Tugas Ahp Expert Choice

49
I. PENDAHULUAN Lebaran adalah hari yang paling di tunggu oleh umat muslim di dunia tanpa terkecuali Indonesia, namun lebaran bersama siapa itu yang paling penting. Lebaran bersama keluarga adalah yang paling penting dan sebaiknya lebaran bersama keluarga selain di isi dengan silaturahmi kepada sanak keluarga, harus juga di isi dengan kegiatan seperti liburan seru ke tempat wisata. Ini penting mengingat libur lebaran adalah waktu ketika seluruh anggota keluarga mengambil cuti dari aktivitas rutin kantor maupun sekolah. Mengingat lebaran sudah semakin dekat, tanggal-tanggal mudik kerumah orang tua sudah ditetapkan, begitu juga dengan jadwal silaturahmi dan berwisata, maka sebagaimana biasa masing-masing keluarga akan memilih alternative tempat wisata. Dengan begitu beragam pilihan wisata yang ada di Lampung, variasi umur anggota keluarga, keinginan untuk tetap beribadah, dan jumlah THR sebagai modal mudik lebaran, maka kami tertarik untuk mengambil kasus ini sebagai tugas AHP.Adapun software AHP yang kami gunakan adalah Expert Choice 2000. II. METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) 1

Transcript of Tugas Ahp Expert Choice

Page 1: Tugas Ahp Expert Choice

I. PENDAHULUAN

Lebaran adalah hari yang paling di tunggu oleh umat muslim di dunia tanpa

terkecuali Indonesia, namun lebaran bersama siapa itu yang paling penting. Lebaran

bersama keluarga adalah yang paling penting dan sebaiknya lebaran bersama

keluarga selain di isi dengan silaturahmi kepada sanak keluarga, harus juga di isi

dengan kegiatan seperti  liburan seru ke tempat wisata. Ini penting mengingat libur

lebaran adalah waktu ketika seluruh anggota keluarga mengambil cuti dari aktivitas

rutin kantor maupun sekolah.

Mengingat lebaran sudah semakin dekat, tanggal-tanggal mudik kerumah orang tua

sudah ditetapkan, begitu juga dengan jadwal silaturahmi dan berwisata, maka

sebagaimana biasa masing-masing keluarga akan memilih alternative tempat wisata.

Dengan begitu beragam pilihan wisata yang ada di Lampung, variasi umur anggota

keluarga, keinginan untuk tetap beribadah, dan jumlah THR sebagai modal mudik

lebaran, maka kami tertarik untuk mengambil kasus ini sebagai tugas AHP.Adapun

software AHP yang kami gunakan adalah Expert Choice 2000.

II. METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode

ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan

yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan

keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya,

menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik

pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis

berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki

prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan

menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan

menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode

1

Page 2: Tugas Ahp Expert Choice

ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada

berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi

hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang

dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993).

1. Menyusun Hirarki

Menurut Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu

prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas

(Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency).

Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk

mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponenkomponen yang mendukung

pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu

diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan

tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap

masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

a. Lengkap

Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang

digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.

b. Operasional

Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi

pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif

yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk

berkomunikasi.

c. Tidak berlebihan

Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang

sama.

2

Page 3: Tugas Ahp Expert Choice

d. Minimum

Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah

pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis.

 

2. Decomposition

Setelah persoalan didefinisikan maka perlu dilakukan decomposition, yaitu memecah

persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang

akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sehingga didapatkan

beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka proses analisis ini

dinamai hirarki (Hierarchy). Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman

yang pasti berapa banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil

keputusan-lah yang menentukan dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian

yang diperoleh jika keadaan tersebut diperinci lebih lanjut. Ada dua jenis hirarki,

yaitu hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen

pada semua tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika

tidak demikian maka dinamakan hirarki tidak lengkap.

 

3. Comparatif Judgement

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada

suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini

merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-

elemen. Hasil dari penilaian ini akan

ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison.

Dalam melakukan penialaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat

tahapan-tahapan, yakni:

a. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

b. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

3

Page 4: Tugas Ahp Expert Choice

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu

dipahami tujuan yang diambil secara umum. Dalam penyusunan skala kepentingan,

Saat menggunakan patokan pada tabel berikut.

Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya

jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama

dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua

elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen

yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan

diperoleh matriks pairwise comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang

diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal

dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan 1.

 

4

Page 5: Tugas Ahp Expert Choice

4. Synthesis of Priority

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya untuk

mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise comparison terdapat

pada setiaptingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis

antara local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui

prosedur sintesis dinamakan priority setting.

 

5. Logical Consistency

Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat

dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah

menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria

tertentu.

 

Penggunaan Metode AHP

AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai masalah diantaranya untuk

mengalokasikan sumber daya, analisis keputusan manfaat atau biaya, menentukan

peringkat beberapa alternatif, melaksanakan perencanaan ke masa depan yang

diproyeksikan dan menetapkan prioritas pengembangan suatu unit usaha dan

permasalahan kompleks lainnya. Secara umum, langkah-langkah dasar dari AHP

dapat diringkas dalam penjelasan berikut ini:

1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk

memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini

dilakukan pengembangan alternatif.

2. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan yang kompleks

dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.

5

Page 6: Tugas Ahp Expert Choice

3. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini

menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan

bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini

adalah menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk

matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.

C merupakan kriteria dan memiliki n dibawahnya, yaitu A1 sampai dengan An.

Nilai perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj dinyatakan dalam aij yang

menyatakan hubungan seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan

dengan Aj. Bila nilai aij diketahui, maka secara teoritis nilai aji adalah 1/aij,

sedangkan dalam situasi i=j adalah mutlak 1. Nilai numerik yang dikenakan untuk

perbandingan diatas diperoleh dari skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty pada

tabel diatas. Untuk menyusun suatu matriks yang akan diolah datanya, langkah

pertama yang dilakukan adalah menyatukan pendapat para responden melalui rata-

rata geometrik yang secara sistematis ditulis sebagai berikut:

Aij = (Z1,Z2,Z3,…,Zn)1/n

Dimana aij menyatakan nilai rata-rata geometrik, Z1 menyatakan nilai

perbandingan antar kriteria untuk responden ke 1, dan n menyatakan jumlah

partisipan. Pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh nilai bobot kriteria

adalah dengan langkah-langkah berikut:

a. Menyusun matriks perbandingan

6

Page 7: Tugas Ahp Expert Choice

b. Matriks perbandingan hasil normalisasi

4. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang

didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per

matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan

prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih

berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan

bobot elemen, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi

matriks. Untuk melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan table Random Index

(RI) yang nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan dalam

pengujian konsistensi matriks perbandingan adalah:

a. Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal matriks & membagi

jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal matriks dengan bobot untuk

mendapatkan nilai eigen.

b. Mencari nilai matriks

7

Page 8: Tugas Ahp Expert Choice

Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai eigen yang didapatkan dari

perhitungan sebelumnya.

c. Mencari nilai Consistency Index (CI)

d. Mencari nilai Consistency Ratio (CR)

Suatu matriks perbandingan disebut konsisten jika nilai CR < 0,10.

5. Melakukan pengujian konsistensi hirarki. Pengujian ini bertujuan untuk menguji

kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki.

Total CI dari suatu hirarki diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI

dengan prioritas elemen yang berkaitan dengan faktorfaktor yang diperbandingkan,

dan kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya. Dasar dalam membagi konsistensi

dari suatu level matriks hirarki adalah mengetahui konsistensi indeks (CI) dan

vektor eigen dari suatu matriks perbandingan berpasangan pada tingkat hirarki

tertentu.

dimana,

CR Hij = Rasio konsistensi hirarki dari matriks perbandingan berpasangan matriks i

hirarki pada tingkat j yang dikatakan konsistensi jika nilainya <10%.

CI Hij = Indeks konsistensi hirarki dari matriks perbandingan i pada tingkat j.

RI Hij = Indeks random hirarki dari matriks perbandingan berpasangan i pada

hirarki tingkat j.

8

Page 9: Tugas Ahp Expert Choice

CIi,j = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki

tingkat j.

EVi,j = Vektor eigen dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j

yang berupa vektor garis.

CIi,j + 1 = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan yang

dibawahi matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom.

RIi,j = Indeks random dari matriks perbandingan berpasangan i hirarki pada tingkat

j.

RIi,j + 1 = Indeks rasio dari orde matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi

matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom.

Sumber : Banu Kastowo, 2008, Penentuan Bobot Pada Metode Seleksi Calon Perawat Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (Ahp), It Telkom, http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3aindustri&id=252%3aahp&option=com_content&itemid=15

III. PEMODELAN PEMBAHASAN

Berikut adalah model AHP yang kami pilih berdasarkan latar belakang masalah.

Model ini dibuat menggunakan metode AHP dengan tahapan metode sesuai teori

diatas.

1. HIERARKI DAN DEKOMPOSISI

1. Tujuan Model : Memilih Tempat Wisata Libur Lebaran

2. Alternatif Tempat Wisata : Lembah Hijau, Pasir Putih, Tabek, Duta Wisata,

Pantai Mutun

3. Kriteria Yang Menjadi Pertimbangan :

1. Jarak dari RajabasaKarna kami tinggal di Rajabasa, maka jarak dari Rajabasa menjadi salah satu kriteria yang diperhitungkan di dalam model.

9

Page 10: Tugas Ahp Expert Choice

2. Harga TiketHarga Tiket juga menjadi criteria yang perlu dipertimbangkan karena libur keluarga biasanya diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Kakek, nenek, orangtua, cucu-cucu, cicit kadangkala sepupu-sepupu ikut dalam rombongan. Tidak sedikit bahkan yang menggunakan lebih dari 1 kendaraan roda empat atau roda dua. Ketika begitu banyak tiket yang diperlukan, maka harga tiket menjadi pertimbangan utama.a. Kendaraan

Roda Empat Roda Dua

b. Orang

3. FasilitasAnggota keluarga dengan usia yang bervariasi memiliki kebutuhan yang bervariasi juga. Kebutuhan ini mensyaratkan fasilitas yang ada di tempat wisata. a. Kolam Renang

Anak-anak sangat menyukai bermain air, baik di kolam renang maupun di pantai.

b. Sarana OutbondRemaja suka memicu adrenalin dengan sarana outbond.

c. RestoranMeskipun membawa makanan dari rumah, tapi restoran tetap penting mengingat setelah makan, kakek butuh minum kopi atau anggota yang lain butuh cemilan diantara waktu makan.

d. MushollaMushola mutlak dibutuhkan karna dalam satu kali wisata, pasti berbarengan dan satu atau dua waktu sholat. Musholla yang bersih dan mudah dijangkau menjadi syarat utama tempat wisata.

e. ParkirParkir yang aman, luas dan dekat dari tempat berhenti yang dipilih juga menjadi pertimbangan.

f. Toilet BersihToilet bersih juga merupakan syarat utama

4. Lingkungan Bersih dari PencemarLingkungan yang bersih, mutlak diperlukan. Pantai yang bebas bakteri E-coli, bebas dari sampah, kolam renang yang baru dikuras tentu menjadi pertimbangan juga dalam memilih tempat wisata. Mengingat libur lebaran merupakan waktu berkumpul dengan seabrek kegiatan yang menguras energi, menurunkan imunitas tubuh, maka lingkungan wisata yang tidak bersih sangat rentan bagi anggota keluarga, terutama anak-anak.

10

Page 11: Tugas Ahp Expert Choice

5. Aman Bagi Anak-anakAnak-anak sangat susah dikendalikan dan diawasi. Apalagi di tempat wisata yang ramai. Kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Oleh karenanya, harus dipilih tempat wisata yang relatif aman bagi anak-anak. a. Banyak Petugas S.O.S

Jika di pantai, harus ada “baywatch” atau kolam renang harus ada penjaga kolam yang siaga kapanpun pertolongan dibutuhkan.

b. P3KPeralatan standar P3K yang dimiliki oleh managemen tempat wisata juga menjadi syarat. Bila perlu, jarak tempuh dari rumah sakit terdekat perlu dipertimbangkan.

6. Pemandangan IndahPemandangan indah menjadi kriteria tempat wisata. Baik pendangan laut ataupun rumput hijau.

Dengan memasukkan kriteria tempat wisata dan alternative tempat yang banyak

dikunjungi di Lampung diatas kedalam software expert choice 2000, didapatlah

model dekomposisi sebagai berikut :

Sedangkan Hierarki yang didapat adalah seperti gambar berikut :

11

Page 12: Tugas Ahp Expert Choice

2. ASSESMENT dan COMPARATIVE JUDGEMENT

Asessment dilakukan dengan memasukkan nilai perbandingan masing-masing criteria

pada kolom-kolom di bawah ini. Penilaian ini bersifat subjektif, hanya pendapat

kami berdua, dan bukan dihasilkan dari pooling, kuisioner ataupun wawancara.

12

Page 13: Tugas Ahp Expert Choice

Dengan membandingkan mana yang lebih penting antara criteria yang satu dengan

lainnya, kami memasukkan nilai-nilai seperti pada gambar dibawah ini.

Untuk skala 1-9, (1=Equal=kedua criteria yang dibandingkan menurut kami sama

nilainya, 2=Moderat=kami lebih memberatkan criteria yang satu dari lainnya, sampai

dengan nilai 9=Extreme=kami sangat memprioritaskan criteria yang satu dari

lainnya), misalnya untuk gambar dibawah, criteria lingkungan bersih merupakan

syarat mutlak (extreme=9) jika dibandingkan dengan criteria jarak dari rajabasa.

Sedangkan angka merah pada kolom menunjukkan bahwa criteria yang lebih

diprioritaskan/mendapat nilai adalah bagian bawah dari skala equal.

13

Page 14: Tugas Ahp Expert Choice

Dengan demikian, didapat table asessment sebagai berikut :

Dari hasil calculate nilai prioritas, terlihat bahwa nilai incosistency = 0.20. Nilai ini

masih terlalu kecil karna seharusnya nilai incosistency maksimal adalah 0.10

Oleh karna itu, dilakukan koreksi prioritas untuk meningkatkan nilai incosistenc. Dan

hasilnya adalah sebagai berikut :

14

Page 15: Tugas Ahp Expert Choice

Best fit inverted pada nilai PEMANDANGAN INDAH 5.0 (STRONG) TERHADAP

JARAK DARI RAJABASA adalah 1.2 sehingga nilai 5.0 harus diganti menjadi 1

(equal) agar nilai inconsistency menjadi 0.15

Karna nilai inconsistency masih 0.15, maka dilakukan lagi best inverted untuk

mengubah nilainya menjadi kurang dari 0.1

15

Page 16: Tugas Ahp Expert Choice

Setelah nilai JARAK DARI RAJABASA terhadap HARGA TIKET diganti menjadi

1.0, dan dicalculate, nilai inconsistency menjadi 0.10 sebagaimana hasil dibawah ini :

Dengan cara yang sama, sub kriteria juga dibandingkan. Berikut adalah tabel

assesment untuk kriteria FASILITAS.

16

Page 17: Tugas Ahp Expert Choice

Sedangkan berikut ini adalah assessment untuk subkriteria HARGA TIKET :

17

Page 18: Tugas Ahp Expert Choice

Dan berikut adalah untuk sub criteria AMAN BAGI ANAK-ANAK :

Hasil akhir dari assessment adalah nilai komposisi masing-masing criteria dalam

mencapai tujuan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut:

18

Page 19: Tugas Ahp Expert Choice

Setelah nilai asessment didapat, maka dilakukan comparative judgement dengan

membandingkan alternative tempat wisata terhadap nilai criteria yang sudah

ditentukan.

19

Page 20: Tugas Ahp Expert Choice

1. Berdasarkan kriteria JARAK DARI RAJABASA, maka didapatlah perbandingan

untuk masing-masing alternatif tempat wisata sebagai berikut :

20

Page 21: Tugas Ahp Expert Choice

2. (1) Berdasarkan kriteria HARGA TIKET sub kriteria KENDARAAN subsub

kriteria RODA 4, maka didapatlah perbandingan untuk masing-masing

alternatif tempat wisata sebagai berikut :

21

Page 22: Tugas Ahp Expert Choice

2. (2) Berdasarkan kriteria HARGA TIKET sub kriteria KENDARAAN subsub

kriteria RODA 2, maka didapatlah perbandingan untuk masing-masing

alternatif tempat wisata sebagai berikut :

22

Page 23: Tugas Ahp Expert Choice

2. (2) Berdasarkan kriteria HARGA TIKET sub kriteria ORANG, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata

sebagai berikut :

23

Page 24: Tugas Ahp Expert Choice

3. (1) Berdasarkan kriteria FASILITAS sub kriteria KOLAM RENANG, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata

sebagai berikut :

24

Page 25: Tugas Ahp Expert Choice

3. (2) Berdasarkan kriteria FASILITAS sub kriteria SARANA OUTBOND, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata

sebagai berikut :

25

Page 26: Tugas Ahp Expert Choice

3. (3) Berdasarkan kriteria FASILITAS sub kriteria RESTORAN, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata

sebagai berikut :

26

Page 27: Tugas Ahp Expert Choice

3. (4) Berdasarkan kriteria FASILITAS sub kriteria MUSHOLLA, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata

sebagai berikut :

27

Page 28: Tugas Ahp Expert Choice

3. (5) Berdasarkan kriteria FASILITAS sub kriteria PARKIR, maka didapatlah

perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata sebagai berikut :

28

Page 29: Tugas Ahp Expert Choice

3. (6) Berdasarkan kriteria FASILITAS sub kriteria TOILET BERSIH, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata

sebagai berikut :

29

Page 30: Tugas Ahp Expert Choice

4. Berdasarkan kriteria LINGKUNGAN BERSIH DARI PENCEMAR, maka

didapatlah perbandingan untuk masing-masing alternatif tempat wisata sebagai

berikut :

30

Page 31: Tugas Ahp Expert Choice

5. (1) Berdasarkan kriteria AMAN BAGI ANAK-ANAK sub kriteria BANYAK

PETUGAS S.O.S., maka didapatlah perbandingan untuk masing-masing

alternatif tempat wisata sebagai berikut :

31

Page 32: Tugas Ahp Expert Choice

5. (2) Berdasarkan kriteria AMAN BAGI ANAK-ANAK sub kriteria

PERLENGKAPAN P3K, maka didapatlah perbandingan untuk masing-

masing alternatif tempat wisata sebagai berikut :

32

Page 33: Tugas Ahp Expert Choice

6. Berdasarkan kriteria PEMANDANGAN INDAH, maka didapatlah perbandingan

untuk masing-masing alternatif tempat wisata sebagai berikut :

33

Page 34: Tugas Ahp Expert Choice

3. SINTESIS DAN PRIORITAS

Setelah semua asessment dan comparative judgement masing-masing kriteria, sub

kriteria dan sub-sub kriteria dilakukan, maka hasil akhir perbandingan yang didapat

dari model adalah sebagai berikut :

Pilihan jatuh berturut-turut pada TABEK (0.271), LEMBAH HIJAU (0.264),

PANTAI MUTUN (0.229), DUTA WISATA (0.123) dan PASIR PUTIH (0.113).

4. LOGICAL CONSISTENCY/ANALISIS SENSITIVITAS

Analisis sensitivitas dilakukan dengan perintah Sensitivity-Graph pada toolbar.

Dengan melakukan analisis sensitivitas ini, kami dapat membandingkan alternatif

tempat wisata di lampung dengan masing-masing kriteria yang ditentukan. Dari

perbandingan ini, kita dapat mengubah nilai prioritas berdasarkan kriteria yang paling

kita ingini, untuk satu kali perjalanan wisata.

Analisis sensitivitas terdiri dari 4 diagram, yaitu diagram sensitivitas dinamis,

sensitivitas gradien, sensitivitas head to head for nodes dan sensitivitas performance.

Dari model yang telah dibuat, didapatlah keempat diagram analisis logis sebagai

berikut :

34

Page 35: Tugas Ahp Expert Choice

1. DIAGRAM SENSITIVITAS DINAMIK

Dari sensitivitas dinamis, prioritas pilihan wisata adalah TABEK (27,1%), LEMBAH

HIJAU (26,4%), PANTAI MUTUN (22,9%), DUTA WISATA (12,3%) dan PASIR

PUTIH (11,3%).

2. DIAGRAM SENSITIVITAS GRADIEN

35

Page 36: Tugas Ahp Expert Choice

Sedangkan hasil dari diagram sensitivitas, jika yang diprioritaskan adalah KRITERIA

JARAK DARI RAJABASA, maka alternatif pilihan wisata berturut-turut adalah :

LEMBAH HIJAU, TABEK, DUTA WISATA, PANTAI MUTUN, PASIR PUTIH.

3. DIAGRAM SENSITIVITAS HEAD TO HEAD

Begitu juga dengan diagram sensitivitas head to head

4. DIAGRAM SENSITIVITAS PERFORMANCE

36

Page 37: Tugas Ahp Expert Choice

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari model yang telah dibuat, dapat diambil kesimpulan bahwa alternatif

pilihan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk berlibur lebaran tahun

ini adalah TABEK (27,1%), LEMBAH HIJAU (26,4%), PANTAI MUTUN

(22,9%), DUTA WISATA (12,3%) dan PASIR PUTIH (11,3%). NILAI

INCONSYSTENCY sebesar 0.8 (diatas 0.10) menunjukkan bahwa model ini

kurang konsisten dalam menentukan nilai/asessment. Hal ini bisa jadi

disebabkan oleh subjektivitas yang sangat tinggi dalam memberikan nilai,

sehingga nilai tidak valid dan tidak konsisten.

2. Saran

Model ini merupakan gabungan antara penilaian matematis dengan penilaian

psikologis subjektif. Hasil dari model ini hanya berdasarkan pada subjektivitas

kami berdua dalam menentukan nilai perbandingan criteria. Untuk

meningkatkan reliabilitas model, maka dalam melakukan assessment/memberi

nilai dan comparative judgement pada masing-masing criteria dan alternative

tempat wisata, sebaiknya digunakan metode yang lebih ilmiah, misalnya

kuisioner atau wawancara yang bobotnya sudah dihitung terlebih dulu

menggunakan statistic. Misalnya dengan MINITAB atau SPSS.

V. DAFTAR PUSTAKA

Banu Kastowo, 2008, Penentuan Bobot Pada Metode Seleksi Calon Perawat Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (Ahp), It Telkom, http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3aindustri&id=252%3aahp&option=com_content&itemid=15

EXPERT CHOICE TUTORIAL, http://www.mktgeng.com/downloadfiles/tutorials/S117%20-%20Analytic%20Hierarchy%20Process%20Tutorial.pdf

37