TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer

17
 Memahami dan Men jelaskan Penyak it Alzheimer A. Definisi Penyakit Alzheimer (PA) adalah penyakit otak yang berlanjut secara perlahan yang dikarakteristikan oleh gangguan memori dan secepatnya oleh gangguan-gangguan pada memberi alasan, merencanakan, bahasa, dan persepsi. Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservas i seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak,koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary. B. Epidemiologi Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan  jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan terhadap jenis kelamin.  C. Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya

Transcript of TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 1/17

Memahami dan Menjelaskan Penyakit Alzheimer

A.  Definisi

Penyakit Alzheimer (PA) adalah penyakit otak yang berlanjut secara perlahan yang

dikarakteristikan oleh gangguan memori dan secepatnya oleh gangguan-gangguan pada

memberi alasan, merencanakan, bahasa, dan persepsi.

Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri

dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur

51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali

ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota

gerak,koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang difus

dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque

dan degenerasi neurofibrillary.

B.  Epidemiologi

Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia

40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur:

4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensipenyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada

kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000

terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di Indonesia diperkirakan

 jumlah usia lanjt berkisar, 18,5 juta orang dengan angka insidensi dan prevalensi penyakit

alzheimer belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih

banyak tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia harapan hidup

wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan

terhadap jenis kelamin. 

C.  Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah

dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi

udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi heriditer.

Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah

spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 2/17

ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan

dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang

diakibatkan oleh adanya peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolisme energi,

adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik.

Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan

bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan

hanya sebagai pencetus faktor genetika.

D.  Klasifikasi

1.  Alzheimer yang disertai demensia.[1]

 

Hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai relasi antara Alzheimer

dan demensia vaskular.

Sebagian ilmuwan beranggapan bahwa demensia vaskular berada pada lintasan

dislipidemia aterogenis, khususnya dengan LDL rantai pendek dan jenuh,

aterosklerosis karotid, tekanan darah sistolik tinggi dan peningkatan rasio IR-UII

(bahasa Inggris:  plasma levels of immunoreactive);[3]

  sedangkan Alzheimer berada

pada lintasan lain, yaitu hiposomatomedinemia dan hipogonadisme.[4]

 

Ilmuwan yang lain berpendapat bahwa demensia vaskular sebagai patogen yang

menyertai Alzheimer pada lintasan radang aterosklerosis,[5]

  atau bahkan

mengemukakan bahwa aterosklerosis merupakan radang yang mencetuskan

hipoperfusi pada otak dan berakibat pada Alzheimer.[6]

 

2.  Alzheimer yang disertai ataksia.[7]

 

3.  atau kombinasi keduanya.

E.  Patogenesis

Sejumlah patogenesa penyakit alzheimer yaitu:

1. Faktor genetik

Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan

melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga penderita

alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar dibandingkan kelompok 

kontrol normal

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 3/17

Pemeriksaan genetika DNA pada penderita alzheimer dengan familial early onset

terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm, sedangkan pada

familial late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada penderita

down syndrome mempunyai kelainan gen kromosom 21, setelah berumur 40 tahun terdapat

neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan penurunan Marker kolinergik pada jaringan

otaknya yang menggambarkan kelainan histopatologi pada penderita alzheimer. Hasil

penelitian penyakit alzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50% adalah

monozygote dan 50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik 

berperan dalam penyaki alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa

penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan bahwa

kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetikam pada alzheimer.

2. Faktor infeksi 

Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita alzheimer

yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan adanya antibodi reaktif.

Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat yang bersipat lambat,

kronik dan remisi. Beberapa penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru,

diduga berhubungan dengan penyakit alzheimer.

Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:

  manifestasi klinik yang sama

  Tidak adanya respon imun yang spesifik 

  Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat

  Timbulnya gejala mioklonus

  Adanya gambaran spongioform

  Faktor lingkungan

Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam

patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antara lain, aluminium, silicon, mercury,

zinc. Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan

neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat

dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal

primer atau sesuatu hal yang tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 4/17

keadan ketidak seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang

belum jelas.

Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui

reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-influks)

danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan dan

kematian neuron.

4. Faktor imunologis

Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer

didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan alpha protein,

anti trypsin alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984), melaporkan terdapat

hubungan bermakna dan meningkat dari penderita alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid

Hashimoto merupakan penyakit inflamasi kronik yang sering didapatkan pada wanita muda

karena peranan faktor immunitas

5. Faktor trauma

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan trauma

kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia pugilistik, dimana pada

otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.

6. Faktor neurotransmiter

Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita Alzheimer mempunyai

peranan yang sangat penting seperti:

  Asetilkolin

Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas spesifik neurotransmiter

dgn cara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada penderita alzheimer didapatkan

penurunan aktivitas kolinasetil transferase, asetikolinesterase dan transport kolin serta

penurunan biosintesa asetilkolin. Adanya defisit presinaptik dan postsynaptic kolinergik 

ini bersifat simetris pada korteks frontalis, temporalis superior, nukleus basalis,

hipokampus. Kelainan neurottansmiter asetilkoline merupakan kelainan yang selalu ada

dibandingkan jenis neurottansmiter lainnya pada penyakit alzheimer, dimana pada jaringan otak/biopsinya selalu didapatkan kehilangan cholinergik Marker. Pada penelitian

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 5/17

dengan pemberian scopolamine pada orang normal, akan menyebabkan berkurang atau

hilangnya daya ingat. Hal ini sangat mendukung hipotesa kolinergik sebagai patogenesa

penyakit alzheimer

  Noradrenalin

Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin didapatkan menurun pada jaringan otak 

penderita alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus seruleus yang merupakan

tempat yang utama noradrenalin pada korteks serebri, berkorelasi dengan defisit kortikal

noradrenergik. Bowen et al(1988), melaporkan hasil biopsi dan otopsi jaringan otak 

penderita alzheimer menunjukkan adanya defisit noradrenalin pada presinaptik 

neokorteks. Palmer et al(1987), Reinikanen (1988), melaporkan konsentrasi noradrenalin

menurun baik pada post dan ante-mortem penderita alzheimer.

  Dopamin

Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap aktivitas neurottansmiter regio

hipothalamus, dimana tidak adanya gangguan perubahan aktivitas dopamin pada

penderita alzheimer. Hasil ini masih kontroversial, kemungkinan disebabkan karena

potongan histopatologi regio hipothalamus setia penelitian berbeda-beda.

  Serotonin

Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidroxi-indolacetil acid

pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan juga didapatkan pada nukleus

basalis dari meynert.Penurunan serotonin pada subregio hipotalamus sangat bervariasi,

pengurangan maksimal pada anterior hipotalamus sedangkan pada posterior

peraventrikuler hipotalamus berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik 

ini berhubungan dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi NFT pada

nukleus rephe dorsalis

  MAO (Monoamine Oksidase)

Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi transmitter mono amine. Aktivitas normal

MAO terbagi 2 kelompok yaitu MAO A untuk deaminasi serotonin, norepineprin dan

sebagian kecil dopamin, sedangkan MAO B untuk deaminasi terutama dopamin. Pada

penderita alzheimer, didapatkan peningkatan MAO A pada hipothalamus dan frontais

sedangkan MAO B meningkat pada daerah temporal

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 6/17

F.  Patofisiologi

Patologi anatomi dari Penyakit Alzheimer meliputi dijumpainya Neurofibrillary Tangles

(NFTs), plak senilis dan atropi serebrokorteks yang sebagian besar mengenai daerah asosiasi

korteks khususnya pada aspek medial dari lobus temporal. Meskipun adanya NFTs dan plak 

senilis merupakan karakteristik dari Alzheimer, mereka bukanlah suatu patognomonik.

Sebab, dapat juga ditemukan pada berbagai penyakit neurodegeneratif lainnya yang berbeda

dengan Alzheimer, seperti pada penyakit supranuklear palsy yang progresif dan demensia

pugilistika dan pada proses penuaan normal. Distribusi NFTs dan plak senilis harus dalam

 jumlah yang signifikan dan menempati topograpfik yang khas untuk Alzheimer. NFTs

dengan berat molekul yang rendah dan terdapat hanya di hippokampus, merupakan tanda dari

proses penuaan yang normal. Tapi bila terdapat di daerah medial lobus temporal, meskihanya dalam jumlah yang kecil sudah merupakan suatu keadaaan yang abnormal. Selain

NFTs dan plak senilis, juga masih terdapat lesi lain yang dapat dijumpai pada Alzheimer

yang diduga berperan dalam gangguan kognitif dan memori, meliputi : (1) Degenerasi

granulovakuolar Shimkowich (2) Benang-benang neuropil Braak, serta (3) Degenerasi

neuronal dan sinaptik. Berdasarkan formulasi di atas, tampak bahwa mekanisme

patofisiologis yang mendasari penyakit Alzheimer adalah terputusnya hubungan antar

bagian-bagian korteks akibat hilangnya neuron pyramidal berukuran medium yang berfungsi

sebagai penghubung bagian-bagian tersebut, dan digantikan oleh lesi-lesi degeneratif yang

bersifat toksik terhadap sel-sel neuron terutrama pada daerah hipokampus, korteks dan

ganglia basalis. Hilangnya neuron-neuron yang bersifat kolinergik tersebut, meneyebabkan

menurunnya kadar neurotransmitter asetilkolin di otak. Otak menjadi atropi dengan sulkus

yang melebar dan terdapat peluasan ventrikel-ventrikel serebral.

G.  Manifestasi Klinis

Gejala umum:

1.  Kehilangan daya ingat/memori, terutama memori jangka pendek. Pada orang tua

normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah

tetangganya. Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja lupa nama tetangganya tetapi

 juga lupa bahwa orang itu adalah tetangganya

2.  Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa, seperti tidak tahu bagaimana cara

membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan menyiapkan makanan.

3.  Kesulitan berbahasa.

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 7/17

Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi

penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu

kata dengan kata yang tidak biasa.

4.   Disorientasi waktu dan tempat .

Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita

Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia

saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah

saat ini malam atau siang.

5.  Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau fungsi eksekutif , misalnya tidak dapat

memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca dingin atau sebaliknya

6.  Salah menempatkan barang.

Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita

Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan

pada kotak gula.

7.  Perubahan tingkah laku.

Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer

dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.

8.  Perubahan perilaku 

Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah

curiga, mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat

problem memori menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu.

9.  Kehilangan inisiatif 

Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan

minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.

Karakteristik dementia pada Alzheimer

1.  Predementia:

  Gangguan kognitif ringan -8 tahun sebelum diagnosis ditegakkan

  Defisit memori

  apatis

2.   Demensia onset awal

  ↑ gangguan learning & memori 

  Gangguan bahasa, ↓ kosakata & kata, ↓ kemampuan bahasa oral & tulisan

  Gangguan persepsi (agnosia)

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 8/17

  Gangguan gerakan (apraxia)

  Terlihat bodoh

  Kurang inisiasi untuk melakukan aktivitas

3.   Dementia moderat 

  Deteriorasi progresif 

  Tidak mampu membaca & menulis

  Gangguan long-term memory

  Subtitusi penggunaan kata (parafasia)

  Misidentifikasi

  Labil

  Mudah marah

  Delusi

  Inkontinen system urinaria

4.   Dementia tahap lanjut (advanced)

  Tidak dapat mengurus diri secara

  Kehilangan kemampuan verbal total

  Agresif 

  Apatis ekstrim

  Deteriorasi massa otot & mobilitas

  Kehilangan kemampuan untuk makan

H.  Diagnosis

Kriteria dignostik untuk demensia pada penyakit alzheimer menekankan adanya

gangguan ingatan dan disertai terdapatnya sekurang-kurangnya satu gejala lain dari

penurunan kognitif (afasia, apraksia,agnosia atau fungsi eksekutif yang abnormal). Kriteria

diagnosis juga memerlukan suatu penurunan yang terus menerus dan bertahap pada fungsi,

gangguan fungsi sosial atau pekerjaan, dan menyingkirkan penyebab demensia lainya. 

Terdapat beberapa kriteria untuk diagnosa klinis penyakit alzheimer yaitu:

1.  Kriteria diagnosis tersangka penyakit alzheimer terdiri dari:

  Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan status

  Mini mental atau beberapa pemeriksaan serupa, serta dikonfirmasikan dengan test

neuropsikologik 

  Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi >2

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 9/17

  Tidak ada gangguan tingkat kesadaran

  Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering >65 tahun

  Tidak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya.

2.  Diagnosis tersangka penyakit alzheimer ditunjang oleh:

  Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik seperti berbahasa, ketrampilan motorik,

dan persepsi

  ADL terganggu dan perubahan pola tingkah laku

  Adanya riwayat keluarga, khususnya kalau dikonfirmasikan dengan neuropatologi

  Pada gambaran EEG memberikan gambaran normal atau perubahan non spesifik 

seperti peningkatan aktivitas gelombang lambat

  Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan atropi serebri

3.  Gambaran lain tersangka diagnosa penyakit alzheimer setelah dikeluarkan penyebab

demensia lainnya terdiri dari:

  Gejala yang berhubungan dengan depresi, insomnia, inkontinentia, delusi, halusinasi,

emosi, kelainan seksual, berat badan menurun

  Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, khususnya penyakit pada stadium

lanjut dan termasuk tanda-tanda motorik seperti peningkatan tonus otot, mioklonus

atau gangguan berjalan

  Terdapat bangkitan pada stadium lanjut

4.  Gambaran diagnosa tersangka penyakit alzheimer yang tidak jelas terdiri dari:

  Awitan mendadak 

  Diketemukan gejala neurologik fokal seperti hemiparese, hipestesia, defisit lapang

pandang dan gangguan koordinasi

  Terdapat bangkitan atau gangguan berjalan pada saat awitan

5.  Diagnosa klinik kemungkinan penyakit alzheimer adalah:

  Sindroma demensia, tidak ada gejala neurologik lain, gejala psikiatri atau kelainan

sistemik yang menyebabkan demensia

  Adanya kelainan sistemik sekunder atau kelainan otak yang menyebabkan demensia,

defisit kognisi berat secara gradual progresif yang diidentifikasi

  tidak ada penyebab lainnya

6.  Kriteria diagnosa pasti penyakit alzheimer adalah gabungan dari kriteria klinik tersangka

penyakit alzheimer dan didapatkan gambaran histopatologi dari biopsi atau otopsi.

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 10/17

Diagnosis Banding

Adapun diagnosis banding dari demensia pada penyakit alzheimer anatara lain

gangguan depresif (F30-F39), delirium (F05), sindroma amnesik organik (F40), demensia

primer lainya seperti pada penyakit Pick, Creutzfeldt-Jakob atau Huntington (F02), demensia

sekunder berkaitan dengan berbagai penyakit fisik, kondisi toksik, dsb (F02.8), retradasi

mental ringan, sedang, dan berat (F70-F72).

Pemeriksaan Penunjang

Untuk menentukan penyakit ini dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu:

1.  Neuropatologi

Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi.

Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, seringkali berat otaknya

berkisar 1000 gr (850-1250gr).

Beberapa penelitian mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus

temporoparietal, anterior frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motorik primer,

sistem somatosensorik tetap utuh (Jerins 1937). Kelainan-kelainan neuropatologi pada

penyakit alzheimer terdiri dari:

  Neurofibrillary tangles (NFT)

Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal yang

berisi protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat pada

neokorteks, hipokampus, amigdala, substansia alba, lokus seruleus, dorsal raphe dari

inti batang otak. NFT selain didapatkan pada penyakit alzheimer, juga ditemukan

pada otak manula, down syndrome, parkinson, SSPE, sindroma ektrapiramidal,

supranuklear palsy. Densitas NFT berkolerasi dengan beratnya demensia.

  Senile plaque (SP)

Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending yang berisi

filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit, mikroglia. Amloid

prekusor protein yang terdapat pada SP sangat berhubungan dengan kromosom 21.

Senile plaque ini terutama terdapat pada neokorteks, amygdala, hipokampus, korteks

piriformis, dan sedikit didapatkan pada korteks motorik primer, korteks

somatosensorik, korteks visual, dan auditorik. Senile plaque ini juga terdapat pada

 jaringan perifer.

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 11/17

Perry (1987) mengatakan densitas Senile plaque berhubungan dengan penurunan

kolinergik. Kedua gambaran histopatologi (NFT dan senile plaque) merupakan

gambaran karakteristik untuk penderita penyakit alzheimer.

  Degenerasi neuron

Pada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada penyakit

alzheimer sangat selektif. Kematian neuron pada neokorteks terutama didapatkan

pada neuron piramidal lobus temporal dan frontalis. Juga ditemukan pada

hipokampus, amigdala, nukleus batang otak termasuk lokus serulues, raphe nukleus

dan substanasia nigra.

Kematian sel neuron kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert, dan sel

noradrenergik terutama pada lokus seruleus serta sel serotogenik pada nukleus raphe

dorsalis, nukleus tegmentum dorsalis. Telah ditemukan faktor pertumbuhan saraf pada

neuron kolinergik yang berdegenerasi pada lesi eksperimental binatang dan ini

merupakan harapan dalam pengobatan penyakit alzheimer.

  Perubahan vakuoler

Merupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat menggeser

nukleus. Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna dengan jumlah NFT dan

SP , perubahan ini sering didapatkan pada korteks temporomedial, amygdala dan

insula. Tidak pernah ditemukan pada korteks frontalis, parietal, oksipital,

hipokampus, serebelum dan batang otak.

  Lewy body

Merupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada enterhinal,

gyrus cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil pada korteks frontalis,

temporal, parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini sama dengan immunoreaktivitas

yang terjadi pada lewy body batang otak pada gambaran histopatologi penyakit

parkinson. Hansen et al menyatakan lewy body merupakan variant dari penyakit

alzheimer.

2.  Pemeriksaan Neuropsikologik 

Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan

neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi

kognitif umum dan mengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis

ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak 

yang berbeda-beda seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi,

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 12/17

perhatian dan pengertian berbahasa. Evaluasi neuropsikologis yang sistematik 

mempunyai fungsi diagnostik yang penting karena:

  Adanya defisit kognisi yang berhubungan dgn demensia awal yang dapat

diketahui bila terjadi perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang normal.

  Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif memungkinkan untuk 

membedakan kelainan kognitif pada global demensia dengan defisit selektif yang

diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik, dan gangguan psikiatri

  Mengidentifikasi gambaran kelainan neuropsikologik yang diakibatkan oleh

demensia karena berbagai penyebab. The Consortium to establish a Registry for

Alzheimer Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur penilaian

neuropsikologis dengan mempergunakan alat batrey yang bermanifestasi

gangguan fungsi kognitif, dimana pemeriksaannya terdiri dari:

  Verbal fluency animal category

  Modified boston naming test

  mini mental state

  Word list memory

  Constructional praxis

  Word list recall

  Word list recognition

Test ini memakan waktu 30-40 menit dan <20-30 menit pada kontrol

3.  CT Scan dan MRI

Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi untuk melihat kuantifikasi

perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer antemortem. Pemeriksaan

ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya

selain alzheimer seperti multiinfark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh

dan pembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran marker dominan yang

sangat spesifik pada penyakit ini. Tetapi gambaran ini juga didapatkan pada demensia

lainnya seperti multiinfark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk 

membedakan dengan penyakit alzheimer.

Penipisan substansia alba serebri dan pembesaran ventrikel berkorelasi dengan

beratnya gejala klinik dan hasil pemeriksaan status mini mental. Pada MRI ditemukan

peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan periventrikuler (Capping anterior

horn pada ventrikel lateral). Capping ini merupakan predileksi untuk demensia awal.

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 13/17

Selain didapatkan kelainan di kortikal, gambaran atropi juga terlihat pada daerah

subkortikal seperti adanya atropi hipokampus, amigdala, serta pembesaran sisterna

basalis dan fissura sylvii

Seab et all, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia dari

penyakit alzheimer dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran (atropi) dari

hipokampus.

4.  EEG

Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada

penyakit alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis

yang non spesifik 

5.  PET (Positron Emission Tomography)

Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah, metabolisma

O2, dan glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada regional

parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan fungsi kognisi dan selalu dan

sesuai dengan hasil observasi penelitian neuropatologi.

6.  SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

Aktivitas I. 123 terendah pada ratio parieral penderita alzheimer. Kelainan ini

berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua

pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.

7.  Laboratorium darah

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik pada penderita alzheimer.

Pemeriksaan laboratorium ini hanya untuk menyingkirkan penyebab penyakit

demensia lainnya seperti pemeriksaan darah rutin, B12, Calsium, Posfor, BSE, fungsi

renal dan hepar, tiroid, asam folat, serologi sifilis, skreening antibody yang dilakukan

secara selektif.

I.  Penatalaksanaan

Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan

patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya

memberikan rasa puas pada penderita dan keluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B, C,

dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.

1.  Inhibitor kolinesterase

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 14/17

Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan

simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita alzheimer didapatkan penurunan

kadar asetilkolin. Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti

kolinesterase yang bekerja secara sentral seperti fisostigmin, THA

(tetrahydroaminoacridine). Pemberian obat ini dikatakan dapat memperbaiki memori

danapraksia selama pemberian berlangsung. Beberapa peneliti menatakan bahwa obat-

obatan anti kolinergik akan memperburuk penampilan intelektual pada orang normal dan

penderita alzheimer.

2.  Thiamin

Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunan

thiamin pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase

(45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis. Pemberian thiamin

hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan

bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama. 

3.  Nootropik

Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki fungsi

kognisi dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian 4000 mg pada

penderita alzheimer tidak menunjukkan perbaikan klinis yang bermakna. 

4.  Klonidin

Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan

noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang merupakan noradrenergik 

alfa 2 reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2 mg peroral selama 4 minggu,

didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk memperbaiki fungsi kognitif  

5.  Haloperiodol

Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi, halusinasi) dan

tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan

memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita alzheimer menderita depresi sebaiknya

diberikan tricyclic anti depresant (amitryptiline 25-100 mg/hari) 

6.  Acetyl L-Carnitine (ALC)

Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria dengan

bantuan enzym ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa ALC dapat

meningkatkan aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase. Pada pemberian dosis

1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan, disimpulkan bahwa dapat

memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif. 

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 15/17

 

J.  Komplikasi

  Kehilangan kemampuan untuk berfungsi atau peduli dengan diri sendiri 

  Luka akibat berbaring, pemendekan otot (kehilangan kemampuan untuk 

menggerakkan persendian karena kehilangan fungsi otot), infeksi (terutama infeksi

saluran kencing dan radang paru-paru), dan komplikasi lain yang berhubungan dengan

ketidakmampuan bergerak tahap terakhir penyakit Alzheimer 

  Patah tulang dan tulang lepas 

  Kehilangan kemampuan berinteraksi 

  Kurang gizi dan dehidrasi 

  Kegagalan sistem tubuh 

  Perilaku melukai dan membahayakan diri sendiri dan orang lain 

  Tindak kekerasan dari pemberi perawatan yang berada dalam kondisi sangat stres 

K.  Prognosis

Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer menunjukkan  bahwa nilai

prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: 

1. Derajat beratnya penyakit

2. Variabilitas gambaran klinis

3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin

Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling mempengaruhi

prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai angka harapan

hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi

sekunder

L.  Edukasi/ Pencegahan

  Konsumsi diet rendah lemak  

  Makan ikan air dingin (seperti tuna, salmon, dan makerel) yang kaya akan asam

lemak omega-3, paling tidak 2-3 kali per minggu. 

  Kurangi pemasukan asam linoleat yang terdapat di dalam margarin, mentega, dan

produk susu. 

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 16/17

  Tingkatkan antioksidan seperti karotenoid, vitamin E, dan vitamin C dengan cara

banyak makan buah-buahan dan sayuran warna gelap. 

  Jaga tekanan darah 

  Jaga fisik dan mental tetap aktif selama kehidupan Anda 

  Pertimbangkan untuk menggunakan obat-obatan anti-radang nonsteroid seperti

ibuprofen (Advil, Motrin), sulindac (Clinoril), atau indometachin (Indocin). Obat-

obatan statin, golongan obat yang biasanya digunakan untuk kolesterol tinggi, bisa

membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer. Bicarakan dengan dokter tentang

pro dan kontra penggunaan obat-obatan tersebut sebagai pencegahan. 

  Sebagai tambahan, sebuah vaksinasi untuk melawan penyakit Alzheimer tengah

dalam tahap pengujian awal untuk bisa dimanfaatkan. 

5/12/2018 TUGAS a-8 Penyakit Alzheimer - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-a-8-penyakit-alzheimer 17/17

DAFTAR PUSTAKA

Fratiglioni L. Clinical diagnosis of alzheimer disease and other dementia in

population survey. Arc.Neurol. 1992(49):927-932

Kathleen A. Neuropsycological assessment of alzheimer disease. Neurology 1997

(49): S11-S13