TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer
-
Upload
indah-frysdia-lestari -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 1/17
Memahami dan Menjelaskan Penyakit Alzheimer
A. Definisi
Penyakit Alzheimer (PA) adalah penyakit otak yang berlanjut secara perlahan yang
dikarakteristikan oleh gangguan memori dan secepatnya oleh gangguan-gangguan pada
memberi alasan, merencanakan, bahasa, dan persepsi.
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri
dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur
51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali
ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota
gerak,koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus
dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque
dan degenerasi neurofibrillary.
B. Epidemiologi
Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia
40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur:
4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensipenyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada
kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000
terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan
jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit
alzheimer belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih
banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup
wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan
terhadap jenis kelamin.
C. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi
udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi heriditer.
Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah
spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 2/17
ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan
dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang
diakibatkan oleh adanya peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolisme energi,
adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik.
Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan
hanya sebagai pencetus faktor genetika.
D. Klasifikasi
1. Alzheimer yang disertai demensia.[1]
Hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai relasi antara Alzheimer
dan demensia vaskular.
Sebagian ilmuwan beranggapan bahwa demensia vaskular berada pada lintasan
dislipidemia aterogenis, khususnya dengan LDL rantai pendek dan jenuh,
aterosklerosis karotid, tekanan darah sistolik tinggi dan peningkatan rasio IR-UII
(bahasa Inggris: plasma levels of immunoreactive);[3]
sedangkan Alzheimer berada
pada lintasan lain, yaitu hiposomatomedinemia dan hipogonadisme.[4]
Ilmuwan yang lain berpendapat bahwa demensia vaskular sebagai patogen yang
menyertai Alzheimer pada lintasan radang aterosklerosis,[5]
atau bahkan
mengemukakan bahwa aterosklerosis merupakan radang yang mencetuskan
hipoperfusi pada otak dan berakibat pada Alzheimer.[6]
2. Alzheimer yang disertai ataksia.[7]
3. atau kombinasi keduanya.
E. Patogenesis
Sejumlah patogenesa penyakit alzheimer yaitu:
1. Faktor genetik
Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan
melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga penderita
alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar dibandingkan kelompok
kontrol normal
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 3/17
Pemeriksaan genetika DNA pada penderita alzheimer dengan familial early onset
terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm, sedangkan pada
familial late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada penderita
down syndrome mempunyai kelainan gen kromosom 21, setelah berumur 40 tahun terdapat
neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan penurunan Marker kolinergik pada jaringan
otaknya yang menggambarkan kelainan histopatologi pada penderita alzheimer. Hasil
penelitian penyakit alzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50% adalah
monozygote dan 50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik
berperan dalam penyaki alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa
penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan bahwa
kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetikam pada alzheimer.
2. Faktor infeksi
Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita alzheimer
yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan adanya antibodi reaktif.
Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat yang bersipat lambat,
kronik dan remisi. Beberapa penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru,
diduga berhubungan dengan penyakit alzheimer.
Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:
manifestasi klinik yang sama
Tidak adanya respon imun yang spesifik
Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat
Timbulnya gejala mioklonus
Adanya gambaran spongioform
Faktor lingkungan
Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam
patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antara lain, aluminium, silicon, mercury,
zinc. Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan
neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat
dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal
primer atau sesuatu hal yang tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 4/17
keadan ketidak seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang
belum jelas.
Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui
reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-influks)
danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan dan
kematian neuron.
4. Faktor imunologis
Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer
didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan alpha protein,
anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984), melaporkan terdapat
hubungan bermakna dan meningkat dari penderita alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid
Hashimoto merupakan penyakit inflamasi kronik yang sering didapatkan pada wanita muda
karena peranan faktor immunitas
5. Faktor trauma
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan trauma
kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia pugilistik, dimana pada
otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.
6. Faktor neurotransmiter
Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita Alzheimer mempunyai
peranan yang sangat penting seperti:
Asetilkolin
Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas spesifik neurotransmiter
dgn cara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada penderita alzheimer didapatkan
penurunan aktivitas kolinasetil transferase, asetikolinesterase dan transport kolin serta
penurunan biosintesa asetilkolin. Adanya defisit presinaptik dan postsynaptic kolinergik
ini bersifat simetris pada korteks frontalis, temporalis superior, nukleus basalis,
hipokampus. Kelainan neurottansmiter asetilkoline merupakan kelainan yang selalu ada
dibandingkan jenis neurottansmiter lainnya pada penyakit alzheimer, dimana pada jaringan otak/biopsinya selalu didapatkan kehilangan cholinergik Marker. Pada penelitian
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 5/17
dengan pemberian scopolamine pada orang normal, akan menyebabkan berkurang atau
hilangnya daya ingat. Hal ini sangat mendukung hipotesa kolinergik sebagai patogenesa
penyakit alzheimer
Noradrenalin
Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin didapatkan menurun pada jaringan otak
penderita alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus seruleus yang merupakan
tempat yang utama noradrenalin pada korteks serebri, berkorelasi dengan defisit kortikal
noradrenergik. Bowen et al(1988), melaporkan hasil biopsi dan otopsi jaringan otak
penderita alzheimer menunjukkan adanya defisit noradrenalin pada presinaptik
neokorteks. Palmer et al(1987), Reinikanen (1988), melaporkan konsentrasi noradrenalin
menurun baik pada post dan ante-mortem penderita alzheimer.
Dopamin
Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap aktivitas neurottansmiter regio
hipothalamus, dimana tidak adanya gangguan perubahan aktivitas dopamin pada
penderita alzheimer. Hasil ini masih kontroversial, kemungkinan disebabkan karena
potongan histopatologi regio hipothalamus setia penelitian berbeda-beda.
Serotonin
Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidroxi-indolacetil acid
pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan juga didapatkan pada nukleus
basalis dari meynert.Penurunan serotonin pada subregio hipotalamus sangat bervariasi,
pengurangan maksimal pada anterior hipotalamus sedangkan pada posterior
peraventrikuler hipotalamus berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik
ini berhubungan dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi NFT pada
nukleus rephe dorsalis
MAO (Monoamine Oksidase)
Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi transmitter mono amine. Aktivitas normal
MAO terbagi 2 kelompok yaitu MAO A untuk deaminasi serotonin, norepineprin dan
sebagian kecil dopamin, sedangkan MAO B untuk deaminasi terutama dopamin. Pada
penderita alzheimer, didapatkan peningkatan MAO A pada hipothalamus dan frontais
sedangkan MAO B meningkat pada daerah temporal
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 6/17
F. Patofisiologi
Patologi anatomi dari Penyakit Alzheimer meliputi dijumpainya Neurofibrillary Tangles
(NFTs), plak senilis dan atropi serebrokorteks yang sebagian besar mengenai daerah asosiasi
korteks khususnya pada aspek medial dari lobus temporal. Meskipun adanya NFTs dan plak
senilis merupakan karakteristik dari Alzheimer, mereka bukanlah suatu patognomonik.
Sebab, dapat juga ditemukan pada berbagai penyakit neurodegeneratif lainnya yang berbeda
dengan Alzheimer, seperti pada penyakit supranuklear palsy yang progresif dan demensia
pugilistika dan pada proses penuaan normal. Distribusi NFTs dan plak senilis harus dalam
jumlah yang signifikan dan menempati topograpfik yang khas untuk Alzheimer. NFTs
dengan berat molekul yang rendah dan terdapat hanya di hippokampus, merupakan tanda dari
proses penuaan yang normal. Tapi bila terdapat di daerah medial lobus temporal, meskihanya dalam jumlah yang kecil sudah merupakan suatu keadaaan yang abnormal. Selain
NFTs dan plak senilis, juga masih terdapat lesi lain yang dapat dijumpai pada Alzheimer
yang diduga berperan dalam gangguan kognitif dan memori, meliputi : (1) Degenerasi
granulovakuolar Shimkowich (2) Benang-benang neuropil Braak, serta (3) Degenerasi
neuronal dan sinaptik. Berdasarkan formulasi di atas, tampak bahwa mekanisme
patofisiologis yang mendasari penyakit Alzheimer adalah terputusnya hubungan antar
bagian-bagian korteks akibat hilangnya neuron pyramidal berukuran medium yang berfungsi
sebagai penghubung bagian-bagian tersebut, dan digantikan oleh lesi-lesi degeneratif yang
bersifat toksik terhadap sel-sel neuron terutrama pada daerah hipokampus, korteks dan
ganglia basalis. Hilangnya neuron-neuron yang bersifat kolinergik tersebut, meneyebabkan
menurunnya kadar neurotransmitter asetilkolin di otak. Otak menjadi atropi dengan sulkus
yang melebar dan terdapat peluasan ventrikel-ventrikel serebral.
G. Manifestasi Klinis
Gejala umum:
1. Kehilangan daya ingat/memori, terutama memori jangka pendek. Pada orang tua
normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah
tetangganya. Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja lupa nama tetangganya tetapi
juga lupa bahwa orang itu adalah tetangganya
2. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa, seperti tidak tahu bagaimana cara
membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan menyiapkan makanan.
3. Kesulitan berbahasa.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 7/17
Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi
penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu
kata dengan kata yang tidak biasa.
4. Disorientasi waktu dan tempat .
Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita
Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia
saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah
saat ini malam atau siang.
5. Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau fungsi eksekutif , misalnya tidak dapat
memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca dingin atau sebaliknya
6. Salah menempatkan barang.
Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita
Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan
pada kotak gula.
7. Perubahan tingkah laku.
Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer
dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.
8. Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah
curiga, mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat
problem memori menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu.
9. Kehilangan inisiatif
Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan
minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.
Karakteristik dementia pada Alzheimer
1. Predementia:
Gangguan kognitif ringan -8 tahun sebelum diagnosis ditegakkan
Defisit memori
apatis
2. Demensia onset awal
↑ gangguan learning & memori
Gangguan bahasa, ↓ kosakata & kata, ↓ kemampuan bahasa oral & tulisan
Gangguan persepsi (agnosia)
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 8/17
Gangguan gerakan (apraxia)
Terlihat bodoh
Kurang inisiasi untuk melakukan aktivitas
3. Dementia moderat
Deteriorasi progresif
Tidak mampu membaca & menulis
Gangguan long-term memory
Subtitusi penggunaan kata (parafasia)
Misidentifikasi
Labil
Mudah marah
Delusi
Inkontinen system urinaria
4. Dementia tahap lanjut (advanced)
Tidak dapat mengurus diri secara
Kehilangan kemampuan verbal total
Agresif
Apatis ekstrim
Deteriorasi massa otot & mobilitas
Kehilangan kemampuan untuk makan
H. Diagnosis
Kriteria dignostik untuk demensia pada penyakit alzheimer menekankan adanya
gangguan ingatan dan disertai terdapatnya sekurang-kurangnya satu gejala lain dari
penurunan kognitif (afasia, apraksia,agnosia atau fungsi eksekutif yang abnormal). Kriteria
diagnosis juga memerlukan suatu penurunan yang terus menerus dan bertahap pada fungsi,
gangguan fungsi sosial atau pekerjaan, dan menyingkirkan penyebab demensia lainya.
Terdapat beberapa kriteria untuk diagnosa klinis penyakit alzheimer yaitu:
1. Kriteria diagnosis tersangka penyakit alzheimer terdiri dari:
Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan status
Mini mental atau beberapa pemeriksaan serupa, serta dikonfirmasikan dengan test
neuropsikologik
Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi >2
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 9/17
Tidak ada gangguan tingkat kesadaran
Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering >65 tahun
Tidak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya.
2. Diagnosis tersangka penyakit alzheimer ditunjang oleh:
Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik seperti berbahasa, ketrampilan motorik,
dan persepsi
ADL terganggu dan perubahan pola tingkah laku
Adanya riwayat keluarga, khususnya kalau dikonfirmasikan dengan neuropatologi
Pada gambaran EEG memberikan gambaran normal atau perubahan non spesifik
seperti peningkatan aktivitas gelombang lambat
Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan atropi serebri
3. Gambaran lain tersangka diagnosa penyakit alzheimer setelah dikeluarkan penyebab
demensia lainnya terdiri dari:
Gejala yang berhubungan dengan depresi, insomnia, inkontinentia, delusi, halusinasi,
emosi, kelainan seksual, berat badan menurun
Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, khususnya penyakit pada stadium
lanjut dan termasuk tanda-tanda motorik seperti peningkatan tonus otot, mioklonus
atau gangguan berjalan
Terdapat bangkitan pada stadium lanjut
4. Gambaran diagnosa tersangka penyakit alzheimer yang tidak jelas terdiri dari:
Awitan mendadak
Diketemukan gejala neurologik fokal seperti hemiparese, hipestesia, defisit lapang
pandang dan gangguan koordinasi
Terdapat bangkitan atau gangguan berjalan pada saat awitan
5. Diagnosa klinik kemungkinan penyakit alzheimer adalah:
Sindroma demensia, tidak ada gejala neurologik lain, gejala psikiatri atau kelainan
sistemik yang menyebabkan demensia
Adanya kelainan sistemik sekunder atau kelainan otak yang menyebabkan demensia,
defisit kognisi berat secara gradual progresif yang diidentifikasi
tidak ada penyebab lainnya
6. Kriteria diagnosa pasti penyakit alzheimer adalah gabungan dari kriteria klinik tersangka
penyakit alzheimer dan didapatkan gambaran histopatologi dari biopsi atau otopsi.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 10/17
Diagnosis Banding
Adapun diagnosis banding dari demensia pada penyakit alzheimer anatara lain
gangguan depresif (F30-F39), delirium (F05), sindroma amnesik organik (F40), demensia
primer lainya seperti pada penyakit Pick, Creutzfeldt-Jakob atau Huntington (F02), demensia
sekunder berkaitan dengan berbagai penyakit fisik, kondisi toksik, dsb (F02.8), retradasi
mental ringan, sedang, dan berat (F70-F72).
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan penyakit ini dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu:
1. Neuropatologi
Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi.
Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, seringkali berat otaknya
berkisar 1000 gr (850-1250gr).
Beberapa penelitian mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus
temporoparietal, anterior frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motorik primer,
sistem somatosensorik tetap utuh (Jerins 1937). Kelainan-kelainan neuropatologi pada
penyakit alzheimer terdiri dari:
Neurofibrillary tangles (NFT)
Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal yang
berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat pada
neokorteks, hipokampus, amigdala, substansia alba, lokus seruleus, dorsal raphe dari
inti batang otak. NFT selain didapatkan pada penyakit alzheimer, juga ditemukan
pada otak manula, down syndrome, parkinson, SSPE, sindroma ektrapiramidal,
supranuklear palsy. Densitas NFT berkolerasi dengan beratnya demensia.
Senile plaque (SP)
Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending yang berisi
filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit, mikroglia. Amloid
prekusor protein yang terdapat pada SP sangat berhubungan dengan kromosom 21.
Senile plaque ini terutama terdapat pada neokorteks, amygdala, hipokampus, korteks
piriformis, dan sedikit didapatkan pada korteks motorik primer, korteks
somatosensorik, korteks visual, dan auditorik. Senile plaque ini juga terdapat pada
jaringan perifer.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 11/17
Perry (1987) mengatakan densitas Senile plaque berhubungan dengan penurunan
kolinergik. Kedua gambaran histopatologi (NFT dan senile plaque) merupakan
gambaran karakteristik untuk penderita penyakit alzheimer.
Degenerasi neuron
Pada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada penyakit
alzheimer sangat selektif. Kematian neuron pada neokorteks terutama didapatkan
pada neuron piramidal lobus temporal dan frontalis. Juga ditemukan pada
hipokampus, amigdala, nukleus batang otak termasuk lokus serulues, raphe nukleus
dan substanasia nigra.
Kematian sel neuron kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert, dan sel
noradrenergik terutama pada lokus seruleus serta sel serotogenik pada nukleus raphe
dorsalis, nukleus tegmentum dorsalis. Telah ditemukan faktor pertumbuhan saraf pada
neuron kolinergik yang berdegenerasi pada lesi eksperimental binatang dan ini
merupakan harapan dalam pengobatan penyakit alzheimer.
Perubahan vakuoler
Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat menggeser
nukleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna dengan jumlah NFT dan
SP , perubahan ini sering didapatkan pada korteks temporomedial, amygdala dan
insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks frontalis, parietal, oksipital,
hipokampus, serebelum dan batang otak.
Lewy body
Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada enterhinal,
gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil pada korteks frontalis,
temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini sama dengan immunoreaktivitas
yang terjadi pada lewy body batang otak pada gambaran histopatologi penyakit
parkinson. Hansen et al menyatakan lewy body merupakan variant dari penyakit
alzheimer.
2. Pemeriksaan Neuropsikologik
Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan
neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi
kognitif umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis
ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak
yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi,
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 12/17
perhatian dan pengertian berbahasa. Evaluasi neuropsikologis yang sistematik
mempunyai fungsi diagnostik yang penting karena:
Adanya defisit kognisi yang berhubungan dgn demensia awal yang dapat
diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang normal.
Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif memungkinkan untuk
membedakan kelainan kognitif pada global demensia dengan defisit selektif yang
diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik, dan gangguan psikiatri
Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh
demensia karena berbagai penyebab. The Consortium to establish a Registry for
Alzheimer Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur penilaian
neuropsikologis dengan mempergunakan alat batrey yang bermanifestasi
gangguan fungsi kognitif, dimana pemeriksaannya terdiri dari:
Verbal fluency animal category
Modified boston naming test
mini mental state
Word list memory
Constructional praxis
Word list recall
Word list recognition
Test ini memakan waktu 30-40 menit dan <20-30 menit pada kontrol
3. CT Scan dan MRI
Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kuantifikasi
perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer antemortem. Pemeriksaan
ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya
selain alzheimer seperti multiinfark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh
dan pembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang
sangat spesifik pada penyakit ini. Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia
lainnya seperti multiinfark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk
membedakan dengan penyakit alzheimer.
Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel berkorelasi dengan
beratnya gejala klinik dan hasil pemeriksaan status mini mental. Pada MRI ditemukan
peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan periventrikuler (Capping anterior
horn pada ventrikel lateral). Capping ini merupakan predileksi untuk demensia awal.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 13/17
Selain didapatkan kelainan di kortikal, gambaran atropi juga terlihat pada daerah
subkortikal seperti adanya atropi hipokampus, amigdala, serta pembesaran sisterna
basalis dan fissura sylvii
Seab et all, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia dari
penyakit alzheimer dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran (atropi) dari
hipokampus.
4. EEG
Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada
penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis
yang non spesifik
5. PET (Positron Emission Tomography)
Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah, metabolisma
O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada regional
parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi dan selalu dan
sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi.
6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
Aktivitas I. 123 terendah pada ratio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.
7. Laboratorium darah
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita alzheimer.
Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit
demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor, BSE, fungsi
renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody yang dilakukan
secara selektif.
I. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan
patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya
memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B, C,
dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.
1. Inhibitor kolinesterase
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 14/17
Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan
simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita alzheimer didapatkan penurunan
kadar asetilkolin. Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti
kolinesterase yang bekerja secara sentral seperti fisostigmin, THA
(tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini dikatakan dapat memperbaiki memori
danapraksia selama pemberian berlangsung. Beberapa peneliti menatakan bahwa obat-
obatan anti kolinergik akan memperburuk penampilan intelektual pada orang normal dan
penderita alzheimer.
2. Thiamin
Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunan
thiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase
(45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis. Pemberian thiamin
hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan
bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.
3. Nootropik
Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki fungsi
kognisi dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian 4000 mg pada
penderita alzheimer tidak menunjukkan perbaikan klinis yang bermakna.
4. Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan
noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang merupakan noradrenergik
alfa 2 reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2 mg peroral selama 4 minggu,
didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk memperbaiki fungsi kognitif
5. Haloperiodol
Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi, halusinasi) dan
tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan
memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita alzheimer menderita depresi sebaiknya
diberikan tricyclic anti depresant (amitryptiline 25-100 mg/hari)
6. Acetyl L-Carnitine (ALC)
Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria dengan
bantuan enzym ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa ALC dapat
meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase. Pada pemberian dosis
1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan, disimpulkan bahwa dapat
memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 15/17
J. Komplikasi
Kehilangan kemampuan untuk berfungsi atau peduli dengan diri sendiri
Luka akibat berbaring, pemendekan otot (kehilangan kemampuan untuk
menggerakkan persendian karena kehilangan fungsi otot), infeksi (terutama infeksi
saluran kencing dan radang paru-paru), dan komplikasi lain yang berhubungan dengan
ketidakmampuan bergerak tahap terakhir penyakit Alzheimer
Patah tulang dan tulang lepas
Kehilangan kemampuan berinteraksi
Kurang gizi dan dehidrasi
Kegagalan sistem tubuh
Perilaku melukai dan membahayakan diri sendiri dan orang lain
Tindak kekerasan dari pemberi perawatan yang berada dalam kondisi sangat stres
K. Prognosis
Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer menunjukkan bahwa nilai
prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu:
1. Derajat beratnya penyakit
2. Variabilitas gambaran klinis
3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin
Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling mempengaruhi
prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai angka harapan
hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi
sekunder
L. Edukasi/ Pencegahan
Konsumsi diet rendah lemak
Makan ikan air dingin (seperti tuna, salmon, dan makerel) yang kaya akan asam
lemak omega-3, paling tidak 2-3 kali per minggu.
Kurangi pemasukan asam linoleat yang terdapat di dalam margarin, mentega, dan
produk susu.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 16/17
Tingkatkan antioksidan seperti karotenoid, vitamin E, dan vitamin C dengan cara
banyak makan buah-buahan dan sayuran warna gelap.
Jaga tekanan darah
Jaga fisik dan mental tetap aktif selama kehidupan Anda
Pertimbangkan untuk menggunakan obat-obatan anti-radang nonsteroid seperti
ibuprofen (Advil, Motrin), sulindac (Clinoril), atau indometachin (Indocin). Obat-
obatan statin, golongan obat yang biasanya digunakan untuk kolesterol tinggi, bisa
membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer. Bicarakan dengan dokter tentang
pro dan kontra penggunaan obat-obatan tersebut sebagai pencegahan.
Sebagai tambahan, sebuah vaksinasi untuk melawan penyakit Alzheimer tengah
dalam tahap pengujian awal untuk bisa dimanfaatkan.
5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 17/17
DAFTAR PUSTAKA
Fratiglioni L. Clinical diagnosis of alzheimer disease and other dementia in
population survey. Arc.Neurol. 1992(49):927-932
Kathleen A. Neuropsycological assessment of alzheimer disease. Neurology 1997
(49): S11-S13