat melekat dan terkenal bagi masyarakat Jepang adalah:

a. Tsuru

Tsuru atau burung bangau memiliki sifat yang kuat, manis,

cantik dan mempunyai suara istimewa sehingga orang Jepang sangat

menghargai arti pentingnya burung bangau ini. Oleh karena itu,

bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk paling

tradisional dan paling indah dan berkembang menjadi subjek favorit

dari origami.

b. Katasiro

Bentuk katasiro ini telah dipergunakan dalam upacara-

upacara Shinto di kuil Ise. Katasiro adalah representasi simbolik

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

19

seorang dewa yang terbuat dari guntingan kertas khusus yang disebut

jingo yoshi (kertas kuil).

Dengan berkembangnnya origami ke seluruh dunia, maka

berbagai sumbangan ide dan gagasan tentang origami telah melahirkan

berbagai gaya origami modern. Berbagai jenis bahan baik kertas atau

material lembaran dipergunakan, dan origami modern tidak sekedar

melipat tetapi juga melibatkan teknik menggunting, melem dan menjepit

kertas.

Jenis-jenis origami modern yang ada sekarang antara lain :

a. Origami pureland

Gaya pureland dikembangkan oleh John Smith dengan tujuan

memudahkan para pemula dalam membuat suatu model origami.

Pada origami, gaya pureland terdapat persyaratan unik bahwa dalam

setiap langkah hanya diperbolehkan sekali melipat, maka lipatan

yang digunakan hanya lipatan gunung dan lipatan lembah.

b. Origami modular

Pada origami modular, dari setiap selembar kertas dibentuk

menjadi sebuah modul. Seluruh modul selanjutnya disatukan dengan

cara dilem atau dijepit menjadi satu bentuk tertentu seperti binatang,

bangunan atau bunga (“kusudama”).

c. Origami teknis

Berbeda dengan gaya origami lainnya, yang banyak

didasarkan pada cara coba-coba melipat agar menghasilkan suatu

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

20

bentuk tertentu, pembuatan origami teknis (origami sekkei) diawali

dengan mengkaji secara matematis bentuk-bentuk bidang yang

diperlukan dari model yang akan dibuat lalu membuat pola dari jejak

lipatan yang harus dibuat pada kertas.

Dari berbagai jenis origami modern yang telah dijelaskan di

atas, peneliti menggunakan jenis origami modular dalam pembuatan

media alat peraga origami. Jenis origami modular digunakan

dikarenakan dalam pembuatan alat peraga bangun ruang sisi datar

khususnya limas dan prisma tegak diperlukan beberapa tahapan

seperti melipat kertas sampai penyusunan dan penggabungan. Dari

bentuk awal yang dihasilkan berupa bidang datar sampai dalam

tahap selanjutnya yaitu penggabungan sehingga terbentuklah bangun

ruang. Sehingga disebutlah alat peraga origami. Karena dalam

pembuatan alat peraga berupa bangun ruang sisi datar ini

menggunakan teknik origami.

4. Jobsheet

Jobsheet adalah lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang harus dikerjakan oleh siswa pada waktu praktek. Pertanyaan dapat

diambil dari materi yang akan dipelajari dan juga dapat mengaitkan

pertanyaan dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa

tidak hanya mengetahui materi tetapi juga kegunaannya dalam kehidupan

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

21

sehari-hari. Judul dari jobsheet dapat berbeda-beda tergantung apa yang

dipraktekkan.

Fungsi lembar kerja (jobsheet) sesuai pedoman pelaksanaan

praktek di laboratorium, dan lembar kerja dilengkapi dengan lembar

evaluasi hasil kerja siswa. Supriyadi dkk (1997) menyatakan fungsi

lembar kerja sebagai berikut :

a. Pedoman bagi guru mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses

pembelajaran.

b. Pedoman bagi siswa dalam proses pembelajaran praktik

c. Sebagai alat evalusai pencapaian atau penguasaan hasi latihan

Di dalam pembuatan jobsheet ditulis dalam bahasa bahasa baku,

jelas, sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami oleh siswa.

Menggunakan notasi-notasi atau istilah-istilah yang banyak digunakan di

lingkungan sekolah. Untuk lebih memudahkan dalam memahami

jobsheet dilengkapi dengan ilustrasi gambar, secara fisual memberi

gambaran tentang substansi yang dipraktekkan.

B. Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian

Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu

konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan

situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara

pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Departement of Education

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

22

the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard dalam

Trianto : 2010).

Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan

siswa-siswa TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas,

dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam

berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat

memecahkan masalah-masalh dunia nyata atau masalah-masalah yang

disimulasikana (University of Washington dalam Trianto : 2010).

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dalam situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran kontekstual, yakni: kontruktivisme, bertanya, inkuiri,

masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian autentik.

Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat

disimpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Kurikulum dan instruksi yang berdasarkan strategi pembelajaran

kontekstual haruslah dirancang untuk merangsang lima bentuk dasar dari

membelajaran, yaitu :

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

23

a. Menghubungkan ( Relatinng)

Belajar dalam suatu konteks sebuah pengalaman hidup yang nyata

atau awal sebelum pengetahuan awal itu diperoleh siswa. Guru

menggunakan relating ketika mereka mencoba menghubungkan

konsep baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh siswa.

b. Mencoba (Experiencing)

Pada experiencing mungkin saja mereka tidak mempunyai

pengalaman langsung berkenaan dengan konsep tersebut. Akan

tetapi, pada bagian ini guru harus dapat memberikan kegiatan yang

hands-on kepada siswa sehingga dari kegiatan yang dilakukan siswa

tersebut siswa dapat membangun pengetahuannya.

c. Mengaplikasi (Applying)

Strategi applying sebagai belajar dengan menerapkan konsep-

konsep. Kenyataannya siswa mengaplikasikan konsep-konsep ketika

mereka berhubungan dengan aktivitas penyelesaian masalah yang

hands-on dan proyek-proyek. Guru juga dapat memotivasi suatu

kebutuhan untuk memahami skonsep dengan memberikan latihan

yang realistis dan relevan.

d. Bekerjasama (Cooperative)

Bekerja sama-belajar dalam konteks saling berbagi, merespons, dan

berkomunikasi dengan pelajar lainnya adalah strategi instruksional

yang utama dalam pengajaran kontekstual. Pengalaman dalam

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

24

bekerja sama tidak hanya menolong untuk mempelajari suatu bahan

pelajaran, hal ini juga secara konsisten berkaitan dengan

penitikberatan pada kehidupan nyata dalam pengaaran kontekstual.

e. Proses transfer ilmu (Trasfering)

Trasfering adalah strategi mengajar yang kita definisikan sebagai

menggunakan pengetahuan dalam sebuah konteks baru atau situasi

baru suatu hal yang belum teratasi/diselesaikan dalam kelas.

3. Komponen-Komponen Utama Dalam Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu

konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, dan penilaian sebenarnya. Sebuah kelas dikatakan menggunakan

pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam

pembelajarannya.

1) Kontruktivisme

Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk

CTL adalah teori pembelajaran kontruktivisme. Pendekatan ini pada

dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada

teacher centered. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas

menjadi proses „mengkonstruksi‟ bukan „menerima‟ pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.

Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

25

2) Inkuiri

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,

tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah

b. Mengamati atau melakukan observasi

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,

laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.

d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,

teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain.

3) Bertanya

Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis

kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai

kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai

kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan

bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis

inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah

diketahui, dan mengarahkan aspek pada apa yang belum diketahuinya.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

26

4) Masyarakat belajar

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil

belajar yang diperoleh dari hasil sharing antar teman, antara

kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruangan ini,

di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana,

semua adalah anggota masyarakat belajar. Masyarakat belajar bisa

terjadi apabila pada proses komunikasi dua arah. Seorang guru yang

mengajari siswanya bukan contoh masyarakat belajar karena

komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari

guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru

yang datang dari arah siswa.

5) Pemodelan

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan

tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya. Dalam

pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan

dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

6) Refleksi

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita

lakukan di masa yang lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru

dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang

merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

27

Kunci dari semua itu adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di

benak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana

merasakan ide-ide baru.

7) Penilaian autentik

Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai

data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

Penilaian autentik ini dilakukan di akhir periode pembelajaran seperti

pada kegiatan evaluasi hasil belajar, tetapi dilakukan bersama-sama

tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

4. Pokok Bahasan Prisma dan Limas Tegak

Pokok bahasan prisma dan limas sisi tegak diberikan kepada siswa

SMP/MTs kelas VIII semester 2. Adapun indikator pokok bahasan prisma

dan limas sisi tegak meliputi :

a. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas. (rusuk, titik sudut,

bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruag, bidang diagonal).

b. Jarring-jaring prisma dan limas

c. Menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas

d. Menghitung luas permukaan prisma dan limas

e. Menentukan rumus volume prisma dan limas

f. Menghitung volume prisma dan limas.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

28

5. Model Pengembangan Perangkat Pengembangan 4-D

Pengembangan sistem pembelajaran merupakan proses sistemasi dan

logis untuk mempelajari masalah-masalah pengajaran, agar mendapat

pemecahan yang teruji validitasnya, dan praktis dapat dilaksanakan. Pada

pengembangan media (alat peraga origami modular dan jobsheet), digunakan

model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan. Menurut

Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (dalam Trianto, 2010), model

pengembangan perangkat pembelajaran terdiri dari 4 tahap yang dikenal

sebagai 4-D yaitu tahap pendefinisian (Define), perencanaan (Design),

pengembangan (Develop), dan pendesiminasian (Disseminate) seperti

diagram berikut.

Diagram 3.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D

Thiagarajan (Trianto, 2010)

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

29

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan

syarat-syarat pembelajaran. Ada 4 langkah pokok dalam tahap ini, yaitu :

a. Analisis awal akhir

Kegiatan dalam analisis awal akhir adalah menentukan masalah

dasar yang diperlukan dalam pengembangan materi pelajaran.

b. Analisis siswa

Analisis siwa ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan,

dan pengalaman siswa baik secara individu dan maupun kelompok

yang meliputi karakteristik-karakteristik antara lain : kemempuan

akademik, usia dan tingkat kedewasaan, serta kemampuan

komunikasi terhadap pelajaran.

c. Analisis konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep

utama yang akan diajarkan, menyusun secara sistematis, dan merinci

konsep-konsep yang relevan, sehingga membentuk peta konsep.

d. Analisis tugas

Bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan akademis utama

yang akan dikembangkan dalam model pembelajaran.

e. Perumusan tujuan pembelajaran

Bertujuan untuk mengkonversi tujuan dari analisis tugas dan analisis

konsep menjadi tujuan-tujuan pembelajaran khusus, yang dinyatakan

dengan tingkah laku.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

30

2. Tahap Perencanaan (Design)

Pada tahap ini dilakukan perencanaan perangkat pembelajaran.

Pada tahap ini dilakukan :

a. Penyusunan tes

Menyusu tes sesuai dengan analisis konsep dan perumusan tujuan

pembelajaran.

b. Penilaian media yang sesuai dengan tujuan

Penilaian media yang sesuai dengan materi yang akan digambarkan

dalam media.

c. Pemilihan format

Pemilihan format dapat dilakukan dengan mengkaji format-format

media pembelajaran yang sudah ada.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan

perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para

pakar. Tahap ini biasanya meliputi :

a. Telaah perangkat oleh pakar yang berkompeten diikuti dengan

analisis hasil telaah media dan revisi.

b. Validasi oleh guru dan uji coba terbatas dengan siswa yang

sesungguhnya.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami ...repository.ump.ac.id/5437/3/BAB II_DIAN ARI ANGGRAENI_MATEMATIKA_12... · bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk

31

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan pada yang lebih luas. Tujuan tahap ini juga untuk menguji

efektifitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan belajar mengajar.

Model 4-D merupakan model pengembangan peragkat

pembelajaran yang secara detail menjelaskan langkah-langkah

operasional pengembangan perangkat, model ini lebih rinci dan lebih

sistematik. Penelitian ini menggunakan model 4-D yang diadaptasi dan

disesuaikan dengan rancangan peneliti. Sebab setiap tahap lebih

sistematis dan cocok untuk mengembangkan perangkat pembelajaran.

Pengembangan Media…, Dian Ari Anggraeni, FKIP UMP, 2012