Tugas 8 Kelompok 2
-
Upload
nahzim-rahmat -
Category
Documents
-
view
47 -
download
9
description
Transcript of Tugas 8 Kelompok 2
TUGAS STATISTIKA DASAR
Oleh
Kelompok 2
Ni Made Erna Purnama Dewi (1113031029)
Ni Kadek Ari Wentari (1113031035)
Luh Gede Eka Pratiwi (1113031039)
Ni Luh Sri Puspita Dewi (0813031009)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNDIKSHA
2012
1. Anova Satu Jalan (Klasifilasi Tunggal)
1
Pengujian hipotesis k sampel independen dapat menggunakan baik statistik parametrik
maupun non parametrik. Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, maka terlebih dahulu
perlu diuji homogenitas varians yaitu rumusnya:
Langkah-langkah pengujian hipotesis seperti yang telah diberikan pada data berpasangan:
a. Menghitung JK Total
JKTot =
b. Menghitung JK Antar
JKAnt=
c. Menghitung MK Antar
JKDlm = JKTot – JKAnt
d. Menghitung MK Dalam
MKAnt =
e. Menghitung F hitung dengan cara membagi MK Antar dengan MK Dalam
MKDlm =
f. Membandingkan F hitung dengan F tabel
FHitung =
N = Jumlah Seluruh Anggota Sampel
m = Jumlah Kelompok sampel
g. Membuat keputusan pengujian hipotesis nol (H0) ditolak atau diterima.
2. Chi Kuadrat k Sampel
2
F=
Salah satu statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji statistik k sampel
independen adalah chi kuadrat k sampel. Chi kuadrat ini digunakan untuk menguji hipotesis k
sampel independen, dimana setiap sampel terdapat kategori/kelas. Chi kuadrat dapat bekerja
apabila data yang dianalisis berbentuk nominal atau diskrit. Sampel independent adalah sampel
yang tidak berpasangan atau berkorelasi. Rumus Chi Kuadrat adalah sebagai berikut.
3. Uji Sceffe
Uji Scheffe dilakukan melalui distribusi probabilitas pensampelan F-Fisher Snedecor
Statistik uji
natas = k - 1
nbawah = n - k
k = banyaknya kelompok
ni, nj = ukuran kelompok
n = jumlah semua ukuran kelompok
= rerata kelompok pada sampel
Keputusan
Pada taraf signifikansi a, rerata kelompok berbeda jika F > F(a)(k-1)(n-k)
Contoh:
Sejenis bibit tanaman secara acak dibagi ke dalam 5 kelompok. Mereka diberi jumlah pupuk
yang berbeda. X1 tanpa pupuk,
X2 sedikit, X3 sedang, X4 agak cukup, dan X5 cukup. Kesuburan pertumbuhan mereka diuji
dengan taraf signifikansi 0,05.
Kesuburan pertumbuhan pada sampel adalah
X1 X2 X3 X4 X5
10 11 16 23 26
9 9 16 21 24
3
h
ho
f
ffX
22 )(
9 7 14 20 22
6 7 13 20 20
6 7 12 17 20
Komparasi ganda Scheffe diterapkan pada contoh di atas dengan taraf signifikansi 0,05
VARD = 4,28 n =25 k = 5
X1 = 40 / 5 = 8,0
X2 = 41 / 5 = 8,2
X3 = 71 / 5 = 14,2
X4 = 101 / 5 = 20,2
X5 = 112 / 5 = 22,4 a = 0,05
Pengujian dilakukan terhadap selisih pasangan rerata
m1 - m2 m2 - m3 m3 - m4 m4 - m5
m1 - m3 m2 - m4 m3 - m5
m1 - m4 m2 - m5
m1 - m5
·Statistik uji
Karena n1 = n2 = n3 = n4 = n5 = 5, maka untuk semua pasang selisih rerata, terdapat kesamaan
pada
Kriteria pengujian
Nilai kritis F(0,95)(4)(20) = 2,87
Pengujian
(a). m1 - m2
X1 - X2 = 8,0 - 8,2 = - 0,2
F = (0,04) / (6,85) = 0,006
(Tidak signifikan)
(b) . m1 - m3
X1 - X3 = 8,0 - 14,2 = - 6,2
F = (38,44) / (6,85) = 5,61
( Signifikan)
(c). m1 - m4
4
X1 - X4 = 8,0 - 20,2 = - 12,2
F = (148,84) / (6,85) = 21,73
(Signifikan)
(d) . m1 - m5
X1 - X5 = 8,0 - 22,4 = - 14,4
F = (207,36) / (6,85) = 30,27
(Signifikan)
(e). m2 - m3
X2 - X3 = 8,2 - 14,2 = - 6,0
F = (36,00) / (6,85) = 5,26
( Signifikan)
(f). m2 - m4
X2 - X4 = 8,2 - 20,2 = - 12,0
F = (144,00) / (6,85) = 21,02
( Signifikan)
(g) . m2 - m5
X2 - X5 = 8,2 - 22,4 = - 14,2
F = (201,64) / (6,85) = 29,44
Signifikan
(h) . m3 - m4
X3 - X4 = 14,2 - 20,2 = - 6,0
F = (36,00) / (6,85) = 5,26
( Signifikan)
(i) . m3 - m5
X3 - X5 = 14,2 - 22,4 = - 8,2
F = (67,24) / (6,85) = 9,82
Signifikan
(j) m4 - m5
X4 - X5 = 20,2 - 22,4 = - 2,2
F = (4,84) / (6,85) = 0,71
5
(Tidak signifikan)
4. Uji Tukey
Uji tukey biasanya digunakan, jika analisis data dalam penelitian dilakukan dengan cara
membandingkan data dua kelompok sampel yang jumlahnya sama, maka dilakukan pengujian
hipotesis komparasi dengan uji tukey sebagai berikut:
Hipotesis:
H0 : μA = μB
H1 : μA > μB
μA = rerata data kelompok eksperimen
μB = rerata data kelompok control
Rumus yang digunakan:
Q = =
= RJK(D) = = =
Keterangan
Y A = rerata skor kelompok eksperimen
YB = rerata skor kelompok kontrol
s2 = varians gabungan (kelompok eksperimen + kontrol)
n = banyaknya sampel dalam satu kelompok (eksperimen atau kontrol)
n = nA= nB
nT = banyaknya sampel total (keseluruhan)
nT = nA + nB
k = banyaknya kolom =2
b = banyaknya baris =1
6
Untuk pengujian hipotesis, selanjutnya nilai Qh = Q hitung di atas dibandingkan dengan nilai
dari tabel distribusi tukey (Q tabel). Cara penentuan nilai Q tabel didasarkan pada taraf
signifikansi tertentu (misal a = 0,05) dan dk 1 (dk pembilang=m) = banyaknya kelompok, serta
dk2 (dk penyebut=n) = banyaknya sampel per kelompok atau Qtabel = Q(a;m;n)
Atau Qtabel = Q(a;m;n)
Kriteria Pengujian Hipotesis :
- jika Qh > Qt maka H0 di tolak dan H1 diterima
- jika Qh < Qt maka H0 di terima dan H1 ditolak
Uji statistik dua sampel independen (saling bebas) dengan menggunakn uji kilat Tukey
Uji ini dilandaskan pada kenyataan bahwa apabila kita memperbandingkan dua kelompok,
intsitusi kita mengatakan: makin kecil tumpang-tindih(overlap) di antara pengamatan-
pengamatan, makin besar kemungkinan untuk mencapai kesimpulan bahwa kedua kelompok
berbeda.
Asumsi – asumsi
- Data terdiri atas hasil-hasil pengamatan X1, X2,…,Xn dan Y1,Y2,…,Ym. Data ini membentuk
dua sampel acak bebas yang berukuran n dan m. jika n dan m tidak sama, maka n
diperuntukkan sampel yang berukuran yang lebih besar
- Skala pengukuran yang digunakan sekurang-kurangnya ordinal.
- Variabel-variabel acaknya kontinu.(ada perataan untuk angka sama)
Hipotesis-hipotesis
a) (Dua sisi)
H0 : kedua sampel berasal dari populasi yang serupa (identik).
H1 : entah nilai-nilai X cenderung lebih besar dibandingkan nilai-nilai Y, atau nilai-nilai
Y cenderung lebih besar dibandingkan nilai-nilai X.
b) (satu sisi)
H0 : kedua sampel berasal dari populasi-populasi yang serupa (identik)
H1 : nilai- nilai X cenderung lebih besar dibandingkan nilai-nilai Y.
c) (satu sisi)
H0 : kedua sampel berasal dari populasi-populasi yang serupa identik
7
H1 : nilai- nilai X cenderung lebih besar dibandingkan nilai-nilai Y.
Statistik uji
Misalkan T sebagi statistik uji untuk uji kilat Tukey.
Untuk mendapatkan nilai T, dari n data hasil pengamatan pada sampel 1. X1,X2,…,Xn dan m data
hasil pengamatan pada sampel 2. Y1, Y2,…,Ym, dapat dibuat berdasarkan dibawah ini
1. Cari nilai-nilai terbesar dan terkecil dalm dgabungan kedua sampel.
2. Jika kedua nilai terbesar dan terkecil itu terdapat dalam sampel yang sama, maka uji
tukey tidak dapat menyimpulkan bahwa rata-rata kedua populasi berbeda dan proses uji
kilat tukaey tidak dapat dilanjutkan ke langkah berikutnya. Dalam hal ini , ditetapkan
suatu nilai terbesar dan sampel lainnya memuat nilai terkecil, maka dilanjukkan pada
langkah ke-3.
3. Catat nilai-nilai terbesar dan terkecil dalam sampel 1
4. Catat nilai-nilai terbesar dan terkecil dalam sampel 2
5. Perhatikan sampel yang memuat nilai terkecil sampel gabungan kedua sampel . Hitung
banyaknya nilai (data) dalm sampel ini yang lebih kecil daripada nilai terkecil dalam
sampel yang lainnya. Banyaknya nilai (data) ini sebagai T1.
6. Perhatikan sampel yang memuat nilai terbesar sampel gabungan kedua sampel.
hitungbanyaknya nilai (data) dalm sampel ini yang lebih kecil daripada nilai terkecil
dalam sampel yang lainnya. Banyaknya nilai (data) ini sebagai T2.
7. Menentukan statistic uji T
8. Menentukan statistic uji T
-Untuk A(dua sisi) nilai T adalah gabungan T1 dan T2
- Untuk B(satu sisi) nilai T adalah gabungan T1
- Untuk C(satu sisi) nilai T adalah gabungan T2
Kaidah pengambilan keputusan
- Menggunakan nilai-nilai kritis statistic uji kilat Tukey.
- Kaidah pengambilan keputusan untuk kasus dua sisi Toloklah H0 pada taraf nyata 0.05,
0.01, atau 0,001 jika T berturut-turut sama dengan atau lebih besar dari 7,10, atau 13.
8
- Kaidah pengambilan keputusan untuk masing-masing kasus satu-sisi tolaklah H0 pada
taraf nyata 0.025, 0.005 atau 0.0005 jika T1 atau T2 berturut-turut lebih besar dari pada
atau sama dengan 7, 10, atau 13.
Jika terjadi angka sama
1. Angka sama jenis pertama, terjadi jika jika nilai terbesar dalam gabungan kedua sampel
atau nilai terkecil dalam gabungan kedua sampel terdapat dalam kedua sampel. Dalam
kasus seperti ini, hitung nilai statistic ujinya (T=0).
2. Angka sama jenis kedua, terjadi jika sampel yang berisi nilai terbesar dalam gabungan
kedua sampel juga mempunyai nilai-nilai yang sama dengan nilai terbesar dalam
sampelyang lain. Atau dalam haknini terjadi pada nilai terkecil, maka nilai-nilai yang
sama ini masing-masing dihitung 1/2 untuk nilai statistik ujinya.
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal Hasan, M. 1999. Pokok-Pokok Materi Statistika 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara
Sudiana, I. K. (2004). Statistika Dasar. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA IKIP
Negeri Singaraja.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Supranto, J. (2000). Statistik. Jakarta: Erlangga.
9
10